Puji syukur kehadiat Allah SWT yang telah memberi kekuatan dan kesempatan
kepada kami, sehingga makalah ini dapat di selesikan dengan waktu yang di harapkan
walaupun dalam bentuk yang sederhana, di mana makalah ini membahas tentang
“Askep TBC pada anak dan dewasa”dalam mata kuliah “SISTEM RESPIRASI” dan
kiranya makalah ini dapat meningkatkan pengetahuan kita khususnya pengertian akan
TBC itu sendiri.
Makalah ini tentu masih banyak kekurangannya, maka dari itu kami harapkan
kritik dan saran dari pembaca demi penyempurnaan makalah ini.
Penyusun
Contents
DAFTAR ISI
Kata Pengantar .......................................................................................................................... 1
DAFTAR ISI ..................................................................................................................................... 2
BAB I .............................................................................................................................................. 3
Pendahuluan ............................................................................................................................. 3
A. Latar belakang ............................................................................................................... 3
B. Rumusan masalah ......................................................................................................... 4
BAB II ............................................................................................................................................. 5
PEMBAHASAN ........................................................................................................................... 5
A. Pengertian ..................................................................................................................... 5
B. Etiologi........................................................................................................................... 5
C. Patofisiologi ................................................................................................................... 6
D. Pathway ......................................................................................................................... 7
E. Komplikasi ..................................................................................................................... 8
F. Proses penularan ........................................................................................................... 8
G. Klasifikasi TB ................................................................................................................ 10
H. Manifestasi klinik......................................................................................................... 10
I. Perbedaan TB Anak dan Dewasa ................................................................................ 11
k. Pengobatan ................................................................................................................. 12
l. Proses keperawatan .................................................................................................... 16
BAB III .......................................................................................................................................... 25
PENUTUP ................................................................................................................................. 25
Daftar Pustaka ............................................................................................................................. 26
BAB I
Pendahuluan
A. Latar belakang
Penyakit tuberkolosis adalah penyakit yang sangat epidemik karena kuman
mikrobakterium tuberkulosa telah menginfeksi sepertiga penduduk dunia. Program
penanggulangan secara terpadu baru dilakukan pada tahun1955 melalui strategi DOTS
(directly observed treatment shortcourse chemoterapy), meskipun sejak tahun 1993
telah dicanangkan kedaruratan global penyakit tuberkolosis. Kegelishan global ini
didasarkan pada fakta bahwa pada sebagian besar negara di dunia, penyakit tuberkolosis
tidak terkendali, hal ini disebabkan banyak penderita yang tidak berhasil disembuhkan,
terutama penderita menular (BTA positif).
Pada tahun 2002, diperkirakan setiap tahun terjadi sekitar sembilan juta
penderita dengan kematian tiga juta orang. Dinegara-negara berkembang kematian
karena penyakit ini merupakan 25% dari seluruh kematian, yang sebenarnya dapat di
cegah. Diperkirakan 95% penyakit tuberkolosis berada di negara berkembang, 75%
adalah kelompok usia produktif (15-50 tahun). Tuberkulosis juga telah menyebabkan
kematian banyak terhadap wanita di bandingkan dengan kasus kematian karena
kehamilan, persalinan dan nifas.
Di indonesia pada tahun yang sama, hasil survei kesehatan rumah tangga
(SKRT) menunjukkan bahwa penyakit tuberkulosis merupakan penyebab kematian
nomor tiga setelah penyakit jantung dan penyakit infeksi saluran pernafasan pada semua
kelompok usia, dan nomor satu dari golongan penyakit infeksi. WHO memperkirakan
setiap tahun menjadi 583.000 kasus baru tuberkulosis dengan kematian sekitar 140.000.
secara kasar diperkirakan setiap 100.000 penduduk indonesia terdapat 130 penderita
baru tuberkulosis dengan BTA positif.
B. Rumusan masalah
Apa pengertian dari tuberkulosis?
