Anda di halaman 1dari 14

Menjaga Keutuhan NKRI yang dilandasi Nilai-Nilai Pancasila dalam Upaya Pembangunan

Pariwisata di Indonesia

A. Negara Kesatuan Republik Indonesia

Negara Kesatuan Republik Indonesia adalah suatu wilayah negara kepulauan


besar yang terdiri dari ribuan pulau dan diapit oleh dua samudra dan dua benua, serta
didiami oleh ratusan juta penduduk. Disamping itu Indonesia memiliki keanekaragaman
budaya dan adat istiadat yang berlainan satu sama lain, dan tercemin dalam satu ikatan
kesatuan yang terkenal dengan sebutan Bhinneka Tunggal Ika. Karena letak wilayah
Indonesia di sekitar khatulistiwa, maka Indonesia memiliki iklim tropis dan rnemiliki dua
musim, yaitu musim hujan dan musim kemarau.

Indonesia memiliki 17.504 pulau (termasuk 9.634 pulau yang belum diberi nama
dan 6.000 pulau tidak berpenghuni). Di sini ada 3 dari 6 pulau terbesar di dunia yaitu
Kalimantan, Sumatera, dan Papua. Wilayah Indonesia terbentang sepanjang 3.977 m di
antara Samudra Hindia dan Samudra Pasifik. Luas daratan Indonesia 1.922.570 km2 dan
luas perairannya 3.257.483 km2.

Indonesia merupakan negara dengan suku bangsa yang terbanyak di dunia.


Terdapat lebih dari 740 suku bangsa/etnis, di mana di Papua saja terdapat 270 suku.
Selain itu, negara ini merupakan negara dengan bahasa daerah terbanyak, yaitu 583
bahasa dan dialek dari 67 bahasa induk yang digunakan berbagai suku bangsa di
Indonesia. Bahasa nasional yang merupakan bahasa pemersatu adalah bahasa Indonesia.

Proklamasi kemerdekaan 17 Agustus 1945 menandai lahirnya bangsa Indonesia.


Sejak saat itu, Indonesia menjadi negara yang berdaulat dan berhak untuk mementukan
nasib dan tujuannya sendiri. Bentuk negara yang dipilih oleh para pendiri bangsa adalah
Negara Kesatuan Republik Indonesia. Meski dalam perjalanan sejarah ada upaya untuk
menggantikan bentuk negara, tetapi upaya itu tidak bertahan lama dan selalu digagalkan
oleh rakyat. Hingga saat ini negara kesatuan itu tetap dipertahankan. Sebagai generasi
penerus bangsa kita merasa terpanggil untuk turut serta dalam usaha membela negara.
Berikut beberapa sikap dan perilaku mempertahankan NKRI:
1. Menjaga wilayah dan kekayaan tanah air Indonesia, artinya menjaga seluruh
kekayaan alam yang terkandung di dalamnya.
2. Menciptakan ketahanan nasional, artinya setiap warga negara menjaga
keutuhan, kedaulatan negara, dan mempererat persatuan bangsa.
3. Menghormati perbedaan suku, budaya, agama, dan warna kulit. Perbedaan
yang ada akan menjadi indah jika terjadi kerukunan, bahkan menjadi sebuah
kebanggaan karena merupakan salah satu kekayaan bangsa.
4. Mempertahankan kesamaan dan kebersamaan, yaitu kesamaan memiliki
bangsa, bahasa persatuan, dan tanah air Indonesia, serta memiliki pancasila,
Undang-Undang Dasar 1945, dan Sang Saka Merah putih. Kebersamaan dapat
diwujudkan dalam bentuk mengamalkan nilai-nilai pancasila dan UUD 1945.
5. Memiliki semangat persatuan yang berwawasan nusantara, yaitu semangat
mewujudkan persatuan dan kesatuan di segenap aspek kehidupan sosial, baik
alamiah maupun aspek sosial yang menyangkut kehidupan bermasyarakat.
Wawasan nusantara meliputi kepentingan yang sama, tujuan yang sama,
keadilan, solidaritas, kerjasama, dan kesetiakawanan terhadap ikrar bersama.
Memiliki wawasan nusantara berarti memiliki ketentuan-ketentuan dasar yang
harus dipatuhi, ditaati, dan dipelihara oleh semua komponen masyarakat.
Ketentuan-ketentuan itu, antara lain Pancasila sebagai landasan dan UUD
1945 sebagai landasan konstitusional. Ketentuan lainnya dapat berupa
peraturan-peraturan yang berlaku di daerah yang mengatur kehidupan
bermasyarakat.
6. Mentaati peraturan, agar kehidupan berbangsa dan bernegara berjalan dengan
tertib dan aman. Jika peraturan saling dilanggar, akan terjadi kekacauan yang
dapat menimbulkan perpecahan. (Pusaka Indonesia, 2014)

