(Studi Living Qur’an di Pondok Pesantren Abu Manshur Desa Weru Lor
Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon)
Juwaeriyah
1413344020
Jurusan Ilmu Al-qur’an dan Tafsir (IAT)
Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON
Juwaeriyah.tegal@gmail.com
Abstrak
Pendahuluan
Al-Qur’an merupakan Kitab Allah yang paling mulia dan wahyu langit terakhir ke
bumi yang dijaga oleh Allah dari segala bentuk pengubahan dan dijadikan sebagai rahmat
serta petunjuk bagi manusia1. Al-Qur’an mengandung nilai ibadah dalam membaca,
menghafal, mengamalkan hukum-hukum, etika-etika serta akhlak-akhlak yang
dikandungnya2
Menurut Ali Nurdin, al-Qur’an merupakan wahyu Allah yang diwahyukan secara
berangsur-angsur melalui perantara malaikat Jibril as kepada Nabi Muhammad. Al-
Qur’an merupakan kitab suci sekaligus pedoman bagi umat manusia di seluruh dunia
yang merupakan firman Allah dan diyakini kesuciannya, bertujuan supaya umat manusia
memperoleh sebuah kebahagiaan baik pada sat idunia maupun di akhirat 3. Al-Qur’an
sendiri didalamnya memuat lebih dari enam ribu ayat yang diturunkan secara berangsur-
angsur, ayat-ayat tersebut dihimpun menjadi suwar (surah)4.
Kehadiran Al-Qur’an dalam kehidupan manusia pada umumnya, memiliki tujuan
yang terpadu dan menyeluruh. Al-Qur’an bukan sekadar kewajiban pendekatan religius
yang bersifat ritual dan mistis, yang dapat menimbulkan formalitas dan kegersangan5
Dalam realitas yang dijumpai di kalangan masyarakat, perwujudan daripada
interaksi masyarakat dengan al-Qur’an dapat kita lihat dalam dua bentuk. Pertama, ada
sebagian orang yang mempelajari seputar tekstualitas al-Qur’an. Hal ini telah lama
digeluti oleh mereka para mufasir, baik mufasir klasik maupun mufasir kontemporer.
Tidak heran, banyak kitab-kitab tafsir yang lahir daripada kepiawaian mereka dalam
mengkaji al-Qur’an dilihat dari redaksi teksnya. Kedua, ada sebagian lagi yang mencoba
secara langsung menerapkan, serta mendayagunakan al-Qur’an secara praktis dalam
kehidupan sehari-harinya. Interaksi model kedua ini dapat kita lihat misalnya dengan
membaca al-Qur’an setiap hari dengan tujuan tertentu, seperti pengasihan, ingin
1
Ahmad Salim Badwilan, “Panduan Cepat Menghafal Al-Qur’an dan Rahasia-rahasia
Keajaibanya” (Jogjakarta: Diva Press, 2009), hlm 6.
2
Ibid, hlm 7.
3
Ali Nurdin, Qur’anic Society. (Jakarta: Erlangga, 2006), pada halaman pendahuluan I .
4
Ingrid Mattson,Ulumul Qur’an Zaman Kita, ter. R. Cecep Lukman Yasin. (Jakarta: Zaman,
2013), hlm 46.
5
M. Quraisy Shihab, Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas Perbagai Persoalan Umat, cet 9
(Bandung: Mizan, 1999), hlm 13.
dimudahkan rizkinya, bahkan sampai untuk mengusir makhluk haluspun dengan bacaan-
bacaan ayat suci al-Qur’an. Ada juga yang menghafal alQur’an dengan cita-cita ingin
mencerdaskan pikiran, menenangkan hati, bahkan mengharapkan keturunannya kelak
sama menjadi penghafal al-Qur’an.
Rasulullah SAW merupakan seorang tokoh teladan bagi kaum muslimin, untuk
benar-benar bisa meneladani Rasulullah SAW kita harus memahami kepribadian beliau
secara komprehensif terhadap kehidupan beliau. Dengan memahami kehidupan beliau
maka akan timbul rasa cinta kepada beliau dan akan lebih memudahkan bagi seseorang
untuk meneladani kepribadian beliau dan bisa menempatkan posisi beliau kepada posisi
yang istimewa. Dikalangan masyarakat muslim Indonesia bukti kecintaan mereka kepada
Nabi Muhammad SAW diwujudkan dalam tradisi keagamaan yang dikenal dengan tradisi
Shalawat. Shalawat merupakan kalimat yang tidak asing lagi bagi masyarakat muslim,
akan tetapi banyak ragam kalimat shalawat dari mulai yang paling pendek sampai yang
paling panjang.