Bagaimana penyakit tuberkulosis tertular?
Bagaimana penyakit tuberkulosis terjadi?
Bagaimana cara mencegah penyakit tuberkulosis?
C. Tujuan
a. Mengerti pengertian dari penyakit tuberkulosis.
b. Mengetahui cara penularan penyakit tuberlkulosis.
c. Mengetahui cara penyakit tuberkulosis terjadi.
d. Mengetahui cara mencegah penyakit tuberkulosis agar tidak terjadi.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
Tuberkulosis adalah penyakit infeksi menular yang disebabkan oleh
“mycrobacterium tuberkulosis”. Kuman ini dapat menyerang semua bagian tubuh
manusia, dan yang paling sering terkena adalah organ paru (90%). (PPTI, 2004).
B. Etiologi
Mycobacterium tuberkulosis basilus tuberkel, adalah satu di antara lebih dari
30 anggota genus mycobacterium yang dikenali dengan baik, maupun yang banyak
yang tidak tergolongkan. Bersama dengan kuman yang berkerabat dengan dekat, yaitu
M. Bovis kuman ini menyebabkan tuberkulosis. M. Leprae merupakan agen penyebab
penyakit lepra. M. Avium dan sejumlah spesies mikobakterium lainnya lebih sedikit
menyebabkan penyakit yang biasa terdapat pada manusia.sebagian besar
mikobakterium tidak patogen pada manusia, dan banyak yang mudah diisolasi dari
sumber lingkungan.
Kuman ini tahan hidup pada udara kering maupun dalam keadaan dingin (dapat
tahan bertahun-tahun dalam lemari es). Hal ini terjadi karena kuman berada dalam sifat
dormant. Dari sifat dormant ini kuman dapat bangkit kembali dan menjadikan
tuberkulosis aktif kembali. Sifat lain kuman adalah aerob. Sifat ini menunjukan bahwa
kuman lebih menyenangi jaringan yang tinggi kandungan oksigennya. Dalam hal ini
tekanan bagian yang apikal paru-paru lebih tinggi dari pada bagian lainnya, sehingga
bagian apikal ini merupakan tempat predileksi penyakit tuberkulosis.
C. Patofisiologi
Port de’entri kuman microbaterium tuberculosis adalah saluran pernafasan,
saluran pencernaan, dan luka terbuka pada kulit, kebanyakan infeksi tuberculosis terjadi
melalui udara (air borne) yaitu melalui inhalasi droppet yang mengandung kuman-
kuman basil tuberkel yang berasal dari orang yang terinfeksi.
D. Pathway
E. Komplikasi
Komplikasi berikut sering terjadi pada penderita stadium lanjut:
F. Test diagnostik
Pemeriksaaan labolatorium
a. Darah
Pada saat tuberkulosis baru mulai (aktif) akan mendapatkan jumlah leukosit
yang sedikit meninggi dengan diferensiasi pergesaran kekiri. Jumlah limfosit masih di
bawah normal. Laju endap darah mulai meningkat. Bila penyakit mulai sembuh, jumlah
leukosit mulai normal dan jumlah limfosit masih tetap tinggi. Laju endap darah
menurun ke arah normal lagi. Pemeriksaan ini kurang dapat perhatian karna angka-
angka positif palsu dan negatif palsunya masih besar.
b. Sputum
G. Proses penularan
Tuberkulosis tergolong airborne disease yakni penularan melaui droplet nuclei
yang dikeluarkan ke udara oleh individu terinfeksi dalam fase aktif. Setiapkali penderita
ini batuk dapat mengeluarkan 3000 droplet nuclei. Penularan umumnya terjadi di dalam
ruangan yang dimana droplet nuclei dapat tinggal di udara dalam waktu lebih lama. Di
bawah sinar matahari langsung basil turbekel mau dengan cepat tetapi dalam ruangan
yang gelap lembab dapat bertahan sampai beberapa jam. Dua faktor penentu
keberhasilan pemaparan Tuberkulosis pada individu baru yakni konsentrasi droplet
nuclei dalam udara dan panjang waktu individu bernafas dalam udara yang
terkontaminasi tersebut di samping daya tubuh ynag bersangkutan.
