Anda di halaman 1dari 9

PEMBERDAYAAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI PEMBENTUK HARMONI

SOSIAL

Oleh:

1. Yemima Kesia Riansa Putri Br Ginting (DPK 03)

2. I Komang Andika Putra Utama (DPK 07)

3. Putu Agus Hendrawan (DPK 11)

4. Ketut Dian Suryasih (DPK 15)

5. Nadiva Zhafira (DPK 19)

6. M. Zakky Habibi Suher (DPK 23)

7. Farhan Andrian (DPK 27)

8. Komang Marianti (DPK 31)

ABSTRAK

Indonesia merupakan wilayah yang memiliki keberagaman suku, ras dan budaya.
Untuk itu, diperlukan adanya sebuah bahasa yang menjadi perantara untuk mempersatukan
setiap perbedaan. Dengan demikian, artikel ini bertujuan untuk menganalisis pemberdayaan
Bahasa Indonesia sebagai pembentuk harmoni sosial. Pengumpulan data pada artikel ini
dibuat berdasarkan kajian pustaka dari berbagai sumber. Artikel ini mendiskusikan tentang
bagaimana pemberdayaan Bahasa Indonesia dilakukan sehingga menjadi pembentuk harmoni
sosial. Akhirnya, artikel ini mendiskusikan beberapa hal berkaitan dengan pemberdayaan
bahasa Indonesia sehingga dapat membentuk keharmonian dalam lingkungan masyarakat.

Kata Kunci: Pemberdayaan, Bahasa Indonesia, Harmoni Sosial

A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

Bahasa bisa dikatakan memegang peranan penting dalam kehidupan manusia.


bahasa digunakan sebagai sarana untuk berkomunikasi. Bahasa sebagai alat
komunikasi untuk menyampaikan pesan atau maksud pembicara kepada pendengar.
Dipakainya bahasa sebagai alat komunikasi dipengaruhi oleh faktor sosial dan faktor

1
situasional. Faktor-faktor sosial yang mempengaruhi pemakaian bahasa adalah status
sosial, jenis kelamin, umur, tingkat pendidikan, tingkat ekonomi dan lain sebagainya.
Faktor situasional meliputi siapa yang berbicara dengan bahasa apa, kepada siapa,
kapan, dimana, mengenai hal apa, dalam situasi yang bagaimana, apa jalur yang
digunakan, ragam bahasa mana yang digunakan, serta tujuan pembicara (Nababan,
1986:7).

Berbahasa dalam bermasyarakat merupakan suatu kunci untuk memperbaiki


atau meluruskan tata cara berkomunikasi. Saat ini, tidak sedikit orang menggunakan
bahasa secara bebas tanpa ada pertimbangan-pertimbangan moral, nilai, maupun
agama. Akibat kebebasan itu, lahir berbagai pertentangan dan perselisihan di kalangan
masyarakat. Salah satu contoh, demo mahasiswa sebagai komunitas intelektual, kini
seringkali diiringi oleh kata-kata hujatan yang jauh dari etika kesantunan.

Harmoni sosial berasal dari kata harmoni dan sosial, harmoni artinya serasi
atau selaras, sedangkan sosial artinya berhubungan dengan masyarakat. Harmoni
Sosial adalah kondisi dimana individu hidup sejalan dan serasi dengan tujuan
masyarakat. Harmoni sosial ditandai dengan solidaritas, toleransi, kekompakan dan
kesetiakawanan. Harmoni sosial yang merupakan keadaan dimana adanya
keseimbangan dalam kehidupan.

