BANTUAN HUKUM
Tentang
OLEH:
KELOMPOK 2
DOSEN PENGAMPU:
DIAN PERTIWI, MH.
FAKULTAS SYARIAH
2022 M/1444 H
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat
dan Hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Penyusunan tugas ini bertujuan untuk memenuhi tugas dan kewajiban kami sebagai
mahasiswa serta agar mahasiswa yang lain dapat melakukan kegiatan seperti yang kami
lakukan. Dalam tugas ini kami akan membahas mengenai “Hak Asasi Manusia dan
Hubungannya Dengan Bantuan Hukum”. Dengan ini kami mengucapkan terima kasih
yang sebesar-besarnya kepada semua pihak yang telah mendukung kami terutama kepada
ibu Dian Pertiwi, MH. dalam mata kuliah Bantuan Hukum selaku dosen pembimbing
kami.
Tiada gading yang tak retak, demikian pepatah mengatakan. Kami sadari tugas ini
masih jauh dari kesempurnaan, oleh karena itu kami sangat mengharapkan kritik dan saran
yang bersifat membangun sehingga kami dapat memperbaiki kesalahan kami.
Akhir kata kami ucapkan terima kasih. Semoga tugas ini bermanfaat dan berguna
bagi kita semua.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................................. ii
BAB I PENDAHULUAN
B. Rumusan Masalah............................................................................................... 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Kesimpulan ......................................................................................................... 10
B. Saran ................................................................................................................... 11
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Hak asasi manusia adalah hak dasar yang dimiliki manusia sejak manusia itu
dilahirkan.Hak asasi dapat dirumuskan sebagai hak yang melekat dengan kodrat kita
sebagai manusia yang bila tidak ada hak tersebut, mustahil kita dapat hidup sebagai
manusia.Hak ini dimiliki oleh manusia semata – mata karena ia manusia, bukan
karena pemberian masyarakat atau pemberian negara. Maka hak asasi manusia itu
tidak tergantung dari pengakuan manusia lain, masyarakat lain, atau Negara lain. Hak
asasi diperoleh manusia dari Penciptanya, yaitu Tuhan Yang Maha Esa dan
merupakan hak yang tidak dapat diabaikan. Sebagai manusia, ia makhluk Tuhan yang
mempunyai martabat yang tinggi. Hak asasi manusia ada dan melekat pada setiap
manusia. Oleh karena itu, bersifat universal, artinya berlaku di mana saja dan untuk
siapa saja dan tidak dapat diambil oleh siapapun. Hak ini dibutuhkan manusia selain
untuk melindungi diri dan martabat kemanusiaanya juga digunakan sebagai landasan
moral dalam bergaul atau berhubungan dengan sesama manusia.
Manifestasi Bantuan Hukum dalam perspektif Penegakan Hukum HAM tidak
cukup dengan hanya mencantumkan pasal-pasal tentang HAM dalam konstitusi
sebagai jaminan atas perlindungannya, akan tetapi jaminan itu juga harus terdapat di
dalam peraturan perundang-undangan lainnya, bahkan harus pula meratifikasi
instrumen-instrumen HAM internasional bila dipandang perlu. Hak untuk
mendapatkan bantuan hukum diatur juga dalam ketentuan pasal di beberapa peraturan
perundang-undangan, seperti Pasal 54 dan pasal 56 ayat (1) dan (2) KUHAP, Pasal 60
Ayat (1) Undang-Undang No. 5 Tahun 1986 Tentang Peradilan Tata Usaha Negara,
pasal 22 ayat (1) Undang-Undang No. 18 Tahun 2003 Tentang Advokat, Pasal 17, 18,
19 dan 34 Undang-Undang No. 39 Tahun 1999 Tentang HAM, Undang-Undang No.
14 Tahun 1970 Tentang Ketentuan Pokok Kekuasaan Kehakiman, dengan
perubahannya dalam UU No. 35 Tahun 1999, khususnya Pasal 35 yang menyatakan
setiap orang yang tersangkut perkara berhak memperoleh bantuan hukum. Lahirnya
Undang-Undang No 16 Tahun 2011 Tentang Bantuan Hukum, selanjutnya dalam
penulisan ini disebut dengan UU Bantuan Hukum, merupakan angin segar dan
membawa harapan besar ke arah yang lebih baik dalam penegakan hukum HAM di
tanah air. Karena selama ini telah didengung-dengungkan dan diteriakkan Bantuan
1
Hukum adalah suatu konsep untuk mewujudkan kondisional access to justice dan
equality before the law bagi semua warga negara dalam kerangka keadilan untuk
setiap orang (justice for all) tanpa memandang adanya perbedaan.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa yang dimaksud dengan Hak Asasi Manusia?
2. Bagaimana pengaturan tentang Hak Asasi Manusia?
3. Bagaimana peran bantuan hukum dalam perspektif penegakan Hak Asasi
Manusia?
C. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengetahui dan menjelaskan definisi dari Hak Asasi Manusia.
2. Untuk mengetahui dan menjelaskan pengaturan tentang Hak Asasi Manusia.
3. Untuk mengetahui dan menjelaskan peran bantuan hukum dalam penegakan Hak
Asasi Manusia.
