Anda di halaman 1dari 24

Kata Pengantar

Berlakunya Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 16 Tahun 2009, tentang jabatan guru dan angka kreditnya akan mengatasi permasalahan pengembangan profesionalisme guru. Adanya perbedaan yang mendasar dengan Kepmenpan 084/1993 tahun 1993, utamanya adalah pemahaman tentang Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) dan system persyaratan kenaikan pangkat, berdampak dalam upaya mengatasi menumpuknya guru pada jabatan Guru Pembina/ IVa, dan dapat mengantarkan guru menjadi guru yang professional. Karya tulis ilmiah yang merupakan salah satu unsur PKB untuk kenaikan pangkat/ jabatan guru harus berkaitan dengan kegiatan nyata guru memperbaiki mutu proses pembelajaran dalam meningkatkan kualitas pendidikan di satuan pendidikannya. Disamping itu dapat menampung karya cipta kreativitas dan inovatif guru dalam mengembangkan teknologi, budaya dan pendidikan di masyarakat. Dari berbagai jenis karya tulis ilmiah, dan karya inovatif dalam pengembangan keprofesian berkelanjutan guru pada umumnya lebih menyukai melaksanakan dan menyusun laporan penelitian.Jenis penelitian yang paling sering dilakukan adalah penelitian tindakan kelas (PTK).Hal ini disebabkan adanya dampak langsung yang dirasakan guru dan siswa, dan mempunyai angka kredit besar.Bahan ajar Publikasi Ilmiah ini disampaikan pada Diklat Peningkatan Kompetensi Guru Produktif (Regional) Bidang Kurikulum.

Kepala Bidang Fasilitasi Peningkatan Kompetensi

Ir. Catur Priyo Nugroho, MM NIP. 196204221988031001

Daftar Isi

Kata Pengantar Daftar Isi Bab I. Konsep Penelitian Tindakan Kelas

.. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. .. ..

i ii 1 1 7 9 10 12 12 12 13 14 15 15 15 18 19

A. Pengertian B. Tujuan dan Manfaat D. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas


A. Persiapan B. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Penelitian Tindakan Kelas C. Siklus Pelaksanaan D. Latihan Bab III. Proposal Penelitian Tindakan Kelas A. Pengertian B. Sistematika Proposal C. Latihan Bab IV. Laporan Penelitian Tindakan Kelas Daftar Pustaka

C. Karakteristik Penelitian Tindakan Kelas ..


Bab II. Pelaksanaan Penelitian Tindakan Kelas ..

ii

BAB I KONSEP PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Pengertian Pada awalnya, penelitian tindakan (action research) dikembangkan dengan tujuan untuk mencari penyelesaian terhadap problema sosial (termasuk pendidikan). Penelitian tindakan diawali oleh suatu kajian terhadap suatu masalah secara sistematis (Kemmis dan Taggart, 1988).Hasil kijian ini dijadikan dasar untuk menyusun suatu rencana kerja (tindakan) sebagai upaya untuk mengatasi masalah tersebut. Kegiatan berikutnya adalah pelaksanaan tindakan dilanjutkan dengan observasi dan evaluasi. Hasil observasi dan evaluasi digunakan sebagai masukkan melakukan refleksi atas apa yang terjadi pada saat pelaksanaan tindakan. Hasil refleksi kemudian dijadikan landasan untuk menentukan perbaikan serta penyempurnaan tindakan selanjutnya. Menurut Kemmis (1988), penelitian tindakan adalah suatu bentuk penelitian refleksi diri yang dilakukan oleh para partisipan dalam situasi-situasi sosial (termasuk pendidikan) untuk memperbaiki praktik yang dilakukan sendiri. Dengan demikian, akan diperoleh pemahaman yang komprehensif mengenai praktik dan situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan. Terdapat dua hal pokok dalam penelitian tindakan yaitu perbaikan dan keterlibatan. Hal ini akan mengarahkan tujuan penelitian tindakan ke dalam tiga area yaitu; (1) untuk memperbaiki praktik; (2) untuk pengembangan profesional dalam arti meningkatkan pemahaman para praktisi terhadap praktik yang dilaksanakannya; serta (3) untuk memperbaiki keadaan atau situasi di mana praktik tersebut dilaksanakan. Dalam bidang pendidikan, khususnya dalam praktik pembelajaran, penelitian tindakan berkembang menjadi Penelitian Tindakan Kelas (PTK) atau Classroom Action Reserach (CAR). PTK adalah penelitian tindakan yang dilaksanakan di dalam kelas ketika pembelajaran berlangsung. PTK dilakukan dengan tujuan untuk memperbaiki atau meningkatkan kualitas pembelajaran. PTK berfokus pada kelas atau pada proses pembelajaran yang terjadi di dalam kelas. Suharsimi (2002) menjelaskan PTK melalui gabungan definisi dari tiga kata yaitu Penelitian + Tindakan + Kelas. Makna setiap kata tersebut adalah sebagai berikut. Penelitian; kegiatan mencermati suatu obyek dengan menggunakan cara dan metodologi tertentu untuk memperoleh data atau informasi yang bermanfaat dalam memecahkan suatu masalah. Tindakan; sesuatu gerak kegiatan yang sengaja dilakukan dengan tujuan tertentu. Tindakan yang dilaksanakan dalam PTK berbentuk suatu rangkaian siklus kegiatan. Kelas; sekelompok siswa yang dalam waktu yang sama, menerima pelajaran yang sama dari guru yang sama pula. Siswa yang belajar tidak hanya terbatas dalam sebuah ruangan kelas saja, melainkan dapat juga ketika siswa sedang melakukan karyawisata, praktikum di laboratorium, atau belajar tempat lain di bawah arahan guru. Berdasarkan pengertian di atas, komponen yang terdapat dalam sebuah kelas yang dapat dijadikan sasaran PTK adalah sebagai berikut. Page 1 of 24