Namun, di era modern ini sering kali terjadi konflik akibat stratifikasi tertutup,
kesenjangan sosial maupun perbedaan budaya. Stratifikasi tertutup adalah kedudukan
seseorang dalam masyarakat atas dasar kelahirannya. Misalnya adalah sistem kasta
pada agama Hindu, yakni brahmana, ksatria, waisya dan sudra. Dampak negatif dari
adanya sistem kasta ini adalah terjadinya diskriminasi terhadap seseorang, yang dapat
menyebabkan hilangnya keharmonisan masyarakat. Di Indonesia juga rentan dengan
adanya kesenjangan sosial. Dimana terjadinya ketidakseimbangan dalam masyarakat
baik itu dari segi finansial, hukum maupun budaya. Adapun dampak dari adanya
kesenjangan sosial adalah meningkatnya jumlah pengangguran dan kemiskinan,
timbulnya rasa iri hati, serta muncul berbagai tindak kriminal. Selain itu keragaman
budaya khususnya bahasa nyatanya juga dapat memicu konflik dalam masyarakat,
sebab masih banyak masyarakat yang menerapkan bahasa daerah mereka sebagai
simbol identitas kelompok. Beberapa wilayah juga tidak dapat menerima adanya
perbedaan bahasa dan akhirnya menyebabkan konflik dalam masyarakat. Diluar sana
banyak orang yang masih sewenang-wenang dalam bertutur kata dan tidak
memperhatikan perasaan lawan bicara. Sering kali orang tersinggung karena sebuah
ucapan sehingga memicu terjadinya konflik di masyarakat.

Harmoni sosial tidak akan pernah tercapai tanpa adanya kesadaran dalam diri
kita, terlebih manusia adalah makhluk sosial yang memerlukan interaksi satu sama
lain. Rasanya tidak mungkin manusia bisa hidup tanpa orang lain. Maka dari itu perlu
adanya ketertiban, ketentraman, kesadaran, dan rasa solidaritas yang tinggi dalam
membangun harmoni sosial. Harmoni sosial akan dapat tercapai apabila adanya
kesadaran dalam diri kita masing-masing. Menghargai adanya perbedaan suku, bahasa

2
dan ragam budaya dengan mengedepankan sikap toleransi. Dengan adanya Bahasa
Indonesia sebagai bahasa nasional, diharapkan dapat dilakukan pemberdayaan Bahasa
Indonesia guna menciptakan harmoni sosial.

2. Rumusan Masalah:

1. Apa yang dimaksud dengan harmoni sosial?


2. Mengapa Bahasa Indonesia digunakan sebagai pembentuk Harmoni Sosial?
3. Bagaimana pemberdayaan bahasa indonesia sebagai pembentuk harmoni
sosial?

3. Tujuan:

1. Untuk memahami harmoni sosial.


2. Untuk mengetahui mengapa Bahasa Indonesia digunakan sebagai pembentuk
harmoni sosial.
3. Untuk memahami bagaimana pemberdayaan Bahasa Indonesia sebagai
pembentuk harmoni sosial.

4. Manfaat

1. Menumbuhkan sikap bahasa yang positif terhadap bahasa Indonesia;


2. Menjadi bahasa pemersatu dari berbagai bahasa dari tiap daerah di Indonesia;
3. Kebanggaan terhadap bangsa Indonesia;
4. Kesetiaan akan bahasa Indonesia
5. Meningkatkan kesadaran akan adanya norma dalam berbahasa dan secara
khusus bertujuan untuk terampil berbahasa Indonesia dengan baik dan benar.
6. Terciptanya harmoni sosial.

B. PEMBAHASAN

1. Kaitan Harmoni sosial dengan Bahasa

Harmoni Sosial adalah kondisi dimana individu hidup sejalan dan serasi
dengan tujuan masyarakat. Harmoni sosial sangat diperlukan untuk menjaga
ketentraman, keamanan, dan integrasi sosial. Tanpa adanya usaha untuk menciptakan
harmoni sosial, antar individu atau kelompok dalam masyarakat mudah
bersinggungan satu sama lain sehingga menyebabkan konflik sosial. Disini lah
pemberdayaan Bahasa Indonesia sebagai pembentuk harmoni sosial diperlukan.
Bahasa berfungsi sebagai alat komunikasi antar masyarakat berupa simbol yang
dihasilkan oleh alat ucap manusia. Karena manusia adalah makhluk sosial yang
tentunya akan selalu berinteraksi Bersama orang lain. Selain sebagai alat komunikasi
Bahasa juga bisa berfungsi sebagai dasar atau acuan sekelompok orang dalam
bermasyarakat. Bahasa digunakan sebagai sarana untuk mensugesti tingkah laku dan

