Anda di halaman 1dari 14

MAKALAH

PENYERAPAN BAHASA INDONESIA

Oleh :

ANDI ALFIAN
(30200116069)

Jurusan Filsafat Agama


Fakultas Ushuluddin, Filsafat, dan Politik
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar

2016

1
BAB I KATA PENGANTAR

Puji syukur kami persembahkan atas kehadirat Allah SWT, karena dengan rahmat dan karunia-
Nya kami masih diberi kesempatan untuk menyelesaikan makalah ini. Tidak lupa kami ucapkan
terima kasih kepada dosen mata kuliah bahasa Indonesia yang telah memberikan tugas kepada kami
sehingga kami bisa memahami tentang pembahasan dalam makalah ini.

Selanjutnya sangat sering kita mendengar orang-orang Indonesia yang menggunakan bahasa
yang tidak baku dalam kegiatan-kegiatan resmi atau menggunakan kata serapan yang salah, bahkan
dalam penyusunan pun masih terjadi kesalahan penggunaan tanda baca, sehingga mengakibatkan
kesalahan makna, padahal Pemerintah Indonesia telah membuat aturan-aturan resmi tentang tata
bahasa baik itu kata serapan maupun penggunaan tanda baca.

Pelajaran Bahasa Indonesia sebenarnya sudah diajarkan sejak dari Sekolah Dasar (SD) sampai ke
perguruan tinggi. Tapi kesalahan ini masih sering terjadi, bahkan berulang-ulang kali.
Ketidakfahaman terhadap tata bahasa Indonesialah yang mengakibatkan orang-orang sering
melanggar aturan resmi yang telah dibuat pemerintah tentang tata bahasa Indonesia. Yang
mengkhawatirkan ialah ketika aturan ini terlalu sering diacuhkan oleh masyarakat Indonesia, karena
salah satu dampak negatifnya ialah hal ini akan dianggap lazim oleh masyarakat Indonesia terlebih
lagi oleh anak-cucu yang akan menjadi penerus negeri ini, karena akan mempersulit masyarakat
dalam berkomunikasi.

Maka dari itu dalam makalah ini, Kami selaku penyusun akan memaparkan bagaimana tata
bahasa yang benar tentang kata serapan, sehingga kita memahami dan dapat menerapkan aturan
berbahasa yang baik dan benar dalam kehidupan sehari-hari terlebih dalam acara-acara resmi.

Makassar, 18 Oktober 2016

Andi Alfian

2
BAB II PEMBAHASAN
PENYERAPAN BAHASA INDONESIA

A. Pengertian Kata Serapan

Kata serapan merupakan kata – kata yang diambil dari bahasa asing dan diintegrasikan ke dalam
bahasa Indonesia. Meskipun berasal dari bahasa asing, kata serapan tersebut telah menjadi bagian
dalam bahasa Indonesia dan dipakai luas oleh masyarakat umum dalam percakapan sehari – hari.

Kata serapan adalah kata dalam bahasa Indonesia yang bersumber atau diserap dari bahasa asing
untuk keperluan mencari padanan kata yang tepat. Cara pengucapan ataupun cara penulisan kata
serapan disesuaikan dengan kaidah-kaidah standar atau baku yang sesuai dengan EYD. Seluruh
proses penyerapan istilah tersebut bisa dilakukan dengan atau tanpa pengubahan, melainkan berupa
penyesuaian ejaan atau lafal.

Bahasa Indonesia merupakan bahasa asing yang dinamis, yang selalu berkembang dari waktu ke
waktu sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat pemakai dan penuturnya. Salah satu akibat dari
sifat dinamis tersebut adalah masuknya berbagai unsur kebahasaan dari bahasa asing, baik yang
berupa afiks (imbuhan, awalan, akhiran) maupun berupa kata. Inilah yang kemudian dikenal
dengan Unsur Serapan.

