3. Definisi
a. Shock Therapy
Terapi yang kita lakukan tanpa kita tau bahwa itu adalah sebuah pengobatan.
biasanya menggunakan suatu metode tertentu, yang paling terkenal
adalah Electroconvulsive therapy (ECT atau yang lebih dikenal sebagai
electroshock, adalah treatment psychiatric controversial yang
menyerang dengan stimulasi elektrik untuk terapi pengobatan. Biasa
digunakan pada penderita mania ( catatonia, shizophrenia,dll).
b. Misunderstood culture
Mempelajari budaya yang ada di dunia dengan tujuan memahami budaya
tersebut agar timbul pengertian lintas budaya, hal tersebut ditujukan
untuk menimbulkan sifat saling mengerti dan toleransi diantara
masyarakat dunia.
c. Failed Adaptation
Gagal beradaptasi
d. Culture shock
Adalah kondisi dimana seseorang tidak terbiasa dengan budaya baru/
setempat. Benturan atau gegar budaya sering menjadi hambatan bagi
seseorang dalam mencapai sebuah tujuan di luar daerah wilayahnya.
Culture shock seringkali dianggap sebagai hal yang wajar bagi sebagian
besar orang, namun hal tersebut tidak boleh dianggap remeh karena
dapat memicu timbulnya depresi dan rasa stress bagi sebagian orang
yang mengalaminya. Culture shock sangat berkaitan dengan keadaan
dimana ada kekhawatiran dan galau berlebih yang dialami orang-orang
yang menempati wilayah baru dan asing. Biasanya, orang yang
mengalami culture shock adalah mereka yang relatif labil dalam
beradaptasi.
e. Culture Adaptation
4. Tentang :
a. Paradigma transcultural
Leininger (1985) mengartikan paradigma keperawatan transcultural sebagai
cara pandang, keyakinan, nilai-nilai, konsep-konsep dalam terlaksananya
asuhan keperawatan yang sesuai dengan latar belakang budaya
terhadap empat konsep sentral keperawatan yaitu : manusia, sehat,
lingkungan dan keperawatan (Andrew and Boyle, 1995).
b. Culture values
Nilai budaya adalah keinginan individu atau tindakan yang lebih diinginkan
atau sesuatu tindakan yang dipertahankan pada suatu waktu tertentu
dan melandasi tindakan dan keputusan.
c. Pandangan dunia
adalah cara seseorang atau kelompok untuk mencari tahu dan memahami
dunia mereka sebagai nilai, pendirian, dan gambaran tentang kehidupan
dan dunia.
5. Aspek filosofi:
a. Ontologi
Berarti ilmu yang membahas tentang hakiket sesuatu yang ada/berada atau
dengan kata lain artinya ilmu yang mempelajari tentang “yang ada”
atau dapat dikatakan berwujud dan berdasarkan pada logika.
Sedangkan, menurut istilah adalah ilmu yang membahas sesuatu yang
telah ada, baik secara jasmani maupun secara rohani. Disisi lain, ontologi
filsafat adalah cabang filsafat yang membahas tentang prinsip yang
paling dasar atau paling dalam dari sesuatu yang ada berdasarkan logika
sehigga dapat diterima oleh banyak orang yang bersifat rasional dapat
difikirkan dan sudah terbukti keabsahaanya.
b. Epistemologi
Dapat diartikan sebagai pengetahuan sistematik mengenahi pengetahuan.
Epistimologi dapat juga diartikan sebagai teori pengetahuan yang benar
(teori of knowledges). E pistimologi adalah cabang filsafat yang
membicarakan tentang asal muasal, sumber, metode, struktur dan
validitas atau kebenaran pengetahuan.
1. Analogi dalam ilmu bahasa adalah persaaman antar bentuk yang menjadi
dasar terjadinya bentuk – bentuk yang lain.
2. Silogisme adalah penarikan kesimpilan konklusi secara deduktif tidak
langsung, yang konklusinya ditarik dari premis yang di sediakan
sekaligus.
3. Premis mayor bersifat umum yang berisi tentang pengetahuan,
kebenaran, dan kepastian.
