Anda di halaman 1dari 46

LAPORAN

MERDEKA BELAJAR KAMPUS MERDEKA (MBKM)


MATA KULIAH BUDIDAYA TANAMAN ORGANIK

BUDIDAYA TANAMAN PADI ORGANIK DENGAN METODE


SRI (System of Rice Intensification.) DI P4S PT. BALI SRI
ORGANIK DESA SANGEH KECAMATAN
ABIANSEMAL KABUPATEN BADUNG
PROVINSI BALI

Oleh:
Daniel Simanjuntak
01.01.20.176

PROGRAM STUDI PENYULUHAN PERTANIAN BERKELANJUTAN


JURUSAN PERTANIAN
POLITEKNIK PEMBANGUNAN PERTANIAN MEDAN
KEMENTERIAN PERTANIAN
2023
KATA PENGANTAR
Puji syukur kita panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-
Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan laporan Mata Kuliah Organik dengan
Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM) tepat pada waktunya.
Adapun judul dari laporan ini adalah “Budidaya Tanaman Padi Organik
Dengan Metode SRI (System of Rice Intensification.) Di P4S PT. Bali SRI Organik
Desa Sangeh Kecamatan Abiansemal Kabupaten Badung Provinsi Bali ” yang merupakan
salah satu komponen untuk memenuhi persyaratan mata kuliah Budidaya Tanaman
Organik serta bagian dari penilaian pelaksanaan Program Merdeka Belajar Kampus
Merdeka (MBKM) pada Program Studi Penyuluhan Pertanian Berkelanjutan Jurusan
Pertanian di Politeknik Pembangunan Pertanian Medan.
Pada kesempatan ini juga penulis mengucapkan rasa terimakasih yang sebesar-
besarnya kepada :
1. Ir. Yuliana Kansrini, M.Si selaku pengarah dalam kegiatan Program Merdeka
Belajar Kampus Merdeka (MBKM)
2. Nurliana Harahap, SP, M.Si selaku penanggung jawab
3. Tience Elizabeth Pakpahan, SP., M.Si selaku ketua program studi dan Jurusan
Pertanian
4. Mahmudah, SP.MP selaku dosen pembimbing utama
5. Elrisa Ramadhani, SP. M.Si selaku dosen pedamping
6. Ir. Ida Bagus Gede Arsana selaku Direktur Utama PT. Bali Sri Organik dan I Gede
Artadana, S.Pt selaku dosen eksternal dilapangan yang membimbing penulisan
dalam pelaksanaan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM).
Penulis menyadari dalam penyusunan laporan ini masih jauh dari kata sempurna.
Untuk itu, Penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk
kebaikan penulisan laporan ini kedepannya. Akhir kata, penulis mengucapkan banyak
terimakasih dan semoga laporan ini bermanfaat bagi pihak yang memerlukannya.
Bali, 1 Maret 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR……………………………………………………………...i
DAFTAR ISI………………………………………………………………………...ii
I. PENDAHULUAN
A. Latar Belakang 6
B. Tujuan 8
C. Manfaat 8
D. Capaian Pembelajaran……………………………………………................……...9

II. TINJAUAN PUSTAKA


A. Pengertian Pertanian Organik 10
B. Prinsip-Prinsip Pertanian Organik..........................................................................10
C. Tanaman Padi (Oryza sativa L.) 13
D. Klasifikasi Botani Tanaman Padi...........................................................................16
E. Morfologi Tanaman Padi........................................................................................17
F. Syarat Tumbuh Tanaman Padi 18
G. Cara Budidaya Tanaman Padi Dengan Metode SRI 19
H. Analisis Usaha Tani................................................................................................21
III. METODE PELAKSANAAN
A. Waktu dan Tempat 22
B. Materi Kegiatan 22
C. Prosedur Pelaksanaan 22
IV. HASIL DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum P4S Bali SRI Organik 24
B. Proses Budidaya Tanaman Padi Organik Dengan Metode SRI 29
C. Pemasaran 39
D. Saluran Pemasaran 39
E. Harga .39
F. Permasalahan Dalam Budidaya Tanaman Padi Organik Metode SRI .40
G. Studi Kelayakan Bisnis (SKB)................................................................................41

ii
V. KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan 37
B. Saran 38
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN

ii
i
DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Hal


1. Kondisi Umum Lokasi......................................................... 24
2. Profil PT. Bali SRI Organik................................................. 24
3. Lokasi Umum Lahan Percobaan........................................... 25
4. Pelatihan Budidaya Tanaman Padi Organik Metode SRI...... 26
5. Produk Beras Organik............................................................ 26
6. Sertifikat Bali SRI Organik.................................................... 27
7. Struktur Organisasi PT. Bali SRI Organik............................. 28
8. Pengolahan Lahan.................................................................. 30
9. Pemeraman Benih.................................................................. 31
10. Persemaian Benih................................................................... 32
11. Pembuatan Tali Air................................................................ 33
12. Pencaplakan........................................................................... 33
13. Penanaman Bibit Padi 10hst.................................................. 34
14. Penyiangan Gulma................................................................. 35
15. Pemupukan............................................................................ 36
16. Pemasaran Hasil Produksi..................................................... 39
17. Saluran Pemasaran................................................................. 39

iv
DAFTAR TABEL

Tabel Judul Hal


1. Analisis Biaya dan Pendapatan Usaha Tani Budidaya Tanaman
Padi Organik Dalam Satu Kali Produksi................................................... 40

v
I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Pertanian merupakan salah satu kegiatan paling mendasar bagi manusia,
karena semua orang perlu makan setiap hari. Pertanian merupakan kegiatan
campur tangan manusia (pada tumbuhan asli maupun daur hidup tumbuhan)
dalam menanami lahan/tanah dengan tanaman yang akan menghasilkan sesuatu
hasil yang dapat dipanen (Sutanto, 2002). Campur tangan manusia dalam
pertanian modern dirasa semakin jauh dalam bentuk masukan bahan kimia
pertanian yang akan merusak kondisi alam. Keberlanjutan sumber daya alam perlu
dipikirkan agar lahan pertanian tidak semakin rusak/sakit karena terlalu banyak
menerima input/masukan bahan kimia.
Padi merupakan tanaman pangan utama bagi hampir seluruh masyarakat
beserta lapisan-lapisan didalamnya, disamping jagung, sagu, dan umbian. Salah
satu sifat unggul padi diantaranya adalah memiliki daya adaptasi yang luas dan
produktifitas yang tinggi sehingga mampu menjamin ketersedian pangan
penduduk yang cukup pada kondisi keterbatasan lahan pertanian. Kebutuhan padi
dalam kehidupan sehari-hari terus meningkat karena padi merupakan makanan
pokok masyarakat Indonesia sehingga perlu adanya perbaikan dalam proses
budidaya hingga proses pasca panen.
Usaha budidaya padi tentulah harus diperhatikan mulai dari cara penanaman,
Organisme Penggangu Tanaman yang dapat menyerang, kondisi lahan dan
sebagainya. Salah satu yang tidak kalah penting adalah cara penangan panen dan
pasca panen yang dilakukan. Tentunya semua tanaman akan mengalami masa
panen dan pasca panen. Untuk menghindari kehilangan ataupun kerusakan hasil
selama proses panen dan pasca panen serta cara kerja dan sarana yang diperlukan.
Hal ini perlu dilakukan karena dapat mempengaruhi produktifitas hasil tanaman
padi yang didapat dari petani. Saat ini pertanian di Indonesia dituntu untuk
menghasilkan hasil pertanian yang sehat dimana disini pemerintah lebih
menekankan pada lingkungan. Salah satu cara yang dilakukan oleh petani dalam
hal ini yaitu dengan budidaya padi secara organik.
Pertanian organik merupakan sebuah sistem budidaya yang tidak
menggunakan bahan-bahan kimia buatan baik dari pupuk kimia maupun pestisida

6
kimia dengan kata lain, pertanian organik hanya mengandalkan bahan-bahan
alami dalam proses produksinya. Negara Indonesia merupakan negara yang
berpotensi untuk dijadikan pengembangan pertanian organik, komoditas yang bisa
dikembangkan di Indonesia seperti tanaman holtikultura sayuran dan buah,
tanaman pangan serta tanaman perkebunan. Sistem pertanian organik merupakan
sistem produksi holistik dan terpadu, mengoptimalkan kesehatan dan
produktivitas agroekosistem secara alami serta mampu memberikan pangan dan
serat yang cukup, berkualitas dan berkelanjutan. Trend pertanian oranik di
Indonesia, mulai diperkenalkan oleh beberapa petani yang sudah mapan dan
memahami keunggulan sistem pertanian organik.
Pertanian organik bertujuan untuk mempertahankan kelestarian sumberdaya
dan lingkungan, peningkatan nilai tambah ekonomi produk pertanian dan
pendapatan petani. Penggunaan pupuk hijau, pupuk hanya, pupuk organik cair
ataupun MOL, peningkatan biomasa, penyiapan kompos yang diperkaya dan
pelaksanaan pengendalian hama dan penyakit secara hayati diharapkan mampu
memperbaiki kesehatan tanah sehingga hasil tanaman dapat ditingkatkan, tetapi
aman dan menyehatkan manusia yang mengkonsumsi (Sutanto,2002). Pertanian
organik mengacu pada bentuk-bentuk pertanian dengan berusaha mengoptimalkan
pemanfaatan sumber daya lokal yang ada dan mengkombinasikan berbagai
macam komponen sistem usahatani, yaitu tanaman, hewan, tanah, air, iklim, dan
manusia sehingga saling melengkapi dan memberikan efek sinergi yang paling
besar. Pertanian organik memandang alam secara menyeluruh, komponennya
saling bergantung dan menghidupi, dan manusia adalah bagian didalamnya.
Prinsip ekologi dalam pertanian organik didasarkan pada hubungan antara
organisme dan alam sekitarnya dan antaraorganisme itu sendiri secara seimbang.
Pola hubungan antara organisme dan alamnya dipandang sebagai satu-kesatuan
yang tidak terpisahkan, sekaligus sebagai pedoman atau hukum dasar dalam
pengelolaan alam, termasuk pertanian.
Untuk itu, agar di Indonesia mencapai pertanian organik secara keseluruhan,
maka pemerintah baik di pusat maupun pedesaan harus mendukung sepenuhnya
program pertanian organik serta pemerintah harus membuat program pelatihan
kepada para petani dan masyarakat pertanian dalam membangun SDM yang