Penyerapan bahasa tersebut dilakukan berdasarkan ketentuan berikut:


 Istilah serapan yang dipilih lebih cocok karena konotasinya
 Istilah serapan yang dipilih lebih singkat jika dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya.
 Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah
Indonesia terlalu banyak sinonimnya.

B. Proses Penyerapan Kata

Kata – kata asing yang terserap ke dalam bahasa Indonesia melalui beberapa proses penyerapan
diantaranya adopsi, adaptasi, terjemahan, dan kreasi. Berikut ini adalah pembahasan dan contoh –
contoh kata serapannya.

1. Adopsi

Proses adopsi dalam penyerapan kata asing dilakukan dengan cara mengambil kata asing tanpa
merubah pelafalan maupun penulisan. Dengan kata lain, bunyi maupun penulisannya sama dengan
bentuk aslinya. Contoh :

 Reshuffle
 Hamburger
 Supermarket
 Hotdog
 Shuttle cock
 P laza
 dan lain – lain.

3
Contoh kalimat :

 Andre menjadi gemuk karena suka memakan hamburger.


 Di dalam pencarian, pembelajaran, dan perkembangan itu, teori bukan lagi sekadar teori
dalam arti formal
 Terlepas dari ada beberapa ejaan yang luput dari koreksi editor, secara keseluruhan, saya rasa
buku ini memang perlu dibaca.

2. Adaptasi

Proses adapatasi adalah proses masuknya kata asing ke dalam bahasa Indonesia dengan cara
mengambil maknanya saja sedangkan penulisan dan lafalnya diubah dan disesuaikan ke dalam bentuk
kaidah bahasa Indonesia. Contoh:

 Option = Opsi
 Fluctuate = Fluktuatif
 Organization = Organisasi
 Maximal = maksimal

Contoh kalimat :

 Organisasi itu melakukan bakti sosial untuk membantu anak yatim.


 Maka rasanya wajar bila Budi Darma menyamakan pekerja seni yang baik pada dasarnya juga
intelektual yang baik. (intelektual →intelectual)
 Dari total 242 halaman yang berisi 15 esai Budi Darma, ada sebuah alinea yang menjadi titik
berat pembacaan saya. (esai →essay).

3. Terjemahan (Pungutan)

Proses Terjemahan adalah kata serapan yang dihasilkan dengan cara menerjemahkan kata atau
istilah tanpa mengubah makna kata tersebut. Pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung
dalam bahasa asing itu, lalu kata tersebut dicari padanannya dalam bahasa Indonesia. Penyerapan
secara terjemahan dapat dilakukan dengan dua cara berikut ini.

a) Terjemahan langsung, yaitu kosakata dari bahasa asing itu dicarikan padanannya dalam
bahasa Indonesia.

Contoh:airport →bandar udara


joint ventura →usaha patungan

b) Terjemahan konsep, yaitu kosakata asing itu diteliti baik-baik konsepnya, kemudian dicarikan
kosakata bahasa Indonesia yang konsepnya mirip dengan kosakata asing tersebut.

Contoh: vendor →penjual


green house →rumah kaca

4
Contoh Kata :
 Spare part = Suku cadang
 Try out = Uji coba
 Overlap = Tumpang tindih
 Shuttle ship = Pesawat ulang-alik
 Balance = Imbang
 Defisit = Kekurangan, dan lain sebaginya.

Contoh Kalimat :
 Sebelum mengikuti Ujian Nasioanl, para siswa harus mengikuti uji coba.
 Para vendor pemegang merek yang mencekoki kita untuk menggunakan teknologi mereka.
 Ira sedang mengamati pertumbuhan tanaman jagung di green house.

