Oleh:
ANGKATAN VIII
dilaksanakan dari tanggal 23 januari – 24 febuari 2023. Sholawat dan salam selalu
Adapun laporan akhir ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Apoteker di Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau dengan harapan sebagai calon
Dalam penyelesaian laporan akhir ini tidak terlepas dari do’a, dukungan,
1. Bapak apt. Enda Mora, M. Farm selaku Ketua Sekolah Tinggi Ilmu
2. Ibu Dr. apt. Adriani Susanty, M. Farm selaku Ketua Studi Program
3. Ibu apt. Tiara Tri Agustini, M. Farm selaku Koordinator Program Studi
5. Bapak Ali Yunas Nizar sebagai Komisaris dan Ibu Desi Wahyuni sebagai
(PKPA).
6. Ibu apt. Yohandita Suci Octari, S.Farm. sebagai Kepala Human Resource
7. Ibu apt. Tiara Sri Sudarsih, S.Farm sebagai Apoteker Penanggung Jawab
(PKPA).
(PKPA).
saran, nasehat, pengarahan dan bimbingan serta semua pihak terkait yang
Apoteker.
11. Orang tua dan keluarga yang senantiasa memberikan bantuan, dukungan
dan do’a yang tiada hentinya selama pelaksanaan Praktek Kerja Profesi
Apoteker ini.
ganda atas kebaikan yang telah diberikan kepada penulis. Penulis menyadari
bahwa dalam penulisan laporan akhir ini masih jauh dari kesempurnaan, untuk itu
selanjutnya. Semoga laporan ini dapat bermanfaat dan menambah wawasan bagi
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR.............................................................................................i
DAFTAR ISI..........................................................................................................iv
DAFTAR TABEL.................................................................................................vi
DAFTAR GAMBAR............................................................................................vii
DAFTAR LAMPIRAN.......................................................................................viii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
iv
2.7.2 Penyimpanan Narkotika (Anonim, 2015)...........................................19
2.7.3 Pelaporan Narkotika (Anonim, 2015).................................................19
2.7.5 Pemusnahan Narkotika (Anonim, 2015).............................................20
2.8 Perpajakan......................................................................................................21
BAB III TINJAUAN KHUSUS...........................................................................23
BAB V KESIMPULAN........................................................................................51
5.1 Kesimpulan....................................................................................................51
5.2 Saran.............................................................................................................51
DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................53
LAMPIRAN..........................................................................................................55
v
DAFTAR TABEL
vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
vii
DAFTAR LAMPIRAN
viii
BAB I
PENDAHULUAN
Republik Indonesia nomor 9 tahun 2017 tentang Apotek, definisi apotek adalah
Apotek (SIA), adapun SIA adalah bukti tertulis yang diberikan oleh pemerintah
menyelenggarakan Apotek.
Kefarmasian, apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus apoteker dan
dengan sediaan farmasi dengan tujuan meningkatkan mutu hidup pasien (Menkes,
2016).
berbekal ilmu teknis kefarmasian saja tetapi juga harus memiliki kemampuan
1
memahami manajerial yang meliputi pengelolaan administrasi, persediaan sarana
keuangan dan pengelolaan sumber daya manusia dengan dibantu oleh Tenaga
seorang apoteker masa depan yang lebih profesional dan berwawasan dan
Sekolah Tinggi Ilmu Farmasi Riau bekerjasama dengan Apotek Keluarga Grup
januari–24 febuari 2023. Dengan adanya Praktek Kerja Profesi Apoteker, seorang
etik.
masyarakat
kesehatan
2
dan hubungan interpersonal serta peningkatan kompetensi
praktek kefarmasiannya.
tanggal 23 januari-24 febuari, dengan jadwal 6 hari kerja dimulai pada pukul
07:15- 15:15 WIB untuk shift pagi dan pukul 14.00-22:00 WIB untuk shift siang.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
obat, pelayanan obat atas resep dokter, pelayanan informasi obat, serta
oleh tenaga kesehatan yang meliputi apoteker dan tenaga teknik kefarmasian.
Dimana Apoteker adalah sarjana farmasi yang telah lulus sebagai Apoteker dan
telah mengucapkan sumpah jabatan Apoteker yang dibantu oleh Tenaga Teknis
2.2 Apotek
tahun 2017 tentang Apotek, yang dimaksud dengan apotek adalah sarana
obat dan obat tradisional. Sediaan farmasi yang dimaksud adalah obat,
harus dikelola oleh Apoteker, yang telah mengucapkan sumpah jabatan dan
telah memperoleh Surat Izin Apotek (SIA) dari Dinas Kesehatan setempat
(Anonim, 2009).