4. Premis Minor bersifat spesifik yang berisi sebuah struktur berpikir dan
dalil – dalilnya.
c. Aksiologi
Aksioloagi adalah ilmu yang membicirakan tentang tujuan ilmu pengetahuan
itu sendiri. Jadi, aksiologi merupakan ilmu yang mempelajari hakikat dan
manfaat yang sebenarnya dari pengetahuan, dan sebenarnya ilmu
pengetahuan itu tidak ada yang sia-sia kalau kita bisa memanfaatkannya
dan tentunya dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya dan dijalan yang baik
pula karena akhir-akhir ini banyak sekali yang mempunyai ilmu
pengetahuan yang lebih itu dimanfaatkan dijalan yang tidak benar.
Dalam aksiologi ada dua penilaian yang umum digunakan yaitu:
1. Etika
Etika adalah cabang filsafat yang membahas secara kritis dan sistematis
masalah-masalah moral. Kajian etika lebih fokus pada perilkau, norma
dan adat istiadat manusia.
2. Estetika
Estetika merupakan bidang studi manusia yang mempersoalkan tentang nilai
keindahan.
“ واذا ﺳﺎﻟﻚ ﻋﺒﺎدي ﻋﻨﻲ ﻓﺎﻧﻲ ﻗﺮﯾﺐJika hamba-Ku bertanya tentang Aku, maka aku
dekat...”
Jika manusia telah sanggup membicarakan tentang Tuhan sebagai Sang
Pencipta, maka tentu manusia lebih sanggup lagi untuk membicarakan
ciptaan-Nya, yaitu manusia dan alam.
Manusia (Penerima)
Manusia adalah makhluk bio – psiko – sosial dan spiritual yang utuh, dalam arti
merupakan satu kesatuan utuh dari aspek jasmani dan rohani serta unik karena
mempunyai berbagai macam kebutuhan sesuai tingkat perkembangannya
(Konsorsium Ilmu Kesehatan, 1992).
Jadi, konsep manusia menurut paradigma keperawatan adalah manusia sebagai
sistem terbuka, sistem adaptif , personal dan interpersonal yang secara umum dapat
dikatakan holistik atau utuh.
Sebagai sistem terbuka , manusia dapat mempengaruhi dan dipengaruhi oleh
lingkungannya, baik lingkungan fisik, biologis, psikologis maupun sosial dan
spiritual sehingga perubahan pada manusia akan selalu terjadi khususnya dalam
pemenuhan kebutuhan dasarnya.
Manusia atau klien dapat diartikan sebagai individu, keluarga ataupun masyarakat
yang menerima asuhan keperawatan.
Keperawatan (Pelaku)
Tujuan keperawatan adalah memfasilitasi kesehatan individu berdasarkan prinsip –
prinsip keilmuan.
Aktivitas keperawatan diarahkan untuk membantu klien mencapai kompetensi
intelektual dan interpersonal
Asuhan keperawatan untuk membantu klien dalam memenuhi kebutuhan dirinya
dan memulihkan penyakitnya.
Keperawatan sebagai ilmu dan kiat yang memiliki dimensi pengetahuan dasar dan
terapan
Fokus aktifitas keperawatan adalah masalah yang berhubungan dengan respon
manusia terhadap kesehatan aktual ataupun potensial, yang mencerminkan ruang
lingkup aktivitas keperawatan dan kemandirian dalam proses diagnosis, tindakan,
pendidikan dan riset.
Lingkungan
Konsep lingkungan dalam paradigma keperawatan difokuskan pada lingkungan
masyarakat yaitu lingkungan fisik, psikologis, sosial, budaya dan spiritual.Menurut
Leavell (1965), ada tiga faktor yang saling mempengaruhi kesehatan dalam
lingkungan yaitu agen (penyebab), hospes (manusia) dan lingkungan.
Agen adalah suatu faktor yang menyebabkan terjadinya penyakit, seperti
faktor biologi, kimiawi, fisik, mekanik atau psikologis misalnya virus, bakteri,
jamur atau cacing., senyawa kimia bahkan stress. Hospes adalah makhluk hidup
yaitu manusia atau hewan yang dapat terinfeksi oleh agen, sedangkan lingkungan
adalah faktor eksternal yang mempengaruhi kesehatan seperti lingkungan yang
kumuh, lingkungan kerja yang tidak nyaman, tingkat sosial ekonomi yang rendah,
fasilitas pelayanan kesehatan.