Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Tata bahasa Indonesia yang baku meliputi penggunaan kata, kalimat,


dan paragraf yang sesuai dengan kaidah baku. Tata bahasa Indonesiasendiri
menurut (Suryaman dalam Husain 1992:98) mengemukakan bahwa
seperangkat norma yang memeriksa pemakaian bahasa baik keteraturannya
maupun penyimpangan dari keteraturannya itu. Penyimpangan dapat
diartikan menyimpang dari norma yang telah ditetapkan
(Setyawati,2010:13)Pemakai bahasa menyimpang karena tidak mau,
enggan atau malas mengikuti norma yang ada

Penggunaan kata-kata serapan dewasa ini kian marak. Masyarakat


senang menggunakannya karena terkesan keren dan modern. Selain itu,
alasan masyarakat menggunakan kata-kata serapan adalah pengucapan
kata-kata serapan lebih singkat dibandingkan dengan pengucapan kata
kata dalam Bahasa Indonesia baku.

1
1.2. Rumusan Masalah
1. Pengertian bahasa indonesia baku?
2. Fungsi pemakaian bahasa baku?
3. Ciri – ciri bahasa baku ?
4. Pemakaian bahasa indonesia baku dengan baik dan benar ?
5. Apakah yang dimaksud dengan kata serapan?
6. Bagaimana proses penyerapan kata?
7. Apa saja contoh kata-kata serapan?

1.3. TUJUAN PENELITIAN


1. Untuk mengetahui pengertian bahasa indonesia baku.
2. Untuk mengetahui fungsi pemakaian bahasa baku.
3. Untuk mengetahui cara pemakaian bahasa indonesia baku dengan baik
dan benar.
4. Agar masyarakat mengetahui tentang kata serapan serapan dalam
bahasa indonesia.
5. Untuk memberikan pengetahuan tentang dampak dari penggunaan
kata- kata serapan.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Bahasa Baku (Kata Baku)

Secara umum, pengrtian kata baku adalah kata yang tlah dikodofikasi,
diterima, dan difungsikan sbagai model atau acuan oleh masyarakat secara
luas. Adapun, secara khusus dapat dipahami sebagai kata yang secara sosial
lebih disenangi pemakaiannya, terlebih bagi mereka yang dianggap
berpendikan disekitar pusat kebudayaan atau masyarakat bahasa (pelajar
mahasiswa).
Berbeda dengan kata baku, pengertian kata tidak baku adalah kata
yang digunakan dalam berbicara dan menulis yang berbeda pelafalan, tata
bahasa, dan kosakatanya dari kata baku. Singkatnya, kata tidak baku dapat
dipahami sebagai kata-kata atau ungkapan yang tetap hidup dan berkembang
sesuai dengan fungsinya, yang umumnya dipakai dalam percakaan atau
tulisan tidak resmi.

2.2. Fungsi Bahasa Baku

Secara umum, fungsi bahasa baku adalah sebagai berikut :

1. Sebagai fungsi pemersatu, Indonesia terdiri dari beragam suku dan


bahasa daerah. Jika setiap masyarakat menggunakan bahasa daerahnya, maka
dia tidak dapat berkomunikasi dengan masyarakat dari daerah lain. Fungsi
bahasa baku memperhubungkan semua penutur berbagai dialek bahasa itu.
Dengan demikian, bahasa baku mempersatukan mereka menjadi satu
masyarakat bangsa.
2. Sebagai fungsi pemberi kekhasan, Suatu bahasa baku membedakan
bahasa itu dari bahasa yang lain atau satu negara dengan negara lainnya

3
berbeda, karena itu digunakan sebagai salah satu ciri dari suatu negara.
Melalui fungsi itu, bahasa baku memperkuat perasaan kepribadian nasional
masyarakat bahasa yang bersangkutan.
3. Fungsi pembawa kewibawaan. Pemilikan bahasa baku membawa serta
wibawa atau prestise. Fungsi pembawa wibawa bersangkutan dengan usaha
orang mencapai kesederajatan dengan peradaban lain yang dikagumi lewat
pemerolehan bahasa baku sendiri. Penutur atau pembicara (masyarakat) yang
mahir berbahasa Indonesia dengan baik dan benar memperoleh wibawa di
mata orang lain.
4. Sebagai fungsi kerangka acuan. Sebagai kerangka acuan bagi pemakaian
bahasa dengan adanya norma dan kaidah (yang dikodifikasi) yang jelas.
Norma dan kaidah itu menjadi tolak ukur bagi benar tidaknya pemakaian
bahasa seseorang atau golongan.

