surahnya dimulai dengan surah al-Fatihah dan diakhiri dengan surah an-
Pahala.Baik itu dibaca diwaktu sholat maupun diluar waktu sholat. 1 Selain
Artinya: “Bulan Ramadhan adalah bulan yang di dalamnya diturunkan al-
mengenai petunjuk itu dan sebagai pembeda (antara yang haq dan yang
yang berjudul al-Mishbah bahwa beberapa hari yang ditentukan, yakni dua
puluh Sembilan atau tiga puluh hari saja selama bulan ramadhan yaitu
1
Muhammad Ibnu Jamil Zainu, Pemahaman al-Qur’an, (Bandung: Gema Risalah Press,
tt), h.53.
Lajnah Pentashih al-Qur’an, al-Qur’an dan Terjemahannya, (Jakarta: Pustaka al-Mubin,
2
2013), h.28.
1
yang berkaitan dengan akidah dan dalam hal perincian hukum-hukum
syariat.3
kepada kami Abu Taubah iaadalah ar-Rabi’ bin Nafi’, telah menceritakan
karna iaakan datang memberi syafa’at kepada para pembacanya pada hari
al-Baqarah)
rahmat dari Allah. Dalam bulan Ramadhan umat islam dianjurkan agar
3
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan keserasian al-Qur’an, Cet.4.
(Jakarta Lentera Hati, 2011), h.487.
4
M. Quraish Shihab, Tafsir al-Mishbah: Pesan, Kesan dan keserasian al-Qur’an,h.488.
2
banyak-banyak beribadah salah satu caranya ialah dengan membaca al-
tepat ketika membaca ayat al-Qur’an, baik itu dari segi pakaian, tempat,
isi kandungan al-Qur’an itu sendiri. Salah satu cara agar bisa membaca al-
orang yang ikut serta dalam kegiatan tadarus tersebut banyak dan minimal
3
tiga orang. Kegiatan apapun yang dilakukan secara bersama tentu akan
Meski demikian yang paling banyak kita temukan ialah kegiatan tadarus
Kegiatan ini berlangsung dari selesai sholat tarawih sampai sahur, dalam
berlangsung dari selesai sholat tarawih sampai jam dua belas kemudian
4
Aula panti asuhan.Dalam satu kelompok masing-masing dari santri
saya ini merupakan kegiatan yang unik serta patut dicontoh oleh
yakni makna dan fungsi dari al-Qur’an itu sendiri yang secara nyata
dengan living Qur’an ialah kajian atau penelitian ilmiah tentang berbagai
B. Rumusan Masalah
5
Sahiron Syamsuddin, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis, (Yogyakarta:
Teras, 2007 ), Cet.1, h.5.
6
Sahiron Syamsuddin, Metodologi Penelitian Living Qur’an dan Hadis, h.8.
5
Berdasarkan latar belakang yang telah dikemukakan diatas maka
permasalahan yang akan dibahas dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
3. Bagaimana kesan santri yang ikut dalam kegiatan tadarus al-Qur’an pada
C. Tujuan Penelitian
Sesuai dengan rumusan masalah diatas, maka penelitian ini ialah bertujuan
untuk mengetahui:
Ahsanul Huda.
Ahsanul Huda.
D. Signifikansi Penelitian
6
3. Sebagai hikmah serta serta khazanah keilmuan bagi fakultas Ushuluddin
dan Humaniora.
E. Definisi Istilah
1. Fenomena
hal-hal yang dapat disaksikan dengan panca indra dan dapat dijelaskan serta
2. Tadarus
Tadarus ialah menderas atau membaca al-Qur’an. Hal ini tidak jarang
kita temukan di masyarakat islam seperti ditempat yang akan diteliti oleh
pertama dimulai dari selesai sholat tarawi sampai jam dua belas sedangkan
7
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia,
(Jakarta: PT Gramedia Utama, 2008), h.390.
8
Abdul Rozak Zaidan, dkk, Kamus Istilah Sastra, (Jakarta: Balai Pustaka, 2007), h.208.
9
Umi Chulsum dan Windi Novia, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Surabaya: Yoshiko
Press, 2006), Cet.1, h.638.
7
kelompok kedua menyambung tadarus dari kelompok yang pertama
sampai sahur.
