Anda di halaman 1dari 7

KAJIAN KORELASI TEORI

Titik Singgung Filsafat, Sains dan Agama

Disusun dalam rangka memenuhi tugas mata kuliah Filsafat Ilmu

Titik Singgung Sains, Filsafat dan Agama

Untuk melihat titik singgung ketiga hal tersebut maka perlu untuk dipahami arti dari
masing-masing istilah tersebut :
1. Sains / Ilmu
Sains adalah pengetahuan yang sistematis yang berasal dari observasi, kajian dan
percobaan-percobaan yang dilakukan untuk menentukan sifat dasar atau prinsip apa
yang dikaji (Mahfud, 2012). Ilmu merupakan kumpulan pengetahuan yang disusun
secara konsisten dan kebenarannya telah teruji secara empiris. Dengan kata lain dapat
disebutkan bahwa ilmu pengetahuan merupakan implementasi dari pengetahuan yang
didasarkan atas rasio dan kaidah-kaidah yang ada. Namun perlu pula untuk selalu
diketahui bahwa kebenaran yang didapat dari ilmu pengetahuan bersifat relatif, positif
dan terbatas. Hal ini terjadi karena ilmu pengetahuan diperoleh hanya dengan
menggunakan indra dan kecerdasan otak melalui metode ilmiah dalam memaknai,
menguji, dan menarik kesimpulan dari suatu fenomena dan hipotesis yang ada. Dengan
ilmu pengetahuan kita dapat mengetahui sesuatu dengan lebih jelas lagi. Bahkan dengan
ilmu pengetahuan manusia memenuhi kodratnya yaitu menjadi khalifah di bumi. Karena
dengan ilmu pengetahuanlah, manusia dapat memanfaatkan semua fasilitas yang ada di
bumi ini dengan sebaik-baiknya, tanpa mengadakan perusakan
Tiap cabang ilmu menghadapi soal-soal yang tidak dapat dipecahkan oleh cabang ilmu
itu sendiri. Ia membutuhkan campur tangan ilmu-ilmu yang lain. Misalnya pembahasan
fiqih tidak bisa terlepas dari pembahasan sosiologi, psikologi, statistik dan lain-lain.
Ilmu pengetahuan adalah teka-teki yang apabila suatu persoalan telah diselesaikan, maka

0
timbullah soal-soal lain dari penyelesaian tersebut. Ilmu pengetahuan tidak mampu
menjawab pertanyaan mengenai inti atau hakekat sesuatu secara mendalam. Ia tidak
mampu mengobati kerinduan dan kehausan manusia terhadap cinta mutlak dan abadi.
Sebagian pertanyaan-pertanyaan yang tidak mampu dijawab oleh ilmu pengetahuan itu
akan dijawab oleh filsafat sebagai ilmu universal.

2. Filsafat
Filsafat adalah pengetahuan metodis, sistematis dan koheren tentang seluruh kenyataan
(realitas). Filsafat merupakan refleksi rasional (pikir) atas keseluruhan realitas untuk
mencapai hakikat (= kebenaran) dan memperoleh hikmat (= kebijaksanaan) (Mahfud,
2012). Melalui filsafat akan dibahas mengenai hakekat dari segala sesuatu, asal mula
sesuatu tersebut, baik dari segi ontologinya, epistemologinya, dan aksiologinya.
Filsafat juga bersifat priori, dimana kesimpulan ditarik tanpa adanya suatu pengujian,
namun melalui proses pemikiran dan perenungan-perenungan. Filsafat akan mengajari
manusia untuk menjadi manusia yang sebenarnya, yaitu manusia yang mengikuti
kebenaran, mempunyai ketenangan pikiran, kepuasan, kemantapan hati, kesadaran akan
arti dan tujuan hidup, gairah rohani dan keinsafan, kemudian mengaplikasikannya dalam
bentuk topangan atas dunia baru, menuntun kepadanya, mengabdi kepada cinta mulia
kemanusiaan, berjiwa dan bersemangat universal.

3. Agama
Agama merupakan sesuatu yang berasal dari Tuhan, berupa ajaran tentang ketentuan,
kepercayaan, kepasrahan dan pengamalan, yang diberikan kepada makhluk yang berakal
demi keselamatan dan kesejahteraannya di dunia dan akherat. Agama merupakan
kebenaran mutlak karena bersumber dari Tuhan.
Ketika akal manusia telah sampai pada batas puncak kulminasinya maka manusia
berpindah pada keimanan dan akan berbicara tentang Tuhan, akherat dan sesuatu yang
berada diluar kemampuan akal. Akal memberikan kebebasan kepada manusia untuk
percaya dan tidak percaya tentang wujud Tuhan. Tapi agama dan perasaan mewajibkan
untuk percaya bahwa Tuhan itu ada. Tuhan tidak dapat digapai oleh rasio manusia.

