Anda di halaman 1dari 13

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan atasTuhan Yang Maha Esa, Yang telah memberikan rahmat dan
karunia yang dilimpahkan-Nya kepada penulis, sehingga dapat menyelesaikan makalah ini.

Adapun yang menjadi judul makalah penulis adalah “Nutrisi dan Sistem Pencernaan Pada Hewan”
Tujuan penulis dalam menulis makalah ini yang utama untuk memenuhi mata kuliah “Fisiologi
Hewan”.

Jika dalam penulisan makalah terdapat berbagai kesalahan dan kekurangan dalam penulisannya,
maka kepada para pembaca, penulis memohon maaf sebesar-besarnya atas koreksi-koreksi yang telah
dilakukan. Hal tersebut semata-mata agar menjadi suatu evaluasi dalam pembuatan makalah ini.

Mudah-mudahan dengan adanya pembuatan makalah ini dapat memberikan manfaat berupa
ilmu pengetahuan yang baik bagi penulis maupun bagi para pembaca.
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Banyak faktor yang mempengaruhi pertumbuhan dan perkembanganorganisme, diantaranya


adalah makanan. Makanan mempunyai peranan yang sangat penting dalam pertumbuhan dan
perkembangan manusia dan hewan . Melaluimakanan, hewan dapat memperoleh nutrisi yang
dibutuhkan oleh tubuhnya. Nutrisi tersebut berupa karbohidrat, protein, lemak, vitamin, air dan garam
mineral.

Struktur alat pencernaan berbeda-beda dalam berbagai jenis hewan, tergantung pada tinggi
rendahnya tingkat organisasi sel hewan tersebut serta jenis makanannya. pada hewan invertebrata alat
pencernaan makanan umumnya masih sederhana, dilakukan secara fagositosis dan secara intrasel,
sedangkan pada hewan-hewan vertebrata sudah memiliki alat pencernaan yang sempurna yang
dilakukan secara ekstrasel.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas maka dapat dirumuskan masalah sebagai
berikut:

1. Apakah Pengertian Nutrisi?

2. Apakah Jenis Nutrisi yang Diperlukan Oleh Hewan?

3. Bagaimanakah Pencernaan Makanan Berlangsung?

4. Bagaimanakah Pola Pencernaan Makanan pada Hewan?

5. Bagaimanakah Sistem Pencernaan Makanan pada Hewan Vertebrata?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Nutrisi

Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh,
pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi didapatkan dari makanan dan cairan yang selanjutnya
diasimilasi oleh tubuh. Penelitian di bidang nutrisi mempelajari hubungan antara makanan dan
minuman terhadap kesehatandan penyakit, khususnya dalam menentukan diet yang optimal. Pada masa
lalu, penelitian mengenai nutrisi hanya terbatas pada pencegahan penyakit kurang gizi dan menentukan
standar kebutuhan dasar nutrisi pada makhluk hidup. Angka kebutuhan nutrisi (zat gizi) dasar ini dikenal
di dunia internasional dengan istilah Recommended Daily Allowance (RDA).

Sedagkan ilmu gizi adalah ilmu yang mempelajari tentang hubungan makanan dan minuman terhadap
kesehatan tubuh manusia agar tidak mengalami penyakit gangguan gizi, dimana gangguan gizi sendiri
adalah sebuah penyakit yang diakibatkan oleh kurangnya zat-zat vitamin tertentu sehingga
mengakibatkan tubuh kita mengalami gangguan gizi.

B. Jenis Nutrisi yang Diperlukan Oleh Hewan

Makan dan minum adalah sangat penting bagi setiap mahluk hidup untuk kelangsungan hidupnya. Di
bawah ini adalah nutrisi yang dibutuhkan oleh hewan untuk melangsungkan hidunya.