Di dunia Islam terdapat banyak sekali macam-macam shalawat, namun secara
garis besar shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dapat digolongkan menjadi dua
macam yaitu Shalawat Ma’tsurah6 dan Shalawat Ghairu Ma’tsurah.7
Semakin berkembangnaya agama Islam di Indonesia, banyak sekali umat Islam
yang menjadikan shalawat sebagai wasilah mendekatan diri kepada Allah. Sebagaimna
yang dikatakan oleh Sayyid Syekh Yusuf an Nabhani yang dikutip oleh Sokhi Huda
(2008: 119), yaitu jalan tercepat menuju whusul kepada Allah adalah memperbanyak
istighfar dan membaca shalawat kepada Nabi Muhammmad SAW. Kaitanya dengan
wasilah untuk mendekatkan diri kepada Allah dalam dunia tasawuf dikenal dengan
tarekat. Selain dijadikan sebagai wasilah ada juga sebagian umat islam menjadikan
shalawat sebagai amalan atau wirid yang dilakukan setiap hari, mereka beranggapan
bahwa itu merupakan salah satu cara untuk bisa mendekatkan diri dengan Allah dan
Rasulnya. Shalawat yang sering diamalkan oleh kalangan umat muslim, di antaranya :
shalawat Nariyah, shalawat Burdah, shalawat Fatih, shalawat Munjiat dan shalawat Baha
serta shalawa yang lainya. Sebagaimana yang dilakukan di salah satu pondok pesantren
6
Shalawat Ma’tsurah ialah shalawat yang redaksinya langsung diajarkan oleh Rasulullah SAW
seperti Shalawat Ibrahimiyah. Muhammad Ruhan Sanusi, Wahidiyah untuk Menjernihkan Hati dan Ma’rifat
Billah Wabirasulihi, (:Penerbit DPP PSW, 2006) hlm. 66.
7
Shalawat Ghairu Ma’tsurah ialah shalawat yang redaksinya disusun oleh selain Rasulullah SAW.
yakni Pondok Pesantren Abu Manshur Weru Cirebon yang menjadikan shalawat nabi
sebagai amalan harian dan rutinitas di pondok.8
Penelitian ini sesungguhnya hendak menjawab beberapa poin penting yang
dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana pembacaan Shalawat Yusriyah Pondok Pesantren
Abu Manshur? Bagaimana resepsi santri terhadap pembacaan Shalawat Yusriyah di
Pondok Pesantren Abu Manshur?
Pondok Pesantren Abu Manshur betempat di Jln Syekh Datul Kahfi no 66 Rt.07
Rw.02 Desa Weru Lor Kec. Weru Kab. Cirebon 45154. Pondok pesantren ini termasuk
salah satu pondok pesantren tertua yang ada di daerah Weru, seperti pondok pesantren Jati
Sari dan Pondok Pesantren Sukun Sari yang masih memiliki hubungan keluarga baik dari
segi nasab maupun segi perkawinan, dan menjadi cikal bakal munculnya pondok
pesantren lainnya di sekitar daerah tersebut. 10 Pondok pesantren Abu Manshur telah ada
sejak tahun 1955 M, melihat dari tahun dibangunnya masjid Al-Ikhsan 11 yang dibangun
oleh KH. Manshur Ali. Setelah beliau pulang dari pondok pesantren Tebu Ireng, melihat
daerah weru masih jauh dari masjid, yang ada saat itu hanya masjid Al-Arofat yang ada di
Penembahan, maka beliau membeli tanah yang berada di depan rumahnya untuk dibangun
langgar (masjid).
