“Menganalisis Jurnal Nutrional Disorders In The Elderly”
OLEH KELOMPOK :
NI MADE ISMAWARDANI C1118015
IDA AYU RATIH SUTA GAYATRI C1118019
PUTU KRISTINA CANDRA PUTRI C1118021
EVA NUR AINI C1118022
KADEK YOVI WULANDARI C1118023
I GUSTI NGURAH AGUNG YUDA C1118027
I KADEK ANGGA DWIPAYANA C1118028
STIKES BINA USADA BALI
PROGRAM STUDI S1 KEPERAWATAN
TAHUN AJARAN 2021
“Analisis Jurnal Nutritional Disorders In The Elderly”
Judul Penelitian : Nutritional Disorders In The Elderly
Nama Penelitian : Mark L Wahlqvist, Gayle S Savige and Widjaja Lukito Tahun Penelitian : 1995 Kelebihan nutrisi atau kekurangan nutrisi dapat menyebabkan banyak penyakit umum atau gangguan pada lansia. Beberapa gangguan memerlukan waktu lama untuk berkembang, namun beberapa gangguan bisa berkembang dalam hitungan minggu. Malnutrisi energi protein terjadi bisa saja secara langsung akibat dari pola makan yang buruk, atau bisa saja terjadi ketika penyakit lain membutuhkan nutrisi yang lebih dari biasanya. Salah satu yang terkenal dan mudah dijumpai adalah kelebihan nutrisi yang kita sebut obesitas, yang merupakan resiko penyakit lain seperti diabetes melitus, gangguan jantung dan hipertensi. Jika gangguan nutrisi bisa di identifikasi dan ditangani dengan tepat maka kesehatan banyak lansia akan lebih meningkat. Lanjut usia lebih rentan terhadap gangguan gizi karena perubahan usia dan meluasnya penyakit. Penuaan dikaitkan dengan berkurangnya penggunaan energi, yang sering kali disertai dengan berkurangnya konsumsi makanan. Selain itu, para lansia kemungkinan besar mengkonsumsi banyak obat dan rentan terhadap problem psikologis dan sosial tertentu, yang semuanya dapat mempengaruhi gizi. Untuk mengatasi problem gangguan gizi pada para lansia, dibutuhkan penilaian rutin para pasien lansia dan menerapkan prosedur pengelolaan yang tepat apabila ditunjukkan. Kelainan perilaku makan dimana sebagian besar lansia memperlihatkan gangguan pada bentuk tubuh, telah menyimpangkan kepercayaan akan makanan dan juga kelainan perilaku makan, termasuk perlunya mengubah berat badan. Penyimpangan kepercayaan makanan dapat timbul dari pesan-pesan membingungkan yang disampaikan oleh media, Depresi, mengonsumsi obat-obatan tertentu dan isolasi sosial Malnutrisi energi protein: Kelainan protein ini berkaitan erat dengan gangguan gizi pada sistem kekebalan tubuh dan dikaitkan dengan peningkatan jumlah kasus penyakit menular, melambatnya penyembuhan luka dan osteoporosis yang parah (kekurangan kalsium dan protein yang mempercepat kecepatan pengeroposan tulang). Penggunaan Obat Berbagai dampak gizi buruk obat-obatan diperlihatkan. Harus diingat bahwa kondisi atau penyakit yang telah diberikan obat itu mungkin dengan sendirinya termodulasi oleh pola konsumsi makanan yang bersifat kondusif makanan yang mengandung kafein justru memperparah refluks esofagus (antipati reseptor). Obesitas, kelainan gizi ini mungkin yang paling mudah dikenali, dan mungkin merupakan problem yang paling diobati justru karena alasan itu. Meskipun obesitas merupakan faktor risiko bagi penyakit kardiovaskular, diabetes dan hipertensi (dengan meluasnya penyakit demikian meningkat pada usia). Penyakit jantung, meskipun kolesterol tetap menjadi faktor risiko bagi penyakit jantung koroner dan penyakit kardiovaskular, faktor-faktor gizi lainnya penting dalam perkembangan penyakit-penyakit ini, 10 bahan bakar seperti glukosa menguntungkan bagi metabolisme jantung sewaktu persediaan oksigen dikurangi. Diabetes merajalelanya diabetes mellitus yang tidak bergantung pada insulin meningkat pada usia yang terus meningkat, dan kesiapannya sudah sangat ketat. Dan osteoporosis angka hilangnya tulang dipercepat dengan pola makan yang tidak sesuai, kurangnya vitamin D (sinar matahari), kerusakan fungsi ginjal, pengobatan tertentu dan imobilitas. Para lansia lebih berisiko kehilangan kalsium karena kemampuan mereka untuk menyerap kalsium berkurang. Imunodefisiensi Sejauh mana para lansia bertanggung jawab atas kemerosotan fungsi kekebalan masih belum diketahui, meskipun perubahan imunologi yang terjadi sewaktu terdapat kekurangan satu atau lebih zat gizi yang sudah terdokumentasi dengan baik. Yang terjadi pada gambut mencakup organ-organ limfoid yang sudah menyusut jumlahnya dari limfosit dan penurunan jumlah yang mutlak dari sel-sel T. Para lansia lebih rentan terhadap infeksi, khususnya infeksi pernapasan, daripada orang dewasa yang lebih muda. Infeksi menempatkan stres ekstra pada kebutuhan gizi, yang selanjutnya menyebabkan kemerosotan lebih lanjut pada status gizi, dan siklus itu pun berlanjut. Gizi yang baik dapat membantu mengurangi risiko ini. Ketidakseimbangan air, seiring bertambahnya usia respon haus semakin berkurang berkombinasi dengan berkurangnya kemampuan konsentrate urine. Hal ini menyebabkan gagguan homeostatis cairan dan elektrolit pada lansia, oleh karena itu para lansia perlu menyadari perlunya minum cukup cairan agar terhidar dari dehidrasi.