Di samping penularan melalui saluran pernafasan (paling sering), M.
Tuberculosis juga dapat masuk ke dalam tubuh melalui saluranpencernaan dan luka
terbuka pada kulit (lebih jarang). (Iwan, 2007).
H. Klasifikasi TB
Pembagian secara patologis:
I. Manifestasi klinik
Tuberkulosis sering dijuluki “the great imitator” yaitu suatu penyakit yang
mempunyai banyak kemiripan dengan penyakit lain yang juga memberikan gejala
umum seperti lemah dan demam. Pada sejumlah penderita gejala yang timbul tidak jelas
sehingga diabaikan bahkan kadang-kadang asimtomatik.
Gambaran klinik TB paru dapat dibagi menjadi 2 golongan, gejala respiratorik
dan gejala sistemik:
1. Gejala respiratorik, meliputi:
a. Batuk
Gejala batuk timbul paling dini. Gejala ini banyak ditemukan. Batuk terjadi
karena adanya iritasi pada bronkus. Batuk ini diperlukan untuk membuang
produk-produk radang keluar. Sifat batuk dimulai dari batuk kering (non-
produktif) kemudian setelah timbul peradangan menjadi produktif
(menghasilkan sputum) ini terjadi lebih dari 3 minggu. Keadaan yang lanjut
adalah batuk darah (hemoptoe) karena terdapat pembuluh darah yang pecah.
b. Batuk darah
Darah yang dikeluarkan dalam dahak bervariasi, mungkin tampak berupa garis
atau bercak-bercak darah gumpalan darah atau darah segar dalam jumlah sangat
banyak. Batuk darah terjadi karena pecahnya pembuluh darah. Berat ringannya
batuk darah tergantung dari besar kecilnya pembuluh darah yang pecah.
c. Sesak nafas
Sesak nafas akan di temukan pada penyakit yang sudah lanjut, dimana
infiltrasinya sudah setengah bagian dari paru-paru. Gejala ini ditemukan bila
kerusakan parenkim paru sudah luas atau karena ada hal-hal yang menyertai
seperti efusi pleura, pneumotoraks, anemia dan lain-lain.
d. Nyeri dada
Nyeri dada pada TB paru termasuk nyeri pleuritik yang ringan. Gejala ini
timbul apabila sistem persyarafan di pleura terkena.
a. Demam
Biasanya subfebril menyerupai demam influenza. Tapi kadang-kadang panas
bahkan dapat mencapai 40-41 derajat celcius. Keadaaan ini sangat dipengaruhi
daya tahan tubuh penderita dan berat ringannya infeksi kuman tuberculosis
yang masuk.
Demam merupakan gejala yang sering dijumpai biasanya timbul pada sore dan
malam hari mirip demam influenza, hilang timbul dan makin lama makin
panjang serangannya sedang masa bebas serangan makin pendek.
b. Gejala sistemik lain
Gejala sistemik lain ialah keringat malam, anoreksia, penurunan berat badan
serta malaise (gejala malaise sering ditemukan berupa: tidak ada nafsu makan,
sakit kepala, meriang, nyeri otot, dll).
Timbulnya gejala biasanya gradual dalam beberapa minggu-bulan, akan tetapi
penampilan akut dengan batuk, panas, sesak nafas walaupun jarang dapat juga
timbul menyerupai pneumonia. (tempo, 2005).
k. Pengobatan
Pengobatan TBC Kriteria I (Tidak pernah terinfeksi, ada riwayat kontak, tidak
menderita TBC) dan II (Terinfeksi TBC/test tuberkulin (+), tetapi tidak menderita TBC
(gejala TBC tidak ada, radiologi tidak mendukung dan bakteriologi negatif)
memerlukan pencegahan dengan pemberian INH 5–10 mg/kgbb/hari.
