Anda di halaman 1dari 3

A.

Rumah Pengering Protable


Masalah Dewasa ini persaingan dalam dunia industri semakin ketat. Produk
menjadi titik krusial awal dan ujung tombak dari suatu industri manufaktur, karena itu
keutuhan produk yang telah di panen untuk sampai ke packing house tetap dengan
keadaan baik merupakan keinginan dari seluruh perusahaan manufaktur. Pada tahap
distribusi hasil pemanenan tingkat kerusakan bedasarkan perhitungan analisis
kerusakan mekanis yang dilakuan oleh Amalia (2018) rata-rata presentasi kerusakan
adalah 46%.Distribusi hasil Pemanenan memiliki presentasi yang lebih tinggi terhadap
kerusakan mekanis di tahap distribusi selanjutnya, apabila kerusakan tersebut terjadi
maka hal ini akan menambah biaya dan waktu pengerjaannya dengan harapan produk
tersebut tetap dalam kondisi baik pada saat hingga akhirnya sampai di tangan
konsumen. Dari permasalahan tersebut akan coba dianalisa untuk penanganan masalah
ini sehingga dapat ditemukan jalan terbaik untuk penyelesaiannya, maka dari itu,
kemudian rumah pengering portable ini mampu mengurangi presentase kerusakan
mekanis yang terjadi pada tahap distribusi hasil pemanenan dengan memotong rantai
distribusi ke rumah paking Dengan rumah pengering portable maka pengeringan
produk dapat dilakukan dimana ssaja. Perumusan Masalah Produk merupakan suatu
titik krusial dalam industri manufaktur

Skema kerja dari dari rumah pengering portable, sumber panas yang berasal dari
lampu halogen dan pemanas portabel yang mampu dapat memanaskan hingga 35O C
sebannyak 8 buah.. Udara lembab dan panas disebar keseluruh ruangan oleh 2 buah
blower/kipas. Uap air yang terdapat dalam ruangan di serap oleh Dehumdryer dan
dikeluarkan melalui outlet dan ditampung oleh penampung/galon. Kondisi ruangan
terjaga suhunya pada maks. 35O C menggunakan thermostat. Dimensi / Ukuran,
Panjang : 480 centimeter, Lebar: 240 centimeter, dan Tinggi sepanjang 240 centimeter.
Dengan kapasitas daya tampung produk hasil pemanenan 4 Unit Rak, 1 Unit Rak Uk.
90 x 200 x 210 disertai dengan 120 Buah Nampan dengan ukuran 1 Nampan Uk. 90 x
100, dan 1 buah nampan mampu menampung 1 kg s/d 1,5 kg.
B. Tujuan pengeringan dari pengeringan terhadap daun kelor

Pengeringan adalah salah satu metode pengawetan makanan yang


digunakan untuk mengurangi kehilangan, baik kuantitas maupun kualitas.
Pengeringan daun Kelor sangat penting untuk menjaga kandungan nutrisi yang
tinggi, penyimpanan dan transportasi yang mudah. Hasil pengeringan daun
Kelor yang baik, membuatnya aman untuk dikonsumsi dengan meminimalkan
efek patogen. Faktor-faktor yang mempengaruhi kandungan nutrisi yang
dihasilkan dari pengeringan makanan seperti daun Kelor adalah: sensitivitas
nutrisi terhadap cahaya, panas dan oksigen (Morris et al., 2004). Sayuran telah
dikeringkan dalam beberapa cara pengeringan udara, pengeringan beku,
pengeringan matahari dan pengeringan oven. Berbagai cara pengolahan
makanan dapat memengaruhi konsentrasi dan ketersediaan mineral, vitamin,
dan nutrisi penting lainnya secara signifikan. Beberapa laporan telah
mendokumentasikan hilangnya nutrisi dari sayuran selama pengeringan dan
memasak (Kachik et al., 1992; Kidmose et al., 2006).

C. Tahapan proses pengeringan

1) PASCA PANEN & LOROT DAUN


Sesegera mungkin, daun Kelor basah hasil panen harus masuk ke ruang
pengolahan dan dilepas dari gagang daunnya (lorot). Hal ini untuk
menjaga sesedikit mungkin terkena paparan sinar matahari langsung
yang akan mengurangi kandungan nutrisi di dalam daun Kelor. Oleh
karenanya, lokasi atau ruangan lorot daun Kelor harus terlindung dari
sinar matahari langsung. Sangat disarankan untuk berada di dalam
ruangan dengan aliran udara yang baik.

2) PENCUCIAN DAUN
Setelah selesai proses pelepasan (lorot), daun Kelor harus dicuci dengan
air bersih yang mengalir dan perendaman air yang mengandung ozon
selama beberapa saat (10 detik). Tujuannya adalah agar debu dan
kotoran turut larut dalam air dan terbuang. Sedangkan perendaman
dengan ozon dimaksudkan untuk mematikan bakteri, jamur dan patogen
lainnya.

3) PENIRISAN DAUN
Penirisan daun dilakukan dengan maksud agar tidak ada butiran air atau
setidaknya meminimalisir masuknya air ke dalam ruang pengeringan.
Adanya air di ruangan pengeringan akan sangat mempengaruhi proses
pengeringan.

4) PENGERINGAN
Pengeringan dilakukan di ruang tertutup yang terhindar dari cahaya
matahari, dengan suhu maksimal 35 0C selama 60 jam. Sumber panas
berasal dari sinar lampu dan mesin pemanas, serta pengontrol
kelembaban dehumidifier. Panas disebarkan dengan kipas angin dan
Uap air dikeluarkan melalui lubang ekhaust.

Daun Kelor basah ditebar dalam nampan dengan volume 1 kg/m2 dan
ketebalan sekitar dari 2 cm. Nampan daun Kelor basah tersusun di dalam
rak yang terbuat dari bahan yang tidak berkarat.

Anda mungkin juga menyukai