1. Siswa, dapat dicermati obyeknya ketika siswa sedang mengikuti proses pembelajaran. Contoh permasalahan tentang siswa yang dapat menjadi sasaran PTK antara lain perilaku disiplin siswa, motivasi atau semangat belajar siswa, keterampilan berpikir kritis, kemampuan memecahkan masalah dan lain-lain. 2. Guru, dapat dicermati ketika yang bersangkutan sedang mengajar atau membimbing siswa. Contoh permasalahan tentang guru yang dapat menjadi sasaran PTK antara lain penggunaan metode atau strategi pembelajaran, penggunaan pendekatan pembelajaran, dan sebagainya. 3. Materi pelajaran, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar atau menyajikan materi pelajaran yang ditugaskan pada siswa. Contoh permasalahan tentang materi yang dapat menjadi sasaran PTK misalnya urutan dalam penyajian materi, pengorganisasian materi, integrasi materi, dan lain sebagainya. 4. Peralatan atau sarana pendidikan, dapat dicermati ketika guru sedang mengajar dangan menggunakan peralatan atau sarana pendidikan tertentu. Contoh permasalahan tentang peralatan atau sarana pendidikan yang dapat menjadi sasaran PTK antara lain pemanfaatan laboratorium, penggunaan media pembelajaran, dan penggunaan sumber belajar. 5. Hasil pembelajaran yang ditinjau dari tiga ranah (kognitif, afektif, psikomotorik), merupakan produk yang harus ditingkatkan melalui PTK. Hasil pembelajaran akan terkait dengan tindakan yang dilakukan serta unsur lain dalam proses pembelajaran seperti metode, media, guru, atau perilaku belajar siswa itu sendiri. 6. Lingkungan, baik lingkungan siswa di kelas, sekolah, maupun yang lingkungan siswa di rumah. Dalam PTK, bentuk perlakuan atau tindakan yang dilakukan adalah mengubah kondisi lingkungan menjadi lebih kondusif misalnya melalui penataan ruang kelas, penataan lingkungan sekolah, dan tindakan lainnya. 7. Pengelolaan, merupakan kegiatan dapat diatur/direkayasa dengan bentuk tindakan. Contoh permasalahan tentang pengelolaan yang dapat menjadi sasaran PTK antara lain pengelompokan siswa, pengaturan jadwal pelajaran, pengaturan tempat duduk siswa, penataan ruangkelas, dan lain sebagainya. Karena makna kelas dalam PTK adalah sekelompok siswa yang sedang belajar serta guru yang sedang memfasilitasi kegiatan belajar, maka permasalahan PTK cukup luas. Permasalahan tersebut diantaranya adalah sebagai berikut. 1. Masalah belajar siswa di sekolah, seperti misalnya permasalahan pem- belajaran di kelas, kesalahan-kesalahan dalam pembelajaran, miskonsepsi, misstrategi, dan lain sebagainya. 2. Pengembangan profesionalisme guru dalam rangka peningkatan mutu perencanaan, pelaksanaan serta evaluasi program dan hasil pembelajaran. 3. Pengelolaan dan pengendalian, misalnya pengenalan teknik modifikasi perilaku, teknik memotivasi, dan teknik pengembangan potensi diri. Page 2 of 24

4. Desain dan strategi pembelajaran di kelas, misalnya masalah pengelolaan dan prosedur pembelajaran, implementasi dan inovasi penggunaan metode pembelajaran (misalnya penggantian metode mengajar tradisional dengan metode mengajar baru), interaksi di dalam kelas (misalnya penggunaan stretegi pengajaran yang didasarkan pada pendekatan tertentu). 5. Penanaman dan pengembangan sikap serta nilai-nilai, misalnya pengembangan pola berpikir ilmiah dalam diri siswa. 6. Alat bantu, media dan sumber belajar, misalnya penggunaan media perpustakaan, dan sumber belajar di dalam/luar kelas. 7. Sistem assesment atau evaluasi proses dan hasil pembelajaran, seperti misalnya masalah evaluasi awal dan hasil pembelajaran, pengembangan instrumen penilaian berbasis kompetensi, atau penggunaan alat, metode evaluasi tertentu 8. Masalah kurikulum, misalnya implementasi KBK, urutan penyajian meteri pokok, interaksi antara guru dengan siswa, interaksi antara siswa dengan materi pelajaran, atau interaksi antara siswa dengan lingkungan belajar. Berdasarkan cakupan permasalahannya, seorang guru akan dapat menemukan penyelesaian masalah yang terjadi di kelasnya melalui PTK. Hal ini dapat dilakukan dengan menerapkan berbagai ragam teori dan teknik pembelajaran yang relevan. Selain itu, PTK dilaksanakan secara bersamaan dangan pelaksanaan tugas utama guru yaitu mengajar di dalam kelas, tidak perlu harus meninggalkan siswa. Dengan demikian, PTK merupakan suatu bentuk penelitian yang melekat pada guru, yaitu mengangkat masalah-masalah aktual yang dialami oleh guru di lapangan. Dengan melaksanakan PTK, diharapkan guru memiliki peran ganda yaitu sebagai praktisi dan sekaligus peneliti. B. Tujuan dan Manfaat Tujuan utama PTK adalah untuk memecahkan permasalahan nyata yang terjadi di dalam kelassekaligus mencari jawaban ilmiah bagaimana hal tersebut dapat dipecahkan melalui tindakan yang akan dilakukan. PTKjuga bertujuan untuk meningkatkan kegiatan nyata guru dalam pengembangan profesinya. Tujuan khusus PTK adalah untuk mengatasi berbagai persoalan nyata guna memperbaiki atau meningkatkan kualitas proses pembelajaran di kelas. Secara lebih rinci tujuan PTK antara lain: (1) Meningkatkan mutu isi, masukan, proses, dan hasil pendidikan dan pembelajaran di sekolah. (2) Membantu guru dan tenaga kependidikan lainnya dalam mengatasi masalah pembelajaran dan pendidikan di dalam dan luar kelas. (3) Meningkatkan sikap profesional pendidik dan tenaga kependidikan. (4) Menumbuh-kembangkan budaya akademik di lingkungan sekolah sehingga tercipta sikap proaktif di dalam melakukan perbaikan mutu pendidikan/pembelajaran secara berkelanjutan. Page 3 of 24

Hasil yang diharapkan melaluiPTK adalah peningkatan atau perbaikan kualitas proses dan hasil pembelajaran yang meliputi hal-hal sebagai berikut. (1) Peningkatan atau perbaikan kinerja siswa di sekolah. (2) Peningkatan atau perbaikan mutu proses pembelajaran di kelas. (3) Peningkatan atau perbaikan kualitas penggunaan media, alat bantu belajar, dan sumber belajar lainya. (4) Peningkatan atau perbaikan kualitas prosedur dan alat evaluasi yang digunakan untuk mengukur proses dan hasil belajar siswa. (5) Peningkatan atau perbaikan masalah-masalah pendidikan anak di sekolah. (6) Peningkatan dan perbaikan kualitas dalam penerapan kurikulum dan pengembangan kompetensi siswa di sekolah. Dengan memperhatikan tujuan dan hasil yang dapai dapat dicapai melalui PTK, terdapat sejumlah manfaat PTK antara lain sebagai berikut. (1) Menghasilkan laporan-laporan PTK yang dapat dijadikan bahan panduan bagi para guru untuk meningkatkan kulitas pembelajaran. Selain itu hasil-hasil PTK yang dilaporkan dapat dijadikan sebagai bahan artikel ilmiah atau makalah untuk berbagai kepentingan antara lain disajikan dalam forum ilmiah dan dimuat di jurnal ilmiah. (2) Menumbuhkembangkan kebiasaan, budaya, dan atau tradisi meneliti dan menulis artikel ilmiah di kalangan pendidik. Hal ini ikut mendukung profesionalisme dan karir guru. (3) Mewujudkan kerja sama, kaloborasi, dan atau sinergi antarpendidik dalam satu sekolah atau beberapa sekolah untuk bersama-sama memecahkan masalah dalam pembelajaran dan meningkatkan mutu pembelajaran. (4) Meningkatkan kemampuan pendidik dalam upaya menjabarkan kurikulum atau program pembelajaran sesuai dengan tuntutan dan konteks lokal, sekolah, dan kelas. Hal ini turut memperkuat relevansi pembelajaran bagi kebutuhan peserta didik. (5) Memupuk dan meningkatkan keterlibatan, kegairahan, ketertarikan,kenyamanan, dan kesenangan siswa dalam mengikuti proses pembelajaran di kelas. Di samping itu, hasil belajar siswa pun dapat meningkat. (6) Mendorong terwujudnya proses pembelajaran yang menarik, menantang, nyaman, menyenangkan, serta melibatkan siswa karena strategi, metode, teknik, dan atau media yang digunakan dalam pembelajaran demikian bervariasi dan dipilih secara sungguhsungguh.

