Anda di halaman 1dari 4

Egocentris pada Anak Usia Dini

Menurut Wikipedia egosentrisme adalah kualitas atau keadaan seseorang


menjadi egosentris, yakni perhatian yang berlebihan pada diri sendiri dan
berfokus untuk kesejahteraan atau keuntungan sendiri dan mengorbankan atau
mengabaikan orang lain. Egocentri juga bisa di artikan sebagai ketidakmauan
seseorang untuk melihat dari perspektif orang lain yang meliputi gagalnya
seseorang untuk menarik kesimpulan dari apa yang di pikirkan, dirasakan, dan di
lihat orang lain. Atau secara singkat nya egosentris adalah ketidakmampuan
untuk membedakan antara diri sendiri dan orang lain, atau mengambil perspektif
orang lain.
Egosentris dan egois itu tentu berbeda, egosentris ditujukan kepada anak kecil
sedangkan egois itu ditujukan kepada orang dewasa. Perbedaannya egosentris
adalah situasi dimana anak belum mampu memahami pikiran orang lain
sedangkan egois adalah orang dewasa yang sudah memahami pikiran orang lain
tapi tidak mau memahami orang lain.
Pada umumnya egosentris ini dialami oleh anak usia 2-6 tahun. Dimana anak
akan merasa dirinya seperti superior atau seorang pimpinan yang harus diikuti
segala perintahnya. Anak juga merasa dirinya seperti infentor karena merasa
dirinya paling tidak di hargai, juga dia merasa dirinya sebagai korban karena tidak
dihargai.
Tanda-tanda egosentris diantaranya adalah:
1. Tidak pernah merasa cukup, seperti contoh jika anak diberi hadiah,
besoknya dia akan meminta lagi yang lebih karena dia tidak merasa cukup
atas apa yang dia dapatkan.
2. Yang kedua adalah selalu berusaha menjadi pusat perhatian, anak akan
selalu mencari pusat perhatian agar dirinya diperhatikan.
3. Selalu membandingkan diri dengan orang lain.
4. Haus akan pengakuan dari orang lain.
Dalam perkembangan anak memiliki karakter dan sikap yang berbeda-beda,
antara umur 2 dan 4 itu pun tidak akan sama. Sikap kekanak-kanakan mereka
tidak akan jauh dari ego, karena ketidaktahuan mereka akan hal yang baik dan

1
yang buruk. Pola pikir dan sudut pandang mereka dalam menilai suatu masalah itu
hanya ingin menang sendiri atau hanya memikirkan dirinya sendiri, dikarenakan
kesadarannya yang belum terbentuk sempurna.
Ada beberapa contoh sikap egosentris pada anak seperti tidak mau mengalah,
iri dan cemburuan, tantrum, pelit tidak mau berbagi dan suka memukul teman
mainnya. Semua tingkah laku itu memang akan membuat orang tua sangat kesal
dan tidak sabar, tapi itulah sikap dasar anak-anak yang tidak tahu mana yang baik
dan tidak baik, mereka hanya mementingkan kesenangan dirinya sendiri. Sangat
disayangkan jika kita malah menyikapi sikap egosentris pada anak ini adalah
sebuah kenakalan dengan mengecap bahwa anak itu anak nakal, egois, bandel dan
kata-kata negatif lainnya. Justru dengan ada sikap egosentri ini adalah salah satu
pertanda bahwa berkembangnya sel-sel pada otak mereka.
Jika orang tua tidak bisa memenuhi egosentris anak, itu akan berpengaruh
setelah nanti dewasa. Karena jika egosentris ini terpenuhi, maka anak akan
menjadi orang yang menghargai orang lain. Begitu pun sebaliknya, jika egosentris
ini tidak terpenuhi maka anak akan tumbuh menjadi orang yang egois karena
mereka merasa dirinya tidak dihargai.
Penyebab timbulnya egosentris ini adalah adanya rasa takut dan rasa manja.
Rasa takut itu berupa rasa takut akan kehidupan dirinya, takut akan kehilangan
perhatian dari orang lain, takut akan kehilangan kasih sayang dari orang lain juga
takut melihat dirinya tidak bisa sama dengan orang lain. Yang kedua yaitu rasa
manja, manja disini adalah rasa manja yang diberikan oleh orang tuanya. Anak
tidak boleh terlalu dimanja karena dia akan merasa bahwa dirinya seorang
pemimpin, apapun yang diinginkan pasti dituruti oleh orang tuanya. Jadi kita tidak
boleh terlalu memanja kepada anak usia dini.
Seperti contoh di kehidupan nyata, saya mempunyai sepupu yang kurang
lebih umurnya 4 tahun, dia anak bungsu dari 4 bersaudara. Awalnya saya tinggal
di rumahnya bberapa minggu, yang membuat saya tau anak itu seperti apa, dan
kondisinya emang anak itu terlalu di manja. Jadi kalau keinginannya tidak dituruti
anak itu akan tantrum. Semua barang yang ada di hadapannya di lempar, nangis
begitu keras. Setiap malam pun ketika saya mau beristirahat, anak itu selalu

