Anda di halaman 1dari 3

KAJIAN LIVING QURAN DALAM TRADISI SEMA’AN DI MASJID

BAITUL QUDUS DESA BAKALAN KECAMATAN WONODADI


KABUPATEN BLITAR

Azza
Universitas Islam Negeri Sayyid Ali Rahmatullah Tulungagung

Abstrak

Kata Kunci :

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Salah satu kewajiban umat muslim yakni mempelajari Al-Qur’an. Al-
quran merupakan wahyu Allah yang telah ditetapkan untuk dijaga-Nya.
dengan cara penyampaian yang mutawatir QS. al-‘Araf ayat 158.1 Sehingga
tidak terjadi penyimpangan atau perubahan apapun terhadap Al-Qur’an
Sementara kitab terdahulu sebelum Al-Qur’an telah hilang, karena adanya
kelalaian atau tangan-tangan pada pihak yang tidak bertanggung jawab atas
itu. Seperti menambah dan mengurangi.2 Malaikat jibril digambarkan sebagai
pembawa turunnya wahyu kepada nabi Muhammad SAW. QS. Asy-Syu’ara’
ayat 193.3
Safwat M. Halilovic, dalam tulisannya menjelaskan bahwa “The
Qur`an is the principal source of Islam and the essence of Islamic living in an
ideological, legal and moral respect. That is why the Qur`an is the core of
Islamic way of life. The life of a Muslim is focused on the Qur`an, which is
present in all of its phases”.4 Dimana berdasarkan pernyataan tersebut dapat
diketahui bahwa umat muslim dituntut untuk bisa memanifestasikan inti
ajaran Islam melalui Al-Qur’an dalam setiap aspek kehidupannya.

1
Manna al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu al-Qur’an, Cet. 1; Jakarta Timur: Pustaka
Al-Kausar, 2015, h. 14
2
Syaikh Muhammad Al-Ghazali, Berdialog dengan al-Qur’an, Terj. Kayfa Nata’mal
Ma’al-Qur’an, t.t., h. 22
3
Manna al-Qaththan, Pengantar Studi Ilmu al-Qur’an.. h. 14.
4
Safwat M. Halilovic, Hifz Memorization of the Qur’an, Kairo: Dar al-Salam, 2005,
h. 25.
Perlu adanya upaya dalam selalu melestarikan nilai-nilai yang
terkandung dalam Al-Qur’an dengam melakukan berbagai cara yakni
membiasakan diri dengan selalu membaca maupun memahami isi Al-Qur’an.
Salah satu upaya yang dilakukan untuk mempelajari isi Al-Quran adalah
dengan adanya tradisi sema’an Al-Quran.5 Sima’an Al-Qur’an merupakan
salah satu kegiatan untuk menerapkan cara takrir baik membaca maupun
menghafal Al-Qur’an bersama-sama. Kegiatan ini merupakan bagian dari
tradisi umat Islam dalam menghidupkan atau menghadirkan Al-Qur’an dalam
kehidupan sehari-hari. Kegiatan ini sering di temukan dalam kalangan
masyarakat dan pesantren pada umumnya.6
Tradisi ini umumnya dilakukan oleh masyarakat pada saat bulan
Ramadhan tiba untuk mengisi waktu luang atau sembari menunggu datangnya
waktu buka puasa, akan tetapi di luar waktu Ramadhan, umunya tradisi ini
tidak dilakukan kembali. Tradisi semaan Al-Qur’an yang dilakukan
masyarakat umum biasanya dilakukan di masjid yang dilakukan secara
bersama-sama oleh masyarakat sekitar masjid. Tradisi semaan Al-Qur’an
tersebut sayangnya hanya dilakukan pada saat bulan Ramadhan saja.
Berbeda dengan tradisi sema’an Al-Qur’an di Masjid Baitul Qudus
Desa Bakalan Kecamatan Wonodadi Kabupaten Blitar. Tradisi ini biasanya
rutin dilaksanakan setiap hari Rabu. Kegiatan ini bertujuan untuk melatih
daya ingat santri dalam menghafal Al-Qur’an serta melatih mental santri di
depan banyak orang. Kegiatan ini dimulai ba’da Ashar yang di pimpin
langsung oleh Ustadz Das’ad.
Tradisi sima’an Al-Qur’an yang diadakan setiap hari Rabu di Masjid
Baitul Qudus sebagaisalah satu indikasi semangat belajar seorang santri untuk
mempelajari Al-Qur’an. Dengan adanya sima’an Al-Qur’an hari Rabu, para
santri bisa mendapatkan stimulus berupa lebih bersemangat dalam muroja’ah
dan menghafalkan Al-Qur’an. Karena dengan adanya sima’an setiap hari

5
Maskur, Tradisi Semaan Al-Quran di Pondok Pesantren, Al-Liqa: Jurnal Pendidikan
Islam, Vol.6, No. 1, 2021, h. 69.
6
Uyun Nadliroh, Implementasi Tradisi Simaan Al-Qur’an Dalam Peningkatan
Kualitas Hafalan Santri di Pondok Pesantren Al-Qur’an (PPA) Nur Medina Pondok Cabe Ilir
Pamulang, Skripsi. Jakarta: Institut Ilmu Al-Qur’an, 2020, h. 5.
Rabu ini santri bisa mendapatkan sarana untuk menjaga hafalan dan
membenahi hafalan yang rusak.
B. Rumusan Masalah
Fokus penelitian yang akan peneliti kaji disini adalah menyangkut
Tradisi Semaan Qur’an Setiap Hari Rabu di Masjid Baitul Qudus Desa
Bakalan Kecamatan Wonodadi Kabupaten Blitar. Dari fokus penelitian ini
dapat dijabarkan rumusan masalah sebagai berikut :
1. Bagaimana bentuk tradisi semaan qur’an di Masjdi Baitul Maqdis Desa
Bakalan Kecamatan Wonodadi Kabupaten Blitar?
2. Bagaimana implikasi tradisi semaan qur’an di Masjdi Baitul Maqdis
Desa Bakalan Kecamatan Wonodadi Kabupaten Blitar?
C. Metodologi Penelitian

PEMBAHASAN

A. Deskripsi Fenomena
B. Landasan Historis
Penelitian terdahulu menjadi acuan untuk peneliti dalam melakukan
penelitian, sehingga peneliti melakukan penelusuran karya ilmiah yang ada
kaitannya dengan sima’an Al-Qur’an. Dari pencarian historikal, pneleti
menemukan beberpa karya ilmiah yang serupa, adapun karya ilmiah tersebut
sebagai berikut.
C. Hasil Analisis

PENUTUP

Anda mungkin juga menyukai