1.Karbohidrat

Karbohidrat adalah polihidroksi aldehida atau keton dengan rumus empiris (CH2)n. Kabohidrat
digolongkan menjadi monosakarida atau gula sederhana ( satu unit aldehida atau keton ). Oligosakarida
( beberapa unit monosakarida ). dan polisakarida, molekul besar linear atau bercabang yang
mengandung banyak unit monosakarida. Monosakarida atau gula sederhana memiliki satu unit aldehida
atau keton. Golongan ini juga mempunyai sedikitnya satu atom karbon asimetrik dan karenanya
terdapat dalam bentuk stereoisomer. Gula yang paling banyak terdapat di alam, seperti ribosa, glukosa,
fruktosa, dan manosa, adalah rangkaian gula D. Gula sederhana dengan 5 atau lebih atom karbon dapat
berada dalam bentuk cicin-tertutup hemiasetal, sebagai furanosa (cicin beranggota- lima ) atau piranosa
( cicin beranggota- enam ). Furanosa dan piranosa terdapat dalam bentuk anomer α dan β, yang dapat
saling bertukar dalam proses mutarotasi. Gula yang dapat saling bertukar dalam proses mutarotasi. Gula
yang dapat mereduksi senyawa oksidator disebut gula pereduksi.

2. Protein

Protein bukanlah merupakan zat tunggal akan tetapi terdiri dari unsur-unsur pembentuk protein yang
disebut asam amino . Asam amino terdiri dari sebuah gugus amino dan sebuah gugus karboksil serta
sebuah atom hidrogen. Asam amino terbagi dua yaitu asam amino essensial dan non essensial. Asam
amino essensial merupakan asam amino yang dapat dibentuk oleh tubuh manusia sedangkan asam
amino non essensial tidak dapat dibentuk oleh tubuh manusia, sehingga didapat dari makanan sehari-
hari. Molekul protein mengandung unsur-umsur C (Carbon), H (Hidrogen), O (Oksigen), N (Nitrogen), P
(Phospor), S (Sulfur) dan terkadang mengandung unsur logam seperti besi dan tembaga (Winarno,
2002).

3. Lemak

Lemak dan minyak adalah salah satu kelompok yang termasuk padagolonganlipid , yaitu senyawa
organik yang terdapat di alam serta tidak larut dalamair, tetapi larut dalam pelarut organik non-
polar,misalnya dietil eter (C2H5OC2H5),Kloroform(CHCl3), benzena dan hidrokarbon lainnya, lemak dan
minyak dapat larut dalam pelarut yang disebutkan di atas karena lemak dan minyak mempunyai
polaritas yang sama dengan pelaut tersebut. Bahan-bahan dan senyawa kimia akan mudah larut dalam
pelarut yang sama polaritasnya dengan zat terlarut .Tetapi polaritas bahan dapat berubah karena
adanya proses kimiawi. Misalnyaasam lemak dalam larutan KOH berada dalam keadaan terionisasi dan
menjadi lebih polar dari aslinya sehingga mudah larut serta dapat diekstraksi dengan air.

Ekstraksi asam lemak yang terionisasi ini dapat dinetralkan kembalidengan menambahkan asam sulfat
encer (10 N) sehingga kembali menjadi tidak terionisasi dan kembali mudah diekstraksi dengan pelarut
non-polar.Lemak dan minyak merupakan senyawaan trigliserida atau triasgliserol, yang berarti “triester
dari gliserol” . Jadi lemak dan minyak juga merupakan senyawaan ester . Hasil hidrolisis lemak dan
minyak adalah asam karboksilat dan gliserol . Asamkarboksilat ini juga disebut asam lemak yang
mempunyai rantai hidrokarbon yangpanjang dan tidak bercabang.