4. Kreasi

Meskipun sekilas mirip terjemahan, namun cara terakhir ini memiliki perbedaan. Cara kreasi tidak
menurut bentuk, yang mirip seperti aslinya ditulis dalam dua pertiga kata sedangkan dalam bahasa
Indonesia satu kata saja. Contoh:

 korupsi →penyalahgunaan keuangan


 kolusi →persekongkolan
 handphone →telepon genggam

C. Kata Serapan sebagai Bagian Perkembangan Bahasa Indonesia

Kata serapan lumrah terjadi antarbahasa. Proses serap-menyerap kata terjadi setiap kali ada
kontak bahasa melalui pemakainya. Bunyi bahasa dan kosakata merupakan unsur bahasa yang bersifat
terbuka/mudah menerima pengaruh sehingga dalam kontak bahasa proses serap-menyerap unsur asing
akan terjadi. Hal ini terjadi bisa dikarenakan adanya kebutuhan dan kemampuan seseorang yang
kurang memahami bahasa sendiri. Dalam proses penyerapan bahasa, pasti akan timbul perubahan-
perubahan. Sebab, tidak ada proses penyerapan yang terjadi secara utuh. Proses penyerapan terjadi
dengan beberapa penyesuaian, baik dalam ejaan antarbahasa maupun ucapan.

Dalam hal kosakata, bahasa Indonesia telah banyak menyerap unsur-unsur asing. Beberapa
kosakata bahasa Indonesia juga dipengaruhi oleh bahasa asing, seperti bahasa Belanda, bahasa Arab,
bahasa Inggris, dan bahasa Sanskerta. Unsur-unsur bahasa asing ini masuk ke Indonesia ketika bangsa
Indonesia mengalami kontak budaya dengan bangsa asing. Unsur-unsur asing telah menambah
sejumlah besar kata ke dalam bahasa Indonesia. Dengan adanya perkembangan bahasa ini, maka
muncullah masalah-masalah kebahasaan. Misalnya, adanya kosakata yang diserap secara utuh dan
dengan penyesuaian-penyesuaian, yang ternyata tidak lepas dari permasalahan analogi dan anomali
bahasa.

5
Perspektif Analogi dan Anomali Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia

1. Perspektif Analogi

Analogi adalah keteraturan bahasa. Satuan bahasa dikatakan analogis bila satuan tersebut sesuai
dengan konvensi-konvensi yang berlaku. Perubahan/penyesuaian yang terjadi dalam kata serapan
dapat diketahui dengan membandingkan kata-kata sebelum masuk ke dalam bahasa Indonesia dan
setelah masuk ke dalam bahasa Indonesia. Akan tetapi, kata serapan yang dikaitkan dengan analogi
bahasa dilakukan dengan membandingkan unsur-unsur intern bahasa penerima pengaruh itu sendiri.
Artinya, untuk mengetahui bahwa kata tersebut benar-benar kata serapan, maka perlu dilihat aslinya
tanpa harus mengetahui proses perubahan/penyesuaian. Hal yang perlu diingat adalah bagaimana
keadaan kata tersebut setelah masuk ke dalam bahasa Indonesia -- sistem fonologi, sistem ejaan, dan
struktur bahasa.

a) Analogi dalam Sistem Fonologi

Banyak kata serapan yang sesuai dengan sistem dalam bahasa Indonesia, baik melalui proses
penyesuaian atau tanpa proses penyesuaian.

Contoh:
Aksi - action (Inggris)
Derajat - darrajat (Arab)

Jika dikaitkan dengan kenyataan historis, fonem /kh/ dan /sy/ diakui sebagai fonem lazim dalam
sistem fonologi bahasa Indonesia (Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 1994:15). Namun, bila
diselidiki lebih teliti secara historis, kedua fonem ini bukan fonem asli Indonesia. Semua kata yang
menggunakan fonem /kh/ dan /sy/ masih bisa dilacak aslinya berasal dari bahasa Arab.

