Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH

UAS PROSES PEMBUATAN PISTON MOTOR

Disusun Oleh :

NAMA : Andre Dwi Kurniawan


NIM : 3412111064
JURUSAN : TEKNIK MESIN

UNIVERSITAS POLITEKNIK NEGERI BATAM


FAKULTAS TEKNIK
TEKNIK MESIN
2023
Proses Manufacturing Pada Piston Sepeda Motor

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Piston adalah bagian utama dalam mesin berupa sumbat geser yang terpasang
didalam sebuah silinder mesin yang bekerja secara bolak-balik menjadi gerak angular/berputar
yang digerakkan oleh adanya expand gas/pembakaran dan mengubah energy panas menjadi
energy gerak. Piston pada mesin juga dikenal dengan istilah torak adalah bagian (parts) dari
mesin pembakaran dalam yang berfungsi sebagai penekan udara masuk dan penerima tekanan
hasil pembakaran pada ruang bakar. Piston terhubung ke poros engkol (crankshaft,) melalui
setang piston (connecting rod). Material piston harus terbentuk dari material bahan yang baik,
ringan, tahan terhadap panas temperatur dan tekanan tinggi. Sebagaimana diketahui, komponen-
komponen engine bekerja dan parts-partsnya saling bergesekan. ada loss power yang terjadi
akibat gesekan tersebut. Piston yang lebih ringan meminimalisir gesekan yang terjadi dan
menyebabkan loss power semakin sedikit dan tentunya berimbas pada tingkat responsifitas
perform engine itu sendiri.Umumnya material yang dipilih adalah campuran aluminum
(alluminum alloy). Piston merupakan salah satu komponenen penting didalam sebuah silnder
pembakaran,maka kepresisian dimensi piston berpengaruh dalam proses pembakaran. Dari hasil
pembakaran didalam silinder mesin maka diperoleh hasil pembakaran untuk menggerakan
mesin. Oleh karena itu kualitas dimensi merupakan unsur utama yang harus diperhatikan.untuk
mendapatkan hasil yang baik dibutuhkan material dengan komposisi yang seimbang antara lain
besi, alumunium,magnesium,dll serta proses produksi yang mendukung.

1.2 Rumusan Masalah

1. Pengertian pada piston?


2. Fungsi dari piston ?
3. Bentuk dan bagian dari piston?
4. Proses pembuatan piston ?
5.Cara kerja pada piston ?
6.Jenis-jenis pada piston ?
7.Apa itu OS (OverSize) ?

1.3 Tujuan

Mengetahui tentang proses pembuatan pada piston sepeda motor , bagian-bagian dari
pada piston , mengetahui bentuk – bentuk pada bagian piston , memahami cara kerja pada
piston , jenis-jenis pada piston , dan Menjelaskan tentang OverSize pada piston. Dibuatnya
tujuan ini, agar pembaca dapat memahami isi Rumusan masalah pada Materi ini yaitu proses-
proses dan bagian bentuk pada piston beserta penjelasan lainnya .

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian pada piston

Piston merupakan mesin sumbat yang terpasang pada silinder mesin pembakaran dalam
silinder hidraulik, pneumatik, dan silinder pompa. Piston tidak hanya terdapat pada mesin
kendaraan, akan tetapi juga pada mesin-mesin lainnya seperti kompresor udara, converter
hidrolik, hingga pompa ban manual. Piston mempunyai bentuk seperti silinder. Bekerja dan
bergerak secara translasi atau gerak bolak-balik di dalam silinder. Mesin ini merupakan sumbu
geser yang terpasang presisi di dalam sebuah silinder. Dengan tujuan baik untuk mengubah
volume dari tabung, kemarian fluida dalam silinder, buka-tutup jalur aliran atau permainan
kombinasi semuanya. Piston dibuat dari campuran aluminium karena bahan ini sangat tingan
namun memenuhi syarat-syarat. Diantaranya adalah tahan terhadap temperatrur tinggi, sanggup
menahan tekanan yang bekerja pada bahan ini, mudah menghantarkan panas, ringan dan kuat.
Piston terdiri dari piston, cincin piston dan batang piston. Setiap piston dilengkapi lebih dari satu
buah cincin piston. Cincin ini terpasang longgar pada alur cincin. Fungsi utama piston adalah
mengubah volume dari silinder. Perubahan volume terjadi karena piston mendapat tekanan dari
isi silinder atau sebaliknya piston menekan isi silinder. Piston yang menerima tekanan dari fluida
yang selanjutnya mengubah tekanan tersebut menjadi gaya (linear).

