KOMPONEN PANGAN
Nurul Annazhifah, S.T.P., M.Si.
Mempengaruhi reaksi
kimia & aktivitas
05 enzim (hidrolisis 06 Medium pindah panas
as.amino)
AIR
• Penentu mutu, kesegaran, keawetan,
dan kestabilan bahan pangan
• Sifat fisik air:
• Pada tekanan atmosfer (1 atm):
• Titik beku= 0oC
• Titik didih= 100oC
• Densitas= 1g/mL
• Berat molekul= 18.0153
• Rumus molekul: H2O
1. Kadar air:
Menggambarkan kandungan air yang terdapat dalam
bahan pangan (dalam persen). Tidak menggambarkan
aktivitas biologisnya.
2. Kelembahan relatif (RH):
Menggambarkan kandunganair di udara (dalam
persen).
3. Aktivitas air (Aw):
Menggambarkan derajat aktivitas air dalam bahan
pangan, baik reaksi kimia maupun biologis. Nilai: 0 – 1
(tanpa satuan). Aw = 1 (air murni)
Derajat keterikatan air
Air yang terikat secara fisik:
• Air kapiler: air terikat dalam rongga-rongga jaringan kapiler yang halus dari
bahan pangan.
• Air terlarut: Air seakan-akan larut dalam bahan padat, contoh air gula, air
garam.
• Air adsorbsi: Terikat pada permukaan. Daya ikatnya lemah dan mudah
terlepas
1. Sifat Fungsionalnya
Telur yang dipanaskan
Air susu yg dikoagulasikan : keju, yoghurt
Telur yg dikocok (berbusa)
2. Nilai Gizi
Jumlah , kualitas dan stabilitas selama pengolahan dan penyimpanan
PENGELOMPOKAN PROTEIN
• Albumin
Berat molekul (BM) kecil, larut air, terkoagulasi oleh panas Contoh : albumin telur,
laktalbumin, serum albumin (susu), leukosin (serealia)legumelin ( legum)
• Globulin
Larut dlm larutan garam netral, tdk larut dlm air, mengendap dlm larutan garam
konsentrasi tinggi; Contoh : serum globulin, laktoglobulin, miosin dll
• Glutelin
Larutan dlm asam/basa encer. Contoh : glutenin (gandum), oryzenin (beras)
• Prolamin
Larut dlm etanol 70 – 80 %, tdk larut dlm alkohol absolut. Contoh : Zein (jagung), gliadin
(gandum)hordain (barley)
• Histon
Larut dlm air dan tdk larut dlm amonia encer. Contoh : globin dlm hemoglobin
• Protamin
Larut dlm air, tdk terkoagulasi oleh panas, protamin encer dpt mengendapkan protein lain.
Bersifat sngt basa krn arginin tinggi. Contoh : ikan salmon), skombrin (ika mackarel)
Protein Terkonyugasi
• Fosfoprotein
• Protein yg mgd ggs fosfor yg terikat pd AA serin dan threonin. Contoh : casein (susu),
vitelin (kuning telur)
• Lipoprotein
• Protein yg terdiri terdiri dr AA + lipid
• Bersifat emulsifier. Contoh : terdpt pd susu dan kuning telur
• Nukleoprotein
• Protein yg terdiri dr AA + asam nukleat
• Terdapat pada inti sel
• Glikoprotein
• Protein yg terdiri dari karbohidrat + AA
• Contoh : ovomucin pd putih telur
• Chromoprotein
• Protein yg mgd gugus prostetik berwarna
• Contoh : hemoglobin, myoglobin, klorofil, flavoprotein
Derivat protein
1. Derivat Primer
Tdk larut air, modifikasi yg dialami sedikit.
Contoh : casein yg telah dikoagulasikan oleh enzim
rennet.
2. Derivat Sekunder
Hasil penguraian selama pengolahan, modifikasi
ekstensif. Contoh : proteosa, pepton, peptida
KLASIFIKASI AA BERDASARKAN DERAJAT
KETERIKATANNYA DENGAN AIR
PENGELOMPOKAN ASAM AMINO BERDASARKAN
RANTAI SAMPING
1. Ikatan peptida :
a. ikatan kovalen antara gugus karboksil dari suatu asam
1. STRUKTUR PRIMER
1. Urutan liniear asam amino pada rantai polipeptida .
Penomoran dimulai dari N terminal
2. Panjang rantai (jml AA), urutan AA, jenis AA menentukan :
sifat fisikokimia, struktur, sifat biologis dan fungsi
protein
3. Urutan AA berfungsi sebagai kode utk pembentukan
struktur sekunder dan tersier serta menentukan fungs
biologis protein
2. STRUKTUR SEKUNDER
. Phosphogliserida
Contoh : Lecithin, Cephalin dan Plasmalogen
- Lecithin = waxy, padatan tak berwarna (colorless solid)
. larut dalam pelarut lemak
. tidak larut dalam acetone atau metil asetat
. Larut dalam medium cair bila terdapat garam lambung
Klasifikasi Lipid yang Dapat Dimakan
1. Lemak susu
Appreciable amount of the shorter chain acid (C14-C12)
Small amount of branch and odd-numbered acids, trans-double
acids
2. Minyak laurat
Berasal dari spesies palmae (kelapa dan babasu)
Mengandung asam laurat (C12) 40-50 %,
Mengandung sedikit asam lemak tidak jenuh
Titik cair rendah
3. Lemak nabati
Berasal dari biji-bijian dan dibedakan oleh kisaran titik cair yang
rendah.
Trisaturated acylglycerol are not pressent
Secara luas digunakan pada industri confectionary.