Jika fonem /kh/ dan /sy/ bukan asli Indonesia, maka pada awal munculnya dalam bahasa
Indonesia bisa dianggap sebagai gejala penyimpangan/anomalis. Namun, setelah berlangsung lama,
disertai frekuensi penggunaannya yang tinggi, maka dianggap sebagai gejala yang analogis. Fonem-
fonem lain yang merupakan fonem serapan adalah /f/, /q/, /v/, dan /x/.

b) Analogi dalam Sistem Ejaan

Sistem ejaan berhubungan dengan pembakuan. Pembakuan didasarkan pada Ejaan Yang
Disempurnakan. Ada pembahasan khusus tentang penulisan unsur serapan (Departemen Pendidikan
dan Kebudayaan, 1994:38). Menurut taraf integrasinya, unsur pinjaman ke dalam bahasa lndonesia
dibagi menjadi

1) Unsur pinjaman yang belum sepenuhnya terserap ke dalam bahasa Indonesia. Contoh:
reshuffle.
2) Unsur pinjaman yang pengucapan dan penulisannya disesuaikan dengan kaidah bahasa
Indonesia -- merupakan analogi bahasa. Contoh: Sentral - central.

6
2. Perspektif Anomali

Anomali adalah penyimpangan/ketidakteraturan bahasa. Satuan bahasa dikatakan anomalis bila


tidak sesuai/menyimpang dengan konvensi-konvensi yang berlaku. Untuk menentukan anomali
bahasa pada kata-kata serapan dalam bahasa Indonesia, kita bisa menggunakan cara
memperbandingkan unsur intern dari bahasa penerima pengaruh, suatu kata yang tampak sebagai kata
serapan dibandingkan atau dilihat dengan kaidah yang berlaku dalam bahasa Indonesia. Apabila kata
tersebut tidak memiliki kesesuaian dengan kaidah yang berlaku, maka kata tersebut termasuk
anomalis. Kata-kata yang anomalis bisa dalam bentuk fonologi, ejaan, ataupun struktur.

a) Anomali dalam Sistem Fonologi

Munculnya anomali dalam fonologi terjadi karena adanya kata asing yang diserap secara utuh ke
dalam bahasa Indonesia, tanpa mengalami perubahan penulisan dan bisa dibaca seperti aslinya.

Contoh: Export asalnya export; Exodus asalnya exodus.

b) Anomali dalam Sistem Ejaan

Semua kata asing yang secara utuh diserap ke dalam bahasa Indonesia, tanpa melalui penyesuaian
dengan kaidah di dalam penulisan.

Contoh: Bank - bank (Inggris); jum'at - jum'at (Arab).

Selain itu, terdapat pula kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia dan ditulis
sebagaimana aslinya. Jika termasuk dalam gejala anomalis, kata-kata tersebut tidak menyimpang dari
kaidah dalam bahasa Indonesia.

Contoh: era - era (Inggris); formal - formal (Inggris).

c) Anomali dalam Struktur

Struktur yang dimaksud adalah struktur kata. Kata bisa terdiri dari satu morfem, bisa juga
tersusun dari dua morfem atau lebih. Kata-kata asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia bisa
terdiri dari satu morfem, dua morfem atau lebih.

Misalnya: federalisme - federalism (Inggris); bilingual - bilingual (Inggris); eksploitasi - exploitation


(Inggris).

Proses penyerapan untuk kata-kata tersebut dilakukan secara utuh sebagai satu satuan.
Contohnya, kata "Federalisme" tidak diserap secara terpisah yaitu "Federal" dan "isme".

Kata serapan dari bahasa Inggris yang memiliki akhiran "tion", diserap ke dalam bahasa
Indonesia menjadi berakhiran "si" karena mengalami penyesuaian. Ternyata hal ini memunculkan
masalah kebahasaan, yaitu munculnya akhiran "sasi" yang melekat pada kata-kata yang tidak berasal
dari bahasa Inggris, seperti: islamisasi - islam + sasi; kristenisasi - kristen + sasi.

7
Dalam linguistik, proses pembentukan ini disebut "anologi". Istilah anologis wajar digunakan
karena menggunakan bentuk yang sesuai dengan bentuk yang telah ada. Maksudnya, penggunaan
struktur neonisasi didasarkan pada kata "mekanisasi" dan sejenisnya yang telah ada.