4. Vitamin

Istilah vitamin berasal dari nama “Vitamine” yang diberikan oleh Casimir Funk
untuk faktor tambahan makanan. Vitamin adalah zat katalitik yang tidak dapat disintesis
oleh tubuh dalam metabolismenya dan harus tersedia dari luar. Kebutuhan vitamin pada
ternak terutama digunakan untuk pertumbuhan, kesehatan, konversi ransum, reproduksi
dan pemeliharan. Vitamin yang sekarang diakui adalah persenyawaan organik yang (a)
komponen bahan makanan tetapi bukan karbohidrat, lemak, protein dan air (b) terdapat
dalam bahan makanan dalam jumlah yang sangat sedikit (c) esensial untuk perkembangan
jaringan normal dan untuk kesehatan, pertumbuhan dan hiduo pokok, (d) kalau tidak
terdapat dalam ransum atau tidak tepat diabsorbsi atau dipergunakan, mengakibatkan
penyakit defesiensi yang khas atau sindrom dan
(e) tidak dapat disintesis olehn hewan dan maka dari itu harus tersedia dalam ransum.
5. Mineral

Mineral merupakan elemen-elemen atau unsur-unsur kimia selain dari karbon,


hidrogen, oksigen dan nitrogen yang jumlahnya mencapai 95% dari berat badan. Mineral
diperlukan oleh hewan dalam jumlah yang cukup. Mineral berfungsi sebagai pengganti
zat-zat mineral yang hilang, untuk pembentukan jaringan-jaringan pada tulang, urat dan
sebagainya serta untuk berproduksi. Terdapat 22 jenis mineral esensial yaitu tujuh mineral
makro yang mencakup Kalsium (Ca), Natrium (Na), Kalium (K), Fosfor (P), Magnesium
(Mg), Klor (Cl), Sulfur (S) dan lima belas mineral mikro dan mineral unsur jarang (trace
mineral) yang mencakup Besi (Fe), Yodium (I), Seng (Zn), Kobalt (Co), Mangan (Mn),
Tembaga (Cu), Molibdenum (Mo), Selenium (Se), Kromium (Cr), Vanadium (V), Flourin
(F), Silikon (Si), Nikel (Ni), dan Arsen (As). Alumunium (Al), Timbal (Pb), Rubidium
(Ru) hanya bersifat menguntungkan dalam beberapa kondisi (Underwood dan
Suttle,2001). Mineral dibutuhkan oleh hewan dalam jumlah yang cukup. Bagi ternak
ruminansia, mineral selain digunakan untuk memenuhi kebutuhannya sendiri juga
digunakan untuk mendukung dan memasok kebutuhan mikroba rumen. Pada ternak
ruminansia, selama siklus laktasi terdapat perbedaan antara beberapa periode dalam
metabolisme mineral
C. Pencernaan Makanan

1. Tahapan Pencernaan Makanan

Sistem pencernaan makanan adalah proses memasukkan, menyimpan makanan sementara, mencerna
secarar fisik & kimiawi, absorbsi, menyimpan sementara & defekasi.

Empat tahap utama dalam pengolahan makanan:

a. Menelan (Ingesti) yaitu mengantarkan makanan ke bagian awal dari saluran pencernaan. Hal ini akan
dilakukan dengan kerja sama terhadap sistem tubuh lainnya meliputi sistem gerak, dan berbagai sistem
sensoris (pendengaran dan penglihatan serta penciuman).

b. Pencernaan (digestion) yaitu proses dimana bahan makanan yang ditelan akan dihancurkan secara
fisika dan kimiawi sehingga dapat diserap oleh dinding usus dan selanjutnya dijadikan suplai energi dan
proses-proses fisiologis lainnya.

c. Absorbsi yaitu penyerapan bahan makanan yang telah dicerna di saluran pencernaan untuk kemudian
ditransfer ke sel-sel tubuh lainnya yang akan digunakan atau disimpan untuk sementara.
d. Eliminasi atau ekskresi yaitu mengeliminasi segala sisa-sisa makanan yang tidak dapat dicerna dan
diserap sehingga menjadi kotoran yang harus dibuang ke luar tubuh.

Seperti halnya dengan sistem tubuh lainnya, sistem pencernaan ini memperlihatkan pola-pola spesifik
antar satu kelompok hewan dengan kelompok lainnya. Perbedaan pola antar kelompok tersebut dapat
meliputi mekanisme pencernaannya, jenis atau tipe makanan yang dicerna serta aspek-aspek lain yang
berkenaan dengan nutrien-nutrien yang diperlukan dan tidak diperlukan oleh tubuh.

