PENDAHULUAN
Latar Belakang
Tujuan
Manfaat
TINJAUAN TEORITIS
Konsep Agribisnis
Konsep agribisnis adalah suatu konsep yang utuh, mulai dari proses
produksi, mengolah hasil, pemasaran dan aktivitas lain yang berkaitan dengan
kegiatan pertanian. Pengertian agribisnis adalah “Suatu kesatuan kegiatan usaha
yang meliputi salah satu atau keseluruhan dari mata rantai produksi, pengolahan
hasil dan pemasaran yang ada hubungannya dengan pertanian dalam arti luas.
Pengertian pertanian dalam artian yang luas adalah kegiatan usaha yang
menunjang kegiatan pertanian dan kegiatan usaha yang ditunjang oleh kegiatan
pertanian” (Soekartawi, 2005). Secara konsepsional sistem agribisnis dapat
diartikan sebagai semua aktifitas, mulai dari pengadaan dan penyaluran sarana
produksi (input) sampai dengan pemasaran produk-produk yang dihasilkan oleh usaha
tani serta agroindustri, yang saling terkait satu sama lain.dengan d e m i k i a n
s i s t e m a g r i b i s n i s m e r u p a k a n s u a t u s i s t e m ya n g t e r d i r i d a r i
b e r b a g a i s u b s i s t e m a n t a r a l a i n yaitu :
serat (kayu, kulit, karet, sutera, jerami), industri jasa boga, industri farmasi
dan bahan kecantikan, dan lain-lain beserta kegiatan perdagangannya.
4. Subsistem lembaga penunjang (off-farm), seluruh kegiatan yang
menyediakan jasa bagi agribisnis, seperti lembaga keuangan, lembaga
penelitian dan pengembangan, lembaga transportasi, lembaga pendidikan,
dan lembaga pemerintah (kebijakan fiskal dan moneter, perdagangan
internasional, kebijakan tata-ruang, serta kebijakan lainnya).
1. Perkiraan Strategis.
Dalam penyelenggaraan tugas pokok suatu organisasi selalu adanya
keadaan yang mempengaruhi dan faktor-faktor keadaan tersebut adalah:
a. Kekuatan.
b. Kelemahan.
c. Peluang.
d. Ancaman.
Dari 4 (empat) faktor diatas akan saling berpengaruh dan menentukan
kebijakan dan penetapan program suatu organisasi, oleh karena itu keempat faktor
tersebut harus terus dipantau dan dianalisa serta dimanfaatkan agar pengaruh
positif dari empat faktor tersebut dapat ditingkatkan serta yang negatif dapat
dihindari dan proses pengendalian keempat faktor inilah disebut sebagai
perwujudan perkiraan strategis.
2. Kelembagaan.
Kelembagaan merupakan suatu wadah dimana akan bekerja sekelompok
orang yang akan mewujudkan tujuan dari suatu organisasi, kelembagaan yang
ideal adalah bersifat dinamis dimana dapat dikembangkan sesuai dengan tuntutan
kondisi keadaan yang dihadapi, perkembangan kelembagaan merupakan suatu
program yang berusaha meningkatkan efektivitas suatu kelembagaan dengan
meningkatkan keinginan individu akan pertumbuhan dan perkembangan dengan
tujuan.
5. Pedoman Kerja.
Pedoman kerja adalah suatu pengaturan tentang cara melaksanakan
pekerjaan secara umum bagi setiap tugas yang dibebankan kepada bagian-bagian
atau deisi dari suatu organisasi.