7
unggul dalam bidang pertanian, perkebunan, perternakan, dan juga perikanan serta
SDM dapat memahami dalam bidangnya masing-masing. Maka dari itu, program
yang tepat dibuat dan dibangun oleh pemerintah salah satunya yaitu P4S (Pusat
Pelatihan Pertanian dan Perdesaan Swadaya). P4S adalah suatu lembaga pelatihan
pertanian dan pedesaan yang didirikan, dimiliki, dikelola oleh petani secara
swadaya baik perorangan maupun berkelompok. P4S diharapkan dapat berperan
aktif dalam pembangunan pertanian melalui pengembangan sumber daya manusia
pertanian, yaitu dalam bentuk pelatihan/permagangan bagi petani dan masyarakat
di wilayahnya. Dengan adanya P4S menjadi andalan, harapan dan masa depan
pembangunan pertanian kita. Untuk itu P4S juga diharapkan dapat berfungsi
sebagai klinik agribisnis-(KIA) bagi petani/pelaku usaha disekitarnya dalam
menduku program TANI AKUR yang memberikan referensi dan pendampingan
dalam akses KUR.
B. Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan laporan ini yaitu :
1. Untuk memenuhi tugas matakuliah budidaya tanaman organik.
2. Mahasiswa mampu mengetahui cara budidaya tanaman padi organik dengan
metode SRI yang baik.
3. Mahasiswa mampu mengidentifikasi wilayah dalam proses budidaya tanaman
padi organik dengan metode SRI.
4. Mahasiswa mengetahui kefektifan budidaya padi organik dengan metode SRI.
5. Mahasiswa mengetahui penerapan P4S.
C. Manfaat
Adapun manfaat dari penulisan laporan ini yaitu:
1. Mahasiswa melatih keterampilan untuk mengerjakan pekerjaan lapangan, dan
sekaligus dapat menerapkan budidaya tanaman padi organik dengan metode
SRI.
2. Mahasiswa dapat memberikan informasi mengenai teknik budidaya tanaman
padi organik dengan metode SRI yang baik.
3. Mahasiswa terlatih untuk berfikir kritis, serta dalam menggapai pengetahuan
mengenai proses budidaya dan perencanaan budidaya tanaman organik pada
tanaman padi.

8
4. Mahasiswa dapat membantu para petani untuk meningkatkan hasil panen dan
pasca panen para petani dalam budidaya tanaman padi.
D. Capaian Pembelajaran
Capaian pembelajaran MBKM yang diharapkan adalah:
1. Mampu menyusun laporan mata kuliah Budidaya Tanaman organik untuk
menjadi panduan dalam melaksanakan program Merdeka Belajar Kamous
Merdeka (MBKM).
2. Mampu menentukan kebutuhan MBKM dalam membuat laporan dengan
judul Budidaya Tanaman Padi Organik Dengan Metode SRI.
3. Mampu mentransformasikan laporan ke dalam pelaksanaan MBKM
4. Mampu menyusun laporan mata kuliah Budidaya Tanaman Organik
5. Mampu menyelesaikan ujian mata kuliah Budidaya Tanaman Organik.

9
II. TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Pertanian Organik


Pertanian organik merupakan salah satu dari sekian banyak cara yang dapat
mendukung pelestarian lingkungan. Sistem produksi pertanian organik didasarkan
pada standar produksi yang spesifik dan teliti dengan tujuan untuk menciptakan
agroekosistem yang optimal dan lestari bekelanjutan baik secara sosial, ekologi
maupun ekonomi dan etika. Peristilahan seperti biologi dan ekologi juga
digunakan mendiskripsikan sistem organik secara lebih jelas. Pertanian organik
banyak memberikan kontribusi pada perlindungan lingkungan dan masa depan
kehidupan manusia. Pertanian organik juga menjamin keberlanjutan bagi
agroekosistem dan kehidupan petani sebagai pelaku pertanian. Sumber daya lokal
dipergunakan sedemikian rupa sehingga unsur hara, bimassa, dan energi bisa
ditekan serendah mungkin serta mampu memecahkan pencemaran (Husnain,
2006).
Pertanian organik ada dua macam yaitu (1) Pertanian Organik Murni bila
sama sekali tidak dipakai bahan kimia pupuk atau obat-obat hama; (2) Pertanian
Semi Organik bila dipergunakan sedikit bahan-bahan kimia baik obat maupun
pupuk. Sehingga definisi sementara yang muncul adalah suatu teknik pertanian
yang menghindarkan penggunaan bahan kimia sintetis, baik dalam bentuk pupuk
maupun pestisida, sebagai gantinya dipergunakan bahan-bahan yang berasal dari
hewan dan tumbuhan.
B. Prinsip-Prinsip Pertanian Organik
Prinsip-prinsip pertanian organik merupakan dasar bagi pertumbuhan dan
perkembangan pertanian organik. Prinsip-prinsip pertanian organik merupakan
sebuah visi secara keseluruhan pertanian secara global. Menurut IFOAM
Pertanian organik didasarkan pada empat prinsip yaitu;
1. Prinsip Kesehatan
Pertanian organik harus melestarikan dan meningkatkan kesehatan tanah,
tanaman, hewan, manusia dan bumi sebagai satu kesatuan dan tak terpisahkan.
Prinsip ini menunjukkan bahwa kesehatan tiap individu dan komunitas tak dapat
dipisahkan dari kesehatan ekosistem, tanah yang sehat akan menghasilkan
tanaman sehat yang dapat mendukung kesehatan hewan dan manusia. Peran

10
pertanian organik baik dalam produksi, pengolahan, distribusi dan konsumsi
bertujuan untuk melestarikan dan meningkatkan kesehatan ekosistem dan
organisme, dari yang terkecil yang berada di dalam tanah hingga manusia. Secara
khusus, pertanian organik dimaksudkan untuk menghasilkan makanan bermutu
tinggi dan bergizi yang mendukung pemeliharaan kesehatan dan kesejahteraan.
Mengingat hal tersebut, maka harus dihindari penggunaan pupuk, pestisida, obat-
obatan bagi hewan dan bahan aditif makanan yang dapat berefek merugikan
kesehatan.
2. Prinsip Ekologi
Pertanian organik harus didasarkan pada sistem dan siklus ekologi kehidupan.
Bekerja, meniru dan berusaha memelihara sistem dan siklus ekologi kehidupan.
Prinsip ekologi meletakkan pertanian organik dalam sistem ekologi kehidupan.
Prinsip ini menyatakan bahwa produksi didasarkan pada proses dan daur ulang
ekologis. Budidaya pertanian, peternakan dan pemanenan produk organik
haruslah sesuai dengan siklus dan keseimbangan ekologi di alam. Siklus-siklus ini
bersifat universal tetapi pengoperasiannya bersifat spesifik-lokal. Pengelolaan
organik harus disesuaikan dengan kondisi, ekologi, budaya dan skala lokal.
Bahan-bahan asupan sebaiknya dikurangi dengan cara dipakai kembali, didaur
ulang dan dengan pengelolaan bahan-bahan dan energi secara efisien guna
memelihara, meningkatkan kualitas dan melindungi sumber daya alam.
3. Prinsip Keadilan
Pertanian organik harus membangun hubungan yang mampu menjamin
keadilan terkait dengan lingkungan dan kesempatan hidup bersama. Keadilan
dicirikan dengan kesetaraan, saling menghormati, berkeadilan dan pengelolaan
dunia secara bersama, baik antar manusia dan dalam hubungannya dengan
makhluk hidup yang lain. Prinsip ini menekankan bahwa mereka yang terlibat
dalam pertanian organik harus membangun hubungan yang manusiawi untuk
memastikan adanya keadilan bagi semua pihak di segala tingkatan; seperti petani,
pekerja, pemroses, penyalur, pedagang dan konsumen.
4. Prinsip Perlindungan
Pertanian organik harus dikelola secara hati-hati dan bertanggung jawab
untuk melindungi kesehatan dan kesejahteraan generasi sekarang dan mendatang

11
serta lingkungan hidup. Pertanian organik merupakan suatu sistem yang
hidup dan dinamis yang menjawab tuntutan dan kondisi yang bersifat internal
maupun eksternal. Para pelaku pertanian organik didorong meningkatkan efisiensi
dan produktifitas, tetapi tidak boleh membahayakan kesehatan dan
kesejahteraannya. Karenanya, teknologi baru dan metode-metode yang sudah ada
perlu dikaji dan ditinjau ulang. Prinsip ini menyatakan bahwa pencegahan dan
tanggung jawab merupakan hal mendasar dalam pengelolaan, pengembangan dan
pemilihan teknologi di pertanian organik. Ilmu pengetahuan diperlukan untuk
menjamin bahwa pertanian organik bersifat menyehatkan aman dan ramah
lingkungan.
Indonesia dikenal sebagai negara agraris karena sebagian besar rakyatnya
hidup dari pertanian. Pada awalnya kondisi alam,cuaca dan budaya masyarakat di
Indonesia sangat mendukung sektor pertanian ini dimana tanah Indonesia
merupakan tanah yang sangat subur dan produktif sehingga pertanian memang
cocok untuk terus dikembangkan di Indonesia. Namun dalam perkembangannya
secara umum semakin lama kondisi tanah pertanian di Indonesia semakin rendah
tingkat kesuburannya yang berdampak kepada semakin menurunnya tingkat
produksi pertanian.
Untuk meningkatkan hasil produksi (khususnya padi) biasanya petani
mengupayakannya dengan meningkatkan biaya produksi diantaranya berupa
peningkatan penggunaan kuantitas dan kualitas benih, pupuk dan
pestisida/insektisida. Pada awalnya penambahan biaya produksi ini bisa
memberikan peningkatan kepada hasil pertanian, namun untuk selanjutnya tingkat
produksi kembali menurun. Salah satu harapan sebagai solusi terbaik bagi
pertanian di Indonesia dalam peningkatan hasil produksi yaitu melalui pola
pertanian dengan metoda System of rice intensification (SRI).
SRI merupakan salah satu pendekatan dalam praktek budidaya padi yang
menekankan pada manajemen pengelolaan tanah, tanaman dan air melalui
pemberdayaan kelompok dan kearifan lokal yang berbasis pada kegiatan ramah
lingkungan. Dengan pola tanam padi metode SRI diharapkan dapat memberikan
tambahan produksi sebanyak 1,5 ton/Ha , sehingga dapat berkontribusi dalam
mensukseskan program surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014.