Page 4 of 24

C. Karakteristik Penelitian Tindakan Kalas PTK merupakan bentuk penelitian tindakan yang diterapkan dalam aktivitas pembelajaran di kelas. Ciri khusus PTK adalah adanya tindakan nyata yang dilakukan sebagai bagian dari kegiatan penelitian dalam rangka memecahkan masalah. Tindakan tersebut dilakukan pada situasi alami serta ditujukan untuk memecahkan masalah praktis. Tindakan yang diambil merupakan kegiatan yang sengaja dilakukan atas dasar tujuan tertentu. Tindakan dalam PTK dilakukan dalam suatu siklus kegiatan. Terdapat sejumlah karakteristik yang merupakan keunikan PTK dibandingkan dengan penelitian pada umumnya,antara lain sebagai berikut. (1) PTK merupakan kegiatan yang tidak saja berupaya memecahkan masalah, tetapi sekaligus mencari dukungan ilmiah atas pemecahan masalah tersebut. (2) PTK merupakan bagian penting upaya pengembangan profesiguru melalui aktivitas berpikir kritis dan sistematis serta membelajarkan guru untuk menulis dan membuat catatan. (3) Persoalahan yang dipermasalahkan dalam PTK bukan dihasilkan dari kajian teoritik atau dan penelitian terdahulu, tetapi berasal dari adanya permasalahan nyata dan aktual (yang terjadi saat ini) dalam pembelajaran di kelas. PTK berfokus pada pemecahan masalah praktis bukan masalah teoritis. (4) PTK dimulai dari permasalahan yang sederhana, nyata, jelas, dan tajam mengenai halhal yang terjadi di dalam kelas. (5) Adanya kolaborasi (kerjasama) antara praktisi (guru dan kepala sekolah) dengan peneliti dalam hal pemahaman, kesepakatan tentang permasalahan, pengambilan keputusan yang akhirnya melahirkan kesamaan tentang tindakan (action) . (6) PTK dilakukan hanya apabila; (a) ada keputusan kelompok dan komitmen untuk pengembangan; (b) bertujuan untuk meningkatkan profesionalisme guru; (c) alasan pokok ingin tahu, ingin membantu, ingin meningkatkan; dan(d) bertujuan memperoleh pengetahuan danatau sebagai upaya pemecahan masalah. Kolaborasi (kerjasama) antara praktisi (guru) dan peneliti (dosen atau widyaiswara) merupakan salah satu ciri khas PTK. Melalui kolaborasi ini mereka bersama menggali dengan mengkaji permasalahan nyata yang dihadapi oleh guru danatau siswa. Sebagai penelitian yang bersifat kolaboratif, harus secara jelas diketahui peranan dan tugas guru dengan peneliti. Dalam PTK kolaboratif, kedudukan peneliti setara dengan guru, dalam arti masing-masing mempunyai peran serta tanggungjawab yang saling membutuhkan dan saling melengkapi. Peran kolaborasi turut menentukan keberhasilan PTK terutama pada kegiatan mendiagnosis masalah, merencanakan tindakan, melaksanakan penelitian (tindakan, observasi, merekam data, evaluasi, dan refleksi), menganalisis data, menyeminarkan hasil, dan menyusun laporan hasil. Sering terjadi PTK dilaksanakan sendiri oleh guru. Guru melakukan PTK tanpa kerjasama dengan peneliti. Dalam hal ini guru berperan sebagai peneliti sekaligus sebagai Page 5 of 24

praktisi pembelajaran. Guru profesional seharusnya mampu mengajar sekaligus meneliti. Dalam keadaan seperti ini, maka guru melakukan pengamatan terhadap diri sendiri ketika sedang melakukan tindakan (Suharsimi, 2010). Untuk itu guru harus mampu melakukan pengamatan diri secara obyektif agar kelemahan yang terjadi dapat terlihat dengan wajar. Melalui PTK, guru sebagai peneliti dapat: (1) mengkaji/meneliti sendiri praktik pembelajarannya; (2) melakukan PTK dengan tanpa mengganggu tugasnya; (3) mengkaji permasalahan yang dialami dan yang sangat dipahami; dan (4) melakukan kegiatan guna mengembangkan profesionalismenya. Dalam praktiknya, boleh saja guru melakukan PTK tanpa kolaborasi dengan peneliti.Akan tetapi,perlu diperhatikan bahwa PTK yang dilakukan oleh guru tanpa kolaborasi dengan peneliti mempunyai kelemahan karena para praktisi umumnya (dalam hal ini adalah guru) kurang akrab dengan teknik-teknik dasar penelitian. Di samping itu, guru pada umumnya tidak memiliki waktu untuk melakukan penelitian sehubungan dengan padatnya kegiatan pengajaran yang dilakukan. Akibatnya, hasil PTK menjadi kurang memenuhi kriteria validitas metodologi ilmiah. D. Prinsip Penelitian Tindakan Kelas Terdapat beberapa prinsip yang perlu diperhatikan dalam pelaksanaan PTK yaitu sebagai berikut. Pertama, tindakan dan pengamatan dalam proses penelitian yang dilakukan tidak boleh mengganggu atau menghambat kegiatan utama, misalnya bagi guru tidak boleh sampai mengorbankan kegiatan pembelajaran. Pekerjaan utama guru adalah mengajar, apapun jenis PTK diterapkan, seyogyanya tidak mengganggu tugas guru sebagai pengajar. Terdapat 3 hal penting berkenaan dengan prinsip pertama tersebut yaitu (1) Dalam mencobakan sesuatu tindakan pembelajaran, ada kemungkinan hasilnya kurang memuaskan, bahkan mungkin kurang dari yang diperoleh dari biasanya. Karena bagaimanapun tindakan tersebut masih dalam taraf uji coba. Untuk itu, guru harus penuh pertimbangan ketika memilih tindakan guna memberikan yang terbaik kepada siswa; (2) Siklus tindakan dilakukan dengan mempertimbangkan keterlaksanaan kurikulum secara keseluruhan serta ketercapaian tujuan pembelajaran secara utuh, bukan terbatas dari segi tersampaikannya materi pada siswa dalam kurun waktu yang telah ditentukan; (3) Penetapan jumlah siklus tindakan dalam PTK mengacu kepada penguasaan yang ditargetkan pada tahap perencanaan, tidak mengacu kepada kejenuhan data/informasi sebagaimana lazimnya dalam pengumpulan data penelitian kualitatif.