Psikotropika
Narkotika
Kesehatan
5
8. Undang-undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2014 tentang tenaga
kesehatan
prekursor farmasi
pemerintahan daerah
12. Peraturan menteri kesehatan No. 64 tahun 2015 tentang organisasi dan
13. Peraturan Menteri Kesehatan No. 31 tahun 2016 tentang Registrasi, Izin
kesehatan
Kabupaten/Kota. Izin tersebut berupa SIA (Surat Izin Apotek). SIA adalah bukti
3. Paling lama dalam waktu 6 hari kerja sejak menerima permohonan dan
5. Paling lama dalam waktu 6 hari kerja sejak tim pemeriksa ditugaskan, tim
7
7. Dalam hal hasil pemeriksaan sebagaimana dimaksud pada ayat 5 dinyatakan
harus mengeluarkn surat penundaan paling lama dalam waktu 12 hari kerja
Formulir 6.
Berikut flowchart tentang ketentuan dan tata cara pemberian izin apotek :
8
Gambar 1. Alur Pemberian Izin Apotek
2.4 Pencabutan Izin Apotek (Anonim, 2002)
terus menerus
lain.
dikeluarkan:
9
- Pembekuan izin apotek untuk jangka waktu selama-lamanya 6 (enam)
yang memiliki surat tanda registrasi dan surat izin praktik. Dalam
a. Persyaratan administrasi
terakreditasi
pengenal
apotek dapat menjamin mutu sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan
penerimaan resep, 1 (satu) set meja dan kursi, serta 1 (satu) set
resep, etiket dan label obat. Ruang ini diatur agar mendapatkan
d. Ruang konseling
pengobatan pasien
12
dan kartu suhu.
f. Ruang arsip
b. Instalasi listrik
2.5.2 Pengelolaan Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan, dan Bahan Medis Habis
Pakai
dilakukan oleh seorang apoteker untuk tugas dan fungsi pelayanan apotek.
kegiatan di bidang material (arus barang) dan bidang lain yang berhubungan
13
penyerahan perbekalan farmasi, dan pemberian inforamasi mengenai
1. Perencanaan
Kesehatan, dan Bahan Medis Habis Pakai perlu diperhatikan pola penyakit,
2. Pengadaan
perundang-undangan.
3. Penerimaan
4. Peyimpanan
kadaluwarsa.
14
d. Sistem penyimpanan dilakukan dengan memperhatikan bentuk
Kabupaten/Kota.
kesehatan kabupaten/kota.
15
undangan.
6. Pengendalian
16
internal merupakan pelaporan yang digunakan untuk kebutuhan
17
meliputi pelaporan narkotika, psikotropika dan pelaporan lainnya.
pasien berkaitan dengan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahhan medis
habis pakai dengan maksud mencapai hasil yang pasti untuk meningkatkan
2. Dispensing
4. Konseling
18
perkerjaan yang akan dilaksanakan oleh karyawan dengan efektif dan
menentukan tanggung jawab dan wewenang untuk tiap pekerjaan dan hasil
karyawan.
mencantumkan nama jelas, nomor SIK, SIA dan stempel apotek. Satu surat
19
pesanan terdiri dari rangkap 4 (empat) dan hanya dapat untuk memesan satu
berikut:
berbeda c diletakkan di tempat yang aman dan tidak terlihat oleh umum
setempat.
akhir bulan
20
c jumlah yang diterima
b. tempat pemusnahan;
badan/sarana tersebut
f.cara pemusnahan
ditentukan.
2.8 Perpajakan
21
Pajak adalah suatu kewajiban setiap warga negara untuk
diketahui adalah:
1. Pajak Pertambahan Nilai (PPN). PPN adalah pajak yang harus dibayar
apotek pada setiap pembelian obat dari PBF. Besarnya PPN adalah 10
%.
2. Pajak reklame atau iklan (papan nama Apotek). Pajak ini dikenakan
apotek.
3. Pajak Bumi dan Bangunan (PBB). Pajak ini dikenakan setiap tahun dan
ketentuan :
22
dalam negeri dalam bentuk usaha. Pembayaran pajak penghasilan
23
BAB III
TINJAUAN KHUSUS
Apotek Keluarga pertama kali didirikan pada tanggal 1 Agustus 2001 di Jl.
