Ilmu Pengetahuan Bahan Pangan adalah suatu ilmu yang mempelajari sifat-sifat
fisik dan kimia dari komponen-komponen yang tersusun didalam bahan makanan hewani
maupun nabati, termasuk nilai gizi dari bahan makanan tersebut; dan sifat-sifat ini
dihubungkan dengan segi produksi serta perlakuan sebelum dan sesudah panen seperti
penyimpanan, pengolahan, pengawetan, distribusi, pemasaran sampai ke konsumsinya
dengan tidak melupakan pula hubungannya dengan keamanan para konsumen.
Pengetahuan mengenai hal tersebut di atas, maka bahan makanan serta hasil
olahannya dapat dipertahankan atau diperbaiki mutunya.
Pada umumnya bahan makanan tersusun oleh tiga pokok komponen yaitu
karbohidrat, protein dan lemak serta turunannya, sedangkan sisanya yang hanya sebagian
kecil terdiri dari bermacam-macam zat organic yaitu vitamin, enzim, zat penyebab asam,
oksidan, antioksidan dan pigmen dan zat penyebab rasa dan bau (falvor) serta air. Dalam
setiap bahan makanan komponen tersebut sangat bervariasi jumlahnya sehingga akan
membentuk struktur, tekstur, rasa, bau, warna serta kandungan gizi yang berlainan pula.
A. Karbohidrat
1
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Pada Tanaman :
SM
Jenis Karbohidrat :
1. Monosakarida
Sumber glukosa :
▪ sari buah dan tanaman, sering terdapat dengan gula lain, madu.
▪ Glukosa : penting, kh utama yang diangkut dalam darah dan dibakar untuk
menghasilkan panas tubuh dan energi.
Sumber fruktosa :
▪ sari buah dan tanaman, sering terdapat dengan gula lain, madu.
Sumber galaktosa :
2. Disakarida
Gula rangkap (dua gula sederhana). Harus dirubah menjadi gula sederhana
sebelum dapat diabsorbsi dari tempat pencernaan ke dalam aliran darah.
2
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
3. Polisakarida
Pati
b. Sumber energi
d. Dengan panas membentuk pasta dan gel, misalnya tepung dan air
f. Tidak sama sifatnya : tergantung panjang rantai C-nya, apakah lurus atau bercabang.
Terdiri dari dua fraksi yang dapat dipisahkan dengan air panas.
Amilosa :
Amilopektin :
Sebagian besar pati : campuran amilosa dan amilopektin. Makin kecil amilosanya,
maka sifat dari bahan tersebut makin lekat.
3
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
e. getah karbohidrat di dalam rumput laut misalnya, dikenal dengan nama agar-agar
f. jika pectin dan getah karbohidrt ditambahkan dalam makanan akan berfungsi
sebagai pengental dan membuat kestabilan dalam makanan.
Selulosa
Glikogen
Glikogen merupakan “pati hewani”, banyak terdapat pada hati, otot, bersifat larut
dalam air (pati nabati tidak larut dalam air). Glikogen terdapat pada otot-otot hewan,
manusia dan ikan. Pada waktu hewan disembelih, terjadi kekejangan (rigor mortis) dan
kemudian glikogen dipecah menjadi asam laktat selama post mortem. glikogen disimpan
sebagai cadangan energi yang sewaktu-waktu dapat diubah menjadi glukosa.
4
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Karamelisasi
Sukrosa jika dipanaskan akan meleleh pada suhu kurang lebih 160C menjadi larutan
yang jernih dan kemudian perlahan-lahan berubah menjadi larutan yang berwarna coklat.
Pada suhu 170C karamelisasi terbentuk yang berwarna coklat dan mempunyai aroma
khas. Proses tersebut disebut “nonenzimatis browning”. Karamel larut dalam air.
Dietary fiber merupakan komponen dari jaringan tanaman yang tahan terhadap
proses hidrolisis oleh enzim dalam lambung dan usus kecil. Serat-serat tersebut banyak
berasal dari dinding sel berbagai sayuran dan buah-buahan. Secara kimia dinding sel
tersebut terdiri dari beberapa jenis karbohidrat seperti selulosa, hemiselulosa, pectin.
Fungsi dietary fiber dalam hal ini melibatkan asam empedu. Pasien dengan
konsumsi serat yang tionggi dapat mengeluarkan banyak asam empedu, juga lebih banyak
sterol dan lemak dikeluarkan bersama feses, serat-serat tersebut ternyata mencegah
kembali penyerapan asam empedu, kolesterol dan lemak.
B. Protein
Molekul protein terdiri dari atom karbon, hydrogen, oksigen dan nitrogen.
Kebanyakan protein mengandung sulfur (belerang) dan fosfor atau elemen lain.
a. sumber energi
c. Zat pengatur : berbagai proses tubuh. Mengatur keseimbangan cairan dalam jaringan
dan pembuluh darah. Sifat amfoter protein : yang dapat bereaksi dengan asam basa
→ mengatur keseimbangan asam basa dalam tubuh.
5
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
d. Sebagai enzim : reaksi biologis dipercepat oleh suatu senyawa makromolekul spesifik
: enzim
e. Alat pengangkut dan alat penyimpan. Banyak molekul dengan BM kecil serta
beberapa ion dapat diangkut atau dipindahkan oleh protein tertentu. Hemoglobin
mengangkut oksigen dalam eritrosit, mioglobin mengangkut oksigen dalam otot.
Sifat Protein :
a. Dapat berubah tidak hanya oleh zat kimia tetapi juga pengaruh fisik. Protein dapat
dalam larutan dan diubah menjadi gel atau mengendap. Pada prinsip pembuatan tahu
dari kedele.Atau proses sebaliknya melarutkan kuku hewan dengan asam atau basa
untuk pembuatan lem
b. Protein dapat dirusak oleh panas yang berlebihan, bahan kimia, pengadukan yang
berlebihan terhadap solusi protein. Dan adnya penambahan asam dan basa. Susu
diberi asam dan dipanaskan akan berkoagulasi. Protein akan mengendap dan
membentuk “Choose curd”
c. Protein didalam larutan dapat membentuk selaput atau film. Putih telur dikocok,
selaput akan menghalangi keluarnya udara, sehingga terbentuk busa, tetapi jika
dikocok berlebihan akan rusak, sehingga selaput akan pecah, udara keluar atau
terlepas yang m,engakibatkan busa tidak dapat mengembang.
d. Polimerisasi protein dapat terurai atau terpecah menjadi bentuk yang lebih sederhana.
Ini terjadi bila bereaksi dengan asam, basa atau enzim. Misal proses pemasakan
(ripening) keju→pemecahan protein. Pembusukan daging : dekomposisi protein lebih
lanjut dan disertai perubahan yang lain.
Denaturasi protein
Denaturasi diartikan suatu perubahan atau modifikasi terhadap susunan ruang atau
rantai polipeptida. Denaturasi protein dapat terjadi dikarenakan pengaruh panas, pH,
6
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
bahan kimia, mekanik. Denaturasi : suatu proses terpecahnya ikatan hydrogen, interaksi
hidrofobik, ikatan garam dan terbukanya lipatan molekul.
Mutu protein
Perbandingan asam-asam amino yang terkandung dalam protein. Mutu tinggi : dapat
menyediakan asam amino esensial dalam suatu perbandingan yang dibutuhkan manusia.
Asam amino yang jumlahnya sangat kurang dalam bahan makanan : asam amino
pembatas. Serealia (lisin), leguminosa (metionin). Daging, telur, susu → asam amino
esensial
Lemak dan minyak merupakan zat makanan yang penting untuk menjaga
kesehatan tubuh manusia. Selain itu lemak dan minyak juga merupakan sumber energi
yang lebih efektif disbanding dengan karbohidrat dan protein. Lemak dan minyak
terdapat pada hampir semua bahan pangan dengan kandungan yang berbeda-beda.
Beberapa hal mengenai lemak dan minyak adalah :
d. Dalam jumlah sedang : rasa pangan lebih baik. Cita rasa dan keharuman pada
makanan. Selama proses pencernaan : lemak meninggalkan perut lebih lambat dari kh
dan protein. Menangguhkan rasa lapar.
7
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
g. Molekul lemak yang khas terdiri dari gliserol yang berkombinasi dengan tiga molekul
asam lemak.
Bahan padat dalam suhu kamar. Asam lemak jenuh → titik lebur lebih tinggi : asam
palmitat dan asam stearat
Dasar pembuatan lemak padat dimulai dengan penggunaan minyak yaitu dengan
“hidrogenasi” yaitu proses dimana ditambahkan hodrogen pada asam lemak tidak jenuh
sehingga akan terjadi kejenuhan.
Sifat-sifat penting:
▪ Dengan air dan udara membentuk emulsi, globula lemak akan timbul pada
sejumlah air yang besar, seperti pada susu, santan. Droplet air akan timbul pada
sejumlah lemak misalnya mentega.
▪ Sebagai pelicin dalam makanan. Jika makan roti akan lebih mudah ditelan.
▪ Sebagai shortening agent, jika tercampur dengan protein jaringan daging, akan
mengempukkan.
Minyak
Minyak berbentuk cair pada suhu kamar, sebab memiliki kandungan asam lemak tidak
jenuh yang besart sehingga titik leburnya rendah.
1. Minyak goreng
▪ Sebagai penghantar panas, penambah rasa gurih, dan penambah nilai kalori bahan
pangan.
8
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
▪ Mutu : titik asap : suhu pemanasan minyak sampai terbentuk akrolein yang tidak
diinginkan dan dapat menimbulkan rasa gatal pada tenggorokan. Makin tinggi
titik asap, makin baik mutu minyak goreng. Lemak yang sudah digunakan untuk
menggoreng : titik asapnya akan turun, karena telah terjadi hidrolisis molekul
lemak. Shg pemanasan lemak/minyak : suhu tidak terlalu tinggi. 177 – 221 C.
2. Mentega
▪ Mentega dapat dibuat dari krim susu yang manis atau asam dengan melalui proses
agitasi atau pengadukan. Kerusakan mekanis dari film protein yang mengelilingi
globula lemak menyebabkan globula-globula bersatu. Pembentukan mentega :
salah satu contoh pemecahan emulsi minyak dalam air dengan pengadukan.
▪ Emulsi air dalam minyak : 18% air terdispersi di dalam 80% lemak dengan
sejumlah kecil protein yang bertindak sebagai zat pengemulsi (emulsifier)
3. Margarin
▪ Pengganti mentega dengan rupa, bau, konsistensi, rasa dan nilai gizi yang hampir
sama. Lemak yang digunakan : hewani (sapi, babi) atau nabati (kelapa, kelapa
sawit, kedelai, biji kapas).
▪ Lemak nabati : dalam bentuk cair → hidrogenasi : lemak padat, yang berarti :
harus bersifat plastis, padat pada suhu ruang, agak keras pada suhu rendah dan
segera dapat mencair dalam mulut.
Shortening adalah lemak padat yang punya sifat plastis dan kestabilan tertentu,
umumnya putih. Pencampuran dua atau lebih lemak / hidrogenasi. Pada umumnya
mentega putih dibuat dari minyak nabati seperti minyak biji kapas, minyak kacang kedele,
minyak kacang tanah dan lain-lain. Untuk pembuatan cake dan kue yang dipanggang.
Fungsinya : memperbaiki cita rasa, struktur, tekstur, keempukan dan memperbesar
volume roti/kue.
9
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
1. Penyerapan bau
2. Hidrolisis
Dengan adanya air, lemak terhidrolisis menjadi gliserol dan asam lemak.
Dipercepat : asam, basa dan enzim-enzim. Hidrolisis oleh enzim lipase penting !! lemak
→ asam lemak bebas > 10%. Lemak dengan asam lemak rendah (< C14) : mentega,
minyak kelapa. Kelapa sawit. Menurunkan mutu minyak.:
Kerusakan lemak yang utama adalah timbulnya bau dan rasa tengik yang disebut proses
ketengikan. Hal ini disebabkan oleh otoksidasi radikal asam lemak tidak jenuh dalam
lemak. Otooksidasi dimulai dengan pembentukan radikal-radikal bebas yang disebabkan
oleh factor-faktor yang dapat mempercepat reaksi seperti cahaya, panas, peroksida lemak,
logam berat (Cu, Fe, Co dan Mn), dan enzim-enzim lipoksidase.
10
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Pencegahan ketengikan
Antioksidan sekunder : zat yang dapat mencegah kerja prookdidan shg dapat
digolongkan sebagai sinergik Beberapa asam organic tertentu : asam di-trikarboksilat
dapt mengikat logam-logam.
Nilai gizi :
Arterosklerosis : gizi tidak benar→ kandungan lemak, kolesterol dan trigliserida dalam
darah. Peningkatan kolesterol dalam darah → arteroslerosis.
Kadar kolesterol :
11
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Salah satu sumber yang menyebabkan warna bahan makanan adalah pigmen.
Sebagai contoh klorofil yang membuat warna sayuran hijau, akroten membuat warna
jingga pada wortel dan jagung, likopen penyebab warna merah pada tomat dan semangka,
antosianin memberi warna ungu pada bit dan mioglobin memberi warna merah pada
daging.
Sifat karotenoid :
Tahan panas dan tdk larut dalam air (larut dalam lemak/minyak),
Sifat klorofil :
Sifat antosianin
Larut dalam air, pH rendah : merah, pH tinggi : violet dan menjadi biru.
12
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
AIR
Bahan segar akan mengandung air 70% atau lebih. Air mempengaruhi tekstur bahan
makanan. Sehingga air sangat berperan dalam mempertahankan mutu bahan makanan,
karena air merupakan zat cair yang memungkinkan terjadinya reaksi-reaksi.
1
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
DAGING
(BAGIAN 1)
1. Sapi
Di Indonesia ternak sapi menduduki urutan teratas dari segi populasi,
penyebaran daerah, volume produksi daging maupun dari segi nilai ekonomi dan
mutu dagingnya. Selain itu jumlah rasnya pun banyak. Ada banyak jenis sapi
penghasil daging. Masing-masing mudah dikenali dari penampakan fisiknya
semasa masih hidup. Secara umum, tiap jenis sapi dapat menghasilkan daging,
namun berbeda mutunya dari satu jenis dengan jenis lainnya. Setelah menjadi
daging, ciri-ciri jenis sapi asal daging itu tidak mudah lagi dapat dikenali, padahal
mutu dagingnya berbeda. Dengan demikian, sangat penting mengenal jenis sapi
sebagai salah satu parameter mutu daging. Sapi penghasil daging di Indonesia
2
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
secara umum dapat dikelompokkan menjadi beberapa tipe, yaitu sapi lokal (local
type), sapi pedaging (meat type) dan sapi perah (dairy type). Di dalam ketiga
golongan itu terdapat juga sapi peranakan (turunan silang) dan sapi impor.
3
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
2. Kambing
Kambing merupakan ternak sebagai sumber penghasil daging. Beberapa
jenis kambing yang digunakan sebagai penghasil daging, yaitu kambing Kacang,
kambing PE, kambing Gembrong, kambing Anglo Nubian, dan kambing Boer.
Kambing Kacang merupakan kambing asli Indonesia yang dapat pula
ditemukan di Malaysia dan Filipina. Perkembangbiakan kambing Kacang sangat
cepat, bahkan pada umur 15-18 bulan sudah dapat menghasilkan keturunan.
Kambing ini cocok digunakan sebagai penghasil daging dan kulit.
Kambing PE merupakan hasil persilangan antara kambing Ettawa (asal
India) dengan kambing Kacang. Kambing PE dimanfaatkan sebagai penghasil
daging dan susu (perah). Penampilan kambing PE mirip dengan kambing Ettawa,
tetapi peranakan tubuhnya lebih kecil. Peranakan yang penampilannya mirip
kambing Kacang disebut bligon atau jawarandu, yang merupakan tipe pedaging.
Kambing Gembrong merupakan keturunan kambing Angora yang sudah
menjadi ras tersendiri di Bali. Berat kambing gembrong bisa mencapai 32-45
4
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
3. Domba
Beberapa jenis domba merupakan sumber penghasil daging. Jenis domba
tersebut adalah domba Garut, domba Texel Wonosobo (Dombos), dan Domba
Batur Banjarnegara (Domas).
Domba Garut merupakan hasil persilangan segitiga antara domba lokal
(asli Indonesia), domba Cape/Capstaad (domba ekor gemuk atau kibas) dari Afrika
Selatan dan domba Merino dari Asia Kecil. Pada awalnya domba Garut atau domba
Priangan ini berkembang di Priangan (Jawa Barat), terutama di daerah Bandung,
Garut, Sumedang, Ciamis, dan Tasikmalaya. Namun saat ini sudah berkembang di
seluruh pulau Jawa khususnya dan Indonesia pada umumnya. Domba ini dipelihara
selain sebagai domba potong atau domba pedaging, juga dipelihara sebagai domba
aduan.
Domba Texel Wonosobo (Dombos). Domba Texel tergolong ternak
unggulan yang berpotensi sebagai penghasil daging. Bobot badan dewasa jantan
dapat mencapai 100 kg dan yang betina 80 kg dengan karkas sekitar 55%. Dalam
penggemukan secara intensif dapat menghasilkan pertambahan berat badan 265 –
285 gram/hari. Masyarakat Kabupaten Wonosobo, Jawa Tengah telah banyak
merintis usaha penggemukan intensif terhadap domba persilangan Texel dengan
domba lokal, yang menghasilkan keuntungan memadai. Di samping itu domba
Texel dapat menghasilkan bulu wool berkualitas sebanyak 1000 gram/ekor/tahun,
5
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
yang dapat diolah sebagai komuditas yang mempunyai nilai tambah. Di pedesaan
Wonosobo yang potensial, domba Texel telah dirintis industri rumah tangga yang
mengolah bulu wool domba Texel.
Domba Batur Banjarnegara (Domas). Domba Batur (atau Domas)
sebenarnya merupakan domba hasil persilangan dari domba lokal yaitu domba ekor
tipis (gembel). Domba batur jantan maupun betina adalah tipe domba potong yang
merupakan penghasil daging yang baik. Keunggulan utama domba Batur ini adalah
berat badannya. Untuk domba jantan dewasa berkisar antara 90-140 kg dan domba
betina 60-80 kg, serta tinggi badan domba jantan dapat mencapai 75 cm dan tinggi
domba betina 60 cm. Domba Batur ini memang istimewa montok/gemuk. Pada
umur 2 tahun, domba jantan umumnya sudah bisa mencapai bobot 100 kg dan
betina 80 kg. Bahkan, domba jantan yang bagus dapat mencapai bobot 140 kg.
Domba dengan bobot seperti ini biasanya dijadikan pejantan.
4. Kerbau
Ternak kerbau dan sapi adalah hewan yang berbeda baik jenis maupun
bangsanya, tetapi dalam soal produk di pasar tidak berbeda antara daging kerbau
dengan daging sapi sehingga ternak kerbau berpotensi sebagai penghasil daging.
Kerbau adalah ternak asli daerah panas dan lembab, khususnya di daerah belahan
utara tropika. Sisa-sisa fosil kerbau yang sekarang masih tersimpan di India
menujukkan bahwa kerbau telah ada sejak zaman Pliocene. Kerbau pada zaman itu
mengarah pada dua jenis (kerbau Asia dan kerbau Afrika), yakni satu mendeteksi
jenis kerbau India sekarang ini dan lainnya mengarah pada bentuk kerbau seperti
Anoa di Sulawesi dan Tamarraw di Pilipina. Pada umumnya peternakan kerbau di
negara-negara yang sedang berkembang seperti Indonesia, tujuan utamanya adalah
sebagai ternak kerja, sedangkan tujuan kedua adalah sebagai penghasil daging dan
susu. Sedangkan pemakaian ternak kerbau sebagai penghasil daging hanya
dilakukan terhadap ternak kerbau yang telah tua atau nilai ekonominya rendah.
Produktivitas kerbau tidak lebih rendah daripada sapi potong. Berbagai hasil
penelitian yang ada diberbagai belahan dunia termasuk di Indonesia menunjukkan
6
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
bahwa tingkat produksi kerbau tidak berbeda jauh dengan sapi. Dengan budidaya
intensif, calving interval atau selang beranak (waktu yang dibutuhkan antara dua
kelahiran yang berturutan) dapat mencapai 13 bulan. Meskipun budidaya kerbau
oleh petani secara tradisional dengan melepas bebas di padang penggembalaan
tanpa perlakuan pakan dan pengaturan perkawinan, selang beranak dapat lebih dari
24 bulan.
Secara umum, ternak kerbau dan sapi adalah hewan yang berbeda baik jenis
maupun bangsanya. Tetapi dalam soal produk, di pasar tidak ada perbedaan antara
daging kerbau dengan daging sapi. Hampir di seluruh wilayah Indonesia daging
kerbau dikenal sebagai daging sapi. Maka ketika Presiden Republik Indoneasia
mematok target swasembada daging, daging kerbau di dalamnya. Dalam rangka
mencapai target swasembada daging, peranan ternak kerbau cukup signifikan.
Dengan jumlah populasi kerbau pada tahun 2007 yang mencapai 2,5 juta ekor,
sementara total populasi ternak sapi potong plus sapi perah 11,2 juta ekor, maka
peranan ternak kerbau sebesar 22% dan ternak sapi sebesar 78%. Meskipun untuk
angka kontribusi daging angkanya lebih kecil yaitu kontribusi daging kerbau adalah
41 ribu ton, sedangkan sapi sekitar 460 ribu ton sehingga peran ternak kerbau dalam
suplai daging hanya sekitar 8%.
Daerah yang menjadi sentra pengembangan ternak kerbau saat ini adalah
wilayah yang cocok menjadi habitat untuk berkembang biak. Kerbau cenderung
lebih menyukai kawasan dengan banyak air seperti Sumatera dan Kalimantan.
Populasi ternak kerbau di dua wilayah ini tercatat 54% dari total populasi
keseluruhan yang ada di Indonesia. Meskipun ternak kerbau menyukai daerah
dengan karakter kaya akan air, hewan ini memiliki daya adaptasi yang sangat tinggi.
Sehingga penyebarannya meluas tidak hanya di Kalimantan yang berawa dan
Sumatera, tapi juga Jawa, Sulawesi bahkan NTT, dan NTB yang beriklim kering.
5. Kuda
Pengenalan daging kuda dimulai pada abad ke-19 oleh negara Prancis melalui
sebuah masakan (taboo) yang berasal dari daging kuda. Hal ini merupakan kejadian
7
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
langka pada abad tersebut. Saat itu, taboo menjadi bahan perdebatan besar, tidak
hanya dengan status masakan Prancis, tetapi juga dengan status kuda tersebut.
Legalisasi daging kuda untuk makanan manusia pada tahun 1866 dibenarkan
terutama atas dasar sosial ekonomi. Konsumsi kuda menjadi kontroversi karena
status ternak kuda yang menjadi ternak kesayangan.
Ternak kuda mempunyai potensi cukup besar sebagai salah satu sumber
makanan. Potensi tersebut dapat dilihat dari populasi ternak dan produksi daging
yang dihasilkan. Tiga daerah yang menjadi penghasil daging kuda terbesar di
Indonesia yaitu Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat dan Nusa Tenggara Timur.
Kabupaten Jeneponto merupakan daerah pemotongan kuda terbesar di Sulawesi
Selatan, sehubungan dengan latar belakang masyarakat yang sangat menyukai jenis
daging kuda.
Daging kuda di Amerika banyak diminati karena kandungan proteinnya
yang tinggi, rendah lemak, cita rasa yang agak manis dan mempunyai keempukan
yang lebih baik daripada daging sapi. Perkembangan konsumsinya sangat lambat
dibandingkan dengan perkembangan konsumsi daging asal ternak ruminansia dan
unggas. Perkembangan ini tergantung pada umur potong, bangsa kuda dan
keberadaan fungsinya sebagai hewan pekerja.
Sistem yang digunakan untuk potongan kuda di Amerika adalah sama
dengan sistem potongan (retail cuts) pada sapi. Karakteristik dagingnya yang telah
diketahui antara lain adalah lebih banyak daging (lean) dibanding ternak lainnya
dan mempunyai rasa yang agak manis. Daging dari kuda berumur lebih dari 3 tahun
mempunyai warna merah terang dan lebih baik dalam flavor. Daging dari kuda
muda lebih empuk dan mempunyai warna yang lebih terang.
6. Babi
Ternak babi merupakan kelompok ternak pemakan butir-butiran dan
hijauan, termasuk hewan profolik karena cepat sekali berkembang. Ternak ini
secara komersial banyak diusahakan di Sumatera Utara, Jawa Tengah, dan beberapa
provinsi lain. Babi merupakan ternak yang mempunyai daya pertumbuhan dan
8
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
perkembangan yang relatif pesat, selain itu babi merupakan sumber daging yang
sangat efisien sehingga arti ekonominya sebagai ternak potong sangat tinggi.
Varietas babi yang diketahui sebanyak 312 tetapi hanya 87 yang resmi diakui
sebagai bangsa babi (recognized breeds) dan yang 255 lagi belum dianggap sebagai
yang resmi. Tiap varietas maupun bangsa babi ini memiliki ciri-ciri khas dan
beberapa diantaranya masih menempati geografis tertentu.
Pemeliharaan babi memerlukan biaya yang cukup besar terutama dalam hal
pemberian makanan. Biaya ongkos makan menduduki tempat tertinggi dari ongkos
produksi total yang kadang- kadang mencapai 80%. Hal ini disebabkan oleh babi
tumbuh begitu cepat sehingga keperluan akan makanan sangat tinggi. Misalnya saja
untuk kategori anak lahir sampai dipasarkan, pada waktu babi lahir beratnya 1,4 kg
(berat lahir 1,0 – 1,5 kg) dan mencapai 163 kg setelah 18 bulan. Ada tiga kategori
usaha ternak babi, 1) dari anak lahir sampai dipasarkan; 2) menggemukkan; 3) dari
anak sampai disapih, tetapi ada juga yang mengkombinasikan dari ketiga kegiatan
tersebut.
1. Jaringan Otot
Jaringan otot merupakan komponen yang terbanyak dalam karkas yaitu 35-
65% dari berat karkas atau 35-40% dari berat hewan hidup. Otot ini melekat pada
kerangka, tetapi ada yang langsung melekat pada tulang rawan dan kulit. Jaringan
otot dari hewan mamalia dan unggas diklasifikasikan sebagai berikut:
a. Jaringan otot bergaris melintang atau jaringan otot kerangka, yaitu jaringan otot
yang langsung menempel pada tulang melalui jaringan ikat tendon.
9
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
b. Jaringan otot tidak bergaris melintang atau jaringan otot licin, yaitu jaringan otot
yang terdapat pada alat-alat jeroan.
c. Jaringan otot bergaris spesial, yaitu jaringan otot bergaris melintang juga, akan
tetapi berbeda dengan jaringan otot kerangka. Jaringan otot ini terdapat khusus
pada jantung.
2. Jaringan Lemak
Jaringan lemak yang terdapat pada daging dibedakan menurut lokasinya
yaitu subkutan, intermuskular, intramuskular dan intraseluler. Berdasarkan
lokasinya pada daging, jaringan lemak dari karkas hewan diklasifikasikan sebagai
berikut:
a. Jaringan lemak subkutan atau jaringan lemak netral, yaitu jaringan lemak yang
terdapat langsung di bawah kulit.
b. Jaringan lemak intermuskular atau seam fat, yaitu jaringan lemak yang terdapat
di antara otot.
c. Jaringan lemak intramuskular atau marbling, yaitu jaringan lemak yang terdapat
di antara serabut otot dalam otot. Jaringan lemak ini digunakan sebagai salah
satu faktor kualitas dari daging.
d. Jaringan lemak intraselular, yaitu jaringan lemak yang terdapat di dalam serabut
otot.
3. Jaringan Ikat
Jaringan ikat memiliki fungsi sebagai pengikat bagian-bagian daging serta
mempertautkannya ke tulang. Jaringan ikat yang penting adalah serabut kolagen,
serabut elastin, dan retikulin. Jaringan ikat dari karkas hewan diklasifikasikan
sebagai berikut:
a. Kolagen, yaitu jaringan ikat berwarna putih yang banyak terdapat pada tendon,
tulang dan kulit. Karakteristik dari kolagen ini adalah terhidrolisa dengan
perebusan. Kolagen banyak terdapat pada tendon (jaringan ikat yang
menghubungkan daging dan tulang).
10
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
b. Elastin, yaitu jaringan ikat berwarna kuning yang berbeda dengan kolagen.
Elastin tidak terhidrolisa dengan perebusan. Jaringan ikat ini banyak terdapat
pada ligamentum, yaitu jaringan ikat yang menghubungkan tulang dengan tulang
melalui persendian dan pada jaringan ikat yang terdapat pada dinding serabut
otot (endomisium).
c. Retikulin, yaitu jaringan ikat yang mempunyai karakteristik mirip dengan
kollagen. Jaringan ikat ini banyak terdapat pada dinding serabut otot
(endomisium).
11
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Setiap otot dibungkus dan dipisahkan satu sama lain oleh jaringan ikat
epimisium. Otot ini terdiri dari sel-sel otot berbentuk silinder yang disebut serabut
otot. Sel-sel atau serabut-serabut otot di dalam otot dibungkus menjadi beberapa
12
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
bundel otot oleh jaringan ikat perimisium dan dinding dari sel atau serabut otot juga
terdiri dari jaringan ikat yang disebut endomisium. Dalam serabut otot terdapat
serabut-serabut yang lebih halus yang disebut miofibril. Serabut miofibril
merupakan unit kontraktil dari sel otot. Selanjutnya, dalam miofibril terdapat
filamen-filamen protein yang disebut miofilamen. Miofilamen ini terdiri dari
filamen-filemen tipis (aktin) dan filament-filamen tebal (miosin) yang pada bagian-
bagian tertentu berimpitan satu sama lain sehingga dengan mikroskop polarisasi,
pada penampang membujur sel atau serabut otot akan kelihatan berselang seling
bagian-bagian yang terang (band-I) dan bagian-bagian yang gelap (band-A)
(Gambar 3).
Bagian-bagian yang terang dibagi menjadi 2 bagian oleh suatu garis yang
disebut garis-Z dan jarak dari dua garis-Z berdekatan disebut satu sarkomer. Pada
bagian tengah bagian-bagian yang gelap terdapat bagian yang lebih terang (band-
H). Pada bagian yang terang (band-I) terdapat filamen tipis aktin dan pada bagian
13
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
yang gelap (band-A) terdapat filamen tebal miosin yang mana pada bagian gelap
hanya terdapat filamen miosin sedangkan pada bagian yang lebih gelap terdapat
perimpitan filamen aktin dan miosin. Sel-sel atau serabut otot dibungkus oleh
jaringan ikat yang disebut endomisium. Dibawah endomisium terdapat selaput yang
sangat tipis yang disebut sarkolema dan diantara keduanya terdapat serabut-serabut
yang sangat halus yang disebut serabut retikular. Didalam sarkolema terdapat
sarkoplasma, inti sel dan miofibril dan dalam miofibril terdapat miofilamen.
2. Protein
Kandungan protein pada daging mentah adalah 19-23%. Berdasarkan
tingkat kelarutannya, protein otot dibagi menjadi protein myofibril (larut dalam
garam), sarkoplasmik dan stromal. Protein miofibrilar dalam ekstraksinya
memerlukan buffer kekuatan ion tinggi atau sedang. Protein sarkoplasmik mudah
larut dalam air atau buffer dengan kekuatan ion rendah. Protein sarkolasmik antara
lain meliputi mioglobin, hemoglobin dan enzim yang terkait dengan glikolisis dan
siklus trikarboksilat (TCA). Mioglobin berfungsi member warna merah pada
daging, sebagai tempat penyimpanan oksigen dan mengangkut oksigen dalam otot.
Protein stromal merupakan protein fibrus yang berasosiasi dengan protein
jaringan ikat. Protein stromal antara lain elastin dan kolagen. Elastin memiliki sifat
elastik, hanya dapat didegradasi oleh enzim tertentu dan tahan terhadap suhu
sampai 150 oC. Kolagen mempunyai sifat tidak larut dalam asam, larutan garam,
14
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
larutan garam netral dan alkohol, tahan terhadap enzim-enzim tertentu, menyusut
pada suhu 60-70 oC dan dan menjadi gelatin pada suhu lebih tinggi dan 80 oC.
Protein miofibrilar terkait dengan filamin tebal dan tipis yang mudah larut
dalam garam. Filamen tebal disebut sebagai myosin berupa protein fibrus berjumlah
sekitar 55% dari total protein miofibrilar, sedangkan filamen tipis disebut aktin
berupa protein globular berjumlah sekitar 20% dari total protein miofibrilar. Selain
aktin dan myosin (protein kontraktil) masih terdapat protein troponin dan
tropomiosin sebagai protein pengatur dalam proses kontraksi otot. Adapun
mekanisme kontraksi otot adalah sebagai berikut:
a. Otot dalam keadaan relaksasi
Ca2+ dalam sarkoplasmik reticulum rendah, sedangkan konsentrasi ATP
(komplek energi-ATP) tinggi, hal ini akan mencegah interaksi akto-miosin
karena protein pengatur menghambat pembentukan jembatan silang antara akto-
miosin.
b. Otot dalam keadaan pasca-mati/postmortem
Konsentrasi Ca2+ naik dalam sarkoplasma, hal ini akan memicu terjadinya
kontraksi, sedangkan suplai energi-ATP menurun sehingga protein pengatur
mengikat Ca2+ maka terjadilah kompleks akto-miosin.
3. Lipida
Berdasarkan lokasi distribusinya, lipida dalam daging antara lain terdiri atas
lemak intermuskular, lemak intramuscular dan lemak dalam jaringan adipose.
Lemak di dalam jaringan syaraf dan lemak di dalam darah. Adapun komponen-
komponen penyusun lipida meliputi senyawa trigliserida, fosfolipida, dan
kolesterol dan vitamin yang larut dalam lemak. Fosfolipida merupakan golongan
fosfogliserida yang berperan penting dalam cita rasa dan daya simpan daging atau
produk olahan daging. Kolestrol merupakan golongan sterol khusus dan produk
hewani. Konsentrasi tinggi terdapat dalam jaringan syaraf, hati dan ginjal.
4. Karbohidrat
15
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Karbohidrat dalam daging terdapat dalam jumlah yang sedikit, yaitu kurang
dari 1% berat daging. Sebagian besar berada dalam bentuk glikogen dan asam
laktat. Glikogen juga terdapat di dalam hati.
5. Mineral
Daging merupakan sumber mineral Fe (zat besi) yang baik untuk
memelihara kesehatan, untuk sintesis hemoglobin dan enzim-enzim tertentu.
Ginjal, hati dan limpa mengandung zat besi yang lebih tinggi dibanding otot dan
daging segar. Kandungan Ca daging cenderung rendah. Kadar Ca daging sapi dan
ayam relatif lebih rendah dibandingkan daging domba dan daging babi. Kandungan
mineral daging antara lain Fe, K, Na, Co, P, Mg, Cu, Ca, Zn, Cl, dan Ni. Kadar
mineral tersebut tidak berubah dengan adanya perlakuan pemanasan. Tetapi
mineral tersebut akan hilang bersama drip jika daging mengalami pemasakan
6. Vitamin
Daging kaya vitamin B-kompleks, tiamin, B6 dan B12, sedangkan
kandungan vitamin A dan C relatif rendah. Daging babi mengandung tiamin yang
tinggi, daging ayam mengandung niasin yang tinggi dan B6, sedangkan daging sapi
tinggi kandungan vitamin B6 dan B12. Selama pemanasan atau pemasakan akan
kehilangan vitamin B-kompleks karena hilang bersama drip dan sebagian tiamin
akan mengalami kerusakan. Vitamin A, D, E, dan K banyak terdapat di dalam hati.
16
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
umur, jenis kelamin, jenis otot dan aktivitas fisik. Konsentrasi mioglobin dalam
daging sapi lebih besar dibandingkan yang terdapat pada daging babi atau ayam.
Perbedaan kandungan mioglobin ini menyebabkan warna daging sapi terlihat lebih
merah daripada daging babi dan daging babi lebih merah dari daging ayam. Daging
hewan yang telah dewasa umumnya lebih merah dari daging hewan yang lebih
muda, karena tingginya kandungan mioglobin pada hewan yang lebih tua.