Page 6 of 24

Kedua,masalah penelitian yang dikaji merupakan masalah yang cukup merisaukannya dan berpijak dari tanggung jawab profesional guru. Guru harus memiliki komitmen untuk melaksanakan kegiatan yang akan menuntut kerja ekstra dibandingkan dengan pelaksanaan tugassecara rutin. Pendorong utama PTK adalah komitmen profesional guru untuk memberikan layanan yang terbaik kepada siswa. Ketiga, metode pengumpulan data yang digunakan tidak menuntut waktu yang lama, sehingga berpeluang menggangu proses pembelajaran. Sejauh mungkin harus digunakan prosedur pengumpulan data yang dapat ditangani sendiri oleh guru, sementara guru tetap aktif berfungsi sebagai guru yang bertugas secara penuh. Oleh karena itu, perlu dikembangkan teknik-teknik perekaman data yang cukup sederhana, namun dapat menghasilkan informasi yang cukup bermakna. Keempat, metodologi yang digunakan harus terencana secara cermat, sehingga tindakan dapat dirumuskan dalam suatu hipotesis tindakan yang dapat diuji di lapangan. Guru dapat mengembangkan strategi yang dapat diterapkan pada situasi kelasnya, serta memperoleh data yang dapat digunakan untuk menjawab hipotesis yang dikemukakan. Kelima, permasalahan atau topik yang dipilih harus benarbenar nyata, menarik, mampu ditangani, dan berada dalam jangkauan kewenangan peneliti untuk melakukan perubahan. Peneliti harus merasa terpanggil untuk meningkatkan diri. Keenam; peneliti harus tetap memperhatikan etika dan tata krama penelitian serta ramburambu pelaksanaan yang berlaku umum. Dalam penyelenggaraan PTK, guru harus bersikap konsisten dan peduli terhadap etika yang berkaitan dengan pekerjaannya. Hal ini penting ditekankan karena selain melibatkan para siswa, PTK juga hadir dalam suatu konteks organisasi sehingga penyelenggaraannya harus mengindahkan tata krama kehidupan berorganisasi. Artinya, prakarsa PTK harus diketahui oleh pimpinan lembaga, disosialisasikan pada rekan-rekan di lembaga terkait, dilakukan sesuai tata krama penyusunan karya tulis akademik, di samping tetap mengedepankan kemaslahatan bagi siswa. Ketujuh; kegiatan PTK pada dasarnya merupakan kegiatan yang berkelanjutan, karena tuntutan terhadap peningkatan dan pengembangan akan menjadi tantangan sepanjang waktu. Kedelapan, meskipun kelas atau mata pelajaran merupakan tanggung jawab guru, namun tinjauan terhadap PTK tidak terbatas dalam konteks kelas danatau mata pelajaran tertentu melainkan dalam perspektif misi sekolah. Hal ini terasa penting apabila dalam suatu PTK terlibat lebih dari seorang peneliti, misalnya melalui kolaborasi antar guru dalam satu sekolah atau dengan dosen, widyaiswara, dan pengawas sekolah. Page 7 of 24

BAB II PELAKSANAAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS A. Persiapan Dalam menyiapkan pelaksanaan tindakan ini ada beberapa langkah yang perlu dipersiapkan, agar pelaksanaan tindakan dapat berjalan dengan baik, dan data hasil perbaikan dapat direkam secara lengkap dan menyeluruh. Adapun langkah-langkah persiapan sebagai berikut : 1. Membuat rencana pembelajaran beserta scenario tindakan yang akan dilaksanakan. Skhan yai benario mencakup langkah-langkah yang dilakukan oleh guru dan siswa dalam kegiatan tindakan atau perbaikan pembelajaran. Terkait dengan rencana pembelajaran, guru tentu perlu menyiapkan berbagai bahan yang dipilih, alat peraga, media pembelajaran, serta buku yang relevan. 2. Menyiapkan fasilitas atau sarana pendukung yang diperlukan, misalnya alat peraga, gambar-gambar, serta sarana lain terkaityang akan digunakan. 3. Menyiapkan cara merekam dan menganalisis data yang berkaitan dengan proses dan hasil perbaikan. Guru juga harus menetapkan indicator keberhasilan, misalnya sikap siswa ketika diberi tugas, persentase siswa yang mengumpulkan tugas tepat waktu, nilai formatif siswa dan sebagainya. Indikator ini akan mempermudah guru menetapkan cara merekam dan menganalisis data. 4. Menetapkan kolaborasi dengan guru sejawat untuk melaksanakan simulasi, dengan demikian kekurangan dapat diminimalisir 5. Periksa urutan kegiatan yang sudah dirancang, mulai dari kegiatan awal sampai dengan akhir kegiatan 6. Rancang antisipasi, apa yang akan dilakukan bila terjadi gangguan dalam pelaksanaan pembelajaran. 7. Periksa ketersediaan alat pengumpul data, seperti lembar observasi dan seterusnya B. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam Penelitian Tindakan Kelas Dalam melaksanakan rancangan penelitian harus mempunyai kesiapan baik sarana, materi pelajaran, penguasaan secara utuh metode/ model pembelajaran yang akan dilakukan, serta konsentrasi penuh terhadap kegiatan yang akan dilakukan.Dalam melaksanakan PTK hendaknya selalu memperhatikan hal-hal berikut ini : 1. 2. 3. PTK tidak mengganggu tugas proses pembelajaran dan tugas mengajar guru PTK tidak mengganggu pelaksanaan kurikulum, atau materi pelajaran yang harus disampaikan kepada siswa. PTK dirancang dan dipersiapkan dengan rinci dan matang serta tidak banyak menghabiskan

Page 8 of 24

4.

5. 6. 7.

Pelaksanaan tindakan hendaknya konsisten dengan rancangan yang telah dibuat. Metode/model/teknik pembelajaran yang diterapkan harus sama, makin besar siklus makin sempurna metode yang dilakukan untuk perbaikan pembelajaran. Masalah yang dikaji harus merupakan masalah yang benar-benar ada dan dihadapi oleh guru dalam kesehariannya, dan berasal dari kelas dimana guru mengajar Pelaksanaan PTK harus mengikuti etika kerja yang berlaku (memperoleh ijin dari kepala sekolah, membuat laporan dan sebagainya) Kemauan dan kemampuan untuk menjadikan adanya perubahan atau peningkatan mutu proses dan hasil belajar, melalui serangkaian bentuk tindakan-tindakan pembelajaran.