Dilihat dari prinsip kerja mesin kendaraan, bahwa mesin dapat menghasilkan power atau
tenaga dari proses pembakaran. Untuk menjalankan proses pembakarn ini, harus terdapat
pemasukan bahan yaitu udara dan bensin, langkah kompresi, langkah pembakaran, dan langkah
pembuangan gas sisa pembakaran. Keempat proses tersebut di atas dapat dijalankan satu
komponen melalui bantuan piston.

2.2 Fungsi dari pada piston

Fungsi piston di antaranya mengatur volume silinder, menghisap udara ke dalam silinder,
mengompres campuran udara dan bahan bakar, mengubah daya ekspansi pembakaran menjadi
energi mekanik, serta mendorong gas sisa pembakaran keluar.
piston dapat mengatur volume silinder sebab komponen ini bergerak naik turun.
Pergerakan naik dan turunnya piston dibatasi oleh yang dinamakan Titik Mati Atas (TMA) dan
Titik Mati Bawah (TMB). Piston mempunyai pembebanan tugas yang berat, antara lain ;

1. Menerima tekanan dan temperatur gas pembuangan yang tinggi.


2. Menerima gaya percepatan yang tinggi.
3. Menerima gaya gesek dan gaya samping
4. Mengatur pemasukan dan pembuangan gas pada motor 2 tak.

Karena tugasnya yang berat, piston harus memenuhi persyaratan sebagai berikut:

1. Kuat terhadap tekanan tinggi


2. Tahan terhadap temperatur tinggi.
3. Tahan terhadap gesekan dan mempunyai sifat luncur yang baik.
4. Mempunyai koefisien muai panas yang kecil
5. Mempunyai bobot yang ringan

2.3 Bentuk dan bagian dari pada piston

Bagian pada piston secara detail dibagi atas 3 bagian yaitu:

1.Kepala piston (piston crown)


Adalah bagian teratas dari piston yaan berfungsi sebagai penahan benturan akibat proses
pembakaran.
Kepala piston dibagi atas 2 bagian yaitu:
a. Head piston

Pada piston jenis diesel terdapat coakan untuk menampung oli yang berfungsi sebagai pendingin.
b. All Ring Group atau ring piston

Ring piston memiliki dua tipe, ring kompresi dan ring oli. Ring kompresi berfungsi untuk
pemampatan volume dalam silinder serta menghapus oli pada dinding silinder. Kemampuan
kompresi ring piston yang sudah menurun mengakibatkan performa mesin menurun. Ring oli
berfungsi untuk menampung dan membawa oli serta melumasi parts dalam ruang silinder. Ring
oli hanya ada pada mesin empat tak karena pelumasan mesin dua tak menggunakan oli samping.
2.Badan Piston
Berfungsi sebagai bagian gesek antara piston dan liner atau dinding silinder.Ukuran dan
kepresisian badan piston sangat berpengaruh pada proses pembakaran.
Pada badan piston juga terdapat lubang yang disebut pin hole yang memiliki fungsi sebagai
tempat pin yang menghubungkan setang piston dan poros engkol.
3.Kaki Piston / piston skirt
Yang berfungsi sebagai penyeimbang gerakan piston pada liner silinder.

Gambar 1 (Bagian dan bentuk piston )

2.4 Proses Pembuatan Piston


Macam - macam bahan pada pembuatan Piston :
Bahan pembuatan piston yang paling umumnya adalah almunium karena sifatnya yang ringan.
Tetapi almunium murni terlalu lembek dan mempunyai pemuaian yang tinggi untuk di jadikan
piston. Maka dari itu piston di campur dengan beberapa logan lain agar lebih kuat. Bahan yang
biasanya menjadi bahan campuran almunium dalam pembuatan piston, seperti berikut ;
1. Silikon, makin tinggi kadar silikon maka makin kecil pemuaian akibat panas dan gesekan
tetapi makin sulit dalam pembuatannya.
2. Tembaga, lebih tahan terhadap karat dan kemampuan penyaluran panas lebih baik.
3. Nikel, memiliki kekenyalan yang tinggi, tahan terhadap temperatur tinggi, tingkat pemuaian
rendah dan tahan terhadap karat.

