“STUDI AL-QURAN”
DOSEN PEMBINA:
DISUSUN OLEH:
TR MAULANA (210105049)
ACEH BESAR
2022
1
KATA PENGANTAR
Kami menyadari bahwa dalam penulisan makalah ini tidak terlepas dari bantuan
banyak pihak yang telah tulus memberikan saran,kritik sehingga makalah ini
dapat terselesaikan.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh
karena itu, kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritikan yang membangun dari berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga
makalah ini dapat bermanfaat bagi dunia Pendidikan.
Penulis
2
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR..............................................................................................................2
BAB I...................................................................................................................................4
PENDAHULUAN..................................................................................................................4
A. LATAR BELAKANG...................................................................................................4
B. RUMUSAN MASALAH.............................................................................................4
BAB II..................................................................................................................................5
PEMBAHASAN....................................................................................................................5
A. Pendekatan Sejarah................................................................................................5
B. Fungsi dan Kedudukan Al-Qur’an...........................................................................6
C. Metode Penafsiran.................................................................................................9
BAB III...............................................................................................................................12
PENUTUP..........................................................................................................................12
A. Kesimpulan...........................................................................................................12
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Al-Quran adalah kitab suci umat islam. Al-Quran dipercaya sebagai pedoman
hidupumat islam. Penting untuk kita mengetahui hubungan antara beberapa ayat
atau beberapa surat Al-Qur‟an dengan ayat atau surat lainnya, agar kita dapat
lebih memahami tentang kalamullah ini. Juga wajib bagi kita untuk menguji
tentang al - Qur‟an secara mendalam agar kita bisa memahami dan bisa
menerapkannya dikalangankeluarga maupun masyarakat
B. RUMUSAN MASALAH
1. Bagaimana pendekatan sejarah dalam studi al-qur’an?
2. Apa fungsi dan kedudukan al-qur’an?
3. Bagaimana metode penafsirannya?
4
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pendekatan Sejarah
Sejarah adalah suatu ilmu yang di dalamnya dibahas berbagai peristiwa
dengan memperhatikan unsur tempat, waktu, obyek, latar belakang, dan pelaku
dari peristiwa tersebut. Pentingnya studi sejarah dalam studi al-Qur’an
sebagaimana disampaikan oleh Manna’ al-Qaththan bahwa seseorang yang ingin
memahami alQur’an secara benar maka yang bersangkutan harus mempelajari
sejarah turunnya ayat-ayat al-Qur’an yang selanjutnya disebut dengan asbab al-
nuzul. Dengan asbab al-nuzul ini seseorang akan dapat mengetahui hikmah yang
terkandung dalam suatu ayat yang berkenaan dengan hukum tertentu dan
ditujukan untuk memelihara syariat dari kekeliruan memahaminya. Sejarah
sebagai salah satu dari ilmu-ilmu sosial, tentunya mengkaji tentang segala
perilaku manusia dari sisi-sisi kemunculan dan perkembangannya dari masa ke
masa. Oleh karena itu tatkala sejarah digunakan sebagai pendekatan maka
karakteristik yang paling menonjol adalah tentang signifikansi waktu dan
prinsipprinsip kesejarahan tentang individualitas dan perkembangan. Dengan
pendekatan sejarah harus disadari bahwa setiap orang adalah produk dari masa
lalu dan selalu mengalami proses perubahan dan perkembangan secara
berkesinambungan dalam satu mata rantai yang tak terputus. Dengan pendekatan
sejarah nantinya akan bisa dilacak semua situasi yang melahirkan suatu ide dari
seorang tokoh, dapat pula diketahui bahwa seorang tokoh dalam berbuat atau
berpikir sesugguhnya dipaksa oleh keinginan-keinginan dan tekanan-tekanan yang
bukan muncul dari dirinya sendiri saja, juga dapat dilihat bagaimana tindakan-
tindakannya secara mendalam dipengaruhi tidak cuma oleh dorongan internal,
tetapi juga ekstrnal.1
1
Ulya, “Berbagai Pendekatan Dalam Studi Al-Qur'an”. (Yogyakarta:Idea Press,2017),
hlm.29-34
5
B. Fungsi dan Kedudukan Al-Qur’an
a. Fungsi Al-Qur‘an Dilihat dari Nama-Namanya
nama-nama yang menunjukkan fungsi atau peran yang melekat pada al-Qur‘an
adalah:
6
8. Al-Tadzkirah (pesan, nasihat). Disebut demikian karena ia berisi pesan
dan nasihat yang mengingatkan manusia untuk selalu menaati perintah
Allah dan menjauhi larangan-Nya. Nama ini terdapat pada surat Thaha:
3, al-Muddatsir: 54.
9. Al-Balagh (keterangan yang cukup). Dinamakan demikian karena ia
merupakan keterangan yang cukup bagi seseorang untuk meraih
kebahagian dan keselamatan di dunia dan akhirat. Nama ini terdapat
pada surat Ibrahim: 52, alAnbiya: 106.