HR. Subrantas No. 297 A Panam, Pekanbaru. Apotek Keluarga hadir dengan
memuaskan karena dilayani langsung oleh tenaga ahli di bidang Farmasi. Semakin
3.2.1 Visi
Indonesia.
3.2.2 Misi
K = Komitmen
E = Empati
L = Layanan Tulus
U = Unggul
A = Amanah
R = Religius
G = Gesit
A = Antusias
MD dan kepala finance & accounting. Setiap cabang dari apotek Keluarga Group
Store Manager (SM) dan apoteker. Store manager dan apoteker membawahi
25
langsung bagian administrasi store, kasir, staf penjualan dan SPG. Disetiap cabang
apotek. Apoteker dapat dibantu oleh Apoteker Pendamping dan beberapa Tenaga
Teknis Kefarmasian, Asisten Tenaga Kefarmasian, Staff penjualan dan ada juga
staff administrasi yang bertanggung jawab atas pemesanan dan pembelian untuk
sebagai berikut :
WIB. Apotek Keluarga tetap beroperasi pada hari libur. Pembagian kerja dibagi
dalam dua shift, yaitu shift pagi (Pukul 07.15-15.15) dan shift siang (14.00-
22.00).
1. Ruang racik
Pakaian seragam wajib digunakan setiap hari pada jam kerja, untuk
karyawan Apotek Keluarga dari hari Minggu sampai Jum’at, Perempuan: gamis
dengan warna hijau merah dan jilbab berwarna hijau, Laki-laki: kemeja dengan
warna hijau merah dengan bawahan celana kain berwarna hitam. Sedangkan hari
3.8 Sediaan Farmasi, Alat Kesehatan dan Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
Obat bebas
27
Pengertian obat bebas adalah obat yang dapat dijual bebas
tanda khusus untuk untuk obat bebas dan untuk obat bebas
hijau dengan garis tepi warna hitam. Contoh obat bebas yang
28
biru dengan garis tepi berwarna hitam. Contoh obat bebas
Obat Keras
terdapat huruf “K” yang menyentuh garis tepi. Contoh obat keras
Obat wajib apotek adalah obat keras yang dapat diserahkan oleh
2. Alat Kesehatan
29
3. Bahan Medis Habis Pakai (BMHP)
untuk penggunaan sekali pakai (single use) yang daftar produknya diatur
Resep merupakan permintaan tertulis dari dokter atau dokter gigi, kepada
apoteker, baik dalam bentuk paper maupun elektronik untuk menyediakan dan
menyerahkan obat bagi pasien sesuai peraturan yang berlaku. Resep yang diterima
di Apotek Keluarga yaitu Resep Umum dan Non Resep yang berarti pasien datang
30
BAB IV
PELAKSANAAN PKPA
pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai serta
pelayanan farmasi klinis dimana kegiatan ini sesuai dengan Peraturan Menteri
memiliki cabang di dalam dan diluar pekanbaru. Hingga saat ini Apotek Keluarga
Tinggi Ilmu Farmasi Riau dibagi menjadi 3 kelompok, yang akan ditempatkan
yang menjadi tempat praktek mahasiswa apoteker, yaitu Apotek Keluarga 5 Pasir
putih, Apotek Keluarga 7 di jl. Ahmad Yani, dan Apotek Keluarga 9 di jl. HR.
Soebrantas. Jam operasional dari seluruh apotek dibagi menjadi 2 shift, shift 1
dimulai dari jam 07.15-15.15 WIB, dan shift 2 dari jam 14.00-22.00 WIB.
31
Apotek Keluarga 5 merupakan cabang ke-5 dari Apotek Keluarga Grup,
sebagai Store Manager, yaitu apt. Rahma Delfiyanti, S.Farm dengan SIPA:
Staf Penjualan. Lokasi dari Apotek Keluarga 5 sangat strategis dan dekat dengan
berseberangan dengan Indomaret dan Pasar Syariah Pasir Putih serta memiliki
jarak yang dekat dengan klinik dan rumah sakit, salah satunya Rumah Sakit
yang dipegang oleh 1 Apoteker Penanggung Jawab apt. Yohandita Suci Oktariani,
S.Farm dan Store Manager, yaitu apt. Yulinda Anggraini, S.Farm, dan dibantu
dari Apotek Keluarga 7 sangat strategis dan dekat dengan keramaian, dengan
sebelah kiri berbatasan dengan Maps Coffee, dan berseberangan RS Awal Bross
Ahmad Yani, serta memiliki jarak yang dekat dengan perkantoran dan apotek-
apotek lainnya.
store manager apt. Tiara Sri Sudarsih, S. Farm dan dibantu oleh 3 Asisten
Apoteker serta 6 Staf Penjualan. Lokasi dari Apotek Keluarga 9 di jl. HR.
