Anda di halaman 1dari 7

Volume 5 No.

1 Februari 2017 ISSN: 2302-6944

IDENTIFIKASI MIKROBA ASAL EKSTRAK BUAH YANG


DIAPLIKASIKAN PADA PERTANAMAN JERUK ORGANIK DI
KABUPATEN PANGKEP

Dian Ekawati Sari


e-mail: dianekawatisari@rocketmail.com

Program Studi Agroteknologi Fakultas Pertanian


STIP Muhammadiyah Sinjai

ABSTRAK

Salah satu komoditas hortikultura yang penting adalah jeruk besar. Produksi jeruk
saat ini menurun diakibatkan karena serangan OPT. Pengendalian yang saat
dilakukan adalah pestisida, untuk mengurangi pemakaian pestisida maka diterapkan
budidaya jeruk organik yang pada dasarnya menggunakan bahan-bahan alami
dalam praktek budidayanya. Penggunaan ekstrak buah merupakan salah satu
pengendalian OPT yang dilakukan. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui
mikroba asal ekstrak buah yang diaplikasikan di pertanaman jeruk organik. Hasil
identifikasi didapatkan beberapa jenis mikroba yaitu dari golongan bakteri
didapatkan bakteri gram positif dan pada golongan cendawan didapatkan
Aspergillus sp. dan Penicilium sp.

Kata kunci : Jeruk organik, mol, bakteri, cendawan

PENDAHULUAN dengan produksi 5.296 ton (Ishak et


Jeruk merupakan salah satu al., 2005).
komoditas hortikultura penting yang Produksi jeruk di Indonesia
permintaannya cukup besar dari tahun pada tahun 2001 mencapai 744.052
ke tahun dan paling menguntungkan ton/tahun. Bila kebutuhan konsumsi
untuk diusahakan. Jeruk besar (Citrus buah jeruk segar diasumsikan 3,26
grandis L.) salah satu komoditas kg/kapita/tahun atau 30
unggulan Kabupaten Pangkep buah/kapita/tahun, maka dengan
Sulawesi Selatan dengan luas perhitungan jumlah penduduk 204,4
pertanaman pada tahun 2005 sekitar juta jiwa memerlukan ketersediaan
436 ha dengan produksi 4.571 ton dan buah jeruk segar sebanyak 866.247
terjadi peningkatan luas pertanaman ton. Data tahun 2001 menunjukkan
pada tahun 2006 sekitar 496 ha bahwa Indonesia mengimpor jeruk
sebesar 73.304 ton, sehingga total