Contohnya, warna daging domba dewasa lebih gelap dan merah dibandingkan
daging domba muda. Kandungan mioglobin daging hewan jantan lebih tinggi dari
daging hewan betina sehingga warna daging hewan jantan lebih merah. Otot yang
melakukan aktivitas fisik yang lebih berat juga memiliki kandungan mioglobin
yang lebih tinggi.
Mioglobin adalah pigmen yang menentukan warna daging segar. Mioglobin
bersifat larut dalam air dan larutan garam encer, merupakan bagian dari protein
sarkoplasma. Sebuah molekul mioglobin terdiri dari sebuah gugusan heme dari
sebuah molekul protein globin. Heme dalam mioglobin disebut feroprotoporfiri,
karena terdiri dari sebuah porfirin yang mengandung satu aton besai (Fe). Protein
globin merupakan sebuah molekul polipeptida yang terdiri dari 150 buah asam
amino. Struktur kimia mioglobin dapat dilihat pada Gambar 4.
17
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
18
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
oksimioglobin. Proporsi relatif dan distribusi ketiga pigmen daging yaitu mioglobin
yang merah keunguan, oksimioglobin yang merah terang dan metmioglobin yang
berwarna coklat akan menentukan intensitas warna daging.
Mioglobin adalah pigmen yang berwarna merah keunguan yang dapat
mengalami perubahan bentuk akibat reaksi kimia. Proses pada oksigenasi
mioglobin akan mengakibatkan terbentuknya oksimioglobin yang berwana merah
cerah. Reaksi oksidasi besi dalam mioglobin atau oksimioglobin akan mengubah
keduanya menjadi metmioglobin yang berwarna coklat. Reaksi pada mioglobin
daging dapat dilihat pada Gambar 5.
19
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Tabel 1. Jenis Ternak dan Batas Akhir pH yang Dapat Dicapai Setelah Reaksi
Pengubahan Glikogen Menjadi Asam Laktat Berhenti
Jenis Ternak pH Akhir
Terendah Tertinggi
Sapi 5,2 6,2
Domba 5,4 6,7
Babi 5,3 6,9
20
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
2. Penyembelihan
Penyembelihan harus secepat dan sesempurna mungkin. Prinsip
penyembelihan adalah usaha pengeluaran darah hewan dengan memotong urat nadi
yang ada pada lehernya supaya hewan mati. Pada hewan tertentu tidak disembelih
untuk mematikannya, melainkan dengan cara menyetrum memakai aliran listrik
(unggas, kalkun dan pada babi), atau dengan cara menusukkan pisau tajam ke leher
mengarah ke jantung hewan (babi). Disembelih secepat mungkin dan rasa sakit
diusahakan seminimal mungkin untuk menghindari tekanan dan pengurangan
cadangan glikogen, selain pertimbangan perikemanusiaan. Cara pemotongan harus
higienis.
3. Penuntasan Darah
Pengeluaran darah harus sempurna karena daging merupakan media yang
baik bagi pertumbuhan mikroba. Semua proses harus dirancang untuk mengurangi
jumlah dan jenis mikroorganisme, dimana mikroorganisme dapat mudah masuk ke
dalam karkas yang baru terbuka.
4. Dressing (Penyiangan)
Dressing (penyiangan) pada hewan yang telah disembelih yang meliputi
pemisahan kepala dan kaki bawah, pengeluaran isi rongga perut dan dada,
pengulitan dan karkas yang dihasilkan dibelah dua.
21
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
22
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
1. Fase Pre-Rigor
Setelah hewan mati, maka pernafasan dan sirkulasi darah akan terhenti
sehingga suplai oksigen ke jaringan otot juga terhenti. Akibatnya, proses oksidasi
glikogen melalui siklus KREB untuk menghasilkan ATP juga terhenti. Sisa
glikogen yang terdapat dalam jaringan otot akan dipecah menjadi asam laktat
melalui proses glikosilisis anaerobik sehingga pH jaringan otot akan menurun
secara perlahan-lahan. Segera setelah hewan mati (fase pre-rigor), dalam jaringan
otot masih terdapat kompleks ATP-Mg2+ yang cukup untuk menjaga agar tidak
terjadi persilangan filamen-filamen aktin pada sarkomer-sarkomer serabut otot
23
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
sehingga jaringan otot tetap lunak, lemas dan halus. Fase ini berlangsung sekitar 8-
12 jam setelah hewan mati.
Tingkat pH dan ATP masih tinggi dan terjadi pemecahan ATP menjadi
energi namun relatif masih kecil dan belum cukup kuat untuk berkontraksi.
Sebagian hasil pemecahan ATP digunakan dalam proses glikolisis untuk
menghasilkan energi dan asam laktat.
2. Fase Rigor
Setelah hewan mati, serabut retikuler tidak dapat berfungsi sehingga ion-ion
Ca2+ terlepas yang mengakibatkan kompleks ATP-Mg2+ dipecah menghasilkan
ATP bebas dan enzim ATP-ase diaktifkan untuk memecah ATP bebas
menghasilkan energi yang diperlukan untuk terjadinya persilangan filamen-filamen
aktin pada sarkomer-sarkomer serabut otot. Proses ini berlangsung secara perlahan-
lahan dan pada fase rigor-mortis, persilangan filamen-filamen aktin pada sarkomer-
sarkomer serabut otot terjadi secara sempurna sehingga jaringan otot menjadi keras,
kasar dan kaku.
Rigor mortis adalah keadaan dimana karkas menjadi kaku/tegang yang terjadi
antara 24-48 jam setelah penyembelihan. Kekejangan atau kehilangan kelenturan
ini merupakan akibat dari serentetan kejadian biokimia yang komplek: hilangnya
creatine phosphat (CP) dan adenosine triphosphat (ATP), tidak berfungsinya
sistem enzim cytochrome dan reaksi komplek lainnya. Salah satu hasil akhir proses
biokimia ini adalah bahwa aktin dan miosin yang membentuk serabut tipis dan tebal
dari sarkomer, bersatu, membentuk aktomiosin. Proses ini bersifat dapat balik
(reversible) pada otot yang masih hidup akan tetapi bersifat tidak balik pada otot
yang sedang atau sudah mati.
Kecepatan perkembangan rigor mortis dipengaruhi oleh beberapa faktor,
yang diantaranya adalah:
a. Tingkat glikogen pada saat mati. Bila tingkat glikogen rendah, rigor cenderung
berlangsung dengan cepat. Tingkat perkembangan rigor dapat dihubungkan
dengan pH akhir yang tercapai.
24
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
b. Suhu karkas. Kecepatan yang tinggi dari perkembangan rigor sebanding dengan
suhu yang tinggi, yang dapat mempercepat hilangnya creatine phosphat (CP)
dan adenosine triphosphat (ATP).
Proses rigor akan menguntungkan bila terjadi banyak reaksi biokimia
selama permulaan rigor. Reaksi-reaksi ini mempengaruhi tekstur, warna dan rasa
yang membedakan otot sebelum rigor dan otot sesudah rigor. Misal ATP berubah
menjadi ADP, dan ADP mengalami fosforilasi dan deaminasi menjadi IMP,
inosine, ribose dan hypoxanthine yang merupakan potensiator dan prekursor
penting flavor daging.
25
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
kelihatan gelap, kasar dan kering (GKK) atau dark, firm and dry (DFD).
Sebaliknya, karena faktor strees dan faktor-faktor lain yang belum diketahui,
penurunan pH dapat berlangsung sangat cepat dan sangat rendah. Hal ini akan
menyebabkan daya ikat air dari molekul protein juga sangat rendah sehingga daging
kelihatan pucat, lunak dan berair (PLB) atau pale, soft and exudative (PSE). Pada
fase ini hasil-hasil glikolisis menumpuk sehingga terjadi :
a. Penumpukan asam laktat sehingga pH jaringan otot rendah
b. Penimbunan produk-produk pemecahan ATP
c. Pembentukan prekursor flavor dan aroma
d. Peningkatan daya ikat air
e. Pengempukan kembali jaringan otot tanpa pemisahan aktin dan myosin
26
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
b. Gejala kedua yang berhubungan dengan thaw rigor adalah pengerutan dingin
(cold shortening) yag merupakan bentuk pengerutan otot yang tidak begitu
hebat, yang terjadi bila daging sebelum mengalami kejang didinginkan sampai
suhu antar 0-15 oC. Pengerutan dingin, yang menyebabkan pengerasan otot
karkas dapat dikurangi dengan tidak mendinginkan karkas tersebut dibawah 15
o
C sebelum proses rigor mortis selesai.
c. Pada suhu diatas 15 oC, otot cenderung untuk mengerut dengan kecepatan yang
dipengaruhi oleh tingkatan suhu. Pada suhu yang tinggi terdapat pengurangan
cadangan ATP secara cepat, dan otot dapat mengerut cukup banyak. Gejala ini
disebut sebagai pengerutan kejang (rigor shortening).
1. Perubahan pH
Setelah hewan disembelih dan mati, maka proses metabolism aerobik akan
terhenti karena sirkulasi darah ke jaringan otot juga akan terhenti, sehingga
metabolismeberubah menjadi sistem anaerobik yang menyebabkan terbentuknya
asam laktat. Penimbunan asam laktat dalam daging menyebabkan turunnya pH
jaringan otot. Penurunan pH terjadi perlahan-lahan dari keadaan normal (7,2 – 7,4)
hingga pH 3,5 – 5,5. Kecepatan penurunan pH sangat dipengaruhi oleh suhu di
sekitarnya. Ketika kondisi lingkungannya tinggi, maka pH akan turun lebih cepat,
demikian pula sebaliknya. Kecepatan penurunan pH akan mempengaruhi kondisi
fisik jaringan otot sepeti terlihat pada Tabel 2.
27
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
2. Perubahan Suhu
Setelah proses penyembelihan, suhu permukaan karkas mulai menurun.
Dari suhu dasar ke suhu sekitarnya atau suhu di bawahnya. Hal ini tergantung pada
cara penanganan sesudah penyembelihan. Walaupun demikian, suhu jaringan yang
ada di dalam dapat naik sebanyak 1-2 oC, tergantung pada besar kecilnya ternak,
sebagai akibat proses glikolisis sesudah penyembelihan.
Glikolisis adalah proses pengubahan glikogen menjadi asam lakatat. Proses
glikolisis yang terjadi berbeda dengan pernafasan yang terjadi pada ternak yang
hidup, dan proses ini termasuk proses eksothermis. Sehingga besarnya perubahan
dan jumlah panas yang dihasilkan sebagian besar ditentukan oleh jumlah glikogen
dalam ternak pada waktu mati.
28
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
29
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
kecil (0,1 µmol/gram), maka akan terjadi proses rigor mortis sempurna. Pada
kondisi ini, daging akan menjadi kaku dan keras.
Jaringan otot akan mengalami fase pasca rigor. Pada fase pasca rigor, daging
menjadi lunak kembali. Namun bukan karena adanya pemecahan aktin dan myosin
yang terikat, melainkan karena terjadinya penurunan pH. Akibatnya enzim katepsin
yang akan aktif mendisintegrasi garis-garis gelap Z pada miofilamen dan
menghilangkan daya adhesi antara serabut-serabut otot. Selain itu enzim katepsin
yang bersifat proteolitik akan melonggarkan struktur protein serat otot.
30
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
6. Aging (Pelayuan)
Hewan yang baru dipotong dagingnya lentur dan lunak, kemudian terjadi
perubahan-perubahan sehingga jaringan otot menjadi keras, kaku, dan tidak mudah
digerakkan. Keadaan inilah yang disebut dengan rigor mortis.
Dalam kondisi rigor, daging menjadi lebih alot dan keras dibandingkan
dengan sewaktu baru dipotong. Oleh karena itu, jika daging dalam keadaan rigor
dimasak, akan alot dan tidak nikmat. Untuk menghindarkan daging dari rigor,
daging perlu dibiarkan untuk menyelesaikan proses rigornya sendiri. Proses
tersebut dinamakan proses aging (pelayuan).
Pelayuan adalah penanganan daging segar setelah penyembelihan dengan
cara menggantung atau menyimpan selama waktu tertentu pada temperatur di atas
titik beku daging (diatas -1,5 oC). Daging yang kita beli di pasar atau swalayan
adalah daging yang telah mengalami proses pelayuan.
Selama pelayuan, terjadi aktivitas enzim yang mampu menguraikan tenunan
ikat daging. Daging menjadi lebih dapat mengikat air, bersifat lebih empuk, dan
memiliki flavor yang lebih kuat. Daging biasanya dilayukan dalam bentuk karkas
atau setengah karkas. Hal ini dilakukan untuk mengurangi luas permukaan yang
dapat diinfeksi oleh mikroba. Tujuan dari pelayuan daging adalah:
a. agar proses pembentukan asam laktat dari glikogen otot berlangsung sempurna,
yang mengakibatkan penurunan pH pada daging sehingga pertumbuhan bakteri
akan terhambat,
b. pengeluaran darah menjadi lebih sempurna, sehingga meminimalkan kerusakan
akibat mikroorganisme, sebab daging merupakan media yang baik untuk
pertumbuhan mikrobia,
c. lapisan luar daging menjadi kering, sehingga kontaminasi mikroba pembusuk
dari luar dapat ditahan,
d. untuk memperoleh daging yang memiliki tingkat keempukan optimum, sebab
daging melewati fase rigor mortis dengan sempurna
e. untuk memperoleh cita rasa khas.
31
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
H. KARKAS
1. Karkas Sapi
a. Potongan Karkas Sapi
Daging sapi yang dipasarkan secara komersial di Indonesia, pada umumnya
sudah dikelompokkan dalam beberapa bagian (Gambar 6, Gambar 7 dan Gambar
8). Masing-masing bagian daging sapi tersebut memiliki kegunaan dalam kaitannya
dengan pengolahan.
32
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
33
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
34
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
• Knuckle/Kelapa
Daging pada paha belakan bagian dalam, padat dan terbungkus kulit luar yang
tipis. Penggunaan pengolahan adalah untuk rendang, dendeng, empal dan oseng.
• Silverside/Outside/Pendasar Gandik
Daging berwarna merah muda, daging kering dan padat dan mengandung lemak
pada permukaannya. Penggunaan dalam pengolahan adalah untuk rendang,
dendeng, oseng dan sangat jarang dipakai untuk steak karena kering.
• Eye Round/Gandik
Daging yang berbentuk seperti mata, dan merupakan daging yang berwarna
paling merah muda, dilapisi oleh kulit luar yang halus dengan serabut otot yang
lurus tipis. Penggunaannya adalah untuk empal, rendang, dendeng dan oseng.
• Rump/Tanjung
Daging pada bagian pinggang atas, terbungkus oleh lemak yang tebal dan
mempunyai keempukan yang tinggi. Penggunaannya adalah untuk steak (rump
steak), rendang, dendeng, empal dan oseng.
• Shin Shank/ Sengkel/Betis/ Kisi
Daging pada bagian betis depan dan belakang, mempunyai urat yang tebal dan
keras. Penggunaannya adalah untuk soto, sup, dan masakan lain yang
memerlukan kekenyalan.
• Oxtail/Buntut
Oxtail adalah daging pada bagian buntut, biasa dipotong melintang dan disimpan
dalam lemari beku untuk menjaga kesegarannya. Penggunaannya adalah untuk
sup buntut.
• T-bone
Bagian daging sapi yang biasa dibuat sebagai steak. Potongan daging ini
terbentuk dari tulang yang berbentuk seperti huruf T dengan daging disekitarnya.
Bagian daging yang paling besar biasanya berasal dari bagian has luar,
sedangkan bagian kecilnya berasal dari has dalam.
35
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
• Cingur
Tulang rawan dari bagian hidung dan bibir atas sapi. Biasanya ditemui
dalam rujak cingur.
• Lidah Sapi
Bagian daging sapi yang berasal dari lidah sapi. Biasanya daging ini digunakan
sebagai bahan dasar makanan untuk Sate Padang dan semur lidah.
• Oxtail/Buntut Sapi
Bagian dari tubuh sapi bagian ekor. Biasanya bagian ini disajikan sebagai
hidangan sup buntut.
• Hati Sapi
Bagian tubuh sapi yang berasal dari hati. Biasanya hidangan yang dapat dibuat
oleh bagian tubuh ini adalah sambal goreng.
• Jeroan Sapi
Bagian dalam tubuh sapi yang terdiri dari usus, limpa dan babat. Biasanya
hidangan yang dapat disajikan dengan bahan bagian tubuh ini adalah Coto
Makassar.
• Kaki sapi
Bagian daging sapi pada bagian kaki yang biasa digunakan sebagai bahan dasar
makanan. Biasanya daging ini digunakan untuk membuat sup kikil dan mi
kocok bandung.
36
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
37
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
38
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
39
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
40
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Standar warna daging terdiri atas 9 skor mulai dari warna merah muda
hingga merah tua. Standar warna daging sapi dapat dilihat pada Gambar 10.
41
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
❖ Standar Marbling
Daging sapi berdasarkan SNI 3932:2008 mengenai karkas daging sapi
memiliki standar marbling. Penilaian marbling dilakukan dengan melihat
intensitas marbling pada permukaan otot mata rusuk dengan bantuan
cahaya senter dan mencocokkan dnegan standar. Nilai skor marbling
ditentukan berdasarkan skor standar marbling yang paling sesuai dengan
intensitas marbling otot mata rusuk. Standar marbling terdiri atas 12 skor
mulai dari praktis tidak ada marbling hingga banyak. Standar warna daging
sapi dapat dilihat pada Gambar 12.
42
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
42
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
DAGING
(BAGIAN 2)
2. Karkas Kambing
a. Potongan Karkas Kambing
Karkas kambing terbagi menjadi beberapa bagian, seperti terdapat pada Gambar
13 dan Gambar 14.
43
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
44
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
45
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
3. Karkas Babi
Potongan karkas babi dapat dilihat pada Gambar 16 dan 17.
46
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
47
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
48
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
b. Warna
Warna daging bervariasi, tergantung dari jenis secara genetik, usia, pakan,
umur, jenis kelamin, stress (tingkat aktivitas dan tipe otot), pH dan oksigen.
Misalnya daging sapi potong lebih gelap daripada daging sapi perah. Daging sapi
muda lebih pucat daripada sapi dewasa. Warna merupakan salah satu indikator
kualitas daging, meskipun warna tidak mempengaruhi nilai gizi. Penentuan warna
tergantung pada konsentrasi mioglobin. Warna daging tergantung pada tipe
mioglobin, kondisi kimia, fisik serta komponen lain dalam daging. Kualitas warna
tidak mempengaruhi nilai gizi daging, tetapi daging yang berwarna kuning
cenderung berkualitas rendah.
Jika daging segar dipotong, warnanya adalah merah keunguan dari
mioglobin. Ketika berada di dalam lingkungan beroksigen, maka permukaan daging
segar akan berwarna merah terang karena terjadinya oksigenasi mioglobin menjadi
oksimioglobin. Oksigen yang masuk kedalam otot kemudian dipakai untuk reaksi
biokimiawi di dalam otot. Kondisi ini menghasilkan gradien oksigen dari jenuh di
permukaan sampai nol pada beberapa cm didalam otot. Pada konsentrasi oksigen
rendah (1-2%), atom fero (Fe2+) akan teroksidasi menjadi feri (Fe3+) dan sisi ikatan
49
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
50
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
51
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
daging. Keberadaan komponen lain selama proses pengasapan dan kuring daging
juga akan menghasilkan produk daging dengan flavor yang khas.
Lemak marbling juga berpengaruh terhadap flavor. Daging dengan
marbling rendah selain terlihat kering juga memiliki flavor yang lebih lemah
daripada daging dengan marbling yang lebih banyak. Penelitian menunjukkan
bahwa 8 – 9% lemak marbling di dalam steak akan menghasilkan flavor yang baik
sementara peningkatan lemak diatas 9% akan memberikan citarasa berminyak.
d. Kelembaban
Secara normal daging mempunyai permukaan yang relatif kering sehingga
dapat menahan pertumbuhan mikroorganisme dari luar. Dengan demikian
mempengaruhi daya simpan daging tersebut.
e. Susut masak
Susut masak menggambarkan jus daging yang merupakan fungsi suhu dan
lama waktu pemasakan/pemanasan. Faktor-faktor yang mempengaruhi antara lain
nilai pH, panjang sarkomer serabut otot, ukuran dan berat sampel, penampang
melintang daging, pemanasan, bangsa terkait dengan lemak daging, umur, dan
konsumsi energi dalam pakan. Susut masak berkisar antara 1,5 - 54,5%.
f. Juiciness
Juiciness atau kesan juicy produk daging dipengaruhi oleh jumlah air yang
dapat dipertahankan untuk tetap berada di dalam daging setelah dimasak dan
produksi saliva (air ludah) pada saat pengunyahan. Daya ikat air (Water Holding
Capacity/WHC) daging akan mempengaruhi seberapa besar air yang dapat
dipertahankan di dalam produk sementara kadar lemak marbling akan membantu
merangsang pembentukan saliva.
WHC adalah kemampuan daging untuk mempertahankan kandungan air
(bebas)nya pada saat mendapat tekanan dari luar, seperti proses pemanasan,
52
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
53
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
54
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Faktor genetik akan menentukan keempukan daging antar grade dan potongan
daging sejenis.
• Umur Ternak
Umur ternak saat dipotong berpengaruh terhadap keempukan daging. Sapi yang
dipotong pada umur 9-30 bulan umumnya memiliki daging yang empuk. Sapi
betina yang digunakan sebagai induk, dagingnya menjadi kurang empuk saat
umurnya tua. Keempukan daging menurun sejalan dengan bertambahnya umur
ternak.
• Pakan
Ternak yang digemukkan dengan pakan biji-bijian cenderung mencapai bobot
potong lebih cepat dibanding ternak yang mendapat pakan dari padang
penggembalaan. Dengan demikian, daging dari ternak yang diberi pakan biji-
bijian biasanya lebih empuk karena ternak dipotong pada umur lebih muda.
• Jenis Otot
Keempukan daging bervariasi sesuai dengan jenis otot atau letak daging pada
karkas. Contoh, daging sapi jenis has dalam lebih empuk dibanding daging
sengkel karena adanya perbedaan jaringan ikat pada jenis daging tersebut. Has
dalam memiliki jaringan ikat yang lebih sedikit dibandingkan dengan sengkel.
Jumlah jaringan ikat berkaitan dengan fungsi otot pada ternak hidup. Sengkel
terutama digunakan dalam pergerakan sehingga memiliki jaringan ikat lebih
banyak. Sementara itu, has dalam hanya mendukung fungsi ternak sehingga
jaringan ikatnya lebih sedikit.
• Penggantungan Karkas
Penggantungan karkas memiliki efek yang berbeda terhadap setiap bagian
daging dari karkas. Umumnya karkas digantung di bagian kaki belakang.
Penggantungan karkas pada bagian pelvis atau tulang ekor akan mengubah
tegangan pada beberapa otot. Cara ini akan meningkatkan keempukan otot
round, tetapi akan berpengaruh terhadap keempukan daging has.
55
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
• Stimulasi Listrik
Stimulasi listrik terhadap karkas sesaat setelah ternak dipotong sering digunakan
pada industri daging untuk meningkatkan keempukan. Karkas sapi dianjurkan
distimulasi listrik tegangan tinggi selama satu menit untuk meningkatkan
keempukan daging.
• Laju Pendinginan
Segera setelah ternak dipotong, terjadi kontraksi dan pengerasan otot yang
dikenal dengan rigor mortis. Otot menjadi sangat empuk saat ternak dipotong.
Saat rigor mortis mulai, otot mengeras sampai rigor mortis selesai. Pada sapi,
dibutuhkan 6-12 jam untuk terjadinya rigor mortis. Karkas sebaiknya cepat
didinginkan setelah pemotongan untuk mencegah penurunan kualitas. Jika
karkas didinginkan sebentar, hasilnya adalah pendinginan singkat dan
menyebabkan daging keras/alot. Pendinginan singkat terjadi pada saat otot
didinginkan kurang dari 15 °C sebelum rigor mortis selesai. Jika karkas
dibekukan sebelum rigor mortis selesai, hasilnya adalah rigor cair (thaw rigor)
dan daging menjadi keras/alot. Pada kondisi pendinginan normal, karkas yang
terlindungi lemak sekitar rib eye kurang dari 1,2 cm mungkin akan menurunkan
keempukan karena pendinginan singkat. Pelayuan karkas hasil pendinginan
singkat atau rigor cair dapat memengaruhi keempukan. Agar daging lebih
empuk, harus dihindari pendinginan singkat, 6-12 jam pertama setelah ternak
dipotong (mati).
• Pelayuan
Setelah rigor mortis selesai, daging sapi menjadi lebih empuk. Penyimpanan
daging dalam alat pendingin dikenal dengan istilah pelayuan. Peningkatan
keempukan saat pelayuan disebabkan oleh perubahan enzimatis dalam otot.
Peningkatan keempukan daging sapi berlanjut kira-kira 7-10 hari setelah ternak
dipotong pada penyimpanan suhu sekitar 2 °C. Pemanasan daging pada suhu
tinggi tidak akan mengempukkan daging dan menyebabkan off-
flavor/kehilangan aroma.
56
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
• Mekanis
Penggilingan merupakan cara yang umum untuk meningkatkan keempukan
daging. Dengan penggilingan, tekstur dan keempukan daging menjadi lebih
seragam dibandingkan tanpa digiling. Pemotongan bentuk kubus juga salah satu
cara agar daging lebih empuk.
• Kimiawi
Garam pada konsentrasi tertentu dapat meningkatkan keempukan daging. Enzim
dari tanaman, seperti papain (dari pepaya), bromelin (dari nanas), dan fisin
(getah pohon daun ara), baik berbentuk cair maupun bubuk, dapat digunakan
untuk mengempukkan daging. Kelemahan enzim ini adalah kadang-kadang
hanya bereaksi pada permukaan daging, selain berpengaruh negatif terhadap
sifat daging. Papain dari getah pepaya paling banyak digunakan sebagai
pengempuk daging. Kualitas getah sangat menentukan aktivitas enzim
proteolitik, dan kualitas enzim bergantung pada bagian tanaman asal getah
tersebut. Aktivitas enzim dipengaruhi oleh proses pembuatan, umur, dan varietas
pepaya. Papain stabil pada pH larutan 5,0. Papain sangat aktif dan tahan terhadap
panas. Papain bekerja optimum pada suhu 50-60 oC dan pH 5-7, serta aktivitas
proteolitik antara 70- 1.000 unit/gram.
Enzim bromelin dari nenas juga banyak digunakan untuk mengempukkan
daging. Enzim bromelin dapat menguraikan serat-serat daging sehingga menjadi
lebih empuk. Buah nanas yang belum matang mengandung bromelin lebih
sedikit dibandingkan buah nenas matang yang masih segar. Kandungan bromelin
paling banyak terdapat dalam bagian kulit.
• Marinasi dan Aplikasi Enzim Pengempuk
Marinasi adalah cara meningkatkan keempukan daging dengan menambahkan
bahan perasa, seperti garam atau kecap, asam (cuka, jeruk lemon), dan enzim
(papain, bromelin, fisin atau jahe). Penambahan beberapa sendok makan minyak
zaitun akan melindungi permukaan daging dari udara dan daging akan tetap
segar dan warnanya lebih cerah dalam waktu lebih lama. Dengan marinasi terjadi
57
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
58
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
59
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
60
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
c. Kambing
Daging lebih pucat dari daging domba, lemak menyerupai lemak domba,
keras dan berwarna putih dan Daging kambing jantan berbau khas
d. Babi
Daging umumnya pucat hingga merah muda, otot punggung yang
mengandung lemak umumnya kelihatan kelabu putih, serabut halus, konsistensi
padat dan berbau spesifik. Pada umur tua, daging berwarna lebih tua, sedikit lemak
dan serabut kasar
e. Kuda
Warna daging merah kehitaman hingga kecoklatan, oleh pengaruh udara
berubah menjadi biru kehitaman; serabut otot halus dan panjang, dan konsistensi
padat. Di antara serabut tidak ditemukan lemak, bau dan rasa sedikit manis
(mengandung banyak glikogen), lemak berwarna kuning emas, dan konsistensi
lembek.
f. Kerbau
Pada umumnya liat, karena disembelih pada umur tua, serabut otot kasar
dan lemaknya putih. Rasanya hampir sama dengan daging sapi, berbau lebih keras
(prengus) daripada daging sapi. Warna daging merah tua/ gelap
1. Mad Cow
Penyakit sapi gila ini menampakkan gejala kegilaan, yaitu kehilangan
koordinasi, depresi, ketakutan, terlalu peka, tremor, agresif, gerakannya tidak
terarah, gelisah, dan gejala psikis lainnya. Selain itu, produksi susunya juga
menurun. Gejala itu muncul karena ada kerusakan otak yang terjadi secara
61
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
62
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Penyakit sapi gila ditularkan kepada manusia melalui konsumsi daging sapi
yang terinfeksi, atau berkontak dengan sapi-sapi yang terjangkit penyakit sapi gila.
Penyakit sapi gila ini, menyerang jaringan saraf otak manusia dalam bentuk varian
Creutzfeldt Jakob Disease (CJD) dan bersifat degeneratif. Manusia yang terkena
penyakit CJD akan kehilangan kekuatannya, pertumbuhan badannya praktis
terhenti. Penyakit ini, cepat atau lambat merambat ke otak kemudian membuat otak
manusia tidak lagi utuh, berubah seperti spons atau busa kursi yang bolong-bolong.
Jika ini terjadi, maka tidak ada kekuatan yang bisa menahan kecuali mukjizat
Tuhan. Pada tahun 1998 ilmuwan juga menemukan bahwa agen penyakit itu tidak
hanya berada di otak, tetapi juga di darah. Penyakit ini hingga sekarang belum ada
vaksinnya, dan dilaporkan telah membunuh 92 orang (Departemen Pertanian
AS/USDA), tetapi ada juga yang melaporkan hingga 129 (World Health
Organization/WHO) dan 137 orang.
Alat pemanggang daging atau oven tidak cukup panas untuk mematikan
penyakit sapi gila. Penyebab kerusakan otak yang terjadi perlahan-lahan itu, diduga
oleh struktur protein yang disebut prion. Gejala yang sama-jaringan otaknya
berbentuk spons-juga terjadi pada manusia yang dikenal sebagai penyakit CJD.
Prion ini terutama berkumpul di sistem saraf termasuk mata. Prion ini sangat tahan
terhadap segala macam tingkat keasaman (pH), juga terhadap pendinginan atau
pembekuan. Protein ini baru inaktif setelah dipanaskan dengan dengan otoklaf (alat
pemanas dengan tekanan tinggi) pada suhu 134-138 oCelcius selama 18 menit.
Penyakit ini memiliki karakteristik dengan masa inkubasi yang panjang
hingga beberapa tahun. Inkubasi BSE pada sapi berlangsung antara 3 – 8 tahun,
sedangkan pada manusia masa inkubasinya belum diketahui, tetapi diperkirakan
sekitar 5 - 20 tahun. Selama masa inkubasi tidak ada tanda-tanda penyakit yang
kasat mata.
Menurut para ilmuwan penyakit sapi gila hanya ditemukan dalam jaringan
saraf di otak dan tulang belakang, bukan di urat atau otot. Jadi agaknya tetap aman
mengonsumsi daging sapi tanpa tulang, seperti yang bisa digunakan untuk steak,
63
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
atau daging panggang. Bagian lidah dan hati juga aman dikonsumsi. Di negara-
negara maju, biasanya hanya daging saja yang dipakai untuk kebutuhan konsumsi.
Bagian kepala, kaki, dan jerohan dibuang atau dipakai untuk pakan ternak, karena
terlalu berisiko kalau dimakan manusia. Pada otak-yang merupakan pusat sistem
saraf-dan jerohan seperti usus, babat, dan kaki, merupakan tempat yang nyaman
bagi berbagai jenis agen penyakit. Akan tetapi, di Indonesia, justru bagian-bagian
tersebut menjadi santapan yang lezat, walaupun sangat berisiko tinggi.
Para ilmuwan sejauh ini tidak menemukan bukti-bukti bahwa susu atau
produk berbahan baku susu menyebarkan penyakit sapi gila. Yang tidak aman
adalah memakan produk daging olahan yang berasal dari negara yang terjangkit
penyakit sapi gila. Lebih-lebih produk yang tidak terdaftar atau ilegal yang beredar
di pasaran.
2. Daging Oplosan
Daging oplosan adalah contoh kasus terjadi dibeberapa daerah di Indonesia.
Faktor klasik yang melatarbelakangi kasus ini adalah faktor harga dan keuntungan
sesaat. Daging yang digunakan sebagai oplosan biasanya adalah daging celeng
(babi hutan), babi, anjing dioplos dengan daging sapi, sehingga aroma daging yang
dioplos bisa tertutupi oleh daging sapi. Sehingga daging oplosan tersebut termasuk
dalam daging dari hewan haram.
Pembuatan oplosan daging, biasanya dilakukan dengan mencampur
berbagai asal daging (paha, punggung, dada, dan seterusnya). Oleh karena itu
daging oplosan biasanya terdiri dari berbagai bagian tubuh hewan. Seringkali sudah
dipotong-potong kecil, sehingga tidak terlihat jelas lagi bagian daging apa yang
ditawarkan penjual. Sementara daging sapi yang benar-benar berasal dari sapi
disajikan dalam potongan-potongan besar yang mudah dikenali. Misalnya bagian
paha, iga, atau punggung. Hal ini yang bisa digunakan untuk membedakan antara
daging sapi dan daging oplosan (sapi dan celeng). Oleh karena itu ketika akan
membeli daging sebaiknya dipilih yang masih kelihatan wujudnya. Biasanya oleh
64
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
3. Bangkai
Bangkai adalah hewan yang sudah mati sebelum disembelih. Seharusnya
bangkai tidak dapat dikonsumsi manusia, baik untuk alasan kehalalan maupun
kesehatan. Dari segi kehalalan hukum bangkai ini sudah cukup jelas, yaitu haram.
Namun dalam praktik perdagangan daging di Indonesia, kecurangan dengan
memasukkan daging bangkai. Di beberapa daerah di Jawa ada beberapa oknum
blantik (pedagang hewan) yang masih berbuat curang dengan memotong bangkai
sapi atau kerbau dan menjual dagingnya ke pasar. Penyembelihan bangkai ini
dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan ilegal. Sapi atau kerbau yang sudah mati
(akibat sakit atau sebab lainnya) bisa ditawar oleh para blantik itu dengan kisaran
harga Rp 500 ribu. Harga yang sangat murah, bandingkan sapi sehat yang berharga
lebih dari Rp 5 juta.
Ciri-ciri bangkai adalah bau khas bangkai, irisan leher/ bekas pemotongan rapi,
adanya darah yang membeku pada arteri/ pembuluh darah dan vena jugularis, warna
daging kehitaman, 3-5 jam setelah kematian maka usus berwarna kebiruan, paru,
jantung, dan organ lain masih ada darah, konsistensi daging jelek/ sangat lembek,
darah mengumpul di satu sisi tubuh.
65
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
4. Daging Glonggongan
Proses pembuatan daging glonggongan diawali dengan menggelontorkan
air (bahasa Jawa: nggelonggong) sebanyak-banyaknya ke mulut sapi yang hendak
disembelih. Tujuannya agar lambung dan seluruh sistem pencernaan sapi benar-
benar penuh dengan air. Pedagang biasanya menggunakan mesin bertekanan besar
sejenis jet-pump. Perlakuan itu membuat tubuh sapi kelihatan gemuk karena daging
sapi telah menyerap air cukup banyak.
Setelah sapi lemas, barulah disembelih. Hasilnya, daging sapi lebih berat
daripada daging sapi yang dipotong normal karena daging telah menyerap air.
Perbandingannya, 1 kg daging glonggongan setara dengan 7 ons daging normal.
Dengan perlakuan tersebut maka air akan berdifusi ke dalam jaringan otot, sehingga
daging akan menggembung dan bertambah berat. Pertambahan berat badan sapi
secara keseluruhan bisa mencapai 20 – 30%. Dengan demikian ketika disembelih
berat daging yang dihasilkan bisa meningkat 10 - 15%.
