“”
NIM : B1D220039
KELOMPOK : 2 ( Dua )
KELAS : 20B
T.A 2021/2022
BAB I
PENDAHULUAN
Urine merupakan cairan sisa dari hasil metabolisme dalam tubuh yang
dibentuk dalam ginjal melalui 3 (tiga) proses yaitu filtrasi oleh glomerulus,
reabsorbsi dan sekresi oleh tubulus. Urine merupakan hasil dari filtrasi
glomerulus dan disertai sejumlah air yang dikeluarkan oleh tubuh (Hardjono dan
yang ada di dalam tubuh. Pemeriksaan atau analisis urine sering disebut dengan
dapat berada dalam rongga mulut. Keberadaan Escherichia coli dalam rongga
mulut dapat disebabkan oleh benda-benda yang masuk ke dalam rongga mulut
dan telah terkontaminasi feses (Slots J, 2011; Ginns, 2000). Menurut data dari
sulitnya bakteri ini diatasi oleh berbagai rumah sakit di dunia sekalipun, bahkan di
negara dengan penanganan yang terkenal baik seperti Singapura (Arnita, 2007).
yang terkontaminasi oleh feses (Ginns, 2000). Selain itu, bakteri ini juga dapat
masuk ke dalam tubuh manusia melalui tangan atau alat-alat seperti botol, dot,
termometer, dan peralatan makan yang tercemar oleh tinja (Paramitha, et al.,
2010). Oleh karena itu, masyarakat selama ini hanya menjaga kebersihan dalam
memilih makanan dan minuman, kebersihan tangan, dan peralatan makanan untuk
Escherichia coli juga berada pada kepala sikat gigi yang sudah lama berada di
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Urine
a. Pengertian
Urine atau air seni adalah sisa yang disekresikan oleh ginjal yang
yang disaring oleh ginjal untuk menjaga homeostasis cairan tubuh. Dalam
sebagai pembuang cairan oleh tubuh adalah melalui proses sekresi urine
jumlah bahan yang terdapat dalam urine selama 24 jam adalah 35 gram bahan
b. Proses Pembentukan
tersebut berupa zat yang sudah tidak berguna dan zat yang masih bisa
dipergunakan kembali. Zat yang tidak berguna 9 tersebut akan dikeluarkan
dari tubuh, sedangkan zat-zat yang masih dapat dipergunakan lagi akan
reabsorbsi. Setidaknya salah satu dari tiga proses berikut akan dialami suatu
zat ketika diangkut melalui darah ke sistem filtrasi kompleks ginjal, yaitu
Rizki, 2015).
tubuh, sehingga filtrat akan berpindah dari dalam tubulus ke plasma kapiler
direabsorpsi tidak keluar sebagai urine, tetapi akan diangkut oleh kapiler
yang akan diserap kembali adalah glukosa, sodium, klorida fosfat, dan
beberapa ion bikarbonat yang terjadi secara pasif di tubulus proksimal. Jika
penyerapan kembali secara aktif pada tubulus distal (reabsorbsi fakultatif) dan
berfungsi menahan ion-ion (K+, Na+, Cl-, HCO3-), reabsorbsi glukosa dan
selanjutnya adalah sekresi tubulus yaitu perpindahan selektif zat - zat dari
serta air yang diminumnya. Urine normal terdiri dari air, urea, asam urat,
amoniak, kreatinin, asam laktat, asam fosfat, asam sulfat, klorida, garam-
garam terutama garam dapur dan zat- zat yang berlebihan dalam darah
trsebut berasal dari darah atau cairan interstisial. Komposisi urine berubah
sepanjang proses reabsorpsi ketika molekul yang penting bagi tubuh, misalnya
dkk., 2000).
a. pengertian
Escherichia coli adalah bakteri flora normal yang sering dijumpai pada
usus manusia, bersifat unik karena dapat menyebabkan infeksi primer seperti
diare (Karsinah dkk, 2011). Menurut buku yang di karang oleh Radji (2011),
Escherichia coli atau E.coli adalah bakteri Gram negatif yang termasuk dalam
kokobasil.
b. Morfologi
merupakan bakteri gram negative yang berbentuk batang pendek atau sering
E. coli memiliki panjang sekitar 2 μm, diameter 0,7 μm, lebar 0,4-0,7 μm, dan
ditemukan pada penyakit infeksi saluran kemih dan diare (Karsinah, 2011).
c. Sifat Biakan
minuman yang tercemar oleh feses (Jawetz, 2005). Bakteri ini dapat menjadi
pathogen apabila terdapat banyak sekali didalam tubuh manusia. E.coli dapat
tumbuh pada suhu tinggi maupun rendah, dengan suhu rendah 7°C dan suhu
tinggi hingga 44°C. Namun bakteri E.coli tumbuh optimal pada suhu antara
35-37°C dengan pH 7-7,5. Hidup dilingkungan lembab dan akan mati saat
2011).
e. Cara Penularan
makanan yang tidak diolah dengan sempurna, ataupun makanan dan minuman
yang tercemar oleh feses (Jawetz, 2005). Bakteri ini juga dapat masuk ke
dalam tubuh manusia melalui tangan atau alat-alat seperti botol, dot,
termometer, dan peralatan makan yang tercemar oleh tinja. Penularan bias
dkk.,2010). Dapat juga tertular apabila seseorang menggaruk daerah anus lalu
ditak mencuci tangan dan kemudian memegang apapun yang ada di dekatnya.