1
Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: 2302-6944

ketersediaan mencapai jumlah terhadap produksi jeruk sehingga


817.356 ton (Dirjenhorti, 2002). perlu dilakukan pengendalian.
Kebutuhan tersebut masih harus Pengendalian yang dilakukan
ditambah untuk memenuhi kebutuhan saat ini menggunakan pestisida,
ekspor dan industry pengolahan. namun untuk meminalisir penggunaan
Prospek dan potensi pasar pestisida yang tidak ramah lingkungan
jeruk sangat besar baik di dalam dalam budidaya jeruk maka perlu
maupun diluar negeri, maka penerapan budidaya jeruk organik.
pengusahaan jeruk di Indonesia Budidaya jeruk organik dilakukan
memerlukan peningkatan baik secara alamiah tanpa ada penggunaan
kuantitas, kualitas maupun pestisida ataupun pupuk sintetik.
kontinuitas. Produksi jeruk Indonesia Budidaya jeruk organik menggunakan
sejak tahun 1995 sampai 1998 bahan-bahan alami dalam proses
mengalami penurunan yaitu tahun budidayanya seperti memanfaatkan
1995 produksi jeruk mencapai tanaman-tanaman disekitar sebagai
1.004.631 ton turun menjadi 730.860 pupuk hijau dan pembuatan pupuk
ton pada tahun 1996, dan 696.422 ton sekaligus pengendalian hama dan
pada tahun 1997 serta 613.759 pada penyakit dengan memanfaatkan buah-
tahun 1998 dan sampai sekarang buahan manis yang telah difermentasi
berkisar 8,6-15 ton/ha/tahun. dengan harapan mikroba hasil
Salah satu kendala dalam fermentasi yang bekerja. Fermentasi
produksi jeruk nasional adalah buah-buahan ini biasa disebut Mol.
serangan OPT Menurut Sunarjono Berdasarkan hal di atas maka perlu
(2004), sejak tahun 1970 kondisi dilakukan identifikasi mol yang
pertanaman jeruk di Indonesia diaplikasikan pada pertanaman jeruk
mengalami degradasi dan hampir organik.
mengalami kehancuran karena BAHAN DAN METODE
terserang penyakit yang sangat Tempat dan Waktu
membahayakan yakni Citrus Vein Penelitian dilakukan di Desa
Phloem Degeneration (CVPD) dan Padanglampe, Kecamatan Ma’rang,
hama seperti Lalat Buah, Kutu daun, Kabupaten Pangkep pada pertanaman
pengorok daun, dan hama puru buah. jeruk besar organik milik Ahmad
Serangan OPT sangat berpengaruh Tabarak seluas 1,2 ha yang merupakan
pusat pembibitan jeruk besar organik

2
Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: 2302-6944

kemudian identifikasi mikroba dengan menggunakan jarum ose


dilakukan di Laboratorium Penyakit, dan dioleskan pada gelas objek
Jurusan Ilmu Hama dan Penyakit yang telah diberi dua tetes larutan
Tumbuhan, Fakultas Pertanian, KOH 3% diaduk melingkar selam
Universitas Hasanuddin. ± 5-10 detik. Koloni yang nampak
Metode berlendir memperlihatkan reaksi
Mol yang diaplikasikan pada positif (gram negative) sedangkan
pertanaman jeruk organik dibawa ke yang tidak berlendir atau terlepas
Laboratorium untuk dilakukan adalah negative (gram positif).
identifikasi mikroorganisme yang 2. Identifikasi Cendawan
terkandung di dalamnya. Mol tersebut Pada tahap identifikasi
terbuat dari buah-buahan manis yang cendawan didapatkan isolat cendawan
dikumpulkan dari lapangan. Adapun sebanyak 3 isolat. adapun langkah-
identifikasi yang dilakukan yaitu : langkahnya, sebagai berikut :
1. Identifikasi Bakteri a. Isolasi cendawan
Mol ditumbuhkan pada media Mol ditumbuhkan dalam media
NA. Dari hasil isolasi mol tersebut PDA, kemudian cendawan yang
didapatkan beberapa isolat bakteri. tumbuh diidentifikasi dengan cara
Isolat tersebut kemudian dipindahkan cendawan dari biakan murni
pada media NA yang baru untuk diambil dengan menggunakan
mendapatkan biakan murni. Biakan jarum ose dan dioleskan pada gelas
murni yang telah didapatkan objek dan ditetesi aquades
kemudian diidentifikasi berdasarkan sebanyak 1 tetes. Kemudian
Schaad et al. (2001) sebagai berikut : diamati dibawah mikroskop.
 Karakteristik morfologi Identifikasi cendawan ini
Penentuan karakakteristik dilakukan berdasarkan buku
morfologi didasarkan pada bentuk identifikasi Illustrated Genera of
dan warna koloni pada media NA. Imperfect Fungi.
 Karakteristik fisiologi dan HASIL DAN PEMBAHASAN
biokimia 1. Identifikasi Bakteri
Metode pengujian yang dilakukan Berdasarkan hasil identifikasi
adalah reaksi gram, pengujian ini yang dilakukan maka diketahui genus
dilakukan dengan cara koloni bakteri yang berasal dari MOL.
bakteri dari biakan murni diambil
3
Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: 2302-6944