3. Panti
adalah rumah tempat memelihara dan merawat anak yatim, piyatu serta yatim
piyatu.10
F. Penelitian Terdahulu
Qur’an dimasyarakat tersebut dibagi menjadi dua moment, yaitu rutin dan
yang akan diteliti oleh penulis yang berkaitan dengan tadarus al-Qur’an yang
ialah sebagai kitab bacaan yang mulia, sebagai obat hati dan sebagai sarana
8
dengan penelitian penulis yaitu berhubungan dengan motivasi serta kesan dari
(ritual) yang telah dilakukan serta diyakini secara magis (dimensi) terhadap
Riansyah yang diamalkan untuk dibaca hanya ayat-ayat tertentu saja misalnya
surah yusuf ayat 3 dibaca ketika bercermin dengan tujuan supaya ketika orang
G. Metode Penelitian
9
bertanya secara langsung kepada pihak terkait mengenai kegiatan tadarus
data yang deskriptif berupa kata-kata tertulis maupun lisan dari orang-
2. Lokasi Penelitian
desa ini karena penulis baru pertama kali mendengar serta menyaksikan
tersebut.
a. Data
13
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2009), Cet.1, h.100.
10
Data pokok berupa data-data hasil dari observasi dan wawancara
Ahsanul Huda
bulan Ramadhan
b. Sumber Data
tersebut hingga saat ini beliau masih tetap menjabat sebagai pemimpin
14
Koentjaraningrat, metode Penelitian Masyarakat, (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama,
1997), h.135.
11
Huda. Data tersebut berupa hasil wawancara secara langsung dan
Selain itu penulis juga meminta data tentang motivasi apa saja
Penulis juga akan meminta data kepada beberapa santri yang ikut
orang dalam satu kelompok. Tadarus ini dilakukan oleh santri putra
Adapun data yang akan digali dari para santri ialah tata cara
berlangsung.
dengan study yang akan diteliti oleh penulis. Seperti para guru
12
yang aktif mengajar disana serta para alumni panti asuhan Ahsanul
Huda.
kegiatan tersebut.17 Selain itu penulis juga akan meminta bukti berupa
15
Nana Syadik Sukmadinata, Metode Penelitian Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2005), h.216-222.
16
Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2010), Cet.28, h.191.
17
Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan
Kuantitatif, (Yogyakarta: Erlangga, 2009), Cet.2 h.101.
13
nyata.Karna langsung berinteraksi dengan santri maupun ustadz yang
yang digunakan untuk dokumentasi ialah seperti hp, kamera dan alat
valid.19
d. Analisis Data
1. Editing
kembali terhadap data yang sudah didapat mana yang relevan dan
mana yang tidak relevan. Serta memeriksa apakah data yang sudah
didapat tersebut jelas dan benar. Dalam artian lain apakah data
2. Kategorisasi
18
Lexy J.Moleong, Metodologi Penelitian Kualitatif,h.186.
19
Rahmadi, Pengantar Metodologi Penelitian, (Banjarmasin: Antasari Press, 2011), h.77.
20
Ahmad Tanzeh, Pengantar Metode Penelitian, (Yogyakarta: Teras, 2009), Cet.1, h.67.
14
Penulis akan mengelompokkan data berdasarkan kategorisasi
sistematis.
4. Analisis
e. Daftar Dokumentasi
1. Arsip data para santri dan guru yang ada di panti asuhan Ahsanul
Huda
21
Masri Singrimbun dan Sofyan Effendi, Metode Penelitian Surfei, (Bandung: Pustaka
Jaya Utama, 2004), 198.
15
3. Foto dokumentasi kegiatan para santri dan guru terkait kegiatan
Huda.
kecamatan Bakumpai
b. Jumlah para santri dan guru yang aktif di panti asuhan Ahsanul
Huda
2. Pedoman Observasi
diteliti
Qur’an
16
3. Pedoman Wawancara Terlampir
Qur’an?
berlangsung?
H. Sistematika Penulisan
17
Bab II Landasan Teoritis, terdiri dari pengertian al-Qur’an, fungsi al-
Qur’an dan metodologi tafsir seperti sumber, teknik dan corak penafsiran al-
Qur’an.
kabupaten Barito Kuala. Dimulai dari sejak awal berdirinya panti asuhan
tersebut hingga berkembang sampai sekarang. Dalam bab ini juga memuat
Ahsanul Huda. Kemudian data akan diolah dan dikaji tentang masalah yang
al-Qur’an.
diiringi dengan kesimpulan dan saran dari penulis terhadap penelitian yang
telah diteliti. Dalam bab ini pula terdapat jawaban-jawaban atas pertanyaan
18
DAFTAR PUSTAKA SEMENTARA
Hidayah, Nurul. Fungsi al-Qur’an sebagai Syifa’ bagi Manusia (Study Kasusu
Banjarmasin, 1999.
Utama,1997.
Mubin,2013.
