100%(1)100% menganggap dokumen ini bermanfaat (1 suara)
150 tayangan16 halaman
1. John Stuart Mill adalah tokoh utilitarianisme abad ke-19 yang mengembangkan konsep kebebasan dan keadilan.
2. Mill memperkenalkan konsep kebahagiaan individu dan membedakan kualitas kenikmatan.
3. Mill juga menekankan pentingnya kebebasan berbicara, mendapatkan pekerjaan, dan berkumpul bagi kemajuan masyarakat.
1. John Stuart Mill adalah tokoh utilitarianisme abad ke-19 yang mengembangkan konsep kebebasan dan keadilan.
2. Mill memperkenalkan konsep kebahagiaan individu dan membedakan kualitas kenikmatan.
3. Mill juga menekankan pentingnya kebebasan berbicara, mendapatkan pekerjaan, dan berkumpul bagi kemajuan masyarakat.
1. John Stuart Mill adalah tokoh utilitarianisme abad ke-19 yang mengembangkan konsep kebebasan dan keadilan.
2. Mill memperkenalkan konsep kebahagiaan individu dan membedakan kualitas kenikmatan.
3. Mill juga menekankan pentingnya kebebasan berbicara, mendapatkan pekerjaan, dan berkumpul bagi kemajuan masyarakat.
John Stuart Mill, yang lahir di London, 20 Mei 1806,
merupakan salah satu tokoh Utilitarianisme yang terkenal dalam menelurkan konsep kebebasan, yang dituangkan secara komprehensif di dalam bukunya On Liberty. Mill adalah anak dari James Mill dan murid dari seorang utilitarian ternama, Jeremy Bentham. Selain mengarang buku On Liberty, dan Utilitarianism, Mill juga mengarang sebuah buku yang berkaitan dengan ekonomi, Principles of Political Economy pada tahun 1848. Buku ini berupaya untuk memahami masalah ekonomi sebagai suatu masalah sosial; masalah tentang bagaimana manusia hidup dan ikut ambil bagian dalam kemakmuran bangsanya, baik dalam proses produksi, perlindungan terhadap produk dalam negeri dan perpesaing antar produk, maupun masalah distribusi melalui instrument uang dan kredit (mikhael dua,2008). Mill muda tidak pernah sekolah, namun ayahnya memberi Suatu pendidikan yang sangat baik. Terbukti sejak kecil usia 3 tahun sudah diajari bahasa Yunani, bahasa Latin pada usia 8 tahun, serta ekonomi politik dan logika (termasuk karya asli Aristoteles) pada usia 12 tahun dan mendiskusikannya dengan ayahnya.Selanjutnya Mill mempelajari ekonomi,Demonthenes dan Plato khususnya pada metode dan argumentasi Pada usia 15 tahun, ia membaca karangan Jeremy Betham dan berhasil mempengaruhi paradigma berfikirnya, sehingga ia mematangkan pendapatnya dan memantapkan tujuannya untuk menjadi ”Sosial Reformer” (pembaharu sosial). Ketika berusia 17 tahun, Mill bekerja di India House Company, di mana Ia mengabdi selama tiga puluh lima tahun sampai perusahaan tersebut bubar pada tahun 1853. Selamatahun 1865- 1868 Mill menjadi anggota dalam Lower House parlemen Inggris.Sejak kecil John Stuart Mill juga mendapatkan pendidikan langsung dari pamannya Jeremy Betham. Sehingga tidak mengherankan ketika berusia 20 tahun,Mill sudah terkenal sebagai pemimpin gerakan utilitarianisme yang kritis. Di sampingitu, ketika bekerja di India Company pada tahun 1823, Ia selalu meluangkan banyakwaktu untuk melakukan pengembaraan intelektual dan menyebarkan ajaran utilitarianisme melalui surat kabar dan jurnal Dalam hal pemikirannya mengenai ekonomi, Mill dipengaruhi oleh Thomas Robert Malthus, dimana pertumbuhan ekonomi selalu diliputi dengan tekanan