Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PRAKTIKUM

KULTUR PUCUK TANAMAN BERKAYU

Oleh:

Dedy Irawan Saputra


202010320311015

PROGRAM STUDI KEHUTANAN

FAKULTAS PERTANIAN-PETERNAKAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

MALANG

2023
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Metode kultur jaringan tanaman adalah metode yang memberikan solusi terbaik untuk
memperbanyak. Tanaman dalam jumlah besar dan cepat dibandingkan perbanyakan secara
konvensional. Saat ini metode perbanyakan in vitro melalui kultur jaringan atau kultur organ
telah banyak dilakukan menggunakan medium cair dalam bioreaktor. Metode ini mempunyai
banyak keuntungunan, di antaranya mudah dipreparasi, dipindahkan, dikontrol secara
otomatis dan dibersihkan.

Kultur pucuk tanaman sambung nyawa telah berhasil dilakukan di dalam medium padat
dan medium cair dalam bioreaktor perendaman sementara (temporary immersion system).
Pertumbuhan tunas terbaik diperoleh pada medium MS (Murashige and Skoog) ditambahan
zat pengatur tumbuh kinetin dan kombinasi IAA (indol acetic acid) dan BA (benzyl adenine).
Namun, pertumbuhan tunas tanaman sambung nyawa pada kultur cair di dalam bioreaktor
perendaman sementara lebih lambat dibanding pada medium padat. 

Perbanyakan sasama secara in vitro belum banyak dilakukan terutama multiplikasi tunas
pucuk dan tunas aksilar.Penelitian sebelumnya yaitu inisiasi tunas yang berasal dari eksplan
daun dengan menggunakan media MS yang baik untuk inisiasi tunas adalah MS+1mg. Media
tersebut diperoleh saat muncul tunas tercepat dan jumlah tunas terbanyak yaitu 4,7 haru
setelah dalam proses penanaman tunas pucuk tersebut.

1.2. Tujuan
1. Mempelajari Langkah-langkah membuat kultur pucuk
2. Mengetahui cara mengisolasi eksplan dan menumbuhkan dalam medium kultur
3. Mengetahui terbentuknya tunas dari potongan eksplan
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

Salah satu teknik


mikropropagasi yaitu
perbanyakan
tanaman menggunakan
kultur tunas pucuk. Teknik
ini
dilakukan secara in vitro
dengan mengkulturkan eksplan
yang
mengandung meristem pucuk
dengan tujuan perangsangan
dan
perbanyakan tunas-tunas
atau cabang-cabang aksilar.
Sedangkan kultur tunas aksilar
adalah kultur mata tunas untuk
merangsang munculnya
tunas-tunas aksilar dari
mata tunas
yang dikulturkan (Djumat,
2014). Tujuan dari kultur
pucuk
adalah perangsangan dan
perbanyakan tunas-tunas
atau
cabang-cabang aksilar.
Proses penggandaan tunas
sangat
tergantung pada konsentrasi
zat pengatur tumbuh
sitokinin
pada media kultur (Najdenski
et al., 2013).
Salah satu teknik
mikropropagasi yaitu
perbanyakan
tanaman menggunakan
kultur tunas pucuk. Teknik
ini
dilakukan secara in vitro
dengan mengkulturkan eksplan
yang
mengandung meristem pucuk
dengan tujuan perangsangan
dan
perbanyakan tunas-tunas
atau cabang-cabang aksilar.
Sedangkan kultur tunas aksilar
adalah kultur mata tunas untuk
merangsang munculnya
tunas-tunas aksilar dari
mata tunas
yang dikulturkan (Djumat,
2014). Tujuan dari kultur
pucuk
adalah perangsangan dan
perbanyakan tunas-tunas
atau
cabang-cabang aksilar.
Proses penggandaan tunas
sangat
tergantung pada konsentrasi
zat pengatur tumbuh
sitokinin
pada media kultur (Najdenski
et al., 2013).
Salah satu teknik
mikropropagasi yaitu
perbanyakan
tanaman menggunakan
kultur tunas pucuk. Teknik
ini
dilakukan secara in vitro
dengan mengkulturkan eksplan
yang
mengandung meristem pucuk
dengan tujuan perangsangan
dan
perbanyakan tunas-tunas
atau cabang-cabang aksilar.
Sedangkan kultur tunas aksilar
adalah kultur mata tunas untuk
merangsang munculnya
tunas-tunas aksilar dari
mata tunas
yang dikulturkan (Djumat,
2014). Tujuan dari kultur
pucuk
adalah perangsangan dan
perbanyakan tunas-tunas
atau
cabang-cabang aksilar.
Proses penggandaan tunas
sangat
tergantung pada konsentrasi
zat pengatur tumbuh
sitokinin
pada media kultur (Najdenski
et al., 2013).
Salah satu teknik mikropropagasi yaitu perbanyakantanaman menggunakan
kultur tunas pucuk. Teknik inidilakukan secara in vitro dengan mengkulturkan eksplan
yangmengandung meristem pucuk dengan tujuan perangsangan danperbanyakan tunas-tunas
atau cabang-cabang aksilar.Sedangkan kultur tunas aksilar adalah kultur mata tunas
untukmerangsang munculnya tunas-tunas aksilar dari mata tunasyang dikulturkan .
Tujuan dari kultur pucukadalah perangsangan dan perbanyakan tunas-tunas
ataucabang-cabang aksilar. Proses penggandaan tunas sangattergantung pada
konsentrasi zat pengatur tumbuh sitokininpada media kultur (Najdenski, 2019).