KH. Manshur Ali dikenal oleh masyarakat sekitar tentang kedalaman ilmu
agamanya, sehingga tidak begitu banyak masyarakat sekitar yang ingin belajar ilmu
agama kepada beliau. Keberadaan KH. Manshur Ali sebagai ulama yang karismatik dan
tegas dalam mengajarkan ilmu Al-Quran pada masa itu sudah terdengar kemana-mana
sehingga banyak orang-orang yang dari luar daerah seperti dari pekalongan, pedagan,
kapetakan berdatangan untuk belajara ilmu agama. Sehingga sekitar tahun 1966/1967M
sudah ada santri yang tinggal di situ kurang lebih ada seratus santri tapi masih pasang-
surut, maka pada tahun 1988 KH. Manshur Ali membangun asrama tiga kamar tempatnya
di samping kiri masjid sebagai tempat para santri tinggal.
8
Hasil wawancara dengan Pengasuh Pondok Pesantren Abu Manshur Weru, tanggal 20 Maret
2017 di Pondok Pesantren Abu Manshur
9
Pondok Pesantren yang berada di Jln Syekh Datul Kahfi no 66 Rt.07 Rw.02 Desa Weru Lor Kec.
Weru Kab. Cirebon 45154.
10
Hasil wawancara dengan KH. Alimuddin Lc AL-Hafidz di Pondok Pesantren Abu Manshur
Weru, tanggal 18 Maret 2017
11
Sudah direhab dan dibangaun kembali pada tahun 1418 H/1996M yang sekarang berganti nama
musholah Abu Manshur.
Awalnya nama Pondok Pesantren Abu Manshur yakni dikenal dengan pondok
pesantren KH. Manshur, sebutan itu keluar dari masyarakat sekitar untuk menyebut
KH.Manshur Ali sebagai pendiri pondok pesantren Ki Manshur.12 Pengajian yang ada di
pondok KH. Manshur mempelajari kitab-kitab dasar tentang ilmu Al-Quran, sedangkan
ilmu Alat Nahwu dan Shorof serta kajian kitab kuning itu di ajarkan oleh KH. Zakaria
Ali13. Setelah para santri selesai atau lulus mempelajari kitab-kitab dasar yang diajarkan
oleh KH. Manshur Ali, maka melanjutkannya ke pondok KH. Zakaria Ali dan disana di
ajarkan ilmu-ilmu alat seperti Nahwu dan shorof, selain pengajian ilmu-ilmu agama, ilmu
bela diri pun diajarkan seperti paguron yang didirikan oleh KH Anwar Yafi (Adik Kh
Zakaria Ali)14
KH. Manshur Ali wafat pada tahun 1992, pada saat itu nama pondoknya yakni
pesantren Salafiyah. Semasa KH. Manshur Ali sakit, beliau menghibahkan semua
hartanya kepada KH. Madkhosim MM.dan disaksikan oleh saudara-saudaranya. Setelah
KH Manshur Wafat. Maka KH. Madkosim mulai tinggal di situ. Kemudian KH Zakaria
Ali (Adik dari KH Manshur Ali) pondok tersebut di beri nama Abu Manshur yaitu
mensibatkannya nama pondok kepada KH. Manshur yang memberi hibahnya.
12
Wawancara dengan ustad Yusuf di rumah beliau, tanggal 03 April 2017.
13
KH. Zakaria Ali adalah adik KH Manshur ali, dan beliau adalah pendiri pondok Al-Musyawirin
yang tempatnya tidak jauh dari konpleks Pondok Pesantren Abu Manshur.
14
Arsip Pondok Pesantren (Buku Induk Santri Pondok Pesantren Abu Manshur)
15
Hasil wawancara dengan bu Nyai Maslikhatusshalikha bertempat di kediaman K.H Alimuddin Lc
al Hafidz, tanggal 18 Maret 2017
Pada tahun 1993 Abu Manshur resmi dipimpin oleh KH. Madkosim dan pada tahun itu
juga pondok pesantren Abu Manshur menjadi pondok mukim, hanya berupa Masjid,
Rumah, dan Arama.Santri putri tempatnya di rumah dan santri putra tempatnya di asrama
samping masjid yang terdiri dari 3 kamar.terus berkembang-berkembang sampai pada
tahun 2000 berdiri SMP Terbuka yang kemudian menjadi SMP beneran (Resmi) yang
diberi nama SMP Abu Manshur, dan sekolah aliah yang diberi nama MA Al-
Musyawirin.16 Ditahun 2010 masa kepemimpinan pondok pesantren Abu Manshur beralih
kepada menantu dan anaknya yakni, KH. Moh. Alimudin.Lc (menantu) dan Nyai
Maslikhatusshalikha S.Tr. Keb (anak).
