Anda di halaman 1dari 14

ILMU PENGETAHUAN

Pengertian Ilmu Pengetahuan


Menurut Para Ahli
• Moh. Hatta: adalah pengetahuan atau studi yang teratur tentang
pekerjaan hukum umum, sebab akibat dalam suatu kelompok
masalah yang sifatnya sama baik dilihat dari kedudukannya
maupun hubungannya.
• Dadang Ahmad S: adalah suatu proses pembentukan
pengetahuan yang terus menerus hingga dapat menjelaskan
fenomena dan keberadaan alam itu sendiri.
• Mappadjantji Amien: adalah sesuatu yang berawal dari
pengetahuan, bersumber dari wahyu, hati dan semesta yang
memiliki paradigma, objek pengamatan, metode, dan media
komunikasi membentuk sains baru dengan tujuan untuk memahami
semesta untuk memanfaatkannya dan menemukan diri untuk
menggali potensi fitrawi guna mengenal Tuhan.
• Syahruddin Kasim: adalah pancaran hasil metabolisme
ragawi sebagai hidayah sang pencipta yang berasal dari
proses interaksi fenomena fitrawi melalui dimensi hati, akal,
nafsu yang rasional empirik dan hakiki dalam menjelaskan
hasanah alam semesta demi untuk menyempurnakan
tanggung jawab kekhalifaan.
• Helmy A. Kotto: adalah suatu proses pembentukan
pengetahuan yang terus menerus sampai menjelaskan
fenomena dan keberadaan alam itu sendiri.
• Sondang Siagian: adalah suatu objek, ilmiah yang memiliki
sekelompok prinsipel, dalil, rumus, yang melalui percobaan
yang sistematis dilakukan berulang kali telah teruji
kebenarannya, dalil-dalil, prinsip-prinsip dan rumus-rumus
mana yang dapat diajarkan dan dipelajari.
• Soerjono Soekanto: adalah pengetahuan yang tersusun
sistematis dengan menggunakan kekuatan pemikiran,
pengetahuan dimana selalu dapat diperiksa dan ditelaah
(dikontrol) dengan kritis oleh setiap orang lain yang
mengetahuinya.
• Abu Bakar: adalah suatu pendapat atau buah pikiran,
yang memenuhi persyaratan dalam ilmu pengetahuan
terhadap suatu bidang masalah tertentu.
Ada beberapa langkah dalam
Ilmu pengetahuan
• 1). Perumusan Masalah.
Yaitu, setiap penyeldikan ilmiah dimulai dengan
masalah yang dirumuskan secara tepat dan jelas dalam
bentuk pertanyaan agar ilmuwan mempunyai jalan untuk
mengetahui fakta yang harus dikumpulkan.

• 2). Observasi.
Yaitu, Penyelidikan ilmiah dalam tahap ini mempunyai
corak empiris & induktif dan seluruh kegiatannya diarahkan
pada pengumpulan data dengan melalui pengamatan yang
cermat.Hasil observasi ini kemudian dituangkan dalam
bentuk pertanyaan-pertanyaan.
• 3). Pengamatan dan Klasifikasi Data.
Yaitu, Penyusunan fakta dalam kelompok, jenis, &
kelas tertentu berdasarkan sifat yang sama. Jadi
dengan klasifikasi ini maksudnya adalah menganalisis,
membandingkan & membeda-bedakan data yang relevan.

• 4). Perumusan Pengetahuan (Definisi).