Tenik kultur jaringan mempunyai kelebihan dapatmenghasilkan bibit dalam


jumlah banyak, dalam waktu cepat.Bibit yang dihasilkan bersifat seragam serta pengadaan
bibittidak tergantung musim, dan memerlukan ruang yang relatifkecil. Manfaat utama
dari aplikasi teknik in vitro adalah perbanyakan klon atau perbanyakan massal dari
tanaman yangsifat genetiknya identik dengan induknya. Selain itu metode invitro bermanfaat
dalam beberapa hal khusus yaitu perbanyakanklon secara cepat, keseragaman genetik,
kondisi aseptik,seleksi tanaman, lingkungan terkendali dan pelestarian plasmanutfah.
Contohnya pada eksplan pucuk anggrek tebu dapatdengan mudah berakar pada media
dasar MS atau media MSditambah kinetin dengan konsentrasi 1-4 mgL-1 (Pradhan et al.,
2020)

Salah satu teknik mikropropagasi yang dapat dilakukan adalah melalui kultur pucuk. Kultur
pucuk umumnya dipacu dengan penambahan zat pengatur tumbuh (ZPT) sitokinin, karena
dapat memacu inisiasi dan proliferasi tunas. Sitokinin yang sering digunakan di dalam kultur
jaringan adalah Benzil Aminopurin dan Thidiazuron (Huetteman dan Preece, 2020).

BAB III

METODE KERJA

3.1. Alat

Adapun alat yang digunakan adalah :

1. Scapel Blade Steril


2. Beaker Glass Steril

3.2. Bahan

Adapun bahan yang digunakan adalah :

1. Tunas Nangka (Artocarpus heterophyllus)


2. Media MS + 500 mg/l Malt Ekstrak +25 mg/l Adenin (Asam Amino)
3. ZPT Auksin : a. IBA 0,3 mg/l
b. NAA 0,3 mg/l
c. BAP 1 mg/l
4. Fungsida Dithane 2,5 g/l
5. Agrimicin 1 g/l
6. Alkohol 70%
7. Clorox 10%
8. Aquadest Steril
9. HgCl 0,1%
10. Spirtus
3.3. Cara Kerja

Adapun cara kerja yang digunakan adalah :

a. Persiapan dan Penanaman Eksplan


1. Mengambil tunas Nangka
2. Mencuci dengan air mengalir/kran lalu menyikatnya
3. Memotong tunas (1 atau 2 mata tunas)
4. Merendam dengan fungisida : Dithane 2,5 g/l selama 60 menit
5. Merendam dengan agrimicin 1 g/l selama 30 menit
6. Membilas dengan aquadest steril
7. Merendam dengan clorox 10% selama 10 menit
8. Membilas dengan aquadet steril
9. Memotong satu mata tunas, merendam dalam HgCl 0,1% selama 0,5-1 menit
10. Membilas dengan aquadest steril 3 kali
11. Menanam pada media yang tersedia
a. Pengambilan Eksplan
b. Pengamatan
Perlakuan No. Saat Saat % %
ZPT Pada Eksplan Inisiasi Muncul Berakar Kontaminasi
Media (hsi) Akar
Tanam (hsi)
MS + 1
IBA 0,3 2
mg/l BAP 3
1 mg/l 4
5
6
7
MS + 1
NAA 0,3 2
mg/l 3
+BAP 1 4
mg/l 5
6
7

DAFTAR PUSTAKA
Najdenski. 2019. Teknik Mikropropagasi yaitu Perbanyakantanaman Menggunakan Kultur
Tunas Pucuk. Seminar Nasional: Basic Science. Pp271-281. ISBN:978-602-97552-
1-2.

Pradhan & Yunita. (2020). keseragaman Genetik, Kondisi Aseptik,Seleksi Tanaman. MPI
(Media Pharmaceutica Indonesiana). Vol 3(1): 10-18.

Huetteman dan Preece, 2020.KULTUR PUCUK. Jurnal Perbenihan Tanaman Hutan. Vol 7(1),
1964-1974.

Anda mungkin juga menyukai