Sosiologi berasal dari bahasa Latin yaitu “socius” yang berarti 'kawan atau teman',
sedangkan “logos” berarti 'ilmu pengetahuan'.
Ilmu sosiologi diperkenalkan pertama kali di Indonesia pada awal abad ke-20. Pada masa itu,
Indonesia masih berada di bawah pemerintahan kolonial Belanda. Sejarah pendidikan tinggi di
Indonesia dimulai pada tahun 1920-an dengan didirikannya perguruan tinggi yang kemudian
menjadi cikal bakal Universitas Indonesia (UI) dan Institut Teknologi Bandung (ITB). Pada masa
tersebut, ilmu sosiologi termasuk dalam kurikulum perguruan tinggi tersebut.
Ilmu sosiologi diperkenalkan sebagai disiplin ilmu modern pada abad ke-19. Namun, akar-akarnya
dapat ditelusuri kembali ke pemikiran beberapa filsuf sosial dan politik penting pada periode
sebelumnya. Pada abad ke-19, tokoh-tokoh seperti Auguste Comte, Karl Marx, Emile Durkheim,
Max Weber, dan Harriet Martineau memainkan peran kunci dalam pengembangan sosiologi
sebagai disiplin ilmu yang mandiri. Auguste Comte, seorang filsuf Prancis, sering dianggap
sebagai "Bapak Sosiologi". Ia menciptakan istilah "sosiologi" dan mengembangkan pendekatan
ilmiah untuk memahami masyarakat. Karl Marx, dengan teori-teori sosialnya yang terkenal,
memberikan kontribusi penting terhadap pemahaman tentang struktur sosial, konflik, dan
perubahan sosial.