2.3. Ciri – Ciri Bahasa Baku

Secara umum ciri- ciri bahasa baku, antara lain :

1. Tidak dipengaruhi bahasa daerah

Contoh : Baku - Tidak Baku

Saya - Gue

Ayah - Bokap

Merasa - Ngerasa

2. Tidak dipengaruhi bahasa asing

Contoh : Baku - Tidak Baku

Banyak guru - banyak guru - guru

Itu benar - itu adalah benar

Kesepakatan lain - dimantapin

4
3. Bukan merupakan ragam bahasa percakapan

Contoh : Baku - Tidak Baku

Bagaimana - gimana

Begitu - gitu

Tidak - nggak/gak

4. Pemakaian imbuhan secara eksplisit

Contoh : Baku - Tidak Baku

Anak itu menangis - anak itu nangis

Ia mendengarkan radio - ia dengarkan radio

5. Pemakaian yang sesuai dengan konteks kalimat

Contoh : Baku - Tidak Baku

Siapa namamu ? - siapa namanya ?

Dan lain sebagainya - dan sebagainya

Sehubungan dengan - sehubungan

6. Tidak mengandung makna ganda, tidak rancu

Contoh : Baku - Tidak Baku

Menghemat waktu - mempersingkat waktu

Mengatasi berbagai ketinggalan - mengejar ketinggalan

7. Tidak mengandung arti pleonasme

Contoh : Baku - Tidak Baku

Para juri - para juri - juri

Hadirin - pada hadirin

Pada zaman dahulu - pada zaman dahulu kala

5
8. Tidak menganduk hiperkorek

Contoh : Baku - Tidak Baku

Khusus - husus

Sabtu - saptu

Akhir - ahir

2.4. Pengertian Kata Serapan


Kata serapan adalah kata yang berasal dari bahasa asing yang sudah
diintegrasikan ke dalam suatu bahasa dan diterima pemakaiannya secara
umum.
Masyarakat Indonesia sekarang, telah banyak menggunakan kata –
kata serapan. Mereka berpendapat bahwa menggunakan kata – kata serapan
adalah suatu hal yang dapat menjadikan mereka dianggap sebagai orang yang
terpelajar, gaul, modern dan lain-lain. Padahal, di sisi lain penggunaan kata
serapan tidak hanya menimbulkan dampak positif, namun juga akan
menimbulkan dampak negatif yang tidak disadari oleh masyarakat.
Ironisnya, masyarakat kita kurang menyadari itu. Mereka justru
menunjukkan pemahaman yang rendah terhadap pemakaian bahasa. Hal ini
mengakibatkan terjadinya kesalahan yang berterima. Artinya, pemakaian
bahasa tersebut salah tetapi karena banyak pemakai di masyarakat akhirnya
diterima.
Dari sudut pandang linguistik, bahasa Indonesia adalah salah satu
dari banyak ragam bahasa Melayu. Dasar yang dipakai adalah bahasa
Melayu Riau dari abad ke-19. Dalam perkembangannya ia mengalami
perubahan akibat penggunaanya sebagai bahasa kerja di lingkungan
administrasi kolonial dan berbagai proses pembakuan sejak awal abad ke-20.
Penamaan "Bahasa Indonesia" diawali sejak dicanangkannya Sumpah
Pemuda, 28 Oktober 1928, untuk menghindari kesan "imperialisme bahasa"

6
apabila nama bahasa Melayu tetap digunakan.Proses ini menyebabkan
berbedanya Bahasa Indonesia saat ini dari varian bahasa Melayu yang
digunakan di Riau maupun Semenanjung Malaya. Hingga saat ini, Bahasa
Indonesia merupakan bahasa yang hidup, yang terus menghasilkan kata-kata
baru, baik melalui penciptaan maupun penyerapan dari bahasa daerah dan
bahasa asing.

2.5. Proses Penyerapan Kata


Ada beberapa proses atau cara masuknya bahasa asing ke dalam
bahasa Indonesia sehingga bisa terserap. Di bawah ini adalah proses
penyerapan tersebut:
1. Adopsi
Proses adopsi adalah terserapnya bahasa asing karena pemakai bahasa
tersebut mengambil kata bahasa asing yang memiliki makna sama secara
keseluruhan tanpa mengubah lafal atau ejaan dengan bahasa Indonesia.
Contoh: Hotdog, Shuttle cock, reshuffle, plaza, supermarket, dan lain-lain.
2. Adaptasi
Proses adaptasi adalah proses diserapnya bahasa asing akibat pemakai
bahasa mengambil kata bahasa asing, tetapi ejaan atau cara penulisannya
berbeda dan disesuaikan dengan aturan bahasa Indonesia.
Contoh:
Option=Opsi
Fluctuate=Fluktuatif
Organization=Organisasi
Maximal=maksimal
3. Pungutan
Masuknya bahasa asing ke dalam bahasa Indonesia terjadi akibat
pemakai bahasa mengambil konsep dasar yang ada dalam bahasa sumbernya,
kemudian dicarikan padanan katanya dalam bahasa Indonesia. Cara ini dapat
disebut juga dengan konsep terjemahan dimana kata serapan dihasilkan

7
dengan cara menerjemahkan kata / istilah tersebut tanpa mengubah makna
katatersebut.
Contoh:
Sparepart=Sukucadang
Try out = Uji coba