4. Carbon fiber adalah sebuah serat dari karbon murni yang sangat kuat dalam ketegangan (pada
saat ditarik) dan cukup fleksibel. Bahan ini terkenal sangat kuat namun memiliki bobot yang
ringan. Carbon fiber texture yang asli terasa sangat mulus namun memiliki feel tiga dimensi saat
disentuh. Carbon fiber lebih kuat lima kali lipat dari baja serta dua kali lebih kaku. Meskipun
lebih kuat dan lebih kaku, kelebihan carbon fiber lebih ringan daripada baja.

Cara pembuatan piston ada dua, yaitu:


1. Penuangan yang diikuti pendinginan secara cepat, umumnya di gunakan pada motor berbahan
bakar bensin yang bentuk pistonnya rumit.
2. Pencetakan dengan cara tekan forged piston, memerlukan paduan khusus untuk menghasilkan
kekuatan dan daya tahan terhadap temperatur tinggi lebih baik. Kelemahannya adalah bentuk
piston sangat sederhana dengan tujuan mal cetak dapat dikeluarkan lagi dari bagian dalam piston.

A. Definisi pengecoran Logam

Proses pengecoran logam pada dasarnya ialah penuangan logam cair kedalam cetakan
yang telah terlebih dahulu dibuat pola, hingga logam cair tersebut membeku dan kemudian
dipindahkan dari cetakan.
Jenis-jenis pengecoran logam yaitu:
1. Sand Casting, yaitu jenis pengecoran dengan menggunakan cetakan pasir. Jenis pengecoran ini
paling banyak dipakai karena ongkos produksinya murah dan dapat membuat benda coran yang
berkapasitas berton–ton.
2. Centrifugal Casting, yaitu jenis pengecoran dimana cetakan diputar bersamaan dengan
penuangan logam cair kedalam cetakan. Yang bertujuan agar logam cair tersebut terdorong oleh
gaya sentrifugal akibat berputarnya cetakan. Contoh benda coran yang biasanya menggunakan
jenis pengecoran ini ialah pelek dan benda coran lain yang berbentuk bulat atau silinder.
3. Die Casting, yaitu jenis pengecoran yang cetakannya terbuat dari logam. Sehingga cetakannya
dapat dipakai berulang-ulang. Biasanya logam yang dicor ialah logam non ferrous.
Ada beberapa macam pasir yang dipakai dalam pengecoran sand casting yaitu ;
1. Pasir Silika
Pasir silika didapat dengan cara menghancurkan batu silika, kemudian disaring untuk
mendapatkan ukuran butiran yang diinginkan.
2. Pasir Zirkon
Pasir Zirkon berasal dari pantai timur australia yang mempunyai daya yahan api yang efektif
untuk mencegah sinter.
3. Pasir Olivin
Pasir Olivin didapat dengan cara menghancurkan batu yang membentuk 2MgO, SiO2 dan
2FeO.SiO2. Pasir olivin mempunyai daya hantar panas yang lebih besar dibanding pasir silika.

B. Langkah Proses Pengecoran Piston

1. Design (Gambar)

Langkah pertama dalam proses pengecoran logam adalah mendesign atau menggambar, dimana
proses menggambar tersebut menggunakan software Autocad atau Catia. Untuk menggambar
piston kopling kami menggunakan software Autocad dengan gambar dan ukurannya.

2. Persiapan Bahan

Bahan-bahan yang akan digunakan dalam proses pembuatan produk Piston melalui proses
pengecoran logam diantaranya adalah sebagai berikut :

1. Papan kayu yaitu papan yang digunakan sebagai dasar dari pola Piston yang akan
dibuat dengan luas ukuran 400×600 mm.
2. Kayu balok yaitu kayu yang digunakan untuk membuat pola Piston dengan tebal 20
mm.

