Anda di halaman 1dari 20

PEMBACAAN SHALAWAT YUSRIYAH BAGI SANTRI

(Studi Living Qur’an di Pondok Pesantren Abu Manshur Desa Weru Lor
Kecamatan Weru Kabupaten Cirebon)

Juwaeriyah
1413344020
Jurusan Ilmu Al-qur’an dan Tafsir (IAT)
Fakultas Ushuluddin Adab dan Dakwah (FUAD)
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI (IAIN) SYEKH NURJATI CIREBON
Juwaeriyah.tegal@gmail.com

Abstrak

Dikalangan masyarakat muslim Indonesia bukti kecintaan mereka kepada Nabi


Muhammad SAW diwujudkan dalam tradisi keagamaan yang dikenal dengan tradisi
Shalawat. Semakin berkembangnaya agama Islam di Indonesia, banyak sekali umat Islam
yang menjadikan shalawat sebagai wasilah mendekatan diri kepada Allah, salah satunya
yakni di Pondok Pesantren Abu Manshur. Pondok tersebut merupakan salah satu pondok
pesantren yang mengamalkan shalawat Nabi yang dijadikan sebagai amalan harian,
shalawat yang digunakan sebagai wirid harian yakni Shalawat Yusriyah.
Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui bagaimana pembacaan Shalawat
Yusriyah Pondok Pesantren Abu Manshur dan bagaimana resepsi santri terhadap
pembacaan Shalawat Yusriyah di Pondok Pesantren Abu Manshur.
Penelitian ini menggunakan penelitian lapangan (field research) dan Peneltian
Kepustakaan (Library research). Penelitian Lapangan merupakan penelitian yang
dilakukan dengan mengumpulkan data dan informasi yang diperoleh langsung dari
responden dan mengamati secara langsung, sedangkan penelitian kepustakaan merupakan
metode pengumpulan data berdasarkan buku-buku dan sumber data tertulis yang
berkaitan dengn penelitian lapangan.
Waktu dalam pelaksanaan pembacaan shalawat Yusriyah sendiri yakni ba’da
shalat subuh atau pun sore hari, bila waktu ba’da subuh tidak membaca maka bisa diganti
dengan ba’da ashar. Dalam proses pembacaan Shalawat Yusriyah sendiri biasanya
dipimpin langsung oleh pengasuh Pondok Pesantren Abu Manshur yakni K.H Moh.
Alimuddin al-Hafidz, namun bila beliau berhalangan hadir maka diganti oleh santri senior
yang mendapat kepercayaan sebagai pemimpin dalam pembacaan Shalawat Yusriyah.
Shalawat Yusriyah terdapat dua macam resepsi, resepsi interpretasi dan resepsi
fungsional. Resepsi interpretasi pembacaan shalawat Yusriah yang dilakukan oleh
Pondok Pesantren Abu Manshur dilandasi oleh spirit aya-ayat al-Quran di antaranya ayat
al-Quran yang memberikan tuntunan untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan
Rasulullah SAW, menambah kecintaan kepada Rasul dan dapat meneladani Rasul,
membersihkan diri dari berbagai penyakit hati, dan diberikan kemudahan oleh Allah
SWT. Respsi fungsional santri terhadap pembacaan Shalawat Yusriyah di antaranya 1)
beberapa santri memiliki alasan melaksankan kewajiban sebagai santri yakni mentaati
kyai, mengikuti kegiatan pembacaan Shalawat Yusriyah setiap hari. 2) Para santri merasa
bahwa adanya kegiatan pembacaan Shalawat Yusriyah setiap hari merupakan kegiatan
yang memiliki banyak manfaat, tidak hanya untuk diri sendiri melainkan untuk orang
terdekat juga. 3) ada juga santri yang mengatakan bahwa belum merasakan dampak
positif selama mengikuti kegiatan pembacaan Shalawat Yusriyah, namun sebagai sarana
untuk kita mendekatkan diri pada Allah dan Rasulullah SAW.
Kata Kunci : Living Qur’an, Shalawat, Santri

Pendahuluan

Al-Qur’an merupakan Kitab Allah yang paling mulia dan wahyu langit terakhir ke
bumi yang dijaga oleh Allah dari segala bentuk pengubahan dan dijadikan sebagai rahmat
serta petunjuk bagi manusia1. Al-Qur’an mengandung nilai ibadah dalam membaca,
menghafal, mengamalkan hukum-hukum, etika-etika serta akhlak-akhlak yang
dikandungnya2
Menurut Ali Nurdin, al-Qur’an merupakan wahyu Allah yang diwahyukan secara
berangsur-angsur melalui perantara malaikat Jibril as kepada Nabi Muhammad. Al-
Qur’an merupakan kitab suci sekaligus pedoman bagi umat manusia di seluruh dunia
yang merupakan firman Allah dan diyakini kesuciannya, bertujuan supaya umat manusia
memperoleh sebuah kebahagiaan baik pada sat idunia maupun di akhirat 3. Al-Qur’an
sendiri didalamnya memuat lebih dari enam ribu ayat yang diturunkan secara berangsur-
angsur, ayat-ayat tersebut dihimpun menjadi suwar (surah)4.
Kehadiran Al-Qur’an dalam kehidupan manusia pada umumnya, memiliki tujuan
yang terpadu dan menyeluruh. Al-Qur’an bukan sekadar kewajiban pendekatan religius
yang bersifat ritual dan mistis, yang dapat menimbulkan formalitas dan kegersangan5
Dalam realitas yang dijumpai di kalangan masyarakat, perwujudan daripada
interaksi masyarakat dengan al-Qur’an dapat kita lihat dalam dua bentuk. Pertama, ada
sebagian orang yang mempelajari seputar tekstualitas al-Qur’an. Hal ini telah lama
digeluti oleh mereka para mufasir, baik mufasir klasik maupun mufasir kontemporer.
Tidak heran, banyak kitab-kitab tafsir yang lahir daripada kepiawaian mereka dalam
mengkaji al-Qur’an dilihat dari redaksi teksnya. Kedua, ada sebagian lagi yang mencoba
secara langsung menerapkan, serta mendayagunakan al-Qur’an secara praktis dalam
kehidupan sehari-harinya. Interaksi model kedua ini dapat kita lihat misalnya dengan
membaca al-Qur’an setiap hari dengan tujuan tertentu, seperti pengasihan, ingin