Generasi muda tidak bisa melepaskan diri dari kewajiban untuk memelihara dan
membangun masyarakat dan negara. Pemuda memiliki peran yang lebih berat karena
merekalah yang akan hidup dan menikmati masa depan. Sejarah memperlihatkan kiprah
kaum muda selalu mengikuti setiap tapak-tapak penting sejarah. Pemuda sering tampil
sebagai kekuatan utama dalam proses modernisasi dan perubahan.

B. Implementasi Nilai-Nilai Pancasila


Negara Indonesia atau Negara kesatuan republic Indonesia (NKRI) bisa berdiri
dengan kokohnya karena memiliki fondasi yang kuat yaitu pancasila.serta memiliki tiang
penyangga atau pilar untuk menompang NKRI yaitu UUD 1945. Sedangkan Bhinneka
Tunggal Ika adalah rakyat Indonesia yang beraneka ragam suku, bahasa, agama dan adat-
istiadat dan budaya.

Maka NKRI, Pancasila, UUD 1945 dan Bhinneka Tungga Ika merupakan satu
kesatuan yang tidak bisa dipisahkan. Semuanya saling kukuh-mengukuhkan. Tidak ada
artinya NKRI kalau tidak ada Pancasila sebagai fundamental dasar Indonesia, begitu pula
sebaliknya.

NKRI dan Pancasila tidak akan bisa kukuh kalau tidak ada pilar yang menguatkan
berdirinya dan platform bersama yang menjadi pegangan seluruh rakyat Indonesia yaitu
UUD 1945. Seterusnya NKRI, Pancasila dan UUD 1945, hanya akan menjadi benda
mati, jika tidak ada rakyat Indonesia yang Bhinneka Tunggal Ika, yang bermacam-macam
suku, bangsa, agama, kepercayaan, budaya dan adat-istiadat.

Kelima sila dari Pancasila yang dipahami sebagai bagian dari ajaran agama, harus
selalu berusaha untuk dipahami, dihayati dan diamalkan dalam kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara.

Nilai nilai yang terkandung dalam pancasila dari Sila ke-I samapi Sila ke V di
implementasikan dalam kehidupan sehari hari seperti :

a. Sila pertama : Ketuhanan Yang Maha Esa

Sila Ketuhanan Yang Maha Esa mengandung nilai-nilai bahwa negara


yang didirikan merupakan sebagai perwujudan manusia sebagai mahkluk Tuhna
Yang Masa Esa. Contoh dalam kehidupan kita yaitu :

1. Melaksanakan ibadah kepada Allah seperti salat fardu, salat sunnah,


puasa,zakat, dsbg.
2. Adanya matakuliah agama yang di jadikan mata kuliah wajib untuk
mahasiswa.
3. Percaya dan takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan Agama yang
di anutnya.
4. Hormat menghormati antara pemeluk agama dan penganut kepercayaan yang
berbeda-beda, sehingga terbina kerukunan hidup.
5. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan agama dan
kepercayanya.
6. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang lain /
memberikan kebebasan kepada setiap orang untuk memeluk agama sesuai
dengan kepercayaan masing- masing.
7. Kita tidak boleh ribut ketika orang yang beragama lain melaksanakan
ibadahnya .
8. Tidak boleh minum/menelan obat-obat terlarang, misalnya pil Ectasy,Nipam,
Shabu-shabu dan lain sebagainya termasuk di dalamnya.
9. Senantiasa berteman dengan pemeluk agama lain seperti berteman dengan
orang yang seagama.

