Anda di halaman 1dari 7

BEDAH KISI – KISI UTS 1 SEMESTER 1 FALSAFAH ~ BU SERRI.

1. SEJARAH PERKEMBANGAN KEPERAWATAN


Di binder.

2. HAL YANG MEMPENGARUHI PEMBENTUKAN TEORI KEPERAWATAN


1. Kebudayaan
Sebagai contoh pada zaman dahulu perawat adalah wanita dan perawat adalah
anak buah dokter, tetapi sekarang yang jadi perawat bukan hanya wanita
tetapi ada juga pria, serta sekarang perawat bukan lagi anak buah dokter
tetapi mitra kerja dokter dalam memberikan pelayanan kesehatan kepada
masyarakat.
2. Sistim pendidikan
Pada mulanya keperawatan belum punya sistim pendidikan yang jelas tetapi
sekarang sudah memiliki sistim pendidikan dan kurikulum akurat. Sistem
pendidikan perawat saat ini sudah bisa mengikuti perkembangan limu
profesi lainnya dibidang kesehatan. Pada saat ini keperawatan telah
memiliki jenjang pendidikan sampai tingkat S2. Ini menandakan ilmu
keperawatan dapat bersaing dengan disiplin ilmu lain di bidang kesehatan.
3. Pengembangan ilmu keperawatan
Adanya pengelompokan ilmu keperawatan keperawatan klinik, keperawatan
komunitas dan ilmu keperawatan lainnya.

3. Definisi
a. Shock Therapy
Terapi yang kita lakukan tanpa kita tau bahwa itu adalah sebuah pengobatan.
biasanya menggunakan suatu metode tertentu, yang paling terkenal
adalah Electroconvulsive therapy (ECT atau yang lebih dikenal sebagai
electroshock, adalah treatment psychiatric controversial yang
menyerang dengan stimulasi elektrik untuk terapi pengobatan. Biasa
digunakan pada penderita mania ( catatonia, shizophrenia,dll).

b. Misunderstood culture
Mempelajari budaya yang ada di dunia dengan tujuan memahami budaya
tersebut agar timbul pengertian lintas budaya, hal tersebut ditujukan
untuk menimbulkan sifat saling mengerti dan toleransi diantara
masyarakat dunia.
c. Failed Adaptation
Gagal beradaptasi
d. Culture shock
Adalah kondisi dimana seseorang tidak terbiasa dengan budaya baru/
setempat. Benturan atau gegar budaya sering menjadi hambatan bagi
seseorang dalam mencapai sebuah tujuan di luar daerah wilayahnya.
Culture shock seringkali dianggap sebagai hal yang wajar bagi sebagian
besar orang, namun hal tersebut tidak boleh dianggap remeh karena
dapat memicu timbulnya depresi dan rasa stress bagi sebagian orang
yang mengalaminya. ​Culture shock sangat berkaitan dengan keadaan
dimana ada kekhawatiran dan galau berlebih yang dialami orang-orang
yang menempati wilayah baru dan asing. Biasanya, orang yang
mengalami ​culture shock adalah mereka yang relatif labil dalam
beradaptasi.
e. Culture Adaptation

4. Tentang :
a. Paradigma transcultural
Leininger (1985) mengartikan paradigma keperawatan transcultural sebagai
cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya
asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya
terhadap empat ​konsep sentral keperawatan yaitu : manusia, ​sehat​,
lingkungan dan keperawatan (Andrew and Boyle, 1995).
b. Culture values
Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan
atau ​sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu
dan melandasi tindakan dan keputusan.
c. Pandangan dunia
adalah cara seseorang atau kelompok untuk mencari tahu dan memahami
dunia mereka sebagai nilai, pendirian, dan gambaran tentang kehidupan
dan dunia.

d. Culture care view


Berkenaan dengan kemampuan kognitif untuk mengetahui nilai,
kepercayaan dan pola ekspresi yang digunakan untuk mebimbing,
mendukung atau memberi kesempatan individu, keluarga atau
kelompok untuk mempertahankan kesehatan, sehat, berkembang dan
bertahan hidup,hidup dalam keterbatasan dan mencapai kematian
dengan damai
e. Filsafat transcultural
Asumsi mendasar dari teori ini adalah perilaku Caring. Caring adalah esensi
dari keperawatan, membedakan, mendominasi serta mempersatukan
tindakan keperawatan. Tindakan Caring dikatakan sebagai tindakan yang
dilakukan dalam memberikan dukungan kepada individu secara utuh.
Perilaku Caring semestinya diberikan kepada manusia sejak lahir, dalam
perkembangan dan pertumbuhan, masa pertahanan sampai dikala
manusia itu meninggal.

