Anda di halaman 1dari 4

KISAH UMMU SYURAIKH

Ummu Syuraik al Quraysyiyah - Daiyah Yang Ikhlas

 Nama lengkapnya adalah Ghaziyah binti Jabir bin Hakim ad -Dausiyyah

atau biasa dikenal dengan nama Ummu Syuraik al -Quraysyiyah. Dia adalah

wanita dari kaum Quraisy, tepatnya dari bani Amir bin Lu'ai, dan berasal

dari Kabilah Ghathafan, yang saat itu menjadi salah satu kabilah paling

disegani oleh bangsa Arab.Lewat berbagai riwayat, Ummu Syuraik dikenal

sebagai Muslimah yang mampu memegang teguh keimanannya dan menjadi

salah satu daiyah pada masa awal perkembangan Islam. Begitu mendengar

soal kenabian Rasulullah SAW, Ummu Syuraik tidak ragu dan menyakini

sepenuhnya ajaran yang dibawa Rasulullah SAW.

 Ummu Syuraik pun memeluk Islam di Makkah pada masa awal penyebaran

dakwah Rasulullah SAW. Kendati pada saat itu kaum kafir Quraisy

mengawasi setiap dakwah Rasulullah SAW, tapi Ummu Syuraik tetap

melakukan dakwah tersebut meski dilakukan secara sembunyi -sembunyi.

Dia berdakwah di antara kaum wanita Quraisy. Dakwah ini pun berbuah maksimal.

Banyak wanita Quraisy tertarik untuk memeluk agama Islam.

 Namun, dakwah Ummu Syuraik ini ternyata diketahui oleh para petinggi kaum

Quraisy. Akhirnya, Ummu Syuraik dikembalikan ke keluarga suaminya,

keluarga Abu al-Akr ad-Dausi. Berbagai siksaan dan tekanan d iterima

Ummu Syuraik dari keluarga suaminya itu untuk meninggalkan agama

Islam. Namun, Ummu Syuraik bergeming dan tetap mempertahankan

keimanannya.

Mereka pun membawa Ummu Syuraik pergi dari tempat tinggalnya. Waktu itu

mereka berada di Dzil Khalashah -suatu tempat di Shan’a (ibukota Yaman). Meraka

membawa Ummu Syuraik menuju suatu tempat. dan ketika berhenti mereka

menurunkan dan meletakkan Ummu Syuraik di bawah terik matahari, hingga

pikiran, pendengaran dan pandangannya telah kabur seakan hampir pingsan, mereka

berkata kepada Ummu Syuraik, ‘Tinggalkan agamamu yang baru ini!’ Ummu
Syuraik tidak mampu menangkap seluruh perkataan mereka, kecuali beberapa kata

saja, dan Ummu Syuraik hanya memberi isyarat dengan jarinya ke langit sebagai

ungkapan tauhid. Dan Demi Allah dalam keadaan yang demikian itu, Salah satu

siksaan yang diterima Ummu Syuraik adalah tidak diberi minum selama tiga hari tiga

malam. Akhirnya, pertolongan Allah SWT pun datang kepada Ummu Syuraik. ''Tiba-

tiba dia merasakan sesuatu yang dingin di atas dadanya. Ketika buka mata, ternyata

itu adalah sebuah ember yang berisi air. Ummu Syuraik pun meminumnya seteguk.

Kemudian, ember tersebut terangkat dan Ummu Syuraik melihat ember trsbt

menggantung antara langit dan bumi. Setelah itu, ember tersebut menjulur kepada

Ummu Syuraik untuk kedua kalinya. Ummu Syuraik pun minumnya kemudian

terangkat lagi. Lalu, ember itu menjulur untuk ketiga kalinya. Ummu Syuraik pun

minumnya hingga kenyang dan mengguyurkan ke kepala, wajah, serta bajunya.

Mendapati baju Ummu Syuraik telah basah, keluarga dari Abu al-Akr Ad-Dausi pun

menanyakan hal ini dan memeriksa bekal cadangan air. Ternyata, bekal air yang

mereka bawa tidak berkurang sedikit pun. Ummu Syuraik menjawab, air ini

merupakan bantuan dan pertolongan dari Allah SWT.

''Kemudian, mereka berkata, 'Kami bersaksi bahwa Rabbmu yang

memberimu rezeki itu juga adalah Rabb kami dan Dia pula yang telah

mensyariatkan Islam.' Setelah itu, mereka semua masuk Islam dan hijrah

ke Madinah."

 Tidak hanya sekali itu Allah memberi keutamaan terhadap Ummu Syuraik. Kejadian

yang hampir sama pernah dialami Ummu Syuraik ketika ia hendak hijrah ke Madinah.

Saat itu, ia hendak mencari seseorang yang mau menemaninya dalam perjalanan.

Maka, seorang Yahudi menawarkan diri untuk menemaninya. Ummu Syuraik pun

setuju. Ia terpaksa melakukannya karena saat itu tidak mudah mendapatkan teman

atau orang yang dapat menjadi teman dalam perjalanan ke Madinah. Kemudian ia

memintanya menunggu sebentar untuk mengisi air, akan tetapi lelaki itu melarangnya

dengan alasan dia telah membawa bekal air. Berangkatlah mereka menuju Madinah.