4. Asam Oleat-Linoleat
Vegetable origin
Large amount of oleic acids and linoleic acid
< 20 % Asam lemak jenuh
Produk : Cottonseed, corn, peanut, sunflower, safflower, olive, palm and sesame
5. Asam Linolenat
Produk : soybean, rapseed, flexseed, wheat germ, hempseed, and perilla oils
6. Lemak/Minyak hewani
Large amount of C16 and C18
Medium amount of unsaturated fatty acids (mostly oleic and linoleic)
Small amount of odd-numbered acids
Appreciable amount of fully saturated TG and exhibit high melting points
Ex : lard, tallow
whole egg : 12 % lipid (mostly in yolk 32-36 %) contain 18:1 (38 %), 16:0 (23 %), 18:2
(16%).
Yolk egg : 66 % (TG), 5 % Cholesterol, 28 % phospholipids ( 73 %
phosphotidylcholine/lechitin and phosphoethanolamine, 15 %)
7. Lemak/Minyak Hewan Laut
Large amount of long chain w-3 polyunsaturated fatty acids (up to six double bond)
Usually rich in vit A and D
High degree of unsaturation (less resistant to oxidation than other animal or vegetable
oils
5
VITAMIN
PENDAHULUAN
Rasa makanan dapat terasa bila bahan penimbul rasa berupa cairan
atau terlarut dalam air liur dan kontak dengan kuncup pencicip.
1. Rasa manis
● Pada mulanya rasa manis diduga disebabkan oleh
adanya gugus –OH karena molekul gula byk
mengandung gugus –OH
● Teori gugus OH tdk berlaku karena byk molekul tdk
mengandung –OH tetapi rasanya manis, contoh:
cloroform & sakarin
● Teori yg byk dipakai adalah teori AH/B oleh
Shalllenberger & Acree. “rasa manis disebabkan
kombinasi ikatan kovalen H (sebagai sumber
proton) dengan atom elektronegatif yang berjarak
3 Ao dari proton
2. Rasa pahit
● Rasa pahit sangat mirip dengan rasa manis, tergantung
dari stereokimia dari stimulus molekul, sehingga
beberapa molekul punya sensasi rasa manis & pahit.
1. REAKSI MAILLARD
• Reaksi antara gula pereduksi (terutama glukosa) dgn
asam /gugus amino dr protein
• Reaksi terjadi akibat penyimpanan, pemanasan,
umumnya terjadi akibat pemanasan dll
• Berkontribusi pada flavor coklat susu, produksi karamel,
tofee dan fudges,
• Efek negatif : merusak AA (L-lysin)
• Ditemukan hubungan munculnya seny.mutagenik pd
pemaskan pangan kaya protein
2. KARAMELISASI
• Pemanasan gula reduksi atau sukrosa tanpa
adanya asam amino/senyawa N (reaksi
dipicu oleh sedikit asam atau garam)
• Warna coklat karamel sewaktu pemanasan
larutan sukrosa dg amonium bisulfit
(minuman ringan cola, sirup, permen)
PENCOKLATAN ENZIMATIS
• Adalah proses kimia yang terjadi pada sayuran dan buah-buahan oleh
enzim polifenol oksidase yang menghasilkan pigmen warna coklat
(melanin).
• Proses pencoklatan enzimatis memerlukan enzim polifenol oksidase
dan oksigen untuk berhubungan dengan substrat tersebut.
• Enzim-enzim yang dikenal yaitu fenol oksidase, polifenol oksidase,
fenolase/polifenolase, enzim-enzim ini bekerja secara spesifik untuk
substrat tertentu (Winarno, 1995).
• Reaksi ini dapat terjadi bila jaringan tanaman terpotong, terkupas, dan
karena kerusakan secara mekanis. Reaksi ini banyak terjadi pada buah-
buahan atau sayuran yang banyak mengandung substrat senyawa
fenolik seperti catechin dan turunannya yaitu tirosin, asam kafeat,
asam klorogenat, serta leukoantosianin.
PRINSIP ANALISIS
KIMIA KOMPONEN
PANGAN
1. Komponen zat gizi terdiri dari bermacam-macam jenis.
Komponen penyusun dari bahan pangan perlu diketahui baik
jumlah maupun jenisnya dengan melakukan analisis.
2. Tahap analisis adalah tahap yang paling penting baik dalam
kegiatan penelitian maupun pengawasan mutu, kesalahan pada
tahap ini dapat mengakibatkan kesalahan interpretasi sehingga
akan sangat merugikan bagi perkembangan ilmu maupun dalam
penilaian suatu bahan pangan.
1. Dalam suatu penelitian sering didapatkan hasil yang tidak memuaskan seperti :
a. Data hasil penelitian yang jauh menyimpang dari data hasil penelitian yang
telah dilakukan orang lain sebelumnya atau tidak rasional,
b. Perbedaan hasil yang sangat jauh antara ulangan atau antara duplo dan trio,
c. Perbedaan perlakuan yang diterapkan tidak dapat dipolakan.
2. Kesalahan yang sering dilakukan dalam analisis dapat bermacammacam
diantaranya:
a. Kesalahan dalam pengambilan contoh,
b. Kesalahan dalam pembuatan dan pereaksi-pereaksi yang digunakan,
c. Kesalahan dalam penerapan metode analisis,
d. Kesalahan dalam pengerjaan.
3. Hal penting yang perlu ditekankan untuk mengurangi kesalahan yang mungkin
terjadi adalah:
a. Cara-cara pengambilan contoh dan persiapan sampel yang benar,
b. Ketepatan analisis,
c. Pemilihan metode yang tepat.
TERIMA KASIH