5. Aspek filosofi:
a. Ontologi
Berarti ilmu yang membahas tentang hakiket sesuatu yang ada/berada atau
dengan kata lain artinya ​ilmu yang mempelajari tentang “yang ada”
atau dapat dikatakan berwujud dan berdasarkan pada logika.
Sedangkan, menurut istilah adalah ​ilmu yang membahas sesuatu yang
telah ada, baik secara jasmani maupun secara rohani. Disisi lain, ontologi
filsafat adalah cabang filsafat yang membahas tentang prinsip yang
paling dasar atau paling dalam dari sesuatu yang ada berdasarkan logika
sehigga dapat diterima oleh banyak orang yang bersifat rasional dapat
difikirkan dan sudah terbukti keabsahaanya.
b. Epistemologi
Dapat diartikan sebagai ​pengetahuan sistematik ​mengenahi pengetahuan.
Epistimologi dapat juga diartikan sebagai teori pengetahuan yang benar
(​teori of knowledges). E​ pistimologi adalah cabang filsafat yang
membicarakan tentang asal muasal, sumber, metode, struktur dan
validitas atau kebenaran pengetahuan.

Epistimologi adalah bagian filsafat yang membicarakan tentang terjadinya


pengetahuan, sumber pengetahuan, asal mula pengetahuan, batas-batas,
sifat, metode dan kesahihan pengetahuan. Jadi, objek material
epistimologi adalah pengetahuan, sedangkan objek formalnya adalah
hakikat pengetahuan itu.

Aspek estimologi merupakan aspek yang membahas tentang pengetahuan filsafat.


Aspek ini membahas bagaimana cara kita mencari pengetahuan dan
seperti apa pengetahuan tersebut. Dalam aspek epistemologi ini terdapat
beberapa logika, yaitu: ​analogi, silogisme, premis mayor, dan premis
minor.

1. Analogi dalam ilmu bahasa adalah persaaman antar bentuk yang menjadi
dasar terjadinya bentuk – bentuk yang lain.
2. Silogisme adalah penarikan kesimpilan konklusi secara deduktif tidak
langsung, yang konklusinya ditarik dari premis yang di sediakan
sekaligus.
3. Premis mayor bersifat umum yang berisi tentang pengetahuan,
kebenaran, dan kepastian.
4. Premis Minor bersifat spesifik yang berisi sebuah struktur berpikir dan
dalil – dalilnya.

Dalam epistimologi dikenal dengan 2 aliran, yaitu:

1. Rasionalisme​ : Pentingnya akal yang menentukan hasil/keputusan.


2. Empirisme ​ : Realita kebenaran terletak pada benda kongrit yang
dapat diindra karena ilmu atau pengalam impiris.

c. Aksiologi
Aksioloagi adalah ilmu yang membicirakan tentang tujuan ilmu pengetahuan
itu sendiri. Jadi, ​aksiologi merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan
manfaat yang sebenarnya dari pengetahuan​, dan sebenarnya ilmu
pengetahuan itu tidak ada yang sia-sia kalau kita bisa memanfaatkannya
dan tentunya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan dijalan yang baik
pula karena akhir-akhir ini banyak sekali yang mempunyai ilmu
pengetahuan yang lebih itu dimanfaatkan dijalan yang tidak benar.
Dalam aksiologi ada dua penilaian yang umum digunakan yaitu:

1. Etika
Etika adalah cabang filsafat yang membahas secara kritis dan sistematis
masalah-masalah moral. Kajian etika lebih fokus pada perilkau, norma
dan adat istiadat manusia.
2. Estetika
Estetika merupakan bidang studi manusia yang mempersoalkan tentang nilai
keindahan.

d. Deduktif & Induktif


Penjelasan nabi yang berbunyi​: ​ ‫ﺗﻔﻜﺮوا ﻓﻰ ﺧﻠﻖ اﷲ وﻻﺗﻔﻜﺮوا ﻓﻰ ذات اﷲ‬
(Berpkirlah tentang penciptaan Allah dan jangan berpikir tentang zat-Nya),
dan firman Tuhan: ‫ﯾﺴىﻠﻮوﻧﻚ ﻋﻦ اﻟﺮوح ﻗﻞ اﻟﺮوح ﻣﻦ اﻣﺮ رﺑﻲ‬
(Mereka bertanya tentang ruh, katakan (wahai Muhammad): Ruh adalah
urusan Tuhanku), tak menjadi penghalang bagi para filosuf maupun
para ​mutakallimin untuk membicarakannya. Karena memang, perintah
hadis ini bersifat tidak mengikat, artinya menyangkut soal metode, yaitu
supaya manusia dalam mengenal Tuhan melalui fenomena alam dan
ciptaan-Nya (​induktif​, fenomenologis), tidak langsung melalui zat-Nya,
tetapi juga tidak menjadi soal, jika manusia sudah mampu memikirkan
zat Tuhannya untuk mengagungkan Tuhan itu sendiri (​deduktif​), seperti
para filosuf atau mereka yang terpelajar. Hal ini juga seperti firman
Tuhan:

‫​“​ واذا ﺳﺎﻟﻚ ﻋﺒﺎدي ﻋﻨﻲ ﻓﺎﻧﻲ ﻗﺮﯾﺐ‬Jika hamba-Ku bertanya tentang Aku, maka aku
dekat...”
Jika manusia telah sanggup membicarakan tentang Tuhan sebagai Sang
Pencipta, maka tentu manusia lebih sanggup lagi untuk membicarakan
ciptaan-Nya, yaitu manusia dan alam.