Setelah sore, mereka beristirahat. Yahudi itu turun dan membentang sufrah (alas

makan) dan ia makan, kemudian ia berkata kepada Ummu Syuraik, “Wahai Ummu
Syuraik, mari makan..!” Ummu Syuraik menjawab, “Beri aku minum, karena aku

sangat haus dan aku tidak bisa makan sebelum minum.” Yahudi itu berkata, “Aku

tidak akan memberimu minum sampai engkau menjadi seorang Yahudi.” Ummu

Syuraik menjawab, “(Kalau begitu) tidak. Terima kasih, engkau telah mengasingkanku

dan melarangku membawa air.” Ia berkata, “Aku tidak akan memberimu setetes air

pun sampai menjadi Yahudi.” Ummu Syuraik dengan keras menjawab, “Tidak! demi

Allah, aku tidak akan menjadi Yahudi selamanya setelah Allah menunjukiku kepada

Islam.” Kemudian Ummu Syuraik menaiki keledainya dan bertelungkup sambil

memeluknya dan merebahkan kepalanya di leher keledai itu hingga tertidur. Ummu

Syuraik terbangun ketika merasakan dinginnya ember yang ada di keningnya. Ummu

Syuraik mengangkat kepala, dan dilihat air yang sangat putih melebihi susu dan

lebih manis dari madu. Ummu Syuraik meminumnya sampai hilang dahaganya,

kemudian Ummu Syuraik memasukkan kedlm tempat minum lalu mengisinya sampai

penuh. Ember itu pun terangkat darinya sampai hilang di langit." Keesokan harinya,

orang Yahudi itu heran melihat Ummu Syuraik dan tempat air minumnya yang basah.

Ia bertanya, ''Dari mana air ini?" "Dari langit?'' Ummu Syuraik menjawab, ''Ya

demi Allah. Allah telah menurunkannya dari langit untukku.''

 Tak lama setelah hijrah ke Madinah, suaminya pun meninggal. Setelah beberapa lama

menjadi janda, Ummu Syuraik menawarkan dirinya kepada Rasulullah untuk dinikahi.

Aisyah yang merasa cemburu berkata kepada Ummu Syuraik, “Tidakkah seorang

wanita merasa malu menghibahkan dirinya (untuk dinikahi)?” Mendengar kalimat

Aisyah, Ummu Syuraik menjawab, “Ya, sayalah orangnya.” Kemudian Allah

menyatakannya sebagai wanita mukminah melalui firman-Nya dalam QS. Al-Ahzab

ayat 50.

“ wahai nabi! Sesungguhnya kami telah menghalalkan bagimu istri-istrimu yang telah

engkau engkau berikan maskawinnya dan hamba sahaya yang engkau miliki, termasuk

apa yang engkau peroleh dalam peperangan yang dikaruniakan Allah untukmu, dan

(demikian pula) anak-anak perempuan dari saudara perempuan bapakmu, anak-anak

perempuan dari saudara laki-laki ibumu dan anak-anak perempuan dari saudara

perempuan ibumu yang turut hijrah bersamamu, dan perempuan mukmin yang
menyerahkan dirinya kepada nabi kalau nabi ingin menikahinya, sebagai kekhususan

bagimu, bukan untuk semua orang mukmin. Kami telah mengetahui apa yang kami

wajibkan kepada mereka tentang istri-istri mereka daan hamba sahaya yang mereka

miliki agar tidak menjadi kesempitan bagimu. Dan Allah Maha Pengampun, Maha

Penyayang.

 Ketika ayat ini turun, Aisyah berkata kepada Rasulullah, “Sesungguhnya Allah telah

menanggapi keinginanmu dengan segera.” Ketika Nabi tidak menerima

permintaannya, maka Ummu Syuraik tidak pernah menikah lagi sampai akhir

hayatnya.

 Semoga Allah merahmati Ummu Syuraik, yang telah mengukir sebaik-baik contoh

dalam berdakwah ke jalan Allah, dalam hal keteguhan dalam memperjuangkan iman

dan akidahnya dan dalam bersabar di saat menghadapi cobaan serta berpegang

kepala tali Allah. Marabahaya tidak menjadikan beliau kendor ataupun lemah yang

mengakibatkan beliau bergeser walaupun sedikit untuk menyelamatkan jiwanya dari

kematian dan kebinasaan. Akan tetapi, hasil dari ketegaran beliau, Allah memuliakan

beliau dan menjadikan indah pandangan matanya dengan masuknya kaumnya ke dalam

agama Islam. Inilah target dari apa yang dicita-citakan oleh seorang muslim dalam

berjihad.

 Atas dakwah yang dilakukan oleh para sahabat dan umat Islam, Rasulullah SAW pun

pernah bersabda, ''Demi Allah, jika Allah memberi petunjuk atau hidayah kepada

seseorang karena dakwahmu, maka itu lebih baik dari unta yang merah (harta

kekayaan yang paling berharga).'

 Ummu Syuraik telah memberikan contoh soal mempertahankan keimanan meskipun

mendapatkan tekanan dan cobaan yang begitu berat. Keteguhan hati Ummu Syuraik

pun perlu dapat menjadi keteladanan dan pelajaran bagi para Muslimah. Belum lagi

dengan aktivitas dakwah yang dilakukan Ummu Syuraik, mengajak para kaum wanita

Quraisy untuk memeluk agama Islam.

Anda mungkin juga menyukai