Peningkatan berat badan sapi dan berat daging yang dihasilkan ini
sebenarnya hanya sementara. Jika dibiarkan maka air yang masuk ke dalam
jaringan otot tersebut akan keluar lagi. Namun keberadaan air yang hanya
sementara itu sudah cukup untuk meraup keuntungan tambahan bagi pedagang
daging sapi tersebut. Selisih berat badan hingga mencapai 10 % tersebut bisa
meningkatkan keuntungan dengan pertambahan sapi sekitar 30 kg per ekor, jika
diasumsikan berat sapi adalah 500 kg. Karena penambahan berat badan tersebut,
maka pedagang bisa menurunkan harga jual daging sapi sampai 5.000 rupiah per
kg dibandingkan dengan harga daging sapi normal. Dengan demikian pembeli yang
tidak tahu akan terjebak dan tertipu dengan harga yang seolah-olah miring tersebut.
Pengglonggongan sapi menyebabkan terjadi serapan air secara tidak wajar
ke dalam sel daging sehingga dapat merusak kadar protein dan zat lain dalam
daging. Akibatnya, kualitas daging jadi buruk dan mudah terjadi pembusukan.
Perbedaan antara daging glonggongan dengan daging normal dapat diketahui
dengan mengamati permukaan daging. Permukaan daging glonggongan selalu
66
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
67
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
untuk kebutuhan puasa dan lebaran. Perhatikan, apakah daging sapi yang akan
dibeli tersebut benar-benar halal dan baik. Jangan mudah tergiur oleh penawaran
harga yang terlalu murah, siapa tahu daging tersebut adalah hasil glonggongan yang
tidak terjamin kehalalan dan kesehatannya.
Sapi glonggongan adalah sapi yang diberikan minum sampai lemas sebelum
dilakukan pemotongan. Daging glonggongan adalah daging yang berasal dari sapi
yang sesaat sebelum disembelih diberi minum sebanyak-banyaknya untuk
menambah berat daging. Ada dua jenis daging sapi glonggongan. Antara lain adalah
1) daging yang berasal dari sapi glonggongan dimana pengglonggongan dilakukan
sebelum sapi mati, 2) daging yang berasal dari daging glonggong dimana
pengglonggongan dilakukan setelah sapi mati. Ciri-ciri daging yang berasal dari
sapi glonggongan adalah:
• Warnanya pucat kebiruan (daging yang masih baik berwarna merah terang
dan lemaknya berwarna kekuningan).
• Kandungan air sangat tinggi sekitar 10% dari daging normal.
• Kondisinya agak rapuh sehingga tidak bisa dijadikan sejumlah produk
olahan, seperti bakso.
• Hanya dapat bertahan selama 7-8 jam saja.
• Biasanya harganya lebih murah.
Daging glonggongan mengandung bakteri sebanyak 4 kali lipat bila
dibandingkan dengan daging sehat. Daging glonggongan dinyatakan tercemar oleh
bakteri Salmonella, Clostridium, dan Listeria yang dapat menyebabkan keracunan
dan diare bagi yang menkonsumsinya. Hal inilah yang menyebabkan daging
berbahaya dan cepat busuk. Peningkatan pertumbuhan mikroba menjadi 4 kali lipat
dari daging normal disebabkan oleh meningkatnya kandungan air yang dimiliki
oleh daging. Air adalah faktor pendukung dalam pertumbuhan mikroba. Apabila
kebutuhan air mencukupi maka mikroba akan berkembang dengan sangat baik. Hal
ini akan berakibat pada banyak berkumpulnya hasil metabolisme mikroba yang
68
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
bersifat racun pada manusia sehingga akan sangat berbahaya karena akan
menimbulkan keracunan.
Akibat lain dari pengglonggongan sapi adalah terjadinya penurunan protein
dari 21,08% pada daging normal menjadi 15,98% pada daging glonggongan. Susut
masak daging juga akan meningkat dari 37,25% pada daging normal menjadi 47%
pada daging glonggongan. Peningkatan tersebut diikuti dengan penurunan
kandungan asam laktat dari 6.827,77 ppm pada daging normal menjadi 2.815,891
ppm pada daging glonggongan.
Perubahan daging glonggongan secara fisik adalah daging akan menjadi
pucat kebiruan, lembek, berair, seratnya rapuh dan mudah busuk. Hal ini sangat
mirip dengan ciri-ciri yang dimiliki oleh daging PSE (pale, soft and exudates).
Daging PSE adalah daging yang disebabkan oleh pH daging yang sangat
rendah. Daging ini terjadi karena hewan yang disembelih dalam keadaan stress dan
jumlah glukosa yang ada dalam otot daging masih banyak. Daging ini didapat dari
daging hewan yang stress dalam waktu yang singkat sehingga kandungan glikogen
dalam otot masih tinggi. Keadaan hewan yang mengalami stress sesaat sebelum
pemotongan akan meningkatkan laju glikolisis yang terjadi pada daging sebagai
akibat kompensasi dari stress yang dialaminya. Kecepatan glikolisis ini akan
menyebabkan penurunan pH dari daging karena hasil glikolisis adalah asam laktat
dan akan meningkatkan suhu pada daging. pH yang rendah akibat produksi asam
oleh proses glikolisis suhu yang tinggi ini akan meningkatkan degradasi dari
protein. Degradasi protein yang tinggi akan menyebabkan daya ikat air oleh protein
akan menurun dan banyak air yang keluar. Hal ini yang menyebabkan daya ikat
daging terhadap air turun. Banyaknya air yang keluar akan mengakibatkan
permukaan daging basah. Banyaknya air yang keluar yang menutupi permukaan
daging akan menghalangi oksigen masuk ke dalam daging sehingga daging akan
berwarna pucat. Daging PSE cenderung lembek karena protein yang terdenaturasi
sehingga banyak air yang keluar sehingga kandungan air dalam daging menurun.
69
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Daging glonggongan memiliki ciri yang sangat mirip dengan daging PSE.
Daging jenis ini akan sangat sukar untuk diolah. Hal ini karena daya ikat air dari daging
ini sangat rendah. Banyak protein daging yang hilang pada daging ini. Padapengolahan
protein berfungsi sebagai rangka bangun atau biasa disebut dengan matrik. Apabila
matrik atau rangka bangun ini kurang atau bahkan tidak ada makamakanan itu tidak akan
jadi secara baik. Para pelaku penggelonggongan diancam jeratan pasal berlapis, beberapa
diantaranya ialah Undang-Undang nomor 23 tahun1992 tentang Kesehatan dengan
ancaman penjara 15 tahun datau denda Rp. 300 juta, lalu Undang-Undang Nomor 7
Tahun 1996 tentang Pangan, mengedarkan pangan yang mengandung bahan kotor,
busuk, tengik, dan terurai, atau bahan yangberasal dari bangkai sangat dilarang.
Ancaman adalah penjara selama 1 tahun ataudenda sebesar Rp 120 juta serta Undang-
Undang (UU) Perlindungan Konsumen No8/1999 dan UU No 7/1996 tentang Pangan,
dengan ancaman kurungan lima tahun dan denda sebesar 2 miliar rupiah.
70
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Oleh : Bidang Keswan-Kesmavet, Dinas Peternakan Provinsi Jawa Barat
HANDOUT MATA(disadur
KULIAH TERBUKA
dari berbagai macam sumber)
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
KASUS SEPUTAR DAGING
Menghadapi Bulan Ramadhan dan Lebaran biasanya permintaan pada daging akan
meningkat, pemerintah menjamin bahwa ketersediaan daging di Indonesia dan terutama di
Jawa Barat mencukupi. Namun Pada akhir-akhir ini semakin marak kasus-kasus negative
menyangkut daging dan produk olahan berbahan dasar daging, seperti daging berformalin,
daging glonggongan, ayam bangkai, , pemalsuan daging (pencampuran daging sapi dengan
daging babi/ celeng), dan yang terakhir ini kita temukan adalah dendeng bercampur babi.
Kasus – kasus ini tidak hanya kita ditemukan di pasar lokal/ tradisional yang jaminan
keamanan pangannya tidak jelas, tapi kita temukan juga di berbagai pasar modern (pasar
swalayan) ternama yang ternya masih bisa ditipu oleh supplier mereka dengan pemalsuan
produk daging, padahal mereka sudah melakukan pengawasan ketat dan memiliki jaminan
keamanan pangan. Hal inilah yang menyebabkan kita sebagai konsumen waspada dalam
membeli dan mengkonsumsi daging dan produk dagingnya agar kita bisa mendapatkan dan
mengkonsumsi daging dan produknya yang benar-benar HAUS (Halal, Aman, Utuh dan
Sehat).
71
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Kualitas daging yang
HANDOUT MATAtidakKULIAH
baik, kriterianya
TERBUKA antara lain:
1.PENGETAHUAN
Bau dan rasa tidak normal, mungkin
BAHAN PANGAN diakibatkan hewan sakit pada saat dipotong atau hewan
sedang dalam masa pengobatan dengan antibiotika pada saat dipotong (daging berbau obat-
obatan).
2. Warna daging tidak normal.
3. Konsistensi jelek (terasa agak sedikit lunak)
4. Daging busuk dapat mengganggu kesehatan konsumen karena menyebabkan gangguan
saluran pencernaan. Pembusukan dapat terjadi karena penanganan yang kurang baik pada
waktu pendinginan, sehingga aktivitas bakteri pembusuk meningkat, atau karena terlalu
lama dibiarkan ditempat terbuka dalam waktu relative lama pada suhu kamar, sehingga
terjadi proses pemecahan protein oleh enzim-enzim dalam daging yang menghasilkan
amoniak dan asam sulfide.
72
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Daging kambing MATA KULIAH TERBUKA
HANDOUT
1.PENGETAHUAN
Warna daging merah BAHAN
muda pucatPANGAN
2. Lemak menyerupai lemak domba warna putih
3. Bau daging kambing jantan lebih menyengat daripada bau daging kambing betina
Daging domba
1. Daging terdiri dari serabut halus
2. Warna merah muda
3. Konsistensi cukup tinggi
4. Banyak lemak di otot
5. Bau sangat khas
6. Lemak berwarna putih
Daging babi
1. Warna pucat hingga merah muda
2. Serabut halus dengan konsistensi padat dan berbau spesifik
3. Otot punggung yang mengandung lemak umumnya kelihatan kelabu putih
4. Pada umur tua daging berwarna lebih tua, sedikit lemak dengan serabut kasar
73
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
Daging celeng MATA KULIAH TERBUKA
HANDOUT
1.PENGETAHUAN
Warna merah gelap BAHAN PANGAN
2. Serabut otot besar
3. Permukaan daging berminyak
4. Baunya apek
Daging kuda
1. Warna daging merah kehitaman hingga kecoklatan, karena pengaruh udara berubahmenjadi
biru
2. Serabut otot besar dan panjang, konsistensi padat, diantara serabut tidakditemukan lemak
3. Bau dan rasa sedikit manis
4. Lemak berwarna kuning emas dengan konsistensi lembek
Daging Kerbau
1. Pada umumnya liat karena disembelih pada umur tua
2. Serabut otot kasar dan lemaknya putih
3. Rasanya hampir sama dengan daging sapi
4. Warna daging merah tua/ gelap
74
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Daging ayam
1. Warna putih pucat
2. Bagian otot dada dan otot paha kenyal
3. Bau agak amis sampai tidak berbau
Demikian informasi yang dapat kami sampaikan semoga artikel ini bisa bermanfaat
bagi kita semua, sehingga konsumen semakin jeli dalam memilih daging mana yang
bagus dan mana dagingyang sudah dipalsukan.
1
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
UNGGAS
(BAGIAN 1)
Beberapa macam unggas yang sering diusahakan adalah ayam, itik, kalkun,
puyuh, burung dara, namun yang paling banyak diusahakan adalah ayam. Daging
unggas merupakan sumber protein hewani yang baik, karena kandungan asam
amino esensialnya lengkap. Serat dagingnya juga pendek dan lunak, sehingga
mudah dicerna. Banyaknya kalori yang dihasilkan daging unggas lebih rendah
dibandingkan dengan nilai kalori daging sapi atau babi. Karenanya daging unggas
dapat digunakan untuk menjaga berat badan, orang yang baru dalam tahap
penyembuhan dan orang tua yang tidak aktif bekerja lagi.
Termasuk dalam jenis unggas adalah ayam, burung, dan itik. Jenis unggas yang
potensial digunakan sebagai sumber daging adalah ayam dan itik. Ayam yang
khusus dikembangkan sebagai sumber daging adalah ayam broiler (ayam
pedaging). Meskipun demikian, sebenarnya terdapat tiga jenis ayam penghasil
daging, yaitu ayam kampung, ayam ras dan ayam cull. Ayam kampung disebut juga
2
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
ayam lokal atau ayam buras (bukan ras). Berat badan ayam kampung untuk betina
dewasa sekitar 2,5 kg dan jantan 3 - 3,5 kg. Ayam kampung disebut ayam lokal
karena sering diberi nama sesuai dengan daerah asalnya nya, misalnya ayam
sumatra, ayam kedu, ayam nunukan dan ayam pelung. Ayam Sumatra dan ayam
Kedu dikenal sebagai penghasil daging yang baik. Selain itu unggas penghasil
daging adalah burung unta, kalkun, burung dara, enthog (angsa).
3
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
dikembangkan menjadi ayam broiler. Bobot ayam Kate sekitar 1.6 – 1.7 kg, karena
kecilnya dapat menghemat biaya kandang yaitu dapat memuat 20 - 30 persen lebih
banyak ayam pada luas yang sama. Ayam Kate juga memerlukan jumlah makanan
25 persen lebih rendah dari ayam biasa. Biasanya peternakan ayam Kate diperlukan
rasio jantan betina 9 : 100.
Ayam ras adalah jenis ayam yang telah mengalami upaya pemuliaan. sehingga
merupakan ayam pedaging yang unggul dengan bentuk, ukuran dan warna yang
seragam. Di negara-negara maju seperti Amerika, pada umumnya ayam pedaging
dipanen pada umur 8 - 12 minggu, dengan berat 1,59 - 2,05 kg per ekor. Sedangkan
di Indonesia ayam pedaging dipanen pada umur yang lebih muda yaitu sekitar 6
minggu dengan berat 1 - 1,4 kg. Hal ini karena konsumen di Indonesia lebih
menyukai karkas ayam yang tidak terlalu besar, karena dagingnya lunak, lemaknya
belum banyak dengan tulang yang tidak begitu keras.
Ayam cull sebenarnya bukan ayam pedaging, tetapi dijadikan sebagai sumber
daging karena alasan tertentu. Biasanya karena diapkir dari penggunaan utamanya.
Sebagian besar adalah ayam petelur yang diapkir. Ayam diapkir karena alasan
4
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
cacat, atau tidak berfungsi normal, misalnya produktifitasnya turun. Mutu daging
ayam “cull” umumnya lebih rendah dari ayam ras karena sudah tua dan ukurannya
tidak seragam serta jumlahnya sedikit. Ciri-ciri ayam petelur tipe berat adalah
kepala yang bersih, bulu-bulu yang kering dan rapi. Penutupan kulit pada bial dan
liang telinga, rapi hinggi ke pangkal paruh serta tidak kendor dan tidak berkerut.
Ayam petelur tinggi juga terlihat penutupan bulunya lebih rapat dan lebih rapi jika
dibandingkan dengan petelur unggul produksinya 240 – 250 butir/tahun. Setelah
merosot produk telurnya, ayam tersebut bulunya suram dan bulunya tidak mulus
lagi. Ayam petelur muda mulai berproduksi pada umur 5 – 6 bulan dan terus
berproduksi sampai umur 18 bulan. Setelah satu tahun berproduksi, produk telur
menurun.
1.6. Puyuh
Burung puyuh mulai bertelur pada umur 2 ½ bulan, dan hampir setiap hari
bertelur. Dalam setahun rata-rata dihasilkan 250 butir telur. Sebaiknya bila beternak
puyuh dijaga agar perbandingan jantan dan betina 1:4. Telur putuh menetas dalam
waktu 17 hari pengeraman.
Cara yang mudah untuk menentukan jenis kelamin puyuh adalah dengan
melihat warna bulu, yang baru dapat dilakukan setelah berumur 3 minggu. Pada
puyuh jantan, bulu dada biasanya berwarna merah coklat (sawo matang) dan tidak
5
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
terdapat garis atau bercak-bercak hitam. Sedang yang betina bulu dadaya berwarna
merah coklat tetapi terdapat garis atau bercak-bercak hitam. Bila umurnya telah
mencapai 1 ½ bulan jenis kelamin dapat dibedakan dari suaranya, yang jantan
berkokok. Sifat lain yaitu betina memiliki bobot yang besar dibandingkan di jantan.
Betina bobotnya 110 – 160 gr sedang yang jantan 100 – 140 gr. Cara tersebut
meskipun praktis, memiliki kelemahan karena harus menunggu minimal 3 minggu,
yang secara ekonomi merugikan.
1.7. Itik
Itik Jawa sudah mulai bertelur pada umur 6 bulan dan bertelur selama 3 bulan
dengan rata-rata produksi 60 – 70 persen. Kemudian berhenti bertelur selama 2
bulan (malting = rontok bulu) setelah itu dapat bertelur lagi selama 6 bulan dengan
rata-rata produksi 80 – 90 persen. Kemudian rontok bulu lagi selama 2 – 3 bulan,
dan kembali bertelur lagi selama 6 bulan, dan seterusnya. Ada beberapa jenis itik.
• Itik serati adalah itik hasil kawin silang antara entok (Cairina moschata)
dengan itik (Anas platyrynehos var domestica) tidak terbang,
penampilannya tenang, tidak berisik. Serati tidak menghasilkan keturunan
karena terdapat potensi untuk dikembangkan sebagai itik pedaging, tumbuh
6
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
cepat, dan bebas dari bau yang tidak disukai. Pada umur 8 minggu dapat
mencapai bobot 3 kg.itik ini banyak dikembangkan di Taiwan dan Thailand.
• Itik cherry dari Inggris setiap hari pertambahan berat dapat mencapai 55
gr.hal ini berarti dalam waktu 47 hari itik cherry valey sudah mencapai berat
ideal. Jenis itik petelurnya dapat mencapai 275 butir per tahun, konsumsi
ransum rata-rata 3.29 – 3.67.
1.8. Entok
Entok anggota dari famili anatide dikembangkan dalam jumlah terbesar tetapi
menjadi unggas komersial di negara-negara Jerman, Austria dan negara-negara
Eropa Timur. Di Eropa, entok diternakan dengan teknik penggemukan yang disebut
noodling, dengan pemberian sejenis bakmi dari tepung jagung, oat dan barley.
Dengan teknik penggemukan tersebut dihasilkan entok yang bagus dengan hati
yang besar.
Seperti halnya unggas lain, entok merupakan penghasil daging dengan biaya
produksi rendah, relatif tahan penyakit serta mudah memeliharanya. Dengan teknik
pemuliaan, kini dapat dihasilkan entok dengan produksi 150 butir/tahun. Karena
kadar lemaknya lebih rendah dari 18 persen dibanding itik 25 – 30 persen, maka
entok merupakan daging yang banyak digemari di Italia dan Perancis karena lezat
rasanya, di Perancis entok dikenal sebagai “Barbary duck”.
7
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Burung unta mempunyai berat antara 90 sampai 135 kg, dengan kebutuhan
pakan sekitar 3,5 kg per hari. Mereka juga dapat hidup tanpa air dalam waktu yang
lama. Burung unta mampu bertelur sebanyak 15 sampai 60 butir per tahun. Ukuran
telurnya adalah panjang 6 inci, lebar 5 inci dan berat sekitar 1600 gram per butir.
Sebutir telur burung unta setara dengan 2 lusin telur ayam. . Telur unta dapat
dimasak selama 1 sampai 1,5 jam. Telur akan menetas dalam waktu 40 hari.
Burung unta menghasilkan telur sebanyak 20 - 120 butir per musim, tetapi jika
dibudidayakan maka produksi telurnya rata-rata 30 - 60 butir per musim. Penjagaan
terhadap telur dilakukan secara bergiliran. Pada waktu malam dijaga burung unta
jantan, sedangan waktu siang dijaga burung betina.
8
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
menghasilkan daging, burung unta juga terkenal dengan produknya berupa kulit
burung unta. Kulit ini dapat dibuat aneka kostum, sepatu dan dompet.
Daging kalkun tersedia dalam bentuk segar dan beku. Kalkun segar mudah
rusak, seperti jenis daging lainnya. Sedangkan kalkun beku dapat tahan sampai 6
bulan. Selain itu tidak ada perbedaan antara kalkun segar dan kalkun beku dalam
hal mutu dan citarasanya. Daging kalkun beku harus dicairkan atau dithawing di
dalam lemari es atau refrigerator. Jangan dithawing pada suhu kamar atau dengan
air hangat, karena dapat menyebabkan bakteri dapat berkembang dengan cepat,
meskipun bagian dalam daging kalkun masih beku. Kalkun beku dapat juga
dicairkan pada air dingin yang mengalir, tetapi cara ini tidak disarankan. Kalkun
beku yang sudah dithawing tidak boleh dibekukan kembali. Daging kalkun tersebut
akan kehilangan nilai gizi, tekstur dan citarasanya.
Daging kalkun mempunyai bagian daging merah dan daging putih. Daging
putih proporsinya sekitar 52 persen, bagian dada 41 persen dan sayap 11 persen.
Kalkun merupakan burung yang berasal dari bagian utara Mexico dan bagian
selatan Amerika Serikat. Pertama kali diternakkan di Mexico dan kemudian di bawa
ke Eropa pada abad ke 16. Amerika merupakan konsumen terbesar daging kalkun.
Rata-rata mereka mengkonsumsi sekitar 9,5 kg daging kalkun per tahun. Selama
perayaan Thanksgiving sekitar 335.000.000 kg daging kalkun atau sekitar 45 juta
ekor kalkun dikonsumsi di Amerika Serikat. Sedangkan selama natal sebanyak 22
juta ekor kalkun dimasak.
Kalkun dapat mencapai berat 43 kg dengan ukuran yang sama dengan seekor
anjing besar. Daging kalkun mengandung protein tinggi dan rendah lemak.
Disamping itu merupakan sumber zat besi, fospat, seng, kalium dan vitamin B yang
baik. Daging kalkun dapat dimasak dengan berbagai cara. Setiap tahun
bermunculan resep-resep baru bagaimana cara memasak kalkun yang baik. Resep
dan teknik tersebut umumnya muncul berdasarkan bahan-bahan regional yang
9
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
sedang menjadi mode dan metode pemasakan yang kreatif. Semua teknik memasak
tersebut ditujukan untuk menghasilkan daging kalkun yang baik yaitu daging dada
yang lembab (tidak kering) dan empuk dan daging paha atas dan bawah yang
empuk, kulit yang coklat keemasan dan citarasa yang tak terlupakan. Karena
citarasa daging kalkun dapat menyatu dengan bumbu atau apapun yang diisikan ke
dalamnya, maka kalkun dapat dimasak dengan dipanggang, ditumis (dimasak
dengan sedikit air), digoreng, direbus, dibuat sate dlan sebagainya.
10
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
bersin, kurang bereaksi terhadap lingkungan, fesesnya berwarna putih dan encer
serta tanda-tanda yang lain. Semua tanda-tanda yang terlihat dicatat. Selanjutnya
diperiksa keadaan masing-masing bagian seperti kepala, mata, sayap, leher, bulu,
kulit kaki, hidung dan tulang.
Kondisi dan tingkah laku ayam diperiksa untuk melihat apakah berpenyakit
atau tidak misalnya lemas dan malas, tidak suka makan, sering bersin, kurang
bereaksi terhadap lingkungan, fesesnya berwarna putih dan encer serta tanda-tanda
yang lain. Semua tanda-tanda yang terlihat dicatat. Selanjutnya diperiksa keadaan
masing-masing bagian seperti kepala, mata, sayap, leher, bulu, kulit kaki, hidung
dan tulang. Pemeriksaan ditujukkan untuk melihat adanya penyimpangan warna
kecerahan, bentuk, luka/memar dan lendir. Pemeriksaan pasca mortem dilakukan
terhadap organ-organ dalam (usus, hati dan lain-lain) serta karkas secara
keseluruhan untuk melihat adanya penyimpangan warna, bengkak, pertumbuhan
tidak normal (tumor) serta penyimpangan yang lain.
11
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
a) Broiler/Fryer, adalah ayam pedaging baik jantan maupun betina yang umurnya
6 minggu. Dagingnya lunak, empuk, dapat dilipat, dan kulitnya mempunyai
tekstur yang halus. Tulang dada lemas (fleksibel).
12
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
b) Roaster, adalah ayam pedaging baik jantan maupun betina yang umurnya kurang
dari 8 minggu. Dagingnya lunak, empuk, dapat dilipat, dan kulitnya mempunyai
tekstur yang halus, lebih halus dari broiler. Tulang dada lebih lemas (fleksibel)
dibanding broiler.
c) Capon, adalah ayam jantan kebiri yang umurnya kurang dari 10 bulan.
Dagingnya lunak, empuk, dapat dilipat, dan kulitnya mempunyai tekstur yang
halus.
d) Stag, adalah ayam jantan yang umurnya kurang dari 10 bulan. Dagingnya liat
(alot), berwarna gelap dan kulitnya mempunyai tekstur yang kasar. Tulang dada
kaku serta mempunyai beberapa taji.
e) Hen atau Fowl atau stewing chicken adalah ayam betina dewasa yang umurnya
lebih dari 1 bulan. Dagingnya sangat empuk, lebih empuk dari roaster tetapi
tulang dadanya tidak lemas.
f) Cock atau roaster tua adalah ayam jantan dewasa, mempunyai kulit kasar, daging
liat dan berwarna gelap, tulang dada kaku dan mempunyai taji.
13
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
14
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Ayam Pedaging
2.1.Penyembelihan
15
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Oeshopagus
Trakhea
Gambar 3.1. Saluran darah, oeshopagus dan trakhea diantara leher dan
kepala ayam (Gregory, 1989)
16
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
2.3. Penyeduhan
Penyeduhan atau perendaham dalam air panas dilakukan dengan tujuan untuk
memudahkan proses pencabutan pada tahap berikutnya karena kolagen yang
mengikat bulu sudah terakogulasi. Suhu dan waktu perendaman yang digunakan
54-50oC selama 60 – 120 detik. Perendaman terlalu lama menyebabkan kulit
menjadi gosong atau coklat. Metode yang digunakan :
a. Hard scalding
17
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
beberapa unggas menjadi seperti adonan atau hancur dan warna kulit
berubah. Keuntungannya: bulu lebih mudah lepas
b. Sub scalding
c. Semi scalding
2.4.Pencabutan Bulu
Tahap pencabutan bulu meliputi penghilangan bulu besar, bulu halus dan bulu
seperti rambut. Pencabutan bulu besar dilakukan secara mekanis dari dua arah, yaitu
depan dan belakang. Sedangkan pencabutan bulu halus dan bulu rambut umumnya
dilakukan dengan metode “wax picking”, yaitu dengan pelapisan lilin. Metode
pelapisan lilin dilakukan pada unggas yang telah mengalami penyeduhan dilapisi
lilin dengan cara merendamnya dalam cairan lilin. Setelah cukup terlapisi unggas
diangkat dan dikeringkan sehingga lapisan lilin menjadi mengeras padat. Dengan
18
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
demikian bulu-bulu yang ada pada karkas akan ikut terlepas bila lapisan lilin yang
telah mengeras dilepaskan.
Pada Rumah Potong Ayam (RPA) sekala besar pencabutan bulu sisa ini dengan
menggunakan metode perendaman pada lilin (wax) cair. Lilin cair ditempatkan
pada dua buah tangki, tangki pertama dengan suhu 71oC dan kedua 53 sampai 59oC.
Pertama karkas unggas dicelup pada tangki pertama dengan waktu sekitar tiga
detik, didinginkan pada udara luar sehingga terbentuk lapisan tipis. Kemudian
karkas dicelupkan pada tangki kedua supaya terjadi lapisan lilin yang lebih tebal.
Pencelupan tersebut tidak dilakukan pada ujung kaki unggas. Setelah itu karkas
didinginkan dengan merendam pada air dingin atau menyemprot dengan air dingin.
Lapisan lilin kemudian dikelupas, sehingga bulu-bulu sisa yang menempel pada
lilin dapat terlepas. Pada proses ini diharapkan semua bulu dapat dibersihkan.
Setelah bulu habis biasanya dilakukan penyemprotan dengan air bersih sehingga
sisa-sisa bulu dan kotoran yang menempel pada kulit hilang.
2.5. Dressing
19
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
20
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
21
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Prosesing pengeluaran jerohan harus hati-hati agar tidak terjadi luka pada
usus yang dapat mengakibatkan pencemaran kotoran pada karkas. Secara
sederhana jerohan dapat diambil dengan cara memasukkan jari tangan pada
bekas pembedahan perut dan tangan yang lain memegang pada bagian perut
yang tidak dibedah (abdomen). Tiga jari tengah dimasukkan diantara karkas
dengan jerohan sampai bagian hati. Jari dibengkokkan dan bagian jerohan
ditarik keluar (Gambar 3.7.). Bagian pangkal anus diikat dengan benang dan
dipotong mengelilingi lubang anus dan jerohan dapat ditarik sampai terlepas.
22
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Setelah isi rongga perut karkas dikeluarkan, karkas dicuci dalam bak
pencucian. Untuk memudahkan pencucian, sebaiknya bak pencucian dilengkapi
dengan air kran. Dalam bak pencucian ditambahkan larutan desinfektan yang aman
untuk bahan makanan dengan dosis 2ml untuk 10 liter air. Setelah proses pencucian
selesai, karkas kemudian dimasukkan ke dalam bak yang berisi air dan es untuk
menunggu proses berikutnya. Yaitu pemisahan karkas menurut grade (tingkatan
mutu). Proses pemotongan kepala, kaki dan eviskerasi sebaiknya dilakukan diatas
meja yang dilapisi porselen atau meja yang terbuat daari baja tahan karat(stainless
steel) yaang dilengkapi kran air agar permukaan meja dapat dengan mudah
dibersihkan, sehingga tingkat kontaminasi silang dari jeroan ayam dapat ditekan
seminimal mungkin.
2.7. Pendinginan/Chilling
Pada proses chilling di rumah potong ayam berskala besar biasanya digunakan
chiller water baik yang menggunakan metode penyemprotan maupun. Pada
23
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
3. KOMPONEN KARKAS
Daging unggas merupakan sumber protein yang tinggi. Rata-rata daging ayam
mengandung protein 20 persen. Sedangkan nutrien lain terdapat pula dalam daging,
yaitu lemak sebanyak 7 persen, mineral (dihitung dalam bentuk abu) 1,1 persen dan
air 76 persen. Protein yang terbanyak adalah actomiosin dan selama pengolahan
dan penyimpanan dapat terjadi perubahan, yang kemudian banyak dihubungkan
dengan sifat keempukan daging unggas. Adanya protein kollagen dan elastin
dikoversikan dengan gelatin pada waktu daging ayam dimasak dalam air atau
dengan uap panas, dan ini menyebabkan apa yang dinamakan body yang baik pada
sup daging unggas.
24
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Tabel 3.2. Berat unggas sebelum dipotong, sesudah dihilangkan bulunya, dan
bagian yang dapat dimakan
kg kg % kg % kg %
Ayam
Kalkun
3.2.1. Otot
Komponen karkas yang paling mahal adalah otot. Bagian terbesar otot terdapat
di bagian dada, sehingga besarnya dada dijadikan ukuran untuk membandignkan
kualitas daging pada broiler. Fungsi otot yang utama bagi tubuh unggas adalah
25
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
untuk menggerakan tubuh, menutupi tulang dan membentuk tubuh. Otot pada dada
ayam berwarna lebih terang sedangkan otot pahanya berwarna lebih gelap,
disebabkan ayam lebih banyak berjalan daripada terbang, sehingga menyebabkan
pigmen mioglobin terdapat lebih banyak pada otot paha.
3.2.2. Lemak
Lemak mempunyai tiga tipe, yaitu (1) lemak bawah kulit (subcutan), (2) lemak
perut bagian bawah (abdominal) dan (3) lemak dalam otot (intramuscular).
Persentase lemak abdominal pada ayam lebih tinggi daripada ayam jantan, dan
bobotnya semakin bertambah dengan meningkatnya umur. Kandungan lemak
subkutan dipengaruhi oleh umur. Lemak subkutan meningkat dari 13,25 % pada
umur 3 minggu menjadi 33,87 % pada umur 9 minggu.
3.2.3. Tulang
3.2.4. Kulit
26
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Epidermis terdiri atas dua lapisan tipis bagian luar disebut “stratum corneum”
dan bagian dalam disebut “rete malphigi” atau “stratum germinatum”. Dermis
tersusun dari jaringan pengikat yang mengandung banyak lemak. Kulit unggas
relatif tipis dibandingkan dengan kulit mamalia. Pada ayam, kulit sangat sensitif
waktu rontok bulu (molting), karena jaringan syaraf, otot dan pembuluh darah yang
mengalir di dalam kulit berhubungan dengan akar bulu. Warna kulit dipengaruhi
oleh pigmen kulit, melanin dan santophyl.
Kulit mempunyai beberapa fungsi yaitu (1) melindungi bagian dalam kulit
secara mekanik terdapat kemungkinan masuknya zat-zat, (2) melindungi kulit
terdapat cahaya atau sinar yang akan masuk, karena pada sel epidermis terdapat
pigmen melanin, (3) mengatur temperatur tubuh, (4) sebagai, kelenjar sekresi, yaitu
tempat keluarnya keringat, (5) tempat pembentukan vitamin D dari cholesterol dan
(6) sebagai tempat berlangsungnya respirasi.
27
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
diselaputi oleh membrane tipis disebut epimesium. Lapisan epimesium terdiri dari
jaringan ikat yang berupa serabut-serabut kolagen dan elastin. Struktur daging dari
serabut otot dapat dilihat pada Gambar 3.8.
28
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
tengahnyaa terdapat daerah terang H yang terbagi dua oleh daerah gelap pseudo H
atau garis gelap M.
Daging unggas tersusun atas komponen bahan pangan yaitu protein, lemak,
karbohidrat, vitamin, air, mineral dan pigemn. Kadar masing-masing komponen
berbeda-beda tergantung pada jenis, umur, jenis kelamin.
Ayam
29
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
4.2.1. Protein
Protein dalam jaringan otot terdiri atas tiga macam bentuk yaitu miofibril,
sarkoplasma dan tenunan pengikat. Protein daging ayam termasuk berkualitas
tinggi karena mudah dicerna, diserap dan mengandung asam amino esensial yang
lengkap dalam jumlah yang besar dibandingkan dengan hewan lain diluar unggas.
Sebagai perbandingan dapat dilihat pada Tabel 3.4.
Tabel 3.4. Persentase jenis asam amino pada ayam dan hewan lain selain unggas
30
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Tabel 3.5. Persentase ptotein pada bagian dada, paha dan kulit ayam ras dana ayam
buras
Persentase protein daging dada ayam ras maupun ayam buras mempunyai
nilai tertinggi, sedangkan pada bagian kulit menggandung persentase protein paling
rendah. Persentase protein daging dada lebih tinggi dibandingkan dengan
persentase protein bagian paha maupun kulit. Protein daging terdiri atas miofibrilar,
sarkoplasmik, mitokondria dan jaringan ikat.
31
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
4.2.2. Lemak
Daging ayam mengandung lemak relative rendah, terdiri dari asam jenuh dan
asam lemak tidak jenuh. Daging ayam mengandung banyak asam lemak esensial
yang meliputi asam oleat, linoleat, linolenat, dan arachidonat (Tabel 3.6).
32
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
4.2.4. Pigmen
Warna daging ayam normal berwarna putih keabuan sampai merah pudar
atau ungu. Warna daging dapat berubah atau terjadi penyimpangan warna menjadi
coklat, merah cerah, merah pink dan hijau. Perubahan ini terjadi karena mioglobin
bereaksi dengan senyawa lain atau mengalami oksigenasi, oksidasi, reduksi dan
denaturasi. Gambar.. dapat dilihat perubahan warna daging.
Pigmen prinsipal pada jaringan otot yang berhubungan dengan warna adalah
pigmen darah hemoglobin, terutama dalam aliran darah, dan mioglobin yang
terdapat dalam sel. Ada tiga macam mioglobin yang memberikan warna yang
berbeda; pada jaringan otot yang masih hidup, mioglobin dalam bentuk tereduksi
dengan warna merah keunguan, mioglobin ini seimbang dengan mioglobin yang
mengalami kontak dengan oxigen, oximioglobin yang berwarna merah cerah.
