Anda di halaman 1dari 16

Tradisi "Ngaji Patok" Di Kalangan Santri Ponpes Al-Qur'an Raudlotul

Huffadz Al Malikiyah Banyurip Kota Pekalongan

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Untuk Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Sosiologi Agama
Dosen Pengampu : Maurisa Zinira

Disusun Oleh:

Azaza mujaddidul quwa. (2022080112)

ILMU AL-QUR’AN DAN TAFSIR

UNIVERSITAS SAINS AL QURAN

2022

1
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Alquran merupakan sumber kemuliaan. Siapapun yang menjadikan

al-Quran sebagai pedoman kehidupannya, maka tidak ada yang akan dia

dapatkan selain kemuliaan. Oleh karena itu ajaran yang terkandung

didalamnya termuat kebenaran yang dapat menuntun umat manusia

kedalam jalan yang baik dalam menjalankan kehidupannya. Karena hal

tersebut, Al-Qura’an dapat membentuk ritual dalam kehidupan manusia.

Banyak daerah maupun kelompok yang memahami Al-Qur’an dengan

sosial kehidupannya yang dijadikan sebagai tradisi maupun fenomena

yang unik di masing-masing daerah tersebut.

Pengkajian pembacaan Al-Qur’an yang diangkat penulis ditemukan

sebagai fenomena yang tidak biasa dilakukan dalam daerah lain yang

dijadikan keyakinan maupun kebiasaan dari kalangan orang yang

melakukannya. Oleh karena itu, penulis bermaksud mengungkap

fenomena yang bersangkutan atau kaitannya dengan Al-Qur’am yang

tumbuh di tengah-tengah masyarakat. Dengan hal ini wujud kehidupan

dengan Al-Quran dapat dijabarkan dan dijadikan sebagai contoh wujud

dalam kehidupan yang dilakukan kalangan orang dalam memahami Al-

Quran dengan budaya atau sosial yang terjadi.

Tradisi ialah kebiasaan yang diturunkan mulai dari satu zaman

kemudian ke zaman berikutnya dari satu zaman ke zaman lainnya

2
menggabungkan kualitas sosial yang berbeda yang menggabungkan

tradisi, kerangka keyakinan, kata adat berasal dari bahasa Latin "adat"

serta yang berarti diteruskan, adat dicirikan sebagai sesuatu yang telah

dilakukan cukup lama serta penting untuk latihan. adanya perkumpulan.

Pemahaman yang paling mendasar dari amalan ini dari adat ialah adanya

data yang diturunkan dari satu zaman ke zaman lainnya, baik yang

tersusun maupun (sering) secara lisan, mengingat tanpa ini suatu amalan

bisa menjadi musnah. Munculnya adat ini pada mulanya ialah respon

pembaca terhadap sebuah karya yang diharapkan bisa memberikan citra

persuasif mengenai karakter agregat, memperkuat kehandalan tahap awal

terhadap negara, daerah setempat serta perkumpulan. 1

Salah satu kewajiban muslim terhadap orang yang sudah meninggal

adalah memperlakukannya dengan baik seperti memandikan,

mengkafankan, menshalatkan, dan menguburkan. Hal ini adalah fardhu

kifayah bagi yang berada di lingkungan mayit. Selain melakukan empat

hal tersebut, juga dianjurkan untuk mendoakan si mayit dan membaca

ayat-ayat al-Qur‘an, di Indonesia yang sering dibacakan adalah surat

Yasin. Setelah proses penguburan selesai, ada beberapa tradisi yang

dilakukan oleh sebagian muslim di berbagai daerah Indonesia seperti,

menaburkan bunga di atas kuburan, menyiram kuburan dengan air bunga,

membaca al-Qur‘an di sisi kuburan, dan berbagai tradisi lainnya. namun

penulis mengkhususkan kajian pada praktek mengaji al-Qur‘an di kuburan

dalam masyarakat muslim Indonesia.