Akhiran "sasi" dalam bahasa Indonesia termasuk gejala anomali bahasa. Mengapa? Karena jika
kita bandingkan dengan kaidah gramatikal, khususnya berkaitan dengan struktur morfologi kata,
akhiran (sasi) di dalam bahasa Indonesia tidak ada. Hal ini berpotensi memunculkan permasalahan
baru, yaitu masalah pengakuan dari para pakar yang memiliki legalitas di dalam bahasa. Akhiran
(sasi) merupakan gejala anomali apabila akhiran "sasi" dianggap tidak resmi dalam bahasa Indonesia.
Namun, jika akhiran "sasi" bisa diterima sebagai akhiran dalam bahasa Indonesia, maka ada
perubahan dari anomali menjadi anologi. Proses penyerapan seperti ini juga terjadi pada bahasa Arab.
Contoh: insani - insani; duniawi - dunyawi.

D. Kata Serapan dari Macam-Macam Bahasa

Sebagaimana yang kami dapat dari “Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Ejaan Yang
Disempurnakan, Edisi Pertama, Cetakan Pertama November 1998, Jakarta. 1998 .Hal 21-30, Bumi
Aksara. ada beberapa bahasa asing yang diserap ke dalam bahasa Indonesia, diantaranya adalah
bahasa inggris, bahasa belanda, bahasa arab, dan bahasa jawa kuno.

1. Kata Serapan dari Bahasa Inggris

Application = Aplikasi
Actor = Aktor
Aquarium = Akuarium
Allergy = Alergi
Account = Akun
Aerobic = Aerobik
Ballpoint = Bolpen
Bomb = Bom
Bus = Bis
Boss = Bos
Balloon = Balon
Business = Bisnis
Book = Buku
Calculator = Kalkulator
Cartoon = kartun
Cellular = Seluler
Coin = Koin
Coffee = Kopi
Community = Komunitas
Copy = Salin
Conglomerate = Konglomerat
Conducive = Kondusif
Detail = detail
Data = Data
Design = Desain
Discount = Diskon

8
Director = Direktur
Dimension = Dimensi
Edition = Edisi
Ecology = Ekologi
Embryo = Embrio
Erosion = Erosi
Export = Ekspor
Essay = Esai
Enzyme = Enzim

 Business = Bisnis
Ayahku menjalani bisnis jual beli barang bekas.
 Aquarium = Akuarium
Adik menangis karena tidak dibelikan akuarium oleh ibu.
 Balloon = Balon
Aku ingin sekali menaiki baalon terbang.
 Bus = Bis
Shinta menunggu bis di halte setiap pagi pukul 7.00 wib.
 Community = Komunitas
Aku bergabung dalam sebuah komunitas sepeda balap di kotaku.
 Consume = Konsumsi
Kami mengkonsumsi tepung terigu sebagai bahan makanan pokok.
 Focus = Fokus
Kita harus fokus mengejar apa yang menjadi impian kita.

2. Kata Serapan dari Bahasa Belanda

Amateur = Amatir
Akur = Akkoord
Acclamatie = Aklamasi
Akte = Akte
Atleet = Atlet
Berichten =Berita
Bombarderen = Bombardir
Boetiek = Butik
Bezoek = Besuk
Chocolade = Coklat
Debiteur = Debitur
Dieet = Diet
Docent = Dosen
Egoistisch = Egois
Ijs = Es
Etnisch = Etnis
Etiquette = Etiket
Hotel = Hotel

9
 Docent = Dosen
Ayah Andri bekerja sebagai dosen Universitas Lampung.
 Chocolade = Coklat
Riska gemar memakan coklat.
 Hotel = Hotel
Kami meginap di Hotel Indonesia semalam ketika berkunjung ke Jakarta.
 Atleet = Atlet
Kakak Andri adalah seorang atlet Volley yang terkenal.
 Boezoek = Besuk
Ketika aku sakit, teman – teman ku semua datang membesuk.