Soebrantas no 77E Tuah Madani dimana sangat strategis dan dekat keramaian,
dengan sebelah kiri ada Indomaret, sebelah kanan terdapat Sekolah Komputer, di
depan Apotek Keluarga 9 terdapat Rumah Sakit Jiwa Tampan, tak jauh dari
32
Apotek Keluarga melayani penjualan obat bebas, obat bebas terbatas, obat
tradisional, kosmetik, susu, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai sesuai
berdasarkanbentuk sediaan (tablet, sirup, sediaan solid, tetes mata, dan tetes
telinga) dan berdasarkan kelas terapi, tempat penyimpanan resep, loker tempat
menyimpan barang milik karyawan, ruang tunggu untuk pasien, etalase yang
khasiat dan sediaan dengan susunan alfabetis, serta minuman dingin di lemari
es, etalase penjualan alat kesehatan, musolla, gudang serbaguna, dapur, toilet
Whatsapp.
telah melayani dengan ramah, biasanya dimulai dengan sapaan “salam sehat
keluarga ada yang bisa dibantu” serta diakhiri dengan ucapan “terima kasih, salam
bersikap santun dan informatif dengan selalu berbicara dengan bahasa yang baik.
33
obat maka dicarikan obat dengan zat aktif dan khasiat sama dengan harga yang
lebih terjangkau atau ditebus sebagian dulu. Atau misalnya bila terjadi
kekosongan di salah satu outlet Apotek Keluarga maka akan langsung disarankan
ke cabang terdekat yang memiliki stok barang tersebut. Keadaan tersebut perlu
Setiap lokasi Apotek Keluarga ini cukup strategis, mudah dijangkau baik
dengan kendaraan pribadi maupun kendaraan umum serta memiliki parkiran yang
keselamatan pasien (patient safety) sehingga kualitas hidup (quality of life) pasien
Terapi Obat (PTO), dan Monitoring Efek Samping Obat (MESO) tidak dilakukan.
34
- Melakukan skirning resep
klinik di apotek atau rumah sakit yang berfungsi untuk mengurangi kesalahan
saat memberikan obat kepada pasien. Hal ini dilakukan untuk memaksimalkan
pengobatan rasional kepada pasien. Skrining dilakukan oleh apoteker atas resep
yang ditulis oleh dokter. Skrining dapat mengurangi kesalahan penetapan jenis
obat yang akan dikonsumsi hingga jumlah dosis yang dibutuhkan. Adapun
dokter.
durasi, jumlah obat dan kondisi khusus lainnya), keluhan pasien dan
lain-lain.
35
kesehatan terkait)
apoteker)
dokter bila ditemukan keraguan pada beberapa bagian jenis obat yang
bila jenis obat yang diberikan kurang sesuai dengan kondisi pasien.
36
a. untuk siapa obat tersebut
memberikan terapi
diinformasikan
Apotek juga dapat melayani obat non resep atau pelayanan swamedikasi.
Apoteker harus memberikan edukasi kepada pasien yang memerlukan obat non
resep untuk penyakit ringan dengan memilihkan obat bebas atau bebas terbatas
yang sesuai.
dengan resep, lalu mengambil obat yang dibutuhkan pada rak penyimpanan
dengan memperhatikan nama obat, tanggal kadaluwarsa dan keadaan fisik obat.