3
tindak-tanduk seseorang. Hal ini bisa terlihat di setiap daerah masyarakatnya memiliki
ciri khas dan keunikan bahasanya sendiri. Jadi dengan kata lain Bahasa bisa dijadikan
suatu tujuan masyarakat yang jika seorang atau sekelompok orang hidup sejalan dan
serasi dengan Bahasa masyarakat tersebut maka akan terbentuknya harmoni sosial.

2. Bahasa Indonesia sebagai pembentuk Harmoni Sosial

Pemberdayaan Bahasa Indonesia sebagai pembentuk harmoni sosial artinya


menjadikan Bahasa Indonesia sebagai alat atau dasar yang menjadi acuan untuk
tercapainya suatu kesatuan berbagai masyarakat agar hidup dengan damai, aman, dan
tentram.

Mengapa bahasa indonesia digunakan sebagai pembentuk harmoni sosial?

Bahasa Indonesia digunakan sebagai pembentuk harmoni sosial di Indonesia karena


memiliki beberapa keunggulan dan kelebihan dibandingkan dengan bahasa asing atau
bahasa daerah lainnya. Beberapa keunggulan dan kelebihan tersebut antara lain:

1. Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional yang ditetapkan oleh pemerintah


sebagai bahasa resmi di Indonesia. Hal ini berarti bahwa semua warga negara
Indonesia diharuskan untuk menggunakan bahasa Indonesia dalam kehidupan
sehari-hari, baik dalam pergaulan masyarakat, dunia pendidikan, maupun dunia
bisnis.
2. Bahasa Indonesia merupakan lambang Kebanggaan Kebangsaan. Di dalam
fungsinya sebagai Lambang Kebangaan Kebangsaan, bahasa Indonesia
mencerminkan nilai-nilai sosial budaya yang mendasari rasa kebangsaan. Atas
dasar kebangaan ini, bahasa Indonesia harus terus dijaga, pelihara dan kembangkan
serta rasa kebanggan pemakainya senantiasa kita bina.
3. Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mudah dipahami oleh seluruh warga
negara Indonesia. Hal ini dikarenakan bahasa Indonesia merupakan bahasa yang
diadaptasi dari bahasa Melayu, yang merupakan bahasa asli masyarakat di wilayah
Nusantara. Oleh karena itu, bahasa Indonesia memiliki banyak kosa kata dan
struktur kalimat yang sama dengan bahasa daerah yang ada di Indonesia.
4. Bahasa Indonesia sebagai alat Perhubungan Antarwarga, Antardaerah,
Antarbudaya. Bahasa Indonesia memiliki peranan yang fital dimasyarakat umum
dan nasional. Berkat adanya bahasa Indonesia masyarakat dapat berhubungan satu
dengan yang lain sedemikian rupa sehingga kesalahpahaman sebagai akibat
perbedaan latar belakang sosial budaya dan bahasa tidak perlu dikawatirkan.
Masyarakat dapat berpergian ke seluruh plosok tanah air dengan hanya
memanfaatkan bahasa Indonesia sebagai satusatunya alat komunikasi.
5. Bahasa Indonesia dapat menjadi pemersatu bagi masyarakat Indonesia yang
memiliki latar belakang dan budaya yang beragam. Di Indonesia, terdapat banyak
sekali suku, agama, dan bahasa daerah yang berbeda-beda. Dengan menggunakan
bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, maka seluruh warga negara Indonesia

4
dapat saling berkomunikasi dan berkolaborasi tanpa harus mengalami kesulitan
dalam hal bahasa.
6. Bahasa Indonesia dapat membantu masyarakat Indonesia dalam mengembangkan
potensi dan kompetensi mereka. Dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa resmi, maka seluruh warga negara Indonesia dapat mengakses sumber
belajar dan informasi yang tersedia dalam bahasa Indonesia. Hal ini dapat
membantu mereka dalam meningkatkan kemampuan dan keterampilan mereka,
sehingga dapat meningkatkan daya saing dan peluang kerja di masa depan.