8. Pembinaan Sistem.
Dengan adanya faktor perkiraan strategis dan faktor lainnya seperti uraian
tugas pekerjaan, tata hubungan kerja, pedoman kerja, petunjuk pelaksanaan kerja
serta tata cara kerja, maka suatu organisasi telah siap dan dapat melakukan
tugasnya, akan tetapi keadaan lingkungan kerja harus menjadi perhatian, dan
untuk itu unsur manusia juga menuntut terjadinya dinamika organisasi.
a. Koordinasi.
b. Percontohan Ketatalaksanaan.
c. Kerjasama antar Instansi dibidang Ketatalaksanaan.
d. Kunjungan Kerja.
e. Evaluasi pelaksanaan kegiatan ketatalaksanaan.
bekerja dengan baik dalam suksesi posisi yang dijalani selama karirnya. Persiapan
karir jangka panjang dari seorang karyawan untuk serangkaian posisi inilah yang
dimaksud dengan pengembangan karyawan.
Pengembangan mempunyai lingkup yang lebih luas. Pengembangan lebih
terfokus pada kebutuhan umum jangka panjang organisasi. Hasilnya bersifat tidak
langsung dan hanya dapat diukur dalam jangka panjang. Pengembangan juga
membantu para karyawan untuk mempersiapkan diri menghadapi perubahan
dipekerjaan mereka yang dapat diakibatkan oleh teknologi baru, desain pekerjaan,
pelanggan baru, atau pasar produk baru.
Pengembangan karyawan dirasa semakin penting manfaatnya karena
tuntutan pekerjaan atau jabatan, sebagai akibat kemajuan teknologi dan semakin
ketatnya persaingan diantara perusahaan sejenis. Setiap personel perusahaan
dituntut agar dapat bekerja efektif dan efisien agar kualitas dan kuantitas
pekerjaannya menjadi lebih baik sehingga daya saing perusahaan semakin besar.
Pengembangan ini dilakukan untuk tujuan non karier maupun bagi para karyawan
melalui latihan dan pendidikan.
Tujuan pengembangan karyawan adalah untuk memperbaiki efektivitas
kerja karyawan dalam mencapai hasil-hasil kerja yang telah ditetapkan. Perbaikan
efektivitas kerja dapat dilakukan dengan cara memperbaiki pengetahuan
karyawan, keterampilan karyawan maupun sikap karyawan itu sendiri terhadap
tugas-tugasnya (Heidj ranchman dan Husnan, 2004:74).
Pengembangan karyawan bertujuan dan bermanfaat bagi perusahaan,
karyawan, konsumen, atau masyarakat yang mengkonsumsi barang/jasa yang
dihasilkan perusahaan. Menurut Tohardi (2008 : 70) tujuan pengembangan
adalah:
Agroinput
Penetasan ( Hatchering )
Bangunan Penetasan
Bangunan penetasan terdiri dari beberapa ruangan yang disesuaikan
dengan kebutuhannnya atau kegiatannya. Ruangan kegiatan tersebut meliputi
ruang penerimaan telur, ruang fumigasi, holding room, ruang pengeraman, ruang
penetasan, kantor, ruang grading DOC serta ruang peralatan dan perlengkapan
penetasan (Ensmiger, 1992). Syarat-syarat ruang penetasan meliputi lokasi atau
penempatan mesin tetas, penataan ruangan dan higienitas ruangan (upaya
sanitasi). Lokasi sebaiknya terletak dalamjarak yang cukup aman dari pencemaran
macam-macam bau serta debu dari makanan atau kotoran kandang.Luas lapangan
sebaiknya cukup lapang, sehingga dapat untuk meletakkan mesin tetas dan tidak
terkena angin secara langsung (Djanah, 1991). Efisiensi yang tinggi dalam
pekerjaan dan mendapatkan sanitasi yang baik dapat dicapai dengan pengaturan
ruang dalam sistem satu jalur (one way system) yaitu mengatur alur kegiatan
proses penetasan sehingga angin dalam ruang dapat bertiup dari tempat angin
bersih ke tempat yang kotor (Sudaryani dan Santoso, 2002). Berikut ini adalah
ruang-ruang yang terdapat di hatchery :
a) Ruang terminal
Ruang ini berfungsi sebagai tempat penerimaan telur dari farm
serta tempat penyeleksian telur. Ruang ini dilengkapi dengan lemari
fumigasi telur tetas dan exhaust fan. Menurut Ihan (2012) fungsi
dari exhaust fan adalah untuk menghisap udara di dalam ruang untuk
dibuang ke luar, dan pada saat bersamaan menarik udara segar di luar ke
dalam ruangan.