37
Pastikan alat-alat yang digunakan untuk meracik bersih dan tangan dicuci terlebih
dahulu, raciklah dengan baik dan benar. Setelah itu, berikan etiket dengan
menuliskan nama pasien, cara penggunaan, serta jenis dan jumlah obat sesuai
resep. Panggil pasien, memeriksa ulang identitas dan alamat pasien, lalu berikan
informasi mengenai obat. Jangan lupa minta nomor yang bisa dihubungi dan
pengkajian resep selesai, obat disiapkan oleh apoteker atau TTK sesuai dengan
obat, meracik obat, memberi etiket, dan memasukkan obat ke dalam wadah
Informasi yang diperiksa meliputi penulisan nama pasien, etiket yang diberikan,
nama obat, kadaluwarsa obat, keadaan fisik obat, aturan pakai, jumlah, dan
kekuatan sediaan obat. Pada sediaan racikan, jumlah obat diperiksa kembali oleh
berkonsultasi tentang pemilihan obat yang tepat untuk penyakit ringan yang
sedang dialami. Apoteker atau TTK akan merekomendasi obat bebas atau obat
38
- Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada mahasiswa
Informasi Obat yang mana kegiatan pemberian informasi mengenai obat kepada
terkini dan komprehensif yang dilakukan oleh apoteker kepada dokter, apoteker,
mengenai obat termasuk obat resep, obat bebas dan herbal. Informasi yang
diberikan meliputi dosis, bentuk sediaan, formulasi khusus, rute dan metoda
39
Kegiatan PIO di Apotek Keluarga ini kami lakukan dengan membuat
Leaflet yang bertemakan Dagusubu oabt Diabetes ( insulin pen ), Hipertensi pada
lansia, BUD ( beyond use date ), Waspada Kolestrol Tinggi, serta cara
Pencegahan Maag, dan cara sehat sikat Asam Urat lalu dibagi-bagikan ke
melalui via telepon atau bisa juga menggunakan sosial media. Kegiatan
dilakukan oleh Apotek Keluarga dan merupakan program dari apotek keluarga
namun untuk saat ini tidak berjalan dengan optimal karena ada beberapa hal yaitu,
ketebatasan waktu, jumlah karyawan dan karena pandemi covid kegiatan ini tidak
dengan memperkenalkan diri, lalu menanyakan Three Prime Question, jika belum
diberitahu dokter maka kita sebagai apoteker memberi tahu cara penggunaan
bagian tidak terpisahkan dan elemen kunci dari pelayanan kefarmasian, karena
40
dispensing saja, tetapi juga harus berinteraksi dengan pasien dan tenaga kesehatan
pelayanan farmasi yang mempunyai tanggung jawab etika serta medikasi legal
tidak dapat diberikan pada semua pasien mengingat waktu pemberian konseling
yang cukup lama. Oleh sebab itu diperlukan seleksi pasien yang perlu diberikan
- Pasien dengan populasi khusus (pasien geriatri, pasien pediatri, ibu hamil
lain-lain)
off”)
41
penyakit yang sama. Dalam kelompok ini juga termasuk pemberian lebih
satu jenisobat.
Selain itu, ruang konseling yang bersifat privasi belum tersedia. Meski
resep.
Selain tidak tersedianya ruang khusus konseling, alat peraga ataupun gambar
dan informasi obat yang diberikan kepada pasien sesuai dengan efek terapi yang
diharapkan. Sehingga pasien mendapatkan terapi obat yang efektif dan terjangkau
telah mendapatkan obat yang diberikan dipantau dengan cara pasien diharapkan
datang kembali ke Apotek 3/7 hari setelah penggunaan obat yang diterima.
apabila obat yang diterima memiliki efek terapi yang tidak diharapkan, pasien di
42
informasikan untuk datang kembali ke apotek atau pengobatan dengan obat
tersebut dihentikan.
melalui chat atau telepon, dengan menanyakan kabar pasien terlebih dahulu lalu
diberikan, serta menanyakan stok obat yang tersisa pada pasien, lalu di akhiri
dengan memberikan solusi dan harapan semoga pasien diberi kesehatan selalu dan
Keluarga 9 tidak dilakukan karena belum ada laporan terkait efek samping obat.
pemantauan terapi obat dan monitoring efek samping obat ini apoteker perlu
seharusnya bisa di dapatkan dari rekam medis (status pasien), sementara di apotek
tidak memegang atau memiliki rekam medis (status pasien) sehingga sangat sulit
harga perbekalan farmasi yang sesuai dengan kebutuhan dan anggaran, untuk
farmasi/obat yang ada di apotek menjadi lebih efektif, efisien dan sesuai dengan
anggaran yang tersedia. Perencanaan obat dikatakan baik apabila jumlah obat sesuai
dengan kebutuhan, mampu melayani jenis obat yang diperlukan pasien dan jumlah
43
pembelian menunjukkan keseimbangan dengan penjualan secara proporsional.
apoteker serta dibantu oleh asisten apoteker (AA). Perencanaan obat, alat
kesehatan dan BMHP di apotek keluarga berdasarkan buku barang kosong, buku
lost sale dan perencanaan cito. Buku barang kosong diisi setiap pagi oleh petugas
apotek, dengan melihat sisa stok fisik obat dan stok yang ada pada komputer.