1
Nur Syam, Islam pesisir, (Yogjakarta: Lkis Pelangi Aksara, 2005), hlm. 18

3
Sebagai respon dari adanya tradisi di Indonesia yang sudah

dilakukan selama bertahun-tahun. Peneliti ingin berkontribusi untuk

melakukan penelitian yang lebih koperhendif yang berkaitan dengan

tradisi ‘’ngaji pathok yang ada di lingkungan pondok pesantren. Pondok

Pesantren Roudlotul Hufadz merupakan poddok pesantren yang berada di

tengah-tengah lingkungan kota. Para santri di pondok pesantren Roudlotul

Hufadz terbiasa melakukan ngaji pathok di lingkungan tersebut. Terutama

dari kalangan santri laki-laki yang melakukan tradisi tersebut. Tradisi

mengaji di kuburan sudah ada sejak zaman dahulu. Tradisi ngaji pathok di

kuburan biasanya dilakukan selama 24 jam dengan hari tertentu sesuai

dengan permintaan shohibul hajat. Dalam pelaksananya terdapat

problematika yang terjadi seperti santri hanya mementingkan sekedar

mendapatkan jatah saat mereka ngaji patok tetapi dalam lapangan masih

terdapat santri yang hanya pindah tempat saja yaitu Cuma pindah makan,

tidur atau tempat mengobrol disana dan dalam pelaksananya masih

terdapat santri yang tidak menuntaskan bacaan Al-Qur’an nya ataupun

masih sekedar membaca tanpa memperhatikan kualitas dari bacaanya.

Terkadang juga masih terdapat problematika dari sohibul hajat,

yang dimana ketika para pemain meminta upah makanan atau cemilan

terkadang ada yang memberikan atau sampai telat dan tidak

memperhatikan pelaksanaan yang menyebabkan kurang kenyamanan dari

para santri. Ngaji pathok ini dilakukan oleh beberapa santri dengan

membaca lantunan ayat suci Alqur’an. Akan tetapi ketika ngaji pathok ini

4
dilakukan secara berulang-ulang maka akan mengurangi konsentrasi para

santri dalam menghafal Alqur’an. ngaji pathok ini dilakukan dari pagi hari

hingga dini hari.

Berangkat dari permasalahan tersebut, peneliti membuat judul

penelitian ini ialah Tradisi "Ngaji Patok" Di Kalangan Santri Ponpes

Al-Qur'an Raudlotul Huffadz Al Malikiyah Banyurip Kota

Pekalongan

B. Rumusan Masalah

Berdarsakan latar belakang yang sudah dijelaskan, agar

mempermudah kajian penelitian lebih terarah serta menghasilkan hasil

yang maksimal, maka dirumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana tradisi ‘’ngaji pathok’’ dikalangan santri pondok pesantren

Al qur’an Roudlotul Huffadz Al Malikiyah Banyuurip Kota

Pekalongan?

2. Bagaimana Penafsiran tradisi ‘’ngaji pathok’’ dikalangan santri

pondok pesantren Al qur’an Roudlotul Huffadz Al Malikiyah

Banyuurip Kota Pekalongan?

3. Bagaimana Implementasi tradisi ‘’ngaji pathok’’ dikalangan santri

pondok pesantren Al qur’an Roudlotul Huffadz Al Malikiyah

Banyuurip Kota Pekalongan?

C. Tujuan Penelitian

5
Sesuai dengan rumusan masalah yang ada, maka penelitian ini

bertujuan untuk

1. Mengetahui serta Menjelaskan Bagaimana tradisi ‘’ngaji pathok’’

dikalangan santri pondok pesantren Al qur’an Roudlotul Huffadz Al

Malikiyah Banyuurip Kota Pekalongan

2. Mengetahui Penafsiran tradisi ‘’ngaji pathok’’ dikalangan santri

pondok pesantren Al qur’an Roudlotul Huffadz Al Malikiyah

Banyuurip Kota Pekalongan.

3. Mengetahui Implementasi tradisi ‘’ngaji pathok’’ dikalangan santri

pondok pesantren Al qur’an Roudlotul Huffadz Al Malikiyah

Banyuurip Kota Pekalongan.

D. Manfaat Penelitian

Adapun manfaat penelitian ini antara lain:

a. Bagi peneliti

Sebagai Peluasan wawasan serta bukti pemahaman materi yang

disamapikan dosen dalam bangku kuliah dengan kondisi yang

sebenarnya yang berada dilapangan serta menambah wawasan serta

pengetahuan secara langsung yang berkaitan dengan Tradisi ‘’ngaji

pathok’’ dikalangan santri pondok pesantren Al qur’an Roudlotul

Huffadz Al Malikiyah Banyuurip Kota Pekalongan Bagi pengelola

tradisi Al Qur’an di masyarakat.