12
b) Cooling room
Biosekurity yang dilakukan di rungan ini adalah dengan
menyediakan bakcuci tangan didekat pintu masuk yang berisi air
desinfektan. Ruangan ini berfungsi untuk menyimpan telur tetas selama ±
24 jam sampai menunggu terpenuhinya kuota telur yang diinginkan dan
jadwal setting yang direncanakan. Ruangan ini dilengkapi dengan
termometer untuk mengukur suhu ruangan, higrometer untuk mengukur
kelembaban, ac untuk meratakan hawa dingin, dangan cerobong
plastiknya.
evaporating yang menyedot udara kotor dan bulu agar tidak menyebar,
pada dinding ruang pull chick dipasang cooling pad. Menurut Kurtini
(2011), ruangan pull chick berfungsi sebagai tempatpelaksanaan
seleksi doc, pemotongan paruh, vaksinasi marek,
pengemasan doc kedalam boks, dan penyimpanan sementara
sampaidoc dikirim ke pelanggan. Ventilasi ruang ini harus lancar dengan
suhu optimum 22 0C dengan Rh 60%.
f) Ruang administrasi
Ruang administrasi dilengkapi dengan komputer yang dilengkapi
dengan program-program yang disesuaikan dengan status kerja mesin
yang ada. Menurut Kurtini (2011) ruang administrasi penetasan adalah
ruang khusus bagian administrasi proses penetasan, pencatatan telur, anak
ayam, barang-barang dan kepegawaian, dll.
g) Ruang maintenance
Ruang ini merupakan ruang untuk perawatan dan penggerak
mesin-mesin yang ada di unit hatchery.
a) Mesin Setter
Setter adalah mesin tetas yang digunakan untuk memanaskan dan
memutar (pada umumnya setter menggunakan sistem rak telur putar) telur
mulai hari 1 sampai dengan 3 hari menjelang menetas. Misalnya untuk
telur ayam dengan periode penetasan 21 hari, maka telur dimasukkan ke
dalam setter selama 18 hari.
14
b) Mesin Hatcher
Hatcher merupakan tempat yang digunakan untuk meletakkan telur
yang akan menetas (berumur 19 hari) sampai telur tersebut menetas, pada
hari ke-18 telur dipindahkan dari mesin setter ke hatcher selanjutnya telur
dibiarkan untuk menetas pada malam hari pada hari ke-19 atau hari ke-20.
Selama proses penetasan ini tidak ada perlakuan pembalikan telur hanya
saja melakukan pengontrolan terhadap mesin hatcher seperti suhu,
kelembapan dan ventilasi, ventilasi di dalam mesin diatur oleh kipas
sehingga udara kotor dalam mesin dapat segera berganti dengan cepat
(Mulyantini, 2010).
Telur Tetas
Telur tetas merupakan telur fertil atau telah dibuahi, dihasilkan dari
peternakan ayam pembibit yang sehat dan produktifitasnya tinggi, umur telur
tidak lebih dari satu minggu, bentuk telur normal, berat telur seragam, telur tidak
terlalu tipis dan telur tetas yang baik permukannya halus, tidak kotor dan tidak
retak (Suprijatna et al., 2005). Telur yang fertil dapat diketahui dengan cara
peneropongan pada saat seleksi telur (Wicaksono et al., 2013).
tidak baik, presentase jumlah telur tetas yang menetas akan kurang atau rendah,
anak ayam yang dihasilkan kurang baik mutunya. Oleh karena itu, dibutuhkan
penyeleksian sebelum telur ditetaskan (Kholis dan Sitanggang, 2001).
