Anda di halaman 1dari 26

TEORI

Teori :

 Pendapat yang didasarkan pada penelitian dan penemuan didukung oleh data dan argumentasi

 Penyelidikan ekpreimental yang mampu menghasilkan fakta berdasarkan ilmu pasti, logika,
metodologi, argumentasi tentang sesuatu

 Asas dan hukum umum yang menjadi suatu kesenian atau ilmu penmgetahuan

 Pendapat, cara, atau aturan untuk melakukan sesuatu

Komponen Teori: Konsep, definisi. Asumsi, Fenomena

1. Konsep :

 Formulasi tentang objek / kejadian yang dapat diamati/dirasakan karena konsep itu abstrak,
harus di jabarkan dalam bentuk variabel

 Variabel : Konsep yang dapat di ukur/dianalisis

 Contoh : konsep pengetahuan politikdioperasionalkan dalam bentuk nilai tes mengenai


pengetahuan politik

 Teori : Konsep – konsep yang saling terkait

2.Definisi

 Menjelaskan/menggambarkan teori,konsep ataupun komponen-komponen yang menyusun


teori tersebut

 Tidak dapat dikatakan salah atau benar

 Katakan saja tidak konvensional atau tidak lazim di pakai

3. Asumsi

 Pernyataan – pernyataan yang menjelaskan konsep-konsep atau menggabungkan konsep

 Asumsi merupakan suatu kenyataan, diterima sebagai suatu kebenaran

c/ manusia adalah suatu mahluk sosial

4. Phenomena

 Kejadian-kejadian yang ada di alam praktek atau aspek-aspek yang dirasakan atau dialami

 Suatu yang dapat disaksikan atau dilihat dengan panca indra, kenyataan, kenyataan yang ada,
tanda-tanda, gejala-gejala, sesuatu yang luar biasa, keajaiban, fakta

Contoh fhenomena: bunuh diri, pembunuhan, pencurian

Konsep : perilaku menyimpang

1
 Filsafat berasal dari bahasa Yunani, philosophia dan philoshophos

 Menurut bentuk kata, philosophia diambil dari kata philos dan shopia atau philos dan sophos.

 Philos berarti cinta dan shopia atau shopos berarti kebijaksanaan, pengetahuan, dan hikmah.

 Dalam pengertian ini seseorang dapat disebut telah berfilsafat apabila seluruh ucapannya dan
perilakunya mengandung makna dan ciri sebagai orang yang cinta terhadap kebijaksanaan,
terhadap pengetahuan dan terhadap hikmah.

 filsafat ilmu merupakan cabang pengetahuan filsafat yang menelaah sistematis mengenai sifat
dasar ilmu, metode-metodenya, konsep-konsepnya dan praanggapan-praanggapan, serta
letaknya dalam kerangka umum cabang-cabang pengetahuan intelektual

 Filsafat keperawatan merupakan pandangan dasar tentang hakekat manusia dan esensi
keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktek keperawatan.

 Filsafat keperawatan adalah suatu ilmu yg mempalajari tentang cara berfikir seorang perawat
dalam menghadapi pasiennya tentang kebenaran dan kebijaksanaan sehingga tingkat
kesejahteraan dan kesehatan pasien dapat meningkat.

 Ilmu keperawatan jika dilihat dari sudut pandang filsafat akan dapat muncul pertanyaan-
pertanyaan antara lain pertanyaan ontologi ( apa ilmu keperawatan ), pertanyaan epistemologi (
bagaimana lahirnya ilmu keperawatan ) dan pertanyaan aksiologi ( untuk apa ilmu keperawatan
itu digunakan).

 Ilmu Keperawatan Mencakup ilmu-ilmu dasar (alam, sosial, perilaku), ilmu biomedik, ilmu
kesehatan masyarakat, ilmu dasar keperawatan, ilmu keperawatan komunitas, dan ilmu
keperawatan klinik yang aplikasinya menggunakan pendekatan dan metode pemecahan
masalah secara saintifik atau ilmiah, ditujukan untuk mempertahankan, menopang, memelihara
dan meningkatkan integritas kebutuhan dasar manusia.

 Wawasan Ilmu Keperawatan Mencakup ilmu yang mempelajari bentuk dan sebab tidak
terpenuhinya kebutuhan dasar manusia, melalui pengkajian mendasar tentang hal yang
melatarbelakangi serta mempelajari barbagai upaya untuk mencapai kebutuhan dasar tersebut
melalui pemanfaatan semua sumber yang ada dan potensial.

Teori : Berpikir Abstrak

 Melibatkan fungsi intelektual terdiri atas prinsip, konsep, dan hubungannya

 Di implementasikan secara terpadu dalam tahapan yang terorganisasikan dalam bentuk proses
penyelesaian masalah secara ilmiah meliputi pengkajian, penetapan diagnosa keperawatan,
perencanaan, tindakan keperawatan dan evaluasi hasil tindakan keperawatan

2
Karakteristik Dasar teori:

 Interelasi konsep dalam teori yang menghasilkan cara melihat fenomena, Ada rencana prinsip
dan proposisi logis, Teori harus mampu untuk riset agar valid dan realible, Berkontribusi
melakukan ekspansi ilmu keperawatan (teori harus dapat meningkatkan praktik)

Teori dibutuhkan dalam disiplin ilmu untuk :

 Menghindari terjadinya praktik keperawatan yang tidak bertanggung jawab

 Melaksanakan praktek keperawatan secara professional

 Mengarahkan profesi dalam mencapai otonomi (mampu menunjukkan kemandirian)

Keperawatan Sebagai Ilmu

1. Objek formal:

• Respon manusia terhadap masalah kesehatan terkait pemenuhan kebutuhan dasar

• Bantuan diberikan karena ada masalah

2.      Objek material

• Adanya landasan ilmu keperawatan

• Pendekatan secara sistematis dan ilmiah

Perkembangan teori dapat diklasifikasikan menjadi

1.  Metha teori

2.  Grand teori

3.  Middle Range teori

4.  Micro/Practice teori

Metha Teori

 Level ke empat dari teori tersebut (metatheory) adalah teori dengan level tertinggi dan
dijelaskan dengan prefix “meta”, yang berarti “perubahan pada posisi”, “diluar”, pada level
tertinggi, atau “melebihi” dan merujuk pada body of knowledge tentang body of knowledge
atau tentang suatu bidang pembelajaran seperti metamatematika

 metateory sangat abstrak dan tidak mudah untuk diuji coba, meta theory menyediakan arti-arti,
kalimat-kalimat, situasi struktur interkoneksi, dan bahkan observasi oleh perawat-perawat
dalam skala global.

 Meta theory dapat terdiri dari beberapa grand theory, middle range theory, bahkan practice
theory. Meta theory keperawatan adalah teori keperawatan tentang teori keperawatan.

 Meta theory dapat dikritik, terbatas, abstrak dan sangat sulit untuk diaplikasikan dalam praktik. 

3
 Meta theory dalam keperawatan akan tampil sebagai superstruktur dengan aplikasi praktik
ganda dan kesempatan tambahan untuk peneliti-peneliti guna penemuan grand theory-grand
theory, middle range theory, paradigma yang berhubungan, serta model-model dan
mengeksplorasi bagaimana keperawatan merekonstruksi dan direkonstruksi.