3. Dempul merupakan bahan yang digunakan untuk melapisi pola Piston dan menutup
rongga-rongga yang ada pada pola.

4. Isamu yaitu cat yang digunakan untuk melapisi pola Piston.

5. Methanol adalah campuran yang digunakan dalam proses isamu atau pelapisan pola.

6. Lem yang digunakan sebagai perekat amtara pola Piston dengan papan kayu.

7. Alumunium ADC 12 merupakan logam utama yang akan digunakan sebagai bahan
untuk membuat Piston.

3. Pembuatan Cetakan Pasir Co2

Jenis pengecoran logam yang digunakan untuk membuat handle kopling dilakukan
dengan menggunakan metode pengecoran cetakan pasir Co2 (Sand Casting), Maka hal-hal yang
perlu dipersiapkan antara lain ialah : Pasir Silika, Water glass, air, Cup & Drag, gas Co2 dan
Bahan Coating (Spirtus dan grafit).

Langkah pertama yaitu menentukan berapa banyak pasir silika yang kita butuhkan sesuai
dengan cup & drag yang ada. Lalu kita campurkan waterglass ke dalam pasir kemudian diaduk
hingga rata. Waterglass yang dipakai sekitar 3-6% berat pasir. Setelah pasir dan waterglass rata,
kemudian dimasukan kedalam cup & drag yang telah dimasukan terlebih dahulu pola coran dan
pada saat pasir dimasukan kedalam cup kita pasang cawan tuang yang langsung dilengkapi
dengan saluran turun dan memasang saluran penambah pada samping kiri dan kanan dari pola
coran. Setelah terisi penuh kita tembakan gas Co2 hingga pasir mengeras. Kemudian pola bisa
kita lepas dari cetakan dan selanjutnya pola tersebut kita coating dengan bahan coating yaitu
grafit yang dicampur dengan spirtus dicampur menjadi satu didalam wadah, selanjutnya
disemprotkan pada pola yang terbentuk pada pasir cetak yang bertujuan agar logam cair tidak
menempel pada cetakan sehingga mempermudah dalam pembongkaran dan pengambilan coran
dari cetakan. Selain itu proses couting juga dilakukan terhadap ladel dan tempat yang disiapkan
sebagai wadah jika ada logam cair yang tersisa.

4. Proses Peleburan
Logam yang kita lebur adalah logam alumunium ADC 12 yang dimasukan kedalam
tungku yang kemudian dipanaskan menggunakan burner dengan bahan bakarnya menggunakan
solar. Alumunium saat ini ialah logam kedua terbanyak setelah besi karbon (cast iron) yang
dipakai untuk komponen mesin, contoh dalam bidang otomotif. Selain itu juga dipakai pada alat-
alat rumah tangga seperti panci dll. Kelebihan dari alumunium ialah logam ini ringan, kuat,
konduktor panas dan listrik yang baik setelah emas dan tembaga. Titik cair dari alumunium
murni + 6500C. Tetapi alumunium jika dipadukan oleh unsur paduan maka titik cairnya akan
bertambah. Unsur-unsur paduan yang biasanya dipakai sebagai paduan aluminium adalah
silikon, tembaga, magnesium, timah dan lain-lain.

Alumunium cair sangat reaktif sekali terhadap gas hidrogen (H). gas hidrogen dapat membuat
gelembung udara terikat didalam alumunium cair yang mengakibatkan porositas pada produk
coran nantinya. Reaksi kimianya:

Steam Alumunium Hidrogen Alumunium oxide

Untuk mencegah porositas pada logam alumunium maka dapat dilakukan beberapa cara, antara
lain dengan melindungi alumunium cair menggunakan gas nitrogen (N2). Karena gas nitrogen
mengikat hidrogen sebagai penyebab porositas pada alumunium. Caranya yaitu dengan
menyemburkan gas nitrogen diatas alumunium cair hingga alumunium cair tersebut masuk
kedalam cetakan. atau dengan cara menggunakan flux . Yaitu flux ditaburkan pada permukaan
alumunium cair secara merata yang bertujuan agar gas hidrogen tidak dapat masuk kedalam
alumunium cair. Proses penaburan flux ini dilakukan ketika alumunium tersebut dalam keadaan
telah mencair.