6
Hasil dari Penelitian ini bisa menjadikan tambahan informasi yang

berguna di lingkungan para santri sehingga lebih menambah semangat

dalam belaajar mengaji. serta bisa dijadikan kritik atau masukan bagi

yang bersangkutan.

b. Bagi pihak lain

Sebagai bahan masukan atau refrensi tambahan guna memperoleh

informasi dalam penelitian serupa di penelitian yang akan datang serta bisa

menjadikan penambahan wawasan serta pemahaman.

E. Relevansi Penelitian Terdahulu

N Judul Penelitian Nama Metode Teori Objek Kajian


O Peneliti Penelitian

1 Pembacaan Ayat-Ayat Al- Ihsyanul Deskrptif James Pembacaan Ayat-


Qur’an Dalam Tradisi Ziarah Majid Kualitatif Spradley Ayat Al-Qur’an
Kubur Di Wotgaleh (Studi Dalam Tradisi
Living Qur’an) Ziarah
Masyarakat Desa
Wotgaleh

2 Praktik Pembacaan Surah Siti Deskriptif Ruth Pembacaan Surah


Yasin Pada Masyarakat Desa Zulaika kualitatif Benedict Yasin Pada
Candimulyo, Madiun, Jawa Masyarakat Desa
Timur Candimulyo

3 Tradisi Tahlilan Dalam Rahmi Penelitian Piotr Tradisi Tahlilan


Kehidupan Masyarakat Nasir kulitatif Sztompka Di Masyarakat
Kelurahan Manongkoki Shils Kelurahan
Kecamatan Polongbangkeng Manongkoki
Utara Kabupaten Takalar
(Tinjauan Pendidikan Islam)

Relevansi yang dibangun penulis bahwasannya dalam mengkaji


penelitian yang terdahulu terdapat temuan dalam persamaan dalam
menulis proposal ini dengan menggunakan deskreptif kualitatif pada poin
pertama dan poin kedua dalam penelitian. Kemudian penulis menemukan

7
perbedaan yaitu dalam objek kajian dalam penelitian diatas. Yaitu yang
pertama dalam tradisi ziarah di Desa Wotgaleh menggunakan pembacaan
ayat-ayat Al-Qur’an pilihan. Kemudian poin kedua di Desa Candimulyo
objek kajiannya yang digunakan dalam masyarakat menggunakan Surah
Yasin. Kemudian di poin terakhir Tradisi yang dibangun di Desa
Manongkoki objek kajiannya dengan Tahlilan. Hal ini memberikan
penelitian ini merupakan kebaruan dalam Scientific Novelty. Karena
tinjauan pustaka yang terdahulu belum ada yang mengkaji atau membahas
dua rumusan tersebut. Dan terlebih lagi merupakan sebuah fenomena yang
baru.
F. Landasan Teori
1. Teori prilaku dan makna
Berangkat dari judul penelitian yaitu perilaku masyarakat yang
melestarikan pembacaan Al-Qur’an yang berada di Kuburan setempat
maka teori sosiologi pengetahuan yang dikemukakan Karl Mannheim yang
dirasa sesuai dengan pemaparan pembahasan diatas karena menentukan
dan memaknai antara pemikiran degan tindakan atau periku.
Karl mannheim menyatakan bahwa prilaku yang dibentuk oleh
manusia itu memiliki dua dimensi yaitu, prilaku dan makna dalam
memahami tindakan manusia dalam kehidupan sosial yang dikaji dari
makna prilakunya
Dengan menggunakan teori sosiologi pengetahuan karl Mannheim
untuk dijadikan acuan dasar pemahaman terkait praktek pembacaan Al
Quran di kuburan dalam kalangan santri. tentunya juga menyangkut
pengalaman dan sumber penjelasannya dalam memahami fenomena
tersebut.2
2. Living Quran
Pada hakikatnya bermula dari fenomena Quran in every day life,
merupakan makna dan fungsi Al Quran yang nyata dan dapat dipahami
dalam kehidupan masyarakat dengan kata lain fungsi Al Quran dalam
kehidupan muncul karena adanya praktek yang terjadi dalam pemahaman
dan pemaknaan Al Quran yang tidak mengacu pada pesan tekstualnya saja,
tetapi berlandaskan pada pemahaman dan fadhilah yang
terkandungdidalam teks bagi kehidupan dan krepentingan keseharian
umat.3
3. Tradisi ‘’Ngaji Pathok’’ Dikalangan Santri Pondok Pesantren Al Qur’an
Roudlotul Huffadz Al Malikiyah Banyuurip Kota Pekalongan