33
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Reaksi oksigenasi biasanya dapat ditandai pada daging segar < 0,5 jam dan
biasanya disebut blooming pada industri daging. Oksimioglobin yang merah tetap
stabil sepanjang heme tetap teroksigenasi dan besi dalam heme tetap pada status
tereduksi. Bentuk lain dari mioglobin ditandai adanya oxidasi besi dari heme di
dalam mioglobin dari bentuk Fe2+ (ferrous) menjadi Fe3+ (ferric), disebut sebagai
metmioglobin dan berwarna coklat. Metmiglobin adalah pigmen utama penyebab
penyimpangan warna daging yang normal sebagai akibat dari oksidasi atom besi.
Nampaknya merupakan pigmen merah kecoklatan yang tidak diinginkan. Reaksi
ini dapat reversible sepanjang ada senyawa pereduksi, seperti NADH (nicotinamide
adenine dinucleotide) didalam daging. Secara singkat reaksi perubahan warna pada
daging dapat dilihat pada Gambar 3.7.
34
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Proses perubahan warna daging menjadi hijau disebabkan akibat oleh kerja
dari mikroba. Pembentukan warna hijau pada daging terjadi pada saat proses
oksidasi membentuk metmioglobin (warna coklat), bila dalam prosesnya terdapat
H2S yang dihasilkan oleh mikroba (dari proses dekarboksilasi mikroba) biasanya
oleh BAL dan Pseudomonas. Maka H2S akan bereaksi dengan mioglobin
membentuksulfmioglobin (warna hijau) pada daging.
Setelah hewan disembelih dan mati maka aliran darah akan terhenti. Hal ini
akan menyebabkan terjadinya perubahan pada jaringan otot. Fase setelah mati
disebut pasca mortem. Fase pre-rigor adalah suatu fase yang terjadi setelah hewan
mengalami kematian. Pada fase ini otot berada dalam keadaan relaksasi, yaitu
belum terjadi persilangan antara filamen aktin dan myosin sehingga jaringan otot
masih halus dan empuk. Pada fase ini proses kimiawi dan pertumbuhan mikrobia
berlangsung lambat sekali.
Selanjutnya daging mengalami fase rigor mortis yaitu suatu perubahan pasca
mortem yang terjadi dalam otot dan mempunyai pengaruh langsung terhadap
keempukan daging. Secara fisik dapat dikatakan bahwa rigor mortis merupakan
suatu proses yaitu daging mnejadi kaku dan kehilangan fleksibilitasnya. Kekakuan
ini disebabkan karena terjadinya persilangan filamen aktin dan myosin karena
kontraksi otot. Lamanya rigor mortis pada ayam sekurang-kurangnya selama 12
jam. Fase pasca rigor, daging kembali menjadi empuk karena tidak ada lagi
pembentukan energi (ATP) yang dapat digunakan untuk kontraksi dan persilangan
filamen aktin dan myosin.
5.1. Perubahan pH
Dalam keadaan hidup pH daging berkisar 6,8 – 7,2. Setelah disembelih terjadi
penurunan pH karena terjadi penimbunan asam laktat dlaam jaringan otot akibat
proses glikolisis anaerobe. Kemudian terjadi peningkatan pH akibat pertumbuhan
mikroorganisme. Pada daging unggas (ayam) penurunan pH akan mencapai nilai
35
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
5,8 – 5,9 setelah melewati fase pasca mortem selama 2 –4,5 jam. Kecepatan
penurunan pH sangat dipengaruhi oleh temperatur sekitarnya. Suhu tinggi akan
lebih cepat, kecepatan penurunan pH akan mempengaruhi kondisi fisik jaringan
otot.
Selama proses pasca mortem terjadi perbahan jaringan otot yaitu penurunan
keempukan sebagai akibat kelebihan energi, sehingga jariongan otot berkontraksi.
Setelah energi habis dan tidak terbentuk lagi, dan ini terjadi pada fase pasca rigor,
karena kontraksi otot sudah terhenti. Setelah fase rigor mortis terlewati, jaringan
otot mengalami fase pasca rigor, dimana jaringan otot m,enjadi lunak dan daging
menjadi empuk. Mekanisme proteolitik merupakan teori yang sering digunakan
untuk menerangkan keempukan daging pasca rigor. Dengan turunnya pH, enzim
katepsin akan aktif mendisintegrasi garis-garis gelap Z pada miofilamen,
menghilangkan gaya adhesi antara serabut-serabut otot. Enzim katepsin yang
bersifat proteolitik tersebut dapat melonggarkan protein serat otot.
Perubahan struktur otot berkaitan dengan konversi otot dan dibagi menjadi tiga
tahap yaitu:
36
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
1. Tingkat glikogen pada saat mati. Bila tingkat glikogen rendah, rigor
cenderung berlangsung dengan cepat. Tingkat perkembangan rigor dapat
dihubungkan dengan pH akhir yang tercapai.
37
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Perubahan kelarutan protein selama fase pasca mortem dipengaruhi oleh pH,
tersedianya ATP dan factor lainnya. Setelah hewan mati, terjadi penurunan
kelarutan protein larut garam terutama myosin. Tahap penurunan kelarutan protein
dimulai dari saat pre-rigor. Pada fase pre-rigor kelarutan per unit pH lebih kecil
dibandingkan saat rigor mortis. Hal ini disebabkan karena pada fase pre-rigor
penurunan kelarutan protein hanya dipengaruhi oleh penurunan pH saja, sedangkan
pada fase rigor mortis selain akibat penurunan juga dipengaruhi oleh kuatnya ikatan
aktin danmiosin akibat habisnya ATP.
Daya ikat air pada fase pre-rigor masih relative tinggi, tetapi secara betahap
menurun seiring dengan nilai pH dan jumlah ATP jaringan otot. Habisnya ATP
pasca mortem pada fase rigor mortis menyebabkan terjadinya ikatan yang kuat
antara filament aktin dan myosin. Kuatnya jaringan protein miofibrilar tersebut
dapat menyebabkan menyempitnya ruangan untuk mengikat air, sehingga daya ikat
38
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
air daging pada fase rigor mortis sangat rendah. Selama proses pasca rigor, daya
ikat air daging dapat meningkat lagi, karena adanya perubahan muatan elektrik
molekul protein otot atau dengan melonggarnya jaringan miofibrilar akibat aktivitas
enzim proteolitik.
39
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
UNGGAS
(BAGIAN 2)
Tujuan pelayuan daging adalah agar proses pembentukan asam laktat dapat
berlangsung sempurna sehingga terjadi penurunan pH daging. Nilai pH daging yang
rendah dapat menghambat pertumbuhan bakteri, sehingga proses kebusukan dihambat.
Pengeluaran darah menjadi lebih sempurna, karena darah merupakan media baik bagi
pertumbuhan mikroba; lapisan luar daging menjadi kering, sehingga kontaminasi
mikroba pembusuk dari luar dapat ditahan; serta untuk memperoleh daging yang
memiliki keempukan optimum serta citarasa yang khas.
Pelayuan yang paling baik dilakukan pada suhu sedikit lebih rendah daripada suhu
kamar. Lama pelayuan dan temperatur karkas akan menentukan keempukan daging
unggas. Karkas yang dilayukan dalam ruangan dengan suhu 32oF dan 66oF akan lebih
empuk daripada pelayuan dalam 98,6oF, akan tetapi seluruh karkas mendekati nilai
derajat keempukan hampir sama, setelah dilayukan lebih dari 8 jam tanpa memperhatikan
temperaturnya.
Pelayuan daging unggas sebaiknya dilakukan pada suhu 0 – 7oC. Pada kondisi seperti
ini akan memberikan kesempatan pada daging untuk melewati fase rigor mortis. Bila
daging telah melewati fase ini maka daging akan menjadi empuk. Rigor mortis pada
daging ayam, pada suhu ruang, berlangsung 2–4,5 jam. Lamanya fase ini tergantung
kepada suhu dan macam unggas. Grafik di bawah ini mengambarkan pengaruh pelayuan
terhadap keempukan.
4.2. Pembekuan
Penyimpangan daging beku dilakukan pada suhu –17 sampai –40 0C pada daging
unggas dapat tahan dalam keadaan baik selama satu tahun bila disimpan pada suhu –17,8
40
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
0C. Pada suhu ini daging unggas dalam keadaan beku. Dengan pembekuan pertumbuhan
mikroba dan aktivitas enzim dapat dihambat, sehingga proses pembusukan atau
kerusakan daging unggas dapat dihambat. Perubahan-perubahan yang dapat terjadi
selama pembentukan antara lain glikolisis, denaturasi protein, perubahan akibat aktifitas
enzim dan mikroba. Perubahan kimia dan biokimia, seperti glikolisis berlangsung dengan
kecepatan menurun selama penyimpanan beku, bahkan terhenti sama sekali setelah
menyimpanan selama dua bulan pada suhu –17oC. Selama penyimpanan beku terjadi
denaturasi protein. Denaturas protein akibat suhu rendah (pembentukan dan penyimpanan
beku) disebabkan meningkatnya konsentrasi padatan intraseluler akibat keluarnya cairan
dari sel membentuk kristal sel. Perubahan perubahan yang paling cepat terjadi pada suhu
sedikit dibawah titik beku (sub freezing).
Selama proses pembekuan reaksi-reaksi enzimatik dan non enzimatik yang dapat
menyebabkan terjadinya kerusakan dan kebusukan akan berlangsung lebih lambat. Selain
itu suhu pembekuan dapat menghancurkan mikroba. Hal ini disebabkan oleh karena
terjadinya kenaikan konsentrasi padatan intraseluler; keluarnya senyawa-senyawa dengan
berat molekul rendah dari sel-sel bahan sehingga mengurangi ketersediaan substrat;
pembekuan kristal es, terutama kristal es intraseluler yang secara fisik akan merusak
selsel mikroba. Kenaikan konsentrasi padatan intraseluler selama proses pembekuan
dapat mengakibatkan perubahan fisik dan kimia terhadapat sel-sel bakteri, seperti
perubahan pH, tekanan uap, titik beku, tegangan permukaan dan potensial oksidasi-
reduksi.
41
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Pengkelasan mutu unggas didasarkan pada spesies, jenis kelamin dan umur, yaitu
faktor-faktor yang dapat mempengaruhi mutu. Berdasarkan spesies, unggas dapat
digolongkan dalam ayam, bebek, kalkun, merpati dan sebagainya. Setiap spesies
mempunyai karakteristik-karakteristik yang mempengaruhi metode pemasakan dan sifat
organoleptik. Jenis kelamin unggas dapat mempengaruhi cita rasa, keempukkan, juiciness
dan pemasakan. Umur unggas juga dapat mempengaruhi metode pemasakan dan mutu
organoleptik.
42
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
• Keadaan tubuh
Bentuk atau konformasi karkas yang baik harus padat (kompak). Paha, betis,
sayap dan dada berdaging tebal. Besar daging dada dapat diketahui dengan
mengukur panjang tulang dada, karena tulang dada merupakan tempat perlekatan
daging. Makin panjang tulang dada, makin banyak daging yang melekat
(berdasarkan penelitian 50% daging ayam terdapat pada tulang dada). Bentuk
dada yang baik harus lebar dan bulat.
• Kulit
Kulit dari karkas yang baik harus utuh, tidak terlihat memar, penebalan, luka
maupun bekas luka. Warna kulit sebaiknya dipilaih yang putih kekuning-
kuningan. Perhatikan apakah kulit benar-benar bebas dari bulu-bulu jarum yang
belum tercabut, mengingat mikroba kadang bersarang di dalam bulu tersebut.
Perlu cermati pula, apakah terdapat kecacatan kulit berupa memar yaitu warna
kebiru-biruan pada permukaan kulit. Memar tersebut dapat terjadi karena adanya
benturan yang keras mengenai karkas. Benturan itu menyebabkan terjadinya
pendarahan kecil dan selanjutnya darah tersebut membeku sehingga berwarna
kebiru-biruan. Dengan adanya memar ini, daya tahan karkas terhadap serangan
mikroorganisme rendah, sehingga daging mudah busuk.
• Perlemakan
Perlemakan harus menyebar merata di bawah kulit yang menutupi seluruh bagian
karkas. lemak ini perlu dipertahankan, sebab selain memberi rasa lezat dan gurih,
lemak juga melindungi daging dari kekeringan ketika digoreng. Ini disebabkan
lemak menghindari sentuhan langsung daging dengan minyak goreng.
• Keadaan tulang
Karkas ayam dikatakan cukup berkualitas jika tidak dijumpai tulang yang patah
atau persendian yang terlepas. Bagian sayap perlu diperhatikan karena biasanya
hilangnya persendian terjadi pada bagian ujung sayap. Untuk karkas yang tidak
segera dikonsumsi setelah dipotong, sebaiknya di simpan dalam pendingin.
43
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Unggas dapat diklasifikasikan menjadi tiga kelas mutu. Pengkelasan mutu unggas
(hidup) didasarkan pada konformasi, perdagingan, perlemakan, keutuhan, perubahan
warna dan kebersihan. Pengklasifikasian unggas berdasarkan SNI 3924:2009 terdapat
pada Tabel 3.8.
Tingkatan mutu
No. Faktor mutu
Mutu I Mutu II Mutu III
44
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Tingkatan mutu
No. Faktor mutu
Mutu I Mutu II Mutu III
Konformasi dalam SNI adalah ada tidaknya kelainan bentuk karkas dari tulang
terutama pada bagian dada dan pahan. Perdagingan adalah ketebalan daging pada dada,
paha dan punggung. Perlemakan adalah penyebaran dan jumlah lemak di pangkal leher
(pectoral) dan rongga perut (abdominal). Keutuhan karkas adalah tidak ada tulang yang
patah atau hilang, persendian yang lepas, kulit atau daging yang robek maupun hilang.
Potongan karkas berdasarkan SNI 3924:2009 dibadi menjadi: ayam utuh, karkas
dibagi 2 bagian, karkas dibagi 4 bagian, karkas dibagi 8 bagian dan karkas dibagi menjadi
10 (Gambar 3.10)
45
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Karkas dibagi menjadi empat bagian Karkas dibagi menjadi delapan bagian
6. KARKAS AYAM
Karkas ayam broiler adalah bagian tubuh ayam setelah disembelih, dicabut bulu,
dikeluarkan isi perut dan dibersihkan tanpa leher, kepala dan kaki atau dengan kata lain
karkas adalah berat hidup ayam dikurangi kepala, leher, darah, bulu, kaki dan jeroan..
Karkas unggas ketika dipasarkan ke konsumen dapat berupa karkas utuh, belahan
karkas kiri dan kanan, seperempat karkas atau potongan-potongan karkas yang lebih
kecil. Bagian belahan karkas kanan dan kiri dapat dibagi menjadi dua bagian dengan
memotong mengikuti ujung posterior rusuk terakhir dan dilanjutkan melalui veterbral
column. Sayap dipisahkan melalui sendi bahu dan dapat dibagi dengan memotong bagian
distal terhadap tulang radius dan ulna. Bagian dada terdiri dari sternum dan otot terkait
yang bisa berupa bentuk utuh atau dibelah menjadi dua bagian (dada kiri dan dada kanan).
Paha dipisahkan pada acetabulum dengan otot pelvic tanpa tulang pelvic. Paha dapat
dibagi dua dengan memotong pada persendian antara femur dengan tibia, bagian proximal
disebut thigh (paha gending) dan distal disebut drumstick. Sisa bagiannya berupa
46
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
punggung utuh yang meliputi tulang pelvic, scapula bagian dorsal dari rusuk dan
vertebrae dari bagian posterior leher sampai ekor.
Karkas ayam broiler terdiri dari beberapa bagian, yaitu: dua buah sayap, satu bagian
dada, satu bagian punggung dan dua bagian paha yang terdiri dari dua bagian thigh dan
dua bagian drum stick. Sayap (F) adalah bagian yang terdiri dari daging pada tulang
radius, ulna dan humerus dengan tulang-tulang tersebut. Dada (D) terdiri dari tulang-
tulang sternum dan daging yang melekat padanya. Paha (A) terdiri dari daging yang
melekat pada pelvis tanpa tulang pelvis ditambah daging dan tulang pada paha. Thigh
(C) terdiri dari daging yang melekat pada tulang femur sampai pertemuan tulang femur
dengan tulang tibia dengan tulangnya. Drumstick (B) terdiri dari daging yang melekat
pada tulang tibia dan tulang fibula pada paha dengan tulangnya. Punggung (E) adalah
bagian yang memanjang dari pangkal leher sampai pada bagian pelvis dengan daging
dan tulang yang ada padanya (Gambar 3.11).
47
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Daging didefinisikan sebagai jaringan dari hewan, baik yang berupa bagian dari
karkas, organ dan kelenjar dan semua produk hasil dari pengolahan jaringan tersebut yang
dapat dimakan dan tidak menimbulkan gangguan kesehatan bagi yang memakan. Daging
sebagian besar tersusun atas otot, selain itu juga terdapat jaringan ikat, epitel, syaraf,
pembuluh darah, lemak, ligamentum dan tendon. Beberapa pemotongan karkas unggas
yang dipasarkan secara komersial terdapat pada Gambar 3.12 dan 3.13.
48
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Cut:10-Piece cut broiler Cut: 4-Pieces cut broiler Cut : Broiler Halves
a. Legs, b. thighs, c.
wings, d. part of back
portion. e. tail end of back
portion. f. breasts
49
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
50
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
kompleks. Kesan pertama adalah penampakan, khususnya pada keseragaman karkas, ada
tidaknya kerusakan (cacad), warna kulit dan warna daging. Cacat meliputi adanya memar,
perubahan warna kulit, bulu yang tertinggal, kulit robek, kulit hilang, tulang patah dan
atau tulang terpisah dan lain sebagainya. Karena alasan tersebut, beberapa pedagang ayam
dengan sengaja menambahkan zat warna kuning pada kulit ayam agar menarik.
Rasa dan aroma daging ayam ternyata dipengaruhi oleh umur, jenis makanan yang
diberikan, jenis kelamin, cara pemeliharaan, serta jenis atau galur ayam. Aroma dan rasa
daging ayam tersebut berasal dari daging, kulit, lemak dan tulangnya. Daging dari karkas
ayam betina lebih disukai dari karkas jantan. Ayam yang diberi makan dengan ransum
yang tinggi kadar jagungnya (lebih dari 50 %), menghasilkan karkas dengan daging yang
lembut dan rasa serta aromanya disukai konsumen.
Daging ayam buras masih lebih disukai oleh masyarakat Indonesia dibandingkan
daging ayam ras. Hal ini disebabkan karena ayam buras lebih banyak bergerak atau aktif
mencari makan, sehingga kandungan lemaknya rendah dan dagingnya lebih tidak berair
atau lebih kering. Kandungan air karkas ayam broiler yang umumnya berusia muda tinggi
yaitu sekitar 71 %, sedangkan karkas ayam buras (yang biasanya lebih tua) 60 - 66 persen.
Karena lebih banyak bergerak, kandungan asam laktat dalam daging ayam buras lebih
tinggi, yang mungkin membantu meningkatkan rasa daging ayam buras.
Dilihat dari kandungan gizinya, daging ayam hampir sama dengan daging ternak
lainnya. Kadar proteinnya sekitar 20 % dengan susunan asam amino yang lengkap dan
seimbang sehingga protein tersebut bermutu sangat tinggi. Daging ayam, terutama daging
bagian dada ternyata merupakan sumber vitamin B (terutama niasin, riboflavin dan
tiamin) yang sangat tinggi. Seperti jenis daging lainnya, daging ayam juga mempunyai
meat factor yang membantu penyerapan zat besi oleh tubuh.
Daging ayam broiler muda mempunyai kandungan air yang tertinggi yaitu sekitar
71 persen, ayam dewasa 66 persen dan ayam tua 56 persen. Karena itu daging broiler
nampak lebih berair bila dibandingkan daging ayam kampung (buras). Kandungan
protein dan lemak daging broiler berturut-turut adalah 20.5 dan 2.7 persen, sedang ayam
51
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
dewasa 20.2 dan 12.6 persen untuk pembanding kalkun 20.1 dan 20.2 persen dan bebek
16.1 dan 20.6 persen.
Kadar lemak daging bebek, mentok, burung dara muda dan kalkun lebih tinggi
dari daging ayam. Lemak unggas terdapat dalam tenunan otot dan lapisan daging di
bawah kulit serta di rongga perut. Bila ayam kebiri maka lemak akan lebih banyak tetapi
lebih baik distribusinya daripada ayam yang tidak dikebiri. Daging yang memiliki
kandungan gizi yang cukup tinggi, yaitu protein 10.2 – 20.2 persen dan lemak 6.2 – 12.6
persen. Kandungan kalori daging ayam sekitar 151 kal/100 gr daging. Susunan asam
amino di dalam protein daging adalah lengkap dan yang paling menonjol adalah
kandungan valin (6.7%) yang tinggi. Valin sangat dibutuhkan anak-anak di bawah umur
4 tahun, karena sangat baik untuk perkembangan otak.
Komposisi kimia daging ayam bervariasi. Daging putih ayam (tanpa kulit)
mengandung kira-kira 64 % air, 32 % protein dan 3,5 % lemak. Daging merahayam (tanpa
kulit) mengandung lemak lebih banyak yaitu sekitar 6 %, sedangkan protein 28 % dan air
65 %. Kulit ayam mengandung lebih banyak lemak. Protein unggas bermutu tinggi karena
mengandung semua asam amino essensial yang dibutuhkan manusia. Lemak unggas
mengandung asam lemak tidak jenuh lebih banyak dibandingkan lemak daging merah
(sapi). Daging unggas mengandung mineral natrium, kalium, magnesium, kalsium, besi,
52
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
fosfor, sulfur, chlor dan iod. Vitamin yang terdapat pada daging unggas antara lain niacin,
riboflavin, thiamin dan vitamin C.
Untuk dapat memilih karkas ayam yang berkualitas tinggi, perlu diperhatikan ciri-
ciri khusus tertentu, yaitu keadaan tubuh, perlemakan dan keadaan kulit serta tulang. Kita
tentu pernah melihat, bahkan sering mengkonsumsi daging ayam. Tetapi belum tentu
semua orang mengetahui apa itu karkas ayam dan bagaimana bentuk serta kriteria
pemilihan karkas ayam yang baik. Baru-baru ini merebak kabar tentang jual-beli karkas
ayam mati yang beredar di pasaran. Hal ini cukup membuat resah para konsumen. Untuk
itu, hendaknya konsumen memiliki pengetahuan tentang kriteria karkas yang baik,
sehingga tidak salah pilih. Karkas ayam adalah ayam yang telah dipotong, dibului dan
dihilangkan jeroannya, kepalanya dan kakinya. Bentuk potongan ayam yang demikian,
saat ini banyak diperdagangkan baik di supermarket maupun di pasar-pasar lokal biasa.
Penyakit flu burung atau flu unggas (Bird Flu, Avian influenza) adalah suatu
penyakit menular yang disebabkan oleh virus influenza tipe A dan ditularkan olehunggas.
Penyakit flu burung yang disebabkan oleh virus avian infuenza jenis H5N1pada unggas
di konfirmasikan telah terjadi di Republik Korea, Vietnam, Jepang, Thailand, Kamboja,
Taiwan, Laos, China, Indonesia dan Pakistan. Sumber virus diduga berasal dari migrasi
burung dan transportasi unggas yang terinfeksi. Di Indonesia pada bulan Januari 2004 di
laporkan adanya kasus kematian ayam ternak yang luar biasa (terutama di Bali, Botabek,
Jawa Timur, Jawa Tengah, Kalimantan Barat dan Jawa Barat). Awalnya kematian
tersebut disebabkan olehkarena virus new castle, namun konfirmasi terakhir oleh
Departemen Pertanian disebabkan oleh virus flu burung (Avian influenza (AI)).
Jumlah unggas yang mati akibat wabah penyakit flu burung di 10 propinsi di
Indonesia sangat besar yaitu3.842.275 ekor (4,77%) dan yang paling tinggi jumlah
kematiannya adalah propinsi Jawa Barat (1.541.427 ekor). Pada bulan Juli 2005, penyakit
flu burung telah merenggut tiga orang nyawa warga Tangerang Banten, Hal ini didasarkan
53
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Strain yang sangat virulen/ganas dan menyebabkan flu burung adalah dari subtipe
A H5N1. Virus tersebut dapat bertahan hidup di air sampai 4 hari pada suhu 220o C. Virus
akan mati pada pemanasan 600 C selama 30 menit atau 560 C selama 3 jam dan dengan
detergent, desinfektan misalnya formalin, serta cairan yang mengandung iodine.
b. Gejala Gejala flu burung dapat dibedakan pada unggas dan manusia
Gejala pada unggas adalah jengger berwarna biru, borok dikaki dan kematian
mendadak. Gejala pada manusia adalah demam (suhu badan diatas 38oC); batuk dan nyeri
tenggorokan; radang saluran pernapasan atas; pneumonia; infeksi mata; nyeri otot. Masa
Inkubasi pada unggas: 1 minggu dan pada manusia: 1-3 hari.
Penularan dari unggas ke manusia juga dapat terjadi jika manusia telah menghirup
udara yang mengandung virus flu burung atau kontak langsung dengan unggas yang
terinfeksi flu burung.Sampai saat ini belum ada bukti yang menyatakan bahwa virus flu
burung dapat menular dari manusia ke manusia dan menular melalui makanan.
c. Pencegahan
54
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
desinfektan dan mandi sehabis bekerja; hindari kontak langsung dengan ayam atau
unggas yang terinsfeksi flu burung; menggunakan alat pelindung diri. (contoh : masker
dan pakaian kerja); meninggalkan pakaian kerja ditempat kerja; membersihkan kotoran
unggas setiap hari dan imunisasi.
• Pilih unggas yang sehat (tidak terdapat gejala-gejala penyakit pada tubuhnya)
• Memasak daging ayam sampai dengan suhu ± 800C selama 1 menit dan pada telur
sampai dengan suhu ± 640C selama 4,5 menit
"Ayam tiren" banyak diperjual belikan di pasar tradisionil dengan harga perekor
Rp. 500,-. Ciri-ciri ayam tiren kulitnya penuh bercak-bercak merah dan di sana sini ada
warna kebiru-biruan. Penjual ayam goreng memberi pewarna agar tanda-tanda tersebut
hilang, tetapi masih bisa ditandai setelah dagingnya disobek kelihatan warna dagingnya
ke-merah-merahan. Atau kalau belum sempat disantap atawa masih dalam perjalanan dari
pasar didalam plastiknya ada genangan air bercampur darah.
Ayam tiren adalah "ayam yang mati kemaren". Ada juga beberapa ayam yang mati
di Cerebon atau "ayam tibon" yang gugur di dalam perjalanan dari Jawa Tengah. Daging
ayam bangkai (tiren) memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
55
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
a. warna kulit karkas terdapat bercak-bercak darah pada bagian kepala, leher,
punggung, sayap dan dada
h. ayam setelah di cabuti bulunya jika dimasukkan plastic akan keluar cairan
memerah dalam plastic.
i. warna daging kebiruan dalam proses pembusukan.
j. daging ayam setelah digoreng bila diumpankan ke kucing tidak mau dimakan.
Ayam setelah dipotong atau disembelih, terlebih dahulu diberi suntikan yang
berisi air atau udara. Ini agar terlihat segar dan montok atau berisi ketika dipasarkan.
Namun sebelum ayam potong itu disuntik mereka merebus dan mencabuti bulunya
hingga memisahkan jeroannya. Tujuannya, agar ayam-ayam yang dipotongnya kelihatan
montok dan menarik pembeli. Meski mereka sudah tidak menggunakan formalin sebagai
pengawet, suntikan ke tubuh ayam itu tentunya membuat kesehatan ayam potong tersebut
tidak bisa dijamin lagi. Sejumlah bakteri atau kuman-kuman yang hidup di dalam tubuh
ayam potong tersebut sangat berbahaya karena dagingnya membusuk. penyuntikan ayam
tersebut itu tidak sehat dan termasuk penipuan dan tidak mengikuti aspek ASUH (Aman,
Sehat, Utuh dan Halal). Ayam yang sehat dan halal adalah hal yang penting
56
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Formalin sebenarnya adalah nama dagang dari larutan formadehid dalam air dengan
kadar 30-40 persen. Di pasaran, formalin dapat diperoleh dalam bentuk sudah diencerkan
dengan kadar formaldehid 40, 30, 20, dan 10 persen, serta dalam bentuk tablet yang
beratnya masing-masing lima gram. Formalin biasanya digunakan dokter forensik untuk
mengawetkan mayat. formalin biasa digunakan untuk mengawetkan mayat, bisa diduga
para pedagang ingin agar dagangannya tahan lama. Setidaknya, jika barang tidak laku
hari ini, ayam atau tahu yang telah diformalin bisa dijual kembali keesokan harinya dan
tetap terlihat segar.
Jika kadar formalinnya banyak, ayam agak sedikit tegang (kaku). Yang paling jelas
adalah jika daging ayam dimasukkan ke dalam reagen atau diuji laboratorium, nanti akan
muncul gelembung gas. Para pedagang biasanya membubuhi formalin dengan kadar
minimal, sehingga konsumen pada umumnya bingung ketika harus membedakannya
dengan bahan pangan segar. Pada daging ayam misalnya, karena hanya dibubuhi sedikit
formalin, bau obat tidak tercium. Di dalam tubuh, jika terakumulasi dalam jumlah besar,
formalin merupakan bahan beracun dan berbahaya bagi kesehatan manusia.
Jika kandungan dalam tubuh tinggi, akan bereaksi secara kimia dengan hampir semua
zat di dalam sel, sehingga menekan fungsi sel dan menyebabkan kematian sel yang
menyebabkan keracunan pada tubuh. Akumulasi formalin yang tinggi di dalam tubuh
akan menyebabkan berbagai keluhan, misalnya iritasi lambung dan kulit, muntah, diare,
serta alergi. Bahkan bisa menyebabkan kanker, karena formalin bersifat karsinogenik.
Formalin termasuk ke dalam karsinogenik golongan IIA. "Golongan I adalah yang sudah
pasti menyebabkan kanker, berdasarkan uji lengkap. Sedangkan golongan IIA baru taraf
diduga, karena data hasil uji pada manusia masih kurang lengkap. Dalam jumlah sedikit,
formalin akan larut dalam air, serta akan dibuang ke luar bersama cairan tubuh. Sehingga
formalin sulit dideteksi keberadaannya di dalam darah. Namun demikian, imunitas tubuh
sangat berperan dalam berdampak tidaknya formalin di dalam tubuh. Jika imunitas tubuh
rendah, sangat mungkin formalin dengan kadar rendah pun bisa berdampak buruk
terhadap kesehatan.Daging ayam berformalin memiliki ciri-ciri sebagai berikut:
57
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
1
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
IKAN
Mahasiswa menguasai tentang jenis ikan, struktur fisik, sifat kima, penanganan
dan fisiologi pasca mortem ikan.
Mahasiswa memahami jenis ikan, morfologi, struktur fisik dan komposisi kimia,
penanganan, kerusakan dan Perubahan pasca mortem ikan kaitannya dengan mutu
yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia
Komoditi pangan yang dihasilkan dari perairan antara lain ikan, udang
kerang, kepiting, cumi-cumi dan sebaginya. Ikan pada umumnya lebih banyak
dikenal daripada hasil perikanan yang lain karena jenis tersebut yang paling banyak
ditangkap dan dikonsumsi. Sebagai bahan pangan, kedudukan ikan menjadi sangat
penting karena ikan merupakan sumber protein hewani yang potensial karena
mengandung asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh, disamping itu nilai
biologisnya mencapai 90%, dengan jaringan pengikatnya sedikit sehingga mudah
dicerna.
2
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
1. Kadar airnya tinggi (80%), derajat keasaman (pH) ikan mendekati netral,
dan daging ikan sangat mudah dicerna oleh enzim autolysis, sehingga
daging ikan sangat mudah mengalami kerusakan oleh bakteri pembusuk.
2. Ikan mengandung asam lemak tidak jenuh, sehingga mudah terjadi proses
oksidasi yang menyebabkan bau tengik.
1. JENIS IKAN
Ikan, binatang-binatang dan tumbuh-tumbuhan yang hidup di ari digolongkan
sebagai hasil-hasil perikanan. Hasil perikanan dapat diperoleh dari laut, sungai,
tambak, kolam, danau, rawa-rawa ataupun sawah. Hasil perikanan digolongkan
menjadi tiga. Penggolongan pertama, dibagi menjadi dua berdasarkan sifat air.
Hasil perikanan yang laut merupakan tumbuhan dan binatang yang hidup dan dapat
didapatkan di air asin (air laut), sedangkan haisl perikanan darat yaitu semua hasil
perikanan yang diperoleh dari danau, sungai, rawa, kolam, tambak atau hidupnya
di air tawar.
Penggolongan kedua khususnya digunakan untuk hasil perikanan laut, yaitu
berdasarkan jenis-jenis yang sama atau jenis-jenis yang diperoleh di daerah yang
sama (Gambar 5.1).
3
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
4. Anadromus laut
Jellyfish (ubur-ubur)
4
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Bentuk dan ukuran badan ikan umumnya simetris dan dapat dibagi menjadi
tiga bagian, yaitu kepala, badan (tubuh) dan ekor. Bagian kepala adalah bagian
muka, dimulai dari ujung mulut sampai insang. Bagian badan dimulai dari akhir
tutup insang sampai sirip belakang. Sedangkan bagian ekor, dimulai dari sirip
belakang sampai dengan ujung ekornya.
Ikan memiliki beberapa sirip, yaitu sepasang sirip perut atau sirip ventral, sirip
punggung atau sirip dorsal, sepasang sirip dada atau sirip pectoral, dan sirip
belakang atau sirip anal. Seluruh tubuh ikan tertutup oleh kulit, kadang-kadang
lengkap dengan sisiknya yaitu lempengan-lempengan tulang yang tersusun rapi
dipermukaan badan ikan.
5
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
pengikat yang elastic. Rangka ikan memiliki fungsi: melindungi bagian tubuh
yang lemah, seperti jantung, hati, alat pencernaan dan lain-lain; sebagai alat
gerak yang pasif; dan sebagai alat penyalur sperma.
Jenis tulang rangka dibagi menjadi dua yaitu, (1) tulang sejati yaitu tulang pada
golongan ikan Osteichthyes, (2) tulang rawan yaitu tulang pada golongan ikan
Elasmobranchil.
Berdasarkan letak dan fungsinya, dibagi menjadi tiga: (1) rangka axial yaitu
tulang tengkorak, tulang puggung, dan tulang rusuk; (2) rangka visceral yaitu
tulang lengkung insang dan turunannya; (3) rangka appendicular yaitu rangka
anggota badan seperti jari-jari sirip dan pelekat lainnya.
2.2. Urat daging (otot)
Daging ikan terdapat pada bagian tubuhnya. Daging ikan terdiri atas beberapa
jaringan yaitu: daging pada bagian punggung (dorsal); bagian perut (ventral);
bagian sirip punggung; bagian sirip ekor; bagian sirip belakang; bagian sirip
dada; bagian sirip depan dan bagian kepala.
Urat daging memiliki fungsi untuk menggerakkan bagian-bagian tertentu dari
tubuh ikan sehingga ikan mampu bergerak atau berenang. Ikan terdiri dari tiga
macam otot, yaitu otot liken (polos), otot bergaris, dan otot jantung. Otot ikan
tersusun atas dua tipe yaitu otot putih dan otot merah. Perbandingan dua macam
otot ikan bervariasi tergantung pada jenis ikannya, meskipun otot merah tidak
pernah melebihi 10% dari total otot untuk jenis ikan,misalnya ikan tuna. Otot
merah dicirikan dengan kandungan mioglobin yang tinggi dan sifat protein
spesifik penyusunnya. Kontraksi rigor pada otot merah lebih besar dari pada
otot putih.
2.3. Organ-organ internal
Organ-organ internal ikan yaitu alat-alat pencernaan, jantung, gonad, kandung
kemih, dan ginjal. Organ-organ internal tersebut biasanya diselubingi oleh
jaringan pengikat yang halus dan lunak yang disebut peritoneum.
