Anda di halaman 1dari 10

ANALISIS SPASIAL DARI POLA RESIKO BENCANA KEBAKARAN HUTAN DAN

LAHAN DI PULAU BENGKALIS


(SPATIAL ANALYSIS OF THE RISK PATTERNS OF FOREST AND LAND FIRE

DISASTERS ON BENGKALIS ISLAND)

NOR ZAKIA RAHMA


Mahasiswi Universitas Lambung Mangkurat Program Studi S1 Geografi Fakultas Ilmu Sosial
Dan Ilmu Politik
E-mail : norzakiarahma@gmail.com
ABSTRAK
 
Salah satu daerah yang mengalami kerugian akibat kebakaran hutan dan lahan adalah Pulau Bengkalis di
Provinsi Riau. Kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau hampir setiap tahun terjadi. Kebakaran di
lokasi tersebut terjadi setiap musim kemarau. Berdasarkan data statistik Badan Lingkungan Hidup
Provinsi Riau 2014, sekitar 56% total lahan gambut di Pulau Bengkalis mengalami kebakaran hampir
setiap tahun. Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui nilai risiko bencana kebakaran hutan dan lahan
di pulau Bengkalis, dengan memperhitungkan kerawanan dan kerentananya. Upaya mengurangi risiko
bencana kebakaran hutan dan lahan memerlukan arahan mitigasi bencana sebagai tindakan preventif.
Sekitar 543,786 jiwa total penduduk di pulau Bengkalis sebagian di-antaranya rentan terpapar bencana
asap dari kebakaran hutan dan lahan. Metode dalam penelitian ini merupakan metode perhitungan
risiko bencana dari interaksi antara bahaya (hazard) yang ada, dan tingkat kerentanan (vulnerability)
masyarakat terhadap bencana, serta kapasitas yang dimiliki masyarakat dalam menghadapi bencana
(R=H x V x E). Jika masyarakat cukup tinggi dalam menghadapi bencana, maka kapasitas bersifat
mengurangi risiko. Luas wilayah Pulau Bengkalis yang mempunyai tingkat risiko tinggi terhadap bencana
kebakaran hutan dan lahan seluas 73.441,61 ha, dan tingkat risiko sedang seluas 2.721,81 ha. Total luas
wilayah berisiko terhadap bencana kebakaran hutan dan lahan di Pulau Bengkalis adalah 14.295,83 ha.
Seluruh desa atau kelurahan di Pulau Bengkalis mempunyai wilayah dengan risiko sedang dan tinggi
dengan luas yang bervariasi.

Kata Kunci: Kebakaran hutan dan lahan, Risiko Bencana.

ABSTRACT
One of the areas that suffered losses due to forest and land fires was Bengkalis Island in Riau Province.
Forest and land fires in Riau Province almost every year. Fires in these locations occur every dry season.
Based on Statistics of Riau Provincial Environmental Agency 2014, about 56% of the total peatland on
Bengkalis Island suffered fire almost every year. This study aims to determine the value of risk of forest
and land fires on Bengkalis Island taking into account the vulnerability. Risks reducing to forest and land
fires requires disaster mitigation directives as a preventive measure. Around 543,786 people in Bengkalis
are some of them are vulnerable to smoke from forest and land fires. The method used in this research
is a method of calculating risk from the interaction between hazard, vulnerability of society to disaster
and the capacity of society (R = H x V x E). If the community is high enough in the face of disaster, then
the society have hight of capacity it can reduce of risk. The area of Bengkalis Island which has a high risk
level for the forest fire disaster and land area of 73,441.61 ha. While the level of risk was about 2,721.81
ha. The total area of risk for forest and land fire disasters on Bengkalis Island is 14,295.83 ha. All villages
in Bengkalis Island have medium and high risk areas with varying areas.

