A. Kriptomeri
Tujuan:
- Memahami Kriptomeri
- Memahami penyimpangan semu hukum Mendel
- Membuktikan bahwa pada peristiwa kriptomeri diperolah rasio fenotif F2 = 9 : 3 :4
Aa B . = Putih
aa bb = Putih
Prosedur Laboratorium:
Buatlah baling-baling genetika seperti gambar berikut:
AaBb x AaBb
Kesimpulan :
Persilangan ini disebut kriptomeri atau epistasis resesif. Kriptomeri adalah sebuah
sifat gen dominan yang tersembunyi, jika gen dominan tersebut berdiri sendiri.
Tetapi, jika gen dominan tersebut berhasil berinteraksi dengan gen dominan lainnya,
akan muncul sifat gen dominan yang sebelumnya tersembunyi. Dan dari persilangan
tersebut menghasilkan perbandingan fenotipe 18 ungu : 6 merah : 8 putih atau 9
ungu : 3 merah : 4 putih.
B. POLIMERI
Tujuan:
Memahami Polimeri
Memahami penyimpangan semu hukum Mendel
Membuktikan bahwa pada peristiwa kriptomeri diperolah rasio
fenotif F2 = 15 : 1
Disini beberapa
Kesimpulan :
Persilangan ini disebut polimeri. Polimeri adalah interaksi antar gen yang
bersifat kumulatif (saling menambah). Jadi, gen-gen tersebut saling
berinteraksi untuk mempengaruhi dan menghasilkan keturunan yang sama.
Dan dari persilangan tersebut menghasilkan perbandingan fenotipe 30 hitam :
2 putih atau 15 hitam : 1 putih
C. EPISTASIS DAN HIPOSTASIS
TUJUAN
Memahami Epistasis-Hipostasis
Memahami penyimpangan semu hukum Mendel
Membuktikan bahwa pada peristiwa Epistasis-Hipostasis diperolah rasio
fenotif F2 = 12 : 3 :1
Epistasis adalah interaksi di mana sebuah gen
mengalahkan pengaruh gen lain yang bukan alelnya.
Gen yang mengalahkan disebut ”epistasis” dan gen
yang dikalahkan disebut ”hypostasis”. Pada peristiwa
epistasis, paling sedikit harus ada 2 pasang gen yang
terlibat. Gen pada lokus yang satu berinteraksi
dengan gen pada lokus lain. Dari hasil interaksi
tersbut diperoleh fenotip yang tidak akan diperoleh
jika gen-gen tersebut bekerja sendiri-sendiri.
Interaksi epistasis sama sifatnya dengan kondisi
dominan resesif, perbedaannya adalah kondisi
dominan-resesif berlaku bagi gen sealel. Epistasis dominan pada labu
Prosedur Laboratorium:
Buatlah baling-baling genetika seperti gambar berikut:
HHKK HHKK
hhkk hhkk
Kesimpulan :
Persilangan ini disebut Epistasis-Hipostasis. Epistasis-Hipostasis
merupakan peristiwa ketika gen yang bersifat dominan akan menutupi
pengaruh gen dominan lain yang bukan alelnya. Gen yang menutupi
disebut epistasis, sedangkan gen yang ditutupi disebut hipostasis. Dan dari
persilangan tersebut menghasilkan perbandingan fenotipe 24 labu putih : 6
labu hijau : 2 labu kuning atau 12 labu putih : 3 labu hijau : 1 labu kuning