1
Ahmad Salim Badwilan, “Panduan Cepat Menghafal Al-Qur’an dan Rahasia-rahasia
Keajaibanya” (Jogjakarta: Diva Press, 2009), hlm 6.
2
Ibid, hlm 7.
3
Ali Nurdin, Qur’anic Society. (Jakarta: Erlangga, 2006), pada halaman pendahuluan I .
4
Ingrid Mattson,Ulumul Qur’an Zaman Kita, ter. R. Cecep Lukman Yasin. (Jakarta: Zaman,
2013), hlm 46.
5
M. Quraisy Shihab, Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’i atas Perbagai Persoalan Umat, cet 9
(Bandung: Mizan, 1999), hlm 13.
dimudahkan rizkinya, bahkan sampai untuk mengusir makhluk haluspun dengan bacaan-
bacaan ayat suci al-Qur’an. Ada juga yang menghafal alQur’an dengan cita-cita ingin
mencerdaskan pikiran, menenangkan hati, bahkan mengharapkan keturunannya kelak
sama menjadi penghafal al-Qur’an.
Rasulullah SAW merupakan seorang tokoh teladan bagi kaum muslimin, untuk
benar-benar bisa meneladani Rasulullah SAW kita harus memahami kepribadian beliau
secara komprehensif terhadap kehidupan beliau. Dengan memahami kehidupan beliau
maka akan timbul rasa cinta kepada beliau dan akan lebih memudahkan bagi seseorang
untuk meneladani kepribadian beliau dan bisa menempatkan posisi beliau kepada posisi
yang istimewa. Dikalangan masyarakat muslim Indonesia bukti kecintaan mereka kepada
Nabi Muhammad SAW diwujudkan dalam tradisi keagamaan yang dikenal dengan tradisi
Shalawat. Shalawat merupakan kalimat yang tidak asing lagi bagi masyarakat muslim,
akan tetapi banyak ragam kalimat shalawat dari mulai yang paling pendek sampai yang
paling panjang.
Di dunia Islam terdapat banyak sekali macam-macam shalawat, namun secara
garis besar shalawat kepada Nabi Muhammad SAW dapat digolongkan menjadi dua
macam yaitu Shalawat Ma’tsurah6 dan Shalawat Ghairu Ma’tsurah.7
Semakin berkembangnaya agama Islam di Indonesia, banyak sekali umat Islam
yang menjadikan shalawat sebagai wasilah mendekatan diri kepada Allah. Sebagaimna
yang dikatakan oleh Sayyid Syekh Yusuf an Nabhani yang dikutip oleh Sokhi Huda
(2008: 119), yaitu jalan tercepat menuju whusul kepada Allah adalah memperbanyak
istighfar dan membaca shalawat kepada Nabi Muhammmad SAW. Kaitanya dengan
wasilah untuk mendekatkan diri kepada Allah dalam dunia tasawuf dikenal dengan
tarekat. Selain dijadikan sebagai wasilah ada juga sebagian umat islam menjadikan
shalawat sebagai amalan atau wirid yang dilakukan setiap hari, mereka beranggapan
bahwa itu merupakan salah satu cara untuk bisa mendekatkan diri dengan Allah dan
Rasulnya. Shalawat yang sering diamalkan oleh kalangan umat muslim, di antaranya :
shalawat Nariyah, shalawat Burdah, shalawat Fatih, shalawat Munjiat dan shalawat Baha
serta shalawa yang lainya. Sebagaimana yang dilakukan di salah satu pondok pesantren

6
Shalawat Ma’tsurah ialah shalawat yang redaksinya langsung diajarkan oleh Rasulullah SAW
seperti Shalawat Ibrahimiyah. Muhammad Ruhan Sanusi, Wahidiyah untuk Menjernihkan Hati dan Ma’rifat
Billah Wabirasulihi, (:Penerbit DPP PSW, 2006) hlm. 66.
7
Shalawat Ghairu Ma’tsurah ialah shalawat yang redaksinya disusun oleh selain Rasulullah SAW.
yakni Pondok Pesantren Abu Manshur Weru Cirebon yang menjadikan shalawat nabi
sebagai amalan harian dan rutinitas di pondok.8
Penelitian ini sesungguhnya hendak menjawab beberapa poin penting yang
dirumuskan sebagai berikut: Bagaimana pembacaan Shalawat Yusriyah Pondok Pesantren
Abu Manshur? Bagaimana resepsi santri terhadap pembacaan Shalawat Yusriyah di
Pondok Pesantren Abu Manshur?

Profil Pondok Pesantren Abu Manshur9

Pondok Pesantren Abu Manshur betempat di Jln Syekh Datul Kahfi no 66 Rt.07
Rw.02 Desa Weru Lor Kec. Weru Kab. Cirebon 45154. Pondok pesantren ini termasuk
salah satu pondok pesantren tertua yang ada di daerah Weru, seperti pondok pesantren Jati
Sari dan Pondok Pesantren Sukun Sari yang masih memiliki hubungan keluarga baik dari
segi nasab maupun segi perkawinan, dan menjadi cikal bakal munculnya pondok
pesantren lainnya di sekitar daerah tersebut. 10 Pondok pesantren Abu Manshur telah ada
sejak tahun 1955 M, melihat dari tahun dibangunnya masjid Al-Ikhsan 11 yang dibangun
oleh KH. Manshur Ali. Setelah beliau pulang dari pondok pesantren Tebu Ireng, melihat
daerah weru masih jauh dari masjid, yang ada saat itu hanya masjid Al-Arofat yang ada di
Penembahan, maka beliau membeli tanah yang berada di depan rumahnya untuk dibangun
langgar (masjid).

KH. Manshur Ali dikenal oleh masyarakat sekitar tentang kedalaman ilmu
agamanya, sehingga tidak begitu banyak masyarakat sekitar yang ingin belajar ilmu
agama kepada beliau. Keberadaan KH. Manshur Ali sebagai ulama yang karismatik dan
tegas dalam mengajarkan ilmu Al-Quran pada masa itu sudah terdengar kemana-mana
sehingga banyak orang-orang yang dari luar daerah seperti dari pekalongan, pedagan,
kapetakan berdatangan untuk belajara ilmu agama. Sehingga sekitar tahun 1966/1967M
sudah ada santri yang tinggal di situ kurang lebih ada seratus santri tapi masih pasang-
surut, maka pada tahun 1988 KH. Manshur Ali membangun asrama tiga kamar tempatnya
di samping kiri masjid sebagai tempat para santri tinggal.

8
Hasil wawancara dengan Pengasuh Pondok Pesantren Abu Manshur Weru, tanggal 20 Maret
2017 di Pondok Pesantren Abu Manshur
9
Pondok Pesantren yang berada di Jln Syekh Datul Kahfi no 66 Rt.07 Rw.02 Desa Weru Lor Kec.
Weru Kab. Cirebon 45154.
10
Hasil wawancara dengan KH. Alimuddin Lc AL-Hafidz di Pondok Pesantren Abu Manshur
Weru, tanggal 18 Maret 2017
11
Sudah direhab dan dibangaun kembali pada tahun 1418 H/1996M yang sekarang berganti nama
musholah Abu Manshur.
Awalnya nama Pondok Pesantren Abu Manshur yakni dikenal dengan pondok
pesantren KH. Manshur, sebutan itu keluar dari masyarakat sekitar untuk menyebut
KH.Manshur Ali sebagai pendiri pondok pesantren Ki Manshur.12 Pengajian yang ada di
pondok KH. Manshur mempelajari kitab-kitab dasar tentang ilmu Al-Quran, sedangkan
ilmu Alat Nahwu dan Shorof serta kajian kitab kuning itu di ajarkan oleh KH. Zakaria
Ali13. Setelah para santri selesai atau lulus mempelajari kitab-kitab dasar yang diajarkan
oleh KH. Manshur Ali, maka melanjutkannya ke pondok KH. Zakaria Ali dan disana di
ajarkan ilmu-ilmu alat seperti Nahwu dan shorof, selain pengajian ilmu-ilmu agama, ilmu
bela diri pun diajarkan seperti paguron yang didirikan oleh KH Anwar Yafi (Adik Kh
Zakaria Ali)14