6
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
a. Saluran pencernaan
Alat pencernaan sering disebut juga digestive tract. Alat pencernaan pada
ikan terdiri dari dua yiatu saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan.
Saluran pencernaan meliputi mulut, rongga mulut, pharynx, oesophagus,
lambung, pylorus, usus, rectum dan anus. Kelenjar pencernaan terdiri dari
hati, empedu dan pancreas.
b. Jantung
Umumnya jantung pada ikan terletak di belakang insang. Ikan bertulang
sejati dimana insang ditutup oleh keeping insang, letak jantung relative ke
depan dibandingkan ikan bertulang rawan. Fungsi jantung adalah
memompakan darah yang kadar oksigennya rendah ke insang dan
kemudian menyebarkan ke seluruh tubuh.
c. Sistem pernafasan
Makhluk hidu selalu bernafas setiap saat, demikian pula ikan. Pernafasan
merupakan proses pengambilan oksigen dan pelepasan karbondioksida
oleh suatu makhluk hidup. Oleh karena itu diperlukan alat pernafasan.
Umumnya pada ikan, alat pernafasannya adalah insang, meskipun ada
beberapa jenis ikan yang menggunakan paru-paru. Selain insang dan paru-
paru beberapa jenis ikan tertentu memiliki alat pernafasan tambahan,
berupa:
1) Labyrinth adalah lipatan membrane seperti bunga mawar yang
merupakan turunan dari lengkung insang. Contoh pada ikan sepat dan
tambakan
2) Arborescent organ berbentuk seperti bunga karang. Contoh pada ikan
lele.
3) Alat pernafasan tambahan berupa tabung, contoh pada ikan
Saccobranchus sp dan pada jenis Catfish lain.
4) Divercula adalah lipatan permukaan rongga dalam pada bagian mulut
dan ruang pharynx, contoh pada ikan gabus
5) Dinding bagian dalam dari operculum, contoh pada ikan blodok
7
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
8
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
9
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
10
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
• Kromoprotein
Protein yang termasuk dalam golongan khromoprotein adalah hemoglobin
yang memberikan warna merah pada darah, mioglobin yang memberikan
warna merah pada daging ikan, dan sitokrom. Mioglobin pada ikan jumlahnya
sangat sedikit, sehingga berdampak pada daging ikan tampak tidak berwarna
merah melainkan putih, sehingga daging ikan disebut daging putih.
Khromoprotein sering menimbulkan problema dalam pengolahan, yaitu
timbulnya diskolorisasi (greening) pada pengalengan daging ikan tuna dan
daging ikan hiu.
Arginin 0 – 5,8
Histidin 0 – 470,0
Isoleusin 3,4
Leusin 3,8-7,1
Lisin 1,9-22,8
Metionin 11,6
Penilalanin 0,5-1,8
Prolin 0,5-6,3
Setin 5,6
Treonin 0,5-11,0
11
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
valin 3,5-4,7
3.2.Lemak
Lemak adalah trigliserida asam-asam lemak, yaitu ester antara gliserol dan asam-
asam lemak. Asam-asam lemak yang terikat oleh gliserol adalah asam lemak tidak
jenuh dan asam lemak jenuh. Jumlah asam lemak jenuh 17-21% dan asam lemak
tidak jenuh 79-83% dari total asam lemakdalam daging ikan. Bentuk ester ini ada
yang sederhana tetapi ada yang sangat kompleks misalnya fosfatida (fosfolipida)
dan sterol.
a. Fosfatida
Golongan fosfatida adalah lesitin, sefalin, yang keduanya mengandung alcohol.
Kholin dan ethanolamine juga termasuk golongan fosfatida. Dismaping itu
masihg ada spingomielin, sphingosin. Lesitin dalam daging sering terikat dengan
protein, yang sering disebut lipoprotein.
b. Sterol dan sterol
Yang termasuk dalam sterol adalah kolesterol yang terdapat bebas atau sebagai
steroida di dalam sel sel atau jaringan daging ikan (Tabel 5.3). Jumlah kolesterol
dalam ikan 0,045-0.15%.
12
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
zoomerac 10-12
Pada ikan berlemak sangat rendah kadar lemaknya 0,1 – 0,3 % (cod dan
laying12), sedangkan pada ikan berlemak tinggi (belut, herring dan tuna)
kandungan lemaknya 16 – 26 %. Ikan-ikan lain kandungan lemaknya berada
diantara kedua kisaran tersebut. Kandungan lemak atau minyak ikan sangat
bervariasi, yang diperuhi oleh jenis ikan, umur, musim, ketersediaan makanan dan
kebiasaan makan. Simpanan lemak dalam tubuh ikan terdapat dalam daging atau
jaringan otot (carp dan herring), hati (cod, 12aying12) atau dalam jeroan, terutama
usus kecil. Kandungan asam lemak pada minyak atau trigliserida ikan berbeda
dengan asam lemak yang terdapat pada lemak lainnya. Pertama, asam lemaknya
umumnya berantai panjang lebih dari 18 (kebanyakan C dan C ). Kedua, asam
lemak tersebut banyak mempunyai ikatan 20 22 rangkap, misalnya asam lemak
EPA dan DHA jumlah ikatan rangkapnya masing-masing 5 dan 6. Di samping itu,
minyak ikan mengandung asam lemak esensial yaitu asam lemak yang sangat
diperlukan tubuh (karena tubuh tidak dapat mensintesanya) yaitu asam linoleat,
linolenat dan arakhidonat.
3.3.Karbohidrat
13
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
dalam daging ikan bersifat tidak stabil, mudah berubah menjadi asam laktat melalui
glikolisa. Pemecahan melalui glikolisa ini berlangsung sangat cepat sehingga
menyebabkan pH daging ikan dapat turun sehingga menyebabkan aktivitas otot
naik, Jumlah karbohidrat dalam daging ikan 0,05-0,85%. Jumlah asam alkatat 0.05-
0.43%, glukosa 0,038%, dan beberapa hasil proses glikolisa diantaranya asam
fruktosafosfor, asam fosfogliserat dan asam piruvat.
3.4.Garam-garam mineral
Sebaran mineral dalam tubuh ikan tidak merata. Tulang ikan mengandung
banyak mineral fosfat misalnya kalsiumfosfat, kreatinfosfat. Bagian sarkoplasma
banyak mengandung mineral potassium, kalsium, magnesium dan klorin. Kalium
dan potassium seringkali merupakan bagian protein komplek. Darah mengandung
banyak zat besi sebagai inti dari heme,selain itu zat besi juga terdapat pada
sitokrom, dan enzim.
3.5.Vitamin
Daging ikan memiliki vitamin yang terbagi menjadi dua golongan, yaitu
vitamin-vitamin yang larut dalam air dan vitamin-vitamin yang larut dalam lemak.
Termasuk dalam golongan vitamin yang larut dalam air adalah vitamin B komplek
yaitu thiamin (B1), riboflavin (B2), piridoksin (B6), asam folat, sianokobalamin
(B12), akrnitin, biotin, niasin, inositol dan asam pantotenat. Selain itu juga terdapat
vitamin C.Termasuk golongan vitamin yang larut lemak adalah vitamin A, vitamin
D, vitamin E. Kandungan vitamin pada ikan, lebih banyak terdapat pada organ-
organ bagian dalam tubuh ikan daripada bagian daging ikan.
14
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Lemak ikan dan minyak hati ikan merupakan sumber vitamin larut lemak
(terutama A dan D dan sedikit E dan K) yang penting. Kandungan tiamin, riboflavin
dan niasin pada ikan 14aying14e tinggi, dan vitamin-vitamin lain terdapat dalam
jumlah yang lebih rendah. Ikan laut umumnya banyak mengandung iodium, di
samping merupakan sumber mineral kalsium, fosfor dan besi. Kandungan mineral
dalam daging ikan adalah sebagai berikut (dalam mg/kg) : Ca 48 – 420, Mg 240 –
310, fosfor 1730 – 2170, Fe 5 – 248, Cu 0,4 – 1,7 dan I 0,1 – 1,0.
Daging ikan memiliki zat warna berupa senyawa-senyawa yang larut dalam
lemak, antara lain karotenoida, xantofil, taraxanthin dan astaxanthin, yang
warnanya bervariasi antara kuning sampai merah. Pigmen-pigmen lain yang
terdapat dalam daging ikan berupa protein adalah mioglobin yang 14aying warna
merah pada daging, dan hemoglobin yang 14aying warna merah pada darah.
15
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
3.7.Enzim
3.8. Air
Daging ikan terdapat air bebas dan air terikat. Air bebas sifatanya imobil
terdapat pada ruang antar sel, plasma-plasma darah dan limpa. Air bebas ini
melarutkan berbagai vitamin, garam mineral dan senyawa nitrogen tertentu. Air
terikat terdapat bersama-sama dengan protein. Air terikat baru dapat dibekukan
dibawah suhu 0oC.
16
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
senyawa dimetil beta-priothetin menjadi dimetilsulfida, bau seperti asam yang juga
disebabkan adanya dimetilsulfida, bau seperti tanah.
Perubahan citarasa juga disebabkan oleh adanya polutan, misalkan bau
kerosene yang seringkali terdapat pada ikan tengiri karena adanya hidrokarbon pada
air tempat ikan hidup. Bau tanah berlumpur dan bau ini disebabkan karena
terdapatnya 2-pentanon atau dimetilsulfida.
Ikan memiliki sifat-sifat fisik eksternal, antara lain ukuran ikan, bentuk, dan
warna ikan, berat spesifik, luasan spesifik, tekstur ikan, dan sifat-sifat fisik internal
yaitu panas spesifik, panas laten, konduktivitas panas.
Ikan memiliki berbagai bentuk dan warna yang berbeda-beda. Bentuk ikan
dibagi menjadi empat :
• Bentuk torpedo. Bentuk ini adalah paling banyak dijumpai. Contoh, ikan
salem, ikan bandeng, ikan mackerel, ikan lemuru (sarden), ikan belanak dan
ikan tongkol.
• Bentuk seperti anak panah, misalnya ikan cendro, ikan layur, ikan julung-
julung.
• Bentuk seperti laying-layang pipih, misalnya ikan bawal putih, ikan bawal
hitam, ikan pari.
• Bentuk seperti ular, misalnya belut darat, sidat, ikan ladu
17
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
b. ukuran ikan
Ukuran ikan menunjukkan besar dan kecilnya ilan. Pada umumnya ikan
dikatakan besar apanila panjangnya lebih dari 20 cm, menengah apabila
panjangnya 10-20 cm, dan ikan kecil apabila panjangnya kurang dari 10 cm.
Tiap jenis ikan mempunyai ukuran maksimum yang dapat dicapai. Kecepatan
pertumbuhan ikan sampai mencapai ukuran maksimum sangat dipengaruhi
oleh adanya makanan yang terdapat di dalam air.
c. Berat spesifik
Berat ikan dibagi dengan volumenya, maka akan didapat berat spesifik atau
bobot jenis. Berat spesifik daging ikan 1,03-1,5 g/cm3, berat spesifik kulit
1,07-1,12 g/cm3 sedangkan berat spesfik sisik 1,3-1,55 g/cm3. Berat
spesifikbenyak tergantung pada ukuran dan besar ikan. Makin besar ikan, pada
umumnya berat spesfifiknya makin kecil.
4.2. Sifat-sifat internal
a. Panas spesifik internal
Panas spesifik adalah jumlah panas yang dibutuhkan untuk menaikkan suhu ikan
sebanyak satu derajat celcius. Panas jenis ikan dipengaruhi oleh panas jenis air,
protein dan lemak ikan. Pada suhu 0-30oC, panas spesifik secara praktis
dikatakan tidak berubah. Dibawah suhu 0oC besarnya panas spesifik bertambah
kecil karena sebagian air dalam jaringan ikan akan berubah menjadi es yang
mempunyai panas spesifik lebih rendah daripada air.
18
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
b. Konduktivitas panas
Kemampuan ikan menerima panas dari luar dipengaruhi oleh besarnya
konduktivitas panas (konduktivitas thermal), yaitu besarnya panas yang dapat
melalui luasan dan tebal tertentu pada suatu perbedaan suhu dalam waktu
tertentu. Besarnya konduktivitas panas ikan dipengaruhi oleh besarnya kadar
airnya. Pada suhu 0-30oC besarnya konduktivitas panas tidak banyak mengalami
perubahan, tetapi di bawah suhu 0oC konduktivitas panas banyak mengalami
perubahan karena sebagian air akan menjadi es.
19
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Lemak adalah penghasil energi terbesar, sebab dalam 1 gram lemak dapat
menghasilkan 9 kalori energy. Tidak semua ikan mengandung lemak yang tinggi,
sebagian lain kadar lemaknya rendah. Berdasarkan kandungan lemak, ikan dibagi
menjadi dua golongan,yaitu ikan gemuk (fat) yang merupakan sumber lemak dan
ikan kurus (lean) yang kandungan lemaknya rendah (Tabel 5.5). Kandungan lemak
pada ikan gemuk diatas 4%, sedangkan ikan kurus, kandungan lemaknya kurang
dari 4%.
20
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Tabel 5.5. Hasil perikanan kadar diatas 4% (gemuk) dan dibawah 4% (kurus)
Lemak pada ikan memiliki nilai biologis yang tinggi, dibandingkan lemak
hewan darat. Sebab lemak ikan mengandung asam lemak lebih lengkap yaitu asam
lemak jenuh C14-C22 dan asam lemak tidak jenuh dengan ikatan 1-6 ikatan rangkap.
Nilai biologik dari masing-masing ikan berbeda-beda. Lemak sardine, nilai
biologisnya adalah 98,3%; lemak ikan kod 97,7% dan ikan halibut 85,4%.
Tingginya nilai biologis pada lemak ikan disebabkan oleh :
21
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Tabel 5.6. Kebutuhan asam amino dan jumlah yang dapat disumbangkan dari
daging ikan
22
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Protein ikan memiliki nilai biologis tinggi. Nilai biologis yang tinggi ini
dapat turun karena penanganan yang tidak baik. Rata-rata ikan memiliki nilai
biologis 89-96% (Tabel 5.7)
Mackerel 0,93
Kod 0,97
Salem 0,98
Vitamin yang larut lemak yaitu vitamin A dan vitamin D. Vitamin A dan D pada
hati ikan dijumpai lebig banyak daripada hati mamalia. Misalkan, hati ikan hiu
mengandung vitamin A 50.000 iu/gram, daging hati domba 600 iu/gram. Vitamin
D yang terdapat pada beberapa ikan adalah 20.000 – 45.000 iu/gram, sedangkan
hati mamalia hanya dalam jumlah kecil bahkan sering kurang dari 1 iu/gram. Selain
itu juga terdapat karoten, misalkan pada jenis Crustacea (udang). Beta karoten
adalah prekuror vitamin A. Besarnya senyawa-senyawa yang terlarut dalam lemak
dipengaruhi oleh :
23
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Vitamin yang larut lemak yang lain adalah vitamin E. Jumlahnya tidak besar
0,01% atau 40-630 mikrogram/gram lemak. Beberapa ikan yang mengandung
vitamin E yang agak besar adalah herring (140 ug/g minyak hati), tuna 9160 ug/g
minyak hati) dan salem (220 ug/g minyak hati).
24
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
25
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
bentuk reaksi alami yang terjadi pada awal kematian. Ikan mati, jantung ikan
berhenti memompa. Sehingga sirkulasi darah di dalam tubuh ikan terhenti,
akibatnya tidak ada lagi suplai oksigen ke dalam jaringan tubuh ikan. Dampaknya
adalah proses sintesis Adenosin Triphosphat (ATP) menjadi terhenti karena rantai
pernafasan maupun mekanisme fosforilasi oksidatif tidak berfungsi. Ikan yang telah
mati, hanya dapat memanfaatkan ATP yang tersisa dalam tubuhnya.
Otot ikan yang mati cenderung melakukan kontraksi sehingga daging menjadi
tegang (keras). Otot ikan terdiri dari komponen aktin dan myosin. Dalam kondisi
normal, aktin dan myosin berada pada posisinya. Namun pada saat kontraksinya,
aktin dan myosin akan membentuk aktomiosin. Untuk mempertahankan aktin dan
myosin tetap terpisah, maka diperlukan energy dalam bentuk ATP, yang dapat
diperoleh dari perombakan glikogen di dalam otot menjadi glukosa melalui proses
glikolisis an aerob.
Pemecahan glikogen menghasilkan asam laktat yang akan meningkatkan
keasaman daging. pH akhir daging tergantung pada jenis ikan, namun sekitar 6.4-
6.8. Nilai pH tersebut relative lebih tinggi dibandingkan dengan ternak yang lain,
sehingga ikan lebih mudah mengalami proses pembusukan dibandingkan produk
ternak.
Perombakan glikogen akan menghasilkan asam laktat yang menyebabkan
daging ikan bersifat asam, sehingga aktivitas ATP-ase dan kreatinin fosfatase akan
meningkat dalam merombak ATP dan keratin fosfat untuk memperoleh energy.
ATP-ase akan merombak ATP menjadi ADP+P, sedangkan enzim keratin fosfatase
dapat membntuk ATP dari ADP + keratin fosfat.Dengan demikia, awal kematian
ikan, jumlah ATP relative konstan dan keratin fosfat tidak menurun.
Cadangan ATP yang ada di dalam otot ikan akan terurai menjadi Adenosin
diphosphat (ADP), kemudian diurai lebih lanjut menjadi Adenosin monophosphat
(AMP) dan inosin monophosphat (IMP) berdasarkan reaksi defosforilasi dan
deaminasi. Tahap selanjutnya, IMP akan terdegradasi menjadi hipoksantin (Hx) dan
ribose.
26
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Kandungan ATP dan keratin fosfat lama kelamaan akan menurun. Sehingga
saat terjadi kontraksi otot, daging tidak memiliki energy yang cukup untuk
menghambat aktivitas aktin dan myosin selama proses relaksasi. Hal ini berarti
bahwa daging tidak memiliki energy untuk memisahkan aktin dan myosin sehingga
daging menjadi kaku.
Ikan yang berada pada tahap pre-rigor masih dapat dianggap sebagai ikan segar
karena memiliki sifat seperti ikan yang masih hidup. Tahap pre-rigor, daging ikan
memiliki karakteristik kering, tidak ada cairan dan pH mendekati normal. Tahap
pre-rigor berlangsung 1-7 jam setelah ikan mati. Faktor yang mempengaruhi adalah
jenis ikan, kondisi ikan, suhu lingkungan.
27
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Kontraksi aktin dan myosin akan memperpendek otot daging sehingga 20-50%
dari panjang sarkomere semula. Pada saat kontraksi, myosin akan melepaskan
ADP+P dan secara bersamaan aktin akan melepaskan diri sehingga memungkinkan
terbentuknya molekul Mg-ATP-2 dibagian enzimatis myosin, sehingga terbentuk
kompleks substrat-enzim. Molekul Mg-ATP-2 akan berperan sebagai “plasticizing
effect” yang dapat menyebabkan pemisahan aktin dan myosin sehingga panjang
sarkomer kembali seperti awal.
Penurunan ATP menyebabkan pembentukan Mg-ATP-2 tidak dapat
berlangsung sehingga aktin dan myosin bereaksi membentuk aktin dan myosin
yang dicirikan dengan kaku dan mengejangnya daging ikan. Proses pengejangan
pada ikan, biasanya dimulai dari ekor dan menyebar ke arah kepala. Ekor
merupakan bagian yang paling aktif, sehingga diduga cadangan glikogennya yang
paling rendah. Akibatnya, tahap pre-rigornya lebih singkat dibandingkan bagian
tubuh yang lain.
Waktu yang diperlukan untuk berada pada tahap rigor tergantung pada spesies
ikan, kondisi ikan, dan temperature ikan. Lama dan intensitas rigor berkisar 30-120
jam tergantung spesies, temperature, dan kondisi ikan. Pada tahap akhir rigor, nilai
pH daging ikan secara perlahan-lahan akan meningkat sehingga yang semula asam
menjadi sedikit basa karena terbentuknya senyawa volatile yang bersifat basa,
seperti ammonia, trimetil amin (TMA), indol dan sebagainya.
Perubahan selam tahap pre- rigor dan rigor mortis belum memberikan
perubahan nyata atau dapat dikatakan kondisi dagin relative sama dnegan ikan
hidup. Oleh karena itu sampai tahap rigor, ikan masih digolongkan sebagai ikan
segar. Namun demikian, memasuki tahapan post-rigor mortis mulai terjadi
pembusukan. Pada tahap post rigor mulai terebntuk warna, rasa, baud an tekstur
yang tidka diharapkan dan menjadi indicator tingkat kesegaran ikan. Penyebab
proses perombakan pada tahap ini adalah aktivitas enzim, mikroba pembusuk dan
oksigen.
28
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
29
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
30
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Jenis mikrobia utama penyebab prose pembusukan adalah bakteri. Bakteri ini
terdapat di permukaan lendir (kulit), insang, dan saluran pencernaan. Jumlah bakteri
dipengaruhi oleh musim dan lingkungan. Jenis bakteri yang terdapat dalam ikan
menggambarkan jenis bakteri di dalam air dimana ikan tersbeut ditangkap.
7. KERUSAKAN IKAN
Ikan merupakan bahan pangan yang sangat mudah rusak, baik secara
biokimia maupun mikrobiologi. Kerusakan biokimia didorong adanya aktivitas
enzim-enzim dan reaksi-reaksi biokimia yang masih berlangsung pada ikan segar.
Kerusakan secara biokimia disebut otolisa yang artinya kerusakan oleh diri sendiri.
Ketika ikan masih hidup, enzim-enzim melakukan aktivitas metabolism senyawa
baik karbohidrat, lemak maupun protein. Setelah ikan mati, maka suplai oksigen
terhenti, sehingga enzim-enzim kehilangan bahan untuk menjalankan fungsinya.
Akibatnya enzim akan membongkar senyawa-senyawa apapun yang ditemuinya.
Senyawa-senyawa makromolekul seperti protein, lemak dan protein diubah
31
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
32
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
protein akan dihasilkan peptide-peptida dan asam amino yang bila terjadi
pembongkaran menjadi metabolit yang menyebabkan bau busuk.
Penanganan ikan yang baik harus dilakukan untuk mendapatkan ikan dalam
kondisi baik. Apbila penanganan ikan tidak baik, maka ikan dapat mengalami
kerusakan. Kerusakan yang terjadi selama penanganan ikan dapat disebabkan oleh
kondisi ikan atau cara penanganan yang dilakukan.
a. Memar
Memar pada ikan dapat terjadi karena penggunaan pukat harimau, terbentur
benda keras, atau tertindik selama panangkapan atau pengangkutan. Benturan
antara ikan dengan benda keras dapat merusak jaringan daging ikan. Pada
bagian memar ini, enzim pengurai mulai aktif untuk merombak senyawa
kompleks menjadi senyawa lebih sederhana. Sehingga bagian daging yang
memar lebih cepat membusuk. Hilangnya pertahanan alami, berupa sobeknya
kulit, menyebabkan ikan mudah teserang mikroba.
b. Luka
c. Burst Belly
Mikroba pada tubuh ikan terdapat di kulit, insang dan saluran pencernaan. Pada
saat ikan masih hidup, mikroba hidup dalam keseimbangan sehingga tidak
menimbulkan efek merugikan. Ikan yang tertangkap dalam keadaan kenyang,
maka terdapat banyak enzim pencernaan dalam saluran pencernaan, yang
ketika masih hidup berperan dalam proses pencernaan. Setelah ikan mati,
enzim tetap bekerja untuk merombak senyawa kompleks dan aktivitasnya akan
meningkat sejalan dengan peningkatan suhu tubuh ikan. Akibat tidak ada
33
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
pasokan pangan dari luar tubuhnya, maka enzim akan merombak atau
mencerna jaringan disekitarnya terutama dinding perut. Ikan yang memiliki
dinding perut tipis seperti kembung, perutnya akan pecah dan saluran
pencernaan yang ada di dalamnya akan terlihat dari luar. Peristiwa pecahnya
dinding perut ikan yang disebabkan aktivitas enzim disebut burst belly.
d. Melanosis
Melanosis adalah peristiwa terbentuknya bercak orange pada tubuh ikan,
terutama udang. Bercak orange yang terbentuk merupakan hasil perubahan
kimiawi enzimatis yang sering disebut melanosis atau melanogenesis pada
pigmen udang. Reaksi oksidasi enzimatis yang terjadi pada asam amino tirosin
oleh enzim tironese akan menghasilkan pigmen melamin.
e. Black spot
Black spot merupakan salah satu indicator penurunan kualitas udang segar
yaitu terbentuknya bintik hitam. Black spot sangat dipengaruhi oleh adanya
radiasi sinar matahari terhadap permukaan kulit. Bintik hitam terbentuk
melalui serangkaian reaksi biokimiawi. Pada udang, melanosis terlihat lebih
nyata, bercak hitam akan timbul beberapa jam setelah panen apabila tidak
dilakukan pendinginan.
Pembentukan black spot pada udang sangat dipengaruhi oleh besarnya
konsentrasi substrat tirosin pada kulit (kitin) udang, oksigen, dan tironase.
Enzim tyrosine akan mengubah tirosis menjadi melanin berwarna hitam yang
menutupi hamper seluruh permukaan kulit. Pembentukan bercak hitam dapat
dihambat melalui proses inaktivasi enzim tironese, dengan cara perebusan atau
dengan penambahan asam askorbat atau natrium bisulphate (NaHSO3) ke
dalam larutan garam yang dingin.
f. Freezer burn
34
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Kristal es yang berukuran besar dan tajam, yang dapat merusak jaringan daging
ikan. Saat dithawing, jaringan daging ikan yang telah rusak tidak dapat
mempertahankan cairan yang dikandungnya, sehingga akan keluar sebagai drip.
Freezer burn adalah penurunan kualitas ikan karena kontak dengan udara
dingin. Bagian luar membeku lebih cepat dibandingkan bagian dalam. Lapisan
daging bagian luar tidak hanya mongering tetapi menyebabkan sel-sel daging
pecah. Ikan yang mengalami freezer burn tetap aman dikonsumsi.
g. Ketengikan
Ikan dapat digolongakn berdasarkan kandungan lemaknya yaitu ikan gemuk
dan ikan kurus. Lemak yang terkandung dalam daging ikan sebagian besar
adalah tidak jenuh, sehingga cenderung mudah mengalami perombakan. Ikatan
rangkap pada lemak akan dioksidasi oleh oksigen, sehingga terbentuk senyawa
lemak yang beraroma tengik. Perombakan ini akibat proses oksidasi yang jika
berlanjut akan menghasilkan senyawa aldehid, keton dan asam butirat yang
berbau kurang sedap.
h. Mikrobia pembusuk
Kerusakan yang dialami ikan selama penyimpanan suhu rendah adalah
kerusakan biologis. Kerusakan tersebut disebabkan adanya aktivitas mikrobia
yang merugikan. Ketika masih hidup, ikan memiliki pertahanan alami yang
dapat mengendalikan aktivitas mikroba. Namun ketika sudah mati, pertahanan
alaminya tidak seimbang, sehingga factor lingkungan lebih dominan
menentukan mikroba yang akan tumbuh lebih baik. Peningkatan pH dan suhu
tubuh ikan memungkinkan mikroba pembusuk tumbuh lebih baik
dibandingkan mikroba yang lain. Ikan mati memiliki pH 6.5-6.8, kemudian
nilai pH akan menurun hingga 5.8-6.2. Jika tidak ditangani dengan baik, pH
akan meningkat kembali mendekati pH netral. Titik awal peningkatan pH
merupakan indikator bahwa mikroba dapat beradaptasi dnegan kondisi
lingkungannya.
Mikroba pembusuk akan mengeluarkan enzim yang akan mencerna bahan
pangan disekelilingnya sehingga menyebabkan bahan pangan tersbeut menjadi
35
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
senyawa yang lebih sederhana yang beraroma busuk dan tidak layak
dikonsumsi. Enzim akan merombak protein menjadi ammonia dan hydrogen
sulfisa, karbohidrat menjadi alcohol dan lemak menjadi keton dan asam butirat.
Ciri peningkatan aktivitas mikroba pembusuk pada bahan pangan adalah
tercium bau busuk, bahan pangan menjadi lunak berair, nilai pH meningkat
mendekati normal dan sebagainya.
i. Mikroba pathogen
Kerusakan yang ditimbulkan oleh mikroba pathogen adalah meningkatnya
konsnetrasi metabolit sekunder yang dapat menyebabkan timbulnya penyakit,
baik berupa keracunan maupun gangguan kesehatan. Clostridium botulinum
adalah bakteri yang dikenal sebagai penghasil racun mematikan. Bakteri ini
terdapat pada produk pengalengan ikan. Contoh jneis mikroba pathogen yang
digunakan sebagai indicator keamanan pangana dalah E. coli, Salmonella, S.
aureus.
j. Senyawa racun
Sebagian besar ikan aman untuk dikonsumsi namun ada beberapa jenis ikan
yang secara alami mengandung racun, baik karena seluruh badannya
mengandung racun maupun bagian tertentu saja. Sebagian besar ikan beracun
hidup di perairan tropis dan sub tropis. Ikan yang secara alami beracun disebut
biotoksin, berbeda dengan ikan yang menjadi beracun karena terkontaminasi
bahan kimia atau polutan. Ada tiga jenis biotoksin yaitu ciguatera, puffer fish
poissoning dan paralytic shellfish. Keracunan ciguatera banyak dialami bila
mengkonsumsi ikan yang biasa hidup di lingkungan karang. Ikan ini beracun
apabila mengonsumsi pangan beracun yang ada disekitarnya dan menjadi tidak
beracun setelah beberapa saat tidak mengonsumsi pangan tersebut. Manusia
akan mengaami keracunan ketika mengonsumsi ikan ini sedang dalam keadaan
beracun.
Puffer fisf poisoning adalah keracunan yang diakibatkan karena mengkonsumsi
ikan dari keluarga Tetraodontidae, misalnya ikan buntal. Ikan ini mengandung
tetrodotoksin dalam gonad, hati, usus dan kulitnya, sedangkan bagian
36
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
dagingnya tidak beracun. Selain itu juga terdapat pada ikan parrot, kodok dari
genus Atelpus, octopus dan kepiting xanthid.
Paralytic shellfish poisoning adalah keracunan akibat mengonsumsi jenis
kerang-kerangan yang hidup di perairan yang ditumbuhi dinoflagellata dalam
konsnetrasi tinggi.
Bahan pangan yang smeula tidak beracun dapat berubah menjadi beracun
karena beberapa hal, yaitu pendinginan kurang sempurna sehingga
memungkinkan mikroba merugikan berkembangbiak; keterlambatan
pendinginan; infeksi pekerja; kontaminasi silang antara ikan segar dan kurang
segar.
Degradasi protein hanya terjadi pada tingkat lanjut, pada tahap permulaan tidak
terjadi degradasi protein. Pada tahap akhir, dimana metabolit sederhana telah habis,
maka protein dan senyawa makromolekul akan mengalami degradasi. Protein akan
terpecah menjadi dipeptida, asam amino, trimetilaminoksida dan senyawa nitrogen
lainnya. Kemudian degradasi selanjutnya akan menghasilkan snyawa yang berbau
tidak sedap, yaitu putresin, isobutilamin, isoamilamin, kadarevin, ammonia,
hidrogensulfida, karbondioksida, trimetilamin, asam asetat, metal alcohol, indol.
37
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
yang disebabkan oleh hidrolisa lemak dapat meneybabkan bau pada daging ikan.
Hidrolisa berjalan lambat pada suhu rendah, sedangkan pada suhu tinggi akan
berjalan cepat. Hidrolisa oleh enzim lipase dapat menghasilkan asam-asam lemak
bebas rantai pendek, misalkan butirat (C4), asam kaproat (C6), asam kaprilat (C8),
asam kaprat (C10). Asam-asam lemak tersebut menyebabkan bau tengik,
sedangkan pelepasan asam laurat dan miristat menyebabkan bau ikan seperti sabun.
7.2.4. Diskolorisasi
38
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Perubahan cita rasa pada ikan disebabkan karena degradasi protein, lemak dan
karbohidrat. Sebelum ikan menjadi busuk, biasanya didahului timbulnya perubahan
cita rasa yang mula-mula menyebabkan ikan bertambah enak, kemudian menjadi
tidak dapat dikonsumsi lagi. Misalnya pada ikan salem dapat berbau seperti minyak
tanah karena degradasi dimetil beta-propiothetin menjadi dimetilsulfida, bau seperti
buah beri asam yang juga disebabkan adanya dimetilsulfida, bau seperti tanah.
8. MUTU IKAN
Metode penentuan kesegaran Kesegaran ikan dapat ditentukan dengan cara fisik,
khemis, dan secara mikrobiologi, sensoris.
1. Kenampakan luar
Kenampakan segar dan cerah pada ikan yang masih segar. Belum ada noda-
noda diskolorisasi. Kenampakan menjadi makin suram karena timbulnya
lendir sebagai akibat masih berlangsungnya proses biokimiawi dan mulai
berkembangnya mikrobia
2. Elastisitas daging ikan
Ikan yang masih segar apabila dibengkokkan akan segera kembali ke posisi
semula. Elastisitas ini karena belum terputusnya benang-benang daging.
3. Keadaan daging
Ikan yang segar, dagingnya kenyal, bila ditekan dengan jari maka bekasnya
segera kembali. Daging ikan belum kehilangan cairan dagingnya sehingga
39
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Ikan segar dapat dibedakan dengan ikan yang sudah rusak dapat dilihat dari tanda-
tandanya (Tabel 5.8).
Tabel 5.8. Pengamatan parameter ikan segar dan ikan yang mutunya buruk
1. warna kulit Terang, cerah dan tidak Tidak cerah dan suram
40
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
41
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Ikan dnegan kandungan mikrobia yang banyak akan cepat busuk. Pemeriksaan
jumlah bacteria adalah yang paling tepat digunakanuntuk menentukan kesegaran
ikan. Dua macam pengujian yaitu mikrobiologi secara tepat dan cara praduga
(pendugaan). Pengujian mikrobia secara tepat dikerjakan dengan metode penaburan
(Total Plate Count/TPC). Pengujian mikrobiologi secara pendugaan merupakan
cara perhitungan jumlah bakteri berdasarkan kira-kira dengan perantara
penggunaan tolok ukur lain. Cara yang dapat dikerjakan adalah:
42
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Cara ini paling banyak dilakukan, karena lebih mudah dan cepat. Tetapi
syaratnya adalah panelis atau penguji sudah terlatih. Penentuan kesegaran ikan
dengan cara ini lebih banyak pengamatan visual, selain itu juga ada kaitannya
dengan zat-zat bau yang muncul, perubahan kimiawi dan fisik. Tolok ukurnya
adalah kenampakan (appearance), warna, cita rasa atau bau, keadaan jaringan
(daging, sisik, ruas), keseragaman. Panelis memberikan skor.
43
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Ikan merupakan salah satu bahan pangan yang bersifat perishable. Oleh karena
itu penanganan yang baik pada ikan setelah dipanen mutlak dipanen. Ikan akan
mudah mengalami kemunduran mutu segera setelah ditangkap dengan cepat karena
ikan menalami fase rigor mortis yang jauh lebih cepat disbanding ternak potong.
Ikan mengalami rogor mortis dari beberapa menit sampai beberapa jam setelah ikan
mati, sedangkan hewan ternak potong mengalami fase rigor mortis dari 24-48 jam.
Hal ini disebabkan karena kandungan glikogen yang rendah dalam daging ikan.
9.1.Secara fisik
44
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Proses desinfeksi dapat dilakukan dengan mencuci ikan menggunakan air yang
telah diberi natrium hipoklorin (klorinasi). Cara ini cukup efektif membunuh
bakteri namun biaya yang dibutuhkan relative banyak. Namun dmeikian, cara ini
dapat membunug bakteri pembusuk dan bakteri pathogen.
45
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Penanganan suhu rendah dilakukan dengan dua cara yaitu pendinginan dan
pembekuan. Pendinginan adalah penanganan hasil perikanan yang dilakukan pada
46
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
suhu rendah yaitu berkisar -1 hingga 15oC. Pendinginan dapat mengawetkan ikan
segar selama beberapa hari atau minggu tergantung kondisi awal ikan pada saat
akan didinginkan. Pembekuan adalah penanganan hasil perikanan yang dilakukan
pada suhu beku, yaitu lebih rendah dari -1oC. Pembekuan yang dilakukan secara
benar dapat mengawetkan ikan selama beberapa bulan atau tahun.