2
Agus Roiawan, TRADISI PEMBACAAN YASIN (STUDI LIVING QUR’AN DI PONDOK
PESANTREN KEDUNG KENONG MADIUN), Jurnal Skripsi, Tahun 2019, hlm.,79.
3
Didi Junaedi, Living Qur’an: Sebuah Pendekatan Baru dalam Kajian Al-Qur’an (Studi
Kasus di Pondok Pesantren As-Siroj Al-Hasan Desa), Jurnal of Qur’an and Hadith Studies, Vol. 4,
No. 2, tahun 2015,hlm.,172.

8
Tradisi dalam bahasa latin yaitu “tradition” yang berarti diteruskan

atau kebiasaan, dalam pengertian yang paling sederhana ialah sesuatu yang

telah dilakukan sejak lama yang menjadi bagian dari kehidupan suatu

kelompok masyarakat. Hal yang paling mendasar dari tradisi ialah adanya

informasi yang diteruskan dari generasi-kegenerasi baik tertulis maupun

tidak tertulis (lisan). Tradisi merupakan keyakinan yang dikenal dengan

istilah animisme dan dinamisme.1 Tradisi itu sendiri merupakan rangkaian

tindakan yang ditata oleh adat yang berlaku yang berhubungan dengan

berbagai peristiwa tetap yang terjadi pada masyarakat yang bersangkutan.

Nurholis Majid, mengungkapkan sinkronisasi antara otentitas dengan

keyakinan yang kuat seperti roda yang terus berputar antara yang lalu dan

kini mengalami pergaulan yang sangat dinamis. Tradisi itu sendiri

merupakan rangkaian tindakan yang ditata oleh adat yang berlaku yang

berhubungan dengan berbagai peristiwa tetap yang terjadi pada

masyarakat yang bersangkutan. Nurholis Majid, mengungkapkan

sinkronisasi antara otentitas dengan keyakinan yang kuat seperti roda yang

terus berputar antara yang lalu dan kini mengalami pergaulan yang sangat

dinamis. Melalui akulturasi budaya, agama Islam di Indonesia dapat

dikembangkan tanpa mengurangi nila-nilai tradisi lokal. Para penyiar

agama Islam yang memberi muatan-muatan keislaman terhadap nila-nilai

tradisonal yang sudah ada yang bukan hanya menambah keindahan, tetapi

juga memperkaya, sebuah dialog intelektual yang cerdas dan dinamis.

Tradisi lahir melalui dua cara. Cara pertama, muncul dari bawah melalui

9
mekanisme kemunculan secara spontan dan tak diharapkan serta

melibatkan rakyat banyak. Karena sesuatu alasan, individu tertentu

menemukan warisan historis yang menarik. Perhatian, ketakziman,

kecintaan dan kekaguman yang kemudian disebarkan melalui berbagai

cara, memengaruhi rakyat banyak. Sikap takzim dan kagum itu berubah

menjadi perilaku dalam bentuk upacara, penelitian dan pemugaran

peninggalan purbakala serta menafsir ulang keyakinan lama. Semua

perbuatan itu memperkokoh sikap. Kekaguman dan tindakan individual

menjadi milik bersama dan berubah menjadi fakta sosial sesungguhnya.

Begitulah tradisi dilahirkan. Cara kedua, muncul dari atas melalui

mekanisme paksaan. Sesuatu yang dianggap sebagai tradisi dipilih dan

dijadikan perhatian umum atau dipaksakan oleh individu yang

berpengaruh atau berkuasa.

Karl Manheim membayangkan bahwa ilmu sosial umum tentang

informasi serta kebenaran mengikuti satu sama lain, ketika ada

perkembangan sosial individu yang menghadapi beberapa perspektif

dalam iklim. Sehingga masyarakat yang dijadikan objek memiliki

kecenderungan untuk melakukan akumulasi modal tinggi, dengan peluang

yang besar tradisi dominan yang membawanya pada disposisi kelas serta

ranah sosial. Kajian ini juga akan lebih memberikan respon serta tingkah

laku masyarakat terhadap kemunculan Al Qur’an, jadi tafsir memiliki sifat

emansipatoris yang merangkul keikut sertaan masyarakat.

