Anda di halaman 1dari 3

BUSINESS PLAN

(Usaha Penggemukan Sapi Potong)

Manajemen Supplai bakalan


Kerjasama Supplai Bakalan
Supplai bakalan terintegrasi dengan pemasaran, artinya kerjasama pengadaan bakalan
dan pemasaran disatu supplaier yang sama, hal ini dilakukan atas dasar kesepakatan dengan
mempertimbangkan sistem sosial keuntungan yang sama antara pihak pertama dan pihak
kedua, pihak pertama (perusahaan) dimudahkan dalam pengadaan bakalan dan pemasaran,
pihak kedua (supplier) tidak merasa dirugikan dengan menambah daya tampung pasar baru
asalkan pengadaan bakalan disatu supplier miliknya.
Jenis Ternak Bakalan
Jenis sapi yang digemukkan yakni sapi limousin atas dasar keunggulannya, beberapa
keunggulan sapi limousin dibandingkan dengan sapi lain yakni pertumbuhannya yang relatif
cepat sehingga dapat digemukkan dengan waktu yang relatif singkat, sifatnya yang tenang
dan tidak agresif akan lebih mudah dalam handling dan pemeliharaannya, sapi limousin juga
memiliki kualitas daging yang baik serta lebih tahan terhadap serangan penyakit.
Harga Bakalan
Sapi bakalan yang dipilih memiliki rata-rata berat awal 350 kg dengan estimasi harga
sebesar Rp 47.000/kg hidup artinya rata-rata harga bakalan sebesar Rp 16.450.000/ekor.
Harga tersebut sudah termasuk 3 jenis obat-obatan disetiap 10 ekor pembelian. Jika ditemui
bakalan sapi yang tidak masuk dalam kriteria yang ditetapkan perusahaan, maka perusahaan
dapat mengembalikan sapi tersebut dan supplier wajib menggantikan sapi bakalan baru
dengan kriteria yang dimaksud oleh perusahaan.

Manajemen Pakan
Pakan terdiri atas pakan utama dan pakan tambahan, pakan utama yakni hijauan
(rumput dan daun-daunan), dan pakan tambahan berupa limbah pertanian (jerami) dan limbah
industri pertanian (dedak). Dalam mencapai target pemeliharaan dengan keuntungan yang
diharapkan maka perusahaan menetapkan target ADG sebesar 1,5 kg/ekor/hari.
Pakan Hijauan
Pakan hijauan dibebankan sepenuhnya kepada petani selaku pemelihara, setiap hari
petani mengarit rerumputan segar (rumput lapang, odot, sulanjana, gajah dll), banyaknya
rumput yang diberikan tergantung jumlah ternak sapi yang dipelihara, di asumsikan semakin
bertambahnya bobot badan ternak maka semakin bertambah pula rumput yang di konsumsi
ternak sehingga semakin bertambah pula rerumputan yang harus diperoleh oleh petani.
Jerami Padi
Pakan tambahan berupa limbah pertanian (jerami) secara kolekif atau bersama-sama
dicari oleh petani, jerami diperoleh di wilayah tertentu yang tersedia, umumnya sangat
melimpah sehingga dalam proses pengangkutannya menggunakan transportasi perusahaan.
Setelah diperoleh jerami selanjutnya di tumpuk di gudang pakan untuk dijadikan fermentasi
jerami menggunakan bahan tambahan berupa biostarter dan molases. Setalah dilakukan
proses fermentasi, jerami dapat diberikan pada ternak sesuai takaran yang berlaku, umumnya
2-3% dari bobot badan.
Dedak Padi
Pakan tambahan berupa limbah industri pertanian (dedak) didapat dari gudang
pengolahan padi menjadi beras, dalam pemenuhannya perusahaan bekerjasama sehingga
manajemen dapat diatur sedemikian rupa agar dalam kebutuhannya dapat terpenuhi. Sebelum
diberikan kepada ternak, dedak diolah terlebih dahulu dengan cara dikukus, hal ini dilakukan
agar supaya dedak steril dan bebas dari mikroorganisme patogen.

Manajemen Kesehatan

Manajemen Kedatangan Bakalan


Bakalan ternak yang baru tiba dilokasi peternakan tidak langsung ditempatkan pada
kandang pemeliharaan, tetapi ternak terlebih dahulu dikarantina selama beberapa hari untuk
memastikan bahwa ternak yang baru datang dari luar wilayah terbebas dari penyakit. Setelah
ternak tiba maka akan dilakukan pemeriksaan klinis sebelum dilakukannya pengobatan. Jika
ditemukan ternak yang didiagnosa suatu penyakit maka akan dilakukan pengobatan dan jika
penyakit dirasa tidak memiliki risiko yang tinggi maka ternak tidak akan dikembalikan
namun akan sebaliknya jika didapatkan bahwa ternak memiliki penyakit tertentu yang
memiliki risiko tinggi maka ternak akan diganti oleh supplier.
Pemberian Obat Cacing & Vitamin
Sebelum dipindahkan ke kandang pemeliharaan ternak akan diberikan obat cacing dan
vitamin. Pemberian obat cacing dimaksudkan agar ternak tidak cacingan yang dapat
mengganggu proses produksi ternak menjadi tidak maksimal, sedangkan pemberian vitamin
dimaksudkan untuk menambah kekebalan daya tahan tubuh dan nafsu makan agar selama
proses penggemukan ternak dalam kondisi prima dan target ADG tercapai.

Analisis Usaha Penggemukan Sapi Potong

1. Sapi bakalan sebanyak 30 ekor jenis limousin, harga awal Rp 16.450.000/ekor dengan
berat badan rata-rata 350kg/ekor.
2. Sapi dipelihara selama 1 periode dengan lama interval pemeliharaan 90 hari/120
hari/150 hari dengan target ADG 1,5 kg/ekor/hari.
3. Sapi membutuhkan vitamin dan obat-obatan sebesar Rp 90.000/ekor/periode.
4. Pengadaan peralatan kandang Rp 500.000/periode
5. Pakan konsentrat yang diperlukan untuk 1 periode :
 3 kg x 10 ekor x 90 hari x Rp 4.000 = Rp 10.800.000
 3 kg x 10 ekor x 120 hari Rp 4.000 = Rp 14.400.000
 3 kg x 10 ekor x 150 hari Rp 4.000 = Rp 18.000.000
Total: Rp 43.200.000
6. Pemeliharaan dilakukan dengan sistem bagi hasil dengan petani, keuntungan dibagi
dengan persentase 50% : 50% setelah dikurangi total biaya produksi.
7. Total biaya produksi sebagai berikut:
 Bakalan Rp 11.250.000 x 30 ekor = Rp 337.500.000
 Vitamin & obat-obatan Rp 90.000/ekor x 30 ekor = Rp 2.700.000
 Peralatan kandang Rp 500.000
 Konsentrat Rp 43.200.000
 Biaya pemasaran Rp 100.000/ekor x 30 ekor = Rp 3.000.000
Total: Rp 386.900.000
8. Hasil penjualan sapi:
 Penjualan pertama 340 kg x 10 ekor x Rp 63.000 = Rp 214.200.000
 Penjualan kedua 370 kg x 10 ekor x Rp 63.000 = Rp 233.100.000
 Penjualan ketiga 400 kg x 10 ekor x Rp 63.000 = Rp 252.000.000
Total: Rp 699.300.000
9. Keuntungan bersama: Rp 699.300.000 - Rp 386.900.000 = Rp 312.400.000
10. Bagi hasil: Rp 312.400.000 : 2 = Rp 156.200.000/perusahaan/petani/periode.

Anda mungkin juga menyukai