Keywords: Land and Forest Fire, Disaster Risk

1. PENDAHULUAN

Hampir setiap tahun Indonesia disibukan oleh bencana kebakaran hutan dan lahan.
Sumber data Badan Nasional Penang-gulangan Bencana (BNPB), Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan, dan Kementerian Pertanian) mencatat bahwa luas wilayah yang
mengalami kebakaran hutan dan lahan di Indonesia pada tahun 2015 mencapai 1,7 juta ha.
Kebakaran hutan dan lahan yang menyebabkan bencana asap juga berdampak berat pada
transportasi udara, pendidikan, kesehatan, dan aktivitas ekonomi.
Salah satu daerah yang mengalami kerugian akibat kebakaran hutan dan lahan adalah
Pulau Bengkalis di Provinsi Riau. Kebakaran hutan dan lahan di Provinsi Riau hampir setiap
tahun terjadi. Kebakaran di lokasi tersebut terjadi setiap musim kemarau. Berdasarkan data
statistik Badan Lingkungan Hidup Provinsi Riau 2014, sekitar 56% total lahan gambut di
Pulau Bengkalis mengalami kebakaran hampir setiap tahun. Sekitar 543,786 jiwa total
penduduk di pulau Bengkalis sebagian di-antaranya rentan terpapar bencana asap dari
kebakaran hutan dan lahan.
Kasus kebakaran hutan dan lahan gambut di Pulau Bengkalis Kabupaten Bengkalis Provinsi
Riau terjadi hampir setiap tahun. Penang-gulangan kebakaran yang lebih sulit pada lahan gambut
dibandingkan kebakaran yang terjadi pada lahan kering. Penanggulangan dapat di-lakukan
dengan cara pengurangan risiko yang dihasilkan dari kebakaran hutan dan lahan seperti,
pengamatan hotspot menggunakan citra penginderaan jauh dan pembuatan zonasi kerawanan
kebakaran mengetahui areal mana saja yang mudah terjadi kebakaran.
Kebakaran hutan dan lahan gambut di Pulau Bengkalis merupakan bencana alam yang perlu
ditanggulangi. Secara khusus kebakaran lahan gambut di pulau Bengkalis Kabupaten Bengkalis
Propinsi Riau menjadi perhatian, karena di pulau tersebut terdapat pusat pemerintahan daerah
berada. Secara politis, lokasi ibukota kabupaten menjadi sangat rentan terpapar bencana asap
akibat kebakaran lahan gambut.

Kerugian yang bersifat sosial, ekonomi, fisik dan lingkungan perludiperhitungkan untuk
perencanaan pembangunan. Langkah mitigasi perlu dilakukan dalam upaya pengurangan
risiko bencana. Untuk itu perlu dilakukan analisis bahaya dari bencana kebakaran lahan
gambut. Selanjutnya dilakukan perhitungan tingkat kerentanan dan distribusi daerah terpapar
untuk dapat melakukan upaya pengurangan risiko bencana secara tepat. Kerentanan bencana
dapat diperhitungkan secara ruang sebagai acuan dalam perencanaan pembangunan berbasis
pengurangan risiko bencana . Data sekunder untuk menganalisis kebakaran di lahan gambut
Bengkalis sehingga dapat menghasilkan penilaian bahaya pada kebakaran pada lahan gambut
Bengkalis.
Peneltian ini bertujuan untuk mengetahui nilai risiko bencana kebakaran hutan dan lahan di
Pulau Bengkalis dengan memperhitungkan kerawanan dan kerentananya. Upaya mengurangi
risiko bencana kebakaran hutan dan lahan memerlukan arahan mitigasi bencana sebagai
tindakan preventif. Pemetaan ancaman dan bahaya kebakaran hutan dan lahan serta
menghitung kerentanan merupakan bentuk usaha pengurangan risiko bencana yang penting.
Oleh karena itu, diperlukan penelitian untuk mendapatkan analisis bahaya, risiko dan
pemetaan kerentanan bencana guna mengurangi risiko akibat bencana kebakaran hutan dan
lahan di pulau Bengkalis Provinsi Riau.

2. RUMUSAN MASALAH.
Dalam penelitian ini memuculkan sebuah pertanyaan masalah sebagai berikut;
1. Apa definisi penyebab terjadinya kebakaran hutan dan lahan ss
2. Siapa saja yg merasakan dampak akibat kebakaran hutan dan lahan
3. Kapan terjadinya siklus karhutla di pulau bengkalis
4. Dimana saja lokasi yg rentan terkena karhutla di setiap tahunnya
5. Mengapa kebakaran hutan dan lahan menimbulkan resiko bencana yg sangat tinggi
6. Bagaimana upaya pemerintah untuk mengatasi pencegahan kebakaran hutan dan lahan

3. TUJUAN PENELITIAN
Adapun tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan gambaran risiko bencana
karhutla di Pulau Bengkalis, Kabupaten Bengkalis, Provinsi Riau.