Gambar 5.3. Kisaran suhu kritis, bahaya dan suhu penyimpanan ikan
http://www.asiafoodjournal.com/cmsimages/testopic2mar2005.gif
47
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
9.1.3. Iradiasi
Hal yang perlu diperhatikan pada penggunaan teknik iradiasi terhadap ikan,
yaitu:
a. Aspek gizi
Teknik iradiasi dapat menyebabkan perubahan kimia pada ikan sehingga
komposisi gizi mengalami perubahan. Perubahan ini tergantung pada komposiis
gizi ikan, dosis radiasi dan kondisi lingkungan. Perubahan yang dominan adalah
vitamin dan mineral. Dosis rendah relative tidak menyebabkan perubahan kimia
pada ikan, dosis tinggi akan menyebabkan perubahan seperti sust vitamin, gula
dan gizi yang lain. Vitamin relative sensitive adalah vitamin E, A, thiamin (B1)
dan K. Sedangkan riboflavin,niacin, dan vitamin D relative tahan terhadap
iradiasi.
b. Aspek mikrobiologi
Bakteri dapat dirusak oleh proses iradiasi sehingga sangat berpengaruh terhadap
proses keracunan bahan pangan. Jumlah bakteri yang mati tergantung dari dosis
iradiasi dan kondisi lingkungan.
c. Aspek toksikologi
48
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
apabila bakteri berada dalam bentuk vegetative daripada spora. Bakteri gram
positif lebih tahan daripada gram negative.
Secara Kimiawi
a. Senyawa lipolitik, yaitu senyawa yang membawa protein ke dalam sel dan
meningkatkan produksi energy dari sel. Senyawa ini dapat melewati
membrane sel dan lebih efektif pada pH rendah. Contoh: asam benzoate,
asam sorbet, dan asam propionate
b. senyawa hidrofilik yaitu golongan senyawa kimia yang memilki molekul
kecil, berinteraksi dengan komponen sel, dipengaruhi oleh pH, dapat
mempengaruhi ketersediaan oksigen dan dapat mempengaruhi aktivitas
antibakteri. Contoh: sulfur dioksida (SO2), sulfit, nitrit, nitrat, NaCl, gula,
asam bisulfit dan asam metabisulfit. Senyawa asam (laktat, setat, sitrat,
malat, tartar dan suksinat) dapat menurunkan pH lingkungan, menurunkan
pH sitoplasma apabila masuk ke dalam sel dan dapat mengikat besi. Gula
dan garam dapat mengikat cairan, mengeluarkan cairan dari sel untuk
menghasilkan konsnetrasi larutan yang seimbang, tidak dipengaruhi oleh
pH. Sulfit dapat menurunkan pH ikan, mengurangi ketersediaan oksigen
dan dapat menghambat aktivitas enzim utama.
c. Antibakteri yaitu senyawa kimia yang dapat digunakan untuk menghambat
atau membunuh mikroba dan merusak berbagai bagian sel. Antibakteri
49
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
dapat berupa senyawa kimia buatan, alami atau metabolit sekunder yang
dihasilkan oleh berbagai organisme.
d. Senyawa kimia lainnya, antara lain antioksidan (BHA dan BHT), esen
citarasa, emulsifier dan bahan aditif permukaan, enzim, dan protein.
10. HASIL PERIKANAN LAIN
10.1. UDANG
Udang merupakan komoditas ekspor non migas. Jenis udan yang banyak
dibudidayakan adalah udang galah, lobster air tawar. Udang terdiri dari bagian
kepala, perut dan ekor. Seluruh tubuh udang terbungkus oleh lapisan kulit yang
transparan. Komposisi kimia udang terdapat pada Tabel 5.9.
Komposisi Kadar
Air (%) 75
Protein (%0 21
P (mg/100 g) 136
Fe (mg/100 g) 170
Ca (mg/100 g) 8
Vitamin A (SI) 60
50
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
terjadi pada asam amino tirosin oleh enzim tironese akan menghasilkan pigmen
melamin.
Salah satu indikator penurunan kualitas udang adalah black spot. Atau
terbetuknya bintik hitam di permukaan tubuh. Black spot sangat dipengaruhi oleh
adanya radiasi sinar matahari terhadap permukaan kulit. Bintik hitam terbentuk
melalui serangkaian reaksi biokimiawi. Pada udang, proses melanosis terlihat lebih
nyata. Bercak hitam biasanya akan timbul setelah beberapa jam setelah panen
apabila tidak dilakukan pendinginan.
51
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Tubuh udang yang memiliki bercak hitam, masih aman dikonsumsi. Secara
organoleptik, keberadaan bintik hitam dapat menjadi indicator bahwa penanganan
udang kurang baik. Black spot akan tetap timbul meskipun udang langsung
didinginkan setelah dipanen. Umumya akan timbul 2-4 hari setelah panen. Noda
hitam ini mulai berkembang dari bagian kepala lalu meluas ke membrane kulit pada
ruas-ruas tubuh hingga sirip ekor. Pada tingkat lanjut meluas ke bagian kaki dan
akhirnya keseluruh bagian tubuh.
52
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
b. cemaran mikrobia*
Angka Lempeng Total Koloni/g Maksimal 5,0 x 105
(ALT)
APM/g Maksimal < 2
Eschericia coli
Salmonella APM/ 25 g Negative
c. Cemaran kimia*
Kloramfenikol µg/kg Maksimal 0
Nitrofuran
µg/kg Maksimal 0
Tetrasiklin
µg/kg Maksimal 100
d. Filth - Maksimal 0
Spesifikasi Nilai
1. Kenampakan
53
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Spesifikasi Nilai
• warna merah, noda hitam banyak, kulit mudah lepas dari daging 3
2. Bau
3. Tekstur
• Agak lunak 3
• Lunak 1
54
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
10.2. KEPITING
Kepiting sejati mempunyai lima pasang kaki; sepasang kaki yang pertama
dimodifikasi menjadi sepasang capit dan tidak digunakan untuk bergerak. Di
hampir semua jenis kepiting, kecuali beberapa saja (misalnya, Raninoida), perutnya
terlipat di bawah cephalothorax. Bagian mulut kepiting ditutupi oleh maxilliped
yang rata, dan bagian depan dari carapase tidak membentuk sebuah rostrum yang
panjang. Insang kepiting terbentuk dari pelat-pelat yang pipih (phyllobranchiate),
mirip dengan insang udang, namun dengan struktur yang berbeda. Insang yang
terdapat di dalam tubuh berfungsi untuk mengambil oksigen biasanya sulit dilihat
dari luar. Insang terdiri dari struktur yang lunak terletak di bagian bawah carapase.
Sedangkan mata menonjol keluar berada di bagain depan carapase.
55
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Kepiting dihasilkan dari darat (tambak) atau laut. Seluruh badan kepiting
dibungkus oleh kulit yang keras. Kulit kepiting terdiri dari kitin yang banyak
mengandung kalsium karbonat dan kalsium fosfat. Kepiting segar berwarna hijau
dan warnanya berubah menjadi merah apabila direbus. Bagian yang dapat dimakan
adalah daging yang terdapat dalam badan/perut, kaki dan penjepitnya. Struktur
kepiting terdiri dari badan/perut yang berkaki dan penjepit. Kepiting yang segar:
bersih, baunya manis, dagingnya putih mengandung lemak berwarna kuning. Harus
bebas dari bahan kimia. Sedangkan kepiting yang busuk: kulit terbuka merenggang,
mudah mati. Daging mongering, tidak terdapat cairan dalam kulit, daging mungkin
berubah warna, agak asam dan berbau.
Kepiting umumnya dijual dalam keadaan hidup karena itu biasanya diikat,
sedangkan rajungan dijual dalam keadaan sudah mati. Kepiting yang segar matanya
bergerak keluar-masuk, itu menandakan kepiting masih hidup. Kepiting/rajungan
segar dan baik adalah masih lengkap jari-jari termasuk capitnya.Bagian belakang
apabila ditekan terasa keras berarti kepiting/rajungan itu gemuk dan sehat. untuk
membedakan kepiting / rajungan yang gemuk bisa juga dilakukan dengan cara
mengangkat badannya. Bila terasa ringan berarti dagingnya kurang padat.
Komposisi kimia kepiting terdapat pada Tabel 5.13.
56
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Komposisi Kadar
P (mg/100 g) 250
Fe (mg/100 g) 1.1
Ca (mg/100 g) 210
Tabel 5.14. Persyaratan mutu dan keamanan pangan kepiting SNI 4108.1:2011
b. cemaran kimia*
Cadmium (Cd) mg/kg Maksimal 0,5
Merkuri (Hg)
mg/kg Maksimal 0,5
Timbal (Pb)
mg/kg Maksimal 0.5
Seng (Zn)
Tembaga (Cu) mg/kg Maksimal 100
mg/kg Maksimal 20
57
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
CATATAN* bila
diperlukan
Spesifikasi Nilai
Hidup dan reaktif terhadap sentuhan, mata utuh, capit dan kaki utuh 9
tanpa cacat
Hidup dan reaktif terhadap sentuhan, mata utuh, capit utuh, kaki patah 7
satu satu sampai tiga tidak sebaris
Hidup dan reaktif terhadap sentuhan, mata utuh, capit patah tidak 5
sampai pangkal, kaki patah satu sampai tiga tidak sebaris
Hidup dan tidak reaktif terhadap sentuhan, mata tidak utuh, capit patah 3
dari pangkal dan posisi horizontal, kaki patah lebih dari tiga, mulut
sedikit berbusa
Mati 1
10.3. KERANG-KERANGAN
58
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Komposisi Kadar
Air (%) 85
Protein (%0 8
P (mg/100 g) 170
Fe (mg/100 g) 3.1
Ca (mg/100 g) 13.3
Daging kerang dapat diperoleh dengan merebus, sebab kulit kerang akan
mudah dibuka sehingga dagingnya dapat diambil. Jika membeli kerang dalam
cangkang, pastikan cangkang banyak yang terbuka, ini menunjukkan kerang
tersebut masih hidup. Namun apabila membeli kerang yang lepas dari kulit
cangkangnya pilihlah dagingnya masih padat dan terlihat utuh. Warna daging
kerang belum berubah dari aslinya. Daging kerang yang telah berubah warna
59
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
menunjukkan bahwa kerang telah busuk. Beraroma amis yang khas bukan beraroma
busuk.
10.4. CUMI-CUMI
Ditinjau dari nilai gizi, cumi-cumi memiliki kandungan gizi yang luar biasa
karena kandungan proteinnya cukup tinggi, yaitu 17,9 g/100 g cumi segar. Daging
cumi-cumi memiliki kelebihan dibanding dengan hasil laut lain, yaitu tidak ada
tulang belakang, mudah dicerna, memiliki rasa dan aroma yang khas, serta
mengandung semua jenis asam amino esensial yang diperlukan oleh tubuh. Asam
amino esensial yang dominan adalah leusin, lisin dan fenilalanin. Sementara kadar
asam amino nonesensial yang dominan adalah asam glutamat dan asam aspartat.
Kedua asam amino tersebut berkontribusi besar terhadap timbulnya rasa sedap dan
gurih. Itu sebabnya, secara alami cumi telah memiliki cita rasa gurih, sehingga
dalam pengolahannya tak perlu ditambahkan penyedap (seperti monosodium
glutamat = MSG).
60
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
pada keadaan lingkungan tempat hidup, ukuran dan umur. Mineral penting pada
cumi-cumi adalah natrium, kalium, fosfor, kalsium, magnesium dan selenium.
Selain kaya akan protein, cumi-cumi juga merupakan sumber vitamin yang baik,
seperti vitamin B1 (tiamin), B2 (riboflavin), B12, niasin, asam folat serta vitamin
larut lemak (A, D, E, K).
Cumi-cumi yang masih segar badannya kenyal dan kokoh bila ditekan.
Cumi-cumi kecil badannya berwarna keunguan dengan bintik-bintik hitam,
sedangkan cumi-cumi besar berukuran >20 cm ), badannya berwarna putih dengan
61
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
sedikit bintik hitam. Cumi segar di lapisi selaput lendir jernih. Mengeluarkan bau
khas dan bukan bau busuk.
62
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Cairan yang mengandung metanol ini memang biasa dipakai nelayan untuk
menjaga bobot ikan asin. Pembuatan tanpa formalin akan mengurangi bobot ikan
asin hingga 60 persen. Sedangkan dengan menggunakan larutan bening itu, bobot
yang berkurang akibat pengeringan hanya sekitar 30 persen. Produksi menjadi lebih
efisien jika menggunakan formalin. Bila hanya menggunakan garam saja,
pengeringan bisa dilakukan selama sepekan. Jika menggunakan cairan pembasmi
bakteri tersebut, dalam satu atau dua hari saja ikan asin siap dijual.
63
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
teratas. Yakni, 66 persen dari total 786 sampel. Sementara mi basah menempati
posisi kedua dengan 57 persen. Tahu dan bakso berada di urutan berikutnya yakni
16 persen dan 15 persen.
Penggunaan formalin karena harga bahan pengawet ini relatif murah. Produk
pengawet ikan yang sudah diperbolehkan penggunaannya. Yaitu minatrid. Namun
karena alasan masih baru dan kesulitan untuk mencari bahan pengawet ini, formalin
masih merajalela. Gangguan yang ringan adalah rasa terbakar pada tenggorokan
dan sakit kepala.
64
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
65
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
dijemur direndam dalam larutan bawang 1,5 – 7,5 %. Hasil nya menunjukkan
bahwa perlakuan perendaman dengan larutan garam dapat menurunkan serangan
lalat dalam ikan asin yang dijemur. Penolakan lalat terhadap perlakuan ini
disebabkan adanya bau atau aroma yang terdapat dalam bawang putih yang tidak
disukai lalat yaitu senyawa disulfida dan vinildithin.
66
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Terasi sebenarnya memiliki warna asli seperti tanah, yakni coklat kehitam-
hitaman. Agar lebih memikat, pangan itu pun diwarnai. Ada anggapan makin merah
warna terasi, makin tertarik calon pembeli. Sayangnya, banyak produsen nakal yang
menggunakan rhodamine B sebagai pewarna lantaran harganya relatif murah dan
warnanya mencolok. Rhodamine B bukan untuk makanan, tetapi untuk mewarnai
tekstil dan kertas. Berdasarkan hasil uji laboratorium Sucofindo terhadap sampel
terasidari beberapa pasar tradisional dan pasar swalayan, ternyata sebagian sampel
mengandung rhodamine B.
67
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
d. Bahaya Rhodamine B
Rhodamine B termasuk zat yang apabila diamati dari segi fisiknya cukup
mudah untuk dikenali. Bentuknya seperti kristal, biasanya berwarna hijau atau ungu
kemerahan. Di samping itu rhodamine juga tidak berbau serta mudah larut dalam
larutan berwarna merah terang berfluorescen. Zat pewarna ini mempunyai banyak
sinonim, antara lain D and C Red no 19, Food Red 15, ADC Rhodamine B, Aizen
68
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Rhodamine dan Brilliant Pink B. Rhodamine biasa digunakan dalam industri tekstil.
Pada awalnya zat ini digunakan sebagai pewarna bahan kain atau pakaian.
Campuran zat pewarna tersebut akan menghasilkan warna-warna yang menarik.
Bukan hanya di industri tekstil, rhodamine B juga sangat diperlukan oleh pabrik
kertas. Fungsinya sama yaitu sebagai bahan pewarna kertas sehingga dihasilkan
warna-warna kertas yang menarik. Sayangnya zat yang seharusnya digunakan
sebagai pewarna tekstil dan kertas tersebut digunakan pula sebagai pewarna
makanan.
Penggunaan zat pewarna ini dilarang di Eropa mulai 1984 karena rhodamine
B termasuk karsinogen yang kuat. Efek negatif lainnya adalah menyebabkan
gangguan fungsi hati atau bahkan bisa menyebabkan timbulnya kanker hati.
Beberapa penelitian telah membuktikan bahwa zat pewarna tersebut memang
berbahaya bila digunakan pada makanan. Hasil suatu penelitian menyebutkan
bahwa pada uji terhadap mencit, rhodamine B menyebabkan terjadinya perubahan
sel hati dari normal menjadi nekrosis dan jaringan di sekitarnya mengalami
disintegrasi. Kerusakan pada jaringan hati ditandai dengan adanya piknotik (sel
yang melakukan pinositosis) dan hiperkromatik dari nukleus, degenerasi lemak dan
sitolisis dari sitoplasma (Anonimus 2006).
1
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
SUSU
Susu didefinisikan sebagai sekresi dari kelenjar susu binatang yang menyusui
anaknya (mamalia). Air susu merupakan bahan makanan utama bagi makhluk yang
baru lahir,baik bagi hewan maupun manusia. Sebagai bahan makanan/minuman air
susu sapi mempunyai nilai gizi yang tinggi, karena mengandung unsur-unsur kimia
yang dibutuhkan oleh tubuh seperti Calsium, Phosphor, Vitamin A, Vitamin B dan
Riboflavin yang tinggi. Komposisinya yang mudah dicerna dengan kandungan
protein, mineral dan vitamin yang tinggi, menjadikan susu sebagai sumber bahan
makanan yang fleksibel yang dapat diatur kadar lemaknya, sehingga dapat
memenuhi keinginan dan selera konsumen.
Susu berasal dari mamalia yaitu hewan yang memiliki kelenjar susu. Susu
berasal dari ASI (Air susu ibu), sapi, kambing, kuda, unta, babi, anjing dan domba.
Produksi susu hewan mamalia hanya cukup dan dimanfaatkan oleh anaknya.
Namun, ada hewan yang produksi susunya melebihi kebutuhan anak-anaknya, yaitu
ternak perah. Beberapa contoh ternak perah adalah sapi perah, kambing perah dan
kerbau perah yang secara genetis khusus menghasilkan susu. Selain itu ternak perah
memiliki kemampuan mengubah hijauan, konsentrat dan limbah pertanian menjadi
produk susu.
2
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
3
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
mencapai 10860 pound dengan kadar lemak 4,1% dan warna lemak susunya agak
putih (Blakely,1991).
Guernsey. Bangsa sapi Guernsey dikembangkan di pulau Guernsey di
Inggris. Pulau tersebut terkenal dengan padang rumputnya yang bagus, sehingga
pada awal-awal seleksinya, sifat-sifat kemampuan merumput bukan hal penting
yang terlalu diperhatikan. Sapi perah Guernsey berwarna coklat muda dengan totol-
totol putih yang nampak jelas. Sapi tersebut sangat jinak, tetapi karena lemak
badannya yang berwarna kekuningan serta ukuran badan yang kecil menyebabkan
tidak disukai untuk produksi susu dengan warna kuning yang mencerminkan kadar
karoten yang cukup tinggi (karoten adalah pembentuk atau prekusor vitamin A).
disamping itu, kadar lemak susu serta kadar bahan padat susu yang tinggi. Bobot
badan rata-rata sapi betina dewasa 1100 pound dengan kisaran antar 800-1300
pound. Sedangkan bobot sapi jantan dewasa dapat mencapai 1700 pound. Produksi
susu sapi Guernsey menurut DHIA (1965/1966) rata-rata 9179 pound dengan kadar
lemaknya 4,7% (Prihadi,1997).
Jersey. Sapi Jersey dikembangkan di pulau Jersey di Inggris yang terletak hanya
sekitar 22 mil dari pulau Guernsey. Seperti halnya pulau Guernsey, pulau Jersey
juga mempunyai padang rumput yang bagus sehingga seleksi ke arah kemampuan
merumput tidak menjadi perhatian pokok. Pulau itu hasil utamanya adalah mentega,
dengan demikian sapi Jersey dikembangkan untuk tujuan produksi lemak susu yang
banyak, sifat yang sampai kini pun masih menjadi perhatian. Dalam masa
perkembangan bangsa ini, hanya sapi-sapi yang bagus sajalah yang tetap dipelihara
sehingga sapi Jersey ini masih terkenal karena keseragamannya (Blakely,1991).
Susu yang berasal dari sapi yang berwarna coklat ini, warnanya kuning
karena kandungankarotennya tinggi serta persentase lemak dan bahan padatnya
juag tinggi. Seperti halnya sapi Guernsey, sapi Jersey tidak disukai untuk tujuan
produksi daging serta pedet yang akan dipotong. Bobot sapi betina dewasa antara
800-1100 pound. Produksi susu sapi Jersey tidak begitu tinggi, menurut standar
DHIA (1965/1966) rata-rata produksi sapi Jersey 8319 pound/tahun, tetapi kadar
lemaknya sangat tinggi rata-rata 5,2% (Prihadi,1997).
4
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
5
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Red Sindhi. Bangsa sapi Red Sindhi berasal dari daerah distrik Karachi,
Hyderabad dan Kohistan. Sapi Red Sindhi berwarna merah tua dan tubuhnya lebih
kecil bila dibandingkan dengan sapi Sahiwal, sapi betina dewasa rata-rata bobot
badannya 300-350 kg, sedangkan jantannya 450-500 kg. produksi susu Red Sindhi
rata-rata 2000 kg/tahun, tetapi ada yang mencapai produksi susu 3000 kg/tahu
dengan kadar lemaknya sekitar 4,9% (Blakely,1991).
Gir. Bangsa sapi Gir berasal dari daerah semenanjung Kathiawar dekat
Bombay di India Barat dengan curah hujan 20-25 inchi atau 50,8-63,5 cm. Daerah
ini terletak antara 20°5’ - 22°6’ LU. Pada musim panas temperature udara mencapai
98°F (36,7°C) dan musim dingin temperatu udara sampai 60°F (15,5°C)
(Prihadi,1997). Warna sapi Gir pada umumnya putih dengan sedikit bercak-bercak
coklat atau hitam, tetapi ada juga yang kuning kemerahan. Sapi ini tahan untuk
bekerja baik di sawah maupun di tegal. Ukuran bobot sapi betina dewasa sekitar
400 kg, sedangkan sapi jantan dewasa sekitar 600 kg. produksi susu rata-rata 2000
liter/tahun dengan kadar lemak 4,5-5% (Blakely,1991).
Bangsa sapi perah di Indonesia dapat dikatakan tidak ada. Sapi perah di
Indonesia berasal dari sapi impor dan hasil dari persilangan sapi impor dengan sapi
local. Pada tahun 1955 di Indonesia terdapat sekitar 200.000 ekor sapi perah dan
hampir seluruhnya merupakan sapi FH dan keturunannya (Prihadi,1997).
Produksi susu sapi FH di Indonesia tidak setinggi di tempat asalnya. Hal ini banyak
dipengaruhi oleh factor antara lain iklim, kualitas pakan, seleksi yang kurang ketat,
manajemen dan mungkin juga sapi yang dikirim ke Indonesia kualitas genetiknya
tidak sebaik yang diternakkan dinegeri asalnya. Sapi FH murni yang ada di
Indonesia rata-rata produksi susunya sekitar 10 liter per hari dengan calving interval
12-15 bulan dan lama laktasi kurang lebih 10 bulan atau produksi susu rata-rata
2500-3000 liter per laktasi (Prihadi,1997).
Hasil persilangan antara sapi lokal dengan sapi FH sering disebut sapi PFH
(Peranakan Friesian Holstein). Sapi ini banyak dipelihara rakyat terutama di daerah
Boyolali, Solo, Ungaran, Semarang, dan Jogjakarta. Juga dapat dijumpai didaerah
Pujon, Batu, Malang,dan sekitarnya. Warna sapi PFH seperti sapi FH tetapi sering
6
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
dijumpai warna yang menyimpang misalnya warna bulu kipas ekor hitam, kuku
berwarna hitam dan bentuk tubuhnya masih memperlihatkan bentuk sapi local,
kadang-kadang masih terlihat adanya gumba yang meninggi (Prihadi,1997).
1.2.Kambing
Menurut para ahli, komposisi susu kambing dan bentuk morfologinya
sangat unik, ini disebabkan butiran lemak susu sangat homogen dan berdiameter
sangat kecil (mikro) sehingga sangat mudah diserap oleh organ pencernaan.
Oleh karena itu konsumen susu kambing sangat jarang mengalami diare
meskipun mempunyai kepekaan dalam penyerapan lactose (lactose intolerance).
Bahkan komposisi susu kambingpun memiliki kemiripan dengan air susu ibu
(ASI). Oleh karena itu susu kambing dapat digunakan sebagai pengganti ASI
(PASI). Hal ini disebabkan kandungan yang terdapat dalam susu kambing tidak
jauh berbeda dengan ASI, bahkan kandungan kalsium dan mineral lainnya jauh
lebih tinggi dari pada ASI maupun susu sapi.
Komposisi kimia susu kambing dan bentuk morfologisnya sangat unik. Ini
disebabkan butiran lemak susu sangat homogen dan berdiameter sangat kecil
(mikro) sehingga sangat mudah diserap oleh organ pencernaan. Susu kambing
memiliki kasiat yang dapat mengatasi beberapa penyakit antara lain: gangguan
pencernaan, gangguan ginjal, migraine, hepatitis A, asma, Tubercullosis (TBC),
Bronchitis, anemia (pucat), sakit kuning (jaundice), kerapuhan tulang
(osteoporosis), insomnia (tidak dapat tidur), ibu mengandung atau menyusui
anak, pemulihan stamina setelah operasi, perkembangan keseimbangan mental
anak, penyakit jantung fase awal, pembentukan sel darah dan jaringan (tissue),
penghilang noda hitam (flek wajah), pelicin dan penegang kulit muka. Susu
kambing kurang menimbulkan alergi – susu ini tidak berisi protein kompleks yang
merangsang reaksi alergi seperti pada susu sapi; tidak menekan sistem kekebalan;
membasakan sistem pencernaan, sehingga tidak menghasilkan asam dalam sistem
usus; dan membantu meningkatkan pH aliran darah.
7
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Jenis kambing apa yang banyak diambil susunya. Ada enam jenis kambing yang
dikenal karena manfaat susunya. Ke enam jenis kambing ini memiliki nama dan ciri
khas seperti:
• La Mancha memiliki telinga yang tidak begitu kelihatan dengan tubuh yang
mugil. Walaupun bertubuh mugil, dia tetap bisa menghasilkan susu yang
kental dengan kadungan lemak yang padat.
• Oberhasli merupakan jenis kambing yang sangat energik dan aktif.
Kambing ini banyak ditemukan di swiss sebagai kambing penghasil susu.
• Nubian memiliki telinga terjuntai, hidung cumbung dan berbadan
besar. Susunya lebih kental daripada susu kembing lainnya karena
mengandung lemak dan protein yang tinggi.
• Alpine adalah jenis kambing yang tidak memiliki warna bulu putih dan
cokelat muda, terkecuali pada kaki dan muka. Kambing ini memiliki telinga
yang berdiri, ukuran muka yang mirip kancil dengan ukuran tubuh sedang
(tidak besar maupun kecil). Kambing ini bisa menghasilkan susu dengan
jumlah yang banyak.
• Toggenburg kebanyakan berwarna cokelat cerah hingga cokelat gelap.
Tubuh memang tidak besar tapi juga tidak kecil. Kambing ini sudah dari
lama dimanfaatkan sebagai penghasil susu.
• Saanen biasanya berwarna putih dengan badan yang cukup kekar dan wajah
lurus. Lebih baik dipelihara dilingkungan yang sejuk dan dingin kalau tidak
ada manfaat susunya
1.3. Kerbau
Ada 10 jenis kerbau perah yang terbagi menjadi 3 tipe. Pengelompokan dalam
tipe ini berdasarkan kepada tempat asal kerbau diternakkan. Ketiga tipe kerbau
perah tersebut adalah sebagai berikut :
8
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
1. Western type atau tipe India utara. Tergolong tipe ini adalah :
• Kerbau Jaffarabadi
Kerbau ini merupakan jenis kerbau yang banyak diternakkan di daerah
Gujarat India. Kerbau jantan beratnya sekitar 500 kg. Kerbau betina
memiliki berat sekitar 45 kg. Ciri lain adalah kepala yang besar dan lebar,
serta memiliki tanduk tipis menggantung ke leher dengan ujung
melengkung. Kerbau ini menghasilkan susu 2.250-3.000 kg selama masa
laktasi sekitar 10 bulan.
• Kerbau Surati
Kerbau ini terdapat di distrik Surati negara bagian Gujarat. Kerbau jantan
beratnya sekitar 500 kg. Kerbau betina memiliki berat 450 kg. Susu
dihasilkan bisa mencapai 2.500-3000 kg selama masa laktasi 10 bulan.
• Kerbau Mehsana
Kerbau ini merupakan hasil persilangan antara sapi murrah dan kerbau
surati. Kerbau jantan beratnya sekitar 560 kg dan betina 430 kg. Sebagai
penghasil susu, kerbau perah ini sangat populer di daerah Maharastra dan
Gujarat.
2. Northern type atau tipe India utara. Tergolong dalam kelompok ini adalah:
• Kerbau Murrah (Dehli)
Kerbau ini diternak di daerah Uttar Pradesh, Dehli, Haryana dan Punjab.
Kerbau jantan beratnya sekitar 565 kg dan betina 430 kg. Kerbau ini mampu
menghasilkan susu 2.500-3.500 kg per masa laktasi (10 bulan). Di Indonesia
kerbau ini banyak diternak oleh orang keturunan India di Medan, Sumatera
Utara dan dikenal dengan nama Sapi Murrah.
• Kerbau Kundhi
Kerbau kundhi banyak terdapat di lembah sungai Indus, Pakistan.
Bentuknya hampir mirip sapi murrah. Kerbau betina diperah susunya dan
kerbau jantan dipakai untuk ternak pekerja.
9
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
2. MANFAAT SUSU
Manfaat susu dapat ditinjau dari dua segi yaitu manfaat dari kandungan gizi dan
manfaat secatra ekonomis (keuntungan apabila dilakukan pengolahan susu menjadi
produk lain).
2.1. Manfaat gizi
Susu merupakan minuman yang lengkap karena kandungan gizi dan asam
aminonya lengkap. Kandungan gizi susu bermanfaat secara biologis. Laktosa
merupakan satu-satunya karbohidrat dalam susu yang merupakan sumber energy
10
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
dan membantu proses penyerapan mineral kalsium dan fosfor. Susu sebagai sumber
asam lemak mengandung conjugated inoleic asid (CLA), asam butirat, dan
sphingomyelin. CLA bersifat anti kanker karena CLA dapat menghambat
pertumbuhan dan pembiakan sel kanker.
Protein susu kaya kandungan lisin, niacin dan ferrum. Asam amino dalam
tubuh diperlukan untuk mempertahankan substansi tubuh, yaitu enzim, hormone,
dan antibody. Asam amino membantu pembentukan sel-sel darah dan jaringan.
Lemak yang terkandung dalam susu menghasilkan energy serta vitamin A, D, E dan
K. Selain itu susu juga mengandung vitamin B1, B2, B6 dan B12. Vitamin B2
(riboflavin) penting dalam metabolism protein, lemak dan karbohidrat serta
membantu sel dalam menggunakan oksigen. Vitamin B12 berfungsi membantu
pembentukan sel-sel darah merah serta mempertahankan kesehatan.
Mineral dalam susu antara lain kalsium, fosfor, magnesium, potassium dan
seng. Kalsium membantu dalam pembentukan massa tulang dan mencegah
kerapuhantulang (osteoporosis). Kalsium menetralisisr asam dalam mulut sehingga
tidak memicu kerusakan gigi. Selain itu kalsium diperlukan untuk kontraksi otot
secara normal. Fosfor dan kalsium membantu membangun gigi dan tulang yang
kuat. Fosfor berperan mengaktifkan penggunaan vitamin dan penyampaian impuls-
impuls saraf. Magnesium membantu mengendurkan otot setelah kontraksi dan
diperlukan untuk meneruskan simpul-simpul saraf. Potasium berperan dalam
pembentukan protein serta diperlukan untuk pembentukan glikogen, kontraksi otot,
kerja jantung, dan keseimbangan cairan tubuh. Seng bermanfaat untuk membuat
hormone-hormon reproduksi menormalkan indera pengecap dan penyembuhan
luka.
Beberapa orang tidak dapat mengonsumsi susu karena bermasalah dalam
system pencernaanya, antara lain gejala intoleransi laktosa yaitu kondisi tidak
adanya enzim β-galaktosidase (ensim lactase) dalam saluran pencernaan. Enzim ini
berperan dalam menguraikan laktosa menjadi gula-gula yang lebih sederhana
(glukosa dan galaktosa). Laktase, enzim penyebab penguraian ini terdapat di dalam
bagian sel mukosa yang melapisi usus kecil. Ketiadaan enzim lactase menyebabkan
11
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
butiran laktosa tertinggal di usus halus dan menyerap banyak air sehingga terjadi
diare. Diare sering disertai dnegan kembung akibat laktosa yang menyerap banyak
air di usus diuraikan oleh bakteri penghasil gas (CH4, CO2, dan H2). Ada dua jenis
kekurangan laktase yang biasa dijumpai:
a. Defisiensi lactase utama, yang disebabkan karena menurunnya kegiatan lactase
secara berangsur-angsur dalam anak yang sehat pada masa antara penyapihan
dan masa akhir kanak-kanak. Sebagian besar jenis binatang menyusui
mempunyai tingkat kegiatan lactase yang tinggi pada waktu kelahiran, yang
dipertahankan selama menyusui, tetapi berkurang sesuadah waktu penyapihan
normal. Penduduk non-kaukasia biasanya mengikuti pola ini dan semakin
kurang tahan laktosa sesudah masa bayi. Orang-orang kaukasia, dan beberapa
suku bangsa penggembala selalu menggantungkan diri pada susu sebagai
sumber energy dalam masa dewasa.
b. Defisiensi laktase sekunder, disebabkan karena infeksi, gangguan-ganguan dan
kondisi-kondisi lain yang merusak sel-sel lender. Hal ini meliputi:
1) Gangguan parasit, termasuk giardiasis
2) Pertumbuhan yang berlebihan dari usus kecil oleh bakteri nonpatogen
3) Enteropathies yang peka terhadap protein, seperti penyakit celiac
4) Bakteri dan virus enteritiskonsumsi obat-obat dan antibiotic tertentu dalam
perut
5) Gizi yang buruk atau kekurangan zat makanan tertentu.
Intoleransi protein dapat menyebabkan terjadinya alergi terhadap susu. Salah
satu protein yaitu laktoglobulin dalam tubuh manusia tertentu dapat bertindak
sebagai antigen (zat perangsang pembentuk antibody) yang snagat kuat sehingga
dapat memicu terjadinya alergi.
12
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
es krim, dodol susu, permen dan kerupuk susu. Nilai ekonomi susu dapat
meningkat dnegan adanya teknolgi pengolahan yang menghasilkan produk-
prosuk berbahan dasar susu.
3. KOMPOSISI SUSU
Komposisi susu terdiri dari air, lemak dan bahan kering tanpa lemak.
Sementara bahan kering tanpa lemak terbagi menjadi protein, laktosa, mineral,
asam (sitrat, format, dan lipase), gas (oksigen dan nitrogen), enzim (peroksidase,
katalase, fosfatase, dan lipase), vitamin (A, C, D, tiamin dan riboflavin) serta trace
element. Terdapat perbedaan komposisi air susu manusia dan berbagai jenis
Ternak, hal tersebut dapat dilihat pada Tabel 6.1.
Tabel 6.1. Komposisi air susu manusia dan berbagai jenis ternak
Jenis Total solid Protein laktosa Lemak Mineral
ASI 12,4 1,2 7,0 3,8 0,21
Sapi 12,8 3,3 4,8 3,8 0,71
Kambing 13,0 3,4 4,7 4,1 0,77
Domba 17,00 3,2 4,7 3,2 0,9
kerbau 21,40 5,5 5,0 10,5 0,8
a. Lemak susu
Lemak susu digunakan sebagai ukuran penentu harga susu. Kandungan lemak
tinggi memiliki harga yang tinggi. Lemak memiliki nilai gizi tinggi, menentukan
baud an rasa, dan memberikan energi lebih besar dibandingkan protein dan
karbohidrat. Komponen utama lemak susu adalah trigliserida. Lemak susu terdiri
dari 60-70% asam lemak jenuh dan 30-40% asam lemak tidak jenuh. Lemak susu
mengandung asam lemak esensial yaitu asam linoleat dan asam linolenat yang
berfungsi dalam metabolism serta mengontrol berbagai proses fisiologis dan
biokimia pada manusia. Asam linoleat berfungsi meningkatkan sistem pertahanan
tubuh dan control lemak serta berfungsi sebagai antiasterosklerosis, antihipertensi,
13
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
dan antidiabetik. Lemak susu juga mengandung sumber vitamin larut dalam lemak,
yaitu vitamin A, D, E dan K. Komposisi asam lemak susu sapi terdapat pada Tabel
6.2.
