Anda di halaman 1dari 26

RUANG LINGKUP

FILSAFAT ILMU
Pengertian Filsafat
 Filsafat berasal dari bahasa Yunani yaitu philosophia. Kata
philosopia terdiri atas kata philein yang berarti cinta (love) dan
sophia yang berarti kebijaksanaan (wisdom).
Filsafat Ilmu

 Filsafat ilmu merupakan cabang filsafat yang berusaha


mencerminkan segala sesuatu secara dasar dengan berbagai
persoalan mengenai ilmu pengetahuan, landasan dan hubungan
dari segala segi kehidupan manusia.
Tujuan Filsafat Ilmu

 Sebagai sarana pengujian penalaran ilmiah


 Memberikan pandangan logis terhadap metode keilmuan
Fungsi Filsafat Ilmu

 Sebagai alat mencari kebenaran dari segala fenomena yang ada

 Memberikan pengertian tentang cara hidup

 Memberikan ajaran tentang moral dan etika yang berguna dalam


kehidupan

 Menjadi sumber inspirasi dan pedoman untuk kehidupan


Persamaan Filsafat dan Ilmu
 Keduanya mencari rumusan yang lengkap.
 Keduanya memberikan pengertian mengenai hubungan yang ada antara kejadian-
kejadian yang kita alami .
 Keduanya mempunyai metode dan sistem.
Perbedaan Filsafat dan Ilmu
 Filsafat bersifat universal, sedangkan ilmu bersifat spesifik.
 Perbedaan mendasar antara filsafat dengan filsafat ilmu yang
dikemukakan oleh Erliana (2011:09) adalah filsafat diartikan sebagai
proses berpikir dalam melakukan penyelidikan tentang ciri-ciri untuk
memperolehnya secara benar sampai pada hakikatnya. Sedangkan filsafat
ilmu diartikan bukan hanya mempersoalkan gejala-gejala atau fenomena,
tetapi yang dicari adalah hakikat dari suatu fenomena.
Ruang Lingkup Filsafat Ilmu

 Ruang lingkup filsafat ilmu menurut Jujun Suriasumantri


(dalam Nasiwan, 2010:6) dilandaskan atas tiga hal,
ontologi, epistimologi, dan aksiologi.
Ontologi
 Ontologi, yaitu suatu pemikiran tentang asal usul kejadian alam semesta, dari
mana dan ke arah mana proses kejadiannya. Pemikiran ontologis akhirnya akan
menentukan suatu kekuatan yang menciptakan alam semesta ini, apakah pencipta
itu suatu zat (monoisme) ataukah dua zat (Dualisme) atau banyak zat (Pluralisme).
Dan apakah kekuatan penciptaan alam semesta ini bersifat kebendaan ataukah roh.
Bilamana kekuatan itu bersifat kebendaan, paham ini disebut materialisme dan
bila bersifat roh, paham ini disebut spiritualisme (serba roh).
Ontologi (Hakikat Ilmu)

1.    Obyek apa yang telah ditelaah ilmu?

2.    Wujud yang hakiki dari obyek tersebut?


3. Hal-hal apa yang harus diperhatikan agar kita mendapatkan pengetahuan dengan benar?
4.    Apa yang disebut dengan kebenaran itu sendiri?
5.    Apa kriterianya?
6.    Sarana/cara/teknik apa yang membantu kita dalam mendapatkan pengetahuan yang berupa
ilmu?
Epistemologi (Cara Mendapatkan Pengetahuan)
 Pemikiran tentang bagaimana sumber pengetahuan manusia diperoleh; apakah dari akal
pikiran (aliran Rasionalisme) atau dari pengalaman pancaindra (aliran Empirisme) atau dari
ide-ide (aliran Idealisme) atau dari Tuhan (aliran Teologisme). Juga pemikiran tentang
validitas pengetahuan manusia. Hal ini menimbulkan berbagai paham seperti idealisme
yang beranggapan bahwa kebenaran itu terletak dalam ide, sedang realisme beranggapan
bahwa kebenaran terletak pada kenyataan yang ada (realitas). Juga paham pragmatisme
bahwa kebenaran itu terletak pada kemanfaatan atau kegunaannya, bukan pada ide atau
realita.
Epistemologi

1.    Bagaimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa


ilmu?
2.    Bagaimana prosedurnya?

3.    Bagaimana hubungan antara obyek tadi dengan daya tangkap manusia (seperti
berpikir, merasa, dan mengindera) yang membuahkan pengetahuan?

