Tri Hariyadi
Jurusan Teknik Kimia, Politeknik Negeri Bandung, Jl. Terusan Gegerkalong Hilir, Ds. Ciwaruga, Bandung
40012
mastri13@yahoo.com; tri.hariyadi@polban.ac.id
Abstrak
Tomat (Lycopersicum esculentum) merupakan salah satu produk hortikultura yang
berpotensi, menyehatkan, dan mempunyai prospek pasar yang cukup menjanjikan.
Buah tomat adalah salah satu bahan pangan yang memiliki kandungan antioksidan
yang cukup tinggi. Pengeringan merupakan salah satu metoda pengawetan yang
paling banyak digunakan, yaitu dengan cara menguapkan sebagian besar air yang
terkandung dalam bahan pangan dengan menggunakan energi panas. Penelitian ini
bertujuan menentukan koefisien perpindahan massa dan panas pada pengeringan busa
sari buah tomat menggunakan peralatan tray dryer dengan penambahan carrier agent
dextrin yang berfungsi sebagai foam stabilizer dan foaming agent tween 80
menggunakan persamaan Arrhenius. Bahan baku yang digunakan adalah tomat
hibrida varietas Amala 474 yang tidak rusak secara fisiologis dan mekanis, telah
matang, merah segar merata, diameter relatif sama. Peralatan pengering berupa Tray
Dryer yang dilengkapi anemometer, neraca, termometer, dan humidity meter.
Peralatan pendukung berupa blender dan ayakan. Di dalam penelitian ini, tomat diiris
dan diblender selama 10 menit. Biji dan ampasnya dipisahkan dari bubur tomat
dengan ayakan berukuran 60 mesh. Kemudian bubur tomat dicampurkan dextrin dan
foaming agent tween 80 masing-masing sebanyak 5% berat, untuk selanjutnya
diblender selama 10 menit. Tray dryer dialiri udara panas dengan laju 2,0 m/detik
dengan variasi temperatur 40, 50, 60 atau 70 oC. Loyang stainless steel yang berisi
bubur tomat dengan ketebalan 2 mm atau 4 mm dimasukkan ke dalam tray dryer.
Berat bubur tomat diukur setiap 5 menit. Hasil yang diperoleh, kondisi operasi
optimal tercapai pada tebal lapisan 4 mm, temperatur 70,19 oC dan waktu
pengeringan 2,64 jam, dengan nilai koefisien perpindahan massa, kg = 0,066
kg/(m2.detik.atm), dan koefisien perpindahan panas aliran horisontal hc = 25,47
kg/(m2.dt) 0.8.
Kata kunci: pengeringan busa, perpindahan massa, perpindahan panas, tomat, tray
dryer
Abstract
Tomato (Lycopersicum esculentum) is one of the horticultural products that has
potential, healthy, and promising market prospects. Tomatoes are one of the foods
that have high antioxidant content. Drying is one of the most widely used preservation
methods, namely by evaporating most of the water contained in food by using heat
energy. This work studied the coefficient of mass and heat transfer in foam drying of
tomato using tray dryer equipment with the addition of a carrier agent dextrin which
functions as a foam stabilizer and foaming agent tween 80 using Arrhenius equation.
The raw material used is hybrid tomatoes Amala 474 variety which are not
physiologically and mechanically damaged, ripe, evenly distributed fresh red,
relatively the same diameter. Drying equipment in the form of Tray Dryer equipped
with anemometer, balance, thermometer, and humidity meter. Supporting equipment
in the form of blenders and sieves. In this work, tomatoes were sliced and blended for
10 minutes. The seeds and pulp are separated from tomato slurry with a 60 mesh
sieve. Then tomato slurry was mixed with dextrin and foaming agent tween 80 each
by 5% by weight, to be blended for 10 minutes. The tray dryer was filled with hot air
at 2.0 m/sec with temperature variation of 40, 50, 60 or 70°C. The stainless steel dish
containing tomato cake with a thickness of 2 mm or 4 mm was inserted to the dryer.
The tomato paste were weighted every 5 minutes. It is found that optimal foam drying
at 4 mm layer thickness, 70.19 ℃ temperature and drying time 2.64 hours, with mass
transfer coefficient, kg = 0.066 kg/(m2.sec.atm), and horizontal flow heat transfer
coefficient hc = 25.47 kg/(m2.sec)0.8.