C. Siklus Pelaksanaan Penelitian tindakan kelas dilaksanakan dalam bentuk siklus yang berulang yang didalam nya terdapat empat tahapan utama kegiatan yaitu : (1) Perencanaan (2) Tindakan (3) Pengamatan, dan (4) Refleksi Dengan demikiantidak dimungkinkan dalam penelitian hanya ada satu siklus, kenapa? Kalau hanya satu siklus, maknanya sama dengan pembelajaran biasa, belum merubah sikap, tingkah laku, dan memperbaiki model yang dilakukan. Guru belum mengetahui kelemahan/kekurangan dari metode/model/teknik yang digunakan. Hal ini sama dengan melanggar prinsip PTK, karena PTK merupakan pembelajaran yang menggunakan siklus berkelanjutan. Apa yang harus diulang? Yang harus diulang pada siklus ke siklus adalah metode pembelajaran yang baru diterapkan.Jadi yang harus diulang adalah metodenya, strategi mengajarnya.Siklus kedua, merupakan perbaikan tindakan dari siklus pertama, akibat masih dijumpai adanya kelemahan atau kekurangan pada siklus pertama, maka perlu adanya perencanaan yang lebih baik dan lengkap dari metode pembelajaran yang baru dilakukan.Untuk memudahkan perencanaan pada siklus kedua, peneliti perlu

mengidentifikasi secara lengkap kelemahan serta kekurangan yang dialami selama tindakan siklus pertama.

Page 9 of 24

Permasalahan

Perencanaan Tindakan - I

Pelaksanaan Tindakan - I

SIKLUS - I Refleksi - I

Pengamatan/ Pengumpulan Data - I

Permasalahan baru, hasil Refleksi

Perencanaan Tindakan - II

Pelaksanaan Tindakan - II

SIKLUS - II Refleksi Refleksi - II I

Pengamatan/ Pengumpulan Data - II

Bila Permasalahan Belum Terselesaikan

Dilanjutkan ke Siklus Berikutnya

Gambar. Siklus Kegiatan PTK

Rincian kegiatan pada setiap tahapan adalah sebagai berikut : 1. Merencanakan Tahapan ini berupa menyusun rancangan tindakan yang menjelaskan tentang apa, mengapa, kapan, dimana, oleh siapa, dan bagaimana tindakan tersebut akan dilakukan. Bila perencanaan dilakukan secara kolaborasi, maka pada tahap menyusun rancangan ini harus ada kesepakatan antara keduanya. Rancangan harus dilakukan bersama antara guru yang akan melakukan tindakan dengan peneliti yang akan mengamati proses jalannya tindakan. Hal tersebut untuk mengurangi unsur subyektifitas oengamat serta mutu kecermatan dari pengamatan. Secara rinci pada tahapan perencanaan terdiri dari kegiatan sebagai berikut : a. Mengidentifikasi dan menganalisis masalah. Masalah tersebut harus benar-benar factual, terjadi di lapangan, masalah bersifat umum dikelasnya. Masalah juga penting dan bermanfaat pada peningkatan mutu hasil pembelajaran, masalah juga harus dalam jangkauan kemampuan si peneliti.

Page 10 of 24

b. Menetapkan alasan mengapa penelitian tersebut dilakukan, apa penyebab utama yang melatarbelakangi PTK ini. c. Merumuskan masalah secara jelas, baik dalam kalimat tanya maupun kalimat pernyataan. d. Menetapkan cara yang akan dilakukan untuk menemukan jawaban, yang berupa tindakan atau metode pembelajaran baru, sehingga akhirnya dapat dirumuskan hipotesis tindakan. e. Menentukan cara untuk dapat menguji hipotesis tindakan, dengan menjabarkan indicator-indikator keberhasilannya, serta berbagai instrument pengumpul data yang akan dapat dipakai untuk menganalisis indicator keberhasilan itu f. Membuat secara rinci rancangan tindakan

Contoh ringkasan permasalahan : Bagaimana metode pembelajaran konstruktivistik mampu meningkatkan aktivitas belajar pada mata pelajaran X pada pokok bahasan/materi tertentu pada siswa SMK kelas XI?

2. Melaksanakan TIndakan Pada tahapan ini rancangan strategi dan scenario penerapan pembelajaran akan diterapkan.Pelaksanaan tindakan umumnya dilakukan dalam waktu 2 3 bulan.Waktu tersebut dibutuhkan untuk dapat menyelesaikan sajian beberapa pokok bahasan dari mata pelajaran tertentu.Disamping mengajar guru juga memfokuskan pada pengambilan data.Jika tidak mampu mengumpulkan data sendiri, guru dapat meminta bantuan teman sejawat atau menggunakan alat perekam. Pengumpulan data yang dilakukan oleh guru sendiri selama mengajar, misalnya hasil ulangan siswa, suasana kelas selama guru mengajar, peristiwa penting yang muncul selama pembelajaran, dan sebagainya. Beberapa aspek yang perlu menjadi perhatian bagi pelaksana PTK, mulai dari kegiatan awal sampai dengan kegiatan akhir :
I.

Kegiatan awal. Kegiatan pembelajaran dimulai dengan menyampaikan apersepsi (guru menyampaikan dengan rinci apa yang dilakukan ketika membuka pelajaran) yang maksudnya menarik perhatian siswa menghadapi pelajaran yang akan disajikan, sehingga proses pembelajaran berjalan lancar, dan bersemangat.

Page 11 of 24

II.

Kegiatan Inti. Merupakan kegiatan untuk mencapai kompetensi yang dirancang didalam rangcangan program pembelajaran (RPP). Selama melaksanakan kegiatan ini, tugas guru pelaksana PTK sangat kompleks, ia harus mengingat langkah mana yang lancar, mana yang tersendat, atau bahkan tidak jalan. Agar data dapat terekam dengan baik, guru dapat meminta teman sejawat untuk melakukan observasi atau bertanya kepada siswa pada akhir pelajaran.

III.

Kegiatan penutup, bertujuan untuk memeriksan pemahamansiswa dan menindak lanjuti hasil belajar. Kegiatan inti dilakukan dengan merangkum, memberi tes, dan memberi tindak lanjut. Sehubungan dengan itu guru harus mengingatkegiatan apa yang ia lakukan dan bagaimana respon siswa. Misalnya apakah ketika merangkum, siswa dilibatkan secara aktif, apakah tes dapat dikerjakan siswa, apakah PR yang diberikan sesuai dengan konsep yang sedang dikaji. Setelah pembelajaran usai, guru pelaksana PTK ada beberapa kegiatan yang dilakukan antara lain : Berdialog dengan siswa jika diperlukan Berdiskusi dengan teman sejawat untuk membahas data yang dikumpulkan Melakukan refleksi, untuk mengungkapkan apa yang sebenarnya terjadi, dan apa dampaknya pada siswa Merangkum hasil perbaikan pembelajaran, yang mencakup apa yang sudah tercapai dan apa yang belum tercapai Menerangkan penyebab belum tercapainya perbaikan pembelajaran

Selanjutnya guru mengakomodasikan hasil perbaikan dalam perencanaan perbaikan berikutnya.