1
Meskipun manusia berpikir tentang Tuhan dengan filsafat, tapi pada akhirnya harus
mengakui adanya Tuhan dengan firman-Nya. Jadi bisa dikatakan bahwa agama memiliki
kebenaran yang mutlak.

Dari paparan diatas maka dapat dilihat titik singgung yang terjadi antara ketiga istilah
tersebut, yaitu :
1. Titik Singgung Sains dengan Filsafat
Filsafat merupakan induk dari segala ilmu dan dapat dikatakan bahwa semua ilmu
pengetahuan pada mulanya berasal dari kajian filsafat. Filsafat merupakan sistem
berpikir yang menyeluruh (Jujun, 2009). Maka dari itu sebelum menjadi disiplin ilmu
yang mandiri semua ilmu pengetahuan berasal dari kajian filsafat. Namun setelah ilmu
tersebut berkembang dengan pesatnya dan mempunyai metode dan pendekatan
tersendiri dalam mencari bukti kebenarannya, maka ilmu tersebut berpisah atau
memisahkan diri dari filsafat.
Garapan filsafat berbeda dengan garapan ilmu pengetahuan. Antara keduanya saling
membutuhkan. Dalam kenyataan setiap ilmu akan memerlukan falsafahnya, seperti
dalam ilmu pendidikan ada falsafah pendidikan, dalam ilmu hukum terdapat falsafah
hukum dan dalam ilmu politik terdapat falsafah politik. Filsafat sebagai penggambaran
pikiran secara radikal sanggup menembus apa-apa dibalik fakta, sehingga dapat
memberikan kepuasan pada manusia. Sebab dengan demikian manusia disamping
mengetahui apa yang tersurat juga mengetahui apa yang tersirat dengan daya pikirnya.
Dengan demikian menjadi lengkaplah kebutuhan manusia untuk memahami keberadaan
ini dari sisi tersurat dengan jangkauan indranya dan dari sisi tersirat dengan jangkauan
pikiran filosofisnya.

2. Titik Singgung Sains dengan Agama


Ilmu pengetahuan adalah alat untuk mencari kebenaran. Dengan kekuatan intelegensi
yang dibimbing oleh hati nurani, manusia dapat menemukan kebenaran dalam hidupnya
sekalipun hasilnya relatif. Ilmu pengetahuan adalah alat untuk mengelola sumber-

2
sumber alam untuk mencapai ridha Allah. Ilmu pengetahuan sebagai penghubung daya
pikir. Ilmu pengetahuan dapat dilihat dari dua visi, yaitu sebagai produk berpikir dan
sebagai kegiatan dan pengembangan daya pikir. Ilmu pengetahuan sebagai hasil
pengembangan daya pikir. Manusia adalah makhluk yang berpikir dari lahir sampai
masuk liang lahat. Berpikir pada dasarnya adalah sebuah proses yang membuahkan ilmu
pengetahuan. Penggunaan daya pikir selalu dianjurkan oleh Allah untuk menghasilkan
ilmu pengetahuan.
Mengembangkan sains baik formal maupun empirikal adalah perintah Allah yang
pertama kepada Nabi Muhammad s.a.w. (Soewardi, 2001). Pengembangan sains
menjadi kewajiban sebagai salah satu wujud mensyukuri apa yang diberikan oleh Allah
kepada umat-Nya. Wujud syukur ini dapat dituangkan dalam upaya mengembangkan
kemampuan akal yang dikaruniai oleh Allah kepada manusia untuk terus dan terus
belajar menggali apa yang tersembunyi dari semua yang ada di dunia yang merupakan
ciptaan-Nya.

3. Titik Singgung Filsafat dengan Agama


Pada intinya antara filsafat dengan agama tersebut mempunyai tujuan yang sama yaitu
mencari hakekat segala sesuatu dan mencari jawaban yang tidak bisa dipecahkan dengan
ilmu pengetahuan. Kalau agama mencarinya dengan metode menafsirkan wahyu yang
turun, sedangkan filsafat dengan berpikir secara mendalam tentang apa yang ada
disekitar kita. Dalam filsafatnya ibn Tufail dijelaskan dalam cerita Hayy bin Yaqan
bahwa antara filsafat dengan agama terjadi kesinambungan penemuan yaitu sama-sama
menemukan Tuhan yang satu (Fatthurohman, 2012).
Persamaannya adalah sama-sama mengkaji tentang ayat Tuhan. Kalau agama mengkaji
atau melalui ayat qauliyah sedangkan filsafat melalui ayat kauniyah, yaitu dengan
berpikir tentang alam yang ada disekitar kita. Kalau kita lihat hubungan antara keduanya
ini menjadi hubungan searah yaitu sama-sama menuju kepada pencarian Tuhan dan
sama-sama menemukan kebenaran tentang adanya Tuhan hanya saja jalannya berbeda.