Grand Theory

 Level ke tiga dari teori keperawatan adalah grand theory yang menegaskan fokus global dengan
board perspective dari praktik keperawatan dan pandangan keperawatan yang berbeda
terhadap sebuah fenomena keperawatan. 

 Grand theory sebagai teori yang memiliki cakupan yang luas, kurang abstrak dibanding model
konseptual tetapi tersusun atas konsep-konsep umum yang relatif abstrak dan hubungannya
tidak dapat di uji secara empiris. Contohnya yaitu “Science of Unitary” 

Micro / practise Range Theory

  Mikro range theory merupakan teori yang paling informal dibandingkan dengan yang lain. Teori
ini paling konkrit dan dapat diaplikasikan. Mikro range teori juga sering disebut sebagai praktikal
teori. Teori ini memiliki 2 level:

1.      Level I: menghubungkan dengan middle range theory

2.      Level II: mendesain sebuah hipotesa

Falsafah Ilmu
Fenomena alam Rasa ingin tahu Pengetahuan Filsafat 4

 Pengetahuan Indera
 Pengetahuan Ilmu RISET
 Pengetahuan Filsafat

Falsafah/Filsafat Ilmu berasal dari kata ‘Filos’ = Cinta / Sahabat, ‘Sophia’ = pengetahuan bijaksana.
Filosofi : Cinta akan pengetahuan yang benar Saat ilmu sampai pada batas kemampuannya, maka
pertanyaan itu diserahkan kepada filsafat

Filsafat adalah disiplin “ ilmu akademik yang dikembangkan secara formal. Pada umumnya, filsafat
membahas soal ontologi, metafisika, epistemologi, aksiologi, dan etika.

Filosofi adalah sudut pandang hidup dan nilai-nilai yang dianut oleh seseorang atau suatu kelompok
masyarakat.

Definisi filsafat :

 suatu cara berpikir yang radikal dan menyeluruh.


 Cara berpikir untuk mengupas sesuatu sedalam-dalamnya.
 Berfilsafat bermakna mencari kebenaran, tentang segala sesuatu yang dipermasalahkan dg
berpikir secara radikal, sistematis dan universal

4
Definisi “ filsafat

1. Menurut isinya : Karya manusia tentang hakikat sesuatu

2. Menurut segi praktisnya : berpikir secara mendalam dan sungguh-sungguh dan secara ilmiah sampai
pada hakikatnya dari sesuatu yang diperkirakan

3. Istilah secara umum : hasil pemikiran manusia yang kritis dan radikal, mendalam, sampai pada
intinya, yang membahas secara menyeluruh sampai pada hakikatnya untuk mencapai kebenaran yang
sesuai dengan kenyataan

Filsafat sebagai ilmu berusaha menjawab 5 pertanyaan yaitu apa, bagaimana, mengapa, ke mana, dan
kapankah?

 Apa : menyatakan hakikat atau inti mutlak suatu hal


 Bagaimana : mendeskripsikan apa yang ditangkap oleh indera
 Mengapa : sebab/ asal mula sesuatu
 Ke mana : apa yg terjadi di masa lampau, saat ini dan di masa yang akan datang. Bersifat
normative
 Kapan : menanyakan keterkaitannya dengan sejarah/masa lampau

Filsafat melihat sesuatu dari hakikatnya Ilmu yang menyelidiki hal/hakikat yang ada secara umum
disebut ontologi

FALSAFAH KEPERAWATAN

Pandangan dasar tentang hakikat manusia sebagai makhluk holistic (yang memiliki kebutuhan bio-psiko-
sosio-spiritual) dan esensi keperawatan yang menjadikan kerangka dasar dalam praktik keperawatan
(Nur Aini, 2018)

5
Esensi dari falsafah keperawatan (Hidayat, 2009)

1. Memandang manusia sebagai makhluk yang holistic

2. Bentuk pelayanan keperawatan diberikan secara langsung dengan memperhatikan aspek


kemanusiaan

3. Setiap org berhak memperoleh perawatan tanpa memandang perbedaan

4. Pelayanan keperawatan merupakan bagian integral dari sistem kesehatan

5. Pasien adalah mitra yang selalu aktif dalam pelayanan

2. Berpikir logis
Kerangka berpikir menurut metode ilmu adalah sebuah siklus logico-hipotetico-verifikatif. Merupakan
langkah sistematik dari perumusan masalah, sampai penarikan kesimpulan dengan disiplin.
Pengetahuan ilmiah memiliki 3 fungsi :

 Menjelaskan
 Meramalkan
 Mengontrol I

lmu menjelaskan tentang suatu hal, kemudian meramalkan apa yang akan terjadi dan dapat dilakukan
usaha untuk mengontrol agar hal tersebut terjadi atau tidak

Penjelasan keilmuan terdiri dari 4 jenis, yaitu :

1 Deduktif : penjelasan menggunakan cara berpikir untuk memahami sesuatu dengan menarik
kesimpulan secara logis dari premis
 premis yang telah dinyatakan sebelumnya Logika deduktif merupakan cara penarikan
kesimpulan dari hal yang bersifat umum menjadi kasus yang bersifat khusus (individual).
Sedangkan logika induktif merupakan cara penarikan kesimpulan dari kasus individual
nyata menjadi kesimpulan umum

2. Penjelasan probabilistik Penjelasan yang ditarik secara induktif, dari sejumlah kasus namun tak pasti
dan hanya bersifat peluang

3. Penjelasan secara fungsional atau teologis Penjelasan dengan meletakkan suatu unsur dalam
hubungannya dengan sistem secara keseluruhan yang mempunyai arah perkembangan tertentu

4. Penjelasan secara genetik Penjelasan menggunakan faktor-faktor yang timbul sebelumnya untuk
menjelaskan gejala yang muncul kemudian

Metode dalam filsafat

 Metode kritis : cara kerja analitis, melalui dialog, tidak menyelidiki fakta, induktif,
 Metoda skolastik : sintesis, deduktif.

Metoda mempelajari filsafat

 Sistematis : Mempelajari karya-karya filsafat, focus pada isi filsafat

6
 Historis : mengkaji filsafat dengan mengikuti sejarahnya, secara kronologis
 Kritis : harus memiliki pengetahuan filsafat sebelumnya, selanjutnya dapat menggunakan
metode sistematis atau historis, kemudian dikritisi
 Metoda empiris : pengalaman yang dapat menyajikan pengertian benar

3. Cabang-cabang filsafat Menurut Kattsoff (1996)

Cabang-cabang Filsafat

 Psikologi kefilsafatan
 Antropologi kefilsafatan
 Sosiologi kefilsafatan
 Etika
 Estetika
 Filsafat agama

4. Ruang lingkup kajian filsafat

Kosmologi

Suatu pemikiran dalam permasalahan yang berhubungan dengan alam semesta, ruang dan waktu,
kenyataan hidup manusia sebagai ciptaan Tuhan, serta proses kejadian dan perkembangan hidup
manusia di alam nyata, dsb.

Ontologi

Pemikiran tentang asal usul kejadian alam semesta, dari mana dan ke arah mana proses kejadiannya.
Merupakan kajian filsafat paling kuno yang mencoba mencari hakikat dari sesuatu

ONTOLOGI Berasal dari kata ‘ontos’ yang berarti sesuatu yang berwujud. Disebut juga sebagai ilmu yang
mempelajari wujud tentang hakikat yang ada

Berdasarkan objek yang ditelaah dalam ilmu pengetahuan maka ada dua macam objek, yaitu :

1. Objek material : semua lapangan atau bahan yang dapat dijadikan sebagai objek penyelidikan dari
sebuah ilmu

2. Objek formal : penentuan titik pandang pada objek material

Ontologi ilmu keperawatan

7
Ontologi dapat diartikan “apa yang dikaji oleh pengetahuan itu?” Filosofi ontologi berkaitan dengan
manusia. Dalam keperawatan, ilmu ontologi juga turut menyusun ilmu keperawatan. Oleh karena itu,
keperawatan dapat menjadi objek penyelidikan filosofi

Phylosophy of mind

Pemikiran filosofis tentang jiwa, dan bagaimana hubungannya dengan jasmani, serta bagaimana
kebiasaan berkehendak manusia, dsb.

Epistemologi

Pemikiran tentang apa dan bagaimana sumber pengetahuan manusia diperoleh; apakah dari akal
(rasionalisme), pengalaman panca indera (empirisme), ide-ide (idealism), atau dari Tuhan (teologisme),
termasuk pemikiran mengenai validitas pengetahuan manusia, artinya sampai dimana kebenaran
pengetahuan kita

EPISTEMOLOGI

Berasal dari kata ‘episteme’ pengetahuan dan ‘logos’ (kata, pikiran, percakapan atau ilmu). Epistemologi
berarti kata, pikiran atau percakapan tentang ilmu pengetahuan Epistemologi adalah cabang filosofi
yang menelaah mengenai asal, struktur, metode dan keabsahan pengetahuan

Epistemologi ilmu keperawatan Ditinjau dari sudut epistemology, sifat/karakter ilmu keperawatan
meliputi hal berikut:

1. Pengetahuan umum : Ilmu keperawatan dapat dipelajari oleh siapa saja yang mempunyai minat. Ilmu
keperawatan juga dapat dipublikasikan dengan bahasa yang sarat unsur informative dan emotif

2. Objektif : Ilmu keperawatan mampu memberikan interpretasi pada objek yang sama dengan cara
yang sama hingga diperoleh hasil yang sama

3. Abstraksi : Ilmu keperawatan diperuntukkan bagi manusia yang tidak akan pernah lepas dari
kebutuhan. Hal ini tertuang dalam konsep manusia sebagai makhluk yang holistic, unik, memiliki
kebutuhan dan sebagai sistem terbuka

4. Konseptual : ilmu keperawatan memiliki konsepsi yang membangun teori keperawatan

Aksiologi (Ethics)

Berasal dari kata ‘axios’ artinya nilai dan ‘logos’ artinya ilmu. Teori tentang nilai. Cabang filsafat ilmu
yang membahas tentang nilai

Aksiologi ilmu keperawatan

Investigasi atau pertimbangan moralitas dari tindakan kita dan cara berpikir yang mendasari adanya
benar/salah, baik/buruk Untuk apa pengetahuan digunakan dan kaitannya dengan penggunaannya
dengan kaidah-kaidah moral (Nur Aini, 2018)

8
Teori Dan Konsep keperawatan menurut teori Hildergard E.Peplau
• Lahir: 1 September 1909
• Wafat: 17 Maret 1999
• Hildegard E. Peplau memulai karirnya di bidang keperawatan pada tahun 1931 sebagai
lulusan dari sekolah perawat D3 Pottstown PA school
• Beliau mendapatkan gelar Bachelor degree tahun 1943. dan Melanjutkan pendidikannya
di universitas Columbia untuk mendapat gelar master dan doctor
• Menjadi anggota Falkultas College of Nursing di Rutgers University (1954-1974)
Teori konsep keperawatan menurut Hildigard E Peplau
Teori Psikodinamik
Merupakan kemampuan untuk memahami perilaku seseorang untuk membantu
mengidentifikasikan keluhan-keluhan yang dirasakan dan untuk menerapkan prinsip-prinsip
kemanusiaan yang berkaitan dengan masalah yang muncul dari semua hal atau kejadian yang
telah dialami.
B. Konsep Mayor Dari Teori Peplau
1. Manusia
Organisme yang hidup dalam keseimbangan yang tidak stabil
2. Lingkungan
Bentuk di luar organisme dalam konteks kebudayaan

3. Keperawata

Alat pendidikan untuk mendukung kekuatan seseorang

4. Kesehatan

Gerak progresif individu dari kehidupan masyarakat

C. Sejarah Terbentuknya Teori Hildigard E Peplau

Hildigard E Peplau memasukan pengetahuan ke dalam kerangka konseptualnya yang pada akhirnya
berkembang menjadi model keperawatan berbasis teori, yang di kutip dari ilmu perilaku dan model
psikologikal.

D. Paradigma Keperawatan Menurut Hildegard E. Peplau

 Manusia
 Keperawatan

9
E. Model Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau
 Pasien
 Perawat
 Masalah Kecemasan Akibat Sakit
 Proses Interpersonal
F. Perkembangan Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau
ORIENTASI IDENTIFIKASI EKSPLOITASI RESOLUSI

G. Asumsi – Asumsi Teori Keperawatan Hildegard E. Peplau

Teori dan Model Keperawatan Jean WATSON

Konsep Teori Model Jean Watson

Jean Watson memahami konsep keperawatan yang terkenal dengan teori pengetahuan manusia dan
merawat manusia. Tolak ukur pandangan Watson ini didasari pada unsur teori kemanusiaan. dengan
dasar ilmu pengetahuan

Pandangan teori Jean Watson ini memahami bahwa manusia memiiki 4 cabang kebutuhan manusia yang
saling berhubungan diantaranya:

a. Kebutuhan Biofisikal Kebutuhan makanan, cairan Kebutuhan eliminasi dan Kebutuhan ventilasi

b. Kebutuhan Psikofisikal Kebutuhan aktivitas dan istirahat Kebutuhan seksualitas

c. Kebutuhan Psikososial Kebutuhan Berprestasi dan Kebutuhan Organisasi

d. Kebutuhan Intrapersonal , Kebutuhan Interpersonal dan Kebutuhan aktualisasi diri

Menurut Jean Model Konsep Dan Teori Keperawatan watson mirip peningkatan mutu pelayanan
keperawatan dan didukung oleh pengembangan teori-teori keperawatan salah satunya adalah teori
caring

10
KONSEP MAYOR TEORI MODEL Jean Watson

Model konsep mayor dalam teorinya menurut Jean Watson menjelaskan bahwa konsep keperawatan
Watson mendefinisikan Caring lebih dari sebuah exisestensial philoshophy, dasar spiritual. Caring adalah
ideal moral dari keperawatan. Berdasarkan Jean Watson, konsep mayor dalam teorinya:

a. Faktor Carative

b. Traspersonal Caring Relationship

c. Momen / Waktu Caring

a.Faktor Carative Faktor Carative digunakan untuk menghargai dimensi manusia dalam keperawatan dan
kehidupan serta pengalaman pribadi seseorang yang kita beri perawatan. Faktor Carative terdiri dari 10
elemen:

1.Sistem nilai humanistik dan altruistik (mengutamakan kepentingan orang lain)

2.Kejujuran dan harapan

3.Sensitifitas pada pribadi seseorang dan orang lain

4.Rasa tolong menolong, saling percaya dan hubungan antar sesama manusia

5.Mengekspresikan perasaan positif dan negatif

6.Proses penyelesaian masalah yang kreatif

7.Proses belajar mengajar transpersonal

8.Lingkungan fisik, sosial, spiritual dan mental yang supportif, protektif, dan korektif.

9.Pertolongan dalam memenuhi kebutuhan manusia

10. Kekuatan spiritual – fenomenologikal – eksistensial

b.Traspersonal Caring Relationship Menurut Watson hubungan perawatan traspersonal mencirikan jenis
hubungan perawatan spesial yang tergantung pada:

1.Komitmen moral perawat dalam melindungi dan meningkatkan harga diri manusia setinggi – tingginya.
2.Kesadaran perawat dalam berkomunikasi untuk memelihara dan menghargai jiwa seseorang, sehingga
tidak menyamakan status seseorang tersebut dengan objek (benda).

3.Kesadaran perawat dalam memberikan perawatan berpotensi menyembuhkan, sehubungan dengan


pengalaman, persepsi, dan hubungan yang intensif berperan dalam penyembuhan.

c. Momen / Waktu Caring Menurut Jean Watson waktu pertama perawatan adalah saat dimana
(terbatas waktu dan tempat) perawat dan orang yang diberi perawatan bersama-sama dalam kondisi
pemberian perawatan. Kedua, dengan pandangan uniknya. Menurut Jean Watson pandangan unik
seseorang didasarkan ada pengalamnnya yang melibatkan

11
emosi,sensasi,tubuh,pemikiran,kepercayaan,tujuan,penghar apan,kondisi lingkungan dan persepsi
seseorang terhadap sesuatu

Sejarah Terbentuknya teori jean waston

Jean Watson dilahirkan pada 10 Juni 1940 di West Virginia. Dia lulus Bachelor of Sciense dalam
keperawatan di University of Colorado pada tahun 1964 dan juga Master (Psikiatris-jiwa 1000
kesehatan) dan Ph. D dalam Educational Psychology. Watson adalah pengarang banyak artikel,
chapter/tulisan singkat dalam buku, dan buku lainnya. Hasil penelitiannya adalah tentang manusia dan
rasa kehilangan.

Teori human caring yang dikembangkan oleh Watson antara tahun 1975-1979, hanya berkisar ada
sepuluh carative factors sebagai suatu kerangka untuk memberikan suatu bentuk dan focus terhadap
fenomena keperawatan. Teori Jean Watson yang telah dipublikasikan dalam keperawatan adalah
“Human Science and Human Care ”.

PARADIGMA KEPERAWATAN JEAN WATSON

1. Kemanusiaan Menurut pandangan Watson orang yang bernilai bagi dirinya atau orang lain
dalam memberikan pelayanan keperawatan harus dapat memelihara, menghargai, mengasuh,
mau mengerti dan membantu orang yang sedang sakit.
2. Kesehatan Menurut WHO meliputi bagian positif dari fisik, mental , dan sosial yang baik. Akan
tetapi Watson juga mempercayai bahwa ada beberapa faktor lain yang dibutuhkan untuk
dimasukkan dalam definisi sehat ini, yaitu: a. Fungsi manusia secara keseluruhan b. Adaptasi c.
Tidak adanya penyakit
3. Lingkungan sosial Watson menyatakan bahwa merawat, dan keperawatan itu ternyata sangat
dibutuhkan oleh setiap lingkungan sosial yang mempunyai beberapa orang yang saling peduli
dengan yang lainnya.
4. Keperawatan Watson mengatakan bahwa kondisi sosial, moral, dan ilmu pengetahuan sangat
berkontribusi terhadap kondisi kesehatan manusia dan masyarakat, sehingga perawat perlu
berkomitmen terhadap pemberian asuhan kesehatan yang ideal melalui kajian teori, praktek,
dan riset keperawatan

Model Teori Keperawatan

Menurut Watson, Asuhan keperawatan tergambar pada seluruh faktor-faktor yag digunakan oleh
perawat dalam pemberian pelayanan keperawatan pada klien

Model Watson di bentuk melingkupi proses asuhan keperawatan, pemberian bantuan bagi klien dalam
mencapai kematian yang damai. Intervensi keperawatan berkaitan dengan proses perawatan manusia.
Perawatan manusia membutuhkan perawat yang memahami perilaku dan respons manusia terhadap
masalah kesehatan yang aktual ataupun potensial, kebutuhan manusia dan bagaimana respons
terhadap orang lain dan memahami kekurangan dan kelebihan klien dan keluarganya, sekaligus
pemahaman pada dirinya sendiri. Selain itu perawat juga memberikan kenyamanan pada perhatian
serta empati pada klien dan keluarganya.

12
Perkembangan/Riwayat Teori Jean Watson

Teori yang dicetuskan oleh Jean Watson tentang kepedulian manusia “human caring ” pada tahun 1879.
Konsep teori Human caring berbicara mengenai bagaimana meningkatkan kinerja terbaik seorang
perawat saat melakukan tindakan keperawatan terhadap klien yang tidak hanya berfokus pada
kebutuhan biophyisikal namun juga psikofisikal, psikososial, dan kebutuhan intrapersonal hingga
interpersonal.

Bagi Watson, dalam beberapa dekade terakhir rumah sakit mengesampingkan aspek manusia yang,
menurut pendapatnya itu harus digambarkan. Itulah sebabnya ia mulai menguraikan Teori perawatan
manusia. Dia sendiri menjelaskan alasannya ketika dia menulis yang berikut ini: "Mengingat risiko
dehumanisasi dalam perawatan pasien karena restrukturisasi administrasi besar dari sebagian besar
sistem perawatan kesehatan di dunia, perlu untuk menyelamatkan aspek manusia, spiritual dan
transpersonal dalam klinis, administrasi, pendidikan dan penelitian pada bagian dari profesional
keperawatan

Teori Keperawatan Callista Roy


Biografi Callista Roy

Callista Roy lahir pada tanggal 14 Oktober 1939 di Los Angeles, California. Roy menyelesaikan
pendidikan Diploma Keperawatan pada tahun 1963 di Mount Saint Mary’s College, Los Angeles dan
menyelesaikan Master Keperawatan di California University pada tahun 1966. Roy menyelesaikan PhD
Sosiologi pada tahun 1977 di Universitas yang sama. Roy bersama Dorothy E. Johnson mengembangkan
teori model konseptual keperawatan. Ketika bekerja sebagai perawat anak, Roy melihat suatu
perubahan besar pada anak dan mereka berkemampuan untuk beradaptasi dalam respon yang lebih
besar terhadap perubahan fisik dan psikologis. Roy mengembangkan dasar konsep keperawatannya
pada tahun 1964-1966 dan baru dioperasionalkan pada tahun 1968. Roy menjabat sebagai asisten
Professor pada Departemen Nursing di Mount Saint Mary’s College pada tahun 1982

Konsep Teori Model Callista Roy

13
Callista Roy memiliki delapan falsafah yang kemudian dibagi menjadi dua yaitu empat berdasarkan
falsafah humanisme dan empat yang lainnya berdasarkan falsafah werivity.

Falsafah verivity yaitu kebenaran, yang dimaksud adalah bahwa ada hal yang bersifat absolut, Empat
falsafah tersebut adalah :

Tujuan eksistensi manusia Gabungan dari beberapa tujuan peradaban manusia Aktifitas dan kreatifitas
untuk kebaikan umum

 Gabungan dari beberapa tujuan


 peradaban manusia Aktifitas dan kreatifitas untuk kebaikan umum
 Nilai dan arti kehidupan.

Sejarah Terbentuknya Teori Model Callista Roy

Dalam sebuah seminar dengan Dorrothy E. Johnson, Roy tertantang untuk mengembangkan sebuah
model konsep keperawatan. Konsep adaptasi mempengaruhi Roy dalam kerangka konsepnya yang
sesuai dengan keperawatan. Dimulai dengan pendekatan teori sistem. Roy menambahkan kerja adaptasi
dari Helsen (1964) seorang ahli fisiologis – psikologis. Untuk memulai membangun pengertian
konsepnya. Derajat adaptasi dibentuk oleh dorongan tiga jenis stimulus yaitu : focal stimuli, konsektual
stimuli dan residual stimuli.

Roy mengkombinasikan teori adaptasi Helsen dengan definisi dan pandangan terhadap manusia sebagai
sistem yang adaptif. Selain konsep-konsep tersebut, Roy juga mengadaptasi nilai “ Humanisme” dalam
model konseptualnya berasal dari konsep A.H. Maslow. Menurut Roy humanisme dalam keperawatan
adalah keyakinan, terhadap kemampuan koping manusia dapat meningkatkan derajat kesehatan.

Paradigma Keperawatan Menurut Callista Roy

1. Manusia
Roy menggambarkan manusia sebagai makhluk yang holistik dan memiliki sistem adaptasi.
Sistem adaptasi dalam diri manusia digambarkan sebagai suatu yang saling berkaitan dan
menyatu untuk mencapai suatu tujuan. Roy juga menggambarkan manusia sebagai individu
yang merupakan bagian dari kelompok masyarakat, keluarga yang hidup dalam sistem tersebut
atau disebut sebagai makhluk biopsikososial. Manusia sebagai individu utama atau prioritas
dalam pelayanan keperawatan
2. . Lingkungan
Roy menggambarkan lingkungan sebagai suatu yang memberikan pengaruh terhadap proses
adaptasi yang dilakukan individu. Hal ini dikarenakan Roy berpendapat bahwa lingkungan
merupakan sumber stimulus yang menuntut manusia untuk terus menerus beradaptasi
memecahkan masalah yang dihadapinya.
3. Kesehatan
Roy menggambarkan kesehatan sebagai suatu kondisi yang tidak hanya terbebas dari penyakit,
kesedihan, stress dan kematian. Namun juga sebagai suatu kemampuan atau usaha mengatasi
permasalahan yang dapat menimbulkan penyakit, kesedihan, stress dan kematian.
4. Keperawatan
Roy menggambarkan keperawatan sebagai sebuah profesi kesehatan yang memberikan
pelayanan berupa asuhan kesehatan kepada individu, keluarga, kelompok dan masyarakat. Roy

14
membagi keperawatan menjadi dua yaitu sebagai ilmu dan praktik. Ilmu keperawatan memiliki
tujuan pengembangan yang terus

Perkembangan Teori Callista Roy


Model Adaptasi Keperawatan dikembangkan oleh Suster Callista Roy pada tahun 1976. Setelah
bekerja dengan Dorothy E. jhonson, Roy menjadi yakin akan pentingnya menggambarkan sifat
keperawatan sebagai pelayanan kepada masyarakat. Ini mendorongnya untuk mulai
mengembangkan modelnya dengan tujuan untuk mempromosikan adaptasi keperawatan.
Model Roy dikembangkan ketika ahli teori keperawatan Dorothy Jhonson menantang murid-
muridnya untuk mengembangkan model konseptual keperawatan selama seminar. Model
keperawatan Jhonson yang mendorong untuk perkembangan Model Adaptasi Roy. Model Roy
menggabungkan konsep dari Teori Persepsi Tingkat Adaptasi dari psikolog fisiologis Amerika
terkenal Harry Helson, Model Sistem Ludwig van Bertalanffy, dan definisi system Anatol
Rapoport. Pada awalnya, Roy mempertimbangkan konsep system yang diterapkan pada
individu. Roy mengonseptualisasikan orang dalam perspektif holistic. Aspek individu dari bagian-
bagian bertindak bersama untuk membentuk satu kesatuan. Selain itu, sebagai system
kehidupan, manusia selalu berinteraksi dengan lingkungannya. Antara system dan lingkungan
terjadi pertukaran informasi, materi, dan energi. Karakteristik sitem meliputi input, output,
control, dan umpan balik. Faktor-faktor yang mempengaruhi pengembangan model meliputi :
keluarga, pendidikan, latar belakang, agama, mentor, dan pengalaman klinis.

Asumsi-Asumsi Teori Model Keperawatan Callista Roy


Asumsi Ilmiah Model Adaptasi Roy disusun berdasarkan asumsi ilmiah sebagai berikut : Sistem
materi dan energy maju ke tingkat yang lebih tinggi dari pengaturan diri yang kompleks.
Kesadaran dan makna membangun integrasi orang dan lingkungan. Kesadaran diri dan
lingkungan berakar pada pemikiran dan perasaan. Manusia, dengan keputusannya, bertanggung
jawab atas integrasi proses kreatif. Pikiran dan perasaan menjadi mediasi tindakan manusia.

Asumsi Filosofis Model Adaptsi Roy juga disusun berdasarkan asumsi filosofis sebagai berikut :
Orang-orang yang memiliki hubungan timbal balik dengan dunia dan Tuhan. Makna manusia
berakar pada konvergensi titik akhir (omega point) alam semesta. Tuhan terungkap secara dekat

15
dalam keragaman ciptaan dan merupakan tujuan umum ciptaan. Orang menggunakan
kemampuan kreatif manusia dari kesadaran, pencerahan, dan keyakinan. Orang bertanggung
jawab atas proses memperoleh, mempertahankan, dan mengubah alam semesta