2
BAB II
PEMBAHASAN
A. PENGERTIAN HAM
Secara Terminologis , upaya perlindungan terhadap manusia terdapat banyak
istilah, seperti HAM (hak asasi manusia) yang dalam bahasa Britania Raya (Inggris)
disebut dengan “human rights”, dalam bahasa Belanda dikenal dengan
“mensenrechten” dan dalam bahasa Prancis dikenal dengan istilah “droits de l'home”.
Ada juga istilah “hak-hak dasar manusia bahasa inggris di sebut dengan “fundamental
rights”, dalam bahasa Belanda dikenal dengan “grondrechten”, dan dalam bahasa
Prancis disebut dengan “droit fundamentaux”. Terdapat pula istilah “hak asasi” tanpa
mencantumkan “manusia” dibelakangnya, dengan argumentasi bahwa satu-satunya
mahluk yang diciptakan Tuhan di muka bumi ini yang mempunyai hak asasi hanyalah
manusia semata (Chainur Arrasjid, 2000: 14).
Menurut John Locke menyatakan bahwa hak asasi manusia adalah hak-hak
yang diberikan langsung oleh Tuhan Yang Maha Pencipta sebagai hak yang kodrati.
Oleh karenanya, tidak ada kekuasaan apapun di dunia yang dapat mencabutnya. Hak
ini sifatnya sangat mendasar (fundamental) bagi hidup dan kehidupan manusia dan
merupakan hak kodrati yang tidak bisa terlepas dari dan dalam kehidupan manusia
(Chainur Arrasjid, 2000: 15).
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, Hak asasi adalah kewenangan atau
kekuasaan untuk berbuat sesuatu. Sedangkan kata asasi adalah bersifat pokok. Dengan
demikian, hak asasi manusia adalah hak dasar pokok yang dimiliki oleh setiap
manusia. Hak ini sangat mendasar sifatnya bagi kehidupan manusia dan merupakan
hak kodrati yang tidak bisa dipisahkan dari diri dan kehidupan manusia (Hasan Basri,
2000: 11).
Sedangkan menurut Pasal 1 Butir 1 UU No. 39 TAHUN 1999 HAM adalah:
“Seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupukan anugerah-Nya yang wajib dihormati,
dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan setiap orang
demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia”.
Dengan demikian, bahwa sebenarnya Hak Asasi Manusia itu hak yang
dimiliki manusia yang telah diperoleh dan dibawahnya bersamaan dengan kelahiran
dan kehadirannya didalam kehidupan masyarakat. Dianggap bahwa beberapa hak itu
3
dimiliki tanpa perbedaan atas dasar bangsa, ras, agama dan kelamin. Dari karena itu
bersifat asasi serta universal.
5
Komisi Hak Asasi Manusia serta Komisi Nasional Anti Kekerasan Terhadap
perempuan.
5. Undang-Undang No. 9 tahun 1998 Tentang kemerdekaan Menyampaikan
pendapat dimuka Umum, dengan dibentuknya aturan ini masyarakat Indonesia
berhak dan dijamin oleh undangundang untuk mengutarakan keinginan atau
pendapatnya terhadap kondisi sosial bahkan kondisi bangsa Indonesia.
6. Undang-Undang No. 5 Tahun 1998 Tentang konvensi Menentang Penyiksaan dan
penghukuman Yang kejam.
7. Undang-Undang No 39 Tentang Hak Asasi Manusia, undang-undang ini
merupakan pelaksanaan dari Tap MPR, dengan diundangkannya aturan ini
menjadikan Undang-Undang ini seperti penjaminan tersendiri terhadap warga
negara.
8. Pengadilan Hak Asasi Manusia, beridirinya Pengadilan ini didasarkan pada aturan
yang lahir yaitu Undang-Undang No. 26 Tahun 2000 tentang pengadilan hak
asasi manusia.
7
Indonesia telah lama memperjuang- kan dan mencita-citakan suatu hukum acara
pidana nasional yang lebih manusiawi dan lebih memperhatikan hak-hak tersangka.
Dengan adanya bantuan hukum terhadap terpidana harus dilakukan oleh
Pemerintah sedini mungkin hal ini untuk mencegah agar tidak ada lagi terpidana yang
dirampas hak-haknya oleh para aparatur penegak hukum misalnya banyak kasus yang
sering dijumpai, banyak terpidana yang telah ditahan melebihi masa pidana yang
semestinya dijalani, kekerasan sering muncul dalam lembaga pemasyarakatan bahkan
intensitasnya menjadi sangat tinggi, kekerasan menjadi ritual dan mengkristal dalam
setiap pemeriksaan. Kekerasan berlangsung mulai dari yang spesifik, halus, tidak
terasa sampai pada bentuk kekerasan fisik yang menimbulkan cacat permanen.
Pemenuhan hak atas bantuan hukum mempunyai arti bahwa negara harus
menggunakan seluruh sumber dayanya termasuk dalam bidang eksekutif, legislatif
dan administratif untuk mewujudkan hak atas bantuan hukum secara progresif.