Keywords : foam drying, heat transfer, mass transfer, tomato, tray dryer
dengan permukaan bahan pangan maupun pasta tomat ke dalam tray dryer, catat berat
aliran udara panas yang mengalir vertical tegak loyang yang berisi pasta tomat setiap 5 menit
lurus menembus bahan pangan. menggunakan timbangan digital yang
Jika aliran udara panas sejajar dengan terhubung dengan loyang yang berisi sampel.
permukaan bahan pangan yang akan Hentikan percobaan setelah diperoleh 3 data
dikeringkan, maka berlaku koefisien berat pasta tomat sama pada waktu yang
perpindahan panas hc adalah sebagai berikut : berbeda atau setelah 8 jam. Tahap terakhir
ℎ𝑐 = 14,30 𝐺 0,8 (16) adalah pengolahan produk dengan cara
Dengan nilai G = laju alir massa udara lempengan produk pasta tomat yang telah
(kg/m2.detik). kering digrinding hingga diperoleh serbuk
tomat kering, kemudian serbuk yang diperoleh
METODE diayak dengan ayakan 60 mesh sehingga
Peralatan utama berupa tray dryer dari diperoleh serbuk sari buah tomat yang
Elettronica Veneta Spa, Italy, dilengkapi selanjutnya dikemas dengan aluminium foil.
dengan peralatan pendukung pisau, blender, Sebagian produk tersebut diambil untuk
ayakan, mixer, anemometer, Water Activity diukur kadar air, dan kadar vitamin C nya.
meter, timbangan analitis, dan Infrared Analisis yang dilakukan untuk bahan
Thermometer baku dan produk meliputi analisis kadar air
Bahan baku utama adalah adalah tomat dan analisis kadar vitamin C. Produk serbuk
hibrida varietas Amala 474 yang tidak rusak tomat yang dihasilkan dianalisa kadar air
secara fisiologis dan mekanis, telah matang, dengan metode Oven, dan kadar Vitamin C
merah segar merata, diameter relatif sama yang dilakukan dengan metode Titrasi Iodometri.
dipetik langsung di kebun di daerah Bandung Penentuan kadar air dengan Metode Oven
utara. Bibit tomat tersebut diproduksi oleh PT. meliputi tahapan, berat cawan kosong
Agrosid Manunggal Sentosa, dengan ditimbang, kemudian cawan dipanaskan dalam
kemampuan adaptasi yang baik di dataran oven pada suhu 105 ºC selama 10 menit,
tinggi dengan ketinggian 1.200 – 1.270 m dpl selanjutnya didinginkan di udara selama 5
pada musim hujan. Umur tanam selama 72-85 menit, kemudian didinginkan dalam desikator
hari. Bahan tambahan terdiri dari 2 jenis, yaitu selama 10 menit, dan dilakukan pemanasan
bahan pengemulsi (Tween 80) dan carrier hingga berat cawan konstan. Bahan ditimbang
agent (maltodextrin). sebanyak 1 gram. Cawan dan bahan
Pengambilan data dilakukan melalui dipanaskan dalam oven pada suhu 105 ºC
beberapa tahapan. Tahap pertama berupa selama dua jam, kemudian didinginkan di
penyiapan bahan baku, yaitu tomat diiris dan udara selama 5 menit, selanjutnya didinginkan
diblender selama satu menit kemudian disaring dalam desikator selama 10 menit, untuk
untuk memisahkan sari buah tomat dengan biji kemudian berat cawan dan bahan ditimbang.
dan ampasnya, kemudian sari buah tomat Penentuan Kadar Vitamin C dengan
dicampur dengan dextrin sebanyak 5% berat Metode Titrasi Iodimetri meliputi beberapa
dan foaming agent Tween 80 sebanyak 5% tahapan. Tahapan pertama adalah pembuatan
berat. Campuran tersebut dikocok dengan larutan kanji dengan cara, amilum ditimbang
mixer pada kecepatan 3 selama 10 menit, sebanyak 0,1 gram, kemudian diencerkan
untuk selanjutnya campuran tersebut dengan aquades dalam gelas kimia hingga 50
dituangkan dengan ketebalan 2 mm atau 4 mm ml. untuk selanjutnya dipanaskan hingga
pada loyang stainless steel. Tahap berikutnya terbentuk larutan kanji yang agak bening,
adalah proses pengeringan pasta tomat dengan diperoleh indikator kanji 0,5%. Tahap kedua
cara pada tray dryer dihembuskan udara panas adalah pembuatan reagen H2SO4 10% dengan
dengan temperatur 40, 50, 60 dan 70 ºC, cara 10,2 mL H2SO4 98% dipipet, kemudian
kemudian atur laju udara pengering sebesar 2,0 diencerkan hingga 100 mL, dan pembuatan
m/detik, ukur menggunakan anemometer, catat reagen I2 0,004 M dengan cara timbang
kelembaban udara menggunakan water activity 0,2540 gram I2 kemudian tambahkan 0,3556
meter. Setelah temperatur dalam tray dryer gram KI pada kristal I2 tersebut, kemudian
sesuai dengan yang diharapkan (40, 50, 60 atau campuran tersebut dilarutkan dengan 25
70 ºC), masukkan loyang yang telah berisi mL alcohol, dan diencerkan hingga 500 mL
dengan aquades. Tahap ketiga adalah buah tomat berkisar antara 109,49 hingga
persiapan sampel dengan cara timbang 0,05 169,11 mg 10-2 g-1. Konsentrasi vitamin C
gram sampel, kemudian dilarutkan dalam cenderung meningjkat dengan bertambahnya
aquades 50 mL, dan diencerkan hingga 100 temperatur operasi pengeringan.