Kemudian benda atau makanan yang telar terinfeksi di ambil oleh orang lain.
agar, dan Eosin Methylen Blue (EMB), bakteri ini mempunyai strain yang
oksigen pun beberapa dari Escherichia coli masih bias bertahan hidup (Sari,
2015). Selain itu juga memiliki strain aerofilik yang dapat menghemolisis,
pada media Blood Agar Plate (BAP) bakteri ini dapat menghemolisa dengan
sel bakteri. Identifikasi bakteri tidak dapat dilakukan dengan mengetahui sifat
mofologinya saja, namun harus mengetahui sifat fisiologis bakteri juga. Sifat
bakteri karena sifat moroflogis bakteri dapat tampak serupa bahkan tidak
2013).
fermentasi karbohidrat (glukosa, laktosa, dan sukrosa). Hasil uji TSIA dapat
kuning (asam) pada dasar media dan berwarna merah pada lereng (basa)
karbohidrat ditandai 11 dengan warna kuning pada dasar media (asam) dan
berwarna kuning juga pada lereng media (asam) A/A atau Acid/Acid. Apabila
merah pada dasar media (basa) dan berwarna merah juga pada lereng media
uji kualitatif pada bakteri Gram negatif untuk melihat produksi sulfid,
amino yang terdapat pada protein sehingga asam amino ini dengan mudah
digunakan oleh mikroorganisme dan apabila asam amino triptofan dihidrolisis
oleh enzim triptofanase akan menghasilkan indol, asam piruvat, dan ammonia.
Hasil positif pada uji indol akan terbentuk warna merah dengan penambahan
yang menghasilkan senyawa para amino benzaldehid yang tidak larut dalam
METODOLOGI PRAKTIKUM
a. Alat
b. Bahan
Bahan yang di gunakan yaitu sampel urin, medium BA, MAC, EMBA,
ENDO, natrium agar (NA), medium gula-gula, NaCL 10%, Kristal violet,
lugol, alkohol, safranin, kovaks, metil red, alfa naftol 5% & KOH 40%.
lebih efektif bila cawan ikut diputar. Hal yang perlu diingat bahwa
batang L yang terlalu panas dapat menyebabkan sel – sel
suhu 37ºC.
Ose disterilkan dan diambil biakan koloni bakteri dari media selektif
yang telah berisi 10 ml NaCl 0,9% dan divortex. Selanjutnya dipipet sebanyak
100 dan dituangkan keatas media Nutrien Agar (NA) yang sudah memadat.
Selanjutnya cawan petri ditutup dengan plastik wrap. Urin yang mengandung
bakteri yang telah ditanamkan pada media Nutrien Agar selanjutnya diinkubasi
dalam inkubator pada suhu 35-36 ºC. Dibiarkan selama minimal 18 jam, tetapi
kurang dari perkiraan atau jika hanya terdapat sedikit koloni (Vandepitte
dkk,2010).
Setiap koloni yang telah ditanam pada media Nutrien Agar (NA)
diambil menggunakan jarum ose untuk dipindahkn ke media agar miring untuk
Dibuat preparat dari biakan kuman pada media MCA dan EMBA.
Preparat ditetesi dengan cat Gram A Kristal Violet. Dibiarkan selama 1 menit.
Zat warna dibuang dan dicuci dengan air mengalir. Preparat ditetesi dengan cat
Gram B lugol iodine. Dibiarkan selama 1 menit. Zat warna dibuang dan dicuci
dengan air mengalir. Preparat ditetesi dengan cat Gram C alkohol. Dibiarkan
selama 30 detik lalu segrera dibuang. Preparat ditetesi dengan cat Gram D
safranin. Dibiarkan selama 1 menit. Zat warna dibuang dan dicuci dengan air
Isolat murni diinokulasi pada media TSIA dengan cara ditusuk pada
bagian dasar dan streak pada bidang miring, kemudian diinkubasi dalam
inkubator selama 24-48 jam. Perubahan warna pada media diamati setelah
terjadi reaksi alkali (K), jika warna media berubah menjadi kuning menandakan
telah terjadi reaksi asam (A). Pembentukan gas diamati pada bagian dasar
media, apabila terbentuk gas diberi dengan simbol (G). Kemudian diamati
pembentukan H2S pada bagian dasar dan miring, bila H2S terbentuk akan
reaksi pad autoclave selama 15 menit dengan suhu 121oC dengan tekanan 15
psi. Timbang media yang digunakan sebanyak 30g dalam 1 liter. Masukkan
media yang sudah berisi aquades kedalam tabung erlenmeyer dan homogenkan
pada hot plate stirer menggunakan magnetic stirer. Setelah homogen, media
dituang kedalam tabung reaksi dan disterilkan kembali dalam autoclave selama
15 menit. Setelah steril, media dikeluarkan dari autoclave dan dibiarkan dalam
posisi tegak.
DAFTAR PUSTAKA
Pakpahan, M., Ekowati, C.N., dan K. Handayani. 2013. Karakterisasi Fisiologi Dan
Lampung.
Wahyundari, A. 2016. Pengaruh Lama Waktu Penyimpanan Sampel Urine Pada Suhu