Negara seharusnya membuat tindakan dengan membuat kebijakan bantuan hukum
dalam perspektif acces to justice. Dalam rangka perhormatan, pengakuan dan
penegakan atas hukum dan HAM maka arah kebijakan ditujukan kepada peningkatan
pemahaman, menciptakan penegakan dan kepastian hukum yang konsisten terhadap
nilai-nilai Hak Asasi Manusia dengan menunjukan perilaku yang adil dan tidak
diskriminatif, dan penyelenggaraan bantuan hukum yang tidak serius merupakan
pelanggaran Hak Asasi Manusia yang berarti bertentangan dengan hak konstitusional
warga negaranya (Eleanora, 2012, p. 146).
Penyelenggaraan bantuan hukum yang tidak serius merupakan pelanggaran
Hak Asasi Manusia yang berarti bertentangan dengan hak konstitusional warga
negaranya. Jadi yang menjadi penghalang penerapan bantuan hukum ini diantaranya
juga adanya peranan negara yang kurang menjalankan ke- wajibanya, dalam
memberikan jaminan atas batuan hukum, jaminan dalam arti mengawal pelaksanaan
hak-hak tersangka atau terdakwa yang terdapat didalam undang-undang. Walaupun
hak-hak atas bantuan hukum ini sudah ada didalam Undang-undang, tidak semestinya
pemerintah lengah terhadap penerapan bantuan hukum khususnya bagi masyarakat
yang tidak mampu.
8
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari uraian yang telah pemakalah jelaskan diatas, dapat ditarik beberapa kesimpulan
terkait dengan hubungan HAM dan Bantuan Hukum, yaitu:
1. Seperangkat hak yang melekat pada hakikat dan keberadaan manusia sebagai
makhluk Tuhan Yang Maha Esa dan merupukan anugerah-Nya yang wajib
dihormati, dijunjung tinggi dan dilindungi oleh negara, hukum, pemerintah, dan
setiap orang demi kehormatan serta perlindungan harkat dan martabat manusia.
2. Terdapat beberapa peratruran yang mengatur tentang HAM, yakni: UUD 1945,
Tap MPR No. II/MPR/1998, Keputusan presiden No. 50 Tahun 1993 dan
keputusan presiden No. 181 tahun 1998, Undang-Undang No. 9 tahun 1998
Tentang kemerdekaan Menyampaikan pendapat dimuka Umum, Undang-
Undang No. 5 Tahun 1998 Tentang konvensi Menentang Penyiksaan dan
penghukuman Yang kejam, Undang-Undang No 39 Tentang Hak Asasi
Manusia, Undang-Undang No. 26 Tahun 2000 tentang pengadilan hak asasi
manusia.
3. Bantuan hukum adalah suatu hak, yang berarti dapat dituntut setiap saat oleh
subjek hukum, karena telah diatur secara tegas di dalam sejumlah perundang-
undangan. Sehingga merupakan suatu kewajiban bagi seorang penasihat
hukum/advokat atau pemerintah untuk memenuhi hak-hak tersebut, mulai dari
proses penahanan, pemeriksaan, penyidikan, penuntutan dan penjatuhan pidana
serta pelaksanaan pidana, baik itu dilakukan secara cuma-cuma/gratis maupun
dengan honorarium yang disepakati kedua belah pihak. Bantuan hukum itu
adalah merupakan suatu pekerjaan yang bersifat profesional, yang berarti
pekerjaan itu memerlukan suatu pendidikan khusus dan keahlian khusus.
Bantuan hukum merupakan hal yang sangat penting dalam mewujudkan
kehidupan yang adil serta melindungi hak asasi manusia di mana bantuan
hukum yang diberikan bertujuan untuk melindungi hak asasi masyarakat dalam
hal masalah hukum untuk menghindari segala macam tindakan yang dapat
membahayakan atau tindakan sewenang-wenang aparat penegak hukum atau
aparat pemerintahan.
9
B. SARAN
Bantuan hukum merupakan bentuk pemenuhan atas hak seseoramng dalam
bidang hukum. Jadi saran pemakalah terhadap para pihak yang terjun lansung dalam
lembaga atau program bantuan hukum untuk memaksimalkan terjaminnya bantuan
hukum di Indonesia, agar seluruh masyarakat merasakan kesamaan di depan hukum
dan masyarakat yang tidak mampu dapat mendapatkan pendampingan hukum yang
sesuai dengan hak asasi manusia tanpa adanya sikap deskriminasi terhadapnya.
10
DAFTAR PUSTAKA
Buku
Chainur Arrasjid. (2000). Dasar-dasar Ilmu Hukum, Sinar Grafika.
Eleanora, F. N. (2012). Bantuan Hukum Dan Perlindungan Hak Asasi Manusia Bagi
Tersangka. Lex Jurnalica.
Hasan Basri. (2000) Hak Asasi Manusia dan Kedudukannya di Muka Hukum Menurut
KUHP, Tinjauan hukum Islam Terhadap Pasal 50 s.d 68 KUHP.