4. PEMBAHASAN
Kebakaran hutan adalah peristiwa dimana wilayah yang terdapat banyak pohon, semak, paku-
pakuan, dan rumput mengalami perubahan bentuk yang disebabkan pembakaran yang besar-
besaran. Kebakaran hutan menyebabkan hutan dilanda api sehingga membuat hutan lenyap
dimakan api. Dampak yang disebabkan kebakaran hutan dapat berupa positif dan negatif
tetapi dampak negatif melebihi dampak pofitif.
Penyebab terjadinya kebakaran hutan ada dua macam yaitu faktor alam dan faktor ulah
manusia. Kebakaran hutan yang disebabkan oleh faktor alam bisa berupa kekeringan, musim
panas yang berkepajangan, dan sambaran petir. Terjadinya angin yang kencang juga bisa
menyebabkan kebakaran hutan. Apabila dua batang pohon bergesekan karena tertiup angin
kencang maka bisa menyulut api kecil yang menajadi besar.
Kebakaran hutan yang disebabkan oleh faktor ulah manusia yaitu pembakaran hutan secara
sengaja untuk membuka lahan baru, membuang sembarangan putung rokok, dan membakar
sampah di dekat hutan. Faktor ulah manusia sebagai penyebab kebakaran hutan melebihi dari
pada faktor alam. Sebagai contoh 95 persen kebakaran hutan di Indonesia disebabkan oleh
ulah manusia.
Akibat dari terjadinya kebakaran hutan memberikan dampak yang besar untuk lingkungan
yaitu kabut asap, matinya pepohonan, binatang tidak mempunyai tempat tinggal, dan menjadi
penyebab dari terjadinya banjir dan tanah longsor. Untuk mengurangi dampak dari kebakaran
hutan marilah kita bersama-sama menjaga hutan.

1. Definisi dan Penyebab Terjadinya Kebakaran Hutan dan Lahan


Kebakaran hutan (kebakaran vegetasi, atau kebakaran semak), adalah sebuah kebakaran
yang terjadi di alam liar, tetapi juga dapat memusnahkan rumah-rumah dan lahan pertanian
disekitarnya.Penyebab umum termasuk petir, kecerobohan manusia, dan pembakaran.
Kebakaran hutan dalam bahasa Inggris berarti "api liar" yang berasal dari sebuah sinonim
dari Api Yunani, sebuah bahan seperti-napalm yang digunakan di Eropa Pertengahan sebagai
senjata maritime. Musim kemarau dan pencegahan kebakaran hutan kecil adalah penyebab
utama kebakaran hutan besar. Namun, sebab utama dari kebakaran hutan adalah pembukaan
lahan yang meliputi:
a. Pembakaran lahan yang tidak terkendali sehingga merembet ke lahan lain, Pembukaan
lahan tersebut dilaksanakan baik oleh masyarakat maupun perusahaan.Namun bila pembukaan
lahan dilaksanakan dengan pembakaran dalam skala besar, kebakaran tersebut sulit
terkendali.Pembukaan lahan dilaksanakan untuk usaha perkebunan, dan mencari
ikan.pembukaan lahan yang paling berbahaya adalah di daerah rawa.
b. Penggunaan lahan yang menjadikan lahan rawan kebakaran, misalnya di lahan bekas HPH
(Hak Penguasaan Hutan) dan di daerah yang beralang-alang.
c. Dalam beberapa kasus, penduduk lokal juga melakukan pembakaran untuk memprotes
pengambil-alihan lahan mereka oleh perusahaan kelapa sawit.
Karakteristik bencana kebakaran hutan :
(a)lokasi kebakaran yaitu lokasi kebakaran biasanya dari kampung hingga jauhke dalam hutan
yang pada umumnya sulit dijangkau dan air tidak tersedia
(b)bentuk permukaan tanah yaitu keadaan hutan yang berbukit dengan perubahan cuacayang
drastis dapat menimbulkan kebakaran hutan yang sangat membahayakan
(c)meluaskan kobaran api di lereng pegunungan sangat cepat dan meluasnya kobaranapi
tersebut banyak yang disebabkan oleh loncatan (percikan api) sehinggamenimbulkan lidah api
yang panjang, yang panjangnya berbeda dengan lidahkebakaran bangunan.
(d)Faktor alam yang dapat memicu terjadinya kebakaran hutan dan lahan.
(e)Jenis tanaman yang sejenis dan memiliki titik bakar yang rendah serta hutan yang
terdegradasi menyebabkan semakin rentan terhadap bahaya kebakaran.
(f)Angin yang cukup besar dapat memicu dan mempercepat menjalamya api.
(g)Topografi yang terjal semakin mempercepat merembetnya api dari bawah ke atas.