6. Falsafah dan Paradigma Keperawatan


Falsafah keperawatan merupakan kerangka dasar yang harus dimiliki oleh seorang
perawat sebagai pedoman untuk berpikir, mengambi keputusandan
bertindak/berperilaku dalam melaksanakan praktek keperawatan pada
klien dalam rentang sehat-sakit.
Paradigma keperawatan adalah suatu cara pandang yang mendasar atau cara kita
melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi dan memilih tindakan
terhadap fenomena yang ada dala keperawatan (​La Ode Jumadi​, 1999 : 28)
Empat komponen paradigma keperawatan yaitu :

Manusia ​(Penerima)
Manusia adalah makhluk bio – psiko – sosial dan spiritual yang utuh, dalam arti
merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta unik karena
mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai tingkat perkembangannya
(​Konsorsium Ilmu Kesehatan​, 1992).
Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia sebagai
sistem terbuka, sistem adaptif , personal dan interpersonal yang secara umum dapat
dikatakan holistik atau utuh.
Sebagai sistem terbuka , manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
lingkungannya, baik lingkungan fisik, biologis, psikologis maupun sosial dan
spiritual sehingga perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya dalam
pemenuhan kebutuhan dasarnya.
Manusia atau klien dapat diartikan sebagai individu, keluarga ataupun masyarakat
yang menerima asuhan keperawatan.
Keperawatan ​(Pelaku)
T​ujuan keperawatan adalah memfasilitasi kesehatan individu berdasarkan prinsip –
prinsip keilmuan.
Aktivitas keperawatan diarahkan untuk membantu klien mencapai kompetensi
intelektual dan interpersonal
Asuhan keperawatan untuk membantu klien dalam memenuhi kebutuhan dirinya
dan memulihkan penyakitnya.
Keperawatan sebagai ilmu dan kiat yang memiliki dimensi pengetahuan dasar dan
terapan
Fokus aktifitas keperawatan adalah masalah yang berhubungan dengan respon
manusia terhadap kesehatan aktual ataupun potensial, yang mencerminkan ruang
lingkup aktivitas keperawatan dan kemandirian dalam proses diagnosis, tindakan,
pendidikan dan riset.

Konsep Sehat Sakit


Sehat adalah simbol perkembangan kepribadian dan proses kehidupan manusia
yang berlangsung secara terus menerus menuju kehidupan yang kreatif dan
konstruktif.
Prilaku sehat adalah prilaku yang memfasilitasi pemenuhan kebutuhan, kepuasan,
kesadaran diri dan integrasi pengalaman yang berarti, misalnya pengalaman sakit.
Intervensi keperawatan berfokus pada proses membina dan mempertahankan
hubungan saling percaya guna memenuhi kebutuhan klien.

Lingkungan
Konsep lingkungan dalam paradigma keperawatan difokuskan pada lingkungan
masyarakat yaitu lingkungan fisik, psikologis, sosial, budaya dan spiritual.Menurut
Leavell (1965), ada tiga faktor yang saling mempengaruhi kesehatan dalam
lingkungan yaitu agen (penyebab), hospes (manusia) dan lingkungan.
Agen adalah suatu faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit, seperti
faktor biologi, kimiawi, fisik, mekanik atau psikologis misalnya virus, bakteri,
jamur atau cacing., senyawa kimia bahkan stress. Hospes adalah makhluk hidup
yaitu manusia atau hewan yang dapat terinfeksi oleh agen, sedangkan lingkungan
adalah faktor eksternal yang mempengaruhi kesehatan seperti lingkungan yang
kumuh, lingkungan kerja yang tidak nyaman, tingkat sosial ekonomi yang rendah,
fasilitas pelayanan kesehatan.

Lingkungan adalah faktor eksternal yang berpengaruh terhadap perkembangan


manusia dan mencakup antara lain lingkungan sosial, status ekonomi dan
kesehatan. Terapi lingkungan dapat membantu perawat dalam menjaga pola
pertahanan tubuh terhadap penyakit dan meningkatkan pola interaksi yang sehat
dengan klien.

Anda mungkin juga menyukai