Anda di halaman 1dari 3

PAPER

PENGELOLAAN DAERAH ALIRAN SUNGAI


(MBKMGI -405)

ANALISIS PEMANFAATAN LAHAN PADA PENGELOLAAN DAERAH


ALIRAN SUNGAI DI WILAYAH RIAM KANAN KALIMANTAN SELATAN

DISUSUN OLEH :
Nor Zakia Rahma
1910416320028
Kelas B

DOSEN PENGAMPU:
Dr. Nasruddin, M.Sc
Dr. Norma Yuni Kartika, M.pd.,M.Sc
Selamat Riadi, M.Pd
Muhammad Efendi, M.Pd

JURUSAN/PROGRAM STUDI GEOGRAFI


FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT 2021
BAB 1
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Daerah Aliran sungai (DAS) Riam Kanan merupakan aliran sungai yang
terletak di Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan. Sebagai catchment area
/daerah resapan air. Terdapat permukiman sebanyak 12 desa yang termasuk cakupan
DAS Riam Kanan di Kecamatan Aranio ( Kompas, 2007). Suatu DAS dikatakan
kritis apabila mengalami penurunan kesuburan tanah karena lapisan tanah atas (top
soil) telah hilang, yang merupakan lapisan media bagi mikro flora dan mikro fauna.
Erosi mengakibatkan hilangnya sebagian besar lapisan tanah, besarnya erosi yang
terjadi juga merupakan salah satu indikator kekritisan suatu lahan (Sismanto, 2009).

Balai Pengelolaan Daerah Aliran Sungai (BPDAS) Barito di Kalimantan


Selatan mencatat kondisi kritis daerah sungai terjadi pada 13 daerah Aliran Sungai
yang ada di wilayah Kalimantan Selatan. terbesar pada DAS Barito, DAS Riam
Kanan, dan DAS Riam Kiwa. Kondisi ini mengkabitakan intensitas bencana semakin
meningkat, sehingga pada tahun 2006, tercatat pada laju erosi yang terjadi pada SUB
DAS Riam Kanan sebesar 150,9322 ton/ha/th (BPDAS, Barito2009).

Daerah Aliran Sungai (DAS) istilah ini banyak digunakan oleh bebrapa ahli
dengan makna atau pengertian yang berbeda-beda, ada yang menyamakan dengan
cathment area, watershed, atau drainage basin. Menurut Soemarwoto (1985),
mengemukakan batasan DAS adalah suatu daerah yang dibartasi oleh igir-igir gunung
yang semua aliran permukaannya mengalir ke suatu sungai utama.

Martopo (1994), Dapat dipahami bahwa Daerah Aliran Sungai (DAS) adalah
suatu wilayah yang ditentukan oleh topografi separator air, yang dibuang melalui
sungai atau sistem yang saling berhubungan, sehingga semua sungai yang masuk ke
dalamnya akan mengaalir keluar dari satu wilayah tersebut dari satu kali pelepasan
saluran. Notohadiprawiro (1985) Daerah Aliran Sungai (DAS) merupakan seluruh
wilayah kumpulan dalam satu sistem, sehingga dapat disamakan dengan catchment
area.

Menurut definisi diatas, Daerah Aliran Sungai (DAS) dapat diartikan sebagai
satuan ruang yang saling berinteraksi dan saling mempengaruhi oleh unsir non hayati
(tanah, air, udara), mahkluk hidup (tumbuhan, hewan, dan makhluk hidup lainnya).
dan aktivitas manusia. sehingga membentuk satu kesatuan. Artinya jika terjalin
keterkaitan maka pengelolaan hutan,tanah,air,masyarakat dan organisasi lain harus
memperhatikan komponen ekosistem tersebut. Menurut definisi Permen PUPR
Nomor 4 / PRT / M / 2015 DAS adalah daratan, bagian dari sungai dan anak-anak
sungainya, dan fungsinya untuk menampung, menyimpan, dan mengalirkan air hujan
ke danau atau perairan alami. batasnya adalah dari samudra ke samudra. Pemisah
medan untuk perairan yang dipengaruhi oleh aktivitas darat.

Kontribusi dari curah hujan yang tinggi musim hujan dan tinnginya perubahan
tatguna lahan (land use changed) sebagai faktor pendukungnya disinyalir sebagai
Salah satu utama penyebabnya banjir di sebagian besar sungai-sungai di lndonesia,
salah satunya dalah pada anak Sungai Barito di bagian hulu, terutama pada Sub DAS
Tabalong, balangan, tapin dan Sub DAS Martapuran, dimanaa pada wilayah-wilayah
tersebut terjadi pembukaan lahan yang cukup besar sebagai wilayah pertambangan
dan penebangan hutan secara ilegal.

Anda mungkin juga menyukai