19
Riansyah, “Fenomena Pengamalanal-Qur’an di Pondok Pesantren al-Mujahidin
Rosdakarya, 2005.
Tim Penyusun Kamus Besar Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Pustaka, 2005.
2009http://digilib.uinsuka.ac.id/7659/2/BAB%201,%20V,%20DAFTAR
Zaidan, Abdul Rozak dkk, Kamus Istilah Sastra.Jakarta: Balai Pustaka, 2007.
20
Zainu, Muhammad Ibnu Jamil. Pemahaman al-Qur’an.Bandung: Gema Risalah
Press, tt.
BAB II
LANDASAN TEORITIS
1. Sebagai Mukjizat
21
Disebut demikian karna ayat al-Qur’an dari keindahan kalimat dan
dari al-Qur’an pun tidak bisa apalagi membuat yang semisal dengan al-
kata yang ada dalam al-Qur’an.Contohnya firman Allah dalam Q.S al-
53. dan Dialah yang membiarkan dua laut yang mengalir (berdampingan); yang ini
tawar lagi segar dan yang lain asin lagi pahit; dan Dia jadikan antara keduanya
Ayat ini menerangkan ada adhesi dalam dua macam air.DIA-lah yang menciptakan
SWT merubah air jadi tulang, daging, rambut hingga menjadi manusia yang
sempurna.
2. al-Qur’an
B. Metodologi Tafsir
Metode berasal dari bahasa yunani yaitu methodos yang berarti cara atau jalan.
Dalam bahasa inggris kata ini ditulis method sedangkan bangsa Arab menterjemahkannya
dengan thariqat dan manhaj. Dalam bahasa Indonesia kata tersebut mengandung arti cara
yang teratur dan berfikir baik-baik untuk mencapai maksud. Atau juga bisa dikatakan
dengan cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan untuk
22
Kahar Masyhur, Pokok-pokok Ulumul Qur’an, Cet.1, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 1992),
11-12.
23
Ahmad Izzan, Metodologi Ilmu Tafsir, Cet.3, (Bandung: Tafakur, 2011), 97-98.
22
Menurut bahasa kata tafsir berarti penjelasan atau keterangan. Jadi yang dimaksud
dengan tafsir disini adalah menjelaskan atau menerangkan makna al-Qur’an yang sulit
untuk difahami atau menerangkan makna ayat al-Qur’an yang masih tersembunyi.24
pembahasan itu berkaitan erat dengan cara penerapan metode terhadap ayat-ayat al-
Qur’an maka ia disebut dengan metodik. Cara penyajian atau formulasi tafsir disebut juga
Tafsir al-Qur’an berdasarkan sumbernya dibagi menjadi dua yaitu tafsir bil Ma’tsur dan
Sering disebut juga dengan tafsir bi al-Riwayah atau tafsir bil ma’qul. Menurut Manna
al-Qathan tafsir bil ma’tsur adalah tafsir bil ma’tsur adalah tafsir al-Qur’an yang
didasarkan atas dalili-dalil sahih yang dinukil dengan sahih secara tertib mulai tafsir al-
Qur’an dengan al-Qur’an atau dengan as-Sunnah karna as-Sunnah itu datang untuk
menjelaskan kitab Allah atau dengan riwayat dari para sahabat nabi Muhammad SAW
karna mereka dekat dengan nabi dan tahu dengan kitab yang diturunkan kepada nabi atau
dengan apa yang dikatakan oleh tokoh Tabiin karna mereka adalah orang yang dekat
Berdasarkan definisi diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa tafsir bil ma’tsur adalah tafsir
menggunakan al-Qur’an itu sendiri, dari riwayat para sahabat dan dari riwayat para tabiin.
Sering juga disebut dengan tafsir bi al-Dirayah atau tafsir bi al-Ma’qul. Ra’yi berarti
keyakinan jadi tafsir bil Ra’yi adalah menafsirkan al-Qur’an berdasarkan ijtihad dan
24
Ahmad Syadali dan Ahmad Rofi’I, Ulumul Qur’an II, (Bandung: CV Pustaka Setia, 1997).
h.51.
25
Ahmad Syadali dan Ahmad Rofi’I, Ulumul Qur’an II, h.54-55.
23
pemikiran mufassir yang telah mengetahui bahasa Arab dan metodenya, dalil hukum
yang ditunjukkan, Asbab an-Nuzul, nasikh mansukh dan ilmu ulumul Qur’an.
Secara garis besar penafsiran al-Qur’an dilakukan dengan empat cara (metode) yaitu:
1. Tahlili (analitis)
2. Ijmali (global)
3. Muqaran (perbandingan)
4. Maudhu’i (tematik)
24