KH. Moh. Alimudin.Lc lahir disebuah desa yang terletak di kabupaten Tegal
yakni di desa Pesayangan Rt 14 Rw 03 Kec Talang Kab Tegal. Beliau merupakan anak
pertama dari 5 bersaudara pasangan Bpk H. Ismail dan ibu H. Zahro. Sejak kecil beliau
memang sudah aktif dalam kegiatan keagamaan. Beliau merupakan anak pertama dari
lima bersaudara.
Beliau memulai pendidikanya yakni di TK Masyitoh Pesayangan, kemudian
melanjutkan Sekolah Dasar di SDN Pesayangan 01. Setelah selesai Sekolah Dasar di SDN
Pesayangan 01 beliau meneruskan studinya di Pondok Pesantren Al-Hikmah Benda
Sirampog Brebes yang di Asuh oleh KH. Shodiq Suhaimi, KH. Masruri Abd.Mughni dan
KH. Labib Shodiq. Di Ponpes Al-Hikmah ia memulai pendidikan agamanya di Madrasah
Muallimin (MMA) selama 6 Tahun, disamping itu juga ia mengikuti pendidikan formal di
MTS Al-Hikmah (1994-1997) dan MAK Al-Hikmah (1997-2000).
Setelah Lulus dari MMA, Moh Alimudin melanjutkan studinya di Pondok
Pesantren Tahfidzul Quran Al-Amin (lebih dikenal dengan sebutan Pondok Balong) untuk
menghafalkan Al-Quran. Pondok Tahfidzul Quran ini diasuh oleh KH.Aminudin Al-
Hafidz dan Putranya KH. Abdurrosyid Al-Hafidz. KH.Aminudin adalah murid dari
KH.Suhaimi (Pendiri Ponpes Al-Hikmah) dan juga murid dari KH. Munawwir Krapyak,
sehingga disaat KH. Aminudin dipesantren Krapyak sempat bersama dengan KH.Arwani
Kudus yang saat itu menjadi seniornya.
16
Arsip Pondok Pesantren (Buku Induk Santri Pondok Pesantren Abu Manshur).
17
Pengasuh Pondok Pesantren Abu Manshur Weru, Periode 2010- sekarang.
Di Ponpes Tahfidzul Qur’an Al-Amin beliau menghatamkan Al-Quran sebanyak
2x dengan setoran secara Hafalan kepada KH. Aminudin dan Juga 2x hatam setoran
hafalan Al-Quran kepada KH.Abdurrosyid. Setelah selesai menghafal Al-Quran di Ponpes
Tahfidzul Quran Al-Amin, pada Tahun 2002 beliau melanjutkan Studinya di Universitas
Al-Azhar Cairo Mesir.Beliau masuk di Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir dan
menyelesaikan Studi S-1 nya pada tahun 2007. Namun beliaumasih tetap belajar di Cairo
sampai dengan tahun 2009. Semasa di Mesir dari tahun 2002 s.d 2009, Ia belajar pada
para Ulama yang berada di Cairo. Diantara nama para Ulama yang menjadi gurunya
yakni:
18
Istri dari Pengasuh Pondok Pesantren Abu Manshur Weru, Periode 2010- sekarang.
Beliau pernah mengenyam pendidikan di SDN 1 Weru Kidul kemudian
melanjutkan pendidikan yakni mesantren dan bersekolah di MTS Darul Muttaqim dan
MA Darul Muttaqim di Bogor. Setelah lulus beliau melanjutkan kuliah di YPDR Jakarta
dan melanjutkan D4 di Akbid BPN jurusan Pendidikan.
Ditengah kesibukan beliau mengurus santri, putri sulung dari enam bersaudara
beliau tetap berkibrah di lembaga kesehatan di Kabupaten Indramayu sebagai bidan di
salah satu lembaga kesehatan. Mengabdikan seluruh hidupnya untuk dunia pendidikan
dan kesehatan adalah obsesi Beliau Motto hidup beliau “Hidup Mulia Dunia Akhirat”.