2. Pencernaan Makanan Intrasel Dan Ekstrasel

Ada 2 cara mencernakan makanan, yaitu pencernaan intrasel dan ekstrasel.

Pencernaan intrasel merupakan cara mencerna yang primitif pada hewan protozoa dan porifera. Contoh
pada amoeba, cara menangkap mangsa dengan fagositosis. Proses pencernaan makanannya secara
intrasel sebagai berikut:

a. Lisosom bersatu dengan vakuola

b. Makanan dicerna dengan enzim dari lisosom

c. Makanan yang tercerna berdifusi pada sitoplasma

d. Sisa makanan yang tidak dicerna dikeluarkan keluar sel

e. Terbentuk lisosom sekunder yang berisi enzim yang masih dapat dipergunakan.

Pencernaan yang dilakukan diluar sel disebut pencernaan ekstrasel. Pada hewan bersel banyak
umumnya mencernakan secara ekstrasel, Contoh: Coelenterata dan Platyhelminthes, pencernaan mula-
mula secara ekstrasel di rongga pencernaannya, kemudian bahan makanan yang setengah dicerna
diambil oleh sel-sel rongga gastrovascular untuk dicerna secara intrasel.

3. Cara Makan Hewan

Semua hewan adalah heterotrof yang tergantung kepada makanan yang ditelannya dalam rangka
memenuhi seluruh kebutuhan energi untuk hidup. Hal ini sangat kontras dengan tumbuhan yang
bersifat autotrof yang mampu mengkonversi molekul anorganik menjadi molekul organik dengan
bantuan energi matahari. Jenis makanan yang ditelan oleh hewan sangat bervariasi, berkisar dari
bakteria dan plankton yang sangat kecil hingga pada hewan-hewan berukuran besar seperti kelompok
mamalia atau vertebrata lainnya. Dengan demikian adalah hal yang mungkin untuk menyusun suatu
generalisasi tentang perilaku makan dari hewan-hewan yang ada sekaligus mengklasifikasikannya
menjadi beberapa kelompok. Atas dasar pola cara makan, hewan dapat dibedakan kedalam empat
kelompok :

a. Pencernaan Partikel Kecil

Pencernaan partikel kecil yang terkadang disebut sebagai pencernaan suspensi umumnya terbatas untuk
hewan-hewan akuatik yang sebagian besarnya pada hewan-hewan yang hidup di air laut. Hal tersebut
dimungkinkan karena adanya sumber makanan yang potensial dalam jumlah lebih banyak seperti
bakteria, mikro algae, invertebrata kecil dan sebagainya di dalam air laut jika dibandingkan dengan di air
tawar.

Tipe paling sederhana dari mekanisme pencernaan ini adalah fagositosis yang dapat ditemukan pada
kelompok protozoa. Mekanisme lainnya adalah dengan menggunakan silia seperti pada gastrpopoda
bivalvia. Pada bivalvia dan kecebong, partikel-partikel makanan yang kecil akan terperangkap di insang
lalu didorong secara aktif oleh silia-silia menuju ke sistem pencernaan untuk dicerna. Di mulut, makanan
akan diseleksi berdasarkan ukurannya sehingga makanan akan terpisah dari sampah-sampah atau
kotoran lainnya. Dalam banyak hal, proses memakan suspensi ini merupakan proses yang kontinyu
selama air melewati insang juga terus berlangsung pada proses respirasi. Pada kelompok hewan lainnya,
terkadang juga ada mukus yang berfungsi untuk memerangkapkan makanan. Beberapa urochordata,
misalnya, membentuk jaring-jaring mukus yang akan menjerat partikel makanan secara efektif.
Mekanisme memakan suspensi juga ditemukan pada hewan vertebrata seperti pada ikan paus baleen
dan beberapa kelompok burung. Pada paus ballen terdapat barisan-barisan keping ballen yang menjulur
dari atap mulut sebagai penyaring dan ketika mulut tersebut diisi air maka akan segera tertutup dengan
cepat. Selanjutnya air akan dikeluarkan sedangkan bahan makanan akan terkumpul di alat penyaring
tesebut.