2
mengganggu saya dengan cara melemparkan barang-barang yang ada
dihadapannya, atau bahkan membasahi saya dengan air. Cukup mengagetkan
karena saya baru menemukan anak yang seperti ini. Bahkan saya selalu menangis
karena stres menghadapi anak yang seperti itu, apapun keinginannya yang tidak
terpenuhi oleh saya, pasti dia akan memukul dan tantrum. Tapi sekarang saya tau
bahwa anak itu sedang berada dalam fase egosentris, semua keinginannya harus
terpenuhi, tidak memikirkan orang lain karena dia belum memahami pikiran
orang lain.
Ada beberapa cara untuk mengatasi anak egosentris ini:
1. Tidak memaksa anak dan biarkan anak menemukan kesadarannya sendiri.
2. Biarkan anak bereksplorasi semaunya selama itu tidak berbahaya dan
mengganggu orang lain .
3. Berikan batasan atau aturan yang jelas pada anak disertai alasannya.
Misalnya, jika anak menginginkan barang orang lain tidak kita turuti
dengan alasan barang itu milik orang lain.
4. Berikan anak pujian/ selalu apresiasi atas semua usahanya. Misalnya anak
sudah mulai mau berbagi kita harus apresiasi dengan pujian, seperti contoh
“Wahh adek hebat” atau “Terimakasih”.
5. Berikan anak pengertian. Misalnya dijelaskan masalah berbagi kepada
orang lain, atau apa sih manfaat kalau kita berbagi kepada orang lain dan
masih banyak lagi.
6. Ajarkan anak mau berusaha saat menginginkan sesuatu, jangan langsung
dituruti.
7. Berikan hadiah pada momen-momen tertentu saja, tidak terlalu sering
memanjakan anak.
8. Perbanyak kegiatan sosialisasi, karena anak yang diam terus di rumah itu
tingkat egosentris nya sangat tinggi, makanya jika sudah bersekolah sifat
egosentris ini mulai berkurang karena sering bersosialisasi dengan orang
lain.
9. Ajarkan anak untuk bersikap empati. Misalnya berbagi makanan kepada
temannya, ketika temannya jatuh dibantu.

3
10. Berikan contoh yang baik kepada anak, karena anak itu akan mengikuti
apa yang dilihatnya. Perlu diingat juga bahwa pendidikan dan
pembelajaran tidak hanya dilakukan di sekolah saja, tetapi di rumah juga
karena orang tua adalah guru pertama bagi anaknya.
11. Kembangkan karakter anak. Seperti selalu mengatakan maaf, terimakasih,
berbicara yang sopan kepada orang tua, ketika makan dan minum duduk
dan masih banyak lagi.
Kesimpulannya adalah egosentris merupakan situasi dimana anak
belum memahami pikiran orang lain. Pada masa ini anak harus benar-
benar diperhatikan dan dibimbing agar masa egosentris ini terpenuhi.
Karena masa ini akan menentukan dia dimasa yang akan datang, jika
egosentris nya terpenuhi maka dia akan menjadi orang yang bisa
menghargai orang lain, begitu pun sebaliknya.

Anda mungkin juga menyukai