Ada 4 macam flux yang dipakai dalam membuat produk alumunium menjadi lebih baik dalam
hal sifat-sifat fisik ataupun sifat mekaniknya, yaitu:

 Covering fluxes

Digunakan untuk mencegah gas hidrogen masuk kedalam alumunium cair

 Cleaning fluxes

Untuk menghilangkan kandungan padat nonmetalik dari alumunium cair


 Degassing fluxes

Dimasukan kedalam alumunium cair untuk menghilangkan gas yang terjebak dalam alumunium
cair yang dapat menyebabkan porositas

 Drossing-off fluxes

Digunakan untuk memperbaiki logam alumunium dari drosses.

5. Proses Tapping

Yaitu proses penuangan logam cair dari tungku ke dalam ladel yang dilakukan setelah logam
alumunium mencair dan telah ditaburi flux pada permukaan alumunium agar gas hydrogen tidak
dapat masuk ke dalam alumunium cair. Dalam proses penuangan logam cair dari tungku ke
dalam ladel harus berhati-hati dengan menempatkan ladel pada corong tungku supaya logam cair
yang dituang tidak terbuang keluar dari tungku.

6. Proses Pouring

Proses pouring adalah proses penuangan logam cair dari ladel ke dalam cetakan. Dalam proses
penuangan logam cair ke dalam cetakan ini tidak boleh terputus sampai cetakan pasir tersebut
benar-benar penuh oleh logam cair dan jika ada sisa, logam cair tersebut dituang ke dalam wadah
yang telah dipersiapkan dan sudah dicouting. Setelah selesai penuangan, logam cair tersebut kita
tunggu sampai membeku dengan waktu ± 30 menit. Berikut adalah gambar proses pouring.

8. Pembongkaran Cetakan

Setelah logam cair membeku dalam cetakan, baut penyambung antara cup dan drag kita buka,
kemudian cup dan drag kita pisahkan, cup diangkat bersama coran dan menyingkirkan pasir dari
cup, drag dan coran dengan cara memukul pasir tersebut menggunakan palu. Setelah terpisah,
coran kita angkat kemudian cawan turun, saluran turun, saluran masuk, saluran pengalir dan
penambah dipisahkan dari coran dan akhirnya sirip-sirip dipangkas serta permukaan coran
dibersihkan. Dalam proses pembongkaran ini dilakukan secara mekanis atau dengan tangan.
Pasir yang telah dpisahkan dikumpulkan dan cuci untuk memisahkan pasir dengan waterglass
sehingga pasir dapat digunakan kembali untuk membuat cetakan.

9. Pemeriksaan (Quality Control)


Proses pemeriksaan produk coran terdiri dari beberapa proses pemeriksaan yaitu :

1. Pemeriksaan rupa

- Pemeriksaan rupa/fisik

- Pemeriksaan dimensi (menggunakan jangka sorong, micrometer, jig pemeriksa dan alat ukur
lainnya)

2. Pemeriksaan Cacat dalam

- Pemeriksaan ketukan

- Pemeriksaan penetrasi (dye-penetrant)

- Pemeriksaan magnafluks (magnetic-particle)

- Pemeriksaan supersonic (ultrasonic)

- Pemeriksaan radiografi (radiografi)

3. Pemeriksaan material

- Pemngujian kekerasan (menggunakan metode Rockwell, Brinell, Vickers)

- Pengujian tarik

- Pengujian analisa kimia (spektrometri, EDS)

- Pengujian struktur mikro dan struktur makro

Setelah benda coran dibersihkan kemudian dilakukan pemeriksaan pada coran tersebut apakah
pada benda coran terdapat cacat, jika terdapat cacat yang memungkinkan tidak bisa diperbaiki
melalui proses finishing atau proses pemesinan maka benda kerja coran tersebut dilebur kembali.
Dari 6 benda coran yang dibuat hanya satu benda coran yang diambil karena benda coran ini
yang memenuhi kriteria bahwa benda coran tersebut baik dan selanjutnya dilakukan proses
pemesinan (machining process) untuk mendapatkan hasil produk yang lebih baik.

10. Produk Finishing


Setelah proses pemeriksaan selesai dan dipilih benda coran dengan hasil yang baik, selanjutnya
benda kerja tersebut dilakukan proses pemesinan menggunakan mesin milling dan mesin
gerinda.