Dengan menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi, maka diharapkan dapat
terjadi keserasian dan harmoni sosial di antara seluruh warga negara Indonesia.
Bahasa Indonesia dapat menjadi jembatan untuk saling menghargai, menghormati,
dan bekerja sama dalam mengembangkan Indonesia sebagai bangsa yang maju dan
sejahtera.

3. Teori Kesantunan

Adapun hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pemberdayaan bahasa


Indonesia sebagai pembentuk harmoni sosial adalah dengan menerapkan teori
kesantunan dalam berbahasa Indonesia. Kesantunan dalam berbahasa Indonesia
sangatlah penting untuk diterapkan agar dapat menjadikan Bahasa Indonesia sebagai
pembentuk harmoni sosial. Bahasa Indonesia selain berfungsi sebagai alat pemersatu
juga menjadi jati diri dan karakter dari bangsa Indonesia dalam konteks inilah
kesantunan berbahasa membentuk karakter seseorang. Kesantunan berbahasa
diperlukan agar kegiatan berkomunikasi dapat terbina dengan baik. Kesantunan
sendiri merupakan bagian dari tuturan sehingga lawan tuturlah yang menentukan
kesantunan sebuah tuturan dengan ketentuan si penutur tidak melampaui haknya dan
memenuhi kewajiban-kewajiban kepada lawan tutur. Kesantunan berbahasa terpenuhi
apabila setiap orang mampu menaati sejumlah maksim atau prinsip yang terkandung
dalam komunikasi sehingga kegiatan komunikasi terhindar dari kesalahpahaman.

Di lingkungan Masyarakat Indonesia, kesantunan berbahasa berpedoman pada


aturan budaya yang berlaku di lingkungan Indonesia yakni aturan kesantunan
berbahasa yang berasal dari akar budaya masyarakat itu sendiri. Artinya kesantunan
berbahasa selain berpedoman pada substansi Bahasa juga berpedoman pada etika
berbahasa. Untuk dapat berkomunikasi dengan harmonis dan mencapai tujuan
komunikasi, kesantunan berbahasa dan etika berbahasa harus digunakan secara
terpadu. Kesantunan berbahasa diukur berdasarkan norma-norma nasional yang
terkait dengan pilar-pilar karakter baik yakni mencintai tuhan dengan segenap
ciptaan-nya, memiliki kemandirian dan tanggung jawab, menjunjung nilai kejujuran,
melaksanakan Amanah, bersikap hormat/santun, memiliki rasa percaya diri, kreatif,
dan ulet, memiliki kemandirian dan tanggung jawab, menjunjung nilai kejujuran,
melaksanakan Amanah, bersikap rendah hati, dan bertoleransi kepada sesama.

5
Agar kesantunan berbahasa ini menjadi tradisi dalam masyarakat Indonesia,
maka perlu upaya pembinaan melalui pembiasaan. Membiasakan diri mematuhi
norma-norma berbahasa akan menjadikan generasi bangsa selalu mematuhi tatanan-
tatanan yang ada pada bangsa Indonesia. Kesantunan berbahasa terlihat dari
penggunaan kata-kata tertentu sebagai pilihan kata yang diucapkan seseorang,
diantaranya penggunaan pilihan kata: tolong, maaf, terima kasih, berkenan, beliau,
bapak/Ibu. Selain itu kesantunan berbahasa juga ditandai dengan tutur kata yang
sopan, lemah lembut dan tidak kasar. Kesantunan berbahasa selain berpedoman pada
substansi bahasa juga bepedoman pada etika berbahasa. Dalam praktik berbahasa
kedua hal ini saling berkaitan satu sama lain. Untuk dapat berkomunikasi dengan
harmonis dan mencapai tujuan komunikasi, kesantunan berbahasa dan etika berbahasa
harus digunakan secara terpadu. Adapun tujuan utama kesantunan berbahasa adalah
memperlancar komunikasi.