10
Dalam pandangan ini, cenderung dianggap sebagai apa yang terjadi

karena adanya persilangan antara berbagai komponen sosial dalam

kehidupan individu, membawa contoh kehidupan lain (tidak sama dengan

contoh kehidupan masa lalu). Perubahan sosial mengingat perubahan

kualitas sosial, praktik normal, desain yayasan sosial, penggambaran

sosial, pertemuan, komunikasi sosial, contoh perilaku, kekuasaan serta

otoritas, serta berbagai bagian kehidupan daerah setempat. Ada beberapa

hipotesis yang bisa dipakai sebagai alasan untuk memahami perubahan

sosial yang terjadi di arena publik.

G. Metodologi penelitian

Dalam suatu penelitian keniscayaannya yang perlu diperhatikan oleh

peneliti. Metode adalah suatu upaya ilmiah yang berkaitan dengan cara kerja

untuk dapat menguak dan memahami objek permasalahan yang terjaadi pada

suatu penelitian. Maka diperlukan suatu proses cara kerja yang baik untuk

menghasilkan penelitian yang jelas. Dalam penelitian ini metode yang akan

digunakan penulis sebagai berikut.

1. Jenis penelitian

Pendekatan penelitian yan digunakan adalah penelitian lapangan

(field research) yaitu menggunakan penelitian yang diangkat dari

kebenaran data yang terjadi dilapangan tersebut.

Metode yang digunakan pada penelitian ini adalah menggunakan

metode penelitian kualitatif. Penelitian kualitatif merupakan prosedur

11
penelitian yang dapat menghasilkan data deskriptif berupa kata kata

tertulis dari orang orang dan prilaku yang dimati.4

Penelitian kualitatif dimulai dengan mengumpulkan informasi

dalam situasi sewajarnya, untuk dirumuskan menjadi suatu hal yang dapat

diterima dan dimaknai oleh akal manusia. Oleh karena itu pendekatan

kualitatif ini dipilih oleh penulis berdasarkan tujuan penelitian yang ingin

memaknai prakktek pembacaan Al Quran di kuburan dikalangan santri

ponpes Roudlotul Huffadz Al Malikiyyah.

2. Observasi

Pada tahap ini penulis mencoba mencari dan mengumpulkan

berbagai sumber data yang ada kaitan dengan penelitian tersebut. Adapun

sumber primer dalam penelitian ini yaitu melihat latar belakang adanya

praktek pembacaan Al Quran di kuburan dikalangan santri ponpes

Roudlotul Huffadz Al Malikiyyah dari sudut pandang terjadinya atau

adanya fenomena tersebut. Sementara sumber data skunder yaitu dengan

mencari informasi pelaksanaan yang dilakukan oleh kalangan santri dan

juga dari artikel, buku, dan jurnal yang dipublikasikan di media internet.

3. Teknik pengumpulan data

Dalam teknik pengumpulan data yaitu dipergunakan berbagai

teknik dalam penelitian ini, yaitu wawancara, observasi, dan dokumentasi.

Sasaran pengumpulan data ditujukan kepada santri ponpes Roudlotul

4
Lexy J. Maleong, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaj
Rosdakarya,1998),hlm.,3.

12
Huffadz Al Malikiyyah agar mendapatkan data yang valid melalui tiga

teknik pengumpulan tersebut.

4. Teknik analisis data

Berangkat dari fokus penelitian ini penulis hendak mengkaji

pemahaman dan pemaknaan terhadap praktek dikalangan santri ponpes

Roudlotul Huffadz Al Malikiyyah dari susunan yang telah diperoleh

secara sistematis dari temuan data lapangan yang kemudian dijabarkan

ungkapan dari sitematis hasil yang diperoleh.

H. Kerangka Berfikir
Tradisi mengaji di kuburan sudah ada sejak zaman dahulu. Tradisi

ini sudah melekat di masyarakat Indonesia. Mengaji dikuburan atau yang

lebih dikenal oleh masyarakat pekalongan dinamakan ngaji pathok ini

biasanya dilangsungkan sesuai dengan target yang dibutuhkan. Tradisi

ngaji pathok ini biasanya dilakukan oleh beberapa orang. Tradisi ngaji

pathok ini dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Jangka waktu yang

biasanya dilaksanakanyaitu satu minggu, satu bulan, 40 hari, dan lain

sebagainya. Tradisi ngaji pathok ini dilakukan dengan membaca ayat suci

Alqur’an.