C. Komposisi Material

Dalam pembuatan sebuah piston terdapat komposisi bahan-bahan untuk mendapatkan


kualitas terbaik antara lain sebagai berikut :

-Nitrogen : 1.5%

-Magnesium : 3.15 %

-Fosfor :3.85 % Diproses pada Suhu 600-900 C/ 1 – 1.5 jam

-Alumunium :90.0 %

-Lain-lain :1.50 %

Per 100 Kg

2.5 Cara kerja piston

Cara kerja piston yaitu mengubah energy gerak menjadi energy mekanik pada proses
pembakaran pada ruang bakar. Piston yang terhubung ke poros engkol (crankshaft,) melalui
setang piston menggerakkan piston naik turun sehingga proses pembakaran terjadi.

Contoh kerja piston pada motor 4 langkah yang memiliki pendingin ( Radiator Coolant)
Gambar 2 ( Contoh cara kerja piston pada motor 4 langkah )

Gambar 3 (Contoh kerja piston pada motor 2 langkah)

2.6 Jenis – jenis piston

Jenis piston dibagi menjadi 3 yaitu:

1.Piston Motorcycle
Piston motorcycle yaitu piston yang digunakan pada mesin motor.
Yang membedakan dari jenis piston lain adalah ukurannya yang paling kekecil dari jenis piston
lain.
Piston motorcycle dibagi menjadi 2 yaitu:
a.Piston motorcycle High Silicon adalah piston yang dipakai untuk motor 2 tak.
Gambar 4 Piston Tipe Motorcycle High Silicon

b.Piston Non High Silicon adalah piston yang dipakai untuk motor 4 tak.

Gambar 5 Piston Tipe Non High Silicon

2.Piston Diesel
Piston Diesel adalah jenis piston yang digunakan pada silinder mesin mobil,truk,bus
dan traktor. Pada jenis piston jenis ini dibagian kepala piston terdapat coakan sebagai
penampung oli sebagai pendingin saat proses pembakaran terjadi yang berguna untuk
mengurangi efek kompresi karena benturan pada kepala piston.
Gambar 6 Piston Diesel Tipe HO7CE untuk Truk Hino

3.Piston Gasoline
Piston Gasoline adalah piston semi diesel yang bahan bakunya terdapat campuran
silicon kualitas tinggi. Piston jenis ini digunakan untuk mobil,seperti Daihatsu Carry,Honda
Jaz,Toyota Avansa dll.

Gambar 7 Piston Gasoline

2. 7 Mengetahui proses dan pengaruh oversize pada piston.

Arti oversize bisa dipahami dengan mengganti atau memperbesar piston serta melakukan
bubut boring di ruang bakarnya yang berguna untuk memperbesar kemampuan boring.
Melakukan oversize artinya adalah mengganti ukuran piston pada motor lebih besar daripada
ukuran bawaannya. Oversize piston diartikan sebagai cara memodifikasi mesin motor dengan
cara memperbesar ukuran atau diameter pada piston motor. Variasi ukuran untuk oversize motor
biasanya menggunakan kenaikan setiap 0,25 mm yaitu ukuran 25, 50, 75, hingga 100 untuk besar
oversize maksimal. Apabila oversize sudah melebihi 100 atau 1 mm, maka sebaiknya untuk
mengganti boring dan menggunakan ukuran standar lagi atau oversize 0. Jika oversize melebihi
100 maka dikhawatirkan liner akan terlalu tipis dan tentunya hal tersebut akan menimbulkan
masalah baru. Dan ada juga selain dari pada over size yaitu Bore Up. Apa itu Bore Up? Bore up
adalah modifikasi yang dilakukan dengan tujuan untuk meningkatkan diameter piston yang
sudah jadi bawaan dari pabrikan. Dalam prosesnya, ukuran piston akan dibuat jadi lebih

besar. motor yang tadinya punya kapabilitas 150 cc bertambah cc-nya menjadi 220 cc. Atau pada
motor 220 cc, ukurannya berubah jadi 300 cc. Berapa besar peningkatan dari proses bore up ini
sepenuhnya bergantung pada pemilik motor tersebut , Bore Up ini banyak di gunakan pada motor
– motor balap resmi maupun Liar pada jalanan , dan ada pula juga kekurangan dari pada Bore
Up ini yaitu ;