3. Kata Serapan dari Bahasa Jawa Kuno

Cuba = Coba
Cahya = Cahaya
Dhenger = Denger
Garem = Garam
Duraka = Durhaka
Phala = Pahala
Bhasa = Bahasa
Ajian = mantra
Angkara = Murka
Aniaya = Menyiksa
Diwasa = Dewasa

4. Kata Serapan dari Bahasa Arab

Abad = Abad
Abadi = Abadi
Bakhil/Baligh = Baligh
Halal = Halal
Haram = Haram
Ilmu = Ilmu
Lafazh = Lafal
Zhalim = Lalim
Maqalatun = Makalah
Rizqi = Rezeki
Zakarotil = Sekarat
Almanak = Almanak
Awal = Awal
Akhir = Akhir
Kahabar = Kabar

10
 Ilmu = Ilmu
Marilah kita menuntut ilmu setinggi mungkin.
 Awal = Awal
Munculnya Budi Utomo di Indonesia menjadi awal kebangkitan perjuangan bangsa
Indonesia.
 Akhir = Akhir
Pertunjukan tari disertai dengan kembang api itu adalah akhir dari rangkaian acara ini.
 Halal = Halal
Sebagai orang islam, kita harus mengkonsumis makanan – makanan yang halal.
 Haram = Haram
Daging babi adalah makanan yang haram bagi orang islam.
 Rizki = Rezeki
Kita harus bersyukur apabila mendapatkan rezeki dari Allah SWT.
 Zhalim = Lalim
Penguasa yang lalim adalah penguasa yang dibenci oleh seluruh rakyatnya.
 Abad = Abad
Indonesia dijajah oleh Belanda selama tiga setengah abad lamanya.

5. Kata Serapan dari Bahasa-Bahasa Lain

Bahasa lain adalah bahasa-bahasa yang terserap ke dalam bahasa Indonesia dengan porsi yang
sedikit dibandingkan dengan bahasa-bahasa di atas. Bahasa-bahasa tersebut merupakan
bahasa China, Portugis, Tamil, Parsi.

Contoh:

Bakiak = Bakiak (Bahasa China)


Cincau = Cincau (Bahasa China)
Encang = Paman (Bahasa China)
Encing = tante (Bahasa China)
Armada = Armada (Bahasa Portugis)
Algoz = Algojo (Bahasa Portugis)
Banco = Bangku (Bahasa Portugis)
Bolo = Bolu (Bahasa Portugis)
Petti = Peti (Bahasa Tamil)
Ulogam = Logam (Bahasa Tamil)
Kadai = Kedai (Bahasa Tamil)
Acar = Acar (Bahasa Parsi)
Anggur = Anggur (Bahasa Parsi)
Istana = Istana (Bahasa Parsi)

11
BAB III RINGKASAN

A. Ringkasan

 Pengertian Kata serapan

Kata serapan merupakan kata – kata yang diambil dari bahasa asing dan diintegrasikan ke dalam
bahasa Indonesia. Meskipun berasal dari bahasa asing, kata serapan tersebut telah menjadi bagian
dalam bahasa Indonesia dan dipakai luas oleh masyarakat umum dalam percakapan sehari – hari.

Bahasa Indonesia merupakan bahasa asing yang dinamis, yang selalu berkembang dari waktu ke
waktu sesuai dengan tuntutan kebutuhan masyarakat pemakai dan penuturnya. Salah satu akibat dari
sifat dinamis tersebut adalah masuknya berbagai unsur kebahasaan dari bahasa asing, baik yang
berupa afiks (imbuhan, awalan, akhiran) maupun berupa kata. Inilah yang kemudian dikenal
dengan Unsur Serapan.

Penyerapan bahasa tersebut dilakukan berdasarkan ketentuan berikut:

 Istilah serapan yang dipilih lebih cocok karena konotasinya


 Istilah serapan yang dipilih lebih singkat jika dibandingkan dengan terjemahan Indonesianya.
 Istilah serapan yang dipilih dapat mempermudah tercapainya kesepakatan jika istilah
Indonesia terlalu banyak sinonimnya.