Obat yang digunakan untuk TBC digolongkan atas dua kelompok yaitu :
Indonesia adalah negara high burden, dan sedang memperluas strategi DOTS
dengan cepat, karenanya baseline drug susceptibility data (DST) akan menjadi alat
pemantau dan indikator program yang amat penting. Berdasarkan data dari beberapa
wilayah, identifikasi dan pengobatan TBC melalui Rumah Sakit mencapai 20-50% dari
kasus BTA positif, dan lebih banyak lagi untuk kasus BTA negatif. Jika tidak bekerja
sama dengan Puskesmas, maka banyak pasien yang didiagnosis oleh RS memiliki risiko
tinggi dalam kegagalan pengobatan, dan mungkin menimbulkan kekebalan obat.
Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3
Selama 2 bulan minum obat INH, rifampisin, pirazinamid, dan etambutol setiap
hari (tahap intensif), dan 4 bulan selanjutnya minum obat INH dan rifampisin
tiga kali dalam seminggu (tahap lanjutan).
Diberikan kepada:
o Penderita baru TBC paru BTA positif.
o Penderita TBC ekstra paru (TBC di luar paru-paru) berat.
Kategori 2 : HRZE/5H3R3E3
Diberikan kepada:
o Penderita kambuh.
o Penderita gagal terapi.
o Penderita dengan pengobatan setelah lalai minum obat.
Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3
Diberikan kepada:
o Penderita BTA (+) dan rontgen paru mendukung aktif.
Adapun dosis untuk pengobatan TBC jangka pendek selama 6 atau 9 bulan, yaitu:
Pengobatan TBC pada anak-anak jika INH dan rifampisin diberikan bersamaan, dosis
maksimal perhari INH 10 mg/kgbb dan rifampisin 15 mg/kgbb.
TB tidak berat
INH : 5 mg/kgbb/hari
Rifampisin : 10 mg/kgbb/hari
Rifampisin : 15 mg/kgbb/hari
l. Proses keperawatan
1. Pengkajian
Data-data yang perlu dikaji pada asuhan keperawatan dengan tuberkulosis paru
(Irman Somantri, 2007).
a. Data Pasien
Penyakit tuberculosis (TB) dapat menyerang manusia mulai pada usia anak
sampai dewasa dengan perbandingan yang hampir sama antara laki-laki dan
perempuan. Penyakit ini biasanya banyak ditemukan pada pasien yang
tinggal di daerah dengan tingkat kepadatan tinggi sehingga masuknya
cahaya matahari ke dalam rumah sangat minim. Tuberculosis pada anak
dapat terjadi di usia berapapun, namun usia paling umum adalah antara 1-4
tahun. Anak-anak lebih sering mengalami TB luar paru-paru
(extrapulmonary) dibanding TB paru-paru dengan perbandingan 3:1.
Tuberculosis luar paru-paru adalah TB berat yang terutama ditemukan pada
usia <3 tahun. Angka kejadian (prevalensi) TB paru-paru pada usia 5-12
tahun cukup rendah, kemudian meningkatkan setelah usia remaja dimana
TB paru-paru menyerupai kasus pada pasien dewasa (sering disertai
lubang/kavitas pada paru-paru).
b. Riwayat Kesehatan
Keluhan yang muncul antara lain:
1) Demam: subfebris, febris(40-41) derajat celcius hilang timbul.
2) Batuk: terjadi karena adanya iritasi pada bronkus batuk ini terjadi untuk
membuang/mengeluarkan produksi radang yang dimulai dari batuk
kering sampai dengan batuk purulent (menghasilkan sputum).
3) Sesak nafas: bila sudah lanjut dimana infiltrasi radang sampai setengah
paru-paru.