konsumsi.
obatan dan perbekalan farmasi lainnya yang tergolong ke fast moving dan slow
moving dan dengan melihat rata-rata konsumsi di area populasi sehingga apoteker
Sedangkan untuk metode morbiditas jarang digunakan dan hanya pada kasus-
multivitamin akan dilakukan. Selain itu perencanaan juga dilakukan sesuai dengan
menjamin ketersediaan, jumlah, dan waktu yang tepat dengan harga yang
terjangkau dan sesuai standar mutu. Pengadaan dilakukan harus sesuai dengan
kerugian jika obat tersebut diadakan dan tidak terjual sama sekali.
44
apotek cabang yang lain jika ada permintaan cito, sedangkan pengadaan untuk
1. Pembelian
(MD). Selanjutnya tim MD akan mengevaluasi atau menilai obat yang sesuai
ke outlet. Apoteker di outlet akan melakukan print out atas Purchasing Order
(PO) yang telah diterima dan memberikan ke sales dari distributor. PO ini adalah
khusus yang ditulis tangan dan harus ditandatangani oleh Apoteker Penanggung
Jawab (APJ).
2. Konsinyasi
konsinyasi. Konsinyasi adalah obat yang dititip jual oleh distributor dan
baru ke apotek, jika sudah laku terjual baru kemudian dilakukan pembayaran ke
distributor tersebut dan jika tidak laku dalam jangka waktu tertentu yang telah
45
disepakati maka barang dapat dikembalikan. Beberapa barang konsinyasi yang
ada di apotek adalah wellness, nutrimax, seaquil, dan blackmorres. Apotek akan
menerima keuntungan dari setiap barang yang berhasil dijual dengan besar
pemesanan reguler yang mana dilakukan setiap 1 minggu sekali yang dikirimkan
dilakukan setiap hari kecuali malam minggu, yang mana berisi maksimal 10 item
obat fast moving pada hari tersebut setiap harinya. Pemesanan khusus dilakukan
spesifikasi, jumlah, mutu, waktu penyerahan dan harga yang tertera dalam surat
pesanan dan faktur dengan kondisi fisik yang diterima atau proses verifikasi
alat kesehatan dan BMHP yang telah dipesan dapat kita terima dengan
menyesuaikan antara Purchasing Order dari outlet, faktur dari distributor dan
fisik barang yang datang. Untuk obat bebas, bebas terbatas, dan obat keras reguler
46
terima perbekalan farmasi (obat/barang) antara staf gudang dengan tenaga
jumlah, nomor bets dan tanggal kadaluwarsa) dilakukan sebanyak dua kali
(double check), pertama dapat dilakukan oleh apoteker atau asisten apoteker lain,
kesalahan. Sesuai dengan surat jalan dan faktur penjualan, dilakukan penarikan
data untuk menyamakan barang yang tertera di surat jalan atau faktur dengan fisik
yang datang. Pada saat penerimaan barang pastikan keseseuaian barang yang
datang dengan faktur dan surat jalan, nomor batch barang serta menulis Expired
Datenya, jika terdapat ketidaksesuaian diberi tanda atau laporkan pada pihak
bersangkutan.
aman dari pencurian dan gangguan fisik yang dapat merusak mutu obat serta
menurut persyaratan yang ditentukan. Obat harus disimpan dalam wadah asli dari
pabrik. Dalam hal pengecualian atau darurat dimana isi dipindahkan pada wadah
lain, maka harus dicegah terjadinya kontaminasi dan harus ditulis informasi yang
jelas pada wadah baru. Wadah sekurang-kurangnya memuat nama obat, nomor
47
2. Laris (obat-obat dengan kategori sering dibeli/fast moving)
4. FEFO (First Expired First Out) dan FIFO (First In First Out)
obat golongan Prekursor, OOT dan psikotropika, obat pemakaian luar, alat
obat memiliki kartu stok pada kotak penyimpanannya. Setiap ada obat yang
masuk (berasal dari pembelian maupun dari cabang apotek) dan keluar (karena
penjualan maupun dropping ke cabang apotek) harus dicatat di kartu stok masing-
masing dan di-entry ke komputer.Fungsi kartu stok yaitu untuk memantau keluar
potongan harga dan menitipkan obat tersebut te outlet lain. Selain itu juga
48
dilakukan pencatatan harian stok (stock day) untuk obat-obat yang terjual pada
pengontrolan stok obat dan kesesuaian antara jumlah fisik obat dengan jumlah
obat pada kartu stok. Selain itu pengendalian juga dilakukan dengan cara mencatat
barang-barang yang kosong dan barang barang yang seharusnya terjual tetapi
tidak tersedia di apotek (lost sales). Pencatatan ini berguna untuk pertimbangan
semi Pareto yaitu menghitung investasi dana, jumlah barang dengan melihat
terdahulu, jumlah stock obat, harga per unit dan biaya pemeliharaan.
