TUJUAN PERCOBAAN
DASAR TEORI
Sphygmomanometer atau lebih popular disebut tensimeter pertama kali di perkenalkan oleh Dr.
Nikolai Korotkov, ahli bedah Rusia untuk pengukuran tekanan darah. Sejak itu,sphygmomanometer
air raksa telah digunakan sebagai standar pengukuran tekanan darah oleh para dokter. Alat tersebut
bekerja menggunakaan hokum-hukum fisika yang bekerja pada fluida air raksa. Gambar 1.
meperlihatkan bagian-bagian umum dari tensimeter air raksa.
8
6
9 5
3
2
1
4
1
Keterangan :
Tekanan darah dari pembuluh yang diikat oleh manset akan diteruskan oleh udara melalui
pipa karet ke bejana manometer air raksa (mercuri). Hubungan kedua bagian tersebut mengikuti
hukum Boyle :
p. V = konstan (1)
p1 . V1 = p2 . V2 (2)
Tekanan pada pejana akan diteruskan zat cair air raksa (Hg) kesegala arah dengan sama rata
sesuai dengan hukum Pascal. Pada tensimeter menggunakan manometer pipa U, sehingga akan
mengakibatkan tekanan hidrostatika pada sisi yang lain. Maka berlaku :
2
pdarah ≅ pmanset ≅ pbejana ≅ hair raksa (6)
Dari persamaan (6) dapat disimpulkan bahwa tekanan darah pada tensimeter sebanding
dengan ketinggian air raksa pada manometernya.
Seharusnya sphyg air raksa anda secara teratur dikalibrasi secara berkala. Untuk memastika
sphygmomanometer perlu dikalibrasi atau tidak, dapat dapat dilakukan pengamatan sebagai
berikut:
1. Sebelum dipakai, air raksa harus selalu tetap berada pada level angka nol (0 mmHg).
2. Pompa manset sampai 200 mmHg, setelah beberapa menit, pembacaan tidak turun lebih dari
2mmHg ( ke 198 mmHg).
3. Laju Penurunan kecepatan dari 200 mmHg ke 0 mmHg harus 1 detik, dengan cara melepas
selang dari tabung bejana air raksa. Jika kecepatan turunnya air raksa lebih dari 1 detik,
berarti tensimeter tidak normal. Jika kecepatan penurunan terlalu lambat, akan mudah untuk
terjadi kesalahan dalam pengukuran. Biasanya tekanan darah sistolik pasien akan terlalu
tinggi karena tampilan bukan menunjukkan hasil yang sebenarnya. Begitu juga dengan
tekanan diastolik. Penurunan yang lambat dari air raksa ini dapat disebabkan oleh keadaan
berikut:
Saringan yang mampet karena dipakai terlalu lama
Tabung kaca kotor (air raksa teroksidasi)
Udara atau debu di air raksa
PERCOBAAN
5. Periksalah maset.
Dikatakan cacat jika retak, bocor,demensi tidak rata, busuk, kain sobek, pengait rusak.
Laporkan tindakan yang anda lakukan jika ada cacat tersebut (perbaikan atau diganti baru).
3
6. Periksalah kondisi manometer.
Dikatakan cacat jika air raksa tidak pada angka nol, air raksa hitam teroksidasi, pipa kaca
kotor, .
Laporkan tindakan yang anda lakukan jika ada cacat tersebut (perbaikan atau diganti baru.
Keluarkan air raksa dan cucilah jika teroksidasi.
1. Kemampuan Deflasi
Lakukan pemompaan tensimeter hingga 200 mmHg.
Lakukan penghitungan kehilangan tekanan hingga 3 menit.
Jika kehilangan tekanan lebih 2 mmHg maka tensimeter dinyatakan cacat.
2. Kemampuan inflasi
Lakukan pemompaan tensimeter hingga 200 mmHg.
Cabutlah pipa karet pada bejana.
Hitung waktu penurunan hingga air raksa turun pada skala 0 mmHg.
Tensimeter dinyatakan cacat jika penurunan lebih dari 1 deti maupun kurang dari 1 detik.
Perhatian !!!!
1. Air raksa adalah logam berat dan beracun. Hindari agar tidak mengenai organ atau tertelan
secara langsung maupun tidak langsung.
2. Air raksa akan bereaksi dengan emas, maka perlu hati-hati saat percobaan ini jika
menggunakan perhiasan yang terbuat dari emas.
4
CONTOH DATA HASIL PERCOBAAN
TENSIMETER (SPHYGMOMANOMETER)
2 Bola Pemompa
3 Katup pengontrol
4 Pipa karet
5 Maset
6 Manometer
7 Ventilasi udara
1. Kemampuan Deflasi
2. Kemampuan Inflasi
5
6