4) Nyeri dada: jarang ditemukan, nyeri akan timbul bila infiltrasi radang
sampai ke pluera sehingga menimbulkan pleuritis.
5) Malaise: ditemukan berupa anoreksia, nafsu makan menurun, berat
badan menurun, sakit kepala, nyeri otot, dan keringat.
6) Sianosis, sesak nafas, kolaps: merupakan gejala atelektasis. Bagian dada
pasien tidak bergerak pada saat bernafas dan jantung terdorong ke sisi
yang sakit. Pada fototoraks, pada sisi yang sakit tampak bayangan hitam
dan diafragma menonjol ke atas.
c. Riwayat Penyakit Sebelumnya:
1) Pernah sakit batuk yang lama dan tidak sembuh-sembuh.
2) Pernah berobat tetapi tidak sembuh.
3) Pernah berobat tetapi tidak teratur.
4) Riwayat kontak dengan penderita tuberkulosis paru.
5) Daya tahan tubuh yang menurun.
6) Riwayat vaksinasi yang tidak teratur.
d. Riwayat Pengobatan Sebelumnya:
1) Kapan pasien mendapatkan pengobatan sehubungan dengan sakitnya.
2) Jenis, warna, dosis obat yang diminum.
3) Kapan pasien mendapatkan pengobatan terakhir.
4) Berapa lama pasien menjalani pengobatan sehubungan dengan
penyakitnya.
Dignosa ketidak seimbagan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubugan
dengan perasaan mual, batuk produktif
Data obyektif: adanya sisa makanan dalam tempat makan pasin ( makan kurang dari
porsi yang dianjurkan )adanya penurunan berat badann
Tujuan :keseimbagan nutrisi terjaga setelah ... hari perawatan dengan kriteria ;
Intervensi Rasional
1.mendomentasikan setatus nutrisi Menjadi data fkus untuk menentukan
pasien, serta mencatat tugor rencana tindakan selanjutnya
kulit,berat badan saat ini,tingkat
kehilagan berat badan, integritas
mukosa mulut, tonus perut dan
riwayat nausea/vomit atau
diare.memonitor intake out put dan
berat badan secara terjadwal
Intervensi Rasional
1. Mengkaji fatologi penyakit Untuk mengetahui kondisi nyata
(fase aktif /in aktif )dan dari masalah pasein fase in aktif
pontesial peyebaran infeksi tidak beraktik tubuh pasien sudah
melalui air bone droplet selama terbebas dari kuman tuberculosis
batuk, bersin,
meludah,berbicara,tertawa,dll.
2. Mengidentifikasi resiko Meguragi resiko anggota
penularan pada orang lain keluarga untuk tertular dengan
seperti anggota keluarga dan penyakit yang sama dengan
teman dekat.mengintruksikan pasein
kepada pasein jika batuk
/bersin,maka ludakan ke tissu.
3. Menganjurkan menggunakan Peyimpanan sptum paada wadah
tisu untuk membuang yang terinfeksi dan penggunaan
sputum,mereview pentingnya masker dapat meminimalkan
megontrol infeksi,misalnya penyebaran infeksi melalui
dengan menggunakan masker droplet
4. Monitor suhu sesuai idikasi
Penigkatan suhu menandakan
terjadinya infeksi sekunder
D,resiko gangguan harga diri berhubugan dengan imege negativ tentang
penyakit,peraaan malu
Tujuan:
Harga diri pasien dapat terjaga/tidak terjadi gangguan harga diri,dengan kreteria;
1) pasien mendemokrasikan atau menunjukan aspek positif dari dirinya
2) pasien mampu beergaul dengan orang lain tampa merasa malu
Intervensi
Idenpenden
intervensi Rasional
1. Mengkaji ulang konsep diri Mengetahui aspek diri yang negatif
pasien dan positif, memungkinkan perawat
menentukan rencana lanjut
Diagnosa keperawatan yang lazim terjadi paa klien dengan tuberkulosis paru
adalah sebagai berikut:
Bersihan jalan nafas tidak efektif berhubugan dengan sekret kental
sekret darah, kelemahan, upaya batuk buruk. Edema terakea/faringeal
Data subjektif :pasein mengeluh batuk , pasein mengeluh sesak, pasein
mengatakan adanya secret di saluran nafas.