Pondok Pesantren Abu Manshur merupakan salah satu pondok yang memiliki
rutinitas amaliyah yang dilakukan oleh para santri dan pengasuhnya. Amaliah tersebut
yakni pembacaan Shalawat Yusriyah. Berdasarkan penuturan pengasuh melalui sebuah
wawancara, beliau menjelaskan bahwa adanya pembacaan Shalawat Yusriyah di Pondok
Pesantren Abu Manshur sendiri yakni bentuk itti’ba (mengikuti) rutinitas yang dilakukan
oleh pengasuh ketika mentuntut ilmu di Cairo Mesir.
Pembacaan Shalawat Yusriyah ini sudah berlangsung sejak tahun 2010. Alasan
pengasuh Pondok Pesantren Abu Manshur memilih Shalawat Yusriyah sebagai amal
sehari-hari bagi para santri dan pengasuh karena pengasuh pondok pesantren KH. Moh
Alimudin al-hafidz telah mendapatkan ijasah shalawat Yusriyah langsung dari sang guru
besarnya yakni Maulana Syekh Yusri Rusydi Jabar al Khasani yang merupakan seorang
ahli Thoriqoh asli sufi (ahli agama) dan Dokter Ahli Bedah dari Mesir Cairo. Sebenarnya
beliau tidak hanya mendapatkan ijasah berupa Shalawat Yusriyah saja masih banyak
amalan-amalan yang beliau dapat dari Maulana Syekh Yusri Rusydi Jabar al Khasani
seperti Shalawat Asasi, Hisb Bakhr, Hisb Nawawi, Do’a istighosah dan masih banyak lagi
alasan beliau memilih Shalawat Yusriyah sebab didalamnya selain ada beberapa shalawat
juga terdapat ayat-ayat al-Qur’an yang bisa dijadikan sebagai penjagaan diri.
Beliau pun memberikan ijasah Shalawat tersebut kepada para santrinya agar selalu
diamalkan setiap harinya, menurut beliau salah satu orang yang rugi di dunia ialah orang
yang tidak memiliki amalan sedikitpun di dunia, karena hidup didunia diibaratkan kita
sedang menabung untuk di akhirat. Beliau juga menjelaskan bahwa shalawat dapat
mengubah sudut pandang, cara berpikir, perilaku dan perasaan kita. Maka luangkanlah
waktu untuk bershalawat dan itu merupakan sebuah keharusan. Selain itu juga salah satu
manfaat bershalawat dapat mendekatkan diri kita kepada Allah SWT dan Rasul, yang
mana bila diri kita dekat dengan Allah dan Rasul maka Allah dan Rasul juga akan dekat
dengan kita dan bila kita sudah dekat dengan Allah jika kita menginginkan sesuatu atau
memiliki hajat dan berdoa maka Allah akan mengabulkan apa yang kita inginkan begitu
pula dengan Rasul.
Bila kita cinta dengan Rasul maka kita tergolong umat yang dicintai dan akan
bersama Rasul kelak di hari akhir, tak lepas dari itu masih banyak lagi manfaat dari
pembacaan Shalawat bagi yang mengamalkanya. Pembacaan Shalawat Yusriyah di
Pondok Pesantren Abu Manshur ini sudah dipandang sebagai suatu kewajiban dan
rutinitas yang dilaksanakan setiap harinya sehingga sudah menjadi suatu kebiasaan bagi
semua santri selain itu adanya pembacaan Shalawat Yusriyah ini diharapkan bisa
menjadikan santri manusia yang bisa mengabdi kepada Allah dan agar terbiasa
menjadikan manusia yang selalu berikhtiar dan berdo’a begitu penuturan KH. Moh
Alimudin al-hafidz.
19
Ibid
20
Hasil wawancara dengan Pengurus yakni Ahta Abdul Musryid di Pondok Pesantren Abu
Manshur Desa Weru Lor Kec Weru Kab Cirebon. 18 Maret 2018.
Gambar 2. Pembagian Cara Membaca Shalawat Yusriyah
21
Q.S al-Anbiya : 107.
22
Q.S an-Naml : 6.
23
Q.S as-Syuro : 52 .
