Anda di halaman 1dari 12

METODE BETON

PRATEGANG
KELOMPOK II

SITTI NURKHATIJAH D011211010


ROKY SARANGNGA' D011211050
CHRISTOFER ADONIA MANGONTAN D011211078
MISWAR ANWAR D011211111
MUH. AMMAR DZAKIR D011211132
BETON PRATEGANG
Pengertian beton prategang menurut
beberapa peraturan yang berlaku di
dalam dunia konstruksi :
Beton prategang adalah teknik dalam konstruksi di
mana beton diberi beban atau tegangan sebelum
·Menurut ACI (American Concrete Institute),
pengecoran untuk meningkatkan kekuatan dan
beton prategang merupakan beton yang
kinerja strukturalnya.
mengalami tegangan internal dengan
besar dan distribusi sedemikian rupa
sehingga dapat mengimbangi sampai
batas tertentu tegangan yang terjadi
akibat beban eksternal.
·Menurut Draft Konsensus Pedoman Beton
1998, beton prategang adalah beton
bertulang yang telah diberikan tegangan
tekan dalam untuk mengurangi tegangan
tarik potensial dalam akibat beban kerja.
BAHAN BETON
PRATEGANG

01 BETON

02 BAJA PRATEGANG
PEMBERIAN PRATARIK (PRE-TENSIONED PRESTRESSED CONCRETE)
Pada metode pratarik, tendon ditegangkan dengan pertolongan alat pembantu sebelum beton dicor.
Gaya konsentris dipertahankan sampai beton cukup keras. Setelah beton cukup keras tendon
dipotong dan gaya prategang akan tersalur ke beton melalui lekatan. Dalam pembuatan secara
massal, maka metode ini sangatlah cocok.
Baja prategang diberi pratarik terhadap pengangkeran independen sebelum pengecoran beton di
sekitarnya. Sebutan pratarik berarti pemberian pratarik pada baja prategang, bukan pada baloknya.
Pemberian pratarik biasanya dilakukan di lokasi pembuatan beton pracetak
Sistem konstruksi pre tension sangat tergantung pada ikatan antara baja prategang dengan
beton. Transfer dari gaya prategang biasanya terjadi pada bagian ujung dan tegangan pada
tendon bervariasi dari nol pada ujung sampai pada harga tegangan prategang pada jarak
tertentu dari ujung. Disekitar tendon terdapat tekanan radial pada beton yang mengelilingi
tendon. Tekanan ini menimbulkan gaya gesek yang membantu mentransfer gaya dari baja
kepada beton. Hal inilah yang dikenal sebagai Efek Hoyer

Transfer gaya prategang pada ikatan


tidak terkonsentrasi pada ujung struktur,
tetapi dilakukan secara bertahap pada
panjang tertentu. Panjang transfer gaya
prategang ini disebut panjang
pengangkuran. Panjang pengangkuran
(L) terdiri dari panjang transfer (Lt) dan
panjang lekatan (Lb).
PANJANG
PENYALURAN
Menurut SNI 2002 strand yang digunakan untuk struktur Beton
Prategang Pra Tarik yang terdiri dari tiga atau tujuh kawat harus
ditanam diluar daerah penampang kritis dengan suatu panjang
penyaluran Ld tidak kurang dari :

Dimana :
fse : tegangan efektif pada tulangan prategang
db : diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand
prategang
fps : tegangan pada tulangan prategang pada saat penampang
mencapai kekuatan nominalnya.
PEMBERIAN PASCATARIK (POST-TENSIONED PRESTRESSED CONCRETE)
Pada metode pascatarik, tendon ditarik setelah beton dicor. Sebelum pengecoran dilakukan terlebih dahulu dipasang
selongsong untuk alur dari tendon. Setelah beton jadi, tendon dimasukkan ke dalam beton melalui selebung tendon
yang sebelumnya sudah dipasang ketika pengecoran. Penarikan dilakukan setelah beton mencapai kekuatan yang
diinginkan sesuai dengan perhitungan. Setelah penarikan dilakukan maka selongsong diisi dengan bahan grouting
Kegagalan pengangkuran pada konstruksi post tension disebabkan
oleh retak atau terbelahnya beton pada angkur. Di daerah ini tegangan
yang terjadi cukup rumit, sehingga perencanaan terhadap sistem
pengangkuran banyak dilakukan dengan pengalaman, tes dan aplikasi
di lapangan dari pada penggunaan teori. Menurut ACI, tegangan
tumpu rata-rata pada beton (average bearing stress) untuk kondisi
service adalah : Dimana :
Ab’: luas maksimum dari bagian permukaan
angkur pada beton yang sama dengan luas angkur
Ab : luas tumpu dari angkur (bearing area).

Sedangkan tegangan tumpu rata-rata untuk kondisi transfer adalah :


Jika pengangkuran dilakukan di lebih dari satu tempat, maka
perlu dilakukan penyederhanaan asumsi. Beban terpusat
yang bekerja diasumsikan sebagai beban terbagi rata
sepanjang lebar balok

Tegangan tekan langsung f bisa


dinyatakan sebagai rasio antara gaya
prategang total P dengan luas penampang
balok A, atau f = P/A . Pada struktur post
tension sebuah grid yang terdiri dari
batang tulangan vertikal dan horizontal
dipasang dekat permukaan end block
untuk menahan tegangan pencar
(bursting). Tulangan-tulangan tersebut
dipasang pada setiap end block sampai
panjang tertentu.
PERBANDINGAN METODE
PRE-TENSION & POST-TENSION
Kedua metode ini digunakan secara luas dalam
berbagai aplikasi konstruksi, termasuk jembatan,
bangunan bertingkat tinggi, dan infrastruktur
lainnya, untuk meningkatkan kekuatan, kestabilan,
dan daya tahan struktur beton.

Post-tension: Post-tension memungkinkan lebih fleksibilitas


Pre-tension: Proses pre-tension biasanya lebih
dalam desain struktur karena tegangan dapat disesuaikan
mudah dikendalikan karena kabel prategang ditarik setelah pengecoran. Proses ini sering digunakan di lapangan,
ke tegangan yang ditentukan sebelum pengecoran. memungkinkan fleksibilitas dan penyesuaian yang lebih besar
Namun, pembangunan pabrik atau fasilitas pra-cetak dalam konstruksi.
dapat diperlukan.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai