Anda di halaman 1dari 2

Pradnya Almayra Ayudya Kertopati

Filsafat membutuhkan rumusan yang jelas terkait dengan definisinya. Filsafat seringkali
disalah artikan dan disalah terapkan. Tak jarang juga masyarakat menganggap filsafat sebagai
sesuatu yang tidak memiliki korelasi dengan kehidupan sehari-hari. Padahal nyatanya, filsafat
merupakan suatu hal yang umum dan tanpa kita sadari, selalu kita terapkan.

Cara yang mudah untuk memahami filsafat sebenarnya adalah dengan mencoba
mengkorelasikannya dengan aktivitas kita dalam sehari-hari. Berfikir secara filosofis juga
merupakan salah satu bagian dari filsafat yang terkadang tidak kita sadari. Hal itu dapat
berupa pertanyaan-pertanyaan seputar fundamental. Misalnya pengetahuan, ataupun hal-hal
yang bersifat politis dan moral.

Singkatnya, filsafat merupakan ilmu bertanya. Pertanyaan yang ditanyakan ialah pertanyaan-
pertanyaan fundamental yang kerap mengisi penuh kepala kita dalam kehidupan sehari-hari.
Menurut Nagel (1987), peradaban sangat berutang pada orang-orang yang bersedia untuk
berpikir dan mempertanyakan apa yang dianggap benar. Jika diartikan, ini berarti bahwa
secara sadar maupun tidak, manusia menggunakan filsafat dalam kehidupan mereka sehari-
hari bahkan untuk menyelesaikan masalah yang dihadapinya, Tak hanya itu, sebenarnya
tanpa disadari, banyak sekali manfaat yang dapat diperoleh dari berpikir filosofis. Manfaat
berpikir secara filosofis di antaranya adalah, dapat dengan terbiasa berargumen dengan logis
dan bertukar ide-ide rasional, serta memperoleh kemampuan analisis.

Filsafat didefinisikan sebagai induk dari ilmu pengetahuan atau mother of science bagi
sebagian besar orang. Hal ini bersifat historis dan diberikan atas kemunculannya yang
mendahului ilmu pengetahuan. Diketahui hingga saat ini bahwa sebetulnya, ilmu
pengetahuan adalah sebuah perkembangan yang diturunkan dari filsafat. Jika dilihat dari
perbedaannya, filsafat menilai realitas untuk mendapatkan hakikat dari suatu hal. Sedangkan
ilmu pengetahuan hanyalah menerangkan hubungan-hubungan diantara hal-hal yang terjadi
pada pengamatan manusia saja.

Berdasarkan sistematika klasiknya yang terdiri dari ontologi, epistemologi, dan aksiologi,
filsafat dibagi menjadi beberapa kajian khusus. Diantaranya adalah:

1. Ontologi dan Metafisika. Secara umum, ontologi adalah studi filosofis tentang hakikat
ada, eksistensi, realitas, serta kategori dasar keberadaan dan hubungannya. Sedangkan
metafisika mengkaji realitas yang bersifat murni konseptual. Secara tradisional,
metafisika dianggap sebagai cabang utama filsafat.
2. Epistemologi. Pertanyaan yang hendak dijawab di sini adalah bagaimana proses
perolehan pengetahuan pada diri manusia dan bagaimana ia dapat mengetahui. Dalam
epistemologi terdapat tiga cabang yang lebih spesifik, yaitu Filsafat Ilmu
Pengetahuan, Metodologi, dan Logika.
3. Aksiologi. Pada dasarnya, cabang-cabang dari filsafat memiliki keterkaitan dan
kesatuan makna dengan nilai-nilai, yaitu kebaikan, kebenaran, dan keindahan (bonum,
veritas, pulcher). Di dalam aksiologi dibahas tentang nilai yang berkaitan dengan
kebaikan (etika) dan keindahan (estetika).

Filsafat memiliki empat karakteristik dalam mengkaji segala sesuatu, yaitu kritis, radikal,
sistematis, dan rasional. Menimbang berat dua objek tertentu merupakan suatu cara
menggambarkan metode untuk memutuskan apa yang bisa diterima secara rasional. Dengan
menempatkan alasan atau argumentasi bagi sebuah keyakinan di satu sisi timbangan dan yang
menentang keyakinan di sisi yang lain. Setelah itu, dapat kita putuskan bahwa sisi yang lebih
berat berarti adalah sisi yang lebih baik.

Dapat disimpulkan bahwa fitur utama dari filsafat adalah mengevaluasi argumentasi-
argumentasi (evaluating arguments). Lalu, argumentasi merupakan unit paling dasar yang
lengkap dari sebuah proses penalaran. Lebih lanjut, sebuah argumentasi adalah inferensi dari
satu atau lebih titik tolak yang biasanya dikenal dengan premis ke sebuah titik akhir yang
biasanya dikenal dengan konklusi atau kesimpulan.

Anda mungkin juga menyukai