tidak terpakai karena kadaluwarsa, rusak, mutu tidak memenuhi standar atau
farmasi kepada pihak terkait sesuai dengan prosedur yang berlaku. Tujuan
tidak memenuhi syarat dikelola sesuai dengan standar yang berlaku. Adanya
Pemusnahan sediaan farmasi, alat kesehatan dan bahan medis habis pakai
yang tidak dapat digunakan harus dilaksanakan dengan cara yang sesuai dengan
49
atau psikotropika dilakukan oleh apoteker dan disaksikan oleh dinas kesehatan
oleh apoteker dan disaksikan oleh tenaga kefarmasian lain yang memiliki surat
izin praktik atau surat izin kerja. Pemusnahan dibuktikan dengan berita acara
kadaluarsa, resep, faktur dan arsip lainnya. Obat-obat yang telah kadaluarsa,
dipisahkan kedalam kotak dan dibei label expired date lalu di simpan ke gudang
kurangnya petugas lain di apotek dengan cara dibakar atau cara pemusnahan lain
pada saat pelaksaan PKPA, belum pernah dilakukan karena sistem manajemen
pengadaan produk bisa dikatakan baik, perputaran barang lancar sehingga tidak
dilakukan di satu tempat yaitu Apotek Keluarga pusat yaitu Apotek keluarga 1
perbekalan farmasi yang keluar dan masuk di apotek, pencatatan dilakukan pada
setiap proses pengelolaan sediaan farmasi, alat kesehatan, dan bahan medis habis
50
penyerahan (nota atau struk penjualan) dan pencatatan lainnya disesuaikan dengan
kebutuhan.
data yang akurat sebagai bahan evaluasi, tersedianya informasi yang akurat,
tersedianya arsip yang memudahkan penelusuran surat dan laporan dan mendapat
Surat pesanan
Faktur
Kartu stok
Struk penjualan
Surat jalan
1. Internal
laporan lainnya.
2. Ekternal
terkait.
BPOM.
Data yang dilaporkan meliputi periode, nama produk, satuan, jumlah stok
52
53
BAB V
KESIMPULAN
5.1 Kesimpulan
Tinggi Ilmu Farmasi Riau (STIFAR) periode 23 Januari – 24 Febuari 2023 yang
2016.
5.2 Saran
Selama mahasiswa PKPA tentu ada hal yang perlu ditingkatkan di Apotek
pasien yang akan menunjang penyembuhan pasien, maka dari itu mahasiswa
54
1. Menyediakan ruangan khusus konseling, agar pasien lebih nyaman dan
pentingnya peran Apoteker sebagai ahli obat dan menjadi pelanggan setia
55
DAFTAR PUSTAKA
Jakarta.