PHIL BARKER
Phil Barker lahir di Skotlandia pada tanggal 5 November 1932 di
daerah pesisir pantai, dengan demikian ia mulai menaruh pengaruh dan
minatnya pada air. Barker dilatih sebagai pelukis dan pematung pada
pertengahan 1960-an, dan dia memenangkan penghargaan Pernod untuk
pelukis muda yang bergengsi pada tahun 1974, dimana pada saat itu dia
sudah menjadi seorang perawat psikiatri.
"Lautan pengalaman" Barker melonjak ke arah yang baru pada tahun
1970, ketika ia mengambil posisi sebagai "petugas di rumah sakit jiwa." Ketertarikannya dengan
dimensi manusia, pengalaman hidup, dan kisah-kisah orang yang ditantang oleh tekanan mental
mendorongnya untuk memindahkan minatnya pada seni ke keperawatan.
Kemajuan awal Barker yaitu melalui keperawatan. Setelah kualifikasi pada tahun 1974,
Barker mulai mempelajari dan mempraktikkan berbagai psikoterapi seperti terapi perilaku
kognitif, terapi keluarga dan kelompok.
KONSEP MAYOR TEORI MODEL KEPERAWATAN
PHIL BARKER
Tidal Model difokuskan pada proses perawatan dasar keperawatan, dapat diterapkan
secara universal, dan merupakan panduan praktis untuk keperawatan kesehatan jiwa dan
psikiatri. Teori ini radikal dalam rekonseptualisasi masalah kesehatan mental sebagai manusia
yang tegas, bukan psikologis, sosial, atau fisik. Tidal Model adalah pendekatan filosofis untuk
pemulihan kesehatan mental. Tidal Model mewakili pandangan dunia, untuk membantu
perawat mulai memahami apa arti kesehatan mental bagi orang yang dirawat, dan bagaimana
orang tersebut dapat dibantu untuk memulai perjalanan pemulihan yang kompleks. Oleh karena
itu, Tidal Model tidak bersifat preskriptif. Pengalaman tekanan mental selalu digambarkan
dalam istilah metaforis.
Model Tidal dimulai dari empat titik awal yang sederhana namun penting:
1. Fokus terapi utama dalam kesehatan mental terletak di masyarakat.
2. Perubahan adalah proses yang konstan dan berkelanjutan
3. Kekuatan terletak pada proses asuhan atau kepedulian
4. Perawat dan klien adalah satu

SEJARAH TERBENTUKNYA TEORI MODELKEPERAWATAN PHIL BARKER

The Tidal model di cetuskan oleh Phil Barker.Teori ini terinspirasi dari filosofi air, dimana Phil
Barker melihat air laut selalu mengalami pasang surut (tidal). Pasang surut inilah yang dianggap

oleh Phil Barker sebagai perumpamaan dari kondisi kesehatan manusia yang juga selalu mengalami
perubahan (pasang surut).

PARADIGMA

16
1. KEPERAWATAN

Perawat terlibat dalam proses bekerja dengan orang-orang, lingkungan mereka, status kesehatan
mereka dan kebutuhan mereka akan keperawatan (Barker, 1996a, hal. 242). Keperawatan terus
berubah, secara internal dan dalam kaitannya dengan profesi lain, dalam menanggapi perubahan
kebutuhan dan perubahan struktur sosial.

2. MANUSIA

Dalam Tidal Model , minat diarahkan pada pandangan fenomenologis dari pengalaman hidup
seseorang dan kisahnya. Manusia adalah filsuf alami dan pembuat makna yang mengabdikan
sebagian besar hidup mereka untuk membangun makna dan nilai dari pengalaman mereka.

3. KESEHATAN

Kesehatan adalah tugas pribadi di mana kesuksesan sebagian besar merupakan hasil dari kesadaran
diri, disiplin diri, dan setiap orang mengatur ritme dan tindakan hariannya sendiri, diet dan
seksualitasnya.

4. LINGKUNGAN

Lingkungan sebagian besar bersifat sosial, konteks di mana orang melakukan perjalanan dalam
lautan pengalaman mereka, dan perawat menciptakan ruang untuk pertumbuhan dan
perkembangan. Hubungan terapeutik digunakan dengan cara meningkatkan hubungan orang
dengan lingkungan mereka (Montgomery & Webster, 1993, hal. 7).

MODEL TEORIKEPERAWATANPHIL BARKER

Orang yang hidup dengan melewati pengalaman di dunianya dapat dijelaskan menjadi tiga
dimensi: dunia, self (diri sendiri), dan orang lain. Pengkajian ini memfokuskan pada dunia
pengalaman manusia dan memberikan kesempatan untuk belajar tentang masalah yang dihadapi
manusia saat ini, skala dan evaluasi dari masalah tersebut, sumber daya apa pada kehidupan
manusia yang mungkin dapat digunakan untuk membantu mengatasi masalah tersebut atau
memenuhi kebutuhan, dan kebutuhan apa yang diperlukan untuk membawa  suatu perubahan
(Barker, 2000).

17
MODEL TEORIKEPERAWATANPHIL BARKER

Dalam pengkajian holistik, riwayat seseorang adalah pada pusat rencana tindakan dan adalah
ditampilkan seperti sebuah pusat. siklus pengkajian keamanan dan rencana mengelilingi pusat,
semuanya dikelilingi oleh siklus tim interdisiplin

PERKEMBANGAN TEORI PHIL BARKER

A. PRAKTIK

Pada tahun 1995 dan 1997 model tidal dikembangkan di lahan praktik serta dikenakan secara resmi
dua ruangan Psikiatri di Newcastle, Inggris pada tahun 1998. Selain itu, model tidal (pasang surut)
diadopsi oleh program kesehatan mental, dan tahun 2000 diterapkan pada sembilan ruangan
psikiatri.

B. PENDIDIKAN

Barker menyediakan paket pendidikan multi media untuk mereka yang menerapkan tidal model
(Model Pasang surut), dan semua situs menggunakan program untuk mempersiapkan implementasi.
Perawat dalam komunitas pasang surut memiliki kesempatan untuk belajar tentang model sebelum,
selama, dan setelah pelaksanaannya.

C. PENELITIAN

Model pasang surut dikembangkan dari program penelitian klinis. Semua anggota jaringan
internasional Tidal Model didorong untuk mengevaluasi model dalam praktek. Sebuah konsultan
penelitian dan pengembangan didirikan sebagai jaringan longgar untuk pelaksanaan model pasang
surut dan proyek pembangunan.

D. PERKEMBANGAN LEBIH LANJUT

18
Beberapa perkembangan lainnya mencirikan model pasang surut. Hal ini telah berevolusi dari
penggunaan rawat inap akut di seluruh rangkaian perawatan, dengan komponen kritis, transisi, dan
develodmental. Profesi lain juga mendukung nilai, filosofi, dan ketidakmampuan model pasang
surut. Komunitas kesehatan mental di seluruh dunia terlibat dalam pengembangan teori pemulihan
kesehatan mental ini.

ASUMSI TEORI MODEL KEPERAWATAN PHIL BARKER

Dua asumsi dasar yang mendukung Tidal Model yaitu yang pertama adalah perubahan. Semua
pengalaman manusia melibatkan orang-orang yang terus berubah. Dan yang kedua adalah orang
yang menceritakan mereka. Kisah seseorang selalu dihiasi dengan cerita tentang bagaimana
seseorang datang dan mencari solusi.

KESIMPULAN

Teori Tidal Model atau Model pasang surut fokus di aplikasikan pada keperawatan jiwa terhadap
kesehatan mental yang lebih fleksibel dengan model pemulihan dengan menggunakan 10 komitmen
untuk mendukung proses kesembuhan pasien. Tidal model memberikan sebuah orientasi untuk
praktik yaitu penelitian dasar, Holistik dan individu terkait dengan keperawatan jiwa. Model pasang
surut ini menggambarkan berbagai asumsi tentang orang dan hubungan antar sesama manusia.