b. Pencernaan Partikel Besar

Cara termudah untuk memperoleh bahan makanan berupa partikel besar adalah dengan menelan
makanan yang inaktif. Dengan demikian bahan makanan tidak perlu ditangkap. Sering kali bahan
makanan yang diperlukan tersebut adalah lingkungan tempat hidupnya, seperti pada cacing tanah
Lumbricus yang secara sederhana akan menelan tanah di sekitarnya. Cara alternatif lainnya berkenaan
dengan massa partikel makanan yang inaktif dapat ditemukan pada kelompok gastropoda (misalnya
siput). Pada hewan ini, terdapat radula-radula yang terletak di atas struktur seperti lidah yang disebut
odontofor. Radula digerakkan maju mundur, mengikis partikel makanan yang kemudian dimasukkan ke
dalam saluran pencernaan.

Hewan-hewan lain harus melakukan perburuan dalam memperoleh makanannya yang termasuk
kelompok karnivora. Pola berburu makanan tersebut sangat menguntungkan karena bahan makanan
yang diperoleh sangat kaya nutrisi. Hal ini bertolak belakang dengan herbivora yang bahan makanannya
susah untuk dicerna dan sebagian besar mungkin akan menjadi sisah yang tak dapat diabsorbsi. Akan
tetapi kerugian bagi kelompok karnivora adalah tidak terjaminnya ketersediaan makanan setiap waktu
sebab proses berburu kadang juga menemui kegagalan. Hewan tangkapan dapat dicerna terlebih dahulu
dalam rongga mulut sebelum ditelan atau sekaligus ditelan tanpa proses pencernaan di dalam rongga
mulut seperti pada ular. Oleh karenanya, sehubungan dengan cara mencerna makanannya, maka
hewan-hewan karnivora memiliki beragam variasi dari organ pada sistem pencernaannya seperti adanya
taring, rahang yang elastik, saliva yang mengandung toksin atau toksin yang memang secara sistematis
dikeluarkan melalui gigitan. Pada cephalopoda misalnya, terdapat dua struktur seperti paruh di
mulutnya yang dapat memperkecil ukuran makanan melalui gigitan dengan organ tersebut.
c. Makan “ Cairan”

Hewan golongan ini biasanya mempunyai alat tusuk dan isap, yang merupakan modifikasi dari
rahangnya yang berfungsi untuk menghisap makanannya yang berupa cairan. Pada hewan golongan ini
pula reduksi pada gigi, tetapi memiliki paruh dan nectar untuk menjilat lidah.

d. Menyerap Pakan

Hewan golongan ini mampu menyerap berbagai nutrisi yang dibutuhkan. Mekanisme penyerapan
serupa dengan penyerapan pada usus hewan vertebrata, yaitu dengan sistem transport aktif.

D. Pola Pencernaan Makanan Hewan Vertebrata

1. Enzim Pencernaan.

Untuk mencernakan makanan enzim-enzim tertentu yang dihasilkan dari berbagai kelenjar pada sistem
pencernaan makanan. Kelenjar ludah/saliva hanya dimiliki oleh mammalia, sedangkan vertebrata lain
hanya berupa kelenjar lendir/mukus.

Saliva adalah cairan agak pekat , licin karena mengandung molekul karbohidrat-protein yang disebut
musin. Musin ini memungkinkan saliva mengikat partikel-partikel kecil makanan bersama menjadi
sebuah massa lunak yang dengan mudah kemudian dapat ditelan. Beberapa jenis enzim dihasilkan
dalam bentuk zimogen, misalnya pepsinogen pada lambung, baru aktif jika ada enterokinase yaitu HCl.

