Anda di halaman 1dari 4

STUDI LABORATORIUM REKAYASA BIOPROSES

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


1.1.1. Pengertian Laboratorium Rekayasa Bioproses
Laboratorium Rekayasa Biopreses dibangun sebagai upaya pengembangan
keilmuan teknik bioproses. Laboratorium ini telah didirikan sebuah fasilitas
laboratorium khusus yang dikenal sebagai Laboratorium Bioproses, yang memiliki
peran penting dalam mendukung pengembangan pengetahuan dan aplikasi teknik
bioproses di berbagai sektor. Laboratorium ini dirancang dan dikembangkan dengan
tujuan utama untuk menjadi pusat pengoptimalan pemanfaatan biomassa limbah dan
mikroalga dalam beragam aplikasi yang luas, termasuk dalam industri pangan, produksi
pakan ternak, pembuatan bahan bakar terbarukan, penghasilan energi hijau, pemrosesan
nutrisi yang inovatif, dan penelitian farmasi yang berkelanjutan.

1.1.2. Fungsi Laboratorium Rekayasa Bioproses


Fungsi-fungsi utamanya meliputi penelitian dan pengembangan, di mana
laboratorium ini menjadi pusat unggulan untuk mengkaji peningkatan proses biokimia,
mikrobiologi, dan teknik terkait guna mengoptimalkan pemanfaatan biomassa limbah
dan mikroalga. Di samping itu, laboratorium ini juga menjadi panggung inovasi
teknologi, di mana teknologi-teknologi baru dalam domain bioproses dikembangkan
dan diuji, termasuk pengembangan metode baru, peningkatan efisiensi, dan penemuan
pendekatan baru dalam memanfaatkan potensi sumber daya biomassa. Selain itu,
sebagai tempat pendidikan dan pelatihan, laboratorium ini memberikan kontribusi
penting dalam membentuk sumber daya manusia yang terampil dan terinformasi di
bidang teknik bioproses, termasuk mahasiswa, peneliti, dan para profesional. Fungsi
konsultasi dan layanan juga menjadi peran yang dimainkan oleh laboratorium ini,
dimana pihak industri dan entitas lainnya dapat memperoleh bantuan dalam
pengembangan proses bioproses serta solusi untuk mengatasi tantangan yang muncul.
Selain itu, laboratorium ini berperan dalam pengujian dan analisis, memungkinkan
karakteristik biomassa limbah dan mikroalga, seperti komposisi kimia, sifat fisik, dan
kualitas nutrisi, dapat dianalisis secara mendalam.

1.2 Tujuan
a. Mahasiswa mampu mengetahui jenis-jenis alat di Laboratorium Rekayasa Bioproses
dan fungsinya.
b. Mahasiswa mampu memahami prinsip dan cara kerja alat.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Fermentor Eppendorf (Bioflo 120)


Fermentor Eppendorf (Bioflo 120) adalah alat atau sistem yang dimanfaatkan dalam
domain bioteknologi dan bioproses untuk mengkultur mikroorganisme atau sel-sel dalam
lingkungan yang dapat diatur dengan cermat. Perangkat ini digunakan untuk menjalankan
proses fermentasi yang bisa mencakup pembuatan berbagai macam produk bioteknologi,
seperti protein, antibiotik, atau enzim. Fermentor Bioflo 120 Eppendorf memiliki berbagai
fitur yang telah didesain untuk mengendalikan berbagai parameter, termasuk suhu, aerasi, pH,
dan faktor-faktor lain yang diperlukan untuk mendukung pertumbuhan serta produksi
mikroorganisme atau sel dengan hasil yang konsisten dan dapat diukur. Alat ini memiliki
berbagai aplikasi di dunia penelitian dan industri dalam rangka mengembangkan produk-
produk bioteknologi (Riyadi et al., 2012).
Fermentor Eppendorf (Bioflo 120) memiliki fungsi dalam mengkultur mikroorganisme
dan sel-sel secara terkendali, terutama dalam bidang bioteknologi dan bioproses. Alat ini
memungkinkan kultivasi mikroorganisme seperti bakteri, jamur, atau alga, serta sel-sel kultur
seperti sel hewan atau tumbuhan dalam volume yang besar dengan pengaturan lingkungan
yang tepat. Ini mencakup pengawasan suhu, pH, konsentrasi oksigen terlarut, dan kecepatan
pengadukan. Fermentor Bioflo 120 Eppendorf juga mendukung produksi produk bioteknologi
berharga seperti protein, antibiotik, atau enzim dengan menciptakan kondisi kultur yang ideal.
Penggunaan sensor dan kontroler yang canggih memastikan pengendalian yang akurat
terhadap parameter lingkungan, hasilnya adalah pertumbuhan dan produksi yang stabil dan
dapat diukur (Riyadi et al., 2012).