TEORI
KRISTEN SWANSON

Kristen M. Swanson, R.N., Ph.D.,F.A A.N., lahir pada tanggal 13 Januari 1953 di Provinsi Rhode
Island.Ia memperoleh gelar sarjananya (magna cum laude) dari University of Rhode Island College of
Nursing tahun 1975. Setelah lulus, ia memulai karirnya sebagai Registered Nurse pada University of
Massachusetts Medical Center di Worcester. Setelah menerima gelar Magister Keperawatan pada
tahun 1978, Swanson bekerja selama setahun sebagai instruktur klinik keperawatan medikal bedah
di University of Pennsylvania School of Nursing dan terdaftar pada program Ph.D keperawatan di
University of Colorado in Denver, Colorado. Ia mempelajari psikososial keperawatan yang
menekankan pada konsep kehilangan, stress, coping, hubungan interpersonal, individu dan
kepribadian, lingkungan dan kepedulian (caring).

Teori Caring Swanson

Asal teori Swanson dapat ditemukan dalam wawancaranya yang dilakukannya pada wanita yang
mengalami keguguran, orangtua yang memiliki anak di unit perawatan intensif, dan ibu yang secara
sosial berisiko dan telah melalui system untuk menerima berbagai macam bentuk perawatan
kesehatan (Potter et al. 2005)

Swanson mampu memahami ruang lingkup caring secara keseluruhan dan pada saat yang sama
menguraikan dimensi spesifik dari apa yang diperlukan seorang perawat untuk merawat pasien.
Salah satu hal paling penting yang memberikan kontribusi pada teori keperawatan dalam hal ini,
yaitu argumen bahwa pasien seharusnya tidak hanya dilihat sebagai individu yang terpisah,
melainkan sebagai manusia seutuhnya, yang saat ia menulis “berada di tengah-tengah dan yang
menjadi keutuhan dibuat nyata dalam pikiran, perasaan dan perilaku.

19
Struktur Caring Swanson

Pandangan Swanson (1993) tentang keperawatan adalah siapa yang kita layani, bagaimana kita
memberikan pelayanan dan kenapa kita terus untuk melayani merupakan keharusan bagi perawat
untuk dapat mengintegrasikan ilmu pengetahuan, diri sendiri, fokus pada kemanusian dan caring.

Swanson (1991) mempelajari tentang klien dan profesi pemberi layanan dalam usahanya untuk
membuat teori tentang caring dalam praktik keperawatan yang bermanfaat dalam memberikan
petunjuk bagaimana membangun strategi caring yang berguna dan efektif.

Dimensi Caring Menurut Swanson

Kristen M. Swanson, RN, PhD, FAN, terkenal karena penelitiannya tentang keguguran dan
beliaupengembangan Teori Caring yang digunakan secara internasional untuk memandu penelitian,
pendidikan, dan praktek. Swanson adalah alumnus program Robert Wood
JohnsonFoundation Perawat Eksekutif Fellows dan anggota American Academy of Nursing.Sebelum
datang ke Chapel Hill, beliaumemegang University of Washington Medical Center Term
Professorship in Nursing Leadership.Swanson juga menjabat sebagai Ketua Departemen
Keluarga dan Anak Perawatan di University of Washington School of Nursing dimana
beliauadalah seorang anggota fakultas selama lebih dari 20 tahun.

Sebuah Profil Pengalaman Manusia Keguguran, "dan terus mempelajari daerah ini baik sebagai
penyidik dan sebagai konsultan untuk orang lain.Dia telah menjadi peneliti utama atau co-
investigator 10 hibah berurusan dengan kerugian awal kehamilan, peduli dan topik terkait
sejak 1985.Dan sejak 1985Swanson mengembang teori caring.

Paradigma keperawatan Kriten Swanson

Perkembangan atau Riwayat Teori Kristen Swanson

Watson (1988) dalam George (1990) mendefinsikan caring lebih dari sebuah exisestential philosophy. Ia
memandang sebagai dasar spiritual. Baginya caring adalah ideal moral dari keperawatan.

Caring sebagai esensi dari keperawatan berarti juga pertanggungjawaban hubungan Antara perawat-
klien. Dimana perawat membantu partisipsi klien. Membantu memperoleh pengetahuan dan
meningkatkan kesehatan .

20
Teori Human Caring yang dikembangkan oleh Watson Antara tahun 1975 – 1979 hanya berkisar pada
pada sepuluh carative factors sebagai suatu kerangka untuk memberikan suatu bentuk dan focus
terhadap fenomena keperawatan.

Watson menganggap istilah “factors” terlalu stagnant terhadap sensibilitasnya dimasa kini. Terdapat
suatu konsep yang lebih seuai dengan evolusi dan arah dimasa depan. Konsep tersebut adalah “clinical
caritas” dan “caritas processes” yang dianggapnya lebih cocok dengan ide – ide dan arah perkembangan
teori (Watson 2004).

Asumsi Teori Caring Swanson Terhadap Konsep Sentral Disiplin Ilmu Keperawatan

Perilaku Caring dalam Praktik Keperawatan

 Manusia
 Kesehatan
 Lingkungan
 Perawat

M. LEINENGER
Thn 1950, di Midwestern United States

• Perbedaan perilaku dari anak-anak yang didasari oleh perbedaan budaya

• Keterbatasan pengetahuan perawat untuk memahami budaya anak

Th 1960

•“transcultural nursing”

• ethnonursing

• cross-cultural nursing”

Nilai -nilai, keyakinan, dan praktek -praktek budaya yang dibentuk dan terikat pada (world view)
yang meliputi : teknologi, agama dan keyakinan, social/ kebangsaan, budaya dan nilai -nilai, politik
dan legal, ekonomi dan Pendidikan

Pola dan bentuk praktek dari layanan keperawatan secara holistic dengan memandang individu,
keluarga, kelompok maupun masyarakat sebagai system Kesehatan

Teori Keperawatan Leininger

• Diambil dari disiplin ilmu antropologi dan keperawatan.

• Berfokus pada studi perbandingan dan analisa perbedaan budaya di dunia dengan tetap
menghargai nilai-nilai asuhan, pengalaman sehat sakit, dan kepercayaan.

MIDDLE RANGE THEORY

TRANSCULTURAL NURSING

21
Konsep keperawatan yang didasari oleh pemahaman tentang adanya perbedaan nilai-nilai kultural
yang melekat dalam masyarakat

CULTURAL SHOCK

• Menurut leininger tindakan keperawatan sebagai sesuatu hal yang menjembatani antara suatu
masyarakat awam dan system professional.

KESELARASAN DAN KESEIMBANGAN DALAM PERAWATAN DAN BUDAYA DAPAT DICAPAI MELALUI :
• Culture care preservation

• Cultural care accommodation

• Restrukturisasi cultural care

Paradigma Keperawatan TEORI LEININGER DAN EMPAT KONSEP UTAMA DALAM KEPERAWATAN

1. Manusia Manusia memiliki kecenderungan untuk mempertahankan budayanya pada setiap saat
dan dimanapun ia berada. Manusia umumnya mampu yang survive di dalam suatu keaneka
ragaman kultur melalui kemampuan mereka untuk menyediakan Universal care di dalam berbagai
cara berdasarkan kultur, kebutuhan dan pola yang berbeda.