)٥٦( ِإَّن الَّلَه َو َم الِئَك َتُه ُيَص ُّلوَن َعَلى الَّنِّيِب َيا َأُّيَه ا اَّلِذ يَن آَم ُنوا َص ُّلوا َعَلْيِه َو َس ِّلُم وا َتْس ِليًم ا
املتعل ق, علي ي دنا حممد, ماعلمن ا منه ا وم ا مل نعلم, اللهم ص ل وس لم وب ارك بامسا ئك احلس ىن كله ا
يورثنا منه وعلى يد يه تعلقا و ختلقا و, وارزقنا حمبة فيه وتعلقا به, وعلى اله, واملتخلف واملتحقق هبا
.ختققا بامسا ئك يا رب العاملني
, ص ل ص الة هوب ه على من جعلته هوي ة االك وان س ر روح ا نيته ا,اللهم ي ا من ه و اهلل ال ذي الاهلاالهو
اسلم هبا, وروحا لروحى, واجعله هوية لذاتى, وعلى اله وسلم,سيدينا حممد عبدك ونبيك ورسولك
24
وانل هبا عطاء السعداء, من موارد االشقياء
24
Maulana Syekh Yusri Rusydi Jabar al Khasani. Shalawat Yusriyah. hlm 22.
sampai ke 6 adalah berdasarkan pertama kali mengamalkan bacaan. Jika satu hari tidak
membaca, maka diberlakukan mengulang bacaan pada hari yang terlewat.
Adanya pembagian dalam proses pembacaanya yakni bertujuan agar meringankan
bagi pada pembacanya khususnya bagi yang mengamalkan Shalawat Yusriah tersebut
sebagai amalan rutinan atau amalan harian selain itu juga agar pembaca bisa istiqomah
dalam mengamalkanya. Apabila dalam sehari Shalawat Yusriah belum dibaca maka harus
menqodho shalawat yang belum dibaca begitupun seterusnya.25
ِإَّن الَّل َه َو َم الِئَك َت ُه ُيَص ُّلوَن َعَلى الَّنِّيِب َي ا َأُّيَه ا اَّل ِذ يَن آَم ُن وا َص ُّلوا َعَلْي ِه َو َس ِّلُم وا
)٥٦( َتْس ِليًم ا
Artinya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk
Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk
Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”27
Ayat di atas menjelaskan tentang perintah Allah kepada orang-orang beriman untuk
bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW setelah sebelumnya Allah bersama para
malaikatnya pun ikut menyatakan bahwa mereka pun bershalawat kepada Nabi. Hal ini
menggambarkan bahwa penghuni langit dan para malaikat mengagungkan Nabi
Muhammad SAW. Maka, hendaknya kaum muslimin yang merupakan penghuni bumi
juga mengagungkan Nabi Muhammad SAW.28
Menurut penuturan KH. Alimuddin mengacu pada perintah Al-Qur’an dalam Q.S
Al-Ahsab: 56 bahwa beliau menganjurkan kepada para santri untuk selalu bershalawat
kepada baginda Nabi Muhammad SAW, sebab baginda Nabi Muhammad SAW
merupakan manusia pilihan yang diciptakan oleh Allah dengan berbagai macam
keistimewaan serta Allah pun menjadikan Nabi Muhammad sebagai Kekasih Nya. Tidak
hanya itu, sesungguhnya Allah tidak hanya mmerintahkan manusia untuk bershalawat
namun Allah juga memerintahkan kepada seluruh makhluk hidup yang ada di muka
bumi ini agar bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Adanya pembacaan shalawat Yusriyah dipondok salah satunya yakni untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT dan Rasul. Namun tak lepas dari itu menurut
penuturan pengasuh Pondok Pesantren Abu Manshur K.H Moh Alimuddin melalui
sebuah wawancara adanya pembacaan Shalawat Yusriyah bagi santri di Pondok Pesantren
Abu Manshur yakni29:
a. Mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mendapatkan keberkahan dari Rasul
sehingga mendapatkan ketenangan dalam hidupnya sebagaimana Allah
menjelasakan dlam firman Nya yang tercantum dalam Q.S. ar-Ra’d: 28
27
Ibid
28
M. Quraisy Shihab. “Tafsir al-Misbah” Vol 10. (Jakarta:Lentera Hati), hlm 526-530.
29
Hasil wawancara dengan K.H Alimuddin Lc selaku Pengasuh Pondok Pesantren Abu Manshur
Desa Weru Lor Kec Weru Kab Cirebon. 18 Maret 2018.
