Anda di halaman 1dari 21

Tugas Pelajaran Agama Islam

Anggota : Farhan Aulya (12)


Nastrya Seskowati (24)
Putri Mutiara Dewi (26)
Rayhan Andhika Putera (28)
Retno Fajriah Wahyuningrum (29)
Kelas : XII MIPA 4
Nama Pembimbing : Amron Khasani, M.Si.
2019-2020
Kata Pengantar
Puji Syukur atas kami panjatkan kehadirat Allah Swt. Karena telah memberikan kesempatan
kepada kami untuk menyelesaikan makalah agama dengan tema “Hari Akhir” dengan baik
dan lancar, Shalawat serta salam tidak lupa kepada junjungan Nabi Muhammad Saw. beserta
keluarganya, sahabatnya dan semua umatnya yang selalu istiqamah sampai akhir zaman.
Tujuan dibuatnya tugas ini untuk memenuhi tugas kelompok mata pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan dapat memeberikan manfaat dan hikmah dari tema yang diangkat yaitu hari
akhir.
Kami menyadari dalam pembuatan tugas ini masih banyak terdapat kekurangan. Oleh karena
itu, kritik dan saran yang bersifat membangun sangat kami harapkan. Sehingga, tugas yang
sederhana ini dapat menjadi bahan bacaan yang bermanfaat serta mampu memenuhi harapan
dari berbagai pihak.

Jakarta, Juli 2019

Penulis
Pembahasan

1. Makna Iman kepada Hari Akhir


Hari akhir, dinamakan demikian, karena tidak ada hari setelahnya. Tidak ada hari yang kita
kenal yang diawali dengan terbitnya matahari dan diakhiri dengan tenggelamnya.

Mempercayai dengan yakin bahwa Allah akan membangkitkan manusia dari kuburnya.
Kemudian Dia akan memperhitungkan amalan mereka dan membalas amal perbuatannya
sampai yang berhak masuk surga akan menetap di surga dan orang yang berhak masuk
neraka menetap di dalamnya.

Beriman kepada Hari Akhir merupakan salah satu rukun iman. Keimanan seseorang tidak
akan diterima tanpa keimanan kepada Hari Akhir.

Makna beriman kepada hari akhir adalah beriman dengan segala hal yang berkaitan dengan
hari akhir tersebut, mulai dari kematian, fitnah kubur, nikmat dan siksa kubur, tanda-tanda
hari kiamat, kebangkitan manusia, dikumpulkannya manusia, perhitungan dan penimbangan
amal dan seterusnya sampai masuknya manusia ke dalam surga dan neraka.
Beriman kepada hari akhir termasuk rukun iman -yang tidak sah iman seseorang bila tidak
beriman dengannya.
Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam Quran Surat An-Nisa’ : 136

“Wahai orang-orang yang beriman, tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-Nya dan
kepada kitab yang Allah turunkan kepada Rasul-Nya serta kitab yang Allah turunkan
sebelumnya. Barangsiapa yang kafir kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya,
rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian, maka sesungguhnya orang itu telah sesat sejauh-
jauhnya.”

Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam bersabda ketika ditanya tentang apa itu iman,

‫اآلخ ِر َوت ُؤْ ِمنَ ِبا ْل َقد َِر َخي ِْر ِه َوش َِر ِه‬ ُ ‫أ َ ْن ت ُؤْ ِمنَ ِباهللِ َو َمالَ ِئ َك ِت ِه َو ُكت ُ ِب ِه َو ُر‬
ِ ‫س ِل ِه َوا ْل َي ْو ِم‬

“Engkau beriman kepada Allah, Malaikat-malaikat-Nya, Kitab-kitab-Nya, Rasul-rasul-Nya


dan hari akhir, dan engkau beriman dengan takdir yang baik dan yang buruk.” (HR.
Muslim).

Tidak ada yang mengetahui kapan terjadinya hari kiamat, kecuali Allah Subhanahu Wa
Ta’ala. Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman dalam Quran Surat Al-A’raf : 187

“Sesungguhnya pengetahuan tentang kiamat itu adalah pada sisi Tuhanku; tidak seorangpun
yang dapat menjelaskan waktu kedatangannya selain Dia. Kiamat itu amat berat (huru
haranya bagi makhluk) yang di langit dan di bumi. Kiamat itu tidak akan datang kepadamu
melainkan dengan tiba-tiba.” (Q.S. Al-A’raf : 187)

Malaikat Jibril ‘alaihissalam pernah menjelma menjadi seorang laki-laki dan datang kepada
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam dan bertanya tentang kapan hari kiamat terjadi.
Maka beliau Shalallahu ‘Alaihi Wasallam menjawab,