 Proses Penyerapan Kata

a. Adopsi
Proses adopsi dalam penyerapan kata asing dilakukan dengan cara mengambil kata asing tanpa
merubah pelafalan maupun penulisan. Dengan kata lain, bunyi maupun penulisannya sama dengan
bentuk aslinya.
b. Adaptasi
Proses adapatasi adalah proses masuknya kata asing ke dalam bahasa Indonesia dengan cara
mengambil maknanya saja sedangkan penulisan dan lafalnya diubah dan disesuaikan ke dalam bentuk
kaidah bahasa Indonesia.
c. Terjemahan (Pungutan)
Proses Terjemahan adalah kata serapan yang dihasilkan dengan cara menerjemahkan kata atau
istilah tanpa mengubah makna kata tersebut. Pemakai bahasa mengambil konsep yang terkandung
dalam bahasa asing itu, lalu kata tersebut dicari padanannya dalam bahasa Indonesia.
d. Kreasi
Meskipun sekilas mirip terjemahan, namun cara terakhir ini memiliki perbedaan. Cara kreasi tidak
menurut bentuk, yang mirip seperti aslinya ditulis dalam dua pertiga kata sedangkan dalam bahasa
Indonesia satu kata saja.

12
 Kata Serapan sebagai Bagian Perkembangan Bahasa Indonesia

Perspektif Analogi dan Anomali Kata Serapan dalam Bahasa Indonesia

3. Perspektif Analogi

a) Analogi dalam Sistem Fonologi


b) Analogi dalam Sistem Ejaan

4. Perspektif Anomali

a) Anomali dalam Sistem Fonologi


b) Anomali dalam Sistem Ejaan
c) Anomali dalam Struktur

 Contoh Kata Serapan dari Macam-Macam Bahasa

Application = Aplikasi Dhenger = Denger


Actor = Aktor Garem = Garam
Aquarium = Akuarium Abad = Abad
Allergy = Alergi Abadi = Abadi
Account = Akun Bakhil/Baligh = Baligh
Amateur = Amatir Halal = Halal
Akur = Akkoord Bakiak = Bakiak (Bahasa China)
Acclamatie = Aklamasi Cincau = Cincau (Bahasa China)
Akte = Akte Encang = Paman (Bahasa China)
Atleet = Atlet Encing = tante (Bahasa China)
Cuba = Coba Armada = Armada (Bahasa Portugis)
Cahya = Cahaya

B. Kritik dan Saran

Kami Kelompok 5 menyadari bahwa kami masih jauh dari kata sempurna, tentunya dalam
penulisan makalah ini mohon maaf jika terdapat banyak kesalahan dan kedepannya kami selaku
penyusun akan lebih fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber –
sumber yang lebih banyak yang tentunya sehingga dapat di pertanggung jawabkan. Semoga makalah
ini bermanfaat buat mahasiswa khususnya kami pribadi.

Untuk itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran dari berbagai pihak terhadap penulisan
makalah ini juga kritikan dan saran untuk menanggapi kesimpulan dari bahasan makalah yang telah
kami jelaskan. Sehingga saran dan kritik itulah yang akan membuat kami semakin paham akan
kekurangan kami dan berusaha memperbaikinya.

Wassalam..

13
KUTIPAN DAFTAR PUSTAKA

 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Ejaan Yang Disempurnakan, Edisi II (Cet.Pertama;


Jakarta. Bumi Aksara, 1998), Hal.21- 32.
 Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta : Balai
Pustaka, 1999).
 http://kakakpintar.com/pengertian-dan-contoh-kata-serapan-dalam-bahasa-indonesia/
 http://www.pelajaransekolah.net/2015/10/macam-macam-kata-serapan-adopsi-adaptasi-
terjemahan-dan-kreasi.html
 http://www.kelasindonesia.com/2015/04/contoh-kata-serapan-dan-pengertiannya-adopsi-
adaptasi-pungutan.html

14

Anda mungkin juga menyukai