Tabel 1. Silsilah K.H Manshur Ali.15

KH. MashurAli Hj. Rubaeah


KH. Manshur Ali
KH. Zakaria Ali HJ. Salamah

HJ. Mennah KH. Sarmama


HJ.Muttiah KH. Anwar Yapi
KH. Madkosim HJ. Qudriyah
Menikah H. Jamhari
Anak

Maslikhatusshalikha Menikah Moh Alimuddin Lc


S.Tr. Keb. al -Hafidz

KH. Manshur Ali wafat pada tahun 1992, pada saat itu nama pondoknya yakni
pesantren Salafiyah. Semasa KH. Manshur Ali sakit, beliau menghibahkan semua
hartanya kepada KH. Madkhosim MM.dan disaksikan oleh saudara-saudaranya. Setelah
KH Manshur Wafat. Maka KH. Madkosim mulai tinggal di situ. Kemudian KH Zakaria
Ali (Adik dari KH Manshur Ali) pondok tersebut di beri nama Abu Manshur yaitu
mensibatkannya nama pondok kepada KH. Manshur yang memberi hibahnya.

12
Wawancara dengan ustad Yusuf di rumah beliau, tanggal 03 April 2017.
13
KH. Zakaria Ali adalah adik KH Manshur ali, dan beliau adalah pendiri pondok Al-Musyawirin
yang tempatnya tidak jauh dari konpleks Pondok Pesantren Abu Manshur.
14
Arsip Pondok Pesantren (Buku Induk Santri Pondok Pesantren Abu Manshur)
15
Hasil wawancara dengan bu Nyai Maslikhatusshalikha bertempat di kediaman K.H Alimuddin Lc
al Hafidz, tanggal 18 Maret 2017
Pada tahun 1993 Abu Manshur resmi dipimpin oleh KH. Madkosim dan pada tahun itu
juga pondok pesantren Abu Manshur menjadi pondok mukim, hanya berupa Masjid,
Rumah, dan Arama.Santri putri tempatnya di rumah dan santri putra tempatnya di asrama
samping masjid yang terdiri dari 3 kamar.terus berkembang-berkembang sampai pada
tahun 2000 berdiri SMP Terbuka yang kemudian menjadi SMP beneran (Resmi) yang
diberi nama SMP Abu Manshur, dan sekolah aliah yang diberi nama MA Al-
Musyawirin.16 Ditahun 2010 masa kepemimpinan pondok pesantren Abu Manshur beralih
kepada menantu dan anaknya yakni, KH. Moh. Alimudin.Lc (menantu) dan Nyai
Maslikhatusshalikha S.Tr. Keb (anak).

Biografi KH. Moh. Alimuddin, Lc17

KH. Moh. Alimudin.Lc lahir disebuah desa yang terletak di kabupaten Tegal
yakni di desa Pesayangan Rt 14 Rw 03 Kec Talang Kab Tegal. Beliau merupakan anak
pertama dari 5 bersaudara pasangan Bpk H. Ismail dan ibu H. Zahro. Sejak kecil beliau
memang sudah aktif dalam kegiatan keagamaan. Beliau merupakan anak pertama dari
lima bersaudara.
Beliau memulai pendidikanya yakni di TK Masyitoh Pesayangan, kemudian
melanjutkan Sekolah Dasar di SDN Pesayangan 01. Setelah selesai Sekolah Dasar di SDN
Pesayangan 01 beliau meneruskan studinya di Pondok Pesantren Al-Hikmah Benda
Sirampog Brebes yang di Asuh oleh KH. Shodiq Suhaimi, KH. Masruri Abd.Mughni dan
KH. Labib Shodiq. Di Ponpes Al-Hikmah ia memulai pendidikan agamanya di Madrasah
Muallimin (MMA) selama 6 Tahun, disamping itu juga ia mengikuti pendidikan formal di
MTS Al-Hikmah (1994-1997) dan MAK Al-Hikmah (1997-2000).
Setelah Lulus dari MMA, Moh Alimudin melanjutkan studinya di Pondok
Pesantren Tahfidzul Quran Al-Amin (lebih dikenal dengan sebutan Pondok Balong) untuk
menghafalkan Al-Quran. Pondok Tahfidzul Quran ini diasuh oleh KH.Aminudin Al-
Hafidz dan Putranya KH. Abdurrosyid Al-Hafidz. KH.Aminudin adalah murid dari
KH.Suhaimi (Pendiri Ponpes Al-Hikmah) dan juga murid dari KH. Munawwir Krapyak,
sehingga disaat KH. Aminudin dipesantren Krapyak sempat bersama dengan KH.Arwani
Kudus yang saat itu menjadi seniornya.

16
Arsip Pondok Pesantren (Buku Induk Santri Pondok Pesantren Abu Manshur).
17
Pengasuh Pondok Pesantren Abu Manshur Weru, Periode 2010- sekarang.
Di Ponpes Tahfidzul Qur’an Al-Amin beliau menghatamkan Al-Quran sebanyak
2x dengan setoran secara Hafalan kepada KH. Aminudin dan Juga 2x hatam setoran
hafalan Al-Quran kepada KH.Abdurrosyid. Setelah selesai menghafal Al-Quran di Ponpes
Tahfidzul Quran Al-Amin, pada Tahun 2002 beliau melanjutkan Studinya di Universitas
Al-Azhar Cairo Mesir.Beliau masuk di Fakultas Ushuluddin Jurusan Tafsir dan
menyelesaikan Studi S-1 nya pada tahun 2007. Namun beliaumasih tetap belajar di Cairo
sampai dengan tahun 2009. Semasa di Mesir dari tahun 2002 s.d 2009, Ia belajar pada
para Ulama yang berada di Cairo. Diantara nama para Ulama yang menjadi gurunya
yakni:

Tabel 2. Guru dari KH. Moh. Alimudin.Lc

NO NAMA GURU YANG DIKAJI KETERANGAN


Beliau adalah Mursyid
Risalah Qusyairiyyah, Thoriqoh As-
Shahih Bukhori, Shiddiqiyyah As-
As-Syekh Dr. Yusri As-Syamail, Syadzilillah dan Moh.
1. Rusydi As-Sayyid Jabar Al-Hikam Al-Athoiyyah, Alimudin mengambil
Al-Hasani Tuhfatul Ahwadi baiat kepada beliau
Tasawuf, untuk masuk di
Hadits & Hifdzul Qur’an Thoriqoh Shiddiqiyyah
Syadziliyyah
Al-Hikam Al-Athoiyyah,
FadhilatusSyekh Prof. Mauidhotul Mu’inin, Beliau adalah Mufti
2
Dr. Ali Jumah Jauharotuttauhid, Mesir
Fiqih danTasawuf
Beliau tinggal Di
Alexandria, Beliau
Al-Muhaddits As-
adalah Seorang
3 Sayyid Muhammad Tafsir &Tasawuf
Muhaddits dan
Ibrohim Al-kittani
Mursyid Thoriqoh Al-
Kittaniyyah
1 X Hatam Setoran
4 As-Syekh Abdullah Hifdzul Quran kepada beliau di
Masjid Al-Azhar Cairo
1 X hatam Setoran Al-
5 As-Syekh Hasan Rojab Hifdzul Quran Quran di Masjid
Khozandaroh Syubro
Setoran Al-Quran &
Belajar Qiroat di
6 As-Syekh Nabil Hifdzul Quran
Masjid Sayyidina
Husen Cairo
Setoran & Tahsin Al-
As-Sayyid Badar Al-
7 Hifdzul Quran Quran di Masjid Al-
Hasani
Asyrof Muqottom
Hatam setoran Qiroat
8 As-Syekh Aniq Qiroat 10 10 shughro min Thoriq
Syathibiyyah
Beliau adalah Murid
As-Syekh Umar Rojab Habib Umar bin Hafidz
9 Fiqih &Tasawuf
Al-Yamani Yaman yang
berdakwah di Cairo
Beliau adalah Murid
Habib Umar bin Hafidz
10 As-Sayyid Ahmad Fiqih &Tasawuf
Yaman yang
berdakwah di Cairo
Beliau adalah Syaikhul
11 As-Syekh Abdul Hakim Tajwid Maqori di Masjid Al-
Azhar
As-Syekh Abdul Ghoni Beliau adalah Mursyid
12 Tasawuf
Al-Ja’fari Thoriqoh Ja’fariyyah
Beliau adalah Dekan
Prof. Dr. Muhammad
13 Tauhid Fakultas Ushuluddin
Robi
Universitas Al-Azhar
Mengaji di rumah
14 As-Syekh Abdul Adzim Tahsinul Quran
beliau di Cairo
As-Syekh Sayyid Mengaji kitab tajwid
15 Tajwid
Ba’bulah karangan beliau
Beliau adalah Mufti
Libanon yang juga
As-Sayyid Yusuf Al-
16 Tasawuf memiliki rumah di
Hasani
Cairo dan mengajar
para Santri

Biografi Nyai Maslikhatusshalikha S.Tr. Keb18

Nyai Maslikhatusshalikha merupakan ibu pengasuh di Pondok Pesantren Abu


Manshur. Beliau lahir di Cirebon 27 April 1987, ayah beliau selaku ketua yayasan Pondok
Pesantren Abu Manshur yakni K.H Madkosim. MM. Mba dan ibu beliau yakni Nyai Hj.
Khudriyah (alm). Beliau menetap di blok karanganyar Desa Weru Lor Kec. Weru Kab
Cirebon.
Beliau merupakan anak pertama dari 6 bersaudara, beliau juga memiliki 2 pasang
adik kembar. Adik pertama beliau yakni Dr. Lily Farida adik ketiga dan keempat yakni
Dr. Abdul Aziz dan Nur Azizah S.pd.I dan adik kelima dan keenam yakni Mahbubah dan
Habibah.

18
Istri dari Pengasuh Pondok Pesantren Abu Manshur Weru, Periode 2010- sekarang.
Beliau pernah mengenyam pendidikan di SDN 1 Weru Kidul kemudian
melanjutkan pendidikan yakni mesantren dan bersekolah di MTS Darul Muttaqim dan
MA Darul Muttaqim di Bogor. Setelah lulus beliau melanjutkan kuliah di YPDR Jakarta
dan melanjutkan D4 di Akbid BPN jurusan Pendidikan.
Ditengah kesibukan beliau mengurus santri, putri sulung dari enam bersaudara
beliau tetap berkibrah di lembaga kesehatan di Kabupaten Indramayu sebagai bidan di
salah satu lembaga kesehatan. Mengabdikan seluruh hidupnya untuk dunia pendidikan
dan kesehatan adalah obsesi Beliau Motto hidup beliau “Hidup Mulia Dunia Akhirat”.

Latar Belakang Pelaksanaan Pembacaan Shalawat Yusriyah

Pondok Pesantren Abu Manshur merupakan salah satu pondok yang memiliki
rutinitas amaliyah yang dilakukan oleh para santri dan pengasuhnya. Amaliah tersebut
yakni pembacaan Shalawat Yusriyah. Berdasarkan penuturan pengasuh melalui sebuah
wawancara, beliau menjelaskan bahwa adanya pembacaan Shalawat Yusriyah di Pondok
Pesantren Abu Manshur sendiri yakni bentuk itti’ba (mengikuti) rutinitas yang dilakukan
oleh pengasuh ketika mentuntut ilmu di Cairo Mesir.
Pembacaan Shalawat Yusriyah ini sudah berlangsung sejak tahun 2010. Alasan
pengasuh Pondok Pesantren Abu Manshur memilih Shalawat Yusriyah sebagai amal
sehari-hari bagi para santri dan pengasuh karena pengasuh pondok pesantren KH. Moh
Alimudin al-hafidz telah mendapatkan ijasah shalawat Yusriyah langsung dari sang guru
besarnya yakni Maulana Syekh Yusri Rusydi Jabar al Khasani yang merupakan seorang
ahli Thoriqoh asli sufi (ahli agama) dan Dokter Ahli Bedah dari Mesir Cairo. Sebenarnya
beliau tidak hanya mendapatkan ijasah berupa Shalawat Yusriyah saja masih banyak
amalan-amalan yang beliau dapat dari Maulana Syekh Yusri Rusydi Jabar al Khasani
seperti Shalawat Asasi, Hisb Bakhr, Hisb Nawawi, Do’a istighosah dan masih banyak lagi
alasan beliau memilih Shalawat Yusriyah sebab didalamnya selain ada beberapa shalawat
juga terdapat ayat-ayat al-Qur’an yang bisa dijadikan sebagai penjagaan diri.
Beliau pun memberikan ijasah Shalawat tersebut kepada para santrinya agar selalu
diamalkan setiap harinya, menurut beliau salah satu orang yang rugi di dunia ialah orang
yang tidak memiliki amalan sedikitpun di dunia, karena hidup didunia diibaratkan kita
sedang menabung untuk di akhirat. Beliau juga menjelaskan bahwa shalawat dapat
mengubah sudut pandang, cara berpikir, perilaku dan perasaan kita. Maka luangkanlah
waktu untuk bershalawat dan itu merupakan sebuah keharusan. Selain itu juga salah satu
manfaat bershalawat dapat mendekatkan diri kita kepada Allah SWT dan Rasul, yang
mana bila diri kita dekat dengan Allah dan Rasul maka Allah dan Rasul juga akan dekat
dengan kita dan bila kita sudah dekat dengan Allah jika kita menginginkan sesuatu atau
memiliki hajat dan berdoa maka Allah akan mengabulkan apa yang kita inginkan begitu
pula dengan Rasul.
Bila kita cinta dengan Rasul maka kita tergolong umat yang dicintai dan akan
bersama Rasul kelak di hari akhir, tak lepas dari itu masih banyak lagi manfaat dari
pembacaan Shalawat bagi yang mengamalkanya. Pembacaan Shalawat Yusriyah di
Pondok Pesantren Abu Manshur ini sudah dipandang sebagai suatu kewajiban dan
rutinitas yang dilaksanakan setiap harinya sehingga sudah menjadi suatu kebiasaan bagi
semua santri selain itu adanya pembacaan Shalawat Yusriyah ini diharapkan bisa
menjadikan santri manusia yang bisa mengabdi kepada Allah dan agar terbiasa
menjadikan manusia yang selalu berikhtiar dan berdo’a begitu penuturan KH. Moh
Alimudin al-hafidz.