)٢٨( اَّلِذ يَن آَم ُنوا َو َتْطَم ِئُّن ُقُلوُبُه ْم ِبِذ ْك ِر الَّلِه َأال ِبِذ ْك ِر الَّلِه َتْطَم ِئُّن اْلُق ُلوُب
Q.S Al-Maidah : 35
( َيا َأُّيَه ا اَّلِذ يَن آَم ُنوا اَّتُقوا الَّلَه َو اْبَتُغوا ِإَلْيِه اْلَو ِس يَلَة َو َج اِه ُد وا يِف َس ِبيِلِه َلَعَّلُك ْم ُتْف ِلُح وَن
)٣٥
Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah
dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.”32
Q.S Al Ahzab : 40
c. Membersihkan diri dari berbagai penyakit hati. Semua tingkah laku yang buruk
akan membahayakan batin seseorang, termasuk akhlak-akhlak tercela seperti:
sombong, takabur, dengki, mengadu domba, ria’, ujub, fitnah, hasud, iri, syirik
dan masih banyak lagi itu semua termasuk penyakit hati yang perlu dijauhkan.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam fiman- firman Nya dalam Q.S Yusuf : 57
)٥٧( َو ألْج ُر اآلِخ َر ِة َخ ْيٌر ِلَّلِذ يَن آَم ُنوا َو َك اُنوا َيَّتُقوَن
Artinya: “dan Sesungguhnya pahala di akhirat itu lebih baik, bagi orang-orang
yang beriman dan selalu bertakwa.”35
d. Memerangi Hawa Nafsu. Jihad yang paling besar yakni jihad melawan hawa
nafsu. Seperti yang dijelaskan dalam Q.S At Taubah : 20
33
Ibid,Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: Akbar Media, 2011), hlm 424.
34
Hasil wawancara dengan K.H Alimuddin Lc selaku Pengasuh Pondok Pesantren Abu Manshur
Desa Weru Lor Kec Weru Kab Cirebon. 18 Maret 2017.
35
Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: Akbar Media, 2011), hlm 242.
36
Ibid, Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: Akbar Media, 2011), hlm 189.
e. Diberikan kemudahan oleh Allah SWT baik itu berupa dipermudah segala hajat,
dipermudah dalam mencari ilmu dan dipermudah dalam mendapatkan riski.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Taha: 130.
Artinya: “Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan
bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan
sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di
malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa
senang”.37
f. Bentuk Rasa Syukur. Mengungkapkan rasa syukur kita kepada Allah yakni dengan
selalu mengingat seberapa besar nikmat yang telah Allah berikan kepada kita.
Selain itu juga dengan cara menambah keimanan kita, memperbanyak ibadah dan
memperbanyak amal kebaikan sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT dalam
Q.s Ibrahim : 7
)٧( َو ِإْذ َتَأَّذَن َر ُّبُك ْم َلِئْن َش َك ْر ْمُت ألِز يَد َّنُك ْم َو َلِئْن َك َف ْر ْمُت ِإَّن َعَذ ايِب َلَش ِد يٌد
Simpulan
DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
Badwilan, Ahmad Salim. Panduan Cepat menghafal Al-Qur’an dan Rahasia-rahasia
Keajaibanya. Jogjakarta: Diva Press, 2009..
Kemenag RI , Al-Qur’an dan terjemah. Jakarta : Akbar Media, 2011.
Mattson, Ingrid. Ulumul Qur’an Zaman Kita , Terjemah R. Cecep Lukman Yasin.
Jakarta: Zaman, 2013.
Muhammad Al-Ṣāwī Ahmad bin, Ḥāsyīah al-Ṣāwī ala Tafsīr al-Jalallaīn. Surabaya:
Darul Ilmi, Surabaya
Noor, Fauzi. Berpikir Seperti Nabi Perjalanan Menuju Kepasrahan. Yogjakarta: Lkis,
2009.
Nurdin Ali. Qur’anic Society. Jakarta: Erlangga, 2006.
Shihab, M. Quraisy. Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’I atas Perbagai Persoalan
Umat cet 9. Bandung: Mizan, 1999.
-------------------------- Tafsir al-Misbah Vol 10. Jakarta: Lentera Hati.
Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia
ARSIP :
Arsip Pondok Pesantren (Buku Induk Santri Pondok Pesantren Abu Manshur)