Gambar 1.1 Fermentor Eppendorf (Bioflo 120)


Sumber: Riyadi et al., 2012

2.2 Autoclave
Autoclave adalah suatu perangkat tertutup yang berfungsi untuk melakukan sterilisasi
benda dengan menggunakan uap air pada suhu antara 121⁰C hingga 134⁰C dan tekanan
maksimum sekitar 2 bar(g) (3 bar(abs)), dengan waktu pemanasan selama sekitar 45 menit,
diikuti oleh proses sterilisasi selama 15 menit. Pengurangan tekanan dalam autoclave
bertujuan untuk meningkatkan suhu di dalamnya, sehingga mikroorganisme dapat dibunuh.
Alat ini khusus digunakan untuk sterilisasi peralatan yang mengandung endospora, yaitu jenis
sel yang tahan terhadap panas, kekeringan, dan antibiotik. Autoclave yang sederhana
menggunakan uap air yang dihasilkan dari pemanasan air yang ditambahkan ke dalamnya,
dengan pemanasan air bisa dilakukan melalui kompor atau api Bunsen (Ginting, 2017).
Autoclave adalah sebuah perangkat yang digunakan untuk melakukan sterilisasi pada
berbagai peralatan dan bahan dengan mengaplikasikan tekanan sebesar 15 psi (2 atm) dan
mempertahankan suhu sekitar 121⁰C. Ketika sumber panas diaktifkan, air dalam autoclave
akan mulai mendidih dan uap air yang terbentuk akan menggantikan udara yang mengisi
ruang dalam autoclave. Setelah seluruh udara dalam autoclave berhasil digantikan oleh uap
air, katup uap/udara akan ditutup untuk meningkatkan tekanan udara dalam autoclave. Setelah
mencapai tekanan dan suhu yang sesuai, proses sterilisasi akan dimulai dan timer akan mulai
menghitung mundur waktu. Setelah proses sterilisasi selesai, sumber panas akan dimatikan
dan tekanan akan secara perlahan turun hingga mencapai 0 psi. Sangat penting untuk tidak
membuka autoclave sebelum tekanan mencapai 0 psi (Ginting, 2017).

Gambar 1.2 Autoclave


Sumber: Ginting, 2017
DAFTAR PUSTAKA

Ginting JC. 2017. Minuman Fermentasi Kopi Sidikalang Khas Sumatera Utara oleh
Lactobacillus Bulgaricus dengan Penambahan Laktosa. Tugas Akhir. Program Studi
Teknik Kimia, Departemen Teknologi Industri, Sekolah Vokasi, Universitas
Diponegoro

Riyadi A, Subekti AP, Hadi FR, dan Widhiastuti F. 2012. Pembuatan Fermentor Skala
Laboratorium untuk Fermentasi Bioetanol secara Kontinyu dengan Biokatalis Yeast
yang Ter-Imobilisasi dalam Kalsium Alginat. Tugas Akhir. Jurusan Teknik Kimia,
UNS.

Anda mungkin juga menyukai