12
C. Tanaman Padi (Oryza sativa L.)
Padi (Oryza sativa L.) merupakan komoditas penting dan menempati urutan
pertama di Indonesia. Bahan pangan ini mengandung 8 g protein dan 73 g
karbohidrat dalam setiap 100 g. Sebagai bahan pangan utama, kesinambungan
produksi sangat dibutuhkan agar kualitas dan kuantitasnya tetap terjaga. Selain itu
peningkatan teknologi, perbaikan varietas, perbaikan teknik budidaya, dan pasca
panen perlu dilakukan secara berkesinambungan agar produksi padi terus
berlanjut (kastanja, 2011). Pertanian organik dalam pembahasannya tidak jauh
dari suatu metode yang dikenal dengan System of Rice Intensification (SRI). Pola
pertanian padi SRI organik merupakan perpaduan antara metode budidaya padi
SRI yang pertamakali dikembangkan di Madagaskar, dengan metode budidaya
padi organik dalam praktek pertanian organik. Metode ini akan meningkatkan
fungsi tanah sebagai media tumbuh dan sumber nutrisi tanaman. Dengan sistem
SRI organik daur ekologis akan berlangsung dengan baik karena memanfaatkan
mikroorganisme tanah secara natural. Pada gilirannya keseimbangan ekosistem
dan kelestarian lingkungan akan selalu terjaga. Di sisi lain, produk yang
dihasilkan dari metode ini lebih sehat bagi konsumen karena terbebas dari paparan
zat kimia berbahaya. Melalui sistem ini kesuburan tanah dikembalikan sehingga
daur-daur ekologis dapat kembali berlangsung dengan baik dengan memanfaatkan
mikroorganisme tanah sebagai penyedia produk metabolit untuk nutrisi tanaman.
Melalui metode ini diharapkan kelestarian lingkungan dapat tetap terjaga dengan
baik, demikian juga dengan produk akhir yang dihasilkan, yang notabene lebih
sehat bagi konsumen karena terbebas dari paparan zat kimia berbahaya .
System of Rice Intensification (SRI) adalah teknik budidaya padi yang
mampu meningkatkan produktifitas padi dengan cara mengubah pengelooan
tanah, air dan unsur hara, terbukti telah berhasil meningkatkan produktifitas padi
sebesar 50%, bahkan dibeberapa tempat mencapai lebih dari 100%. Metode ini
pertama kali ditemukan secara tidak disengaja di Madagaskar antara tahun 1983 -
84 oleh Fr. Henri de Laulanie, SJ, seorang Pastor Jesuit asal Prancis yang lebih
dari 30 tahun hidup bersama petani-petani di sana. Oleh penemunya,
metododologi ini selanjutnya dalam bahasa Prancis dinamakan Ie Systme de
Riziculture Intensive disingkat SRI. Dalam bahasa Inggris populer dengan nama

13
System of Rice Intensification disingkat SRI. Tahun 1990 dibentuk Association
Tefy Saina (ATS), sebuah LSM Malagasy untuk memperkenalkan SRI. Empat
tahun kemudian, Cornell International Institution for Food, Agriculture and
Development (CIIFAD), mulai bekerja sama dengan Tefy Saina untuk
memperkenalkan SRI di sekitar Ranomafana National Park di Madagaskar Timur,
didukung oleh US Agency for International Development. SRI telah diuji di Cina,
India, Indonesia, Filipina, Sri Langka, dan Bangladesh dengan hasil yang positif.
SRI menjadi terkenal di dunia melalui upaya dari Norman Uphoff (Director
CIIFAD). Pada tahun 1987, Uphoff mengadakan presentase SRI di Indonesia
yang merupakan kesempatan pertama SRI dilaksanakan di luar Madagaskar.
Metode SRI menghasilkan panen minimal dua kali lipat dibandingkan metode
yang biasa dipakai petani. SRI tanaman diperlakukan sebagai organisme hidup
sebagaimana mestinya, bukan diperlakukan seperti mesin yang dapat
dimanipulasi. Semua unsur potensi dalam tanaman padi dikembangkan dengan
cara memberikan kondisi yang sesuai dengan pertumbuhannya (Kuswara, 2003).
Hasil metode SRI sangat memuaskan. Di Madagaskar, pada beberapa tanah tak
subur yang produksi normalnya 2 ton/ha, petani yang menggunakan SRI
memperoleh hasil panen lebih dari 8 ton/ha, beberapa petani memperoleh 10 – 15
ton/ha, bahkan ada yang mencapai 20 ton/ha. Metode SRI minimal menghasilkan
panen dua kali lipat dibandingkan metode yang biasa dipakai petani. Hanya saja
diperlukan pikiran yang terbuka untuk menerima metode baru dan kemauan untuk
bereksperimen. Dalam SRI tanaman diperlakukan sebagai organisme hidup
sebagaimana mestinya, bukan diperlakukan seperti mesin yang dapat
dimanipulasi. Semua unsur potensi dalam tanaman padi dikembangkan dengan
cara memberikan kondisi yang sesuai dengan pertumbuhannya.
 Prinsip-prinsip budidaya padi organik metode SRI
1. Menggunakan BO (Bahan Organik)
2. Uji bernas Benih
3. Benih Muda (7-10 hss)
4. Ditanam tunggal
5. Ditanam dangkal
6. Ditanam Seperti Huruf L

14
7. Tidak Digenang Air
8. Jarak Tanam Lebar dengan jarak 30cm x 30cm, 35cm x 35cm
9. Penyiangan 4x (+semprot MOL)
10. Tidak Menggunakan Pupuk Kimia dan Racun Sintetis
 Keunggulan Metode SRI
1. Tanaman hemat air, Selama pertumbuhan dari mulai tanam sampai panen
memberikan air max 2 cm, paling baik macak-macak sekitar 5 mm dan ada
periode pengeringan sampai tanah retak ( Irigasi terputus)
2. Hemat biaya, hanya butuh benih 5 kg/ha. Tidak memerlukan biaya
pencabutan bibit, tidak memerlukan biaya pindah bibit, tenaga tanam kurang
dll.
3. Hemat waktu, ditanam bibit muda 5 - 12 hss, dan waktu panen akan lebih
awal
4. Produksi meningkat, di beberapa tempat mencapai 11 ton/ha
5. Ramah lingkungan, tidak menggunaan bahan kimia dan digantikan dengan
mempergunakan pupuk organik (kompos, kandang dan Mikro-oragisme
Lokal), begitu juga penggunaan pestisida.
 Kelemahan Metode SRI
1. Dengan sistem ini maka petani akan boros dalam penggunaan Kompos.
2. Ada kalanya sulit mendapatkan pupuk kandang sehingga akan mengganggu
proses budidaya.
3. Bila memiliki lahan yang luas maka kebutuhan tenaga kerja untuk tanam
cukup banyak.
4. Terdapat kendala teknis atas penerapan komponen SRI yang bisa saja terjadi
pada kegiatan penanaman bibit padi.
5. Apabila penamanan dilakukan secara dangkal dan penanaman sebatang maka
resikonya cukup besar, terutama pada saat hujan, hal yang harus dilakukan
adalah penyulaman dan penambahan biaya tenaga kerja.
6. Mudah terserang OPT.
 Manfaat Metode Tanam SRI
Secara garis besar proses dan cara budidaya tanaman padi dengan metode SRI
memiliki beberapa manfaat, diantaranya adalah :

15
1. Dapat menghemat air. Kebutuhan air dalam budidaya sistem ini sekitar 20
hingga 30 %bila dibandingkan dengan cara konvensional.
2. Bisa mengembalikan kesuburan dan kesehatan tanah sehingga bisa
menjadikan keseimbangan dalam ekologi didalam tanah.
3. Membentuk ide dan kreatif dari petani sehingga bisa meneliti dan menjadi
profesor dilahan miliknya sendiri. Tentunya dengan hal tersebut tidak
tergantung akan bahan kimia seperti pupuk kimia dan pestisida kimia yang
semakin hari harganya semakin mahal.
4. Membantu membuka lapangan pekerjaan di perdesaan sehingga bisa
mengurangi pengangguran danmeningkatkan pendapatan dalam keluarga.
5. Mampu menghasilkan produksi beras yang tinggi dan bebas dari residu bahan
kimia.
6. Mewariskan tanah yang sehat untuk generasi berikutnya.
D. Klasifikasi Botani Tanaman Padi
Tanaman padi (Oryza sativa L.) merupakan tanaman semusim yang mampu
beradaptasi pada berbagai kondisi lingkungan. Tanaman ini masuk kedalam
golongan Graminae atau rumput-rumputan. Klasifikasi tanaman padi secara
lengkap sebagagai berikut:
Kingdom : Plantae
Subkingdom : Tracheobionta
Superdivision : Spermatophyta
Division : Magnoliophyta
Class : Liliopsida
Subclass : Commelinidae
Ordo : Cyperales
Family : Gramineae
Genus : Oryza L.
Species : Oryza sativa L
Genus Oryza Sp.terdiri tidak kurang dari 25 spesies yang tersebar di daerah
tropik dan sub tropik. Oryza sativa merupakan spesies yang paling banyak
dibudidayakan di dunia karena memiliki nilai ekonomis tinggi serta kandungan
gizi yang dibutuhkan oleh tubuh khususnya karbohidrat.

