Anda di halaman 1dari 3

4.

5. Law of Diminishing Return


The Law of Diminishing Return dikemukakan oleh seorang ahli ekonomi dari Inggris,
David Richardo (1772-1823). David mengemukakan bahwa, jika kita menambah terus-
menerus salah satu unit input data jumlah yang sama, sedangkan input yang lain tetap,
maka mula-mula akan terjadi tambahan output yang lebih dari proporsional (increasing
return), tapi pada titik tertentu hasil lebih yang kita peroleh akan semakin berkurang
(diminshing return).

Law of Diminishing Return terjadi atau berlaku dalam suatu kegiatan usaha tani.
Misalnya, seseorang membudidayakan wortel di lahannya. Penggunaan pupuk sebagai
salah satu input tentu akan menunjang keberhasilan panen wortel tersebut. Namun,
yang perlu diperhatikan adalah pupuk tersebut harus digunakan sesuai dengan proporsi
yang dibutuhkan. Apabila pupuk yang dipakai proporsional maka hasil panen pun akan
baik. Sebaliknya, jika pupuk terus menerus ditambahkan justru akan menimbulkan
dampak buruk untuk tanaman wortel sehingga yang terjadi panen wortel pun akan
menurun.
Terdapat tiga tingkat dalam teori ini, yaitu :

a. Fase Increasing Return (pendapatan yang meningkat),


b. Fase kedua dimana pendapatan tetap meningkat tapi pada intensitas yang lebih

rendah dan
c. Fase ketiga adalah Diminishing Returns.

Contoh fase pertama, kita mempunyai sawah, dengan input petani. Satu sawah
memiliki kapasitas petani sebanyak 10 orang. Maka, ketika kita menempatkan satu orang
petani di sana, kita akan mendapatkan output yaitu berupa beras. Begitu juga jika di tambah
terus sampai misalnya angka 7. Ketika level petani sudah berada pada angka 7, output akan
stabil dan terus menerus meningkat. Begitu juga jika sampai 8,9,10 pendapatan
terus meningkat.

Namun, pendapatan ketika 7 petani disawah dengan 10 petani berbeda. Secara logika
kita bisa melihat, misalnya saja para petani, ketika semakin banyak yang terlibat, akan
secara psikologis bertambah malas. Atau mereka juga bisa bertambah susah dalam
bekerja, karena sawah yang mereka garap semakin penuh. Tapi, pendapatan tetap
meningkat. Oleh karena itu, posisi ketika petani sebanyak 8 sampai 10 bisa dikatakan
fase 2 dari teori ini.

Fase 3 adalah fase diminishing. Bayangkan jika sawah yang oleh 10 orang saja sudah
sempit, ditambah lagi dengan 1,2, bahkan tiga orang lagi. Maka sawah akan semakin
penuh. Disinilah timbul pendapatan yang menurun. Petani yang ada disana tidak
produktif. Bahkan, pemilik sawah juga harus membayar lebih dari 10 petani, yang mana
sawah itu sendiri hanya bisa menghasilkan output yang dilakukan oleh 10 petani.

Otomatis, kita sebagai pemilik sawah harus membayar lebih untuk itu, sehingga
pendapatan kita akan semakin menurun. Sawah juga akan semakin sesak jika diisi oleh
lebih dari 10 orang, bisa jadi mereka justru mencangkul kaki dari petani yang lain, karena
lahan nya sudah habis. Demikianlah mengapa pendapatan bisa justru menurun jika
angka buruh pada suatu pabrik terlalu banyak. Pabrik bisa rugi dan tidak bisa membayar
para buruh, sehingga sampailah pada keputusan untuk melakukan PHK.

Anda mungkin juga menyukai