Table 6.2. Komposisi asam lemak susu sapi
Asam lemak Rata-rata (%)
Asam lemak yang larut
- Butirat 2,93
- Kaproat 1,90
- Kaprilat 0,79
- Kaprat 1,57
Asam lemak yang tidak larut
- Laurat 5,85
- Mysistat 19,79
- Palmitat 15,17
- Stearat 14,91
- Oleat 31,90
Muchtadi dan Sugiyono, 1989
Kerusakan yang terjadi pada lemak susu akan menyebabkan penyimpangan
flavor pada produk susu, seperti:
1) Flavor teroksidasi yan disebabkan karena oksidasi fosfolipid
2) Bau amis/bau seperti ikan yang disebabkan oleh oksidasi dan reaksi
hidrolisis
3) Tallowiness yang disebabkan oleh oksidasi asam lemak tak jenuh
4) Ketengikan yang disebabkan hidrolisa dari gliserida dan pelepasan asam
lemak seperti butirat dan kaproat, yang mempunyai bau yang keras, khas
dan tidak sedap
b. Protein susu
Protein merupakan bahan penting penyusun sel, terutama dalam proses
pertumbuhan dan perkembangan makhluk hidup. Protein yang ada di dalam susu
sebagian besar adalah kasein (76%) dan whey protein yang terdiri dari laktalbumin,
14
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
• Kasein
Kasein dalam protein susu sekitar 80% yang terdiri dari alfa-kasein, beta-
kasein, dan kappa-kasein dalam bentuk koloid. Kasein murni berwarna
putih, tidak berbau, dan tidak mempunyai rasa. Oleh karena itu kasein yang
membuat susu berwarna putih. Kasein penting dikonsumsi karena
mengandung zat anorganik, seperti kalsium, fosfor dan magnesium.
• Laktalbumin dan laktoglobulin (whey protein)
Laktalbumin dan laktoglobulin mengandung fosfor yang rendah.
Pemanasan akan mengakibatkan gumpalan, sedangkan perlakuan dengan
enzim renin tidak mengakibatkan adanya koagulasi. Laktalbumin
merupakan koloid dengan partikel-partikel kecil. Bila susu dipanaskan
15
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
16
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
• Mineral
Susu mengandung mineral yang dapat digolongkan dalam tiga jenis garam
(Tabel 6.4), yaitu:
1) Sodium (Na), potassium (K), dan klorida (Cl). Mineral garam ini
merupakan ion-ion berkorelasi negative dengan lactase dalam menjaga
keseimbangan tekanan osmotic antara darah dan susu.
2) Kalsium (Ca), magnesium (Mg), inorganic fosfor (pi), dan sitrat.
Golongan ini menyebar dalam misel kasein.
3) Garam Ca, Mg, sitrat, Ca++, dan (HPO4)2 yang berfungsi untuk menjaga
keseimbangan asam-basa dari susu.
Tabel 6.4. Komposisi mineral dalam susu
Unsur Dalam susu (%)
Potasium 0.140
Kalsium 0.125
Klorine 0.103
Fosfor 0.096
Sodium 0.056
Magnesium 0.012
sulfur 0.025
Sumber: Buckle et al., 1987
Mineral dapat menaikkan suhu pada suhu. Hal ini penting dalam kaitannya
dengan stabilitas susu terhadap panas. Pada khir laktasi dan kasus mastitis,
kandungan sodium klorida dalam susu meningkat dan menyebabkan rasa
susu menyimpang (salty taste).
• Enzim
Enzim merupakan katalisator yang dapat mempercepat terjadinya reaksi-
reaksi kimia. Enzim yang terdapat dalam susu adalah lipase, pospatase,
peroksidase, katalase, galaktase, dehidrogenase, dan lactase. Susu
mengandung enzim yang dapat menyebabkan kerusakan susu. Lipase dapat
membebaskan asam-asam lemak yang terikat pada trigliserida, sehingga
17
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
oksidasi terjadi lebih cepat (asam lemak tidak jenuh, misalnya asam butirat).
Lipase ini tidak aktif pada sushu 40oC dan akan rusak pada suhu 50oC.
Enzim phospatase akan menghidrolisa ester-ester phospat dan akan rusak
ketika mengalami pasteurisasi. Sedangkan katalase dapat membebaskan
atom-atom oksigen dari sneyawa peroksida seperti hidrogen peroksida.
Katalase akan non aktif pada pemanasan suhu 65.5-71oC selama 20 menit.
18
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Pada Tabel 6.5. terlihat bahwa susu mastitis, kandungan lemak, laktosa
dan casein menurun dan kandungan whey protein meningkat. Kandungan
mineral Natrium dan Chlorida terlihat meningkat sedangkan Kalium dan Kalsium
menurun.
d. Pakan
Jenis pakan akan dapat mempengaruhi komposisi susu. Pakan yang terlalu
banyak konsentrat akan menyebabkan kadar lemak susu rendah. Jenis pakan
dari rumput-rumputan akan menaikan kandungan asam oleat sedangkan pakan
berupa jagung atau gandum akan menaikkan asam butiratnya.
e. Lingkungan
Pengaruh lingkungan terhadap komposisi susu bisa dikomplikasikan oleh
faktor-faktor seperti nutrisi dan tahap laktasi. Hanya bila faktor-faktor seperti
ini dihilangkan menjadi memungkinkan untuk mengamati pengaruh musim dan
suhu. Biasanya pada musim hujan kandungan lemak susu akan meningkat
sedangkan pada musim kemarau kandungan lemak susu lebih rendah. Produksi
susu yang dihasilkan pada kedua musim tersebut juga berbeda. Pada musim
hujan produksi susu dapat meningkat karena tersedianya pakan yang lebih
banyak dari musim kemarau.
19
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Suhu dan kelembaban mempengaruhi produksi susu. Selain itu pada lingkungan
dengan kelembaban yang tinggi sangat mempengaruhi timbulnya infeksi bakteri
dan jamur penyebab mastitis. Suhu lingkungan yang tinggi secara jelas
menurunkan produksi susu, karena sapi menurunkan konsumsi pakan, tetapi
belum jelas apakah suhu mempengaruhi komposisi susu.
f. Iklim
Kadar lemak dan protein sangat dipengaruhi oleh iklim. Musim dingin kadar
lemak lebih tinggi dari musim-musim lain. Daerah yang memiliki iklim sub
tropis, susu memiliki protein dan lemak yang tinggi demikian pula makanannya
juga harus yang mengandung protein dan lemak yang tinggi. Umumnya,
persentase SNF dan lemak susu terbesar pada musim dingin dan terendah pada
musim panas. Sapi yang beranak pada musim gugur atau dingin menghasilkan
lemak dan SNF lebih banyak daripada sapi yang beranak di musim semi dan
panas. Pada temperatur tinggi (di atas 85 oF) produksi susu lebih sering menurun
daripada produksi lemak. Penurunan produksi hanya sedikit menaikkan
persentase lemak. Pada temperatur tinggi ada peningkatan khlor dan penurunan
kandungan laktosa dan protein susu. Penurunan temperatur di bawah 75 oF
menaikkan persen lemak dan SNF.
g. Waktu laktasi
Tahap laktasi yaitu periode dari saat sapi lahir hingga memproduksi susu. Air
susu yang dihasilkan pada 4-5 hari pertama dalam waktu laktasi disebut
kolustrum, kandungan garamnya lebih tinggi, terutama kandungan Na dan Cl-
nya, sehingga memberikan rasa yang lebih asin. Mulai hari kelima dan
seterusnya kadar lemak yang naik, demikian juga kadar protein. Komposisi air
susu berubah pada tiap tingkat laktasi. Perubahan yang terbesar
terjadi pada saat permulaan dan terakhir periode laktasi. Kolostrum: sekresi
pertama setelah proses kelahiran.Komposisinya sangat berbeda dengan
komposisi susu sapi Fries Holland. Pada kolostrum terkandung :
konsentrasi zat padatnya lebih tinggi; kasein, protein whey (terutama globulin),
garam mineral lebih tinggi (Ca, Mg, P, Cl lebih tinggi, Potasium lebih rendah);
20
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
laktosa lebih rendah dan lemak bisa lebih tinggi bisa lebih rendah. Perbandingan
komposisi kolostrum denga susu Fries Holland dapat dilihat pada
Tabel 6.6
Tabel 6.6. Perbandingan Komposisi Kolostrum dengan Susu FH
Komponen Kolostrum (%) Kolostrum ke 2 & 3 (%) Susu FH (%)
Total Solid 22,3 10,5 8.6
Protein 18,8 5,5 3.25
Imunne globulin 13,1 1,0 0,09
Laktosa 2,5 4,0 4,6
h. Prosedur pemerahan
Umur laktosa dan protein dalam susu relatif konstan dan menunjukkan
keragaman yang kecil bila pemerahan dilakukan pada siang hari. Kandungan
lemak susu mungkin berbeda jika pemerahan dilakukan pada pagi hari dan
kemudian pada sore hari. Semakin teratur jarak antara pemerahan, semakin
teratur pula kandungan lemak pada susu tersebut.
21
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
22
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
a. Faktor fisiologis seperti cita rasa pakan sapi misalnya alfalfa, bawang merah,
bawang putih, dan cita rasa algae yang akan masuk ke dalam susu jika bahan-
bahan itu mencemari pakan dan air minum sapi.
b. Faktor enzimatis yang menghasilkan cita rasa tengik karena kegiatan lipase pada
lemak susu.
c. Faktor kimiawi, yang disebabkan oleh oksidasi lemak.
d. Faktor bakteri yang timbul sebagai akibat pencemaran dan pertumbuhan bakteri
yang menyebabkan peragian laktosa menjadi asam laktat dan hasil samping
metabolik lainnya yang mudah menguap.
e. Faktor mekanis, bila susu mungkin menyerap cita rasa cat yang ada disekitarnya,
sabun dan dari larutan chlor. Bau air susu mudah berubah dari bau yang sedap
menjadi bau yang tidak sedap. Bau ini dipengaruhi oleh sifat lemak air susu yang
mudah menyerap bau disekitarnya. Demikian juga bahan pakan ternak sapi dapat
merubah bau air susu.
5.1.4. Berat jenis air susu :
Air susu mempunyai berat jenis yang lebih besar daripada air. BJ air susu =
1.027-1.035 dengan rata-rata 1.031. Akan tetapi menurut codex susu, BJ air susu
adalah 1.028. Codex susu adalah suatu daftar satuan yang harus dipenuhi air susu
sebagai bahan makanan. Daftar ini telah disepakati para ahli gizi dan kesehatan
sedunia, walaupun disetiap negara atau daerah mempunyai ketentuan-ketentuan
tersendiri. Berat jenis harus ditetapkan 3 jam setelah air susu diperah. Penetapan
lebih awal akan menunjukkan hasil BJ yang lebih kecil. Hal ini disebabkan oleh:
perubahan kondisi lemak, adanya gas yang timbul didalam air susu.
Perbedaan berat jenis disebabkan oleh perbedaan kandungan lemak dan
kandungan zat-zat bukan lemak. Semakin banyak bahan kering bukan lemak
menyebabkan berat jenis susu semakin besar. Berat jenis susu juga dapat
mengalami peningkatan perlahan-lahan secara bertahap dan mencapai klimaksnya
pada 12 jam setelah pemerahan. Peningkatan ini disebabkan terbebasnya gas-gas
seperti CO2 dan N2 yang terdapat dalam susu yang baru diperah.
23
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
24
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
25
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
6. KONTAMINASI SUSU
Kontaminasi susu oleh mikroorganisme dapat terjadi selama pemerahan
(milking), penanganan (handling), penyimpanan (storage) dan aktivitas pra-
pengolahan (pre-processing) lainnya. Bakteri yang dapat mencemari susu terbagi
menjadi dua golongan yaitu bakteri pathogen dan bakteri pembusuk. Kedua macam
bakteri tersebut dapat menimbulkan penyakit yang ditimbulkan oleh susu seperti
tuberculosis, bruselosis dan demam tifoid. Pembusukan susu oleh bakteri dapat
menyebabkan degradasi protein, karbohidrat dan lemak yang terkandung dalam
susu.
Tuberkulosis adalah penyakit yang paling menonjol yang ditularkan melalui
susu. Mycobacterium bovis adalah penyebab penyakit pada sapid an dapat
dipindahan ke dalam susu, terutama jika ambingnya terkena infeksi. Brucelosis
yang disebabkan karena infeksi pada sapi disebabkan oleh Brucella abortus,
organism yang menyebabkan terjadinya keguguran kandungan.
Kualitas susu akan menurun jika terdapat bakteri pembusuk. Pembusukan
merupakan istilah yang digunakan untuk memberikan gambaran penurunan
kualaitas warna, tekstur, aroma, dan rasa makanan hinggga pada makanan tersebut
tidak diterima manusia. Bakteri yang menyebabkan pembusukan adalah bakteri
psikotropik. Bakteri yang dapat membuat enzim proteolitik dan lipolitik
ekstraseluler (Pseudomonas fragi dan Pseudomonas fluorescens) juga dapat
menyebabkan kebusukan pada susu. Bakteri psikotropik dapat dimusnahkan
dengan proses pasteurisasi, namun Pseudomonas fragi dan Pseudomonas
fluorescens tetap stabil pada suhu panas. Bakteri lain yang dapat tetap hidup setelah
proses pasteurisasi adalah Clostridium, Bacillus, Cornebacterium, Arthrobacter,
26
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
27
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
g. Pembentukan alkali
Bakteri yang berperan dalam pembentukan alkali pada susu hidup pada suhu
yang berbeda (suhu rendah). Bakteri ini menyebabkan reaksi alkalis karena
pembentukan ammonia dan urea maklhuk hidup atau asam organic.
28
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
susu, lalat dan alat pemerahan susu. Hal yang penting lainnya adalah susu harus
bebas dari residu antibiotik, pestisida, dan serta susu yang berasal dari sapi yang
mendapatkan perlakuan obat-obatan tidak boleh digunakan. Yang harus dijaga
adalah bahwa susu tidak terkontaminasi oleh residu pembersih (detergen). Nanum
demikian, bahan seperti sulphonamides, nitrofurans dan quaternary ammonium
dapat menghambat fermentasi walaupun dalam konsentrasi yang rendah. Susunan
dan kekentalan merupakan hal yang penting diperhatikan bahwa susu tidak
dipalsukan.
Klasifikasi susu segar didasarkan pada jumlah baketri yang terdapat dalam susu.
Susu terbagi menjadi kelas A, B dan C.
a. Susu Kelas A
Susu kelas A berasal dari sapi yang sehat dan tidak menderita tuberculosis atau
brucellosis dan memenuhi sanitasi yang ditentukan. Susu yang dihasilkan harus
segera disimpan pada suhu dingin. Kandungan bakteri dalam susu dari masing-
masing peternak maksimal 100.000/ml. Setelah dicampur dan sebelum
dipasteurisasi kandungan bakteri maksimal 300.000/ml. Jika sudah dipasteurisai
kandungan bakteri maksimal 20.000/ml .
b. Susu kelas B
Susu segar yang tidak masuk dalam kelas A, maka dimasukkan dalam susu segar
kelasB, yaitu pada waktu diangkut sebelum pasteurisasi kandungan bakteri
maksimal 1.000.000/ml. Setelah mengalami pasteurisasi kandungan bakteri
maksimal 50.000/ml.
c. Susu kelas C
Susu segar kelas C adalah susu segar yang tidak dapat memenuhi syarat kelas B.
Biasanya kelas ini disebabkan oleh kondisi sanitasi yang kurang baik dan tidak
memenuhi syarat.
29
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
yang belum sesuai standar sehingga berimbas pada susu peternak yang dihargai
relatif murah. Untuk itu aspek penanganan pascapanen yang sesuai dengan
Standard Operational Procedure (SOP) yang telah ditetapkan perlu diperhatikan
dan diterapkan dengan baik oleh peternak sapi perah.
8.1. Sanitasi dan hygiene pemerahan
Susu yang baru keluar sebagai hasil pemerahan merupakan bahan yang
murni, higienis, bernilai gizi tinggi, dan mengandung sedikit mikroba (yang berasal
dari ambing). Susu juga memiliki bau dan rasa yang khas, tidak berubah dan tidak
berbahaya untuk diminum. Sesaat setelah pemerahan, susu berada pada suhu kamar
dan susu merupakan bahan pangan yang sangat peka terhadap pencemaran sehingga
saat itulah susu mulai mengalami penurunan kualitas.
Kualitas susu ditentukan oleh jenis dan kesehatan sapi serta jenis dan cara
pemberian pakan. Selain itu penanganan susu sejak persiapan pemerahan hingga
pengumpulan susu merupakan faktor lain yang menentukan kualitas susu. Sapi
yang diperah haruslah sapi yang sehat, karena sapi yang sakit kemungkinan
mengandung banyak bibit penyakit terutama sapi yang mengalami mastitis. Secara
rutin sapi juga perlu diuji tuberkulinasi yaitu pengujian untuk mengetahui sapi
perah terjangkit penyakit TBC atau tidak. Untuk memperoleh susu yang
berkualitas, pakan yang diberikan harus mengandung nutrisi yang cukup sesuai
kebutuhan untuk proses sintesis susu. Cara pemberian pakan perlu diperhatikan
mengingat beberapa jenis pakan dapat menimbulkan aroma tidak sedap yang dapat
mengkontaminasi susu. Oleh karena itu jenis pakan yang demikian dapat diberikan
setelah proses pemerahan.
30
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
merupakan sumber kontaminan mikroba dan bau. Oleh karena itu ketersediaan air
yang bersih dan melimpah merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi. atau
selang untuk menyalurkan gas hasil fermentasi kotoran secara anaerob. Gas ini
dapat digunakan untuk lampu penerangan dan untuk memasak.
8.2.2. Persiapan alat dan pemerah
Alat-alat yang diperlukan untuk pemerahan susu seperti ember yang
bermulut sempit untuk penampung susu, milk can, saringan dan lain-lain
dipersiapkan dalam keadaan kering dan bersih. Alat-alat sebelumnya dicuci
menggunakan air bersih bila perlu menggunakan deterjen dan dibilas dengan air
panas (60-70oC) untuk membunuh mikroba dan melarutkan lemak susu yang
menempel pada alat-alat, selanjutnya alat-alat dikeringkan. Peralatan yang tidak
bersih dapat mengakibatkan susu mengandung banyak mikroba/ kuman.
Susu dapat berperan menularkan penyakit dari orang sakit kepada orang
sehat. Oleh karena itu pemerah susu harus bebas dari penyakit menular dan dalam
keadaan bersih. Pemerah harus mengenakan pakaian bersih (bila perlu yang
berwarna putih) dan mencuci tangan terlebih dahulu sebelum melakukan
pemerahan. Pemerah susu dianjurkan untuk memeriksakan kesehatan setiap enam
bulan atau setahun sekali.
8.2.3. Persiapan sapi perah
Sebelum diperah, ambing sapi dan daerah lipatan paha sapi terlebih dahulu
dibersihkan dengan kain bersih yang telah dibasahi air bersih hangat. Bila perlu,
ekor sapi diikat dan rambut daerah lipatan paha sapi perah digunting untuk
menghindari jatuhnya rambut ke dalam susu sehingga menjamin kebersihan susu.
8.2.4. Proses pemerahan susu
Susu merupakan sekresi kelenjar susu yang dikeluarkan dari ambing sapi
dengan cara diperah menggunakan tangan atau alat perah atau melalui proses
penghisapan oleh anak sapi (suckling). Susu dari peternakan harus berkualitas baik
secara nutrisi maupun secara bakteriologis serta tidak terkontaminasi oleh kotoran
tanah atau cemaran kimia. Dalam pemasaran susu, maka susu harus diperoleh
melalui metode pemerahan yang higienis dan penanganan yang baik di peternakan
31
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
dan pengumpul. Proses pemerahan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara
manual menggunakan tangan pemerah dan menggunakan alat atau mesin perah.
a. Pemerahan manual yaitu proses pengeluaran susu dari ambing sapi oleh tangan
pemerah. Selama pemerahan secara manual tangan pemerah harus dalam
keadaan bersih, selain itu perlu dihindari kontaminasi dari lingkungan sekitar
(sumber bau, polusi udara dan tanah/debu).
b. Pemerahan menggunakan mesin/alat perah merupakan proses pengeluaran susu
dari ambing sapi menggunakan mesin yang dioperasikan secara otomatis. Hasil
pemerahan dengan alat perah menghasilkan susu yang relatif steril karena susu
langsung terkumpul di wadah penampung susu tanpa kontak dengan udara luar,
sehingga mikroba yang ada dalam susu adalah mikroba indigenus.
32
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
33
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
untuk dapat meyebabkan kerusakan bahan makanan atau dengan kata lain umur
keawetan bahan makanan bertambah. Selain itu pada suhu rendah proses reaksi
kimia, bio-kimia dan fisika juga akan menjadi lambat. Pendinginan hanya
memperlambat semua proses yanag terjadi dan bukan menghentikan. sehingga
didalam proses pendinginan perlu dijaga agar suhu pendinginan harus selalu
konstan.
9.2. Perlakuan panas (heat treatment)
Perlakuan panas adalah penggunaan panas yang cukup tinggi pada makanan
dan ditujukan untuk mengurangi atau membunuh mikroba yang ada didalam
makanan. Dalam hal ini dikenal 2 macam proses, yaitu: proses pasteurisasi dan
proses sterilisasi.
9.2.1. Proses pasteurisasi
Dipandang dari segi kesehatan manusia susu segar yang tidak dipasteurisasi
merupakan bahan makanan yang membahayakan bila dikonsumsi langsung, karena
susu merupakan media yang sempurna untuk pertumbuhan mikroba yang dapat
menginfeksi manusia. Penyakit seperti TBC, typhus, disentri
Pasteurisasi adalah suatu proses pemanasan pada suhu dibawah 100o C dan
dalam jangka waktu tertentu yang dapat mematikan sebagian mikroba yang ada
dalam susu. Proses pasteurisasi terutama ditujukan untuk membunuh semua bakteri
pathogen dan juga dengan sendirinya mengurangi jumlah bakteri non-pathogen.
Tetapi spora-spora bakteri tetap tahan terhadap perlakuan pasteurisasi. Selain
ditujukan untuk membunuh mikroba pembawa penyakit (pathogen) seperti bakteri
TB; Coli, dll, proses pasteurisasi yang dilanjutkan dengan pendinginan segera akan
menghambat pertumbuhan mikroba yang tahan suhu pasteurisasi juga akan
merusak sistem ensimatis yang dihasilkannya (misalnya enzim phosphatase, lipase,
dll), sehingga dapat mengurangi kerusakan zat gizi serta memperbaiki daya simpan
susu (keeping quality) dan mempertahankan rupa maupun cita rasa susu segar.
Dikenal dua metoda yang lazim digunakan pada proses pasteurisasi susu
yaitu LTLT (Low Temperature Long Time) dan HTST (High Temperature Short
Time). Metode LTLT pada dasarnya dilakukan dengan pemanasan susu sampai
34
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
suhu 63 – 65oC dan dipertahankan pada suhu tersebut selama 30 menit. Alat yang
digunakan untuk LTLT berupa tangki terbuka (open vat) dengan pemanas tidak
langsung atau lebih dikenal dengan “Batch Pasteuriser”. Sedang metoda HTST
dilakukan dengan pemanasan susu selama 15 – 16 detik pada suhu 76 – 80oC atau
lebih dengan menggunakan alat penukar panas (heat exchanger) dan diikuti dengan
proses pendinginan susu dengan cepat agar mikroba yang masih hidup tidak tumbuh
kembali.
9.2.2. Proses Sterilisasi Pada dasarnya dikenal 2 macam type sterilisasi, yaitu:
a. Batch Sterilization
Produk yang belum steril diisikan kedalam kemasan dan selanjutnya bersama-
sama dilakukan proses sterilisasi. Biasanya dipakai suhu sterilisasi 120o C
selama 20 atau 30 menit.
b. Flow Sterilization (UHT)
Produk dan kemasan disterilisasikan sendiri-sendiri/terpisah. Biasanya dipakai
suhu sterilisasi 135o C sampai 150o C selama 2 detik.
35
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
36
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
37
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
38
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
mastitis; susu berbau asam menandakan susu telah membusuk; dan susu berbau
silage, bau lobak dan lain lain tergantung dari macam pakan yang dimakan oleh
sapi.
Uji kebersihan susu dilakukan dengan penyaringan menggunakan filter. Susu
yang baru diperah banyak mengandung kotoran, baik yang terlihat oleh mata
maupun tidak. Kotoran-kotoran yang besar, seperti bulu, rambut, dan pakan dapat
dihilangkan dengan filter. Bakteri dan partikel-partikel atau kotoran kecil masih
bisa melewati alat penyaring sehingga kualitas mikrobiologi susu tidak berubah
seperti saat sebelum dilakukan penyaringan. Susu disaring dengan memakai kertas
saring yang terbuat dari kapas, dapat dinilai apakah air susu itu bersih, sedang,
kotor atau kotor sekali.
39
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
11.4. Pemalsuan dengan penambahan air dan skim milk atau dengan
pengambilan krim dan penambahan air (pemalsuan berganda)
Bila air susu ditambah air dan skim milk dalam perbandingan yang betul atau
krim diambil dari susu kemudian ditambah air dalam perbandingan yang betul,
maka air susu akan :
• Berat jenis tidak berubah
• Kadar lemak turun
• Kadar bahan kering akan turun
• Kadar lemak dalam bahan kering akan turun juga
40
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
41
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
manis. Bila terjadi warna coklat membuktikan pemalsuan dengan susu kaleng
yang tak bergula.
42
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
43
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
44
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
45
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
ginjal. Batu ginjal ini telah tampak pada hewan-hewan korban kasus pengoplosan
melamin tahun lalu. Batu ginjal inilah yang dapat menyumbat saluran kecil di ginjal
yang kemudian dapat menghentikan produksi urine, gagal ginjal, bahkan kematian.
Melamin bersifat karsinogen pada hewan. Gejala yang diamati akibat kontaminasi
melamin terdapat pada darah di urine, produksi urine yang sedikit, atau sama sekali
tidak dihasilkan, tanda-tanda infeksi ginjal, dan tekanan darah tinggi.
Melamin tidak dapat dimetabolisme oleh tubuh. Senyawa ini memiliki
toksisitas akut rendah LD50 di tikus, yaitu 3.161 mg per kg berat badan. Pada studi
dengan menggunakan hewan dikonfirmasi, asupan melamin murni yang tinggi
mengakibatkan inflamasi kandung kemih dan pembentukan batu kandung kemih.
Food and Drugs Administration (Badan Makanan dan Obat) Amerika
Serikat menyatakan, asupan harian yang dapat ditoleransi (tolerable daily
intake/TDI) melamin adalah 0,63 mg per kg berat badan. Pada masyarakat Eropa,
otoritas pengawas makanannya mengeset standar yang lebih rendah, yaitu 0,5 mg
per kg berat badan. Dari inspeksi yang dilakukan di China, dari 491 batch
(kelompok) yang dites, 69 di antaranya positif mengandung melamin, berkisar dari
0,09 mg per kg susu sampai 619 mg per kg susu. Bahkan ada yang mencapai 2.563
mg per kg. Dengan konsumsi susu formula per kg berat badan bayi sekitar 140 g
sehari, kalau bayi mengonsumsi susu yang terkontaminasi akan menerima asupan
melamin 0,013-86,7 mg per kg berat badannya. Bahkan, kalau mengonsumsi susu
yang terkontaminasi 2.563 mg melamin per kg susu, dapat mencapai asupan 358,8
mg per kg berat badannya. Jauh melampaui batas toleransinya!
Proses pembuatan susu, ada dua kali kadar protein diperiksa. Yang pertama
adalah pada saat spray drying pertama, dimana air dipisahkan dari protein. Disini
dilakukan pengujian yang akurat karena produsen wajib menentukan prosentasi
whey dan kasein dari protein dalam susu. Contohnya untuk susu bayi, perbandingan
kasein dan whey harus 80:20, karena harus sama dengan komposisi ASI. Nah,
pengecekan kedua dilakukan sesudah proses homogenisasi, dimana dilakukan
pengecekan kimia sederhana yang hanya menentukan kadar nitrogen, karena
komposisinya sudah dicek pada pengecekan pertama.
46
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
47
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
48
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
49
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
50
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Antisipasi
Selain temuan IPB ternyata dari berbagai penelitian dan pengalaman di
beberapa Negara tersebut sebenarnya WHO (World Health Organization), USFDA
(United States Food and Drug Administration) dan beberapa negara maju lainnya
telah menetapkan bahwa susu bubuk formula bayi bukanlah produk komersial yang
steril. Sedangkan susu formula cair yang siap saji, dianggap sebagai produk
komersial steril karena dengan proses pemanasan yang cukup. Sehingga di bagian
perawatan bayi NICU, USFDA menggunakan perubahan rekomendasi dengan
pemberian susu bayi formula cair siap saji untuk penderita bayi prematur yang
rentan terjadi infeksi. Sayangnya di Indonesia produk susu tersebut belum banyak
dan relative mahal harganya.
Rekomendasi lain yang harus diperhatikan untuk mengurangi resiko infeksi
tersebut adalah cara penyajian yang baik dan benar. Diantaranya adalah menyajikan
hanya dalam jumlah sedikit atau secukupnya untuk setip kali minum untuk
mengurangi kuantitas dan waktu susu formula terkontaminasi dengan udara kamar.
Meminimalkan “hang time” atau waktu antara kontak susu dengan udara kamar
hingga saat pemberian. Waktu yang direkomendasikan adalah tidak lebih dari 4
jam. Semakin lama waktu tersebut meningktkan resiko pertumbuhan mikrobadalam
susu formula tersebut. Tetapi apabila susu tersebut telah dimunim sebaiknyabila
lewat 2 jam dibuang.
Hal lain yang penting adalah memperhatikan dengan baik dan benar cara
penyajian susu formula bagi bayi, sesuai instruksi dalam kaleng atau petunjuk
umum. Peningkatan pengetahuan orangtua, perawat bayi dan praktisi klinis lainnya
tentang prosedur persiapan dan pemberian susu formula yang baik dan benar harus
terus dilakukan.
Terlepas benar tidaknya akurasi temuan tersebut sebaiknya pemerintah
dalam hal ini departemen kesehatan harus bertindak cepat dan tepat sebelum terjadi
kegelisahan. Sedangkan orangtua tetap waspada dan jeli dalam memilih produk
susu bagi putra-putrinya.
1
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
TELUR
Mahasiswa menguasai tentang telur, struktur fisik, sifat kimia, sifat fungsional,
penanganan, dan jenis kerusakan telur.
Telur adalah salah satu sumber protein hewani yang memilik rasa yang
lezat, mudah dicerna, dan bergizi tinggi. Selain itu telur mudah diperoleh dan
harganya murah. Telur dapat dimanfaatkan sebagai lauk, bahan pencampur
berbagai makanan, tepung telur, obat, dan lain sebagainya. Telur terdiri dari protein
13 %, lemak 12 %, serta vitamin, dan mineral. Kuning telur mengandung asam
amino esensial yang dibutuhkan serta mineral seperti : besi, fosfor, sedikit kalsium,
dan vitamin B kompleks. Sebagian protein (50%) dan semua lemak terdapat pada
kuning telur. Adapun putih telur yang jumlahnya sekitar 60 % dari seluruh bulatan
telur mengandung 5 jenis protein dan sedikit karbohidrat. Kelemahan telur yaitu
memiliki sifat mudah rusak, baik kerusakan alami, kimiawi maupun kerusakan
akibat serangan mikroorganisme melalui pori-pori telur.
1. JENIS TELUR
Telur merupakan salah satu bahan makanan yang paling praktis digunakan,
tidak memerlukan pengolahan yang sulit.Kegunaannya paling banyak untuk lauk
pauk namun seringkali untuk obat-obatan tradisional. Macam-macam telur yang
diperdagangkan :
2
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Pada umumnya telurnya kecil, berat telur rata-rata 45-50 gram. Jumlah telur
yang diproduksi seekor induk ayam kampung tidak dapat banyak, rata-rata
200 butir telur per ekor per tahun. Warna kulit telur ada yang coklat, ada
yang putih
Telur lebih besar daripada telur ayam kampung. Berat telur rata-rata 55-65
gram.Kulit ada yang coklat, ada yang putih.Seekor ayam ras dapat bertelur
rata-rata 250-260 butir telur per tahun.
Telur kecil, jauh lebih kecil daripada telur ayam kampung. Berat rata-rata
15-20 gram tiap telur. Warna kulitnya coklat berbintik-bintik hitam atau biru
berbintik-bintik coklat pekat.
4. Telur itik
Telur berukuran besar, warna kulit hijau kebiruan. Banyak digunakan untuk
telur asin. Berat 1 butir 50-65 gram. Memiliki ukuran yang lebih besar dari
telur ayam dan lebih kecil dari telur angsa. Telur bebek gurih, menyehatkan
dan serba guna. Cangkangnya yang lebih tebal dibanding telur ayam,
membuat daya simpan telur bebek sedikit lebih lama dari telur ayam yakni
sekitar 6 minggu (suhu refrigerator). Persentase kuningnya lebih banyak
dari putihnya. Apapun dapat dilakukan dengan telur bebek, sama seperti jika
menggunakan telur ayam. Telur bebek lebih kental daripada telur ayam, jika
dimasak dan matang, tekstur telur bebek agak kenyal.
5. Telur angsa
Berat rata-rata telur angsa adalah 340 gram/butir. Bentuknya lonjong dan
besar; warna kulitnya sama dengan telur ayam; jarang di dapat yang dapat
terbang. Telur angsa ukurannya lebih besar dari telur bebek, berwarna putih
bersih dengan flavor yang lebih kaya dari telur ayam.
3
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
8. Telur kalkun
Ukuran telurnya hamper sama dengan telur itik. Warnanya coklat keputihan
dan bertotol coklat muda.
Bagian-bagian telur dari luar ke dalam adalah kerabang telur dan kerabang tipis
(9.5%), putih telur (61.5%) dan kuning telur (29%). Perbandingan komposisi telur
dapat bervariasi tergantung pada umur ayam, pakan, suhu, genetik, dan cara
pemeliharaan. Bagian-bagian dari telur terdapat pada Gambar 4.1 dan Tabel 4.1.
4
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Persentase berat dan komposisi telur, secara umum tidak sama untuk segala jenis
unggas (Tabel 4.2)
Tabel 4.2. Persentase berat dan bagian dalam telur pada beberapa jenis unggas
5
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
2.1.Struktur telur
Telur unggas dari hampir bulat sampai lonjong (oval) dengan ukuran yang
berbeda-beda. Bentuk dan ukuran telur ayam yang baik adalah bentuk oval atau
bentuk bulat telur dengan perbandingan antara panjang dan lebar telur dalam 5 : 4.
Berat telur juga berbeda-beda, dipengaruhi oleh: jenis hewan, umur, kesehatan
hewan, makanan, sifat genetik dsb. Berat telur juga berkurang selama
penyimpanan.
