REVIEW JURNAL
Nama Kelompok
:Dewangga
E1G014085
Jamzamni Purnomo
E1G014104
M.Gusti Ananda
E1G014085
Jurusan
:Teknologi Pertanian
Kelas
:B
Mata Kuliah
:Teknologi Bioindustri
Judul
Indonesia,
penggunaan
biopestisida
masih
jarang
dikarenakan
Hasil perhitungan jumlah sel menunjukkan bahwa jumlah sel terus meningkat
seiring lamanya waktu fermentasi, dimana jumlah tertinggi adalah pada jam ke 72
pada fermentor berkapasitas 40 liter yaitu 1.44 x 107 CFU/ml dengan pH cairan
fermentasi berkisar antara 5.257.23. Pembentukan spora mulai terjadi pada jam ke 12 dengan kecenderungan
jumlah spora meningkat dengan semakin lamanya waktu fermentasi. Hasil
perhitungan jumlah spora menunjukkan bahwa jumlah spora tertinggi adalah pada
waktu fermentasi 72 jam pada fermentor berkapasitas 40 liter yaitu 8.03 x 105
spora/ml. Bobot biomassa tertinggi dihasilkan pada waktu fermentasi ke 48 jam yaitu
0.033 g/ml. Efisiensi penggunaan substrat menunjukan metabolisme sel, dimana
efisiensi penggunaan substrat tertinggi adalah pada skala fermentor 40 liter yaitu
sebesar 95.78% yang menunjukkan bahwa peningkatan skala pada skala pilot
menghasilkan metabolisme yang lebih baik.
Aktivitas bioinsektisida mikrobial ditentukan dengan menggunakan metode
bioassay untuk menetukan kadar letal (LC50) dan potensi produk. LC50 merupakan
konsentrasi bioinsektisida yang menyebabkan 50 % serangga uji mati. Berdasarkan
hasil pengamatan, tingkat toksisitas tertinggi adalah pada waktu fermentasi 48 jam
dengan nilai LC50 sebesar 0.01 mg/L. Hal ini menunjukkan bahwa dengan 0.01 mg/L
bioinsektisida mikrobial dapat mematikan 50% serangga target.
Hasil perhitungan penggandaan skala pada skala industri yaitu fermentor
10,000 L menunjukkan bahwa kebutuhan Pg/V adalah 0.0256 HP/m3 per sekon
dengan laju aerasi sebesar 0.27 vvm, dan kecepatan agitasi 0.47 rps. Berdasarkan
kesamaan geometri, fermentor 10,000 liter memiliki diameter tangki 2.09 m dan
diameter impeller 0.85 m dengan volume kerja 7,000 liter.