Pengeluaran enzim pada mammalia terjadi dengan berbagai cara, saliva dan getah lambung dapat
keluar secara psikis atau dengan refleks. Getah lambung dapat juga dipengaruhi secara kimia (hormon),
jika ada makanan yang telah dikunyah masuk ke lambung, dinding lambung akan mengeluarkan hormon
gastrin yang mempengaruhi kelenjar-kelenjar getah lambung mengeluarkan getah lambung.

Jika makanan dari lambung masuk pangkal duodenum, maka pangkal duodenum akan mengeluarkan
hormon:

a. Sekretin: yaitu hormon yang mempengaruhi pengeluaran getah pankreas.

b. Kolesistokinin: mempengaruhi pangeluaran cairan empedu.

c. Enterokinin: mempengaruhi pengeluaran getah usus.

2. Pencernaan Makanan

Pencernaan awal adalah secara mekanik artinya makanan dihaluskan dengan cara mengunyah atau
dengan cara lain, agar mudah dicerna secara kimia pada proses pencernaan secara enzimatis.

Pencernaan Protein,

ada enzim endopeptidase, contoh pepsin dan tripsin.


Kemudian asam amino yang berada pada bagian terminal pada molekul peptida yang lebih kecil akan
dilepaskan oleh enzim eksopeptidase, ada 2:aminopeptidase (melepaskan pada gugus amin yang bebas)
dankarboksipeptidase (gugus karboksil yang bebas).

Asam amino diabsorpsi pada duodenum, jejenum dan ileum, pada ileum absorpsinya lambat. Absorpsi
asam amino sebagian dengan transpor aktif.

Pencernaan Karbohidrat,

Dimulai dari mulut oleh enzim ptialin/ amilase, pada lambung ptialin relatif tidak bekerja karena pHnya
sangat asam, (1,5-3), yang paling berperan adalah amilase dalam pankreas, sedangkan di usus halus
disakarida akan diubah menjadi monosakarida, hasil akhirnya adalah glukosa, fruktosa, galaktosa dan
pentosa (ribosa dan deoksiribosa).

Penyerapannya melalui dinding villi ke peredaran darah. Glukosa meresap secara difusi, kacepatan
maximum absorpsi pada usus manusia adalah 120 gr/jam. Transpor aktif dari penyerapan hexosa
diperkirakan dengan proses fosforilasi, artinya enzim-enzim fosforilasi pada sel-sel usus memegang
peranan penting.

Pencernaan Lemak,

Dilakukan oleh lipase yang terdapat pd getah usus dan getah pankreas, dengan pH optimum 7,5 – 8.

Pencernaan lemak berjalan sbb:

lipase

Lemak (Trigliserida) --------------> Digliserida + asam lemak (1)

Cairan empedu

Lipase

Digliserida ----------------> Monogliserida + asam lemak (3)

Cairan empedu

40% Trigliserida pada makanan akan dihidrolisis hanya sampai monogliserida, sisanya dihidrolisis
sempurna menjadi asam lemak + glicerol.Asam lemak dan monogliserida, yang diserap di dalam sel-sel
villus akan disusun menjadi tetesan lemak, ini terjadi dalam RE yang halus dari sel-sel tsb. Tetesan lemak
kemudian akan dikeluar-kan melalui eksositosis ke dalam bagian dalam vilus,

Tetesan lemak kemudian akan masuk ke anyaman kapiler dalam saluran lakteal yang merupakan bagian
dari sistem limfatik, yg memiliki dinding lebih porus. Tetesan-tetesan lemak sewaktu ada di dalam
saluran lakteal akan diedarkan dengan lambat melalui sistem limfatik sampai berhubungan dengan
sistem sirkulasi darah. Lemak yang masuk dalam pembuluh darah dan hati akan digunakan dalam
metabolisme atau disimpan.
Absorpsi Vitamin

Vitamin diabsorpsi duodenum kecuali vit B12 diabsorpsi di ileum. Vitamin yang larut dalam air (vit B dab
C) absorpsinya lebih cepat, sedangkan vit yang larut dalam lemak seperti A.D.E dan K absorpsinya
lambat dan tergantung dari cukupnya empedu, cairan pankreas dan lemak.