Yaitu, ilmuwan mengadakan analisis & sintesis
secara induktif, kemudian diadakan generalisasi dan
dituangkan dalam pertanyaan universal, sehingga dari
sinilah teori terbentuk.
• 5). Prediksi.
Yaitu, deduksi mulai memainkan peranan, sehingga dari teori yang
sudah terbentuk tadi, kemudian diturunkan hipotesis baru, dan melalui deduksi
pula mulai disusun implikasi logis agar dapat diadakan ramalan-ramalan
tentang gejala yang perlu diketahui.
Deduksi ini selalu dirumuskan dalam bentuk silogisme.
• 6). Verifikasi.
Yaitu, dilakukan pengujian kebenaran hipotesis.
Artinya, bahwa menguji kebenaran prediksi-prediksi tadi melalui
observasi terhadap fakta yang sebenarnya, sehingga keputusan terakhir
terletak pada fakta.
Oleh sebab itu, jika fakta tidak mendukung hipotesis, maka hipotesis itu
harus dibongkar dan diganti dengan hipotesis lain, dan kegiatan ilmiah harus
dimulai lagi dari permulaan.
Itu artinya, bahwa data empiris merupakan penentu bagi benar tidaknya
hipotesis.
Jadi, untuk langkah terakhir kegiatan ilmiah adalah pengujian
kebenaran ilmiah dan menguji konsekuensi-konsekuensi yang telah dideduksi.
Ciri-ciri Ilmu Pengetahuan
• Ciri persoalan pengetahuan ilmiah antara lain adalah
persoalan dalam ilmu itu penting untuk segera dipecahkan
dengan maksud untuk memperoleh jawaban.
• Dengan memiliki persoalan keilmuwan pada dasarnya
masalah yang terkandung dalam ilmu adalah selalu harus
merupakan suatu problema yang telah diketahui atau yang
ingin diketahuinya, kemudian ada suatu penelaahan dan
penelitian agar dapat diperoleh kejelasan dengan
mengunakan metode yang relevan untuk mencapai kebenaran
yang cocok dengan keadaan yang sesungguhnya. (Abbas
Hamami Mintaredja,1980)(dalam Surajiyo, 2010).
• Ilmu pengetahuan atau pengetahuan ilmiah menurut The Liang
Gie (1987) (dalam Surajiyo, 2010) mempunyai lima ciri pokok
antara lain:
• Empiris, pengetahuan itu diperoleh berdasarkan
pengamatan dan percobaan.
• Sistematis, berbagai keterangan dan data yang tersusun
sebagai kumpulan pengetahuan itu mempunyai hubungan
ketergantungan dan teratur;
• Objektif, ilmu berarti pengetahuan itu bebas dari
prasangka perseorangan dan kesukaan pribadi;
• Analitis, pengetahuan ilmiah berusaha membeda-
bedakan pokok soalnya kedala bagian yang terperinci
untuk memahami berbagai sifat, hubungan, dan peranan
dari bagian-bagian itu;
• Verifikatif, dapat diperiksa kebenaranya oleh siapapun
juga.
Adapun Van Melsen (1985) (dalam Surajiyo, 2010)
mengemukakan ada delapan ciri yang menandai ilmu, yaitu
sebgai berikut:
1. Ilmu pengetahuan secara metodis harus mencapai suatu keseluruhan yang
secara logis koheren. Itu berarti adanya sistem dalam penelitian (metode)
maupun harus (susunan logis).
2. Ilmu pengetahuan tanpa pamrih, karena hal itu erat kaitannya dengan
tangung jawab ilmuwan.
3. Universal ilmu pengetahuan.
4. Objektivitas, artinya setiap ilmu terpimpin oleh object dan tidak didistorsi
oleh prasangka-prasangka subjektif.
5. Ilmu pengetahuan harus dapat di verifikasi oleh semua peneliti ilmiah yang
bersangkutan, karena itu ilmu pengetahuan harus dapat dikomunikasikan.
6. Progresivitas, artinya suatu jawaban ilmiah baru bersifat ilmiah sungguh-
sungguh, bila mengandung pertanyaan baru dan menimbulkan problem
baru lagi.
7. Kritis, artinya tidak ada teori yang definitif, setiap teori terbuka bagi suatu
peninjauan kritis yang memanfaatkan data-data baru.
8. Ilmu pengetahuan harus dapat digunakan sebagai perwujudan kebertautan
antara teori dengan praktis.
• Mohamad Hatta (dalam Surajiyo, 2010), mendefinisikan ilmu adalah
pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam
suatu golongan masalah yang sama tabiatnya, maupun menurut
kedudukanya tampak dari luar, maupun menurut bangunannya dari
dalam.
• Berdasarkan ciri pokok di atas, ilmu harus memiliki sifat ilmiah. Sifat
ilmiah dalam ilmu dapat diwujudkan, apabila dipenuhi syarat-syarat
yang intinya adalah:
• Ilmu harus mempunyai objek, ini berarti bahwa kebenaran yang hendak
diungkapkan dan dicapai adalah persesuaian antara pengetahuan dan
objeknya.
• Ilmu harus mempunyai metode, ini berarti bahwa untuk mencapai
kebenaran yang objektif, ilmu tidak dapat bekerja tanpa metode yang rapi.
• Ilmu harus sistematik, ini berarti bahwa dalam memberikan pengalaman,
objeknya dipadukan secara harmonis sebagai suatu kesatuan yang teratur.
• Ilmu bersifat universal, yaitu kebenaran yang diungkapkan oleh ilmu tidak
mengenai sesuatu yang bersifat khusus, melainkan kebenaran berlaku
umum. (Hartono Kasmadi,dkk, 1990, hlm 8-9) (dalam Surajiyo, 2010).
Syarat-Syarat Ilmu Pengetahuan
• 1. Logis atau Masuk Akal, sesuai dengan kaidah ilmu
pengetahuan yang diakui kebenarannya.
• 2. Objektif, sesuai berdasarkan objek yang dikaji dan didukung dari
fakta impiris.
• 3. Metodik, diperoleh dari cara tertentu dan teratur yang dirancang,
diamati dan terkontrol.
• 4. Sistematik, disusun dalam satu sistem satu dengan saling
berkaitan dan menjelaskan sehingga satu kesatuan.
• 5. Berlaku umum atau universal, berlaku untuk siapapun dan
dimana pun, dengan tata cara dan variabel eksperimentasi yang
lama untuk hasil yang sama.
• 6. Kumulatif berkembang dan tentatif, ilmu pengetahuan selalu
bertambah yang hadir sebagai ilmu pengetahuan baru. Ilmu
pengetahuan yang salah harus diganti dengan yang benar disebut
sifat tentatif.
Jenis Pengetahuan
• Menurut Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM Yogyakarta (dalam Surajiyo, 2010) ada empat jenis
pengetahuan, yakni:

• Pengetahuan biasa, yaitu pengetahuan yang dalam filsafat dikatakan dengan common
sense, dan sering diartikan dengan good sense, karena seseorang memiliki sesuatu
dimana orang itu menerima secara baik. Semua orang menyebutnya sesuatu itu biru
karena memang itu biru, dan juga benda itu dingin karena memang dirasakan dingin,
dan sebagainya.
• Pengetahuan ilmiah, yaitu ilmu sebagai terjemahan dari science. Dalam pengertian
yang sempit science diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam. Ilmu dapat
merupakan suatu metode berpikir secar objektif, tujuannya untuk menggambarkan dan
memberi makana terhadap dunia factual.
• Pengetahuan Filsafat,yaitu pengetahuan yang diperoleh dari suatu pemikiran.
Pengetahuan filsafat lebih menekankan pada universalitas dan kedalaman kajian
tentang sesuatu. Kalau ilmu hanya pada satu bidang pengetahuan yang sempit dan
rigid, filsafat membahas hal yang lebih luas dan mendalam. Filsafat biasanya
memberikan pengetahuan yang reflektif dan kritis.
• Pengetahuan Agama, yaitu pengetahuan yang diperoleh dari Tuhan lewat Rasul-Nya.
Pengetahuan agama bersifat mutlak dan wajib diyakini oleh para pemeluk agama.
Pengetahuan ini mengandung hal-hal yang pokok yaitu ajaran tentang cara
berhubungan dengan Tuhan dan cara berhubungan dengan sesama manusia. Dan
yang lebih penting dari pengetahuan ini disamping informasi tentang Tuhan, juga
informasi tentang hari Akhir.
Fungsi Ilmu Pengetahuan
Ilmu pengetahuan memiliki beberapa fungsi utama antara lain
sebagai berikut..
• 1. Menjelaskan, fungsi ilmu pengetahuan menjelaskan 4 bentuk
yaitu
• Deduktif, ialah ilmu yang menjelaskan sesuatu berdasarkan premis pangkal ilir
yang telah ditetapkan sebelumnya.
• Probablistik adalah ilmu pengetahuan yang menjelaskan mengenai pola pikir
induktif dari sejumlah kasus yang jelas, sehingga memberikan kepastian yang
tidak mutlak dan bersifat kemungkinan besar atau hampir pasti.
• Fungsional, adlaah ilmu pengetahuan menjelaskan letak suatu komponen
dalam suatu sistem secara menyeluruh.
• Genetik, adalah ilmu pengetahuan yang menjelaskan suatu faktor mengenai
gejala-gejala yang sering terjadi.
• 2. Meramalkan, ilmu pengetahuan menjelaskan faktor sebab akibat
suatu kejadian atau peristiwa, seperti disaat harga naik.
• 3. Mengendalikan, ilmu pengetahuan yang mengendalikan, harus
dapat mengendalikan gejala alam berdasarkan suatu teori seperti
bagaimana mengendalikan kurs rupiah dan harga.

Anda mungkin juga menyukai