16
E. Morfologi Tanaman Padi
1. Morfologi Akar
Tanaman padi termasuk kedalam golongan tanaman monokotil atau tanaman
yang bijinya berkeping satu. Salah satu ciri umum dari tanaman monokotil adalah
tipe akarnya serabut. Tanaman padi memiliki akar primer yang tumbuh saat benih
padi berkecambah. Setelah 5 – 6 hari, maka akan tumbuh akar-akar adventif dan
serabut akar. Tanaman padi juga memiliki akar tajuk (crown roots) yang tumbuh
pada ruas batang terendah. Jika kadar oksigen dalam tanah rendah, maka akar
tajuk akan lebih berkembang di kedalaman yang dangkal atau di dekat permukaan
tanah.
2. Morfologi Batang
Batang tanaman padi memiliki ruas dan buku. Ruas paling pendek adalah
yang paling dekat dekan tanah, semakin keatas maka ruas akan semakin panjang
dan panjangnya melebihi ruas yang di bawahnya. Batang tanaman padi berbentuk
tabung (silinder) dan lunak. Batang tanaman padi akan mudak patah jika tidak di
bantu oleh pelepah daun yang membungkusnya.
3. Morfologi Daun
Seperti anggota keluarganya yang lain, yaitu rumput – rumputan, tanaman
padi memiliki daun yang berbentuk pita dengan tulang daun yang sejajar, panjang
dan lebarnya akan berbeda-beda di setiap varietas. Daun tanaman padi terdiri dari
pelepah, helai daun, telinga daun, dan lidah daun. Pelepah daun merupakan bagian
daun yang membungkus dan menyelubungi ruas batang yang lembek, pelepah
daun membantu tanaman agar tidak mudah roboh atau patah. Helaian daun
merupakan bagian daun yang panjang dan berwarna hijau. Lidah daun merupakan
bagian yang terletak diantara helai daun dengan pelepah daun, dengan adanya
telinga daun, air akan terhalang sehingga tidak masuk ke celah antara batang dan
pelepah daun. Dengan begitu, penyakit-penyakit yang muncul akibat kelembaban
tinggi atau kebusukan dapat dicegah. Setiap ruas memiliki satu daun, dengan
selang pertumbuhan daun satu dengan daun baru adalah 7 hari.
4. Morfologi Bunga
Bunga tanaman padi merupakan bunga lengkap. Bunga ini terdiri dari putik,
benang sari, lemma, palea, bakal buah serta tangkai buah. Bunga ini muncul dari

17
ruas paling atas, dan di sebut sebagai malai. Bunga tanaman padi memiliki 6
serbuk sari dengan tangkai yang pendek serta tipis tapi memiliki kepala sari yang
besar. Sedangkan putiknya memiliki dua tangkai dan dua kepala putik. Lemma
dan palea akan tertutup jika bunga sudah mengalami proses penyerbukan.
Didalamnya lalu akan berkembang padi. Lemma dan palea inilah yang kemudian
dikenal dengan sekam, atau kulit padi. Saat baru muncul warnanya adalah hijau
muda, seiring kematangan padi warnanya berubah menjadi coklat.
5. Morfologi Buah
Inilah yang merupakan tokoh utama dari pembahasan ini, buah padi sering di
sangka biji oleh orang awam. Padahal sebenarnya itu adalah buah yang
berkembang didalam lemma dan palea. Butir padi ini jika sudah diolah dan
dipisahkan dari sekamnya (lemma dan palea) kita kenal dengan sebutan beras.
Warnanya putih, ada juga yang agak bening, ukurannya pun berbeda-beda tiap
varietasnya.

F. Syarat Tumbuh Tanaman Padi


1. Iklim
 Tanaman padi dapat tumbuh dengan baik pada curah hujan rata-rata 200
mm/bulan atau curah hujan yang dikehendaki 1500-2000 mm/tahun.
 Tanaman padi dapat tumbuh dengan baik pada temperatur 15 0-300
 Dengan Kelembabapan berkisar 40-60 %.
 Ketersediaan air cukup tinggi.
 Ketersediaan sinar matahari memadai.
2. Media Tanah
 Tanah bervariasi tergantung iklim, mulai berpasir, lempung dan berdebu.
 Mengandung bahan organik, unsur hara dan memiliki jenis tanah seperti
grumosol, latosol, andosol dan padsolik
 Subur, gembur, dan tidak dalam terserang hama.
 Memiliki pH 4-7.
3. Ketinggian
 Ketinggian tanaman padi yang baik adalah 0-1500 m dpl (diatas permukaan
laut).

18
G. Cara Budidaya Tanaman Padi Dengan Metode SRI
1. Pengolahan Lahan
Lahan diolah seperti menanam padi dengan metode biasa, yaitu tanah dibajak
sedalam 25 hingga 30 cm sambil membenamkan sisa-sisa gulma dan rumput-
rumputan, kemudian digemburkan menggunakan garu, lalu diratakan sebaik
mungkin sehingga ketika diberi air, ketinggiannya di petakan sawah akan merata.
2. Parit
Pada petak SRI perlu dibuat parit keliling dan melintang petak untuk
membuang kelebihan air. Letak dan jumlah parit pembuang disesuaikan dengan
bentuk dan ukuran petak, serta dimensi saluran irigasi.
3. Pemilihan Benih yang Baik
Untuk mendapatkan benih yang bermutu baik, terlebih dahulu dilakukan
pengujian benih dengan cara penyeleksian menggunakan larutan air garam. Benih
yang tenggelam adalah benih yang bermutu baik, lantas dicuci dengan air biasa
sampai bersih.
4. Perendaman Benih
Benih yang telah diuji tersebut kemudian direndam dengan air biasa,
bertujuan untuk melunakkan sekam gabah sehingga dapat mempercepat benih
untuk berkecambah. Perendaman dilakukan selama 24 hingga 48 jam.
5. Penganginan Benih
Benih yang telah direndam kemudian diangkat dan dimasukkan ke dalam
karung yang berpori-pori, dengan tujuan untuk memberikan udara masuk ke
dalam benih padi, lalu kemudian disimpan di tempat yang lembab. Penganginan
dilakukan selama 24 jam.
6. Persemaian Benih
Persemaian benih dilakukan menggunakan tampah atau besek atau juga di
hamparan sawah. Benih yang sudah dianginankan ini, ditaburkan ke dalam besek
yang berisi tanah. Seusai benih ditabur, ditutup dengan lapisan tanah yang tipis.
Selama masa persemian, pemberian air dilakukan setiap hari agar media tetap
lembab dan tanaman tetap segar.

19
7. Penyaplakan
Sebelum ditanam, terlebih dahulu dilakukan penyaplakan dengan memakai
caplak agar jarak tanam areal persawahan menjadi lurus dan rapi sehingga mudah
untuk disiangi/penyiangan.
8. Penanaman
Penanaman bibit padi harus dangkal dengan kedalaman 1 – 1,5 cm, serta
pertakaran saat penanaman seperti huruf L dengan kondisi tanah sawah saat
penanaman tidak tergenang air.
9. Pemupukan
Pemupukan dilakukan hingga tiga kali dalam satu musim tanam. Oleh karena
budidaya padi metode SRI adalah budidaya secara organic, maka pupuk yang
digunakan haruslah organik, yaitu pupuk kandang atau kompos yang sudah benar-
benar matang. Pemupukan dilakukan tiga kali, pemupukan 1 dilakukan pada usia
7 – 14 hss, pemupukan 2 pada usia 20 – 30 hss, dan pemupukan 3 pada usia 40 –
45 hss.
10. Penanggulangan Hama dan Penyakit
Perlu diingat bahwa metode SRI adalah budidaya tanaman yang berbasis
organik, maka sebisa mungkin menghindari penggunaan pestisida kimia untuk
mengendalikan hama tanaman padi.
11. Pemanenan Padi dan Pasca Panen Padi
Proses panen dapat dilakukan setelah tanaman dinyatakan tua, ditandai
dengan menguningnya bulir secara penuh dan merata. Panen dengan metode SRI
biasanya lebih awal dibandingkan dengan metode biasa, dihitung dari hari
dimulainya persemaian. Padi yang sudah siap dipanen adalah padi yang sudah
menguning. Pemanenan dapat dilakukan dengan memotong pangkal batang padi
dengan alat yang tajam seperti sabit atau alat canggih lainnya seperti Reapet
binder arau Reapet harvester yang memudahkan dalam proses penanaman padi.
Setelah itu, padi yang sudah dipanen kemudian dirontokkan dengan cara diinjak-
injak atau dibanting atau di hempas atau bisa juga dengan menggunakan mesin
perontok. Lalu bersihkan dengan cara diayak agar kotorannya hilang. Setelah
pemanenan, kemudian jemur selama 3 sampai 4 hari selama 3 jam perhari hingga