b. Sila Kedua : KEMANUSIAAN YANG ADIL DAN BERADAB

Sila kemanusiaan yang adil dan beradab mengandung nilai-nilai bahwa


negara harus menjunjung tinggi harkat dan martabat manusia sebagai mahkluk
yang beradab. Contoh dalam kehidupan kita yaitu :

1. Membantu fakir miskin dan Membantu korban bencana alam


2. Pemberian kebebasan dalam memilih jurusan
3. Menghargai dan tidak mencela hasil karya orang lain
4. Mengikuti aksi donor darah bagi yang membutuhkan.
5. Dalam penerimaan mahasiswa baru tidak adanya perbedaan antara yang
mampu dan yang kurang mampu
6. Melaksanakan kewajiban untuk selalu masuk kuliah dan mengumpulkan
tugas yang di berikan.
7. Adanya undang undang perlindungan anak jika ada anak yang
melakukan pelanggaran berat.
8. Harus mewujudkan tercapainya tujuan ketinggian harkat dan martabat
manusia terutama hak-hak kordat sebagai hak asasi.
9. Menjenguk teman yang sakit dan tidak membedakan teman pergaulan
10. Mengakui persamaan derajat, antara hak dan kewajiban sebagai warga
Negara yang baik
11. Saling mencintai sesama manusia dan mengembangkan sikap tenggang
rasa
12. Tidak semena mena terhadap orang lain dan menjunjung tinggi nilai
nilai kemanusiaan
13. Berani membela keadilan dan saling menghormati antar sesama bangsa
lain
14. Merawat lingkungan dengan menjaga kebersihan, tidak membuang
sampah sembarangan, tidak membakar lahan yang membuat orang lain
terganggu, merawat binatang dengan kasih sayang, merawat hutan dan
tidak menebangi sembarang, dll.

c. Sila Ketiga : Persatuan Indonesia

Sila persatuan Indonesia mengandung arti negara merupakan penjelmaan


sifat kodrat manusia monodualis, yaitu sebagai mahkluk individu dan mahkluk
sosail. Perbedaan bukannya untuk menjadi konflik dan permusuhan malainkan
diarahkan pada sesuatu yang saling menguntungkan, yaitu persatuan dalam
kehidupan bersama untuk mewujudkan tujuan bersama. Tanpa harus kita
mendengar adanya gereja dibomlah, tawuran antar agama di kehidupan kita.
Contoh dalam kehidupan kita yaitu :

1. Ikut melaksanakan upacara bendera


2. Mengikuti kegiatan bari berbaris.
3. Mengikuti kegiatan peringatan hari besar nasional seperti ikut lomba,
atau pentas budaya
4. Menghargai pendapat teman saat berdiskusi suatu masalah dan tidak
egois jika pendapatnya tidak di terima.
5. Mengorbankan sebagian harta untuk pembangunan jalan,
mengorbankan waktu untuk menjaga kampung (Poskamling)
6. Ikut kerja bakti, mengikuti kegiatan karang taruna, ikut serta dalam
kompetisi olahraga baik skala nasional maupun internasional
7. Tidak saling bermusuhn antar sesama mahasiswa
8. Sikap kebersamaan dan menghargai antar masyarakat
9. Cinta tanah air dan bangga sebagai bangsa yang bertanah air.
10. Memberikan hak setiap orang untuk memperoleh informasi,
kenyamanan dalam bertetangga, hak untuk mendapat kesehatan dan
hidup yang layak.
11. Saling menjaga keseimbangan dalam kehidupan. Seperti tidak
membuat keributan dan kerusuhan kecil yang mengakibatkan bencana
besar.

d. Sila Keempat : KERAKYATAN YANG DIPIMPIN OLEH HIKMAH


KEBIJAKSANAAN DALAM PERMUSYAWARATAN PERWAKILAN.