Telur bebek 65
6
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Telur apapun tersusun oleh tiga bagian yaitu kulit telur, putih telur dan
kuning telur. Telur unggas memiliki kulit yang keras, halus dan dilapisi kapur dan
terikat kuat pada bagian luar lapisan embran. Kulit keras karena hampir sebagian
besar tersusun dari garam-garam anorganik. Pada bagian kulit terdapat beberapa
ribu pori-pori yang berguna dalam pertukaran gas terutama untuk memenuhi
kebutuhan embrio dalam telur. Pori-pori tersebut sangat sempit, berukuran 0,01-
1,07 mm dan tersebar diseluruh permukaan kulit telur. Jumlahnya bervariasi antara
100-200 lubang per cm2. Pada bagian yang tumpul, pori-pori persatuan luas lebih
besar dibandingkan bagian yang lain.Oleh sebab itu kantung udara terjadi di bagian
ini.Pada telur yang masih baru, pori-pori ini masih dilapisi oleh lapisan tipis
kutikula yang terdiri dari 90% protein dan sedikit lemak. Fungsi kutikula adalah
mengurangi penguapan air yang terlalu cepat dan menghalangi atau mencegah
masuknya mikrobia melalui kulit telur
Putih telur terdiri dari cairan yang tidak homogen. mengandung lapisan
putih telur encer 40%, sisanya 60% lapisan putih telur kental. Perbedaan kekentalan
disebabkan karena adanya perbedaan kandungan airnya. Karena putih telur
merupakan bagian yang paling banyak mengandung air, maka pada penyimpanan
telur bagian putih telur merupakan bagian yang paling mudah rusak. Kerusakan ini
terjadi terutama disebabkan keluarnya air dari jala-jala ovomusin yang membentuk
struktur putih telur. Bagian putih telur tidak tercampur dengan kuning telur karena
adanya kalaza dan membran vitelin yang elastis. Khalazae mengikat bagian putih
telur dengan bagian kuning telur. Putih telur tersusun atas 4 bagian yaitu:
a. Putih telur cair bagian luar (23% dari total putih telur) yang berhubungan
langsung dengan membrane kerabang telur. Putih telur cair akan melebar di
permukaan apabila telur dipecah. Putih telur cair ini terbentuk akibat proses
7
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
plumping yaitu awal dari absorbs mineral untuk pembentukan kerabang tipis
bersamaan dengan absorbs air dan akhir dari pembentukan putih telur yang
terjadi di isthmus.
b. Putih telur kental tipis berbentuk seperti gelatin yang merupakan 57% dari total
putih telur
c. Putih telur cair bagian dalam sebanyak 17% dari total putih telur dan
berhubungan langsung dengan kuning telur
d. Khalaza (3% dari total putih telur) berbentuk spiral yang menghubungkan antara
kuning telur dengan kerabang tipis dan menmebus putih telur dalam bentuk
suspense.
Kuning telur merupakan bagian yang paling penting bagi isi telur, sebab
pada bagian ini terdapat dan tumbuh embrio hewan, khususnya pada bagian telur
yang sudah dibuahi. Selain itu pada bagian kuning telur ini paling banyak tersimpan
zat-zat gizi yang sangat menunjang perkembangan embrio. Kuning telur berbatasan
dengan putih telur dan dibungkus oleh suatu lapisan tipis yang elastis yang disebut
membran vitelin yang terbuat dari keratin dan musin.
8
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
a. Ovalbumin
Ovalbumin adalah protein utama protein putih telur (%$% total protein putih
telur). Ovalbumin ini mudah terpecah oleh adanya panas sehingga terjadi
koagulasi. Ovalbumin berperanan sebagai antigen dan immunokimia. Protein ini
berbentuk gel yang bersifat emulsify dan mempunyai daya buih tinggi.
9
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
c. Ovomukoid
Ovomukoid adalah glikoprotein yang resisten terhadap panas (10% dari total
protein putih telur). Ovomukoid berperan sebagai antibakteri dan antitrypsin.
d. Lisosom
e. Ovomusin
f. Ovoglobulin
Ovoglobulin memiliki 3 bentuk yaitu G1, G2 dan G3 (4% dari total ptotein telur).
Peranan ovoglobulin adalah agen pembuih putih telur.
10
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
g. Ovoinhibitor
h. Ovoglikoprotein
i. Flavoprotein
k. Avidin
Avidin meruapakn protein yang mengikat biotin (0,05% dari total protein putih
telur). Peranan avidin diduga sebagai factor antimikrobia pada putih telur.
l. Sistatin
Peranan sistatin secara fisologis belum jelas, namund iduga menjaga sel dari
infeksi viral.
Glukosa putih telur 0,05% berat putih telur dan 98% nya berbentuk gula dan
sisasnya berbentuk glikan yang berikatan dengan protein membentuk N dan O-
glikosidik (Tabel 4.5).
11
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
3.1.3. Mineral
Mineral putih telur tidak sebanyak pada kuning telur. Kandungan mineral
putih telur terdapat pada Tabel 4.6. Mineral-mineral tersebut berikatan dengan
protein dalam bentuk fosfoprotein.
12
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Natrium 140-200
Kalium 130-170
Klor 150-180
Kalsium 1-15
Magnesium 10-12
Fosfor 10-15
Besi Bervariasi
Tembaga 160-200
Kandungan vitamin yang larut dalam lemak pada putih telur sangat sedikit (A,
D, E, K). Putih telur juga mengandung sedikit asam pantotenat dan riboflavin
(B12). Putih telur banyak mengandung vitamin yang larut dalam air. Kandungan
vitamin putih telur terdapat pada Tabel 4.7.
A (IU) -
D (IU) -
E (mg) -
K (mg) -
13
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Kolin (mg) -
Piridoksin (µg) 25
B12 (µg) -
Kuning telur menempati 30% dari total berat telur. Hamprir 66% protein kuning
telur berikatan dengan lemak membentuk lipoprotein. Susunan kuning telur dari
bagian dalam adalah: Latebra adalah bagian kuning telur paling dalam dengan
diameter 6 mm. Kuning telur yang berwarna putih (white yolk) dan kuning telur
yang berwarna kuning (yellow yolk). Perbedaan warna ini disebabkan karena
pigmentasi yang tidak seragam sehingga kuning telur berwarna putih dan kuning
berselang-seling secara konsentris. Membrane vitelina yang membatasi kuning
telur dengan putih telur
Lemak kuning telur tersusun atas komplek lemak-protein dalam bentuk low
density lipoprotein (LDL) dan lipovitelin dalam bentuk ikatan bebas. Asam lemak
trigliserida yang paling banyak adalah asam linoleat, oleat dan stearat. Sedangkan
fosfolipid pada kuning telur dalam bentuk fosfatidilkolin (70%),
14
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Protein kuning telur tidak hanya kaya asamamino esensial terutama lisin dan
metionin, tetapi juga kaya arginin, fenilalanin dan sistin. Protein dalam kuning telur
adalah ovovitelin dan ovolivetin dengan perbandingan 1:4. Ovovitelin termasuk
fosfoprotein atau protein yang mnegandung fosfor dan merupakan sepertiga bagian
dari fosfor yang ada dalam kuning telur. Sedangkan ovovitelin mengandung sedikit
fosfor, tetapi mengandung sulfur agak tinggi.
Sistin 50 105
Glisin 85 125
Histidin 75 80
15
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Metionin 70 140
Triptofan 45 60
Mineral dalam kuning telur sebesar 0,2 gram atau 1% kadar mineral. Kuning
telur merupakan sumber beberapa mineral yang digunakan dalam
pembentukan embrio. Fosfor merupakan mineral utama yang terdapat dalam
kuning telur, dalam bentuk fosfolipida, terutama lesitin. Lebih dari 60%
fosfor terdapat dalam kuning telur. Mineral lain dalam jumlah kecil adalah
kalsium, magnesium, natrium, kalium, mangan dan besi (Tabel 4.9).
Natrium 40-70
Kalium 90-130
Kalsium 100-190
16
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Magnesium 10-12
Fosfor 550-650
Besi 5-10
Mangan 160-180
Vitamin yang larut dalam kuning telur umumnya termasuk vitamin yang larut
dalam lemak (Tabel 4.10)
A (IU) 800-2500
D (IU) 110-450
E (mg) 3,5-10
K (mg) 0,05-0,15
17
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Pigmen dalam telur paling banyak terdapat dalam kuning telur. Pigmen kuning
telur terbagi menjadi dua yaitu lipochrome dan liochrome. Lipochrome
merupakan pigmen kuning telur yang bersifat larut dalam minyak. Pigmen ini
termasuk dalam karotenoid (berwarna merah, oranye dan kuning). Karotenoid
terdiri atas karoten dan zantofil. Karoten terdapat dalam bentuk alfa dan beta,
xantofil terdiri dari kriptosantin, lutein dan zeaxantin. Pigmen karotenoid
sebagian besar dari golongan zantofil. Perbandingan antara karoten dan
xantofil adalah 1:10.
Intensitas dan kualitas warna dari kuning telur dan putih telur dipengaruhi oleh
pakan yang dikonsumsi. Kuning telur yang berwarna kuning gelap, lebih
banyak mengandung xantofil. Lyochrome adalah pigmen kuning telur yang
larut dalam air, disebut juga ovoflavin. Pigmen ini memberi warna kuning-
oranye.
18
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Pigmen warna pada putih telur hanya ada satu yaitu yang larut air, ovoflavin.
Ovoflavin dalam albumen terdapat kira-kita 0.017 mg.
Warna dari kerabang telur terdiri atas merah-coklat, biru-hijau dan putih.
Pigmen yang member warna merah-coklat pada kerabang adalah
oophorphyrin. Sedangkan kerabang yang berwarna biru-hijau karena ada
pigmen oocyan.
5. MUTU TELUR
Kualitas telur sesuai dengan SNI 3926:2008 terdapat pada Tabel 4.11 dan
Tabel 4.12.
1. Kondisi
kerabang
19
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
2. Kondisi kantung
udara (dilihat
dengan
peneropongan)
3. Kondisi putih
telur
Kental
b. kekentalan
Sedikit encer Encer, kuning
telur belum
tercampur dengan
0,134-0,175
putih telur
c. indeks
0,092-0,133
20
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
0,050-0,091
4. Kondisi kuning
telur
Bersih
Bersih Ada sedikit bercak
e. indeks darah
0,394-0,457 0,330-0,393
0,458-0,521
21
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
1. Kelas mutu I, yaitu telur yang kerabangnya tidak retak atau tidak pecah dan
kenampakannya bersih tidak ada kotoran atau noda-noda
2. Kelas mutu II, yaitu telur yang kerabangnya tidak retak atau tidak pecah
tetapi kenampakannya kotor
3. Kelas mutu III, yaitu telur yang kerabangnya ada yang retak tetapi isinya
belum keluar
Meskipun bentukdan ukuran setiap telur hampir tidak selalu sama, namun
telur-telur dapat digolongan menjadi emapt golongan mutu berdasarkan ukuran.
Biasanya ukuran telur dihubungkan dengan beratnya. Makin besar telur, makin
berat.
• Golongan telur “besar sekali” atau extra large, apabila berat setiap telur rata-
rata > 60 gram atau lebih
• Golongan telur “medium” apabila berat setiap telur antara 50-60 gram
• Golongan telur “kecil”, apabila berat setiap telur kurang dari 50 gram
22
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Putih telur pada telur segar adalah tebal dan diikat oleh kalaza.
23
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Jumbo 68,5
Besar 54,3
Medium 47,2
Kecil 40,2
24
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
25
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
b. Penyimpanan telur
Faktor yang perlu diperhatikan pada saat penyimpanan adalah lama dan suhu
penyimpanan, serta bau yang terdapat di sekitar tempat penyimpanan.
c. Lama penyimpanan
Telur akan mengalami perubahan kualitas seiring dengan lamanya
penyimpanan. Semakin lama waktu penyimpanan akan mengakibatkan
terjadinya banyak penguapan cairan di dalam telur dan menyebabkan kantung
udara semakin besar. Salah satu cara untuk mengurangi penguapan cairan telur
adalah dengan mengolesi kulit telur dengan minyak tipis-tipis, terutama di
bagian kantung udara. Menurunnya kualitas telur ini terjadi hampir di semua
bagian telur. Telur yang mengalami penurunan kualitas mempunyai cirri-ciri
sebagai berikut:
Kantung udara terbentuk diantara membran kulit luar dan membran dalam.
Kantung udara ini mulai terbentuk segera setelah telur mulai dingin karena
perbedaan suhu badan unggas dan suhu udara luar. Akibat perbedaan suhu
tersebut terjadi pengkerutan komponen dalam yang membentuk kantung
udara pada ujung tumpul. Rata-rata diameter kantung udara telur ayam segar
sebutir 1,5 cm. Makin lama waktu penyimpanan, maka diameter kantung
26
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
udara meningkat. Hal ini disebabkan terjadinya penguapan air dan gas-gas.
Selama proses penyimpanan yang menyebabkan meningkatnya volume ruang
udara (Gambar 4.3)
• Pergeseran
Pada telur segar, posisi kuning telur adalah ditengah.. Makin lama
penyimpanan, posisi itu akan bergeser ke pinggir. Pergeseran ini disebabkan
oleh adanya penurunan elastisitas membran vitelin dan penurunan kekentaan
putih telur akibat perubahan pada struktur gelnya. Perubahan elstisitas
membran vitelin disebabkan oleh terjadinya perbedaan tekanan osmotis
karena adanya penguapan air dari bagian putih telur sampai terjadinya
keseimbangan. Pada penyimpanan yang lebih lama dan dengan adanya
penguapan maka tekanan osmotic albumen mnejadi lebih tinggi daripada
tekanan osmotic kuning telur sehingga terjadi difusi ke arah sebalknya, yaitu
ke gabian putih telur. Keadaan demikian dapat menyebabkan pecahnya
membran vitelin.
27
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
• Peningkatan jumlah putih telur karena pergeseran air dari albumin ke kuning
telur sebagai hasil perbedaan tekanan osmotis
d. Suhu penyimpanan
Suhu optimum penyimpanan telur antara 12-15oC dan kelembaban 70-80%.
Suhu dibawah atau diatas suhu tersebut akan berpengaruh kurang baik terhadap
kualitas telur.
e. Bau
Bau yang menyengat dari benda-benda tersebut akan ikut terbawa telur yang
disimpan didekatnya. Untuk itu, sebaiknya ruang penyimpanan dibersihkan dari
benda-benda lain, terutama benda-benda yang berbau tajam.
Kualitas telur ditentukan oleh kualitas isi dan kulit telur.Sehingga penentuan
kualitas dilakukan pada bagian isi dan kulit telur.
28
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Penentuan kualitas telur berdasarkan haugh unit menurut standar United State
Department of Agriculture (USDA) adalah:
29
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Gambar 4.6. Pengaruh umur dan suhu penyimpanan telur pada angka haugh unit
30
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Usia telur juga bisa dilihat bila kita memecahkan telur di atas piring, seperti
pada Gambar 4.8., kemudian amati:
• Telur yang masih baru, bila dipecahkan, bagian putihnya terlihat masih kental
(gambar 4.8A).
• Telur dengan usia satu minggu, bagian putihnya lebih melebar (gambar 4.8B).
• Telur berusia 2-3 minggu bagian putihnya jauh lebih luas lagi, karena makin tua
usia telur makin encer (gambar 4.8C).
A B C
Kualitas kulit telur dapat dilakukan dengan dua cara yaitu specific gravity dan
peneropongan.
31
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Tabel 4.14. Perbandingan air dan garam yang dibutuhkan untuk mendapatkan nilai
specific gravity tertentu
3 276 1.060
3 298 1.065
3 320 1.070
3 342 1.075
3 365 1.080
3 390 1.085
3 414 1.090
3 438 1.095
3 462 1.100
Cara pengukuran:
8.2.2. Peneropongan
32
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
4.9. Untuk meneropong telur, maka bagian ujung telur yang lebih besar
ditempelkan pada lampu, karena rongga udara telur terletak pada bagian tersebut.
Pada saat meneropong telur akan terlihat bagian dari: rongga udara telur, putih telur
dan kuning telurnya.
33
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Telur merupakan bahan pangan yang mudah rusak, baik secara biologis, fisik
maupun kimia. Penanganan yang tepat seperti meperpanjang daya simpan telur
segar dan pengawetan dengan pengolahan merupakan upaya mencegah penurunan
kualitas telur. Prinsip memperpanjang daya simpan telur segar adalah memberikan
perlakuan pada telur utuh sehingga pori-porinya tidak dimasuki mikrobia. Selain
itu bertujuan untuk mencegah keluarnya gas CO2 dan air dalam telur.
Sebelum dilapisi, kulit telur harus dibersihkan terlebih dahulu. Dengan cara,
kulit telur dicuci dengan air dingin yang bersih, dicuci dengan air hangat suam-
suam kuku (60oC), atau digosok dengan ampelas halus nomor 0. Sesudah itu baru
dilakukan pelapisan kulit. Cara pelapisan kulit diantaranya adalah:
a. Telur direndam dalam water glass (air kaca)
Air kaca adalah larutan sodium silikat yang dibuat dengan mencampur sodium
silikat dengan air dengan pebandingan 1:9. Pengawetan dilakukan dengan
merendam telur dalam larutan air kaca, lalu telur disimpan pada suhu ruang.
Lama waktu perendaman adalah 2 bulan. Apabila telur akan dimasak, maka air
kaca yang masuk ke dalam rongga udara dikeluarkan dahulu. Caranya, kulit
telur di bagian tumpul dipecah sedikit, lalu air kaca dikeluarkan.
b. Telur direndam dalam air kapur
Larutan kapur dibuat dengan perbandingan 2 kg kapur dan 20 liter air. Telur
yang akan diawetakan disusun dalam suatu wadah, kemudian dituangi dengan
larutan kapur. Kualitas telur dapat dipertahankan selama 1,5 bulan.
c. Telur diolesi paraffin cair
Dilakukan dengan mencelupkan telur sebentar ke dalam minyak paraffin pada
suhu 60oC kemudian diangin-anginkan supaya minyak paraffin yang
menempel pada kulit telur mongering dan menutup pori-pori telur.
d. Menutup pori-pori kulit telur dari bagian dalam
Menutup pori-pori kulit telur bagian dalam dilakukan dengan mencelupkan
telur bersih ke dalam air mendidih selama kurang lebih 5 detik.
34
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Yang dimaksud sifat fungsional adalah sifat-sifat selain sifat gizinya yang
berperanan dalam proses pengolahan.
Sifat ini disebut juga sifat mengaerasi, leavening power atau sifat
“whipping” dari telur. Busa merupakan dispersi koloid; dari fase gas yang
terdispersi dalam fase cair. Mekanisme pembentukan busa adalah dengan
pengocokan, rantai dalam protein terbuka sehingga rantai protein menjadi panjang.
Protein-protein ini akan saling bereaksi dan membentuk lapisan monomolekul yang
akan menangkap/menahan udara yang masuk dan membentuk gelembung-
gelembung buih pada pengocokan selanjutnya sehingga volumenya bertambah dan
sifat elastisitasnya berkurang. Warna gelembung mula-mula hijau kemudian
berubah menjadi kekuningan, jernih dan akhirnya putih kabur. Busa dapat dibentuk
oleh putih telur dan kuning telur, namun protein putih telur mempunyai kemampuan
membnetuk busa yang sangat stabil.
35
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Faktor yang mempengaruhi volume dan stabilitas buih dari suatu telur
adalah umur telur (lamanya telur disiimpan), suhu telur, pH, lama pengocokan,
perlakuan pendahuluan dan penambahan bahan-bahan kimia atau stabilisator.
Pasteurisasi cairan albumen pada suhu 51.1 – 57C selama 5 menit dan
penyimpanan tepung albumenpada suhu 43.3 - 60C selama 1-7 hari tidak
mempengaruhi waktu pengocokan dan volume pada pembuatan Angel cake. Putih
telur yang telah disimpan pada suhu beku -3C dan kemudian dicairkan lagi tidak
mempengaruhi sifat buih. Pemanasan putih telur sampai suhu 50C selama 30 menit
juga tidak mempengaruhi volume dan stabilitas buih yang dihasilkan. Lama
pengocokan berpengaruh terhadap ukuran gelembung buih. Makin lama waktu
pengocokan, gelembung-gelembung buih menjadi semakin kecil. Buih yang stabil
dicapai setelah 2 menit pengocokan.
36
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Telur dapat digunakan sebagai senyawa pengental dan pembentuk gel karena
mengandung protein yang dapat terdenaturasi dengan adanya panas. Perubahan
komponen alami molekul protein karena pemanasan mengakibatkan terjadinya
penggumpalan protein atau pembentukan gel. Suhu terjadinya penggumpalan
37
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
protein dipengaruhi beberapa faktor seperti pH, adanya garam dan kecepatan
kenaikan suhu. Pemberian panas pada putih telur juga mengakibatkan perubahan
telur dari yang semula kental dan jernih menjadi keruh serta mempunyai sifat
sebagai padatan yang elastis. Kuning telur juga meningkat kekentalannya pada saat
dipanaskan, akan tetapi sensitivitas kuning telur terhadap pemanasan ini lebih
rendah dibandingkan dengan putih telur.
Emulsi adalah campuran antara dua jenis cairan yang secara normal tidak dapat
bercampur, dimana salah satu fase terdispersi dalam fase pendispersi. Kuning telur
juga merupakan emulsi minyak dalam air. Kuning telur mengandung bagian yang
bersifat surface active yaitu lesitin, kolesterol, dan lesitoprotein. Lesitin
mendukung terbentuknya emulsi minyak dalam air (O/W), sedangkan kolesterol
cenderung untuk membentuk emulsi air dalam minyak (W/O).
Emulsi merupakan suatu dispersi partikel minyak atau lemak dalam air, atau air
dalam minyak. Kuning telur adalah suatu contoh emulsi minyak/lemak dalam air.
Emulsi dibentuk oleh tiga komponen utama yaitu zat terdispersi, zat pendispersi
dan zat pengemulsi. Pembentukan emulsi dimulai dengan adanya pengocokan yang
memisahkan butir-butir zat terdispersi yang segera diselubungi oleh selaput tipis
zat pengemulsi. Bagian non polar dari zat pengemulsi (emulsifier) menghadap
minyak/lemak, sedangkan bagian polarnya menghadap air. Putih telur mempunyai
daya emulsi yang sedang, sedangkan kuning telur adalah emulsifier kuat.
38
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Komponen zat pengemulsi pada kuning telur adalah posfolipid, lipoprotein dan
protein. Bagian kuning telur yang menyebabkan daya pengemulsinya kuat adalah
lesitin (fosfolipid) yang berikatan dengan protein kuning telur membentuk
kompleks lesitoprotein. Sedangkan peranan lipoprotein adalah sebagai penstabil
emulsi karena mampu berinteraksi pada permukaan globula lemak membentuk
lapisan pelindung. Dalam pengolahan pangan, sifat pengemulsi diperlukan pada
pembuatan sosis, bologna, soup, cake. mayonnaise dan french dressing.
39
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Koagulasi oleh panas terjadi akibat reaksi antara protein dan air yang diikuti
dengan penggumpalan protein (karena ikatan-ikatan antar molekul). Putih telur
ayam akan terkoagulasi pada suhu 62oC, sedangkan kuning telurnya terkoagulasi
pada 65 oC. Putih telur bebek terkoagulasi pada suhu yang lebih rendah, yaitu 55
o
C setelah 10 menit pemanasan. Jenis garam yang dapat mengkoagulasi protein
adalah garam-garam laktat, khlorida, sulfat, posfat dan kombinasi MgCl2 dan
NaSCN serta NaCl, Na2SO4 dan CaCl2. Penambahan garam-garam tersebut pada
konsentrasi tinggi menyebabkan protein berubah menjadi "curd" (semacam
gumpalan tahu). Koagulasi oleh asam dan basa berhubungan dengan proses
penetralan molekul protein sehingga daya tarik anatar molekul protein meningkat
dan kelarutannya menurun. pH dimana terjadi pengendapan protein disebut titik
isoelektrik. Koagulasi oleh asam dan basa dapat juga terjadi karena denaturasi
protein akibat penurunan pH.
40
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Sifat ini hanya dimiliki oleh kuning telur, yaitu pigmen kuning dari xantofil,
lutein, beta karoten dan kriproxantin. Warna atau pigmen yang terdapat dalam
kuning telur sangat dipengaruhi oleh jenis pigmen yang terdapat dalam ransum
yang dikonsumsi. Warna karotenoid ini memberi warna kuning alami dan bersama
protein yang memperangkap berbagai pencita rasa dan gula setelah proses
pengovenan menghasilkan warna kuning kecoklatan mengkilap pada produk
bakery, bau yang khas, dan cita rasa yang mengundang selera.
Perubahan warna yang terjadi pada hasi olahan telur antara lain : hitam
kehijauan, coklat atau merah. Warna hitam kehijauan disebabkan oleh pemanasan
yang terlalu lama sehingga terbentuk ikatan Fe dengan S. Warna coklat disebabkan
terjadinya reaksi pencoklatan (browning) sehingga terbentuk karbonilamin,
sedangkan warna merah disebabkan terbentuknya ikatan kompleks antara
conalbumin dengan ion besi. Sifat ini tidak banyak dimanfaatkan seperti sifat yang
lain, hanya digunakan dalam beberapa produk misalnya baked product, es krim,
dan saus.
a. Retak kasar
Retak kasar adalah retak kulit telur yang besar (Gambar 4.11). Dalam cacat ini,
bagian kulit luar maupun kulit dalam ada yang pecah. Kejadian retak kasar
disebabkan oleh bertambahnya umur ayam, komposisi pakan kurang baik, kadar
garam terlalu tinggi, infeksi bronchitis, temperature tidak terkontrol, frekuensi
pengumpulan telur jarang, penagangan yang kasar.Kejadian retak kasar terjadi
1-5% dari seluruh produksi.
41
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
b. Retak halus
Dikatakan retak halus ketika pada kulit telur terdapat retak sehalus ukuran
rambut dengan posisi memanjang (Gambar 4.12). Terjadinya retak halus
berkisar 1-3% dari total produksi. Retak halus ini diamati dengan peneropongan,
karena sulit dideteksi dengan mata normal. Penyebabnya sama dengan retak
kasar.
c. Retak bintang
Retak bintang adalah retak halus yang menyebar dari suatu titik (Gambar 4.13).
Terjadinya retak bintang berkisar 1-2% dari total produksi. Penyebab dan
pemecahan masalah retak bintang sama dengan retak halus.
42
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Telur yang memiliki kulit telur tipis atau tanpa kulit luar, sangat mudah disobek
kulit dalamnya (Gambar 4.14). Penyebabnya adalah kelenjar kulit telur belum
masak, kadar garam terlalu tinggi, penyakit infeksi bronchitis dan egg drop
syndrome, ayam betina baru mulai bertelur.
Bentuk kulit berpasir ini berupa butiran-butiran yang tersebar tidak merata pada
permukaan kulit telur (Gambar 4.15). Kulit telur berpasir ini kejadiannya lebih
tinggi pada flock ayam yang baru mulai bertelur. Selain itu juga dapat
disebabkan oleh ovulasi ganda yang menghasilkan satu telur berkulit tipis dan
satu telur lagi dengan kulit telur yang memiliki timbunan kalsium ekstra,
perubahan-perubahan dalam program pencahayaan, kekurangan air minum.
43
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Penyebabnya adalah ayam yang baru saja mulai bertelur, infeksi bronchitis,
kepadatan kandang terlalu tinggi (Gambar 4.16).
Penyebabnya adalah kelenjar kulit telur rusak atau belum siap, ayam stress,
kepadatan ayam di dalam kandang tinggi.
Jerawat atau bisul pada kulit telur adalah gumpalan-gumpalan kecil dari material
kalsium atau kapur yang terdapat pada kulit (Gambar 4.18). Penyebbanya adalah
bertambah tuanya umur ayam, komposisi nutrisi yang kurang tepat, strain atau
jenis ayam.
44
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
a. Telur dengan dua kuning telur, terjadi jika dua kuning telur dilepaskan pada saat
yang bersamaan atau satu buah kuning telur masuk pada saluran telur dibungkus
bersama dengan kuning telur yang dilepaskan pada hari berikutnya (Gambar
4.19).
b. Telur tanpa kuning, biasanya terjadi karena sebagian ovari atau oviduct terkupas.
Kupasan jaringan tersebut merangsang sekresi glandula yang melepaskan bagian
putih telur sehingga dihasilkan telur tanpa kuning.
c. Telur bernoda darah disebabkan oleh pecahnya sebagian darah pada saat ovulasi
(Gambar 4.20). Faktor yang mempengaruhi adalah pakan yang kurang
mengandung vitamin A dan K, racun dari jamur yang terdapat pada pakan, ayam
stress.
45
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
46
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Putih telur encer (watery whites) terlihat bila telur dipecah dan dtuangkan pada
permukaan yang rata tampak encer seperti air dan menyebar (Gambar 4.23).
h. “Red-rots”
Ditandai dengan warna kemerahan kuning telur dan dapat dideteksi dengan
peneropongan. Albumen biasanya mengalami pengenceran dan berwarna
keabuan yang diselimuti warna kemerahan. Kerusakan ini disebabkan oleh
Pseudomonas.
Kerusakan terlihat pada bagian albumen, kuning telur dan membarn vitelin.
Albumen mengalami pengenceran, berserabut dan umumnya tampak berwarna
hijau. Kuning telur diselimuti bintik-bintik berwarna pink, atau putih serta
47
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
j. “Black rots”
Tanda-tanda kerusakan ini adalah ruang udara besar, albumen berwarna coklat
kehijauan dan encer serta kuning telur berwarna hitam. Jika dibuka terjadi
perubahan bau yaitu bau busuk dan kuning telur liat seperti karet. Dalam
kerusakan ini ditemukan bemacam-macam mikroba antara lain Proteus
Alcaligenes, Escherichia dan sebagainya. Sumber kontaminan berasal dari debu
yang menempel pada kulit telur dan penggunaan air terkontaminasi oleh
mikrobia tersebut.
Telur palsu bentuknya tidak jauh berbeda dengan telur asli. Namun bila
dicermati tampak perbedaannya yaitu putih telur yang mirip karet, dan bagian
kuning telur yang lebih banyak dari telur asli. Makanan yang diduga berbahaya itu
ditemukan seorang warga Surabaya Ganis Purnomo Kamis 2 Oktober 2008. Ganis
mendapatkan telur tersebut dari istrinya yang membeli dari penjual keliling di dekat
sebuah SD swasta di kawasan Babakan Surabaya, Jawa Timur. Telur dijual seharga
Rp500 per butir dan Rp1.000 untuk yang sudah direbus. Dugaan bahwa telur itu
berbahaya dibenarkan oleh peneliti Fakultas Kedokteran Hewan Universitas Air
Langga, dr Ca Nidom. Setelah meneliti, dia mengungkapkan telur tersebut
dipastikan bukan telur asli dan dibuat dari bahan-bahan berbahaya seperti
melamine, tawas, karbit dan parafin. " telur palsu, dari teksturnya jelas bukan telor
ayam tapi telor yang dibuat dari bahan sintetis. Kandungan kimia dalam telur palsu
akan mempengaruhi kesehatan orang yang mengkonsumsinya dalam jangka waktu
48
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
5 hingga 10 tahun. Gangguan kesehatan yang dapat ditimbulkan antara lain, kanker,
gangguan otak hingga kematian.
Putih telur dibuat dengan melarutkan sodium alginate dalam air. Larutan
tersebut akan terlihat seperti cairan bening yang kental dan sulit membedakannya
dengan putih telur yang sebenarnya. ‘Kuning telur’ dibuat dengan menyekop suatu
cairan dengan pigmen kuning dan memadatkan serokan cairan tersebut ke dalam
larutan kalsium klorida. Pada akhir tahap, ‘putih telur’ dan ‘kuning telur’ dibungkus
ke dalam ‘kulit telur’ yang dibuat dari kalsium karbonat. Selaput keras dibentuk
dengan menuangkan parafin dan sejenis cairan pada telur lalu didiamkan untuk
kering
Biaya untuk pembuatan telur palsu hanya menghabiskan 0,55 yuan (0,07
dolar AS) untuk membuat lebih dari 2 butir telur, kurang dari sepersepuluh harga
telur yang sebenarnya di pasaran (0,8 dolar AS.). Bahan utama dalam telur-telur
buatan tersebut adalah bahan tambahan makanan, getah damar, kanji, pengeras, dan
pigmen-pigmen. Konsumsi yang berlebihan atas bahan-bahan tersebut akan
merusak perut dan menyebabkan gejala-gejala seperti kehilangan ingatan dan
keterlambatan mental, dll. Ciri – Ciri telur palsu menurut pengamatan :
1. Saat mentah.
• Tekstur kulit telur agak kasar, bentuknya kadang - kadang ada beberapa
benjolan (bukan kotoran ayam ).
• Cangkang telur dapat dikupas tanpa merobek lapisan tipis telur. Saya
bahkan bisa mengupas seperempat telur tanpa merobek lapisan tipis telur.
• Cairan kuning dan putih telur tidak berbau amis, yang asli biasanya ada bau
- bau amis.
49
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
• Kuning telur tidak berbentuk bulat, bentuknya agak pipih seperti cetakan.
• Kuning telur berada dekat dinding cangkang telur (hampir nempel), telor
asli biasanya agak ke tengah.
• Rasa putih telur seperti jelly agak kenyal (bagi yang tidak cermat tidak akan
tahu).
Telur asin palsu ini tidak terbuat dari telur bebek asli melainkan dari telur
ayam. Saat menjual biasanya pedagang akan menyebutnya sebagai telur asin dari
telur bebek, padahal sebenarnya bukan. Modus yang dilakukan bermacam-macam.
Mereka membeli telur ayam dengan memilih telur-telur yang besar terlebih dahulu.
Selanjutnya pembuat membeli cat tembok di toko besi dan bangunan. Bahan
tersebut dicampur untuk mengubah warna telur ayam yang umumnya coklat
menjadi telur bebek berwarna hijau. Sebelum diwarnai, telur ayam harus dicuci
dulu hingga bersih dan bebas dari kotoran agar cat bisa melekat sempurna.
Selanjutnya mereka menyiapkan adonan pewarna dan pengasin.
Pembuat telur asin palsu mencampurkan bahan cat tembok dan penguat warna
dengan garam kasar. Terakhir, telur-telur direndam 3 sampai 5 hari. Setelah
direndam telur dicuci bersih untuk selanjutnya diberi tepung kanji. Tepung ini
berguna untuk memberi kesan bahwa warna telur asin buatan ini mirip warna
aslinya.
Seorang pemalsu telur asin bisa membuat telur asin dalam waktu 1 hari saja.
Mula-mula, bagian ujung telur direndam dalam larutan cuka hingga beberapa
menit. Setelah ujung telur tersebut melunak, telur lalu disuntik dengan air garam.
Berikutnya, telur yang sudah diasinkan ini direbus agar bagian dalamnya matang
dan mengeras. Setelah direbus telur didinginkan untuk kemudian diwarnai.
50
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
HANDOUT MATA KULIAH TERBUKA
PENGETAHUAN BAHAN PANGAN
Pewarnanya bukan pewarna makanan tapi cat sablon, penguat cat dan pewarna
khusus. Kemudian sedikit ditaburi tepung kanji agar guratan cat pada kulit telur
akan tertutupi.
Di pasaran telur asin palsu biasanya dijual seharga telur asin asli, yakni
1.500 rupiah per butirnya. Padahal harga sebutir telur ayam hanya 600 rupiah.
Dengan sedikit polesan pedagang bisa meraih untung berlipat. Para pemalsu ini
sudah mempunyai pasar tersendiri yaitu stasiun dan tempat tinggal bus perjalanan
jarak jauh. Mereka memilih tempat semacam itu karena biasanya pembeli tidak
terlalu jeli dan sedang terburu-buru. Pembeli tak pernah tahu bahwa ada zat kimia
yang digunakan untuk mewarnai telur ini.
Untuk membedakan antara telur asin yang asli dengan telur asin palsu
dibutuhkan ketelitian. Telur asin yang asli tidak terdapat bercak noda seperti cat.
Sedangkan pada telur asin palsu biasanya terdapat bercak seperti ini. Jika telur
masih berbalut tepung, bersihkan dulu tepung pembalutnya dan cermati warna
kulitnya. Bila telur asin dibelah juga akan terlihat perbedaannya. Kuning telur
asin palsu biasanya tampak kuning keputihan karena berasal dari telur ayam.
Sedangkan telur asin dari telur bebek berwarna kuning atau kuning kemerahan.
Yang terakhir anda bisa melakukan uji sederhana terhadap telur asin yang anda
beli. Gosoklah kulitnya dengan cairan pemutih baju. Telur asin yang palsu
warnanya akan memudar sedangkan yang asli tidak. Kejelian anda saat membeli
dapat menghindarkan anda dari telur asin palsu.
51