Proses Pelaksanaaan Pembacaan Shalawat Yusriyah

Pembacaan Shalawat Yusriyah di Pondok Pesantren Abu Manshur bisa dikatakan


amalan atau wirid setiap harinya. Dikatakan wirid sebab dalam pelaksannan pembacaan
Shalawat Yusriyah memiliki waktu-waktu tertentu serta bacaan-bacaan tertentu. Didalam
Shalawat Yusriyah tidak hanya ada lafadz shalawat tetapi dilengkapi dengan 99 asma
Allah (Asma’ul Husna) dan ayat-ayat al-Qur’an pilihan, karena Shalawat Yusriyah
merupakan gabungan antara shalawat Dalailul Khoirot (Imam Jazuli) serta beberapa
kumpulan shalawatseperti Shalawat Asmaul Husnah sertaayat-ayat al-Qur’an pilihanyang
mana ayat-ayat pilihan tersebut dijadikan sebagai pelengkap dari Shalawat Yusriyahyang
diringkas oleh Maulana SyekhYusri Rusydi Jabar al Khasani.
Waktu dalam pelaksanaan pembacaan shalawat Yusriyah sendiri yakni ba’da
shalat subuh atau pun sore hari, bila waktu ba’da subuh tidak membaca maka bisa diganti
dengan ba’da ashar. Alasan kenapa pengasuh lebih memilih waktu pembacaan Shalawat
Yusriyah pada ba’da subuh atau ba’da Ashar karena didalam waktu subuh dan ashar ada
malaikat yang bergantian menjaga atau terjadi pertukaran tugas antara malaikat malam
dan malaikat siang. Kemudian malaikat malam itu menghadap dan melaporkan langsung
kepada Allah tentang apa yang sedang di kerjakan oleh hambanya pada waktu subuh
sebelum akhirnya diganti oleh malaikat siang, begitu menurut penuturan sang pengasuh
pondok.19
Dalam proses pembacaan Shalawat Yusriyah sendiri biasanya dipimpin langsung
oleh pengasuh Pondok Pesantren Abu Manshur yakni K.H Moh. Alimuddin al-Hafidz,
namun bila beliau berhalangan hadir maka diganti oleh santri senior yang mendapat
kepercayaan sebagai pemimpin dalam pembacaan Shalawat Yusriyah. Pada saat pembaca
shalawat Yusriyah semua santri berkumpul di dalam musholah baik itu santri putri
maupun putra dibimbing oleh para pengurus dan dalam keadaan suci serta duduk
menghadap kiblat.20
Dalam pembacaan Shalawat Yusriyah Maulana Syekh Dr.Yusri Rusydi Jabar al
Khasani (pengarang Shalawat Yusriyah) membagi menjadi 6 kali bacaan dalam enam
hari. Yakni :

Gambar 1. Sampul Depan Shalawat Yusriyah

19
Ibid
20
Hasil wawancara dengan Pengurus yakni Ahta Abdul Musryid di Pondok Pesantren Abu
Manshur Desa Weru Lor Kec Weru Kab Cirebon. 18 Maret 2018.
‫‪Gambar 2. Pembagian Cara Membaca Shalawat Yusriyah‬‬

‫‪Berikut bagian awal dalam Shalawat Yusriyah :‬‬

‫الصلوات اليسرية علي خريالربية‬


‫اللّه م ص ّل علي س ّيدنا حمّم د الربزخ بني االحدّية والوحدّية وبني البطون والّظهور سرالّتجّلي اال عظم‬
‫امحد البداية والبشارة حمّم د اهناية واهلداية حممود السرية والّس ريرة مصطفى العناية والّر عاية وعلى اله‬
‫وسلم عدد كمالك وكما يلىق بكماله‬
‫الّلهم ص ّل على س ّيدنا حمّم د جملى الّر بوبّي ة بق ول‪ ( :‬وم ا أرس لنك اّال رمحة ّللعلمني )‪ 21‬ومفتتح النب ّو ة‬
‫بقول‪ ( :‬وانك لتلّق ى القرءان من ّلدن حكيم عليم )‪ 22‬وجتّلي األلوهية األعظم بقول ‪ ( :‬واّنك لتهدى اىل‬
‫ص راط ّم س تقيم ) ‪ 23‬ص ا حب اخلل ق العظيم والّنهج الق ومي والص راط املس تقيم ال رءوف ال رحيم وعلى‬
‫اله وسّلم بقدر ما وضعته فيه من العناية والّر عاية يا اهلل با جميب‬
‫الّلهم صّل على سيدنا امحد االّو لّية والّر سالة وس ّيدنا حمّم د االخرّية والنب ّو ة واهلداية املتخّل ق با العبودّية‬
‫والقاءم حبقوق الّر بوبّية وااللوهّية على أكمل وجه وعلى اله وصحبه وس ّلم كما هو اهله مبا أنت اهله‬
‫وأنلنا منه وعلى يديه أو فر نصيب من القرب والّتخصيص يا كرمي يا جميب يا ودود يا اهلل يا اهلل يا اهلل‬
‫صلوات االمساءاحلسىن‬
‫شرح الصلوات اليسرية على خريية‬
‫اعوذ باهلل من الشيطان الرجيم‬
‫بسم اهلل الرمحن الرحيم‬