Tabel 1. Hasil identifikasi isolat-isolat bakteri yang berasal dari Mol berdasarkan
Schaad et al. (2001)
Isolat
Identifikasi
MOL I MOL 2 MOL 3 MOL 4
Warna Koloni pada NA Putih Putih Putih Putih
Reaksi Gram + + + +
Bacillus sp/ Streptomyces sp
Bakteri
Corneyform sp/Clostridium sp
Keterangan : + Bereaksi Positif
- Bereaksi Negatif

2. Identifikasi Cendawan Cendawan Penicillium dan Aspergillus


Berdasarkan hasil isolasi dan melayani dalam produksi beberapa
identifikasi cendawan yang terdapat enzim biotechnologically diproduksi
pada mol menunjukkan adanya dan makromolekul lain, seperti asam
keragaman jenis cendawan yaitu glukonat, sitrat, dan tartrat, serta
Penicillium sp dan Aspergillus sp dari beberapa pectinases, lipase, amilase,
daun . Adapun karakteristiknya dapat selulase, dan protease.
dilihat pada Tabel di bawah ini :

4
Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: 2302-6944

Tabel 2. Hasil identifikasi isolat-isolat cendawan yang berasal dari Mol


Jenis Ciri Koloni
Isolat Pengamatan Mikroskopis
Cendawan Pada Media PDA
1. Penicillium sp. Koloni berwarna Konidiofor yang menjari
putih Terdapat 2 – 3 hifa percabang
Konidia bulat, agak lonjong
2 Aspregillus sp. Koloni berwarna Konidiofor halus Hifa tegak
putih, bercak hijau
Dua genus ini (Penicillium dan Penicillium dan Aspergillus
Aspergillus) merupakan cendawan mempunyai pengaruh terhadap
yang bersifat antagonisme yang mikroorganisme pathogen tanaman.
mempunyai daya antibiotic yang Ketahanan tanaman cabai meningkat
berperan dalam ketahanan tanaman. karena jalinan hifa cendawan
Genus Penicillium mengeluarkan Penicillium dan Aspergillus dapat
substansi racun citrimun (CH13H14O5) menjadi penghalang bagi serangan
berupa kristal dan genus Aspergillus jamur tanah. Adapun karakteristik dari
mengeluarkan aflatoksin (C12H12O6). kedua cendawan tersebut yaitu :
a. Aspergillus sp.
A1 A2

A
B
Gambar 2. (A) Gambar mikroskopis Aspergillus sp. pembesaran 100 X, (A1)
hifa
(A2) konidiofor, (B) Koloni pada media PDA

Aspergillus sp mempunyai ciri- yang disebut vesikel. Vesikel Nampak


ciri antara lain koloni berwarna hijau besar dan bentuknya bulat dengan
kekuningan, hifa bersepta, hyaline dan diameter rata-rata 40 µm atau berkisar
lebar. Konidiofornya tegak, panjang antara 20 µm sampai 65 µm (Fisher
dan terbentuk secara bebas. Panjang dan Norm, 1998). Pada permukaan
konidiofor berukuran 850 µm dan vesikel terdapat sterigmata berlapis
lebarnya 5-8 µm. Pada puncak tunggal atau ganda. Konidia tumbuh
konidiofor Nampak menggelembung dari sterigmata dan berangai-rangkai

5
Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: 2302-6944

tersusun seperti rantai ( Bidochka and Konidianya besar dan mengandung


Decroos, 2000). Konidia berbentuk pigmen. Kebanyakan galur dari jenis
bulat dan biasanya berwarna hijau ini mempunyai sklerotia yang
kekuningan ( Fardiaz, 1992). berwarna abu-abu sampai hitam.
Aspergillus sp memiliki kepala Aspergillus sp dapat tumbuh pada
pembawa konidia yang besar dan suhu optimum 30 º C dan suhu
padat, bulat dan berwarna hitam, minimum 10 º C dan suhu maksimum
coklat hitam atau ungu coklat. 40 º C dengan kelembaban 93 %.
b. Penicillium sp.