2. Yang terkena dampak akibat karhutla


Kebakaran hutan dan lahan ini membuat warga merasakan dampaknya karena, kabut asap yg
menyelimuti permukiman warga semakin meluas.
Dampak kebakaran hutan
Kebakaran hutan dan lahan berdampak pada rusaknya ekosistem dan musnahnya flora dan
fauna yang tumbuh dan hidup di hutan. Asap yang ditimbulkan juga menjadi polusi udara
menyebabkan penyakit pada saluran pernafasan seperti Infeksi Saluran Pernafasan Atas
(ISPA), asma, penyakit paru obstruktif kronik.
Selain itu, asap bisa mengganggu jarak pandang, terutama untuk transportasi penerbangan.
Dampak lainnya:
- Kebakaran hutan dan lahan menyebakan tersebarnya asap dan emisi gas karbondioksida
dan gas-gas lain ke udara yang berdampak pada pemanasan global dan perubahan iklim.
- Kebakaran hutan akan menyebabkan hutan menjadi gundul sehingga tak mampu
menampung cadangan air saat musim hujan. Hal ini yang menjadi faktor terjadinya tanah
longsor maupun banjir.
- Berkurangnya sumber air bersih dan menyebabkan kekeringan karena kebakaran hutan
menyebabkan hilangnya pepohonan yang menampung cadangan air.

Apa peran yang bisa dilakukan masyarakat?


Masyarakat bisa berperan dengan ikut mengawasi dan memantau titik rawan kebakaran hutan
atau mewaspadai daerah dengan potensi kebakaran hutan tinggi.
Langkah lainnya yang bisa dilakukan masyarakat:
- Ketika musim kemarau atau berangin, sebaiknya jangan sembarangan melakukan
pembakaran.
- Jangan membakar atau membuang puntung rokok pada rumput, semak kering di lokasi
yang rawan terbakar.
- Jangan membuka lahan perkebunan dengan cara membakar hutan. Jika melakukan
aktivitas pembakaran, usahakan dilakukan dengan minimal jarak 50 kaki dari bangunan
dan 500 kaki dari hutan. Penting untuk memastikan api telah padam setelah melakukan
aktivitas pembakaran

3. Siklus karhutla di pulau Bengkalis


Kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) di pulau bengkalis, Riau masih terus menerus hingga
09 agustus 2019 sudah 1.400 hektare lahan dan hutan yg terbakar di bengkalis. "Rekapitulasi
luas lahan terbakar di seluruh daerah se-Riau yakni paling luas di Bengkalis, mencapai
1.756,78 hektare. Disusul Rokan Hilir 1.215,95 hektare, Indragiri Hilir 827,35 hektare, Siak
seluas 785,7 hektare, Kepulauan Meranti 349,7 hektare, Indragiri Hulu 386,1 hektare, Kota
Dumai 325,25 hektare, Pelalawan 344 hektare, Kampar 225,53 hektare, Pekanbaru 169,62
hektare, Rokan Hulu 34,25 hektare, dan terakhir Kuansing 15,1 hektare, "Rekapitulasi
luas lahan terbakar di seluruh daerah se-Riau yakni paling luas di Bengkalis, mencapai
1.756,78 hektare. Disusul Rokan Hilir 1.215,95 hektare, Indragiri Hilir 827,35 hektare, Siak
seluas 785,7 hektare, Kepulauan Meranti 349,7 hektare, Indragiri Hulu 386,1 hektare, Kota
Dumai 325,25 hektare, Pelalawan 344 hektare, Kampar 225,53 hektare, Pekanbaru 169,62
hektare, Rokan Hulu 34,25 hektare, dan terakhir Kuansing 15,1 hektare, "Rekapitulasi
luas lahan terbakar di seluruh daerah se-Riau yakni paling luas di Bengkalis, mencapai
1.756,78 hektare. Disusul Rokan Hilir 1.215,95 hektare, Indragiri Hilir 827,35 hektare, Siak
seluas 785,7 hektare, Kepulauan Meranti 349,7 hektare, Indragiri Hulu 386,1 hektare, Kota
Dumai 325,25 hektare, Pelalawan 344 hektare, Kampar 225,53 hektare, Pekanbaru 169,62
hektare, Rokan Hulu 34,25 hektare, dan terakhir Kuansing 15,1 hektare,

4. Lokasi yang rentan terkena karhutla di setiap tahunnya.


Kebakaran hutan dan lahan di beberapa wilayah Indonesia menjadi perhatian dan harus
diwaspadai terutama pada musim kemarau seperti saat ini. Dampak yang disebabkan oleh
kebarakaran lahan dan hutan bermacam-macam, di antaranya merusak ekosistem. Selain itu,
asap kebakaran bisa menjadi polusi udara yang mengganggu kesehatan. Badan Meteorologi,
Klimatologi dan Geofisika (BMKG) memberikan informasi terkait beberapa daerah di
Indonesia yg rentan terkena karhutla disetiap tahunya.
Berikut 11 provinsi di Indonesia yang rentan terjadi kebakaran hutan dan lahan:

1.Aceh

2. Sumatera Utara

3. Riau

4. Jambi

5. Sumatera Selatan

6. Kepuluan bangka belitung

7. Kalimanatam barat

8. Kalimantan timur

9. Kalimantan tengah

10. Kalimanatan Selatan

11. Papua
5. Mengapa kebakaran hutan dan lahan meninmbulkan resiko bencana yang sangat tinggi

Karena kebakaran hutan dan lahan dapat mengakibatkan berkurangnya sumber air bersih
sehingga dapat megakibatkan kekeringan, selain itu juga kebakaran hutan dan lahan
mengakibtkan sedikitnya 6.0265 warga terkena ISFA akibat asap yg ditimbulkan.

6. Upaya pemerintah dalam mengetasi pencegahan kebaran hutan dan lahan


Berikut ini merupakan upaya pemerintah dalam menangani kebakaran hutan dan lahan
sebagai berikut;
- Membuat hujan buatan bertujuan untuk berkurangnya kabut asap yg ditimbulkan
- Menurunkan pasukan untuk memadamkan lahan yg luas terbakar
- Melakukan Water Booming atau menjatuhkan air dari ketinggian khusus.

5. KESIMPULAN
Luas wilayah Pulau Bengkalis yang mempunyai tingkat risiko tinggi terhadap bencana
kebakaran hutan dan lahan seluas 73.441,61 ha . Tingkat risiko sedang seluas 2721,81 ha.
Total luas wilayah berisiko terhadap bencana kebakaran hutan dan lahan di Pulau Bengkalis
adalah 14.295,83 ha Seluruh desa/kelurahan di Pulau Bengkalis mempunyai wilayah dengan
risiko sedang dan tinggi dengan luas yang bervariasi. Seluruh desa/kelurahan juga mempunyai
penduduk yang menempati daerah berisiko terhadap bencana kebakaran hutan dan lahan. Desa
yang mempunyai wilayah terluas tingkat risiko tinggi bencana kebakaran hutan dan lahan
adalah Desa teluk pambang Kecamatan Bengkalis yang memiliki lahan gambut sekitar 73%
area desa.
6. DAFTAR PUSTAKA
https://wenimarinna.blogspot.com/2015/10/makalah-geografi-kebakaran-hutan.html?
m=1
https://amp.kontan.co.id/news/upaya-pencegahan-lebih-efektif-atasi-masalah-
kebakaran-hutan-dan-lahan
https://amp-tirto-id.cdn.ampproject.org/v/s/amp.tirto.id/bpbd-kebakaran-hutan-dan-
lahan-di-riau-capai-2719-hektare-dkce?
amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQCKAE%3D#referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&aoh=15712374575906&amp_tf=From
%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Ftirto.id%2Fbpbd-kebakaran-hutan-
dan-lahan-di-riau-capai-2719-hektare-dkce
https://amp-tirto-id.cdn.ampproject.org/v/s/amp.tirto.id/apa-itu-karhutla-yang-
sebabkan-kabut-asap-di-sumatera-kalimantan-eimk?
amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQCKAE%3D#referrer=https%3A%2F
%2Fwww.google.com&aoh=15712386969499&amp_tf=From
%20%251%24s&ampshare=https%3A%2F%2Ftirto.id%2Fapa-itu-karhutla-yang-
sebabkan-kabut-asap-di-sumatera-kalimantan-eimk
https://www-kompasiana-
com.cdn.ampproject.org/v/s/www.kompasiana.com/amp/yetti/59ab65cfcbb34c06d376
9d02/kebakaran-hutan?amp_js_v=a2&amp_gsa=1&usqp=mq331AQCKAE
%3D#referrer=https%3A%2F%2Fwww.google.com&aoh=157
https://nasional.kompas.com/read/2018/08/25/14340331/kebakaran-hutan-dan-lahan-
apa-dampak-dan-upaya-pencegahannya?page=all
https://www.liputan6.com/news/read/4057807/6425-hektare-lahan-terbakar-di-
seluruh-riau-sejak-januari-2019
https://nasional.kompas.com/read/2018/08/24/17291701/11-provinsi-paling-rawan-
kebakaran-hutan-dan-lahan-di-indonesia?page=all

Anda mungkin juga menyukai