‫‪21‬‬
‫‪Q.S al-Anbiya : 107.‬‬
‫‪22‬‬
‫‪Q.S an-Naml : 6.‬‬
‫‪23‬‬
‫‪Q.S as-Syuro : 52 .‬‬
)٥٦( ‫ِإَّن الَّلَه َو َم الِئَك َتُه ُيَص ُّلوَن َعَلى الَّنِّيِب َيا َأُّيَه ا اَّلِذ يَن آَم ُنوا َص ُّلوا َعَلْيِه َو َس ِّلُم وا َتْس ِليًم ا‬
‫ املتعل ق‬, ‫ علي ي دنا حممد‬, ‫ ماعلمن ا منه ا وم ا مل نعلم‬, ‫اللهم ص ل وس لم وب ارك بامسا ئك احلس ىن كله ا‬
‫يورثنا منه وعلى يد يه تعلقا و ختلقا و‬, ‫ وارزقنا حمبة فيه وتعلقا به‬, ‫وعلى اله‬, ‫واملتخلف واملتحقق هبا‬
.‫ختققا بامسا ئك يا رب العاملني‬
,‫ ص ل ص الة هوب ه على من جعلته هوي ة االك وان س ر روح ا نيته ا‬,‫اللهم ي ا من ه و اهلل ال ذي الاهلاالهو‬
‫ اسلم هبا‬, ‫ وروحا لروحى‬, ‫ واجعله هوية لذاتى‬, ‫ وعلى اله وسلم‬,‫سيدينا حممد عبدك ونبيك ورسولك‬
24
‫ وانل هبا عطاء السعداء‬, ‫من موارد االشقياء‬

Setelah pembacaan shalawat di atas, kemudian pengamal pembacaan shalawat


Yusriyah membaca asma al-husna. Pemilihan bacaan asma al-husnaberbeda-beda dalam
setiap harinya. Setiap bacaan asma al-husna dilengkapi dengan lafad dzikir/
Berikut ini bacaan asma al-husna yang dilengkapi dengan lafadz dzikir yang
dibaca dari hari ke 1 sampai hari ke 6:
1. Pada hari ke 1 dari no 1 s/d 16
bacaan asma al-husna yakni dari lafadz ‫ايهلل – اي قهار‬

2. Pada hari ke 2 dari no 17 s/d 36


bacaan asma al-husna yakni dari lafadz ‫اي وهاب – اي شكور‬

3. Pada hari ke 3 dari no 37 s/d 45.


bacaan asma al-husna yakni dari lafadz ‫ايعيل – اي جميب‬

4. Pada hari ke 4 dari no 46 s/d 66


bacaan asma al-husna yakni dari lafadz ‫اي واسع – اي ماجد‬

5. Pada hari ke 5 dari no 67 s/d 85


bacaan asma al-husna yakni dari lafadz ‫اي واحد – اي ذاجلالل والاكرام‬

6. Pada hari ke 6 dari no 86 s/d 99


bacaan asma al-husna yakni dari lafadz ‫اي مقسط – اي صبور‬

Pembacaan asma al-husna di atas dilakukan mulai hari pertama mengamalkan


pembacaan shalawat yusriah. Urutan hari ini tidak berdasarkan hari dalam kalender
masehi atau hijriyah, (Senin, Selasa, Rabu, Kamis. Jumat, atau Sabtu) namun hari ke 1

24
Maulana Syekh Yusri Rusydi Jabar al Khasani. Shalawat Yusriyah. hlm 22.
sampai ke 6 adalah berdasarkan pertama kali mengamalkan bacaan. Jika satu hari tidak
membaca, maka diberlakukan mengulang bacaan pada hari yang terlewat.
Adanya pembagian dalam proses pembacaanya yakni bertujuan agar meringankan
bagi pada pembacanya khususnya bagi yang mengamalkan Shalawat Yusriah tersebut
sebagai amalan rutinan atau amalan harian selain itu juga agar pembaca bisa istiqomah
dalam mengamalkanya. Apabila dalam sehari Shalawat Yusriah belum dibaca maka harus
menqodho shalawat yang belum dibaca begitupun seterusnya.25

Resepsi Interpretasi dan Fungsional Atas Pembacaan Shalawat Yusriyah di Pondok


Pesantren Abu Manshur

Kegiatan pembacaan Shalawat Yusriyah merupakan salah satu kegiatan yang


dijadikan sebagai wirid harian atau sebagai amalan harian yang dilakukan oleh pengasuh
dan santri di Pondok Pesantren Abu Manshur Desa Weru Kec. Weru Kab. Cirebon.
Adanya kegiatan pembacaan Shalawat Yusriyah tersebut memiliki banyak sekali hikmah
atau dampak positif yang dapat diambil bagi para santri khususnya.
Setelah mengikuti kegiatan pembacaan Shalawat Yusriyah banyak santri yang
memiliki perubahan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Misalnya dalam
keberagamaanya, interaksi dalam lingkungan sekitar menjadi lebih baik, bertambahnya
semangat belajar, menjadi pribadi yang santun dan bagi santri yang baru mengikuti
pembacaan Shalawat Yusriyah merasakan ketenangan dan merasakan damai dalam
hatinya.
Menurut pemaparan KH. Moh Alimuddin, beliau menyampaikan bahwa alasan yang
mendasari kegiatan pembacaan Shalawat Yusriyah yang dilakukan di Pondok Pesantren
Abu Manshur yakni adanya kegiatan Pembacaan Shalawat Yusriyah ini bermula pada
tahun 2010 yang mana pada saat itu beliau pertama kali memegang kepemimpinan
Pondok Pesantren Abu Manshur. Beliau menginginkann agar para santri memiliki amalan
atau wirid yang dapat dijadikan sebagai wasilahsetiap harinya guna untuk selalu
mendekatkan diri dengan Alah dan Rasulullah SAW. Beliau juga berharap agar para
santri bisa mengamalkan Shalawat tersebut dimana saja, serta diharapkan adanya kegiatan
pembacaan Shalawat Yusriyah ini akanterus berlangsung sampai seterusnya.26
25
Hasil wawancara dengan K.H Alimuddin Lc selaku Pengasuh Pondok Pesantren Abu Manshur
Desa Weru Lor Kec Weru Kab Cirebon. 18 Maret 2017.
26
Wawancara dengan Pengasuh Pondok Pesantren Abu Manshur yakni K.H Moh Alimuddin di
kediaman beliau pada tanggal 13 Desember 2017
Beliau mengadakan kegiatan Pembacaan Shalawat Yusriyah mengaju pada salah satu
ayat Al-Qur’an yakni Q.S Al-Ahsab: 56

‫ِإَّن الَّل َه َو َم الِئَك َت ُه ُيَص ُّلوَن َعَلى الَّنِّيِب َي ا َأُّيَه ا اَّل ِذ يَن آَم ُن وا َص ُّلوا َعَلْي ِه َو َس ِّلُم وا‬
)٥٦( ‫َتْس ِليًم ا‬
Artinya: “Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat untuk
Nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kamu untuk
Nabi dan ucapkanlah salam penghormatan kepadanya.”27