3. Melakukan Pengamatan (Observasi) Pengamatan dilakukan pada waktu tindakan sedang berjalan, jadi keduanya

sberlangsung dalam waktu yang sama. Peneliti melakukan pengamatan dan mencatat semua hal-hal yang diperlukan dan terjadi selama pelaksanaan tindakan berlangsung. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan format observasi yang telah disusun. Termasuk juga pengamatan secara cermat pelaksanaanskenario tindakan, dari waktu ke waktu dan dampaknya terhadap proses dan hasil belajar siswa. Data yang dikumpulkan dapat berupa data kuantitatif (hasil tes, hasil kuis, presensi, nilai tugas, dan lain-lain) tetapi juga data kualitatif yang menggambarkan keaktifan siswa, antusias mereka, mutu diskusi yang dilakukan, dan lain-lain. Page 12 of 24

Instrument yang umum dipakai adalah (a) soal tes, kuis (b) rubric (c) lembar observasi, dan (d) catatan lapangan yang dipakai untuk memperoleh data secara obyektif yang tidak dapat terekam melalui lembar observasi, seperti misalnya aktivitas siswa selama pemberian tindakan berlangsung, reaksi mereka, atau petunjuk-petunjuk lain yang dapat dipakai sebagai bahan dalam analisis dan untuk keperluan refleksi. Data yangtelah terkumpul memerlukan analisis untuk dapat mempermudah penggunaan maupun dalam penarikan kesimpulan.Untuk itu berbagai teknik analisis statistika dapat digunakan, yang paling banyak digunakan statistic deskriptif. Kegiatan pengamatan pada hakekatnya dilakukan untuk dapat mengetahui apakah tujuan PTK tercapai atau belum. Untuk itu sangat penting untuk menjabarkan terlebih dahulu apa indicator utama dari kegiatan PTK yang dirancangkan.

4. Melakukan Refleksi Tahapan ini dimaksudkan untuk mengkaji secara menyeluruh tindakan yang telah dilakukan pada setiap siklus, berdasarkan data yang telah terkumpul, dan kemudian melakukan evaluasi guna menyempurnakan tindakan yang berikutnya. Refleksi dalam PTK mencakup analisis, sintesis, dan penilaian terhadap hasil pengamatan atas tindakan yang dilakukan.Hasil refleksi digunakan untuk dasar perbaikan dalam menyusun perencanaan pada siklus berikutnya. Kegiatan refleksi umumnya sebagai berikut : Merenungkan kembali mengenai kekuatan dan kelemahan tindakan yang telah dilakukan, dengan mendasarkan data hasil pengamatan atau tes Menjawab penyebab situasi dan kondisi yang terjadi selama pelaksanaan tindakan, terutama yang berkaitan dengan kurang maksimalnya hasil yang dicapai Memperkirakan solusi atau keluhan yang muncul untuk dasar perbaikan pada siklus berikutnya Mengidentifikasi kendala/ancaman yang mungkin dihadapi dan memperkirakan akibat dan implikasi dari tindakan yang direncanakan. Usahakan hal-hal yang diperkirakan menyebabkan dampak negative dapat dihindari.

Dengan demikian, jika terdapat masalah adanya kekurangan atau kelemahan dalam pelaksanaan tindakan pada siklus pertama, maka dilakukan analisis/refleksi apa penyimpangan yang dilakukan waktu tindakan pertama. Maka dilakukan proses

Page 13 of 24

pengkajian ulang melalui siklus berikutnya yang meliputi kegiatan : perencanaan ulang, tindakan ulang, dan pengamatan ulang sehingga permasalahan dapat teratasi.

D. LATIHAN Contoh Kasus : Sebagian besar siswa sulit memahami materi dimensi tiga pada mata pelajaran matematika, khususnya tentang irisan bidang dengan bangun ruang. Meskipun peneliti sudah berupaya membimbing siswa dalam memahami konsep irisan bidang dengan bangun ruang dengan cara menunjukkan sketsa gambar, namun hasil belajar siswa belum sesuai dengan yang diharapkan, yaitu masih banyak siswa yang nilainya kurang dari standar ketuntasan belajar minimal.Menurut Dienes (dalam Ruseffendi, 1980:134) menyatakan bahwa setiap konsep matematika dapat dipahami dengan mudah apabila kendala utama yang menyebabkan anak sulit memahami dapat dikurangi atau dihilangkan. Dienes berkeyakinan bahwa anak pada umumnya melakukan abstraksi berdasarkan intuisi dan pengalaman kongkrit, sehingga cara mengajarkan konsepkonsep matematika dapat dilakukan dengan menggunakan bantuan objek kongkrit. Dengan demikian, dalam mengajarkan matematika perlu adanya benda-benda kongkrit yang merupakan model dari ide-ide matematika, yang selanjutnya disebut sebagai alat peraga sebagai alat bantu pembelajaran. Alat bantu pembelajaran ini digunakan dengan maksud agar anak dapat mengoptimalkan panca inderanya dalam proses pembelajaran, mereka dapat melihat, meraba, mendengar, dan merasakan objek yang sedang dipelajari (sumber :http://www.sarjanaku.com/2011/10/ptk-matematika-sma-kelas-x-penelitian.html). Tugas : 1. Buatlah judul penelitian tindakan kelas yang tepat dengan kasus diatas. 2. Buatlah langkah-langkah tindakan yaitu, perencanaan, pelaksanaan tindakan, pengamatan/observasi, serta refleksi sesuai dengan judul yang bapak/ibu buat