RENCANA PELAKSANAAN
Materi Kegiatan
Materi yang akan dilaksanakan dalam kegiatan magang ini antara lain :
1) Bangunan Penetasan (room)
2) Mesin Tetas ( Setter dan Hatcher )
3) Telur Tetas
4) Penerimaan Telur Tetas atau Hatching Egg (HE)
5) Seleksi Telur Tetas
6) Siklus Produksi dalam Satu Periode
Tahapan Pelaksanaan
1. Pemilihan lokasi
2. Menyusun proposal
3. Melaksanakan PKL I
4. Menyusun laporan
5. Ujian
18
Struktur Organisasi
PT. Patriot Intan Abadi Unit Hatchery Caringin Bogor dipimpin oleh
General Manager yang membawahi 2 supervisor dan 1 personalia. General
Manager dalam menjalankan tugasnya dibantu oleh supervisor, personalia,
administrasi dan karyawan. Jumlah masing-masing bagian dalam Struktur
Organisasi PT. Patriot Intan Abadi Unit Hatchery Caringin Bogor antaralain
Bagian grading 13 Orang, Produksi Hatchery 1 11 Orang, Produksi Hatchery 2 12
Orang, Bagian Tehnik Hatchery 1 5 Orang, Tehnik Hatchery 2 5 Orang, Satpam 6
Orang, Kantin 3 Orang, Supir 9, Staff 11.
19
Bangunan Penetasan
Bangunan penetasan terdiri dari beberapa ruangan yang disesuaikan
dengan kebutuhannnya atau kegiatannya. Ruangan kegiatan di PT. Pariot Intan
Abadi tersebut meliputi ruang penerimaan telur, ruang fumigasi, ruang cooling
room, ruang pre-heat, ruang inkubasi, ruangan hatchery, ruang administrasi
(kantor), ruang grading DOC serta ruang peralatan dan perlengkapan penetasan.
Dapat dilihat dari gambar berikut.
Di perusahaan ini terdapat dua unit produksi dan ada beberapa ruangan untuk
proses kegiatan pra penetasan, proses penetasan dan pasca penetasan antaralain :
1. Ruang terminal
Ruang ini berfungsi sebagai tempat penerimaan telur dari farm serta
tempat penyeleksian telur. di samping area terminal ini pula terdapat ruangan
fumigasi dan cooling room .
21
1.2. Grading HE
Grade A >58
Grade BM 51-57
23
2. Ruang Fumigasi
Ruangan ini digunakan untuk fumigasi telur, pada saat telur sudah di
grading dan disetting di troly proses selanjutnya yaitu melakukan fumigasi.
Fumigasi merupakan pengendalian mikroorganisme dengan jalan atau
memasukan atau melepaskan fumigas kedalam ruangan tertutup atau kedap udara
untuk beberapa waktu dalam dosis dan konsentrasi yang dapat mematikan
mikroorganisme. Fumigasi dilakukan dengan konsentrasi yang tinggi
menggunakan PK dan formalin dengan perbandingan 1 : 2. Ruangan fumigasi
hatchery 1 menggunakan dosis pemberian 450 gram PK dan 900 ml formalin,
sedangkan di hatchery 2 menggunakan 250 gram PK dan 500 ml formalin. Cara
menentukan kadar PK adalah dengan mengalikan panjang x lebar x tinggi x 7 gr
PK/m3 .
Contoh Perhitungan :
Metode fumigasi yaitu kondisi ruangan harus bersih dan kering,
mempersiapkan drum fumigasi yang bersih dan kering, menimbang dosis PK dan
formalin sesuai dengan ukuran ruangan. Cara melakukan fumigasi :
Menuangkan PK terlebih dahulu ke dalam drum sesuai dosis
Tuangkan formalin kedalam drum sesuai dosis
24
Tutup pintu ruangan fumigasi, pastikan kipas dan blower mati dan tertutup
rapat
Proses fumigasi berlangsung selama 15 menit.
Setelah 15 menit buka pintu ruang fumigasi ,ambil drum dan nyalakan
kipas selama 5 menit agar bau asap hilang dan suhu ruangan kembali
stabil.