4. Tatacara berbahasa Indonesia sehingga dapat menciptakan harmoni sosial

Dengan memperhatikan tatacara berbahasa diharapkan orang lebih bisa


memahami pesan yang disampaikan dalam komunikasi dan dapat menghindari
kesalahpahaman yang dapat memicu konflik. Adapun tujuan untuk memahami
tatacara berbahasa adalah untuk mengatur serangkaian hal berikut.

1. Apa yang sebaiknya dikatakan pada waktu dan keadaan tertentu.


2. Ragam bahasa apa yang sewajarnya dipakai dalam situasi tertentu.
3. Kapan dan bagaimana giliran berbicara dan pembicaraan sela diterapkan.
4. Bagaimana mengatur kenyaringan suara ketika berbicara.
5. Bagaimana sikap dan gerak-gerik keika berbicara.
6. Kapan harus diam dan mengakhiri pembicaraan.

Dari hal-hal di atas tadi, tatacara berbahasa fokus untuk menjaga perasaan
lawan bicara. Supaya lawan bicara tidak tersinggung saat berkomunikasi dengan kita.
Dengan demikian Harmoni Sosial dapat tercapai. Norma-norma budaya suku bangsa
atau kelompok masyarakat tertentu mempengaruhi tata cara berbahasa. seperti tata
cara berbahasa orang jawa berbeda dengan tata cara berbahasa batak meskipun sama-
sama berbahasa indonesia. Ini menunjukkan bahwa kebudayaan yang sudah mendarah
daging pada siri seseorang berpengaruh pada pola berbahasanya. inilah tujuan kita
perlu mempelajari dan memahami norma-norma budaya sebelum dan disamping juga
mempelajari bahasa. karena tata cara berbahasa yang mengikuti norma-norma budaya
akan menghasilkan kesantunan berbahasa yang nantinya akan membentuk harmoni
sosial di kalangan masyarakat. Kesantunan dalam berbahasa Indonesia sangat lah
penting untuk diterapkan agar dapat menjadikan Bahasa Indonesia sebagai pembentuk
harmoni sosial. Bahasa Indonesia selain berfungsi sebagai alat pemersatu juga
menjadi jati diri dan karakter dari bangsa Indonesia dalam konteks inilah kesantunan
berbahasa membentuk karakter seseorang.

6
C. PENUTUP
1. Kesimpulan

Pemberdayaan Bahasa Indonesia Penting dilakukan agar tercipta


keharmonisan dalam masyarakat. Adapun manfaat dari pemberdayaan Bahasa
Indonesia sebagai harmoni sosial adalah Menumbuhkan sikap bahasa yang positif
terhadap bahasa Indonesia, menjadi bahasa pemersatu dari berbagai bahasa dari tiap
daerah di Indonesia, kebanggaan terhadap bangsa Indonesia, kesetiaan akan bahasa
Indonesia, meningkatkan kesadaran akan adanya norma dalam berbahasa dan secara
khusus bertujuan untuk terampil berbahasa Indonesia dengan baik dan benar,
terciptanya harmoni sosial. Alasan utama bahasa Indonesia digunakan sebagai
pembentuk harmoni sosial karena, Bahasa Indonesia merupakan bahasa nasional,
Bahasa Indonesia merupakan bahasa yang mudah dipahami oleh seluruh warga negara
Indonesia, Bahasa Indonesia dapat menjadi pemersatu bagi masyarakat Indonesia dan
Bahasa Indonesia dapat membantu masyarakat Indonesia dalam mengembangkan
potensi dan kompetensi mereka. Adapun tatacara berbahasa yang santun adalah, apa
yang sebaiknya dikatakan pada waktu dan keadaan tertentu, ragam bahasa apa yang
sewajarnya dipakai dalam situasi tertentu, kapan dan bagaimana giliran berbicara dan
pembicaraan sela diterapkan, bagaimana mengatur kenyaringan suara ketika
berbicara, bagaimana sikap dan gerak-gerik keika berbicara, kapan harus diam dan
mengakhiri pembicaraan.