mL dalam labu takar.Tahap terakhir adalah Penentuan Kondisi Operasi Pengeringan
penentuan kadar vitamin C dengan cara sampel Optimal
yang sudah di larutkan dipipet sebanyak 25 ml Dari data kadar vitamin C pada tabel 1
ke dalam Erlenmeyer, kemudian ditambahkan tersebut, dapat ditentukan berdasarkan
1 mL larutan H2SO4 10%, selanjutnya persamaan 8, 9 dan 10.
ditambah larutan kanji 0,5% sebanyak 10 Bila K adalah konsentrasi vitamin C
tetes, dan dititrasi dengan larutan I2 0,004 M. pada suatu waktu, dan A adalah konsentrasi
Titik akhir titrasi ditandai dengan adanya vitamin C awal (Co), maka persamaan 16 dapat
perubahan warna larutan dari tak berwarna ditulis :
menjadi biru. 𝐸𝑎 1
𝑙𝑛 (𝑣𝑖𝑡 𝐶/𝑣𝑖𝑡 𝐶𝑜 ) = − [ ] 𝑥
𝑅 𝑇
HASIL DAN PEMBAHASAN Sehingga dari tabel 1 dapat dibuat tabel 2 dan
Pengaruh Temperatur Operasi Pengeringan grafik pada gambar 1 untuk menentukan
terhadap Kadar Vitamin C kondisi operasi pengeringan yang optimal.
Berdasarkan hasil uji laboratorium
tentang kadar vitamin C serbuk tomat produk Tabel 2 Penentuan operasi pengeringan
hasil penelitian menggunakan metoda Titrasi optimal
Iodometri dapat dibuat tabel 1 berikut ini. No 1/T ln (Vit C/Vit Co)
(1/K) 2 mm 4 mm
Tabel 1 Kadar vitamin C (mg%) 1 0,00319 1,50 1,45
No T Tebal Bubur 2 0,00310 1,26 1,43
(ºC) (K) 2 mm 4 mm 3 0,00300 1,33 1,69
1 40 313 139,42 132,59 4 0,00292 1,39 1,30
2 50 323 109,49 130,62 slope -756,0 -1.252,8
3 60 333 117,73 169,11 Vitamin C awal (Co): 31,18 mg %
4 70 343 125,50 114,29 Dari Gambar 1 terlihat bahwa Operasi
Vitamin C awal (Co): 31,18 mg % Pengeringan Optimal terjadi pada : Foaming
Agent Tween 80 dengan ketebalan padatan 4
Dari tabel 1 tersebut terlihat bahwa mm karena pada grafik ln (Vit C/Vit Co) vs 1/T
pengeringan busa sari buah tomat dengan diperoleh tg α terbesar, yaitu -1.252,8.