Page 14 of 24

BAB III PROPOSAL PENELITIAN TINDAKAN KELAS

A. Pengertian Penyusunan proposal atau usulan penelitian merupakan langkah awal yang harus dilakukan peneliti sebelum memulai kegiatan PTK. Proposal PTK dapat membantu memberi arah pada peneliti agar mampu menekan kesalahan yang mungkin terjadi selama penelitian berlangsung. Proposal PTK harus dibuat sistematis dan logis sehingga dapat dijadikan pedoman yang mudah diikuti.Proposal PTK adalah gambaran terperinci tentang proses yang akan dilakukan peneliti (guru) untuk memecahkan masalah dalam pelaksanaan tugas (pembelajaran). Proposal atau sering disebut juga sebagai usulan penelitian adalah suatu pernyataan tertulis mengenai rencana atau rancangan kegiatan penelitian secara keseluruhan. Proposal PTK penelitian berkaitan dengan pernyataan atas nilai penting dari suatu penelitian. Membuat proposal PTK bisa jadi merupakan langkah yang paling sulit namun menyenangkan di dalam tahapan proses penelitian. Sebagai panduan, berikut dijelaskan sistematika usulan PTK. B. Sistematika Proposal Berikut disampaikan sistematika proposal PTK, menurut Supardi dan Suhardjono (2011) I. Pendahuluan A. Latar Belakang masalah Paparan yang disampaikan pada latar belakang masalah adalah : 1. Masalah yang diteliti adalah benar-benar dikelas pada sekolah dimana guru bertugas. Karena masalah tersebut umumnya didapat dari pengamatan dan kajian (diagnosis) yang dilakukan oleh guru maka jelskan pula proses atau kondisi yang terjadi. 2. Masalah yang akan diteliti merupakan sebuah masalah penting dan mendesak untuk dipecahkan serta dapat dilaksanakan dilihat dari segi ketersediaan waktu, biaya dan daya dukung lainnya yang dapat memperlancar penelitian tersebut. 3. Dari identifikasi masalah diatas, jelaskan hal-hal yang diduga menjadi akar penyebab dari masalah tersebut. Secara cermat dan sistematis berikan alas an (argumentasi) bagaimana dapat menarik kesimpulan tentang akar masalah itu. 4. Dikemukakan juga kebiasaan guru mengajar, menggunakan cara/model apa, sehingga perlunya untuk dicari kekurangan dan kelemahannya, sehingga perlu diupayakan solusinya

Page 15 of 24

B. Perumusan Masalah Dalam perumusan maslah dapat dijelaskan definisi, asumsi, dan lingkup yang menjadi batasan penelitian. Rumusan masalah sebaiknya menggunakan kalimattanya dengan mengajukan alternative tindakan yang akan dilakukan dan hasil positif yang diantisipasi dengan mengajukan indicator keberhasilan tindakan, dan cara pengukuran serta cara mengevaluasinya. Contoh Judul : Meningkatkan aktivitas belajar matematika melalui metode kooperatif learning model STAD (Student Teams Achievement Division) Contoh rumusan masalah : Bagaimana penerapan metode kooperatif learning model STAD, sehingga siswa lebih aktif mengikuti pelajaran ? Apakah penerapan metode kooperatif learning model STAD akan menumbuhkan siswa lebih berani mengeluarkan pendapat Bagaimana prestasi belajar siswa pada pokok bahasan (matematika) dengan penerapan metode kooperatif learning model STAD

C. Tujuan Penelitian Kemukakan secara singkat tentang tujuan penelitian yang ingin dicapai dengan mendasarkan pada permasalahan yang dikemukakan. Contoh : 1. Untuk mengetahui bagaimana aktifitas siswa bilamana diterapkan metode kooperatif learning model STAD 2. Untuk mengetahui bagaimana keberanian siswa dalam mengemukakan pendapat, waktu pembelajaran menggunakan kooperatif learning model STAD 3. Untuk mengetahui seberapa besar peningkatan hasil belajar siswa pada pokok bahasan . (matematika), dengan diterapkan kooperatif learning model STAD D. Manfaat Penelitian Uraikan manfaat penelitian terhadap kualitas pendidikan atau pembelajaran, sehingga tampak manfaatnya bagi siswa, guru, maupun komponen pendidikan sekolah lainnya. Kemukakan inovasi yang akan dihasilkan dari penelitian ini. II. Kajian Pustaka Menguraikan kajian teori dan pustaka yang menumbuhkan gagasan yang mendasari usulan rancangan penelitian tindakan. Kajian teori membahas juga dukungan teori tentang bagaimana isi tindakan dan jenis tindakan dapat menyelesaikan masalah yang dihadapi.

Page 16 of 24

Contoh Judul : Meningkatkan aktivitas belajar matematika pada materi perkalian dan pembagian melalui metode kooperatif learning model STAD (Student Teams Achievement Division), pada siswa kelas X. Kajian pustaka yang akan disajikan : Bagaimana teori yang berkaitan dengan aktifitas belajar, bagaimana pengertian, makna aktifitas berdasarkan konsep atau teori, factor yang mempengaruhi aktifitas, apa akibat yang ditimbulkan bilamana aktifitas belajar siswa rendah Bagaimana tori yang berkaitan dengan metode pembelajaran secara umum, jenis-jenis metode khususnya metode kooperatif learning model STAD Bagaimana tindakan yang dilakukan dalam penerapan teori tersebaut dalam pembelajaran Bagaimana prakiraan hasil (hipotesis tindakan) dengan dilakukannya penerapan model diatas pada pembelajaran terhadap hal yang akan dipecahkan III. Metode Penelitian A. Setting dan subyek penelitian Dijelaskan secara factual kondisi yang menyangkut antara lain kelas berapa, berapa jumlah dan komposisi (L/P) siswanya, bagaimana karakter siswa kedisiplinan dalam kesehariannya, semangat belajar, prestasi belajar. B. Prosedur pelaksanaan/siklus penelitian Diuraikan secara jelas prosedur penelitian yang akan dilakukan. Berapa siklus yang direncanakan, dan tiap siklus akan dilakukan berapa pertemuan. Kemukakan obyek, waktu dan lamanya tindakan, serta lokasi penelitian secara jelas. Perubahan apa yang diharapkan terjadi bilamana metode/model atau strategi pembelajaran baru dapat berjalan dengan maksimal. Prosedur hendaknya dirinci dari perencanaan, pelaksanaan tindakan, observasi, evaluasi/refleksi, yang bersifat siklus C. Metode pengumpulan data Pada bagian ini perlu disampaikan secara jelas tentang data yang akan dikumpulkan, melalui cara apa (pengamatan, pencatatan, mencatat dampak yang dari penerapan metode pembelajaran baru). Penggunaan instrument untuk mengumpulkan data yang tepat adalah dengan tes, dapat tertulis atau lesan/wawancara.Pada akhir siklus diberikan tes hasil belajar. Untuk mendapat data kemampuan penguasaan materi belajar siswa, guru dapat juga melihat dokumen hasil pekerjaan rumah atau catatan lain. Disamping itu kita juga bias minta pendapat siswa tentang minat dalam mengikuti pembelajaran , melalui angket/daftar pertanyaan

Page 17 of 24

D. Metode analisis data Menjelaskan bagaimana harus dianalis data yang diperoleh melalui berbagai cara pengumpulan data (angket, tes, pengamatan, wawancara); dianalisis dengan diskriptif prosentase atau analisis kualitatif; analisis refleksi untuk dapat memperbaiki siklus berikutnya.