jumlah penduduk dengan sumber yang tetap. Mill seorang utilitarian yang mencoba untuk memahami kebahagiaan secara lain, dimana menurutnya kebahagiaan, bukanlah semata bersifat fisik, melainkan lebih luas dari itu, dan Mill pun memperkenalkan sebuah konsep kebahagiaan individu, yang sebelumnya, para filsuf utilitarian kurang menyentuh hal tersebut. Menurut Mill tentunya berbeda terkait kebahagiaan individu dengan kebahagiaan umum. Suara hati menjadi dasar moralitas kaum utilitarian, sehingga akan menimbulkan implikasi didalam kehidupan sehari-hari terkait hubungannya dengan orang lain, dan disanalah eksistensi sebagai makhluk sosial menjadi nyata. Perasaan sosial yang timbul menuntut adanya suatu perhatian terhadap kepentingan umum diatas kepentingan pribadi. Maka, dikemudian hari akan memunculkan konsep kebebasan dan keadilan. Keadilan, akan diawali dengan pengakuan atas eksistensi hak-hak orang lain dan keadilan juga tidak terpisahkan dengan unsur kebebasan manusia. Masyarakat menurut Mill mestilah melindungi kebebasan individu dikarenakan hal tersebut merupakan bagian dari kebahagiaan umum. Menurut Mill penawaran selalu identik dengan permintaan, dan dia menerapkan pola fikir baru bahwa produksi tidaklah harus ditentukan dengan permintaan pasar, sehingga baginya tidak ada istilah overproduksi yang selama ini dicegah oleh kebanyakan orang. Adapun pendapat Mill lainya bahwa kemakmuran ekonomi tidak ditentukan oleh permintaan dipihak konsumen, serta produksi menurut Mill merupakan sebuah basis yang memungkinkan terjadinya kerja sama diantara pengusaha yang bebas. Mill dalam hal ini sejaan dengan Adam Smith yang hidup lebih awal darinya, dalam hal ini mengenai ide pembagian kerja menurut Smith, namun Mill memasukkkan unsur lain didalamnya yakni peran wanita sebagai kondisi yang memungkinkan terjadinya pembagian kerja yang riil. Kalau dalam Adam Smith dikenal istilah ‘the right man in the right place’, maka Mill menambahnya dengan ‘the right women’. Dalam kesempatan tadi, Mill mencoba menambahkan unsur moralitas didalam produksi, namun tidak terhenti disana saja. Mill mencoba untuk memasukkan ini dalam suatu kondisi ekonomi yang stagnan, dimana Mill menemukan alasan terjadinya stagnan tersebut pada buku The Princlpes of Economy and Taxation, milik David Ricardo, seorang pemikir ekonomi, yang cukup berpengaruh. Dalam mengatasi kondisi yang stagnan, menurut Mill mesti digiatkan lagi konsep kebahagiaan umum, dimana mencoba untuk menghindari akibat yang dialami dari stagnasi ekonomi tersebut terhadap semua orang. Menurutnya kegiatan ekonomi pada masa stagnan haruslah difokuskan pada pengentasan kemiskinan dan upaya pencegahan dari ketidakadilan ekonomi. Dalam konsep riil terkait pemikiran ekonominya, Mill mencoba untuk memberi 3 bidang pekerjaan yang dianggapnya ideal, yakni; pertanian, perusahaan, dan bank. Pertanian berkaitan dengan tanah, pemilik tanah, dan pekerja, yang tentunya saling berhubungan. Disana juga memunculkan sebuah penguasaan atas tanah,atau dalam hal ini sistem kepemilikan tanah, yang coba digantikan oleh Mill dengan sistem baru, yakni sistem pertanian yang bernuansa kompetitif. Pada perusahaan, yang mengidealkan perusahaan yang besar, dan penuh dengan persaingan usaha. Selain itu, ada pula bank dimana bank sangat