PRATEGANG
KELOMPOK II
01 BETON
02 BAJA PRATEGANG
PEMBERIAN PRATARIK (PRE-TENSIONED PRESTRESSED CONCRETE)
Pada metode pratarik, tendon ditegangkan dengan pertolongan alat pembantu sebelum beton dicor.
Gaya konsentris dipertahankan sampai beton cukup keras. Setelah beton cukup keras tendon
dipotong dan gaya prategang akan tersalur ke beton melalui lekatan. Dalam pembuatan secara
massal, maka metode ini sangatlah cocok.
Baja prategang diberi pratarik terhadap pengangkeran independen sebelum pengecoran beton di
sekitarnya. Sebutan pratarik berarti pemberian pratarik pada baja prategang, bukan pada baloknya.
Pemberian pratarik biasanya dilakukan di lokasi pembuatan beton pracetak
Sistem konstruksi pre tension sangat tergantung pada ikatan antara baja prategang dengan
beton. Transfer dari gaya prategang biasanya terjadi pada bagian ujung dan tegangan pada
tendon bervariasi dari nol pada ujung sampai pada harga tegangan prategang pada jarak
tertentu dari ujung. Disekitar tendon terdapat tekanan radial pada beton yang mengelilingi
tendon. Tekanan ini menimbulkan gaya gesek yang membantu mentransfer gaya dari baja
kepada beton. Hal inilah yang dikenal sebagai Efek Hoyer
Dimana :
fse : tegangan efektif pada tulangan prategang
db : diameter nominal batang tulangan, kawat atau strand
prategang
fps : tegangan pada tulangan prategang pada saat penampang
mencapai kekuatan nominalnya.
PEMBERIAN PASCATARIK (POST-TENSIONED PRESTRESSED CONCRETE)
Pada metode pascatarik, tendon ditarik setelah beton dicor. Sebelum pengecoran dilakukan terlebih dahulu dipasang
selongsong untuk alur dari tendon. Setelah beton jadi, tendon dimasukkan ke dalam beton melalui selebung tendon
yang sebelumnya sudah dipasang ketika pengecoran. Penarikan dilakukan setelah beton mencapai kekuatan yang
diinginkan sesuai dengan perhitungan. Setelah penarikan dilakukan maka selongsong diisi dengan bahan grouting
Kegagalan pengangkuran pada konstruksi post tension disebabkan
oleh retak atau terbelahnya beton pada angkur. Di daerah ini tegangan
yang terjadi cukup rumit, sehingga perencanaan terhadap sistem
pengangkuran banyak dilakukan dengan pengalaman, tes dan aplikasi
di lapangan dari pada penggunaan teori. Menurut ACI, tegangan
tumpu rata-rata pada beton (average bearing stress) untuk kondisi
service adalah : Dimana :
Ab’: luas maksimum dari bagian permukaan
angkur pada beton yang sama dengan luas angkur
Ab : luas tumpu dari angkur (bearing area).