2.6. Contoh Kata-kata serapan


Kata–kata serapan yang digunakan kebanyakan masyarakat Indonesia
diambil dari beberepa sumber. Seperti berikut.
Bahasa Arab menjadi sumber serapan ungkapan, terutama dalam
bidang agama Islam. Sebagian kata-kata Arab ini masih utuh dalam arti yang
sesuai antara lafal dan maknanya, dan ada sebagian lagi berubah. Seperti,
1. Lafal dan arti masih sesuai dengan aslinya
a. abad, abadi, abah, abdi, adat, adil, amal, aljabar, almanak, awal, akhir,
b. bakhil, baligh, batil, barakah,
c. daftar, hikayat, ilmu, insan, hikmah, halal, haram, hakim,
d. khas, khianat, khidmat, khitan, kiamat
e. musyawarah, markas, mistar, mahkamah, musibah, mungkar, maut,
f. kitab, kuliah, kursi, kertas, nisbah, nafas,
g. syariat, ulama, wajib, ziarah.
2. Lafalnya berubah, artinya tetap
a. berkah, barakat, atau berkat dari kata barakah
b. buya dari kata abuya
c. derajat dari kata darajah
d. kabar dari kata khabar
e. lafal dari kata lafazh
f. lalim dari kata zhalim
n. Nama-nama hari dalam sepekan : Ahad (belakangan jadi Minggu
artinya=1), Senin (Isnaini=2), Selasa (Salasa), Rabu (Arba'a), Kamis
(Khomsa), Jumat (Jumu'ah) dan Sabtu (sab`atun)

8
3. lafal dan arti berubah dari lafal dan arti semula, seperti:
a. Keparat dalam bahasa Indonesia merupakan kata makian yang kira-kira
bersepadan dengan kata sialan, berasal dari kata kafarat yang dalam bahasa
Arab berarti tebusan.
b. Logat dalam bahasa Indonesia bermakna dialek atau aksen, berasal dari
kata lughah yang bermakna bahasa atau aksen.
c. Naskah dari kata nuskhatun yang bermakna secarik kertas.
d. Perlu, berasal dari kata fardhu yang bermakna harus.
e. Petuah dalam bahasa Indonesia bermakna nasihat, berasal dari kata fatwa
yang bermakna pendapat hukum.
f. Laskar dalam bahasa indonesia bermakna prajurit atau serdadu, berasal
dari kata 'askar yang berarti sama.

Bahasa Inggris juga menjadi salah satu sumber serapan, khususnya


dibidang teknologi yang kebanyakan berbahasa inggris, walaupun produk
teknologi tersebut dibuat di Indonesia. Contohnya:
1. application - aplikasi
2. actor - aktor
3. aquarium - akuarium
4. allergy - alergi
5. artist - artis
6. access - akses
7. acting - akting
8. accessory - asesori
9. activist – aktivis
10. ballpoint - bolpen

9
BAB III
PENUTUP

3.1. Simpulan
Bahasa merupakan alat komunikasi yang penting dalam kehidupan. Dengan
bahasa manusia dapat menyampaikan isi pikirannya kepada orang lain. Pada bahasa
terdapat dua ragam bahasa, yaitu bahasa baku dan bahasa nonbaku. Dan Penggunaan
Kata-kata serapan dalam Bahasa indonesia dapat menimbulkan dampak positif
maupun negatif. Dampak positif selain yang telah disebutkan ialah, komunikasi
sehari-hari dengan menggunakan Bahasa Indonesia yang disisipi kata-kata serapan
terdengar lebih mudah, flexibel, dan singkat. Namun, dampak negatifnya yaitu,
tersamarnya identitas kita sebagai Bangsa Indonesia yang mempunyai bahasa
pemersatu yaitu Bahasa Indonesia.

3.2. Saran
Sebagai anak-anak Bangsa Indonesia kita seharusnya lebih mencintai Bahasa
Indonesia. Walupun, dalam komunikasi sehari-hari kita menggunakan bahasa yang
tidak terdapat dalam kaidah Bahasa Indonesia yang benar. Tapi, setidaknya kita
menggunakan Bahasa Indonesia yang baik dan benar saat berada dalam forum-forum
resmi. Kepada para pengajar, pendidik, dan pembimbing, diharapkan dapat lebih
menumbuhkan rasa nasionalisme terhadap Bangsa Indonesia kepada anak-anaknya
dengan salah satu cara mengajarkan mereka Bahasa Indonesia.

10
DAFTAR PUSTAKA

Badudu. J.S. 1980. “Membina Bahasa Indonesia Baku”. Bandung : Djambatan

Ahmad Mufir AR “Pedoman Kata Baku & Tidak Baku”.

Harimurti Kridalaksana, 1974. “Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa”. Ende-Flores :


Nusa Indah.

11

Anda mungkin juga menyukai