Semua vertebrata mempunyai enzim amilase dari pankreas kecuali sapi, ayam dan biri-biri, amilase pada
hewan tsb. dikeluarkan bersama cairan empedu.Hampir semua hewan tidak menghasilkan amilase dari
lambungnya, kecuali serangga omnivor dan herbivor, bahkan dihasilkan juga disakaridase seperti
laktase, sukrase dan maltase. Lambung yang menghasilkan enzim adalah bagian gastric caeca. Pada
serangga omnivor, herbivor dan carnivor menghasilkan enzim protease dan lipase.

Secara umum hewan tidak menghasilkan selulase sendiri, kecuali cacing teredo dan cacing tanah. Hewan
lain mendapatkan selulase karena bersimbiosis dengan bakteri atau falgellata penghasil selulase.
Contoh: Serangga bersimbiosis dengan sejenis flagelata (Trichonympha) sehingga dapat mencernakan
selulosa.

Hewan ruminantia seperti sapi, kerbau, biri-biri, kambing dan lain-lain, dapat mencernakan selulosa
karena bersimbiosis dengan bakteri pada lambungnya. Lambung ruminantia mempunyai bagian-bagian
yang berasal dari modifikasi oesofagus, yaitu: rumen, retikulum, dan omasum, sedang abomasum
merupakan lambung yg sebenarnya.

Fermentasi terjadi di rumen oleh bakteri (Methanobacterium ruminantium) memecah selulosa menjadi
asam laktat, asam lemak (butirat dan propionat), asam asetat, dan gas (CO2 , CH4 dll). Bahan-bahan
hasil fermentasi di absorpsi di rumen. Asam lemak dipakai untuk mensintesis lemak di hati. Asam laktat
dan asam asetat diubah menjadi glikogen di hati. Asam asetat dapat diubah menjadi glukosa dan
galaktosa sebagai bahan untuk mensintesis gula susu (laktosa) Gas CO2 dan CH4 sebagian diabsorpsi dan
dikeluarkan melalui paru-paru, sebagian dikeluarkan melalui mulut.

Bagian makanan/rumput yang masih besar akan kembali ke mulut untuk dikunyah lagi. Selain itu bakteri
juga menghasilkan vit B12. Bakteri juga merupakan sumber protein bagi hewan ruminantia, bakteri akan
mati di lambung asam (abomasum) dan selanjutnya dicernakan. Oleh karena itu hewan ini tidak
membutuhkan asam amino esensial seperti pada manusia, hanya dengan menambahkan garam
amonium atau urea pada makanannya maka bakteri dalam rumennya akan bertambah subur.

Hewan seperti kuda, proses fermentasi oleh bakteri terjadi di usus buntu yang besar, tapi kurang efektif
karena tidak bisa dikunyah kembali sehingga serat-seratnya masih kasar dan bakteri tidak bisa dicerna di
usus.

Pada kelinci dan marmut juga bersimbiosis dengan bakteri di usus buntunya, kotoran yang belum
sempurna akan dimakan kembali sehingga pencernaan lebih sempurna dan kotorannya keras berbutir-
butir.

Gerakan Pada Sistem Pencernaan Makanan.


Lambung dan usus mengadakan gerakan untuk mencampur makanan dengan enzim dan menggerakkan
makanan pada seluran pencernaan. Gerakannya berupa gerak peristaltik, gerak segmentasi dan gerak
ayun (pendular).

C. Sistem Pencernaan Makanan Pada Hewan vertebrata

Organ pencernaan pada hewan vertebrata meliputi saluran pencernaan (tractus digestivus) dan kelenjar
pencernaan (glandula digestoria)

1. Sistem Pencernaan Pada Ikan

Saluran pencernaan pada ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Di dalam rongga mulut terdapat
gigi-gigi kecil yang berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat
digerakan serta banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut
makanan masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang.