2. Saran
Berdasarkan kesimpulan di atas ada beberapa saran yang inggin penulis
sampaikan diantaranya: Pertama: pembaca diharapkan dapat melakukan
pemberdayaan terhadap Bahasa Indonesia agar dapat menciptakan harmoni sosial.
Selain itu, pembaca diharapkan mampu menjaga keharmonian dengan tatacara
berbahasa yang santun dengan memerhatikan apa yang sebaiknya dikatakan pada
waktu dan keadaan tertentu, ragam bahasa apa yang sewajarnya dipakai dalam situasi
tertentu, kapan dan bagaimana giliran berbicara dan pembicaraan sela diterapkan,
bagaimana mengatur kenyaringan suara ketika berbicara, bagaimana sikap dan gerak-
gerik keika berbicara, kapan harus diam dan mengakhiri pembicaraan.

7
DAFTAR PUSTAKA

Aman. (2020). Harmoni Sosial. Jurnal Pendidikan IPS, 16.


Mislikhah, S. (2014). KESANTUNAN BERBAHASA. International Journal of Islamic
Studies, 12.
Muhyidin, A. (2018). MASA DEPAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI PEMERSATU
BANGSA DALAM BINGKAI MULTIKULTURALISME. 17.
Mustika, I. (2013). Mentradisikan Kesantunan Berbahasa: Upaya Membentuk Generasi
Bangsa yang Berkarakter. Jurnal Ilmiah Program Studi Pendidikan Bahasa dan
Sastra Indonesia, 11.
Noermanzah. (2015). PERAN DOSEN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA DALAM
MEMPERTAHANKAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI ALAT PEMERSATU
NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA PADA ERA GLOBALISASI. 11.
Nugroho, A. (2015). PEMAHAMAN KEDUDUKAN DAN FUNGSI BAHASA
INDONESIA SEBAGAI DASAR JIWA NASIONALISME. 7.
Rivel, J. (2012, September 21).
https://www.kompasiana.com/rivel/5517be55a333114907b66067/bahasa-indonesia-
dan-nasionalisme-kita#:~:text=Bagi%20generasi%201928%20maupun
%201945%2C%20bahasa%20Indonesia%20adalah,Indonesia%20sebagai
%20bahasa%20persatuan.%20Bagaimana%20dengan%20generasi%20se. Retrieved
from www.kompasiana.com:
https://www.kompasiana.com/rivel/5517be55a333114907b66067/bahasa-indonesia-
dan-nasionalisme-kita#:~:text=Bagi%20generasi%201928%20maupun%201945%2C
%20bahasa%20Indonesia%20adalah,Indonesia%20sebagai%20bahasa%20persatuan.
%20Bagaimana%20dengan%20generasi%20se
Sari, I. P. (2015). PENTINGNYA PEMAHAMAN KEDUDUKAN DAN FUNGSI
BAHASA INDONESIA SEBAGAI PEMERSATU NEGARA KESATUAN
REPUBLIK INDONESIA (NKRI). 9.
Sugono, D. (2015). PERAN BAHASA INDONESIA SEBAGAI ALAT
PEMERSATUDALAM NEGARA KESATUAN REPUBLIK INDONESIA. 14.
Totoh, A. (2021, Desember 22). https://kumparan.com/asep-totoh/pemberdayaan-
keterampilan-berbahasa-1x9q3hpMK8m. Retrieved from kumparan.com:
https://kumparan.com/asep-totoh/pemberdayaan-keterampilan-berbahasa-
1x9q3hpMK8m

8
9

Anda mungkin juga menyukai