20
kadar atau kandungan airnya menjadi 14%. Terakhir padi yang sudah dijemur
dapat disimpan atau dijual.
H. Analisis Usaha Tani
Analisa usahatani adalah ilmu yang mempelajari bagaimana seseorang
mengalokasikan sumberdaya yang ada, secara efektif dan efisien untuk tujuan
memperoleh keuntungan pada waktu tertentu. Upaya peningkatan pendapatan
petani, khususnya petani padi melalui peningkatan produksi dan produktivitas
perlu didukung dengan analisa usaha tani. Hal ini karena usaha tani padi sawah
merupakan usaha tani yang rentan dengan berbagai kendala dan masalah yang
dihadapi. Kendala dan masalah itu antara lain adalah: a) Biaya sarana produksi
dan tenaga kerja relatif tinggi;an. (b) Tingkat harga pembelian pemerintah (HPP)
masih dirasa belum menguntungkan bagi petani tanaman padi; (c) Resiko gagal
panen akibat hama dan penyakit maupun bencana relatif besar dan (d) Penerapan
teknologi produksi yang belum maksimal, seperti penerapan metode SRI,
sehingga produktivitas masih rendah. Studi kelayakan bisnis adalah feasibility
study yang merupakan bahan pertimbangan dalam mengambil suatu keputusan
dalam menerima suatu gagasana usaha atau proyek yang direncanakan. Dalam
artian bahwa suatu proyek/usaha dikatakan layak apabila dilaksanakan
memberikan keuntungan (benefit), baik dalam artian financial benefit (keuangan)
maupun social benefit (lingkungan sekitar) dengan tujuan mempermudah
perencanaan bisnis, melancarkan pelaksaan bisnis, memperkecil risiko kerugian,
mempermudah pengawasan, serta mempermudah pengendalian.
➢ Aspek studi kelayakan bisnis
Umumnya, ada beberapa aspek yang perlu dikaji terlebih dahulu untuk bisa
memperoleh berbagai manfaat serta tujuan studi kelayakan bisnis. Meski bersifat
fleksibel, namun aspek studi kelayakan bisnis setidaknya mencakup beberapa hal
berikut.
Aspek hukum atau legalitas
1. Aspek ekonomi dan budaya
2. Aspek pasar dan pemasaran
3. Aspek manajemen
4. Aspek keuangan

21
III. METODE PELAKSANAAN

A. Waktu dan Tempat


Pelaksanaan budidaya tanaman padi organik dengan metode SRI dimulai dari
tanggal 15 November 2022 sampai dengan 23 Februari 2023. Budidaya tanaman
organik pada tanaman padi dengan metode SRI dilakukan oleh P4S Bali SRI
Organik di Desa Baha, Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Provinsi
Bali.
B. Materi Kegiatan
Budidaya tanaman organik pada tanaman padi dengan metode SRI, dimana
mempelajari beberapa aspek dari hulu ke hilir, yaitu: 1). Pengolahan lahan, 2).
Parit, 3). Pemilihan benih yang baik, 4). Perendaman benih, 5). Pemeraman benih,
6). Persemaian benih, 7). Persiapan lahan, 8). Penyaplakan, 9). Penanaman bibit
padi, 10). Pemeliharaan, 11). Pemanenan padi dan Pasca panen padi.
C. Prosedur Pelaksanaan
Mahasiswa magang MBKM melakukan pengamatan dan pengambilan data
serta mengambil dokumentasi untuk mengetahui teknik budidaya tanaman padi
organik dengan metode SRI dilakukan oleh P4S Bali SRI Organik di Desa Baha,
Kecamatan Abiansemal, Kabupaten Badung, Provinsi Bali. Dalam prosedur
pelaksanaan pada budidaya tanaman padi organik metode SRI meliputi :
1. Pengolahan lahan yang dilaksanakan adalah melakukan pengtraktoran pada
lahan yaitu menggunakan bajak singkal dan rotary.
2. Kemudian, sebelum kita melakukan pengtraktoran kita harus melihat dan
mengecek pengairan/arus aliran air agar lahan persawahan yang kita miliki
memiliki air yang cukup dan mempermudah pengaplikasian traktor.
3. Selanjutnya, melakukan pemilihan benih yang baik dengan mengecek daya
tumbuh dan identitas yang jelas.
4. Setelah itu, kita melakukan perendaman benih dengan menggunakan air
untuk mengecek mana benih yang layak ditanam atau tidak.
5. Kemudian, setelah kita melakukan perendaman benih kita memasukan benih
padi kedalam kampil (karung goni) dengan cara pemeraman benih supaya
benih padi berkecambah dengan waktu 2-3 hari.
6. Persemaian benih dilakukan setelah benih sudah berkecambah dengan media

22
tanam tanah, kompos dan sekam bakar.
7. Persiapan lahan, yang harus kita lakukan yaitu membersihkan lahan serta
membuat anjing-anjingan (tali air).
8. Penyaplakan digunakan untuk membuat jarak agar memiliki garis tanam yang
rapi.
9. Penanaman bibit padi dilakukan setelah penyaplakan dengan 1-2 bibit padi
perlubang tanam.
10. Melakukan pemeliharaan sesuai dengan prosedur budidaya tanaman organik,
meluputi; pegecekan air, penyiangan gulma, pemupukan, serta pengendalian
hama dan penyakit pada tanaman padi.
11. Memanen hasil budidaya tanaman padi setelah tanaman berumur 95 hst.
12. Melakukan penyosohan, kelar sorter dan packging pada tanaman padi yang
sudah dipanen.
13. Melakukan pemasaran hasil tanaman padi.

23
lV. HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum P4S Bali Sri Organik


1. Kondisi Umum Lokasi

Gambar 1. Profil PT. Bali SRI Organik


 TENTANG KAMI
PT. Bali SRI Organik mulai berdiri semenjak tahun 2012 dan merupakan
bagian dari Medco Group yang bergerak di bidang pertanian yang berusaha
untuk menjadi produsen organik yaang andal di Indonesia khususnya di Bali.
Perubahan penggunaan lahan, meningkatnya populasi, penggunaan pupuk
anorganik yang membuat kesuburan tanah menurun, kurangnya kesejahterahan
petani dan minimnya informasi tentang penanaman dengan cara organik,
peningkatan turis setiap tahunnya, dan program pemerintahan Bali “Go
Organic”. Hal tersebut yang memicu kami ingin ikut serta dalam menangani
masalah tersebut. Dimulai dari riset dan survey yang cermat, teliti dan dilakukan
oleh orang yang ahli akhirnya tahun 2012 PT. Bali SRI Organik berdiri.

Gambar 2. Kondisi Umum Lokasi

 VISI
Menjadi perusahaan yang dapat memenuhi kebutuhan pangan organik yang
bermutu, dan menjadi perusahaan yang dapat mensejahterakan hidup petani.

24
 MISI
Menjadi perusahaan transnasional yang dapat membawa nama Indonesia ke
manca negara khsusunya dalam bidang pertanian organik.
 PELATIHAN
Dengan bertujuan untuk mempertahankan keindahan dan ekosistem alam di
Indonesia khususnya Bali, kami menggunakan metode penanaman dengan Cara
SRI.
 Apa itu metode SRI?
SRI adalah System of Rice Intensification yaitu metodologi agroekologi untuk
meningkatkan produktivitas sawah dengan mengubah pengelolaan tanah, air dan
nutrisi.
 Mengapa SRI?
 Peningkatan produksi hingga lebih dari 80%
 Bebas pupuk urea, pestisida kimia
 Hemat air hingga 50%
 Ramah lingkungan

Gambar 3. Lokasi Umum Lahan Percobaan

Pelatihan kami sudah berpengalaman dalam metode SRI dan beberapa


metode tradisional sampai modern. Dibawah bimbingan langsung Direktur Utama
kami yang mana Beliau salah satu orang yang bersertifikasi profesi dan cukup
berpengalaman dalam budidaya organik di Bali. Kami berkerjasama dengan para

25
ahli untuk mengadakan pelatihan metode SRI ke petani yang sudah dan akan kami
bina, agar dapat diterapkan dengan baik dan benar serta mendapatkan hasil yang
maksimal dan produk yang baik.

Gambar 4. Pelatihan Budidaya Tanaman Padi Organik Metode SRI


 PRODUK
 Beras Putih
Menthik susu merupakan bibit yang berasal dari perkawinan antara beras
Jepang (Japonika) dan Pandan Wangi. Beras yang dihasilkan akan memiliki
aroma yang harum dan tekstur yang pulen dan lengket seperti Japonika.
Kadar gula beras ini jauh lebih rendah dibandingkan beras putih yang lain.
 Beras Merah
Beras yang hanya mengalami pengelupasan kulit yang paling luar dan tidak
melalui proses penggilingan pada lapisan kulit. Inilah kaya akan vitamin B1.
B3, B6, Mangan, Fosfat, Zat Besi, dan Asam Lemak yang mampu
mengandalikan kadar gula serta mencegah terjadinya kanker.
 Beras Hitam
Jenis beras yang paling baik untuk dikonsumsi. Beras hitam mengandung
lebih banyak antioksidan yang dapat digunakan untuk mencegahn berbagai
macam penyakit, meningkatkan sistem imunitas serta detox tubuh.

Gambar 5. Produk Beras Organik

26
 SERTIFIKAT

Gambar 6. Sertifikat Bali SRI Organik


2. Manajemen Organisasi P4S Bali SRI Organik
Manajemen organisasi mencakup proses perencanaan,, pengelompokan,
pemantauan dimana setiap individu di dalamnya memiliki peren masing-masing
Di PT. Bali SRI Organik, manajemen organisasi dilaksanakan oleh orang-orang
dengan struktur organisasi sebagai berikut.
1. Direktur PT. Bali SRI Organik
Nama : Ir. Ida Bagus Gede Arsana
Tugas dan wewenang : Bertanggungjawab atas segala kegiatan
operasional perusahaan.
2. Direktur Keuangan
Nama : Indra Nugraha

27
Tugas dan wewenang : Bertanggungjawab atas segala kegiatan dan
transaksi serta pelaporan keuangan perusahaan.
3. Manager Finance
Nama : M. Ichsan Putra Andita
Tugas dan wewenang : Mengatur dan mengelola kegiatan keuangan
perusahaan serta memastikan laporan keuangan sudah disusun dengan benar.
4. Manager Site
Nama : I Gede Artadana
Tugas dan wewenang : Mengatur dan mengawasi kegiatan operasional
mulai dari budidaya, panen, pasca panen, dan produksi.
5. Staff Admin dan Akunting
Nama : Jelang Ramadhan
Tugas dan wewenang : Menyusun laporan keuangan bulanan dan tahunan
serta proses auditing dan mengurus keadministrasian perusahaan.
6. Operator
Nama : - I Made Darsi (Dryer dan Stok GKG)
- I Made Wiantara (Mesin MHR, Color Sorter)
- Tugas dan wewenang : Bertanggungjawab untuk masing-masing alatnya
dan bertanggungjawab pula atas stok dan output alat yang dioperasikan.
7. Buruh
Nama : Krinius dan Agustinus
Tugas dan wewenang : Membantu operator dalam kegiatan produksi dan
penggunaan alat mesih pertanian.

Gambar 7. Struktur Organisasi PT. Bali SRI Organik

28
B. Proses Produksi Budidaya Tanaman Padi Organik Dengan Metode SRI
1. Pengolahan Lahan
Pengolahan lahan merupakan suatu proses mengubah sifat tanah dengan
mempergunakan alat pertanian sedemikian rupa sehingga dapat
diperoleh lahan pertanian yang sesuai dengan kebutuhan yang dikehendaki
manusia dan sesuai untuk pertumbuhan tanaman. Dalam melekaukan pengolahan
lahan kita dapat memulai dengan cara membersihkan saluran air, sisa-sisa jerami
dan rumut liar dilokasi tanam serta lakukan perbaikan pematang dengan cangkul.
Kemudian lahan diolah seperti menanam padi dengan metode biasa yaitu
melakukan pembajakan minimal 2 kali, pemajakan kasar (bajak singkal) dan
pembajakan halus (bajak rotary). Pertama, kita melakukan pembajakan kasar
(singkal) sedalam 25 hingga 30 cm sambil membenamkan sisa-sisa gulma dan
rumput-rumputan agar mempermudah melakukan pembajakan halus (rotary),
setelah itu alirin air dan rendam sawah selama 1 hari. Kemudian sebelum
melakukan bajak rotary, kita memasukan Bahan organik, kapur pertanian/dolomit
(MagneWish) ditaburkan ke tanah dan diratakan saat pembajakan halus (bajak
rotary). BO (Bahan Organik) yang diaplikasikan ke tanah sebanyak 5-7 Ton/Ha.
Hal ini dimaksudkan untuk memperbaiki tekstur dan struktur tanah, mendukung
tumbuh aktivitasnya biota-biota tanah, tersedianya nutrisi bagi tanaman, dan
menyelenggarakan ekologi yang sehat untuk hasil padi yang sehat sehingga
ekosistem menjadi kuat.

29
Gambar 8. Pengolahan Lahan
2. Parit (Drainase)
Agar kita mendapatkan kebutuhan air yang cukup, maka kita harus melihat
keadaan parit atau drainase yang ada dilahan persawahan kita supaya tanaman
memiliki kebutuhan air yang cukup dan juga mempermudah kita dalam proses
pemeliharaan. Pada petak SRI perlu dibuat parit keliling dan melintang untuk
membuang kelebihan air, letak dan jumlah parit pembuangan disesuaikan dengan
bentuk dan ukuran petak serta dimensi saluran irigasi.
3. Pemilihan Benih yang Baik
Untuk mendapatkan benih yang bermutuh baik, terlebih dahulu dilakukan
benih dengan cara penyeleksian menggunakan larutan air garam dan telur
itik/bebek. Tujuan mendapatkan benih bermutu baik atau bernas. Pengujian benih
dilakukan dengan cara seleksi benih menggunakan larutan garam; langkah-
langkahnya sebagai berikut:
 Masukkan air ke dalam wadah seperti ember/panci
 Masukkan garam dan aduk hingga larut
 Masukkan telur itik/bebek kedalam larutan. Apabila telur belum
mengapung, tambahkan garam (lakukan hingga telur terapung).
 Masukkan benih padi yang akan diuji
 Pisahkan benih yang terapung dan ambil benih yang tenggelam. Benih
yang tenggelam adalah benih yang bermutu baik/bernas.
 Bersihkan benih bernas (yang tenggelam) tersebut dengan air hingga
bersih.

30
4. Perendaman Benih
Benih yang telah diuji tersebut kemudian direndam dengan air biasa dan
diberikan 4-5 tutup botol pupuk hayati cair (Optima Solution) yang bertujuan
untuk melunakkan sekam gabah sehingga dapat mempercepat benih untuk
berkecambah dan juga fungsi dari pupuk hayati cair tersebut agar benih memiliki
kuliatas tumbuh yang baik dan juga tahan terhadap serangan hama dan penyakit.
Perendaman dilakukan selama 24 hingga 48 jam.
5. Pemeraman Benih
Benih yang telah direndam kemudian diangkat dan dimasukkan ke dalam
karung goni yang berpori-pori dengan tujuan untuk memberikan udara masuk ke
dalam benih padi, lalu kemudian disimpan ditemoat yang lembab. Pemeraman
dilakukan selama 24 jam atau sampai berkecambah serta kita harus rutin melihat
kelembaban pada benih.

Gambar 9. Pemeraman Benih


6. Persemaian Benih
Persemaian benih bisa menggunakan tampah ataupun dihamparan sawah.
Tujuannya mempermudah pengambilan benih saat proses penanaman.
Pembuatan media persemaian benih dengan metode SRI dapat dilakukan dengan
langkah-langkah sebagai berikut:
 Campurkan tanah, pupuk organik (kompos) dan sekam bakar dengan
perbandingan 1:1:1
 Tampah atau hamparan sawah yang dipersiapkan untuk persemain, dilapisi
dengan daun pisang atau plastic. Tujuannya mempermudah
pengambilan/pencabutan benih saat proses penanaman.

31
 Masukkan campuran tanah, pupuk organik(kompos) dan juga sekam bakar
yang telah diaduk kedalam tampah ataupun hamparan sawah yang sudah
dilapisi daun pisang ataupun plastic.
 Taburkan benih secara merata dan meyeluruh pada saat persemaian benih.
 Tutup dengan tanah ataupun sekam bakar persemaiannya dengan lapisan
yang tipis.
 Kemudian, diberikan lapiran karung goni diatasnya agar menjaga kelembaban
pada benih. Selama masa persemaian, pemberian air dilakukan setiap hari
agar media tetap lembab dan tanaman tetap segar.

Gambar 10. Persemaian Benih Padi

32
7. Persiapan Lahan
Dalam proses persiapan lahan, yang harus kita lakukan adalah mengecek
kondisi lahan terlebih dahulu sebelum proses penanaman. Kemudian, membuat
anjing-anjingan (tali air) dengan bertujuan untuk menampung air saat terjadi
kelebihan air pada petakan sawah. Sebelum melakukan proses penyaplakan dan
penanaman, lahan sawah kita alirin (masukkan) air kepermukaan tanah lalu di
genang (rendam) agar tanah memiliki tektur yang lembut dan tidak padat dan
mempermudah dalam proses penyaplakan dan penanaman.

Gambar 11. Pembuatan Tali Air


8. Penyaplakan
Sebelum ditanam, terlebih dahulu dilakukan penyaplakan dengan memakai
caplak agar jarak tanam areal persawahan menjadi lurus dan rapi sehingga mudah
untuk disiangi/penyiangan. Jarak yang digunakan pada metode SRI yaitu 30cm x
30cm dan 35cm x 35cm.

Gambar 12. Pencaplakan


9. Penanaman
Langkah selanjutnya adalah, kita melakukan proses penanaman padi yang
dimana usia bibit padi yang biasa digunakan dalam metode SRI yaitu 10-12 hss,

33
agar bibit tanaman tidak terlalu tua untuk ditanam dan supaya mendapatkan
kualitas hasil produksi yang baik, karena singkatan dari PADI adalah Percaya
Diri. Kemudian, yang harus kita perhatian dan yang saya temui selama magang di
Bali, saya mendapatkan suatu keunikan dan juga suata hal yang dapat kita percaya
yaitu dimana petani di Bali sebelum melakukan penanaman mereka harus
melakukan persembahan (ibadah) terlebih dahulu sesuai dengan ajaran Agama
Hindu yang dimana bertujuan untuk mendapatkan suatu anugerah dalam
kelancaran untuk melakukan aktivitas dilahan dan juga merupakan suatu ucapan
syukur kepada Tuhan serta di setiap lahan persawahan yang dimiliki para petani
mereka memiliki suatu banguan kecil tempat ibadah ataupun persembahan yang
mereka berikan kepada yang dipercai mereka. Selanjutnya, kita harus menentukan
hari baik terlebih dahulu sebelum melakukan proses penanaman. Penanaman bibit
padi harus dangkal dengan kedalaman 1-1,5cm yang dimana kita hanya mengikuti
garis yang sudah dibentuk tadi. Dalam melakukan penanaman bibit padi dilakukan
secara sistem maju dan setiap lubang tanam ditanam 1-2 bibit padi serta
pertakaran saat penanaman seperti huruf L dengan kondisi sawah saat penanaman
tidak tergenang air.