Setelah proses fumigasi HE selesai pindahkan telur ke ruangan cooling
room untuk menjaga kualitas HE
3. Cooling Room
190C. Syarat Ruangan cooling Room yaitu ruangan dalam keadaan bersih, kering
dan sudah didesinfektan, suhu ruangan 190 C dan kelembaban yaitu 75-80%.
Prosedur penyusunan setting di cooling room dilakukan berdasarkan
kandang, strain, dan tanggal produksi sehingga HE tidak tercampur antara
kandang farm lain, sebelum telur dimasukan ke mesin setter dilakukan
penimbangan telur tujuannya untuk mengetahui penyusutan telur.
2 Jam Pertama 21
2 Jam Kedua 24-25
2 Jam Ketiga 27
5. Ruang Inkubator
Ruang inkubator merupakan ruang pengeramaan saat setelah dilakukan
kegiatan pre-heat HE. Kegiatan selanjutnya yaitu melakukan setting yaitu proses
pemasukan/penyusunan HE kedalam mesin setter. Masa inkubasi dilakukan
selama 18 hari di mesin setter. Di unit produksi PT. Patriot Intan Abadi terdapat
dua unit mesin setter yaitu mesin setter buckeye dan mesin setter patrisame. setiap
mesin setter ini memiliki kelebihan dan kelemahannya dalam menghasilkan HE
yang fertil yang selanjutnya akan dilakukan proses transfer ke mesin hatcher.
26
Sistem multi stage pada mesin setter buckeye yaitu sistem inkubasi
dengan keseragaman umur telur dalam satu mesin. Sistem ini diterapkan karena
terdapat 4 kali setting dalam seminggu yaitu hari senin, selasa, kamis dan jum’at.
Proses berlangsungnya inkubasi dalam mesin setter buckeye selama 18 hari 20
jam dengan suhu rata-rata masa inkubasi 37,50 dan kelembaban 29,30C. Dalam
mesin setter buckeye terdapat 3 indikator suhu dan 1 indikator kelembaban untuk
menjaga kestabilan suhu dan kelembaban dalam ruangan mesin. Terdapat sprayer
27
dalam mesin setter yang berguna untuk menstabilkan kelembaban udara. Jika
kelembaban berkurang dari pengaturan panel, maka secara otomatis sprayer akan
menyemprotkan air agar kelembaban tetap stabil. Apabila pada salah satu
indicator terdapat suhu yang berbeda maka alarm akan berbunyi yang
menandakan terjadi trouble pada mesin. Turning pada mesin setter berlangsung
selama 1 jam sekali bergantian menghadap kedepan kebelakang dengan posisi
kemiringan 450. Pada ruangan diluar mesin setter suhu rata-rata adalah 270C
untuk mengimbangi suhu didalam mesin setter.
Beberapa hal yang harus diperhatikan dalam ruang setter dalam
menunjang keberhasilan proses penetasan antaralain pengaruh suhu dan
kelembaban yang tidak stabil dalam mesin setter adalah embrio tidak berkembang
sempurna, serta udara didalam ruangan (kadar CO2 dan O2), telur terlambat tidak
sesuai dengan waktunya maka DOC akan kerdil, DOC sulit membuka cangkang
dan DOC dapat menempel di cangkang telur.
Dalam proses turning pada mesin petersime berlaku setiap satu jam sekali
dan jarang touble. Jika terjadi touble, maka alarm akan berbunyi untuk
memberitahu petugas. Running mesin minimal 1 kali sehari untuk pengecekan
suhu, turning, humidity, dan peralatan lainnya. Penempatan HE pada mesin
setter disesuaikan dengan umur HE yaitu :
Proses Pre-heat di hatchery 2 yaitu dilakukan didalam mesin setter
petersime. Proses setting pada mesin petersime lebih mudah dilakukan karena
tidak harus mengambil baki dari troly karena menggunakan sistem single
stage. Setting di mesin petersime dilakukan 4 kali dalam seminggu, dapat
dilihat dari table berikut.