Bagi masyarakat islam memiliki pegangan hidup yang berupa Al

Qur’an yang senantiasa membimbing setiap indiviu untuk melangkah di

kehidupan yang tidak kekal ini yaitu kehidupan di dunia serta mengimani

segala bentuk ciptaan Allah. Sehingga, mereka memahami Al Qur’an ini

tidak hanya tertuju pada pemahaman tekstualnya saja, akan tetapi merka

13
meletkan Al Qur’an serta mengamalkanya dalam kehidupan sehari hari

sembari beraktivitas.5 Kerangka berfikir yang sesuai dengan judul skripsi

ini adalah :

Shohibul musibah / Wasiat

Hafidz / Santri Pondok Pesantren Roudlotul Huffadz

Praktek Pembacaan ngaji pathok

I. Sistematika penulisan

Sebagai upaya mempermudah dalam penyusunan dan memahami

penelitian ini secara sistematis, maka penulis menggunakan sistematika

penulisan sebagai berikut :

Bab I : berisi tentang pendahuluan, yang menjelaskan latar belakang

masalah, rumusan masalah, tujuan penelitian, penelitian relevan

terdahulu, landasan teori, metodologi penelitian, sistematika

penulisan skripsi.

5
Indra Ambiya.Penerapan Ayat Ayat Al Qut’an Sebagai Media Ruqiyah(Studi Living
Qur’an Dibekam Center Bandung.(Tesis:UIN Sunan Gunung Jati Bandung,2020) hlm 23

14
Bab II : Tradisi dan Ngaji pathok. Dalam bab ini memuat tentang

landasan teori. Teori pertama tentang tradisi, meliputi pengertian

tradisi, proses pembentukan tradisi, proses pembentukan tradisi.

Teori kedua tentang ngaji pathok.Berisi tentang tradisi living

Quran dan Profil Pondok Pesantren Raudlotul Huffadh AL

Malikiyah Banyurip Ageng

Bab III : Data tradisi ngaji pathok di pondok pesantren roudhotul hufadz.

Terdiri dari dua sub bab. Pertama tentang gambaran umum pondok

pesantren, letak pondok pesantren. Kedua tentang Berisi tentang

analisis paparan data yang di dapatkan dari hasil pengumpulan data

lapangan dipondok pesantresn Roudlotul Huffadz Al Malikiyyah

tentang praktek pembacaan Al Quran dikuburan

Bab IV: Pada bab ini berisi tentang hasil pembahasan tradisi “ngaji patok

di kalangan santri pondok pesantresn Roudlotul Huffadz Al

Malikiyyah.

Bab V : berisi tentang penutup, yaitu kesimpulan yang menjelaskan

tentang hasil penelitian, saran, dan rekomendasi dari penelitian

15
DAFTAR PUSTAKA

Jiyanto dan Desti Widiani, 2019, Rekonstruksi Kisah Pangeran Samudro: di


Tengah Mitos Ritual Seks Gunung Kemukus, Sumber Lawang,
Sragen,(Surakarta:IAIN Surakarta).
Syam Nur, 2005,Islam pesisir, (Yogjakarta: Lkis Pelangi Aksara).
Nuraini, 2020, Tradisi Mengaji Al-Qur’an di Kuburan dalam Masyarakat
Indonesia,(Aceh: Universitas Islam Negeri Ar-Raniry Banda Aceh,).
Roiawan Agus, 2019, TRADISI PEMBACAAN YASIN (STUDI LIVING
QUR’AN DI PONDOK PESANTREN KEDUNG KENONG
MADIUN), Jurnal Skripsi.
Junaedi Didi, 2015, Living Qur’an: Sebuah Pendekatan Baru dalam Kajian Al-
Qur’an (Studi Kasus di Pondok Pesantren As-Siroj Al-Hasan Desa),
Jurnal of Qur’an and Hadith Studies, Vol. 4, No. 2.
Maleong J. Lexy, 1998, Metodelogi Penelitian Kualitatif, (Bandung: Remaja
Rosdakarya).
Ambiya Indra, 2020, Penerapan Ayat Ayat Al Qut’an Sebagai Media
Ruqiyah(Studi Living Qur’an Dibekam Center Bandung.(Tesis:UIN
Sunan Gunung Jati Bandung).

16

Anda mungkin juga menyukai