Gambar 13. Penanaman Bibit Padi 10hst


10. Pemeliharaan
Adapun kegiatan yang dilakukan dalam pemeliharaan budidaya tanaman padi
organik metode SRI sebabagi berikut:
a. Pengecekan air pematang sawah
Didalam kegiatan pengecekan air pematang sawah ini sangat rutin dilakukan
setiap hari padi sore hari mulai dari jam 3 sore dikarenakan pada masa
pertumbuhan tanaman padi sangat membutuhkan banyak air tetapi dalam masa

34
pembuahan, tanaman padi tidak memerlukan banyak volume air. Namun dalam
pengaturan pengarian pematang sawah harus benar-benar diperhatikan, agar
semua petakan lahan sawah mendapatkan air yang cukup dan tidak berlebihan,
sebab tanaman padi bukan tanaman air atau tanaman yang digenang air namun
melaikan tanaman padi adalahan tanaman yang membutuhkan air.
b. Penyulaman
Penyulaman dilakukan pada tanaman yang mati kemudian diganti dengan
tanaman yang baru. Perlakuan ini dilakukan sebelum tanaman padi berusia 10 hari
setelah tanam, dikarekan agar populasi pertumbuhan tanaman merata dan
mendapatkan hasil produksi yang baik serta memilki kualitas yang baik.
c. Penyiangan Gulma
Dalam budidaya tanaman padi organik metode SRI kegiatan selanjutnya yang
dilakukan adalah penyiangan gulma pada petakan sawah. Penyiangan/gasrok
dilakukan saat tanaman sudah 10 hst, penyiangan dilakukan 3-4 kali selama masa
pertumbuhan padi dengan interval waktu 10 hari, supaya tanaman padi tidak
memilki persaingan dalam mendapatkan unsur hara dan kebutuhan air serta agar
tidak memperganggu pertumbuhan tanaman. Penyiangan gulma pada tanaman
padi organik metode SRI yang kami lakukan adalah dapat menggunakan alat
gasrok untuk mempermudah dalam penyingan serta dapat menggemburkan tanah.
Setelah itu, penggasrokkan dilakukan hanya 1 kali saja, selanjutnya penyiangan
gulma dilakukan secara manual yaitu melakukan secara pencabutan supaya akar
pada tanaman padi tidak terganggu.

Gambar 14. Penyiangan Gulma

35
d. Pemupukan
Dalam melakukan kegiatan pemupukan pada tanaman padi organik metode
SRI yang kami lakukan adalah dengan cara pemberian pupuk-pupuk organik yaitu
kompos, sekam bakar, pupuk hijau dan juga MOL (Mikro Organisme Lokal)
seperti MOL rebung bambu, MOL rumput laut, MOL buah maja dan sebagainya.
Pemupukan yang kami lakukan mulai dari pemupukan dasa/pertama, pemupukan
kedua dan susulan (ketiga). Pemberian pemupukan dasar/pemupukan pertama
dilakukan 7 hingga 10 hari sebelum tanam yang dimana diberikan pupuk kompos
dan juga kapur pertanian/dolomit (MagneWish). Kemudian, pemupukan kedua
pada usia tanam 21 hst yang kami lakukan adalah dengan pemberian pupuk hijau
dan juga mol dengan cara pengaplikasiannya di semprot menggunakan alat
sprayer elektrik dengan perbandingan 1 liter mol : 15 liter air. Selanjutanya,
pemupukan susulan(ketiga) dilakukan setelah tanaman berusia 42hst yang dimana
kami melakukan pemberian pupuk sekam bakar serta mol pada tanaman padi.

Gambar 15. Pemupukan

36
e. Pengendalian Hama dan Penyakit
Pengendalian hama dan penyakit yang kami lakukan adalah secara alami.
Berikut hama dan penyakit yang ada ditanaman padi serta pengendaliannya.
 Tikus
Hama tikus melanda tumbuhan padi dari mulai masih dari bibit sampai
tumbuhan merambah masa pengisian bulir. Tikus aktif melanda padi pada malam
hari serta pada siang hari tikus bersembunyi di lubang pada tanggul irigasi,
pematang sawah, pekarangan, semak, ataupun gulma.
 Penggerak Batang
Hama penggerak batang tumbuhan padi pula dikenal dengan sundep. Serbuan
umumnya terjadi pada fase vegetatif dengan diisyarati daun tengah ataupun pucuk
tumbuhan hendak mati sebab titik berkembang dimakan larva penggerek batang.
 Keong Mas
Hama keong mas melanda tumbuhan padi pada masa vegetatif serta itu
diawali dari masa pembibitan. Untuk pengendalian dapat memakai metode
mekanik yang diawali dengan mengambil telur serta keong mas pada area
budidaya.
 Hawar Daun Bakteri
Penyakit hawar daun ini ialah kuman yang tersebar luas serta bisa
merendahkan hasil panen yang cukup signifikan. Penyakit ini diakibatkan kuman
Xanthomonas campestris pv oryzae. Penyakit ini menciptakan 2 indikasi, ialah
kresek serta hawar. Kersek ialah indikasi yang terjadi pada tumbuhan yang telah
berusia 30 hari dari persemaian ataupun yang baru pindah.
 Busuk Batang
Busuk batang ialah penyakit yang menginfeksi pada bagian tumbuhan bagian
kanopi serta menimbulkan tumbuhan jadi gampang tumbang. Cendawan
menembus batang padi yang setelah itu jadi lemah, serta kesimpulannya anakan
hendak mati. Akibat akhirnya tumbuhan jadi tumbang.
 Penyakit Tungro
Penyakit tungro berasal dari virus yang ditularkan oleh wereng hijau, ialah
Nephotettix impicticeps. Hama wereng dapat menyebabkan tumbuhan padi
terkena virus sehabis tumbuhan terhisap oleh hama wereng.

37
 Hama Putih Palsu
Tumbuhan padi yang terkena hama ini hendak mempunyai daun keriting serta
mengulung dan bercorak putih. Bila serbuan telah parah baru dapat dilakukan
pengendalian ialah dengan melakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif.
 Orong-Orong
Tumbuhan padi yang terkena hama ini hendak menghadapi kehancuran pada
bagian pangkal serta bisa menimbulkan kematian tumbuhan padi. Pengendalian
hama ini bisa dilakukan dengan memakai umpan sekam ataupun pula dengan
melakukan penyemprotan dengan insektisida berbahan aktif.
 Ulat
Tumbuhan padi yang terkena hama ini hendak menghadapi kehancuran pada
daun, daun hendak berganti corak jadi kuning, mengulung, serta pula kering.
Pengendalian hama ini bisa dicoba dengan metode melakukan penyemprotan
dengan insektida berbahan aktif.
 Lalat Bibit
Hama ini hendak menyebabkab bintik pada daun sehingga daun hendak jadi
kuning, mengulung serta pula hendak membuat daun jadi layu dan kering.
Pengendalian hama ini bisa dicoba dengan metode mengeringkan sawah ataupun
pula dapat dengan melakukan penyemprotan insektisida berbahan aktif.
 Burung.
Hama ini melanda pada saat menjelang panen dengan metode membuat
tangkai buah patah, serta biji padi berantakan.
Pengendalian hama ini bisa dilakukan dengan metode mengusir memakai bunyi-
bunyian ataupun orang-orangan sawah.
11. Pemanenan Padi dan Pasca Panen Padi
Padi yang sudah siap dipanen adalah padi yang sudah menguning dan varietas
bibit padi yang kami tanam berumur pendek yaitu 95 hst . Pemanenan dapat
dilakukan dengan memotong pangkal batang padi dengan alat yang tajam seperti
sabit atau alat canggih lainnya seperti Reapet binder arau Reapet harvester yang
memudahkan dalam proses pemanenan padi. Setelah itu, padi yang sudah dipanen
kemudian dirontokkan dengan cara diinjak-injak atau dibanting atau di hempas
atau bisa juga dengan menggunakan mesin perontok. Lalu bersihkan dengan cara

38
diayak agar kotorannya hilang. Setelah pemanenan, kemudian jemur selama 3
sampai 4 hari selama 3 jam perhari hingga kadar atau kandungan airnya menjadi
13,7 %.-14,2%. Terakhir Gabah Kering Giling (GKG) padi yang sudah dijemur
dapat disimpan atau dijual.
C. Pemasaran
Pemasaran tanaman padi organik khusunya di desa sangeh biasanya para
petani mensalurkan atau menjual hasil produksi panen mereka ke pabrik beras PT.
Bali SRI Organik.

Gambar 16. Pemasaran Hasil Produksi


D. Saluran Pemasaran
Produk hasil beras yang di produksi di P4S PT. Bali SRI Organik akan
disalurkan ke pasar lokal di Bali yang terdiri ke SMK 5 Denpasar, Bulok,
Perusda(Perusahan daerah), pameran dan sebagainya bahkan saluran pemasaran
beras organik pernah sampai ke Jakarta.

Gambar 17. Saluran Pemasaran


E. Harga
Pada dasarnya, petani mendapatkan harga jual untuk Gabah Kering Giling
(GKG) padi organik ke pabrik PT. Bali SRI Organik yaitu Rp. 1.000 lebih tinggi

39
dari HET (Harga Eceran Tertinggi) dari bulog. Selanjutanya, PT. Bali SRI
Organik mengolah padi menjadi beras organik yang dimana PT. Bali SRI Organik
merupakan salah satu dari beberapa perusahaan pertanian organik yang ada di Bali
yang mampu memiliki produk beras organik dan juga memilki sertifikat organik,
sertifakat halal dan sebagainya. Produk beras organik yang dijual atau dipasarkan
oleh PT. Bali SRI Organik dengan harga jual Rp. 18.000/kilogram.
F. Permasalahan Dalam Budidaya Tanaman Padi Organik Metode SRI
Sebelum mengetahui cara mengatasi masalah yang ada dalam SRI ini,
pertama kali SRI (System of Rice Intensification) diperkenalkan kepada petani
banyak yang merasa mengeluh dengan kendala yang ada pada metode SRI ini,
adapun masalah yang sering petani keluhkan terhadap metode SRI adalah sebagai
berikut:
1. Petani belum terbiasa menanam bibit muda kurang dari 14 hari
Umumnya petani didaerah menanam bibit dengan umur 20 hari bahkan ada
yang umur 30 hari jika kondisi lapangan tidak kondusif seperti ketersediaan air,
tidak adanya tenaga kerja atau kurangnya sarana seperti ketersediaan traktor
dipetani.
2. Belum terbiasa tanam satu bibit perlubang tanam
Kendala atau masalah selanjutnya adalah petani belum terbiasanya menanam
bibit tanaman padi dengan metode sat bibit perlubang tanam, umunya petani
didaerah menanam padi disaat tandur dengan jumlah bibit yang ditanam sekitar 3-
4 bibit padi perlubang tanam.
3. Habis diserang hama keong mas
Masalah yang sering ditemui dengan menggunakan metode SRI (System of
Rice Intensification) ini adalah diserangnya bibit padi oleh hama keong, hal ini
karena para petani belum mengetahui cara yang efektif untuk mencegahnya yakni
dengan dibuat parit dan diberikan pengairan yang berselang.
4. Masalah Gulma yang berkembang pesat
tidak bisa dihindari, gulma yang tumbuh dengan metode SRI (System of Rice
Intensification) ini berkembang sangat pesat karena pengelolaan air yang dipakai
yaitu macak-macak yang menyebabkan gulma tumbuh dengan cepat.