kadar Vitamin C 31,18 mg/100g penggunaan
foaming agent Tween 80 dengan konsentrasi
5% menghasilkan kadar vitamin C bubuk sari
2.00
1.60
1.50
1.40
y = -1236.1x + 5.343
1.30
1.20
1.00
0.00290 0.00295 0.00300 0.00305 0.00310 0.00315 0.00320 0.00325
1/T
No T t c, Persamaan Linier 40
(oC) jam 1.25 1.5 1.75 2 2.25 2.5 2.75 3
1 70 2.75 y = -2,6755x + 7,9919 t, jam
2 60 1.83 y = -2,9921x + 8,2507
Gambar 2 Grafik penentuan temperatur
3 50 1.50 y = -3,4126x + 8,5268
pengeringan optimal
Penentuan Koefisien Perpindahan
Dari tabel 3 tersebut, dapat ditentukan
temperatur optimal berdasarkan grafik pada Massa dan Panas
gambar 2 berikut. Pengeringan suatu bahan akan terjadi
Dari grafik tersebut diperoleh persamaan garis bila terdapat proses perpindahan massa dan
: panas, sehingga air yang terkandung dalam
T = -15,547 t2 + 82,074 t - 38,13. suatu bahan akan berpindah ke fasa uap. Dari
Waktu kritik optimum diperoleh saat dT/dt = 0 proses perpindahan massa dan panas, dapat
ditentukan konstanta perpindahan massa dan Penentuan koefisien perpindahan panas aliran
panas dari suatu bahan yang dikeringkan. horizontal menggunakan persamaan 16, yaitu :
Penentuan koefisien perpindahan massa dan ℎ𝑐 = 14,30 𝐺 0,8 (16)
panas ditentukan berdasarkan persamaan- Dari data spesifikasi alat : outlet section 280 x
persamaan berikut. 450 mm = 0.126 m2
Dari data kondisi operasi, laju alir udara, υ = 2
Penentuan Koefisien Perpindahan Massa m/dt
Dari persamaan 11, diperoleh persamaan : Berat jenis udara = 1.184 kg/m3
𝑑𝑤 P = ρ(R/Mr)T
𝑘𝑔 = (− 𝑑𝑡 )/(𝐴 (𝑝𝑠 − 𝑝𝑎 ))
ρ = P/(R/Mr)T
Dengan :
Pada tekanan 1 atm dan temperatur operasi
-dW/dt = laju perpindahan massa
optimal : 70,19 oC (343,19 K)
kg = konstanta perpindahan massa
ρ = 101.325 kJ/m3 /(8.314 kJ/k.mol.K *336.03
A = luas permukaan kontak tray = 0.12 m2
K /28.97 kg/kmol)
pa = P parsial uap air pada temperatur udara
ρ = 101.325 kJ/m3 /(8.314 kJ/k.mol.K *343.19
ruang = 25 oC
K /28.97 kg/kmol)
ps = P uap air pada permukaan padatan
ρ = 1,029 kg/m3
G laju alir massa udara, kg/m2.detik
Dari Tabel 3, diperoleh data :
G = ρudara * υ
Persamaan Linier, T 70 oC :
G = 1.029 kg/m3 * 2 m/dt
y = -2.6755x + 7.9919
G = 2,058 kg/(m2.dt)
Persamaan Linier, T 60 oC :
hc = 14,30 G0,8
y = -2.9921x + 8.2507
hc = 14,30 * (2,058 kg/(m2.dt))0,8
hc = 25,47 (kg/(m2.dt))0.8
Dengan cara ekstrapolasi, diperoleh -dW/dt
Dari hasil perhitungan tersebut, diperoleh hasil
pada saat T optimal, 70,19 oC adalah 2,67
koefisien perpindahan panas, hc adalah 25,47
gram/jam
(kg/(m2.dt))0.8
PV = nRT
SIMPULAN DAN SARAN
n = berat udara/BM udara
Hasil yang diperoleh, kondisi operasi
Berat udara : 10 gram
optimal tercapai pada tebal lapisan 4 mm,
BM udara : 29 gram/mol
temperatur 70,19 oC dan waktu pengeringan
n udara = 0.345 mol
2,64 jam, dengan nilai koefisien perpindahan
R= 8,314 J/mol K atau 0,082 L atm/mol K
massa, kg = 0,066 kg/(m2.detik.atm), dan
V udara = 22,4 liter
koefisien perpindahan panas aliran horisontal
Ta = Temperatur udara ruang : 25 ºC = 298 K,
hc = 25,47 kg/(m2.dt) 0.8.
Maka dengan persamaan pa = nRTa/V,
diperoleh pa = 0,376 atm
DAFTAR PUSTAKA
Abdulmalik I. O, Amonye M. C., Ambali A.
Dari data Ts = Tpengeringan optimal: 63,03 ºC
O., Umeanuka P. O., Mahdi M., March
= 343,19 K, dan persamaan ps = nRTs/V, maka
2014, Appropriate Technology for
diperoleh ps = 0,433 atm.
Tomato Powder Production,
International Journal of Engineering
Dari persamaan kg = (-dW/dt)/(A(ps-pa)),
Inventions, Volume 3, Issue 8 () PP: 29-
maka diperoleh :
34.
kg = 0,018 gram/(m2.jam.atm)
= 18,28 kg/(m2.jam.atm) Aline Jorge, Denise Milleo Almeida, Maria
= 0,0658 kg/(m2.detik.atm) Helene Giovanetti Canteri, Thiago
Dari hasil perhitungan tersebut, diperoleh hasil Sequinel, Evaldo Toniolo Kubaski &
koefisien perpindahan massa, kg adalah 0,066 Sergio Mazurek Tebcherani, 2014,
kg/(m2.detik.atm). Evaluation of the chemical composition
and colour in long-life tomatoes
Penentuan Koefisien Perpindahan Panas (Lycopersicon esculentum Mill)
Aliran Horisontal dehydrated by combined drying