Perbedaan dari mesin setter buckeye dan mesin setter petersime adalah
adanya pendeteksi suhu telur secara otomatis yang disebut Ovoscan.
Sedangkan pada mesin setter buckeye pengaturan suhu dilakukan secara
manual. Dalam 1 mesin setter petersime terdapat 3 alat Ovoscan.
Mesin setter petersime dalam pengoperasiannya mulai dari awal Pre-heat
sampai proses 18 hari 12 jam inkubasi terdapat perbedaan suhu dan
kelembabannya tiap waktunya. Dapat dilihat pada Lampiran 6.
6. Ruangan Hatchery
Ruang hatchery merupakan ruangan untuk penetasan HE yang sudah
dinyatakan fertil, di dalam hatchery unit PT. Patriot Intan Abadi terdapat dua unit
30
Mesin hatcher yang berbeda, sama seperti mesin setter. Yaitu mesin hatcher
buckeye dan mesin hatcher petersime. Dapat dilihat pada table berikut.
8 Troly
1 Unit Mesin Hatcher Petersime
38.400 Butir HE
4 Troly
1 Unit Mesin Hatcher Buckeye
19.008 Butir HE
Mesin setter dan mesin hatcher prinsipnya sama, perbedaannya yaitu suhu di
hatcher lebih rendah dan waktu hatchering lebih pendek dibandingkan di mesin
setter. Dapat dilihat pada Lampiran 7.
Jumlah Telur
KDG Total Infertil Exploide yang masuk
Farm Strain dan
Sett Hatcher (Fertil)
Grade Jml Jml Jml
1A-8A 99600 5758 588 93253
CCR Cobb
9A-16A 107130 7622 813 101655
Jumlah 206730 13380 1401 194918
Presentase (%) 7,5 0,7 92,8
Jumlah Telur
KDG Total Infertil Exploide yang masuk
Farm Strain dan
Sett Hatcher
Grade Jml Jml Jml
1A-6A 55572 4057 169 51346
SCG4 Cobb
7A-12A 58476 4284 222 53970
Jumlah 114048 8341 391 105316
Presentase (%) 7,3 0,4 92,3
Tabel 10. Presentase Tingkat Keberhasilan Daya Tetas pada Mesin Setter Petersime
Kandang Jumlah
Umur DOC DIS Afkir
Farm Strain dan Transfer
Indukan
Grade HE
CCG Cobb 31567 3783 240
1A-16A 194918 32169 3357 183
40-42 31939 3423 147
Minggu 30079 4092 193
1B-16B 17189 32862 2626 163
31308 3763 213
Jumlah 212107 189924 21044 1139
Presentase 89,5% 9,9 0,6%
Tabel 11. Presentase Tingkat Keberhasilan Daya Tetas pada Mesin Setter Buckeye
Kandang Jumlah
Umur DOC DIS Afkir
Farm Strain dan Transfer
Indukan
Grade HE
30-34 50140 213
SCG4 Cobb 1A-12A 105316 4411
Minggu 50330 222
Jumlah 100470 4411 435
Presentase 95,4% 4,2% 0,4
34
Jadi keputusan untuk mengatasi masalah pada unit agroinput hatchery PT.
Patriot Intan Abadi ini adalah memilih STRATEGI W – O artinya dengan
adanya peluang yang ada, perusahaan bisa memanfaatkan peluang untuk
meminimalkan kelemahan unit mesin buckeye dengan pengecekan mesin harus
37
Rencana Agribisnis
Membuat Mesin Penetasan Otomatis dari Styrofoam
Saran
Sebaiknya untuk meminimalkan trouble pada mesin (setter dan hatcher)
dilakukan pengecekan mesin harus ditingkatkan, petugas teknisi harus standby di
area hatchery, dan Controling temperature selama 6 jam di Pre-heat bertujuan
untuk meminimalisir trouble pada mesin setter (suhu, humidity, dll) dan telur
tetap disuhu yang diinginkan pada saat di ruang pre-heat.
40