40
5. Pengelolaan air
Pengelolaan air sering kali menjadi kendala bagi para petani karena petani harus
sering engontrol kesawahnya untuk mengecek keadaan air, dengan alasan
khawatir air diarel sawah kering.
G. Studi Kelayakan Bisnis (SKB)
Dari pelaksanaan Program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MBKM)
praktik lapangan di PT Bali SRI Organik, dilakukan pelaksanaan studi kelayakan
bisnis yang tujuannya untuk mengetahui tingkat kelayakan usaha yang dijalankan.
Dan berikut analisa proses studi kelayakan usaha budidaya tanaman padi organik
di PT. Bali SRI Organik:
Tabel 1. Analisis Biaya dan Pendapatan Usaha Tani Budidaya Tanaman Padi
Organik Dalam Satu Kali Produksi

UPAH TENAGA KERJA


No. Kegiatan Volume Harga Satuan Jumlah
(RP)
1. Pengolahan Lahan
Singkal 1 Ha (100 Are) 1700/Are 1.700.000,00
Perataan Lahan
2. Angkutan Dan Tabur 8000 kg (200 4000/karung 800.000
Kompos karung)
3. Pembuatan Saluran Air 5 80.000 400.000
4. Persemaian Benih
A. Persiapan Benih 2 HOK 80.000 160.000
B. Tabur Benih
5. Penanaman
A. Nyaplak 4 HOK 80.000 320.000
B. Tanam Lapang 24 HOK 80.000 1.920.000
6. Pemeliharaan
A. Penyemprotan MOL 12 HOK 100.000 1.200.000
B. Penyemprotan 12 HOK 100.000 1.200.000
Pestisida Nabati
C. Penyiangan 40 HOK 80.000 3.200.000
D. Penyulaman 2 HOK 90.000 180.000
7. Sanitasi & Perbaikan 4 HOK 80.000 320.000
Saluran Air
8. Panen
A. Potong Padi
B. Pengumpulan Malai 6000 Kg 600/kg 3.600.000
Panenan
C. Perontokan Padi
D. Angkut Gabah
SUB TOTAL 15.000.000

41
BARANG BAHAN :
No. Nama Bahan Volume Harga Satuan Jumlah
1. Kompos untuk ditabur 8000 kg Bantuan Pemerintah
2. Kompos untuk membuat 10.000kg Bantuan Pemerintah
adungan
3. MOL 250 L 12.500 3.125.000
4. Pestisida Nabati 50 L 15.000 750.000
5. Benih 8 kg 17.000 136.000
SUB TOTAL 4.011.000

PENERIMAAN
No. Uraian Produksi Harga Jumlah
1. Hasil Panen 5,7 ton 5.000 28.500.000
Total Penerimaan 28.500.000

No. Keterangan Jumlah Total


1. Penerimaan Rp. 28.500.000 x 1 kali tanam Rp. 28.500.000
2. Upah Tenaga Kerja Rp. 15.000.000 x 1 kali tanam Rp. 15.000.000
3. Barang Bahan Rp. 4.011.00 x 1 kali tanam Rp. 4.011.000
Total Biaya Rp. 19.011.000
Total Labah Bersih Rp. 9.489.000

Uraian Produksi Penerimaan Biaya (Rp) Kelayakan


(Rp) (R/C)
Budidaya 5,7 ton 28.500.000 19.011.000 1,49
Tanaman Padi
Organik

Kelayakan usaha tani budidaya tanaman padi organik : R/C = TR


TC
R/C = 28.500.000
19.011.000
= 1,49
Keterangan : R/C > 1, Usaha Tani Layak
R/C < 1, Usaha Tani Tidak Layak
R/C = 1, Usaha Tani Impas

42
V. KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN
Pertanian organik merupakan salah satu dari sekian banyak cara yang dapat
mendukung pelestarian lingkungan. Sistem produksi pertanian organik didasarkan
pada standar produksi yang spesifik dan teliti dengan tujuan untuk menciptakan
agroekosistem yang optimal dan lestari bekelanjutan baik secara sosial, ekologi
maupun ekonomi dan etika. Peristilahan seperti biologi dan ekologi juga
digunakan mendiskripsikan sistem organik secara lebih jelas. Pertanian organik
banyak memberikan kontribusi pada perlindungan lingkungan dan masa depan
kehidupan manusia. Pertanian organik juga menjamin keberlanjutan bagi
agroekosistem dan kehidupan petani sebagai pelaku pertanian. Sumber daya lokal
dipergunakan sedemikian rupa sehingga unsur hara, bimassa, dan energi bisa
ditekan serendah mungkin serta mampu memecahkan pencemaran (Husnain,
2006).
Pertanian organik ada dua macam yaitu (1) Pertanian Organik Murni bila
sama sekali tidak dipakai bahan kimia pupuk atau obat-obat hama; (2) Pertanian
Semi Organik bila dipergunakan sedikit bahan-bahan kimia baik obat maupun
pupuk. Sehingga definisi sementara yang muncul adalah suatu teknik pertanian
yang menghindarkan penggunaan bahan kimia sintetis, baik dalam bentuk pupuk
maupun pestisida, sebagai gantinya dipergunakan bahan-bahan yang berasal dari
hewan dan tumbuhan. Untuk meningkatkan hasil produksi (khususnya padi)
biasanya petani mengupayakannya dengan meningkatkan biaya produksi
diantaranya berupa peningkatan penggunaan kuantitas dan kualitas benih, pupuk
dan pestisida/insektisida. Pada awalnya penambahan biaya produksi ini bisa
memberikan peningkatan kepada hasil pertanian, namun untuk selanjutnya tingkat
produksi kembali menurun. Salah satu harapan sebagai solusi terbaik bagi
pertanian di Indonesia dalam peningkatan hasil produksi yaitu melalui pola
pertanian dengan metoda System of rice intensification (SRI).
SRI merupakan salah satu pendekatan dalam praktek budidaya padi yang
menekankan pada manajemen pengelolaan tanah, tanaman dan air melalui
pemberdayaan kelompok dan kearifan lokal yang berbasis pada kegiatan ramah

43
lingkungan. Dengan pola tanam padi metode SRI diharapkan dapat memberikan
tambahan produksi sebanyak 1,5 ton/Ha , sehingga dapat berkontribusi dalam
mensukseskan program surplus beras 10 juta ton pada tahun 2014.
System of Rice Intensification (SRI) adalah teknik budidaya padi yang
mampu meningkatkan produktifitas padi dengan cara mengubah pengelooan
tanah, air dan unsur hara, terbukti telah berhasil meningkatkan produktifitas padi
sebesar 50%, bahkan dibeberapa tempat mencapai lebih dari 100%. Metode ini
pertama kali ditemukan secara tidak disengaja di Madagaskar antara tahun 1983 -
84 oleh Fr. Henri de Laulanie, SJ, seorang Pastor Jesuit asal Prancis yang lebih
dari 30 tahun hidup bersama petani-petani di sana. Oleh penemunya,
metododologi ini selanjutnya dalam bahasa Prancis dinamakan Ie Systme de
Riziculture Intensive disingkat SRI.

B. SARAN
Dengan adanya program P4S, semoga para petani dapat mengikuti program
tersebut dan memulai berahli ke budidaya tanaman organik. Petani juga harus
mampu melihat peluang dalam melakukan usaha tani, agar mendapatkan hasil
yang baik. Kemudian, petani juga harus memulai melakukan penanaman dengan
metode SRI karena dengan cara metode SRI kita bisa lebih hemat air dan
merupakan salah satu inovasi untuk mengingkatkan hasil produksi dan memilki
kuliatas yang baik dan layak dijual.
Penulis menyampaikan saran kepada para pembaca untuk melanjutkan
penelitian, memperbaiki dan menambahkan apabila ada kesalahan dan kekurangan
dalam pembuatan laporan ini.

44
DAFTAR PUSTAKA

agrotek.id/cara-budidaya-tanaman-padi-dengan-metode-sri
AAK, 1990. Budidaya Tanaman Padi. Kanisus. Jakarta
artikel/90012/prinsip-prinsip-pertanian-organik/
Balai Besar Penelitian Tanaman Padi. 2017. Syarat Tumbuh Tanaman Padi Gogo.
Balitbangtan, Kementrian Pertanian

IFOAM. 2005. Prinsip-Prinsip Pertanian Organik. In: IFOAM General assembly,


2005 Adelaide. 1-4.
Husnain dan H. Syahbuddin. 2006. Mungkinkah pertanian organic di
Indonesia peluang dan tantangan. htpp://io.ppijepang.org/article. Diakses
tanggal1 Juli 2011

kendala-atau-masalah-sri-system-of-rice.html
sampulpertanian.com/2017/06/kendala-atau-masalah-sri-system-of-rice.html
Sutanto, Rachman. 2002. Penerapan Pertanian Organik, Pemasyarakatan dan
Pengembangannya

Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik Menuju Pertanian Alternatf dan Berkelanjut


an. Yogyakarta : Kanisius

Surowinoto, S. 1983. Budidaya Tanaman Padi. Jurusan Agronomi Faperta IPB,


Bogor.

Pracaya 2019 Studi Kelayakan Bisnis: Pengertian, Contoh dan Tujuannya


.

45

Anda mungkin juga menyukai