56
Anonim, 2014, Peraturan Menteri Kesehatan No. 9 Tahun 2017, Tentang
57
Lampiran 1. Struktur Organisasi Apotek Keluarga Group
58
Lampiran 2. Struktur Organisasi Apotek Keluarga
Apoteker penanggung
Jawab
SPG SPG
1 2
59
Lampiran 3. Surat Izin Praktik Apoteker Apotek keluarga
60
Lampiran 4. Apotek Keluarga 5
61
Lampiran 5. Lanjutan
62
Lampiran 6. Lanjutan
63
Lampiran 7. Form Salinan resep
64
Lampiran 8. Daftar Obat Fast Moving digunakan di Apotek Keluarga 5
No. Nama Obat Indikasi Efek Samping Interaksi
Mengantuk dan
1. Alleron 4 mg Antihistamin -
Pusing ringan
Gangguan
2. Anoxi (Vitamin C) Vitamin gastrointestinal, reaksi
-
hipersensitif
Mengantuk,
Meringankan
3. Alpara Gangguan -
gejala Flu
Pencernaan
Suplemen
4 Becom C makanan - -
Suplemen Gangguan
5. Becom Zet makanan gastrointestinal
Suplemen
6. Caviplex makanan - -
Gangguan
Cataflam (Na. gastrointestinal,
7. Analgetik
Diclofenak 50 mg) vertigo,reaksi -
hipersensitif
Muskuloskletal,
Barbiturate,
saluran pencernaan,
8. Dexa-M Antiinflamasi fenitoin,
system saraf,
rifampisin
moon face
Muskuloskletal,
Barbiturate,
saluran pencernaan,
9. Harsen Dexa 0,5 mg Antiinflamasi fenitoin,
system saraf,
rifampisin
moon face
Muskuloskletal,
Barbiturate,
saluran pencernaan,
10. Harsen Dexa 0,75mg Antiinflamasi fenitoin,
system saraf,
rifampisin
moon face
Muskuloskletal,
saluran pencernaan,
11. Dextamine Antiinflamasi -
system saraf,
moon face
Mengantuk,
Meringankan
12. Coparcetin gangguan -
geajal flu
gastrointestinal
Mengantuk,
Meringankan
14. Flutamol gangguan -
gejala flu
gastrointestinal
65
Mengantuk,
Meringakan
15. Flutamol-P gangguan -
gejala flu
gastrointestinal
Mengantuk,
Meringankan
16. Intunal-F gangguan -
gejala flu
gastrointestinal
Sakit kepala,
17. Incidal (Cetirizin) Antihistamin mengantuk, Alcohol
mulut kering
Muskuloskletal,
Barbiturate,
Lanadexon saluran pencernaan,
18. Antiinflamasi fenitoin,
(dexametason) system saraf,
rifampisin
moon face
Gangguan
Mefinal 250 mg (Asam gastrointestinal, Antikoagulan
19. Analgetik
Mefenamat) system hematopoetik, oral
system saraf
Gangguan
gastrointestinal,
Mefinal 500 mg Antikoagulan
20. Analgetik system
(Asam Mefenamat) oral
hematopoetik, system
saraf
Muskuloskletal,
Barbiturate,
saluran pencernaan,
21. Molacort 0,75 mg Antiinflamasi fenitoin,
system saraf,
rifampisin
moon face
Muskuloskletal,
Barbiturate,
saluran pencernaan,
22. Molacort 0,5 mg Antiinflamasi fenitoin,
system saraf,
rifampisin
moon face
Mengantuk,
Meringankan
23. Molexflu gangguan -
gejala flu
gastrointestinal
Gangguan
gastrointestinal,
24. Neuralgin XR Analgetik system -
hematopoetik,
system saraf
Sakit kepala, mulut
25. Omegtamin Antihistamin Alcohol
kering
Gangguan
gastrointestinal,
26. Ponstan Analgetik system -
hematopoetik, system
saraf
66
Gangguan
gastrointestinal,
27. Omestan 500 mg Analgetik system
hematopoetik, system
saraf
Gangguan
28. Polysilane hipermagnesemia -
gastrointestinal
Sakit kepala,
29. Pronicy Antihistamin mengantuk, -
mulut kering
Reaksi hipersensitif,
penggunaan jangka
Pyrex (Paracetamol Analgetik,
30. panjangdapat -
500 mg) antipiretik
menyebabkan sirosis
hati
Mengantuk,
Meringankan
31. Paratusin gangguan -
gejala flu
gastrointestinal
Reaksi hipersensitif,
penggunaan jangka
Analgetik,
32. Pamol panjangdapat -
antipiretik
menyebabkan sirosis
hati
Reaksi hipersensitif,
penggunaan jangka
Analgetik,
33. Sanmol (Paracetamol) panjang dapat -
antipiretik
menyebabkan sirosis
hati
Suplemen
34. Selcom-C - -
makanan
Unigin (Antalgin Reaksi hipersensitif,
35. Analgetik -
500mg) agramlositosis
Gangguan
Voltadex (Na. gastrointestinal,
36. Analgetik -
Diclofenak 50 mg) vertigo, reaksi
hipersensitif
67
Lampiran 9. Alur pelayanan resep
68
Lampiran 10. Form Dokumentasi Konseling
69
Lampiran 11. Daftar Tilik Skrining Resep (DTSR)
70
Lampiran 12. Form Swamedikasi
71
Lampiran 13. Lanjutan Form Swamedikasi
72
Lampiran 14. Lanjutan Form Swamedikasi
73
Lampiran 15. Pelayanan Informasi Obat berupa Leaflet
74
Lampiran 16. Tugas Studi Kasus
75