berperan dalam kondisi ekonomi yang stagnan. Dapat pula memainkan peran strategisnya dalam mencairkan modal sekaligus mencegah jatuhnya harga. Sementara fungsi utamanya adalah menghidupkan kembali iklim spekulasi bisnis yang sehat. Pokok-Pokok Pemikiran John Stuart Mill 1.Utilitarianisme Secara umum etika utilitarianisme John Stuart Mill berbeda dengan para pendahulunya Jeremy Betham yaitu:Pertama, Mill tidak hanya membedakan kenikmatan menurut jumlahnya,melainkan juga menurut sifatnya. Sifat ini tidak hanya menyangkut keadaan- keadaan yang bersifat tambahan, seperti mahal, berharga, dan sebagainya,melainkan juga terutama yang bersifat hakiki; kenikmatan yang satu padahakikatnya lebih bernilai dibandingkan dengan kenikmatan lainnya. Dalam artiMill menganggap bahwa kenikmatan-kenikmatan memiliki tingkatan kualitas, karena ada kesenangan yang lebih tinggi mutunya dan ada yang lebih rendah Kedua, Mill mengedepankan pada watak sosial. Artinya kebahagiaan yangmenjadi norma etis adalah kebahagiaan semua orang yang terlibat dalam suatukejadian, bukan kebahagiaan satu orang saja yang barangkali bertindak sebagai pelaku utama. Raja dan seorang bawahan dalam hal ini har us diperlukan sama.Kebahagiaan satu orang tidak pernah boleh dianggap lebih penting daripadakebahagiaan orang lain 2.Kebebasan Manusia Dalam membuat garis batas kebebasan manusia, Mill mendata tiga kategoriutama: Kebebasan berbicara, mendapatkan pekerjaan dan berkumpul. Tidak adamasyarakat yang bisa disebut bebas jika tiga kebebasan tersebut tidak dihormati,apapun bentu kepemerintahannya. Untuk menjustifikasi kebebasan- kebebasantersebut, Mill menggunakan argumentasi yang sangat pragmatis dan utilitarian.Adalah penting manusia mengekspresikan kebebasannya karena pertama, pendapatnya mungkin benar. Kedua, meskipun pendapatnya mungkin salah.Ketiga, apakah pendapatnya salah atau benar, ia mendorong pemikiran dan respon 3. Pemerintahan dan Fungsinya J.S.Mill menekankan agar orang menyelidiki bentuk pemerintahan, lembaga-lembaga politik yang paling baik. Lembaga-lembaga itu sangat tergantung padakehendak manusia yang menciptakannya. Apabila lembaga-lembaga tersebut tidakdapat dipakai lagi, sudah tidak sesuai dengan kebutuhan masyarakat, maka dengan bantuan kehendak manusia, itu entah diubah, e ntah dikembangkan, entah digantioleh lembaga lain.Mill berpendapat bahwa undang-undang yang demokratis lebih menekankandan mengembangkan pemekaran pribadi setiap orang. Undang-undang tersebut juga memajukan dalam diri setiap individu suatu semangat publik, suatu semangatyang menyibukkan diri dengan kepentingan umum. Demokrasi menuntut lebihmemajukan kebebasan pribadi serta perkembangan pribadi pada masing-masingorang dari pada bentuk pemerintahan lainnya 4. The Subjection Of Women Mill berpendapat adanya perbedaan dalam hubungan sosial antara dua jeniskelamin adalah sesuatu yang salah. Karena hal tersebut dapat menjadi hambatandalam perbaikan manusia dan harus digantikan dengan suatu prinsip tentangkesetaraan sempurna yang mengakui tiadanya kekuasaan atau keisitimewaan padasatu kaum dari kaum jenis kelamin lain. Ia berpendapat bahwa kaum wanita harusdiberikan status yang setara dengan kaum pria dalam lingkup tempat kerja,keluarga, arena politik dan lain-lain. Tidak salah bahwa