 Penggunaan bahan bakar yang lebih boros karena peningkatan tenaga kendaraan. Efek ini
tetap terasa meskipun kamu menggunakan bahan bakar yang kualitasnya lebih tinggi
sekalipun.
 Penurunan top speed karena tempat filter yang dipakai tidak bisa menampung udara yang
dibutuhkan. Akibatnya, mesin seperti tertekan dan top speed-nya ikut menurun.
 Piston jadi lebih cepat rusak karena proses bore up motor yang tidak sesuai standar.
 Mesin jadi lebih cepat panas karena peningkatan tenaga serta kecepatan kendaraan
berakibat pada peningkatan pembakaran di dalam mesin.

BAB III

PENUTUP

KESIMPULAN

Piston adalah sumbat geser yang terpasang di dalam sebuah silinder mesin pembakaran
dalam silinder hidrolik,pneumatik dan silinder pompa. Piston pada mesin juga dikenal dengan
istilah torak adalah bagian (parts) dari mesin pembakaran dalam yang berfungsi sebagai penekan
udara masuk dan penerima tekanan hasil pembakaran pada ruang bakar. Piston terhubung ke
poros engkol (crankshaft,) melalui setang piston (connecting rod). Material piston umumnya
terbuat dari bahan yang ringan dan tahan tekanan, misal aluminium yang sudah dicampur bahan
tertentu (aluminium alloy). Piston merupakan salah satu komponenen penting didalam sebuah
silnder pembakaran,maka kepresisian dimensi piston berpengaruh dalam proses pembakaran.
Dari hasil pembakaran didalam silinder mesin maka diperoleh hasil pembakaran untuk
menggerakan mesin. Oleh karena itu kualitas dimensi merupakan unsur utama yang harus
diperhatikan.untuk mendapatkan hasil yang baik dibutuhkan material dengan komposisi yang
seimbang antara lain besi, alumunium,magnesium,dll serta proses produksi yang mendukung.

Intinya piston haruslah terbentuk dari material bahan yang baik, ringan, tahan terhadap
panas temperatur dan tekanan tinggi. Kenapa piston yang ringan adalah piston yang lebih baik?
sebagaimana diketahui, komponen-komponen engine bekerja dan parts-partsnya saling
bergesekan. ada loss power yang terjadi akibat gesekan tersebut. Piston yang lebih ringan
meminimalisir gesekan yang terjadi dan menyebabkan loss power semakin sedikit dan tentunya
berimbas pada tingkat responsifitas perform engine itu sendiri.
DAFTAR PUSTAKA

https://id.scribd.com/doc/280750690/Makalah-Piston

https://yamahadeta.co.id/news/bore-up-motor-pengertian-manfaat-
kelebihan-dan-kekurangannya
https://www.suzuki.co.id/news/oversize-piston-motor-pengertian-fungsi-
manfaatnya

https://www.maciag-offroad.com/wiseco-piston-kit-gas-gas-ec-f-450-13-
15-yamaha-wr-f-450-03-15-yz-f-450-03-09-sid102380.html
https://www.racingjunk.com/news/piston-primer-part-1/
https://catalog.zodiac.nl/en/07-engine/pistons-piston-rings/1200-cc-big-
bore-piston-kits-for-883-evolution-sportster-2200
https://www.google.com/search?
q=foto+cara+kerja+piston&tbm=isch&hl=id&chips=q:foto+cara+kerja+piston,online_chi
ps:mesin+4+langkah:G1--U0Db5mI%3D,online_chips:2+tak+dan:DTRZjaNlIUQ
%3D&sa=X&ved=2ahUKEwiv2YLa0eeCAxVX3DgGHfVUBYkQ4lYoAHoECAEQMg
&biw=1688&bih=781#imgrc=yAMVWe33hN21cM
https://www.indoparts.id/Tips-And-Tricks/246/Cara-Kerja-Mesin-Motor-
4-Tak
https://fastnlow.net/cara-kerja-mesin-2-tak-dan-4-tak/

Anda mungkin juga menyukai