Ayat di atas menjelaskan tentang perintah Allah kepada orang-orang beriman untuk
bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW setelah sebelumnya Allah bersama para
malaikatnya pun ikut menyatakan bahwa mereka pun bershalawat kepada Nabi. Hal ini
menggambarkan bahwa penghuni langit dan para malaikat mengagungkan Nabi
Muhammad SAW. Maka, hendaknya kaum muslimin yang merupakan penghuni bumi
juga mengagungkan Nabi Muhammad SAW.28
Menurut penuturan KH. Alimuddin mengacu pada perintah Al-Qur’an dalam Q.S
Al-Ahsab: 56 bahwa beliau menganjurkan kepada para santri untuk selalu bershalawat
kepada baginda Nabi Muhammad SAW, sebab baginda Nabi Muhammad SAW
merupakan manusia pilihan yang diciptakan oleh Allah dengan berbagai macam
keistimewaan serta Allah pun menjadikan Nabi Muhammad sebagai Kekasih Nya. Tidak
hanya itu, sesungguhnya Allah tidak hanya mmerintahkan manusia untuk bershalawat
namun Allah juga memerintahkan kepada seluruh makhluk hidup yang ada di muka
bumi ini agar bershalawat kepada Nabi Muhammad SAW.
Adanya pembacaan shalawat Yusriyah dipondok salah satunya yakni untuk
mendekatkan diri kepada Allah SWT dan Rasul. Namun tak lepas dari itu menurut
penuturan pengasuh Pondok Pesantren Abu Manshur K.H Moh Alimuddin melalui
sebuah wawancara adanya pembacaan Shalawat Yusriyah bagi santri di Pondok Pesantren
Abu Manshur yakni29:

a. Mendekatkan diri kepada Allah SWT dan mendapatkan keberkahan dari Rasul
sehingga mendapatkan ketenangan dalam hidupnya sebagaimana Allah
menjelasakan dlam firman Nya yang tercantum dalam Q.S. ar-Ra’d: 28

27
Ibid
28
M. Quraisy Shihab. “Tafsir al-Misbah” Vol 10. (Jakarta:Lentera Hati), hlm 526-530.
29
Hasil wawancara dengan K.H Alimuddin Lc selaku Pengasuh Pondok Pesantren Abu Manshur
Desa Weru Lor Kec Weru Kab Cirebon. 18 Maret 2018.
)٢٨( ‫اَّلِذ يَن آَم ُنوا َو َتْطَم ِئُّن ُقُلوُبُه ْم ِبِذ ْك ِر الَّلِه َأال ِبِذ ْك ِر الَّلِه َتْطَم ِئُّن اْلُق ُلوُب‬

Artinya: “(yaitu) orang-orang yang beriman dan hati mereka manjadi


tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingati
Allah-lah hati menjadi tenteram”30

Q.S Al-Maidah : 35

( ‫َيا َأُّيَه ا اَّلِذ يَن آَم ُنوا اَّتُقوا الَّلَه َو اْبَتُغوا ِإَلْيِه اْلَو ِس يَلَة َو َج اِه ُد وا يِف َس ِبيِلِه َلَعَّلُك ْم ُتْف ِلُح وَن‬
)٣٥

Artinya: “Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah


dan carilah jalan yang mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah
pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat keberuntungan”31

b. Menambah kecintaan kepada Rasul dan dapat meneladani Rasul. Adanya


pembacaan Shalawat Yusriyah di pondok dimaksudkan agar para santri dapat
menumbuhkan rasa cintanya kepada Rasulullah di dalam hati dengan cara
memperbanyak bersholawat dan akan timbul rasa untuk mengikuti jejak Rasul
seperti mengikuti sunah-sunahnya karena sesungguhnya sebaik-baiknya suri
tauladan yang baik adalah Rasulullah SAW.

Sebagaimana Firman Allah SWT dalam Q.S Al Ahzab : 21

‫ِخ‬ ‫َّل‬ ‫ِل‬ ‫ِل َّل ِه‬ ‫يِف‬


‫َلَق ْد َك اَن َلُك ْم َر ُس و ال ُأْس َو ٌة َح َس َنٌة َمْن َك اَن َيْر ُج و ال َه َو اْلَيْو َم اآل َر‬
)٢١( ‫َو َذَك َر الَّلَه َك ِثًريا‬

Artinya: “Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah
dan (kedatangan) hari kiamat dan Dia banyak menyebut Allah.”32

Q.S Al Ahzab : 40

‫ِه‬ ‫ِك‬ ‫ِل‬ ‫ٍد ِم‬


‫َم ا َك اَن َحُمَّم ٌد َأَبا َأَح ْن ِر َج ا ُك ْم َو َل ْن َرُس وَل الَّل َو َخ اَمَت الَّنِبِّيَني َو َك اَن الَّلُه‬
)٤٠( ‫ِبُك ِّل َش ْي ٍء َعِليًم ا‬
30
Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: Akbar Media, 2011), hlm 252.
31
Ibid,Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: Akbar Media, 2011), hlm 113.
32
Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: Akbar Media, 2011), hlm 420.
Artinya: “Muhammad itu sekali-kali bukanlah bapak dari seorang laki-
laki di antara kamu., tetapi Dia adalah Rasulullah dan penutup nabi-
nabi. dan adalah Allah Maha mengetahui segala sesuatu.”33

Selain dilakukan pembacaan Shalawat juga dapat dijadikan sebagai wasilah


pemberi syafaat, karena Nabi Muhammad SAW dipilih oleh Allah sebagai pemberi
syafaat kepada umatnya oleh sebab itu melalui pembacaan Shalawat Yusriyah bisa
menambah rasa kecintaanya kepada Rasulullah SAW dan meneladani akhlak Rasul.34

c. Membersihkan diri dari berbagai penyakit hati. Semua tingkah laku yang buruk
akan membahayakan batin seseorang, termasuk akhlak-akhlak tercela seperti:
sombong, takabur, dengki, mengadu domba, ria’, ujub, fitnah, hasud, iri, syirik
dan masih banyak lagi itu semua termasuk penyakit hati yang perlu dijauhkan.
Sebagaimana yang dijelaskan dalam fiman- firman Nya dalam Q.S Yusuf : 57

)٥٧( ‫َو ألْج ُر اآلِخ َر ِة َخ ْيٌر ِلَّلِذ يَن آَم ُنوا َو َك اُنوا َيَّتُقوَن‬

Artinya: “dan Sesungguhnya pahala di akhirat itu lebih baik, bagi orang-orang
yang beriman dan selalu bertakwa.”35

d. Memerangi Hawa Nafsu. Jihad yang paling besar yakni jihad melawan hawa
nafsu. Seperti yang dijelaskan dalam Q.S At Taubah : 20

‫ًة ِعْنَد الَّل ِه‬ ‫ِس‬ ‫ِه ِب ِهِل‬ ‫ِذ‬


‫اَّل يَن آَم ُنوا َو َه اَج ُر وا َو َج اَه ُد وا يِف َس ِبيِل الَّل َأْم َو ا ْم َو َأْنُف ِه ْم َأْع َظُم َدَرَج‬
)٢٠( ‫َو ُأوَلِئَك ُه ُم اْلَف اِئُز وَن‬

Artinya:“orang-orang yang beriman dan berhijrah serta berjihad di


jalan Allah dengan harta, benda dan diri mereka, adalah lebih Tinggi
derajatnya di sisi Allah; dan Itulah orang-orang yang mendapat
kemenangan.”36

33
Ibid,Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: Akbar Media, 2011), hlm 424.
34
Hasil wawancara dengan K.H Alimuddin Lc selaku Pengasuh Pondok Pesantren Abu Manshur
Desa Weru Lor Kec Weru Kab Cirebon. 18 Maret 2017.
35
Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: Akbar Media, 2011), hlm 242.
36
Ibid, Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: Akbar Media, 2011), hlm 189.
e. Diberikan kemudahan oleh Allah SWT baik itu berupa dipermudah segala hajat,
dipermudah dalam mencari ilmu dan dipermudah dalam mendapatkan riski.
Sebagaimana firman Allah SWT dalam Q.S Taha: 130.