10. Al-Busyra (berita gembira). Disebut demikian karena ia memberi kabar
gembira bahwa orang-orang yang beriman akan mendapatkan pahala
dan sorga. Nama ini ditemukan pada surat al-Baqarah: 97; an-Nahl: 89,
102; al-Naml: 2.
b. Fungsi Al-Qur‘an Dilihat dari Kedudukannya
Selain dilihat dari nama-namanya, fungsi al-Qur‘an juga bisa dilihat dari
kedudukannya dalam konteks kesejarahan kitab suci. Sebagaimana diketahui,
alQur‘an adalah kitab suci terakhir yang diturunkan Allah Swt kepada nabi dan
rasul-Nya. Ia diwahyukan kepada Nabi Muhammad Saw yang merupakan penutup
para nabi dan rasul. Tidak ada kitab suci lain sesudahnya.
7
misi Nabi Muhammad Saw yang diutus untuk seluruh manusia. . Hal ini
ditegaskan Allah Swt dalam firman-Nya, yaitu :
Sebagaimana diketahui, sumber agama Islam itu ada tiga, yakni: al-Quran,
Sunnah, dan Ijtihad. Al-Qur‘an adalah firman Allah yang diturunkan kepada Nabi
Muhammad. Sunnah adalah sabda, tindakan dan ketetapan Rasulullah
Muhammad. Sedangkan ijtihad adalah usaha sungguh-sungguh yang dilakukan
oleh ulama mujtahid untuk menyimpulkan hukum agama dengan tetap mengacu
kepada Al-Qur‘an dan Sunnah. Ada dua bentuk ijtihad yang disepakati oleh
2
Agus Salim Syukran, “FUNGSI AL-QUR’AN BAGI MANUSIA”, Vol.1, No.1 (Juni
2019): hl. 94-101
8
ulama, yaitu Ijma‘ (kesepakatan umat pasca wafatnya Rasulullah) dan Qiyas
(analogi).
C. Metode Penafsiran
Metode adalah : Cara yang teratur dan terpikir baik-baik untuk mencapai
maksud. Dalam hal ini berarti berbicara menganai hubungan tafsir al-Qur’an
dengan media atau alat yang digunakan dalam menafsirkan al-Qur’an. Media
untuk memperoleh pengetahuan dan pemahaman teks-teks atas nash al-Qur’an
dapat berupa; nash (al-Qur’an dan alHadits), akal, ataupun intuisi. Metodologi
penafsiran ialah ilmu yang membahas tentang cara yang teratur dan terpikir baik
untuk mendapatkan pemahaman yang benar dari ayat-ayat Al-Qur’an sesuai
kemampuan manusia.
3
Agus Salim Syukran, “FUNGSI AL-QUR’AN BAGI MANUSIA”, Vol.1, No.1 (Juni
2019): hl. 104
9
b. Metode Tahliliy (Analisis)
Disini letak salah satu perbedaan yang prinsipil antara metode ini dengan
metode-metode lain. Hal ini disebabkan karena yang dijadikan bahan dalam
memperbandingkan ayat dengan ayat atau ayat dengan hadits, adalah pendapat
para ulama tersebut dan bahkan dalam aspek yang ketiga. Oleh sebab itu jika
suatu penafsiran dilakukan tanpa membandingkan berbagai pendapat yang
dikemukakan oleh para ahli tafsir, maka pola semacam itu tidak dapat disebut
“metode muqarrin”.
1
d. Metode Mawdhu’iy (Tematik)
Yang menjadi ciri utama metode ini ialah menonjolkan tema, judul atau
topik pembahasan; sehingga tidak salah bila di katakan bahwa metode ini juga
disebut metode “topikal”. Jadi mufasir mencari tema-tema atau topik-topik yang
ada si tengah masyarakat atau berasal dari Al-Qur’an itu sendiri, ataupun dari
yang lain. Kemudian tema-tema yang sudah dipilih itu dikaji secara tuntas dan
menyeluruh dari berbagai aspek, sesuai dengan kapasitas atau petunjuk yang
termuat di dalam ayat-ayat yang ditafsirkan tersebut4
4
Hadi Yasin, “MENGENAL METODE PENAFSIRAN AL QURAN”, No.5 (January
2020): hl. 37, 40-49
1
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Pentingnya studi sejarah dalam studi al-Qur’an sebagaimana disampaikan
oleh Manna’ al-Qaththan bahwa seseorang yang ingin memahami
alQur’an secara benar maka yang bersangkutan harus mempelajari sejarah
turunnya ayat-ayat al-Qur’an yang selanjutnya disebut dengan asbab al-
nuzul.
2. al-Qur‘an berperan sebagai sarana ibadah untuk mendekatkan diri kepada
Allah Swt melalui membacanya dan menangkap pesan-pesan yang ada di
dalamnya
3. Fungsi Al-Qur‘an Dilihat dari Nama-Namanya dan Dilihat dari
Kedudukannya
4. Secara garis besarnya ada empat cara (metode) penafsiran al-Qur’an yang
dipakai sejak dahulu sampai sekarang, yaitu :ijmaliy (global), tahliliy (analistis),
muqaran (perbandingan), dan mawdhu’iy (tematik)