gagasan-gagasan Milltersebut yang terinspirasi dari diskusi panjang terhadap mantan istrinya Harriet,menjadi acuan bagi para feminis di dunia sekarang ini. 5.Pendidikan John stuart mill juga menyinggung tentang masalah pendidikan. Menurutnya,masyarakat tidak berhak melakukan pemaksaan sesuatu terhadap orang lain demikepentingan individu tersebut. Pemaksaan seperlunya hanya berlaku kepada anak-anak, bukan pada orang dewasa. Negara harus menuntut suatu pendidikanterhadap orang-orang yang dilahirkan sebagai warganya sampai pada standartertentu. Hal tersebut bukan berarti orang tua sebagai pelaku langsung terhadapanak-anaknya harus memaksakan anak- anaknya untuk bersekolah atau untukmengikuti suatu jenjang pendidikan apabila orang tua tersebut tidak mampu untukmenyekolahkan anak-anaknya. Di sini, negara harus berperan dalam memberikansuatu peranan untuk membantu kondisi tersebut agar anak-anak tidak dirugikanakan hal itu 6.Ekonomi Politik Ekonomi sebagai sebuah ilmu yang bersifat empiris, menjadi bagian dari pemikiran Mill kedepan. Dalam karyanya Principles of Political Economy, dia menyinggung masalah produksi, yang merupakan bagian dari aktifitas ekonomi,dalam hal pemenuhan kebutuhan masyarakat dan keinginan pasar. Menurutnyauang adalah kekuasaan, dan dalam rangka memenuhi kebutuhannya, manusiamembutuhkan kekuasaan. Mill, menganggap kemakmuran suatu bangsa tidak ditentukan dengan pemenuhan kebutuhan fisik semata, melainkan kontinuitas produksi Latar Belakang Pemikiran Mill ia menganggap bahwa kebahagiaan itu harus bersifat menyluruh, artinya kita tidak boleh hanya memikirkankebahagiaan individu saja tetapi juga harus memikirkan bagaimana untukmenciptakan sebuah kebahagiaan umum atau bersama. Sehingga dari sinilah iamelakukan pemikiran yang berbeda mengenai paham utilitarianisme gurunya,Betham.Ia juga berpendapat bahwa adanya pembeda antara perempuan dan laki-lakiadalah salah, karena hal tersebut dapat menghambat proses perbaikan manusia.Sehingga harus ada kesetaraan diantara keduanya, hal inilah yang kemudian melatar belakangi Mill untuk membuat sebuah buku yang b erjudul “The Subjection OfWomen”. Mill juga memberikan kontribusinya dalam pemikiran pendidikan untuk anak-anak, khususnya buruh anak-anak. Sebab anak-anak harus dilindungi terhadapkemungkinan bahwa mereka dirugikan oleh orang lain atau bahwa mereka dapatmerugikan dirinya sendiri. PENGARUH PEMIKIRAN JOHN STUART MILL Mill yang dikenal sebagai pembaharu dalam paham utilitarianisme yangcukup banyak menjadi bahan diskusi penting dikalangan filsuf di Eropa. Selain itu salah satu buku Mill yaitu, “The subjection of Women” merupakan salah satu karya terkenal dan mempunyai pengaruh yang luas terhadap kehidupan dalam perihal kebebasan wanita di dalam suatutatanan sosial. Ditangan Mill, Individualisme tidak lagi tampil kasar dan kaku. Oleh Mill pandangan- pandangan klasik disempurnakan dan diberi sentuhan yang lebih manusiawi. Ia juga memperbolehkan adanya campur tangan pemerinta h berupa perturan-peraturan dan kebijakan-kebijakan yang dapat membawa ke arah peningkatan efisiensi dan penciptaan iklim yang lebih baik John Stuart Mill melakukan legialasi sehingga buruh anak- anakterlindungi dan kondisi hidup serta kerja yang tidak dapat ditoleransidapat diperbaiki. TERIMA KASIH