Data objektif suara nafas abnormal (ronkhiaa,reles
wheez,regular/irregular,)dipsnea,
Tujuan :jalan nafas bersihan efektif sesetelah 2 hari keperawatan,
dengen kriteria:
1. pasein menyatakan bahwa bantuk berkurang/hilang, tidak ada sesak
dan sekret berkurang.
2. suara nafas normal (vesikular).
3. Frenkuensi nafas 16-20 kali per menit (dewasa)
4. tidak ada dipsnea
B ketidak seimbagan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh yang berhubugan dengan
perasaan mual, batuk produktif
Data obyektif: adanya sisa makanan dalam tempat makan pasin ( makan kurang dari
porsi yang dianjurkan )adanya penurunan berat badann
Intervensi Rasional
1. Mengkaji fungsi respirasi, Adanya perubahan fungsi repirasi
atara lain, suara ,jumlah dan pengunaan otot tambahan
,irama , dan kedalaman nafas menandakan kondisi penyakit yang
serta catat pula mengenai masih dalam kondisi penayanaan
pengunaan otot nafas
2. Mencatat mencatat Ketiak mampuan mengeluarkan
kemampuan untuk sekret menjadikan timbulnya
mengeluarkan sekret batuk penumpukan berlebihan pada stu
secara efektif pernafasan
3. Mengatur posisi tidur semi Posisi semi atau hinh fowler
tau highfowler membantu memberikan kesempatan paru
pasein untuk berlatih batuk berkembang secara maksiamal akibat
secara efektif dan menarik daigragma turun ke bawah. batuk
nafas dalam efektif mempermuda ekpektorasi
4. Membersikan secret dari mucus
dalam mulut dan trakea Pasein dalam pososi sesak
,suction jika memungkikan cenderung bernafas melalui mulut
Kaloborasi
6. memberikan o2 udara impirasi berfungsi meningkatkan
yang kembab. kadartekanan parsial o2 dan saturasi
o2 dalam darah
7. memberikan pengobatan atas
indikasi ; berfungsi mengencerkan dahak.
a.mukolotik
ex;acetilcystein(mucomyst). Meningkatkan atau memperlebar
b. agen broncodilator
saluran udara
,ex;theiphyln,okstriphilein.
c.kortikosteeroid(prednisone),ex;dex
amentase.
d . kebutuhan nutrisi adekuat, berat badan meningkat dan tidak terjadi malnutrisi
PENUTUP
c. kesimpulan
Dengan demikian, bahwa penyakit tuberculosis (TBC) itu disebabkan karena
adanya bakteri Mikobakterium tuberkulosa. Oleh karena itu untuk mencegah penularan
penyakit ini sebaiknya harus menjaga kebersihan diri dan lingkungan. Tuberkulosis juga
penyakit yang harus benar-benar segera ditangani dengan cepat.
d. Saran
Saran yang paling tepat untuk mencegah penyakit tuberkulosis adalah
Meningkatkan daya tahan tubuh dengan makanan bergizi TBC adalah penyakit yang
dapat disembuhkan, untuk mencapai hal tersebut penderita dituntut untuk minum obat
secara benar sesuai yang dianjurkan oleh dokter serta teratur untuk memeriksakan diri
ke klinik/puskesmas.
Daftar Pustaka
https://www.scribd.com/doc/113893143/Perbedaan-TB-Anak-Dan-Dewasa
http://medicastore.com/tbc/pengobatan_tbc.htm