Esofagus berbentuk kerucut, pendek, terdapat di belakang insang, dan bila tidak dilalui makanan
lumennya menyempit. Dari kerongkongan makanan di dorong masuk ke lambung, lambung pada umum-
nya membesar, tidak jelas batasnya dengan usus. Pada beberapa jenis ikan, terdapat tonjolan buntu
untuk memperluas bidang penyerapan makanan. Dari lambung, makanan masuk ke usus yang berupa
pipa panjang berkelok-kelok dan sama besarnya. Usus bermuara pada anus.

Kelenjar pencernaan pada ikan, meliputi hati dan pankreas. Hati merupakan kelenjar yang berukuran
besal, berwarna merah kecoklatan, terletak di bagian depan rongga badan dan mengelilingi usus,
bentuknya tidak tegas, terbagi atas lobus kanan dan lobus kiri, serta bagian yang menuju ke arah
punggung. Fungsi hati menghasilkan empedu yang disimpan dalam kantung empedu untuk membanfu
proses pencernaan lemak. Kantung empedu berbentuk bulat, berwarna kehijauary terletak di sebelah
kanan hati, dan salurannya bermuara pada lambung. Kantung empedu berfungsi untuk menyimpan
empedu dan disalurkan ke usus bila diperlukan. Pankreas merupakan organ yang berukuran mikroskopik
sehingga sukar dikenali, fungsi pankreas, antara lain menghasilkan enzim – enzim pencernaan dan
hormon insulin.

2. Sistem Pencernaan Pada Amfibi

Sistem pencernaan makanan pada amfibi, hampir sama dengan ikan, meliputi saluran pencernaan dan
kelenjar pencernaan. salah satu binatangamphibi adalah katak. Makanan katak berupa hewan-hewan
kecil (serangga). Secara berturut-turut saluran pencernaan pada katak meliputi:

a. rongga mulut: terdapat gigi berbentuk kerucut untuk memegang mangsa dan lidah untuk menangkap
mangsa,

b. esofagus. berupa saluran pendek,

c. ventrikulus (lambung), berbentuk kantung yang bila terisi makanan


menjadi lebar. Lambung katak dapat dibedakan menjadi 2, yaitu tempat masuknya esofagus dan lubang
keluar menuju usus.

d. intestinum (usus): dapat dibedakan atas usus halus dan usus tebal. Usus halus meliputi: duodenum.
jejenum, dan ileum, tetapi belum jelas batas-batasnya.

e. Usus tebal berakhir pada rektum dan menuju kloata, dan

f. kloaka: merupakan muara bersama antara saluran pencernaan makanan, saluran reproduksi, dan
urine.

Kelenjar pencernaan pada amfibi, terdiri atas hati dan pankreas. Hati berwarna merah kecoklatan,
terdiri atas lobus kanan yang terbagi lagi menjadi dua lobulus. Hati berfungsi mengeluarkan empedu
yang disimpan dalam kantung empedu yang berwarna kehijauan. pankreas berwarna Kekuningan,
melekat diantara lambung dan usus dua belas jari (duadenum). pankreas berfungsi.

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Nutrisi adalah substansi organik yang dibutuhkan organisme untuk fungsi normal dari sistem tubuh,
pertumbuhan, pemeliharaan kesehatan. Nutrisi didapatkan dari makanan dan cairan yang selanjutnya
diasimilasi oleh tubuh. Organ pencernaan pada hewan vertebrata meliputi saluran pencernaan (tractus
digestivus) dan kelenjar pencernaan (glandula digestoria). Contohnya ikan. Saluran pencernaan pada
ikan dimulai dari rongga mulut (cavum oris). Di dalam rongga mulut terdapat gigi-gigi kecil yang
berbentuk kerucut pada geraham bawah dan lidah pada dasar mulut yang tidak dapat digerakan serta
banyak menghasilkan lendir, tetapi tidak menghasilkan ludah (enzim). Dari rongga mulut makanan
masuk ke esophagus melalui faring yang terdapat di daerah sekitar insang.

Anda mungkin juga menyukai