PROPOSAL SKRIPSI
Oleh
Muhammad Fajrul Islam Agistany
C1G021116
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS MATARAM
2023
KATA PENGANTAR
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
Istilah “Industri” mempunyai arti yang sama dengan pabrik atau Perusahaan.
Teori ekonomi mikro memandang bahwa industry mempunyai makna yang berbeda
dengan Perusahaan. Perusahaan ialah badan usaha yang memanfaatkan faktor
produksi dalam menghasilkan barang yang dibutuhkan oleh masyarakat. Industri
ialah Kumpulan dari Perusahaan yang memproduksi barang yang sama atau
bersamaan dalam suatu pasar. Istilah industry dengan Perusahaan adalah sama.
Tempe adalah makanan yang dibuat dari fermentasi terhadap biji kedelai atau
beberapa bahan lain yang menggunakan beberapa jenis kapang Rhizopus, seperti
Rhizopus oligosporus, Rhizopus oryzae, Rhizopus stolonifer (kapang roti), atau
Rhizopus arrhizus. Sediaan fermentasi ini secara umum dikenal dengan “ragi tempe”.
Beberapa jenis nutrisi yang terkandung di dalam tempe yaitu vitamin B12, protein,
kalsium, karbohidrat, serat, fosfor, dan lain – lain (Putri Wahyuni Arnold, 2020).
Tabel 1.2 Rata-rata konsumsi Tahu da Tempe per Kapita di Indonesia (2010-2021)
Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, rata-rata konsumsi tahu dan tempe per
kapita di Indonesia sebesar 0,304 kilogram (kg) setiap minggu pada 2021. Angka
tersebut naik 3,75% dibanding tahun sebelumnya yang sebesar 0,293 kg setiap
minggu.
Secara rinci, rata-rata konsumsi per kapita untuk tahu sebesar 0,158 kg setiap
minggunya pada 2021. Jumlah tersebut naik 3,27% dibanding 2020 yang sebesar
0,153 kg setiap minggu.
Sementara, rata-rata konsumsi per kapita untuk tempe sebesar 0,146 kg setiap
minggu. Jumlahnya meningkat 4,29% dibanding tahun sebelumnya yang sebanyak
0,146 kg. Akan tetapi data dari tahun ke tahun konsumsi tempe naik turun.
Oleh karena itu dengan bertitik-tolak pada uraian di atas, maka perlu dilakukan
penelitian tentang Analisis Keuntungan dan Break Even Point (BEP) Pada
Agroindustri Tempe di Kecamatan Puyung Kabupaten Lombok Tengah”.
Dalam analisis titik impas atau BEP biaya yang digunakan dalam satu periode
produksi diklasifikasikan menjadi dua kelompok yaitu biaya tetap dan biaya variabel.
Biaya tetap atau fixed expense merupakan biaya pada waktu operasi tertentu yang
jumlahnya selalu tetap atau tidak berubah meski volume produksi berubah. Jika
waktu yang digunakan dalam beroperasi adalah bulan maka biaya tetap tersebut akan
tetap setelah satu bulan. Jika dihitung tahunan biaya tersebut akan tetap walaupun
volume produksi yang dihasilkan berubah setiap bulan atau setiap minggu (Jumingan,
2006). Biaya tetap merupakan biaya keseluruhan pada suatu proses produksi yang
tidak berubah saat aktivitas produksi meningkat atau menurun (Riau, 2019). Biaya
tetap merupakan hasil keputusan dalam melakukan kegiatan usaha yang berhubungan
langsung dengan tingkat produksi yang disimbolkan dengan FC (Fixed Cost). Biaya
tetap meliputi biaya penyusutan alat, biaya bunga dan pajak, dan biaya overhead
secara umum (Junaidi, 2019). Untuk menghitung total biaya tetap digunakan metode
penyusutan biaya tetap dengan metode garis lurus (straight line method) yaitu metode
yang mendasarkan alokasi dari fungsi waktu penggunaan aset. Dengan metode ini,
biaya depresiasi dihitung dengan mengalokasikan nilai aset yang didepresiasikan
selama masa manfaat aset secara sama untuk setiap periodenya. Adapun rumusnya
sebagai berikut (Martiani, 2012).
TC = TFC + TVC
Keterangan:
Rp
Break even point adalah posisi dimana perusahaan tidak memperoleh laba dan
tidak menderita kerugian. BEP atau titik impas sangatpenting bagi
manajemen untuk mengambil keputusan untuk menarik produk atau
mengembangkan produk, atau untuk menutup anak perusahaan yangtidak
menguntungkan.Dengan kata lain, suatu usaha dikatakan impas jika jumlah
pendapatan atau revenue (penghasilan) sama dengan jumlah biaya, atau apabila
laba kontribusi hanya dapat digunakan untuk menutup biaya tetap saja (Maruta,2018).
Dalam menentukan analisis Break Even Point (BEP) biaya yang ada harus
dipisahkan menjadi biaya tetap dan biaya variabel. Biaya tetap adalah
biaya yang jumlah totalnya tetap dan tidak bertambah dengan adanya
perubahan volume penjualan, sedangkan biaya variabel adalah biaya yang jumlah
totalnya berubah sebanding dengan perubahan volume kegiatan. Masalah Break
Even Point baru muncul apabila suatu usaha disamping mempunyai biaya
variabel juga mempunyai biaya tetap (GUNTUR,2021).
: Alur pemikiran
: Alur analisis