E. Rencana / Jadwal Kegiatan Menjelaskan rencana jadwal pelaksanaan yang meliputi perencanaan, persiapan, pelaksanaan dan penyusunan laporan hasil penelitian tindakan. Dapat disajikan dalam bentuk gant chart :
No Rencana Kegiatan Waktu 1 2 3 4

Rencana Kegiatan utamanya untuk mengantarkan peneliti dalam melaksanakan penelitian agar taat waktu yang telah direncanakan. IV. Daftar Pustaka Buku, tulisan elektronik, referensi yang dijadikan rujukan pada bagian pendahuluan, kajian teori serta metode penelitian disampaikan dalam daftar pustaka.

C. Latihan Buatlah draf proposal lengkap, berdasarkan pengalaman Bapak/Ibu dalam proses pembelajaran, tentukan masalah dan judul PTK sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah Bapak/Ibu masing-masing.

Page 18 of 24

BAB IV LAPORAN PENELITIAN TINDAKAN KELAS Apabila guru sudah merasa puas dengan siklus-siklus yang dilakukan, langkah berikutnya tidak lain adalah menyusun laporan kegiatan. Proses penyusunan laporan ini tidak akan dirasakan sulit apabila sejak awal guru sudah disiplin mencatat apa saja yang sudah dilakukan. Untuk menyusun laporan penelitian diperlukan pedoman penulisan yang dapat dipakai sebagai acuan para peneliti pelaksana, sehingga tidak ditemukan adanya variasi bentuk. Disamping itu, juga perlu disesuaikan dengan pedoman yang sudah ditetapkan Diknas dalam rangka memenuhi persyaratan penulisan karya tulis ilmiah (KTI) dalam upaya meningkatkan jabatan/golongan melalui pengembangan profesi.Berikut ini disampaikan bentuk laporan PTK dalam rangka mempertanggungjawabkan kegiatan yang dilakukan dengan menglompokannya menjadi tiga bagian yaitu sebagai berikut. A. Bagian Awal Bagian awal terdiri dari: 1. Halaman Judul 2. Halaman Pengesahan 3. Abstrak 4. Kata Pengantar 5. Daftar Isi 6. Daftar tabel/lampiran B. Bagian Isi Bagian isi memuat hal-hal sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah B. Rumusan masalah C. Tujuan Penelitian D.Manfaat Penelitian BAB II KAJIAN TEORETIK DAN PUSTAKA BAB III PROSEDUR/METODE PENELITIAN BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN BAB V SIMPULAN DAN SARAN

Page 19 of 24

Penjelasan dari sistematika tersebut adalah sebagai berikut. Dalam Bab I, dimulai dengan mendikripsikan masalah penelitian secara jelas dengan dukungan data faktual yang menunjukkan adanya masa-ah pada setting tertentu, pentingnya masalah untuk dipecahkan. Uraikan bahwa masalah yang diteliti benar-benar nyata, berada dalam kewenangan guru dan akibat yang ditimbulkan kalau masalah tidak dipecahkan Selanjutnya masalah dirumuskan dalam bentuk kalimat tanya, sehingga akan terjawab setelah tindakan selesai dilakukan. Diupayakan rumusan masalah ini dapat dirinci dalam proses, situasi, hasil yang diperoleh. Dalam tujuan penelitian hendaknya dikemukakan secara rinci tujuan yang hendak dicapai sesuai dengan rumusan masalah yang dikemukakan pada bagian sebelumnya. Manfaat penelitian agar dikemukakan secara wajar, tidak perlu ambisius, rumuskan yang terkait dengan siswa, dan dapat juga diperluas ke guru. Dalam Bab II, kemukakan teori dan hasil kajian/temuan/penelitian yang berkaitan dengan masalah yang diteliti. Serta memberi arah serta petunjuk pada pelaksanaan tindakan yang dilaksanakan dalam penelitian. Diperlukan untuk dapat membangun argumentasi teoritis yang menunjukan bahwa tindakan yang diberikan dimung-kinkan dapat meningkatkan mutu proses pembelajaran di kelas. Pada akhir bab ini dapat dikemukakan hipotesis tindakan. Pada Bab III, deskripsikan setting penelitian secara jelas, tahapan di setiap siklus yang memuat: rencana, pelaksanaan/ tindakan, pemantuan dan evaluasi beserta jenis instrumen yang digunakan, refleksi (perlu dibedakan antara metode penelitian pada usulan penelitian dengan metode yang ada pada laporan penelitian). Tindakan yang dilakukan berisfat rational, feasible, collaborative. Kemudian pada Bab IV, dideskripsikan setting penelitian secara lengkap kemudian uraian masing-masing siklus dengan disertai data lengkap berserta aspekaspek yang direkam/diamati tiap siklus. Rekaman itu menunjukkan terjadinya perubahan akibat tindakan yang diberikan. Ditunjukkan adanya perbedaan dengan pelajaran yang biasa dilakukan. Pada refleksi diakhir setiap siklus berisi penjelasan tentang aspek keberhasilan dan kelemahan yang tenjadi dalam bentuk grafik. Kemukakan adanya perubahan/kemajuan/perbaikan yang terjadi pada diri siswa, lingkungan kelas, guru sendiri, minat, motivasi belajar, dan hasil belajar. Untuk bahan dasar analisis dan pembahasan kemukakan hasil keseluruhan siklus ke dalam suatu ringkasan tabel/ grafik. Dan tabel/grafik rangkuman itu akan dapat memperjelas perubahan yang terjadi disertai pembahasan secara rinci dan jelas. Terakhir dalam Bab V sajikan simpulan dan hasil penelitian sesuai dengan hasil analisis dan tujuan penelitian yang telah disampaikan sebelumnya. Berikan saran sebagai tindak lanjut berdasarkan simpulan yang diperoleh baik yang menyangkut segi positif maupun negatifnya. Page 20 of 24

C. Bagian Penunjang Daftar Pustaka Memuat semua sumber pustaka yang dirujuk dalam kajian teori yang digunakan dalam semua bagian laporan, dengan sistem penulisan yang konsisten menurut ketentuan yang berlaku. Lampiran-Lampiran Berisi lampiran berupa instrumen yang digunakan dalam penelitian, lembar jawaban dari siswa, izin penelitian dan bukti lain yang dipandang penting.

Page 21 of 24

DAFTAR PUSTAKA

Suharsimi Arikunto. 2010. Penelitian Tindakan. Penerbit Aditya Media Yogyakarta. Supardi Suhardjono. 2011. Strategi Menyusun Penelitian Tindakan Kelas. Berdasar kan Permenpan dan Reformasi Birokrasi No. 16 Tahun 2009. Penerbit Andi, Yogyakarta Rochiati Wiriaatmadja. 2008. Metode Penelitian Tindakan Kelas. Untuk MeningkatkD.an Kinerja Guru dan Dosen. Penerbit Remaja Rosdakarya Bandung. PTK Matematika SMA Kelas. Sumber :http://www.sarjanaku.com/2011/10/ptk-matematikasma-kelas-x-penelitian.html), tanggal 17 September 2012.

Page 22 of 24

Anda mungkin juga menyukai