4. Titik Singgung Ilmu, Filsafat dan Agama


Kelahiran suatu ilmu tidak dapat dipisahkan dari peranan filsafat, sebaliknya
perkembangan ilmu akan memperkuat filsafat. Dalam hal ini filsafat merupakan

3
mother of science, filsafat mencari kebenaran. Bagi masyarakat religious Tuhan
adalah sumber hakiki dari pengetahuan dan kebenaran karena manusia diberi
kemampuan berfikir oleh Tuhan.
Ilmu pengetahuan merupakan implementasi dari pengetahuan yang didasarkan atas
rasio dan kaidah-kaidah yang ada. Dengan ilmu pengetahuan kita dapat mengetahui
sesuatu dengan lebih jelas lagi. Bahkan dengan ilmu pengetahuan manusia memenuhi
kodratnya yaitu menjadi khalifah di bumi. Karena dengan ilmu pengetahuanlah, manusia
dapat memanfaatkan semua fasilitas yang ada di bumi ini dengan sabaik-baiknya, tanpa
mengadakan perusakan.
Sedangkan filsafat merupakan ilmu atau kajian yang membahas mengenai hakekat
dari segala sesuatu, asal mula sesuatu tersebut. Pada dasarnya filsafat merupakan dasar
atau induk dari segala ilmu. Sebuah ilmu yang akan dihasilkan biasanya dibicarakan
terlebih dahulu dalam dunia atau kajian filsafat. Filsafat mencoba membuat jawaban atas
segala sesuatu secara mendasar. Pada dasarnya filsafat adalah ilmu berpikir yang
memenuhi syarat-syarat tertentu.
Sedangkan agama merupakan wahyu atau ajaran Tuhan. Agama mencoba menjawab
persoalan yang tidak dapat dipecahkan dengan akal pikiran manusia. Ketika filsafat dan
ilmu pengetahuan tidak bisa menjawab sebuah masalah, maka agamalah yang kemudian
menjawabnya.
Ketiga hal tesebut mempunyai hubungan yang sangat erat dan tidak dapat
dipisahkan. Hubungan yang terjadi antara ketiganya dapat berupa hubungan searah
maupun dua arah. Hubungan yang terjadi antara ketiga aspek tersebut bukanlah
hubungan yang dapat dinilai atau dilihat hanya dalam sekali memandang saja maupun
sekali belajar saja. Akan tetapi hubungan antara ketiganya ini dapat dilihat dengan jelas
sekali. Bahkan dapat dikatakan hubungan antara ketiganya tersebut merupakan
hubungan yang sangat penting.
Filsafat, sains dan agama memiliki domain yang berbeda-beda. Agama mengenai soal
kepercayaan dan ilmu mengenai soal pengetahuan. Pelita agama ada di hati pelita ilmu
ada di otak. Meski areanya berbeda sebagaimana dijelaskan di atas, ketiganya saling
berkait dan berhubungan timbal balik. Agama menetapkan tujuan, tapi ia tidak dapat
mencapainya tanpa bantuan ilmu pengetahuan dan filsafat. Ilmu yang kuat dapat
memperkuat keyakinan keagamaan. Agama senantiasa memotifasi pengembangan ilmu

4
pengetahuan. Ilmu pengetahuan akan membahayakan umat manusia jika tidak dikekang
dengan agama. Dari sini dapat diambil konklusi bahwa ilmu tanpa agama buta dan
agama tanpa ilmu lumpuh (Fatthurohman, 2012).

Daftar Pustaka :

Arifin, Mahfud, 2012, Kumpulan Materi Kuliah Filsafat Ilmu, Tidak untuk dipublikasikan,
Bandung
http://muhfathurrohman.wordpress.com/2012/09/22/hubungan-ilmu-filsafat-dan-agama/,
diunduh pada tanggal 01 Desember 2012
Suriasumantri, Jujun S., 2009, Filsafat Ilmu : Sebuah Pengantar Populer, Pustaka Sinar
Harapan, Jakarta
Soewardi, Herman, 2001, Roda Berputar Dunia Bergulir edisi 2001, Bakti Mandiri,
Bandung

5
6

Anda mungkin juga menyukai