‫ُغ و ا ِم آَناِء‬ ‫ِد‬


‫َفاْص ْرِب َعَلى َم ا َيُقوُلوَن َو َس ِّبْح َحِبْم َر ِّبَك َقْب َل ُطُلوِع الَّش ْم ِس َو َقْب َل ُر َهِب َو ْن‬
)١٣٠( ‫الَّلْيِل َفَس ِّبْح َو َأْطَر اَف الَّنَه اِر َلَعَّلَك َتْر َض ى‬

Artinya: “Maka sabarlah kamu atas apa yang mereka katakan, dan
bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu, sebelum terbit matahari dan
sebelum terbenamnya dan bertasbih pulalah pada waktu-waktu di
malam hari dan pada waktu-waktu di siang hari, supaya kamu merasa
senang”.37

f. Bentuk Rasa Syukur. Mengungkapkan rasa syukur kita kepada Allah yakni dengan
selalu mengingat seberapa besar nikmat yang telah Allah berikan kepada kita.
Selain itu juga dengan cara menambah keimanan kita, memperbanyak ibadah dan
memperbanyak amal kebaikan sebagaimana dijelaskan oleh Allah SWT dalam
Q.s Ibrahim : 7

)٧( ‫َو ِإْذ َتَأَّذَن َر ُّبُك ْم َلِئْن َش َك ْر ْمُت ألِز يَد َّنُك ْم َو َلِئْن َك َف ْر ْمُت ِإَّن َعَذ ايِب َلَش ِد يٌد‬

Artinya: “dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan;


"Sesungguhnya jika kamu bersyukur, pasti Kami akan menambah
(nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku), Maka
Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih"38

Simpulan

Proses pembacaan Shalawat Yusriyah di Pondok Pesantren Abu Manshur berjalan


sejak tahun 2010, ketika masa kepemimpinan KH Alimuddin Lc al-Hafidz beserta Istri
nyai Maslikhatusshalikha S.Tr. Keb. Awalnya pembacaan Shalawat Yusriyah ini
merupakan salah satu amalan sehari-hari pengasuh yakni KH. Alimuddin, Lc al-Hafidz
semasa waktu di Mesir, setelah dia mendapat ijazah dari gurunya yakni Maulana Syekh
Yusri Rusydi Jabar al Khasani akhirnya memberikan amalan tersebut kepada santri-
santrinya untuk di istiqomahkan setiap hari. Kegiatan pembacaan Shalawat Yusriyah
37
Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: Akbar Media, 2011), hlm 321.
38
Ibid, Kemenag RI, Al-Qur’an dan Terjemah, (Jakarta: Akbar Media, 2011), hlm 256 .
dilakukan setiap hari pada waktu pagi hari selepas shalat subuh atau sore hari, bila waktu
ba’da subuh tidak membaca maka bisa diganti dengan ba’da ashar. Dalam proses
pembacaan Shalawat Yusriyah sendiri biasanya dipimpin langsung oleh pengasuh Pondok
Pesantren Abu Manshur yakni KH Alimuddin, namun bila beliau berhalangan hadir
maka diganti oleh santri senior yang mendapat kepercayaan sebagai pemimpin dalam
pembacaan Shalawat Yusriyah. Pada saat pembaca shalawat Yusriyah semua santri
berkumpul di dalam musholah baik itu santri putri maupun putra dibimbing oleh para
pengurus dan dalam keadaan suci serta duduk menghadap kiblat.
Resepsi pembacaan Shalawat Yusriyah terdapat dua macam resepsi, resepsi
interpretasi dan resepsi fungsional. (1) Resepsi interpretasi pembacaan shalawat Yusriah
yang dilakukan oleh Pondok Pesantren Abu Manshur dilandasi oleh spirit aya-ayat al-
Quran di antaranya ayat al-Quran yang memberikan tuntunan untuk mendekatkan diri
kepada Allah SWT dan Rasulullah SAW, menambah kecintaan kepada Rasul dan dapat
meneladhani Rasul, membersihkan diri dari berbagai penyakit hati, membersihkan diri
dari berbagai penyakit hati dan diberikan kemudahan oleh Allah SWT. (2) Resepsi
fungsional santri terhadap pembacaan Shalawat Yusriyah di antaranya: (a.) beberapa
santri memiliki alasan melaksankan kewajiban sebagai santri yakni mentaati kyai,
mengikuti kegiatan pembacaan Shalawat Yusriyah setiap hari. (b.) Para santri merasa
bahwa adanya kegiatan pembacaan Shalawat Yusriyah setiap hari merupakan kegiatan
yang memiliki banyak manfaat, tidak hanya untuk diri sendiri melainkan untuk orang
terdekat juga. (c.) ada juga santri yang mengatakan bahwa belum merasakan dampak
positif selama mengikuti kegiatan pembacaan Shalawat Yusriyah, namun sebagai sarana
untuk kita mendekatkan diri pada Allah dan Rasulullah SAW.

DAFTAR PUSTAKA

BUKU :
Badwilan, Ahmad Salim. Panduan Cepat menghafal Al-Qur’an dan Rahasia-rahasia
Keajaibanya. Jogjakarta: Diva Press, 2009..
Kemenag RI , Al-Qur’an dan terjemah. Jakarta : Akbar Media, 2011.
Mattson, Ingrid. Ulumul Qur’an Zaman Kita , Terjemah R. Cecep Lukman Yasin.
Jakarta: Zaman, 2013.
Muhammad Al-Ṣāwī Ahmad bin, Ḥāsyīah al-Ṣāwī ala Tafsīr al-Jalallaīn. Surabaya:
Darul Ilmi, Surabaya
Noor, Fauzi. Berpikir Seperti Nabi Perjalanan Menuju Kepasrahan. Yogjakarta: Lkis,
2009.
Nurdin Ali. Qur’anic Society. Jakarta: Erlangga, 2006.
Shihab, M. Quraisy. Wawasan Al-Qur’an: Tafsir Maudhu’I atas Perbagai Persoalan
Umat cet 9. Bandung: Mizan, 1999.
-------------------------- Tafsir al-Misbah Vol 10. Jakarta: Lentera Hati.
Tim Penyusun Kamus, Kamus Besar Bahasa Indonesia

ARSIP :

Arsip Pondok Pesantren (Buku Induk Santri Pondok Pesantren Abu Manshur)

Anda mungkin juga menyukai