2. Kesehatan Kesehatan mengacu pada keadaan kesejahteraan yang didefinisikan secara kultural
memiliki nilai dan praktek serta merefleksikan kemampuan individu maupun kelompok untuk
menampilkan kegiatan budaya mereka sehari-hari dan pola hidup.

3. Lingkungan Lingkungan mengacu pada totalitas dari suatu keadaan, situasi, atau pengalaman-
pengalaman yang memberikan arti bagi perilaku manusia, interpretasi, dan interaksi sosial dalam
lingkungan fisik, ekologi, sosial politik, dan atau susunan kebudayaan.

Lingkungan diterjemahkan sebagai segala situasi, kejadian dan pengalaman. Leininger


memfokuskan budaya pada bagian kelompok dan pola tindakan, berfikir, mengambil keputusan
yang terjadi sebagai hasil dari belajar, sharing, dan penyampaian nilai, keyakinan , norma dan cara
hidup

4. Keperawatan Suatu profesi keilmuan yang bertujuan untuk membantu individu & kelompok untuk
memperoleh kesehatan mereka dalam suatu cara yang menguntungkan yang berdasarkan pada
kebudayaan Keperawatan menurut Leininger adalah profesi esensial yang memperhatikan aspek
budaya dalam dalam memberikan layanan keperawatan .

• Sunrise Model yang dikemukakan oleh Leinenger

teori yang sangat memiliki kesesuai dengan penerapan proses keperawatan karena
merepresentasikan dari proses pemecahan masalah.

Fokus proses keperawatan adalah klien sebagai penerima layanan kesehatan, sedangkan klien dalam
pandangan

22
→Sunrise model difokuskan pada pengetahuan dan pemahaman akan budaya yang dimiliki oleh
klien sebagai suatu kekuatan utama

Pemahaman perawat tentang Sunrise Model membantu perawat untuk mencegah terjadi culture
shock dan culture imposition.

PENERAPAN SUNRISE MODEL DALAM PROSES KEPERAWATAN

TEORI MARTHA ROGERS

Seorang perawat, peneliti, ahli teori dan penulis Amerika. Lahir di Dalas Texas,12 Mei 1914. Anak
dari pasangan Bruce Taylor Rogers dan Lucy Mulholland Tajam Rogers.

RIWAYAT PENDIDIKAN

• University of Tennessee tahun 1931

• Sekolah Keperawatan, RSU Knoxville,

• Gelar diploma tahun 1936,

• Gelar B.S. dari George Peabody Collage, Nashville, Tennessee tahun 1937, Teachers Collage, Columbia
Universty,New York,

• Gelar MA bidang pengawasan kesehatan masyarakat tahun 1945, Universitas Johns Hopkins,
Baltimore,

• Gelar MPH tahun 1952

• Sc.D tahun 1954.

Teori Martha E.Rogers adalah pandangan keperawatan baik secara ilmu dan seni yang menyediakan cara
untuk melihat kesatuan manusia yang integral dengan alam semesta.

Rogers memandang manusia dan lingkungan sebagai kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

Martha E.Rogers merasakan bahwa manusia dan lingkungan mengalami perkembangan, perubahan, dan
bergerak maju bersama.

23
Teori Martha E.Rogers didasarkan pada asumsi tentang manusia dan lingkungan dengan menggunakan
medan energi, keterbukaan, pola dan pan dimensi

KONSEP MAYOR MARTHA ELIZHABET ROGERs

 MANUSIA
lmu keperawatan adalah Unitary Human Being, yang artinya manusia sebagai unit
 SUMBER ENERGI
Energi mengalir bebas antara lingkungan dan manusia
 KEPERAWATAN
Ilmu dan seni yang humanistik dan humanitarian.

PARADIGMA KEPERAWATAN MARTHA ELIZHABET ROGERS

SEJARAH TEORI MARTHA ELIZHABET ROGERS

Teori Rogers merupakan teori yang dikemukakan oleh Martha E.Rogers yang merupakan seorang
profesor dibidang keperawatan. Teori Martha E.Rogers didasarkan pada pengetahuan tentang asal usul
manusia dan alam semesta seperti antropologi, sosiologi, astronomi, agama, filosofi dan perkembangan
sejarah dan mitologi. Martha memiliki keinginan untuk mengubah konsep keperawatan dan pada
akhirnya ia mengubah pemahaman tentang bidang keperawatan dan cara kerjanya Dalam teorinya,
Martha Rogers, mempertimbangkan manusia (kesatuan manusia) sebagai sumber energy yang menyatu
dengan alam semesta. Manusia berada dalam interaksi yang terus-menerus dengan lingkungan (Lutjens,
1995)

MODEL TEORI MARTHA ELIZHABET ROGERS

24
PERKEMBANGAN TEORI MARTHA ELIZHABET ROGERS

Perkembangan teori Martha E.Rogers dimulai dengan memprakarsai revisi kurikulum program
keperawatan yang didasarkan pada bukti-bukti ilmiah. Bukti ilmiah tersebut dikembangkan teori
Paradigma Keperawatan-Ilmu Kesatuan Manusia dan melakukan filosofis yang menyelidiki teoritis
tentang sifat dan arah kesatuan perkembangan manusia. Tahun 1970 Martha E.Rogers menerbitkan tiga
buku terakhir tentang teori mengenai interaksi manusia dan proses keperawatan berjudul “An
Introduction to the Theoretical Basic of Nursing Tahun 1980 Martha E.Rogers menerbitkan buku
“Nursing: A science of unitary Man,” dan pada tahun 1983 diterbitkan buku “Science of Unitary Human
Being,” yang dimana menjelaskan kelanjutan teori secara bertahap

ASUMSI-ASUMSI MARTHA ELIZHABET ROGERS

Unifield whole is greater and different than the sum of part

Manusia merupakan makhluk yang memiliki kepribadian unik, antara satu dan lainnya berbeda di
beberapa bagian.

Mutual exchange of matter and energy

Berasumsi bahwa individu dan lingkungan saling tukar-menukar energi dan material satu sama lain.

Unidirectionality: life process does not reverse nor repeat

Proses kehidupan manusia merupakan hal yang tetap dan saling bergantung dalam satu kesatuan ruang
waktu secara terus menerus.

Pattern and organization identify the human field

Perilaku pada individu merupakan suatu bentuk kesatuan yang inovatif

Human beings have abstraction, imagery, language, and thought, sensation, and emotion

Manusia bercirikan mempunyai kemampuan untuk berpikir abstrak. Dari seluruh bentuk kehidupan di
dunia hanya manusia yang mampu berfikir dan menerima dan mempertimbangkan luasnya dunia.

25
Prinsip-prinsip Hemodinamika Teori menyatakan bahwa dalam keperawatan dipergunakan prinsip
hemodinamika untuk melayani manusia, diantaranya yaitu :

Integritas (Integrality)

Proses berhubungan yang menguntungkan antar manusia dan lingkungannya

Resonansi (Resonancy)

Prinsip tentang alam dan perubahan yang terjadi antara manusia dan lingkungan

Helicy

Prinsip yang menyatakan bahwa keadaan alami dan hubungan manusia dan lingkungan

26

Anda mungkin juga menyukai