Anda di halaman 1dari 4

LAPORAN PRAKTEK LAPANG

PERENCANAAN PEMBANGUNAN PETERNAKAN

PROSPEK PEMBANGUNAN PETERNAKAN BERBASIS


SISTEM INTEGRASI TANAMAN-TERNAK

OLEH

NAMA : NURFAISAL
NIM : I011 19 1247
KELOMPOK : III (TIG)
ASISTEN : RINA ERLIANA

FAKULTAS PETERNAKAN
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2021
PENDAHULUAN

Latar Belakang

Pembangunan sektor pertanian merupakan salah satu aspek penting

pembangunan daerah. Pertanian dalam arti luas terdiri dari lima sub sektor, yaitu:

tanaman pangan, perkebunan, peternakan, perikanan dan kehutanan. Sektor

pertanian memegang peranan penting dalam keseluruhan perekonomian baik

nasional maupun regional karena masih banyaknya penduduk yang

menggantungkan hidupnya pada sektor tersebut. Sektor pertanian juga mampu

bertahan di saat krisis yang melanda bangsa Indonesia tahun 1998 karena

pemanfaatan sumberdayanya berasal dari domestik. Pembangunan pertanian ini

sebagai penggerak utama perekonomian yang berdampak pada terciptanya

lapangan kerja dan peningkatan pendapatan masyarakat, yang akhirnya akan

mengurangi jumlah penduduk miskin terutama masyarakat di daerah pedesaan

(Hudang, 2016).

Sistem usaha tani tanaman-ternak pada dasarnya merupakan respons petani

terhadap faktor risiko yang harus dihadapi, mengingat terdapatnya berbagai

ketidakpastian dalam berusaha tani. Sistem integrasi tanaman-ternak (SITT)

dalam usaha pertanian di suatu wilayah merupakan ilmu rancang bangun dan

rekayasa sumber daya pertanian yang tuntas. Sistem integrasi tanaman ternak pada

dasarnya mengikuti kaidah-kaidah ilmu usaha tani secara terpadu. Ilmu usaha tani

merupakan suatu proses produksi biologis yang memanfaatkan sumber daya alam,

sumber daya manusia, modal dan manajemen yang jumlahnya terbatas. Mengingat

sumber daya tersebut jumlahnya terbatas, maka SITT dalam proses produksi
pertanian penerapannya tidak terlepas dari teori-teori dan prinsip ekonomi

(Saptana dan Ilham, 2015).

Sistem integrasi tanaman-ternak adalah suatu sistem pertanian yang

dicirikan oleh keterkaitan yang erat antara komponen tanaman dan ternak dalam

suatu usaha tani atau suatu wilayah atau kawasan. Keterkaitan tersebut merupakan

suatu faktor pemicu dalam mendorong pertumbuhan pendapatan petani dan

pertumbuhan ekonomi wilayah secara berkelanjutan. Integrasi antara tanaman dan

ternak dapat diaplikasikan di wilayah agroekosistem tanaman pangan dan wilayah

agroekosistem tanaman perkebunan, di antaranya tanaman kelapa sawit dan tebu

(Ilham, dkk., 2014).

Adopsi teknologi sistem integrasi ternak sapi-tanaman dipengaruhi oleh

karakteristik rumah tangga, kondisi usaha tani, alokasi penggunaan tenaga kerja

keluarga, pendapatan dari usaha sapi, dan informasi. Salah satu harapan dalam

pengembangan pertanian (termasuk sistem integrasi tanamanternak, produksi

tanaman pangan, dan daging) di Indonesia adalah meningkatkan kesejahteraan

hidup petani dan mengurangi beban impor yang kian membengkak terutama sapi

hidup dan daging. Sistem integrasi tanaman-ternak mengandung arti bahwa kedua

usaha diharapkan berlangsung dalam sistem usaha agribisnis Crop-Livestock

Systems (CLS) yang saling mengisi, yaitu dari tanaman tersedia input berupa

pakan dan dari ternak termanfaatkan kotoran ternak menjadi pupuk organik

(Yuniarsih dan Basir, 2014).

Permasalahan integrasi tanaman pangan dan sapi yang sudah

dikembangkan masih terbatas pada skala kecil. Integrasi usaha tanaman

perkebunan dan ternak sapi masih terbatas, padahal berdasarkan potensinya


pengembangan integrasi tanaman-sapi diduga mampu meningkatkan populasi sapi

secara signifikan. Berdasarkan hal tersebut sudah sewajarnya ke depan usaha

peternakan sapi potong diarahkan pada sistem pertanian terintegrasi tanaman

ternak. Sistem tersebut selain mampu menyediakan pakan juga mampu

menghasilkan pupuk organik dengan tidak harus dibeli sehingga menekan biaya

produksi dan memperbaiki kesuburan lahan sehingga menciptakan usaha

pertanian yang berkelanjutan dan berdaya saing (Yuniarsih dan Basir, 2014). Hal

inilah yang melatarbelakangi dilakukannya praktek lapang Perencanaa

Pembangunan Peternakan mengenai Prospek Pembangunan Peternakan Berbasis

Sistem Integrasi Tanaman-Ternak.

Maksud dan Tujuan

Maksud dilakukannya praktek lapang Perencanaan Pembangunan

Peternakan mengenai Prospek Pembangunan Peternakan Berbasis Sistem

Integrasi Tanaman-Ternak adalah agar mahasiswa dapat mengetahui bagaimana

prospek pembangunan peternakan berbasis sistem integrasi tanaman-ternak.

Tujuan dilakukannya praktek lapang Perencanaan Pembangunan

Peternakan mengenai Prospek Pembangunan Peternakan Berbasis Sistem

Integrasi Tanaman-Ternak adalah untuk mengetahui dan memahami bagaimana

prospek pembangunan peternakan berbasis sistem integrasi tanaman-ternak.

Anda mungkin juga menyukai