Sila kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam


permusyawaraan dan perwakilan mengandung nilai-nilai bahwa hakikat negara
sebagai penjelmaan sifat kodrat manusia sebagai mahkluk individu dan mahkluk
sosial. Contoh dalam kehidupan kita yaitu :

1. Mengharagai pendapat orang lain,


2. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain
3. Mengutamakan Musyawarah / mufakat dalam mengambil keputusan
untuk kepentingan bersama dalam semangat kekeluargaan.
4. Jika ada masalah dalam kelompok belajar kita selesaikan dengan
berunding atau bermusyawarah
5. Ikut dalam PEMILU jika sudah cukup umur baik tingkat Nasional
maupun Lokal
6. Tidak marah atau sakit hati jika pendapat kita ditolak

e. Sila Kelima : KEADILAN SOSIAL BAGI SELURUH RAKYAT


INDONESIA

Sila keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia mengandung nilai-nilai


yang merupakan tujuan negara sebagai tujuan dalam hidup bersama. Contohnya
dalam kehidupan kita yaitu :

1. Memberikan upah sesuai dengan kerja orang tersebut


2. Membayar pajak tanpa membedakan kaya atau miskin
3. Tidak merusak fasilitas umum seperti telepon umum dll
4. Tidak bertindak korupsi, kolusi, nepotisme (KKN)
5. Gaya hidup hemat misalnya menggunakan listrik sehemat mungkin,
mematikan lampu jika tidak digunakan lagi.
6. Menjaga keseimbangan antara hak dan kewajiban serta bersikap adil
7. Suka member pertolongan kepada orang lain
8. Menjauhi sikap pemerasan terhadap orang lain dan tidak melakukan
perbuatan yang merugikan kepentingan umum.
9. Bekerja keras dan menghargai hasil karya orang lain
10. Bersama sama berusaha mewujudkan kemajuan yang merata dan
berkeadilan social.

Sebenarnya kita telah melaksanakan dan mengamalkan pancasila dalam


kehidupan sehari-hari sesuai dengan kemampuan, dan bahkan kita menyadari manakala
kita berbuat atau bertingkah laku yang tidak sesuai dengan nilai-nilai pancasila sehingga
timbul rasa cemas, menyesal dan kecewa karena yang kita lakukan dikeseharian
sebenernya bertentangan dengan hati nurani kita.

Bangsa Indonesia sebagai bangsa yang berkepribadian luhur memiliki jiwa dan
kepribadian yang sesuai dengan nila-nilai pancasila yang telah dimiliki sejak jaman
nenek moyang. Nilai-nilai yang telah tertanam dalam jiwa, hati dan sanubari bangsa
Indonesia yang dicerminkan dalam kehidupan sehari-hari, yang hubungannya dangan
Tuhan Yang Maha Esa maupun dengan sesamanya.

C. Upaya Pembangunan Pariwisata

Pariwisata di Indonesia merupakan sektor ekonomi penting di Indonesia. Pada


tahun 2009, pariwisata menempati urutan ketiga dalam hal penerimaan devisa setelah
komoditi minyak dan gas bumi serta minyak kelapa sawit. Berdasarkan data tahun 2014,
jumlah wisatawan mancanegara yang datang ke Indonesia sebesar 9,4 juta lebih atau
tumbuh sebesar 7.05% dibandingkan tahun sebelumnya. Kepariwisataan di Indonesia
telah diatur dalam pasal 5 Undang-undang No 10 Tahun 2009 tentang Kepariwisataan
dijelaskan bahwa kepariwisataan diselenggarakan dengan prinsip:

a. Menjunjung tinggi norma agama dan nilai budaya sebagai pengejawantahan dari
konsep hidup dalam keseimbangan hubungan antara manusia dan Tuhan Yang
Maha Esa, dan hubungan antara manusia dan sesama manusia, dan hubungan
antara manusia dan lingkungan;
b. Menjunjung tinggi hak asasi manusia, keragaman budaya, dan kearifan lokal;
c. Memberi manfaat untuk kesejahteraan rakyat, keadilan, kesetaraan, dan
proporsionalitas;
d. Memelihara kelestarian alam dan lingkungan hidup;
e. Memberdayakan masyarakat setempat;
f. Menjamin keterpaduan antarsektor, antardaerah, antara pusat dan daerah yang
merupakan satu kesatuan sistemik dalam kerangka otonomi daerah, serta
keterpaduan antarpemangku kepentingan;
g. Mematuhi kode etik kepariwisataan dunia dan kesepakatan internasional dalam
bidang pariwisata; dan
h. Memperkukuh keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

