Anda di halaman 1dari 3

SAAT UJIAN MENJELANG

Zaman selalu berubah. Tantangan yang dihadapi pada masing-masing zaman pun berbeda-beda. Pada setiap zaman dihuni oleh orang-orang yang sesuai dengan karakteristik zaman tersebut. Orang yang hidup pada zaman ini berbeda dengan orang yang hidup pada zaman dulu. Dan ternyata, untuk dapat bertahan hidup di zaman sekarang ini diperlukan kapasitas diri yang mumpuni agar tidak terlibas oleh perkembangan zaman yang tak pernah berhenti. Pun dalam hal ini bagi para buah hati. Mereka perlu menyiapkan bekalan diri agar siap menghadapi tantangan dan perubahan zaman yang terjadi. Tidak selamanya semua keinginan anak harus selalu dipenuhi. Tidak selamanya anak hidup dalam lingkungan yang mau menerima diri anak apa adanya. Tidak selamanya orang tua harus selalu menenangkan anak dengan mengatakan bahwa keadaan aman dan nyaman selalu. Anak-anak perlu belajar tegar dan tabah menghadapi perubahan-perubahan yang berpengaruh besar dalam kehidupan, seperti musibah, bencana alam, sakit, ujian dan kondisi tak menguntungkan lainnya. Di masa sekolah, anak menjalani kegiatan belajar yang dimulai dari persiapan, kegiatan belajar mengajar dan evaluasi. Persiapan yang dilakukan dengan baik sebelum anak berangkat sekolah akan memberi kontribusi yang besar bagi keberlangsungan proses kegiatan belajar mengajar selama di sekolah. Persiapan ini meliputi: buku pelajaran yang sesuai jadwal pelajaran hari tersebut, sarapan pagi dan yang tidak kalah penting adalah doa sebelum belajar. Berikutnya adalah kegiatan belajar mengajar yang berlangsung di sekolah. Konsentrasi, penyerapan ilmu pengetahuan dan meningkatnya pemahaman adalah beberapa kondisi yang diharapkan dapat terwujud selama proses kegiatan belajar mengajar berlangsung. Selanjutnya adalah evaluasi hasil belajar. Evaluasi ini dimaksudkan untuk mengetahui kemampuan anak dalam menyerap pelajaran selama kegiatan belajar mengajar berlangsung di sekolah. Proses evaluasi (sering juga disebut ujian) merupakan momen penting yang akan memberi pengaruh pada kehidupan belajar anak selanjutnya. Seringkali terjadi anak hanya melihat pada hasil ujian yang dicapainya, sehingga akan menampakkan ekspresi kebahagiaan manakala nilai ujiannya baik namun akan menampakkan ekspresi kesedihan manakala nilai ujiannya tidak sesuai yang diharapkan. Bahkan tidak jarang karena mendapatkan nilai yang kurang memuaskan beberapa kali untuk suatu mata pelajaran, pada akhirnya menjadikan anak berkesimpulan bahwa ia memang tidak berbakat disana yang pada akhirnya membuat anak benci dengan mata pelajaran tersebut. Sungguh disayangkan bila hal itu terjadi.

Sebenarnya kegiatan belajar mengajar tidak melulu hanya ditentukan oleh capaian nilai yang berhasil diraih seorang anak. Namun ternyata masih banyak pihak yang menganggap bahwa bukti konkret atas pemahaman seorang anak terhadap pelajaran dapat dilihat dari nilai-nilai yang dicapai. Padahal bisa jadi saat menjalani suatu ujian anak berada dalam kondisi sakit, sedang dilanda masalah maupun sebab lainnya yang menjadikan nilai yang diraih saat ujian tersebut tidak sesuai yang diharapkan. Kalau ini yang terjadi, maka nilai tidak lagi dapat mencerminkan kemampuan anak yang sesungguhnya. Ada dua lembaga yang memiliki peranan penting dalam menyiapkan kondisi anak untuk menghadapi ujian, selain dirinya sendiri, yaitu keluarga dan sekolah. Sekolah terutama bertugas untuk mengasah kecerdasan rasional melalui pelajaran-pelajaran berbasis kurikulum pendidikan nasional, sementara keluarga, khususnya orangtua, diharapkan dapat menempa kecerdasan emosional anak agar memiliki mental yang siap untuk menerima keberhasilan atau kegagalan secara proporsional. Agar anak dapat menerima keberhasilan atau kegagalan secara proporsional, maka ada beberapa hal yang perlu orang tua perhatikan diantaranya adalah : Hindari anak belajar dalam kondisi stress Memaksa anak untuk belajar sementara anak sedang tidak ingin belajar akan mengakibatkan anak dalam kondisi tertekan yang akhirnya mereka terpaksa belajar menuruti perintah orang tua hanya untuk menyelamatkan diri. Daripada dimarahin terus, ya sudahlah belajar saja. Belajar dengan melibatkan emosi penuh Mengetahui keadaan emosi anak sangat penting untuk para orang tua, karena orang tua akan mengetahui apakah pada saat anak disuruh belajar kondisinya sedang marah, sedih atau bahkan sedang gembira. Memahami emosi anak akan lebih mudah membimbing dan mengambil keputusan kapan saat yang tepat untuk menyuruh anak belajar. Informasi yang diberikan kepada anak adalah gembira Berikan pengertian tentang apa itu ujian kepada anak dengan tidak melebih-lebihkan, menakuti atau dengan memberikan sanksi yang berlebihan tentang ujian. Ujian adalah saatnya mengukur kemampuan diri. Ujian adalah saatnya naik ke jenjang yang lebih tinggi.

Perasaan cemas dalam menghadapi ujian itu wajar, tetapi orang tua juga perlu mengarahkan perasaan cemas itu menjadi perasaan cemas yang positif, karena hampir semua anak yang menghadapi ujian memiliki kekhawatiran akan takut gagal ujian.

Bagaimanapun setiap orang tua selalu menginginkan sang buah hati mendapatkan nilai ujian yang baik. Untuk mewujudkan semua itu tidak perlu semuanya dibebankan kepada anak, tetapi kita sebagai orang tua perlu berusaha semaksimal mungkin menjadi orang tua yang baik dan bijaksana dalam menyikapi kondisi anak. Allahu alam bishshowwab.

Anda mungkin juga menyukai