A2

A1
A
B
Gambar 3. ( A ) Kenampakan mikroskopis Penicilium sp. Dengan
pembesaran 100 X (A1) Konidiofor, (A2) hifa, (B) Koloni pada media

Pengamatan Mikroskopis bulat. Konidiofor yang menjari dan


diatas disesuaikan dengan deskripsi terdapat 2 – 3 hifa percabangan.
yang ada di buku identifikasi Penicillium sp yang sangat
Illustrated Genera of Imperect Fungi berperan penting dalam lingkungan
(Barnet, et al. 1972) yang menyatakan alam seperti pada produksi makanan
bahwa Cendawan Penicillium sp dan obat. Penicillium Ini
secara mikroskopis memiliki bentuk menghasilkan penisilin yang
konidiofor yang khas. Konidiofor digunakan sebagai antibiotik, yang
muncul tegak dan bercabang dapat membunuh atau menghentikan
mendekati ujungnya. Penicillium sp pertumbuhan beberapa jenis bakteri di
memiliki konidiofor bercabang secara dalam tubuh. Penicillium sp (dari
melingkar baik tunggal maupun ganda penicillus Latin: kuas) adalah genus
dan menyerupai bentuk percabangan jamur Ascomycetous. Spesies
semak-semak. Konidia dihasilkan di Penicillium adalah jamur tanah di
ujung dalam rangkaian, bentuknya mana-mana lebih memilih iklim sejuk
dan ada jika bahan organik tersedia.

6
Volume 5 No. 1 Februari 2017 ISSN: 2302-6944

Umumnya dikenal sebagai cetakan Agribisnis jeruk saat ini dan


strategi pengembangan ke
dan merupakan salah satu penyebab
depan. Semiloka Nasional
utama pembusukan makanan. Banyak Pengembangan Jeruk dan
Pameran Buah Jeruk
spesies yang menghasilkan mikotoksin
Unggulan. Bogor, 10-11 Juli
sangat beracun. Beberapa spesies 2002.
memiliki warna biru, biasanya tumbuh
Ishak, A., M.Abu., Dahyar.,M. Mega,
pada roti tua dan memberikan tekstur 2005. Standar Prosedur
Operasional (SPO) Jeruk Besar
fuzzy biru. Mekanisme pengendalian
Pangkep. Pemerintah Propinsi
Penicillium sp terhadap pathogen pada Sulawesi Selatan. Dinas
Pertanian Tanaman Pangan dan
umumnya adalah dengan cara
Hortikultura.
kompetisi di dalam tanaman inang dan
Sunarjono, Hendro. 2004. Berkebun
kemamuannya dalam memproduksi
21 jenis tanaman buah.
antibiotik. Penicillium sp dapat Penebar Swadaya. Bogor.
melindungi biji kacang polong dengan
cara membentuk lapisan hifa
menyelubungi biji dan memanfaatkan
eksudat-eksudat yang dikeluarkan oleh
biji sebeum digunakan oleh pathogen
(Baker dan Cook, 1982).
KESIMPULAN
Berdasarkan hasil identifikasi
didapatkan beberapa mikroba yang
sangat bermanfaat dalam pengendalian
hama dan penyakit jeruk diantaranya
dari golongan bakteri gram positif dan
golongan cendawan terdiri dari
Aspergillus sp. dan Penicilium sp.

DAFTAR PUSTAKA

Barnett, H. L., and Hunter, B.B., 1972.


Illustrated Genera of Imperfect
Fungi. Burgess Publishing
Company, St. Paul, p 282.

Dirjenhorti. Direktorat Jendral Bina


Produksi Hortikultura. 2002.

Anda mungkin juga menyukai