Dalam upaya mencapai sasaran pembangunan kepariwisataan Indonesia dan


berdasarkan Rencana Repelita VII Pariwisata, diperlukan suatu strategi melalui kebijakan
dan langkah-langkah yang harus laksanakan secara terus menerus. Kebijakan ini
ditetapkan sebagai suatu pedoman dalam penyelenggaraan kepariwisataan. Kebijakan-
kebijakan tersebut antara lain:

1. Menjadikan Pariwisata sebagai Penghasil Devisa Utama

Upaya memperkokoh perekonomian perlu peningkatan penerimaan


devisa, di mana salah satu sektor potensialnya adalah sektor pariwisata. Untuk
itu, kebijaksanaan yang ditempuh adalah:

a. Menggencarkan pemasaran dan promosi dengan memberikan


peran yang lebih dominan bagi usaha pariwisata.
b. Meningkatkan kerja sama dan koordinasi berbagai sektor terkait,
baik di tingkat pusat maupun daerah dalam setiap kegiatan
pemasaran dan promosi baik di dalam maupun luar negeri.
c. Mengharap lebih intensif pasar Asia Pasifik sehingga akan semakin
meningkatkan pangsa pasar.
d. Menggarap sigmen pasar yang berpotensi pembelanjaan tinggi
dengan didukung peningkatan mutu pelayanan dan
diversifikasi produk.
e. Memberikan kemudahan wisatawan untuk mengadakan perjalanan.
f. Meningkatkan promosi terpadu dalam lingkup bilateral, regional,
dan multilateral.
g. Meningkatkan citra pariwisata melalui keikutsertaan dalam event-
event pariwisata internasional.
h. Peningkatan kuantitas dan kualitas bahan promosi melalui
penyajian data dan informasi yang akurat.

2. Menjadikan Pariwisata Nusantara sebagai Pendorong Pembangunan

Sebagai sektor pembangunan yang multidimensional, pengembangan


pariwisata nusantara yang mempunyai potensi dampak pengganda yang relatif
besar, sebagai pendorong pembangunan. Untuk itu kebijaksanaan yang
ditempuh adalah:

a. Meningkatkan sadar wisata masyarakat melalui pemasyarakatan


Sapta Pesona.
b. Mengembangkan promosi Dalam Negeri untuk menjadikan
Nusantara sebagai daerah tujuan wisata bagi penduduk Indonesia.
c. Meningkatkan kesadaran dan pemahaman masyarakat tentang
kepariwisataan nasional.
d. Penyebarlusakan informasi objek dan daya tarik wisata serta sarana
pendukungnya kepada masyarakat.
e. Peningkatan sarana dan prasarana untuk sigmen pasar wisnus
(wisata remaja, lansia, dan penyandang cacat).
3. Meningkatkan Ketangguhan Kepariwisataan Nasional

Dalam rangka menghadapi era globalisasi yang penuh persaingan, maka


produk wisata harus mampu meningkatkan ketangguhan di tengah-tengah
persaingan yang cukup ketat. Untuk itu kebijaksanaan yang ditempuh adalah:

a. Menyusun perencanaan pengembangan pariwisata nasional untuk


dijabarkan ke tingkat daerah dengan memperhatikan pola dasar
pengembangan daerah, rencana Tata Ruang Daerah dan
standardinasi mutu produk.
b. Penyesuaian pembangunan daerah tujuan wisata dengan potensi
masing-masing, serta mempertimbangkan sasaran pasar yang akan
diraih dengan mempertimbangkan tahap perkembangannya.
c. Pengembangan produk wisata di luar Jawa dan Bali dengan
pemantapan dan peningkatan Kawasan Pembangunan Ekonomi
Terpadu, Kawasan Andalan Prioritas, dan kawasan tertentu lainnya
dalam upaya mempercepat pemerataan pembangunan.
d. Pengembangan dan pengusahaan objek dan daya tarik wisata alam,
budaya dan minat khusus sebagai komponen utama untuk
meningkatkan produk wisata yang berkualitas.
e. Pembinaan dan pengembangan usaha jasa pariwisata dan
pengusahaan jasa pariwisata seperti Biro Jasa Wisata (BPW),
Pramuwisata, dan usaha jasa lainnya serta sistem pendukungnya.
f. Pembinaan dan Pengembangan Usaha Sarana Pariwisata dan
pengusahaan sarana pariwisata (akomodasi, kawasan pariwisata,
wisata tirta, restoran, angkutan wisata, serta sistem
pendukungnya).
g. Mendorong peningkatan penggunaan produk dalam negeri.
h. Meningkatkan dan memperluas aksesibilitas guna mendukung
pengembangan pariwisata.
i. Meningkatkan mutu pelayanan informasi kepariwisataan.
j. Pengembangan sistem informsi pariwisata melalui penyediaan
pusat data yang handal.
k. Meningkatkan kualitas produk pariwisata sebagai antisipasi
terhadap meningkatnya tuntutan wisatawan.
l. Peningkatan penggunaan IPTEK guna mendukung optimalisasi
pengembangan pariwisata.

4. Peningkatan Sumber Daya Manusia Bidang Kepariwisataan

Sebagai penyelenggara kegiatan kepariwisataan, peranan sumber daya


manusia sangat penting. Dengan memanfaatkan sumber daya manusia yang
berkualitas tinggi, maka kegiatan-kegiatan kepariwisataan dapat menghasilkan
pelayanan yang profesional. Untuk itu perlu ditempuh kebijaksanaan-
kebijaksanaan sebagai berikut:

a. Mengembangkan lembaga pendidikan dan latihan

Guna menghasilkan sumber daya manusia yang mampu


memberikan pelayanan secara profesional di bidang kepariwisataan, perlu
dikembangkan model pendidikan dan latihan dengan memberikan fasilitas
fisik dan non-fisik dan memanfaatkan iptek modern.

b. Memperbanyak jumlah pemandu wisata dan penyedia profesional

Pelayanan jasa kepariwisataan juga bertumpu pada profesionalnya


pemandu wisata dan penyedia. Peningkatan kemampuan profesional ini
mencakup penguasaan dalam memahami dan menggunakan bahasa
sehingga perlu dilakukan akreditasi terhadap lembaga penyelenggara
pendidikan dan latihan di bidang kepariwisataan.

c. Mengembangkan kerja sama internasional

Kerja sama dalam memberikan pendidikan dan latihan secara


internasional, dapat dimulai dengan kerja sama antara negara-negara
ASEAN. Hal ini dimaksudkan meningkatkan profesionalnya pemandu dan
penyedia wisata, dengan cara merasakan secara langsung pemberian
layanan kepariwisataan.

5. Peningkatan Kemitraan Masyarakat, Swasta, dan Media Massa

Keberhasilan Pembangunan Kepariwisataan Nasional merupakan hasil


kerja dan instansi pemerintah pusat dan daerah serta instansi swasta, dengan
dukungan masyarakat dan media massa. Oleh karena itu, guna mencapai
sasaran Pembangunan Kepariwisataan Nasional, perlu ditempuh
kebijaksanaan sebagai berikut:

a. Peningkatan pembinaan media massa


Upaya menyebarluaskan obyek dan daya tarik wisata perlu terus
ditingkatkan dengan mengajak serta keterlibatan media massa dalam
pemberitaan secara nasional dan internasional. Oleh karena itu,
penyampaian data dan informasi mengenai pembangunan kepariwisataan
nasional perlu lebih ditingkatkan melalui berbagai forum dan kesempatan,
dan dilakukan pembinaan terhadap wartawannya.

b. Peningkatan pembinaan terhadap organisasi kemasyarakatan

Penyertaan masyarakat dalam kegiatan kemasyarakatan dapat


ditempuh melalui pembinaan organisasi-organisasi kemasyarakatan,
khususnya yang berhubungan dengan penyelenggaraan kegiatan
kepariwisataan, seperti upacara-upacara adat setempat.

c. Peningkatan pembinaan unit ekonomi setempat

Penyerataan lembaga-lembaga ekonomi daerah, seperti Koperasi


Unit Usaha Cindramata, dan unit usaha lainnya sangat diperlukan untuk
lebih memperbanyak akses ekonomi kepariwisataan. Penyerataan ini
dilakukan secara bersama-sama dengan upaya pembinaan, agar
penyelenggaraan kewirausahaan ini mengikuti selera pasar bagi wisatawan
mancanegara dan nusantara.

d. Mendorong peran serta organisasi kemasyarakatan dalam meningkatkan


pemahaman terhadap pembangunan kepariwisataan.

6. Peningkatan Kerja Sama Lintas Sektoral

Pembangunan sektor pariwisata menyentuh segala aspek kehidupan


masyarakat, sehingga keterpaduan pembangunan pariwisata memerlukan
peningkatan kerja sama lintas sektoral, sehingga perlu ditempuh
kebijaksanaan sebagai berikut:

a. Memantapkan peraturan dan kelembagaan dalam penyelenggaraan


kepariwisataan.
b. Menanamkan pengertian yang sama tentang pentingnya sektor
pariwisata kepada lembaga-lembaga terkait, baik di pusat maupun
daerah.
c. Meningkatkan kerja sama antar lembaga dengan memfungsikan
lembaga-lembaga koordinasi yang ada.
d. Meningkatkan keterpaduan pembinaan unit-unit usaha yang terkait
dengan bidang kepariwisataan.
e. Pemantapan keterpaduan pengembangan daerah tujuan wisata yang
didukung oleh pengembangan jaringan perhubungan.
f. Penyusunan perencanaan pengembangan kepariwisataan secara
menyeluruh dan terpadu serta pemantapan konsolidasi antar sektor
terkait.

D. Timbal Balik Antara Keutuhan NKRI dengan Kepariwisataan di Indonesia

Ketika keutuhan NKRI telah terjaga dengan baik, maka Indonesia akan menjadi
negara yang aman ,tertib, dan sejahtera. Kondisi tersebut sesuai dengan nilai-nilai Sapta
Pesona . Hal ini akan berdampak pada jumlah wisatawan yang datang berkunjung ke
Indonesia untuk melakukan perjalanan wisata. Peningkatan jumlah kunjungan ini akan
dapat memenuhi target pemerintah sebanyak 20 juta wisatawan asing pada tahun 2019.

Kondisi pariwisata di Indonesia sempat terpuruk pada saat terjadinya Bom Bali 1
dan Bom Bali 2. Peristiwa ini dianggap sebagai kasus pidana terorisme terbesar yang
pernah terjadi di Indonesia. Beberapa warga negara asing yang tengah berlibur di Bali
menjadi korban dari aksi ini, antara lain Australia, Inggris, Kanada, serta beberapa negara
lainnya. Dengan adanya kejadian ini, Indonesia dirundung masalah yang berat terkait
dengan masalah keamanan. Sebagai dampaknya, kecaman pun berdatangan dari berbagai
penjuru dunia, seperti mengeluarkan travel warning hingga ancaman menurunnya potensi
wisata Indonesia.

Hal tersebut dapat menjadi sebuah contoh betapa pentingnya menjaga keutuhan
NKRI. Berkembangnya pariwisata secara tak langsung akan membawa pengaruh dalam
meningkatkan penerimaan devisa negara, meluasnya lapangan kerja, serta meningkatkan
sector perekonomian masyarakat.

Disamping adanya dampak positif, adapula dampak negatif yang mengikutinya.


Seperti:

a. Westernisasi (gaya hidup kebarat-baratan)


b. Mengikisnya nilai moral dan budaya
c. Berkurangnya lahan hijau

Anda mungkin juga menyukai