4.    Bagimana proses yang memungkinkan ditimbanya pengetahuan yang berupa


ilmu?
Metode yang digunakan

 Metode Induktif
 Metode Deduktif
 Metode Positivisme
 Metode Kontemplatif
 Metode Dialektis
Metode Induktif

 Induktif yaitu suatu metode yang menyimpulkan


pernyataan-pernyataan hasil observasi yang disimpulkan
dalam suatu pernyataan yang lebih umum.
Metode Deduktif

 Deduktif ialah suatu metode yang menyimpulkan bahwa data-data


empirik diolah lebih lanjut dalam suatu sistem pernyataan yang runtut.
Hal yang harus ada dalam metode deduktif adalah adanya perbandingan
logis antara kesimpulan itu sendiri. Penyelidikan bentuk logis itu
bertujuan apakah teori tersebut mempunyai sifat empiris atau ilmiah.
Metode Positivisme
 Metode ini berpangkal dari apa yang telah diketahui, faktual dan positif. Ia
menyampaikan segala uraian atau persoalan di luar yang ada sebagai fakta.
Apa yang diketahui secara positif adalah segala yang tampak dari segala
gejala. Dengan demikian metode ini dalam bidang filsafat dan ilmu dibatasi
kepada bidang gejala saja.
Metode Kontemplatif

 Metode ini mengatakan adanya keterbatasan indera dan akal manusia untuk
memperoleh pengetahuan, sehingga objek yang dihasilkan pun berbeda-beda
yang harusnya dikembangkan suatu kemampuan akal yang disebut intuisi.
Metode Dialektis

 Dalam filsafat, dialektika mula-mula berarti metode tanya jawab untuk


mencapai kejernihan filsafat. Metode ini diajarkan oleh Socrates. Namun Plato
mengartikannya sebagai diskusi logika. Kini dialektika berarti tahapan logika
yang mengajarkan kaidah-kaidah dan metode-metode penuturan, juga
menganalisis sistematik tentang ide untuk mencapai apa yang terkandung
dalam pandangan
Aksiologis (Tujuan Pengetahuan)

 pemikiran tentang masalah nilai-nilai termasuk nilai-nilai tinggi dari


Tuhan. Misalnya, nilai moral, nilai agama, nilai keindahan
(estetika). Aksiologi ini mengandung pengertian lebih luas daripada
etika atau higher values of life (nilai-nilai kehidupan yang bertaraf
lebih tinggi)
Aksiologis

1.    Untuk apa pengetahuan tersebut digunakan?


2.    Mengapa harus mengetahui kaitan antara cara penggunaan tersebut dengan
kaidah-kaidah moral?
3.    Mengapa harus melakukan telaah berdasarkan pilihan-pilihan moral?
4.    Keterkaitan antara teknik prosedural yang merupakan operasionalisasi metode
ilmiah dengan norma-norma moral/profesional bertujuan untuk ?
Objek Filsafat

 Ruang lingkup filsafat ilmu dapat diartikan ilmu sebagai objek kajian filsafat.
Amsal (2004:1) menyatakan bahwa pada dasarnya setiap ilmu memiliki dua
objek. Yaitu objek material dan objek formal. Objek material adalah sesuatu yang
dijadikan sasaran penyelidikan. Sedangkan objek formal adalah metode untuk
memahami objek material tersebut.
Ernest Negel dalam Surajiyo (2007:50) menyatakan lingkupan
filsafat ilmu terdapat pada tiga bidang, diantaranya:

 Pola logis yang ditunjukkan oleh penjelasan dalam ilmu

 Pembuktian secara ilmiah

 Pembuktian keabsahan kesimpulan ilmiah


Kesimpulan

 Perbedaan mendasar antara filsafat dengan filsafat ilmu yang dikemukakan


oleh Erliana (2011:09) adalah filsafat diartikan sebagai proses berpikir
dalam melakukan penyelidikan tentang ciri-ciri untuk memperolehnya
secara benar sampai pada hakikatnya. Sedangkan filsafat ilmu diartikan
bukan hanya mempersoalkan gejala-gejala atau fenomena, tetapi yang
dicari adalah hakikat dari suatu fenomena.
Referensi
Arifin, Muzayyin. 2012. Filsafat Pendidikan Islam. Jakarta:Bumi Aksara.

Bakhtiar, Amsal. 2004. Filsafat Ilmu Edisi Revisi. Jakarta:Grafindo Persada.

Djamaris, Martini. 2011. Filsafat Ilmu Lanjutan. Jakarta:Kencana.

Fautanu, Idzam. 2012. Filsafat Ilmu Teori dan Aplikasi. Jakarta:Referensi

Hasan, Erliana. 2011. Filsafat Ilmu dan metodologi penelitian ilmu pemerintahan. Bogor:Ghalia Indonesia.

Ihsan, Hamdani dan Fuad Ihsan. 2001. Filsafat Pendidikan Islam untuk Fakultas Tarbiyah Komponen MKK. Bandung:Pustaka Setia.

Muslim, Muhammad. 2005. Filsafat Ilmu Dalam Pemahaman Praktis. Jakarta:Belukar.

Nasiwan. 2010. Kuliah Filsafat Ilmu. DIKTAT Universitas Negeri Jogjakarta.

Nessa, Natsir dkk. 2014. Buku Ajar Ilmu Filsafat. Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikan Universitas Hasanuddin.

Surajiyo. 2007. Filsafat Ilmu dan Perkembangannya di Indonesia. Jakarta:Sinar Grafika Offset.

Wangsa, Teguh. 2011. Filsafat pendidikan. Malang:Ar-Ruzz Media.

Wiharto, Mulyo. 2005. Kebenaran Ilmu, Filsafat, dan Agama. Forum Ilmiah Indonusa. Vol 2 No 3 September.

Anda mungkin juga menyukai