Nim : P07131123006
Matkul : Sosiologi Antropologi
1. Sensor Tanah:
Sensor tanah digunakan untuk memantau kondisi tanah seperti tingkat kelembaban,
kandungan nutrisi, pH tanah, dan suhu. Data yang diperoleh dari sensor ini memungkinkan
petani untuk menyesuaikan penggunaan air dan pupuk secara tepat, sehingga mengurangi
pemborosan dan memastikan tanaman mendapatkan nutrisi yang tepat pada waktu yang
tepat.
3. Kloning Tanaman:
Kloning tanaman adalah proses reproduksi aseksual di mana individu tanaman identik
genetik diproduksi dari satu induk. Teknologi bioteknologi memungkinkan kloning tanaman
dengan menggunakan jaringan tanaman yang dikultur secara in vitro, sehingga menghasilkan
tanaman yang identik secara genetik dengan induknya.
5. Penggunaan Bioreaktor:
Bioreaktor adalah sistem yang digunakan untuk mengkultur mikroorganisme atau sel-sel
tanaman atau hewan dalam kondisi yang dikontrol secara ketat. Dalam konteks bioteknologi
pertanian, bioreaktor digunakan untuk produksi massal bibit tanaman yang telah
dimodifikasi secara genetik atau untuk produksi bahan-bahan kimia yang berasal dari
organisme hidup, seperti enzim atau hormon tumbuhan.
Penerapan teknologi bioteknologi dalam pemuliaan tanaman dan ternak telah membawa
perubahan besar dalam industri pertanian dan peternakan. Namun, seperti halnya dengan
setiap teknologi, penggunaan bioteknologi juga memunculkan berbagai perdebatan dan
tantangan, termasuk keamanan pangan, dampak lingkungan, dan etika. Oleh karena itu,
penting bagi peneliti, petani, dan konsumen untuk mempertimbangkan dengan cermat
manfaat dan risiko dari penggunaan bioteknologi dalam pertanian dan peternakan.