َّ ‫ع ْنهَا بِأ َ ْعلَ َم ِمنَ ال‬


‫سائِ ِل‬ ْ ‫َما ا ْل َم‬
َ ‫سؤ ُْو ُل‬

“Tidaklah yang ditanya lebih mengetahui dari pada yang bertanya” (HR. Muslim)
Apabila Malaikat Jibril yang paling dekat dengan Allah Subhanahu Wa Ta’ala dan
Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wasallam, Nabi yang paling dekat dengan Allah Subhanahu
Wa Ta’ala tidak mengetahui kapan terjadinya hari kiamat, maka bagaimana selain
keduanya bisa mengetahui.

Yang lebih penting dari itu bagi seorang hamba yang berakal adalah mempersiapkan bekal
yang cukup untuk menghadapi hari tersebut.

Makna Iman kepada hari Akhir

1. Beriman pada Hari Akhir mempengaruhi cara pandang sesorang dan konsistensinya
dalam beramal shalih dan bertakwa kepada Allah serta bisa menjauhkannya dari
egoisme dan riya.
Karena itu, tidak aneh kalau kita menemukan cukup banyak ayat Al-Qur`an yang
mengaitkan antara amal shalih dan keimanan kepada Hari Akhir. Allah 
berfirman,“Hanya yang memakmurkan masjid-masjid Allah ialah orang-orang yang
beriman kepada Allah dan Hari Kemudian.” (At-Taubah:18). Juga firman-Nya,“Dan
orang-orang yang beriman kepada adanya kehidupan akhirat tentu beriman kepadanya
(Al-Qur’an) dan mereka selalu memelihara shalatnya.” (Al-An’am: 92)

2. Mengingatkan orang-orang yang lalai dan disibukkan oleh kehidupan dan kenikmatan
dunia, sehingga dia lupa untuk beribadah kepada Allah dengan ketaatan dan lupa
bahwa akhirat adalah tempat tinggal yang abadi dan kekal.
Allah memuji para Rasul-Nya dalam Al-Qur`an dan menyebutkan latar belakang yang
membuat para Rasul itu berbuat baik. Allah  berfirman,“Sesungguhnya Kami telah
menyucikan mereka dengan (menganugerahkan kepada mereka) akhlak yang tinggi,
yaitu selalu mengingatkan (manusia) kepada negeri akhirat.” (Shaad: 46)
Artinya, salah satu sebab mereka selalu melakukan amal shalih itu kerena mereka
terus mengingat alam akhirat, sehingga mereka terus melakukan amal dan sikap yang
baik.
Orang beriman tidak akan bermalas-malasan untuk melaksanakan perintah Allah dan
Rasul-Nya. Allah  berfirman mengingatkan mereka, “Apakah kamu puas dengan
kehidupan di dunia sebagai ganti kehidupan di akhirat? Padahal kenikmatan hidup di
dunia ini (dibandingkan dengan kehidupan) di akhirat hanyalah sedikit.” (At-Taubah:
38)
Ketika seorang manusia beriman kepada Hari Akhir, maka dia akan yakin bahwa
kenikmatan dunia tidak sebanding dengan kenikmatan akhirat dan siksa akhirat jauh
lebih pedih dibandingkan dengan siksa dunia. Setiap azab di dunia–di jalan Allah–
tidak bisa dibandingkan dengan azab akhirat. Begitu pula kenikmatan–di jalan Allah–
juga jauh lebih besar di akhirat kelak.

3. Ketenangan hati bahwa manusia akan menemukan bagiannya. Kalau seseorang tidak
merasakan kenikmatan duniawi ketika hidupnya, maka dia tidak perlu merasa frustasi
apalagi sampai bunuh diri. Tetapi hendaknya dia bersungguh-sungguh dalam beramal
dan yakinlah bahwa Allah  tidak akan menghilangkan pahala dan balasan amal baik
seseorang. Walaupun haknya diambil orang lain atau dia dizalimi sekecil apapun itu,
maka dia akan mendapatkan haknya yang lebih baik di akhirat kelak. Bagaimana
mungkin seseorang merasa kebingungan padahal bagiannya pasti akan datang pada
saat dia membutuhkannya? Bagaimana mungkin pula dia bisa bersedih hati kalau dia
mengetahui bahwa yang akan menjadi hakim pengadilan di akhirat kelak adalah yang
Mahaadil dan Bijaksana, yaitu Allah?

2. Pengertian Hari Akhir


1. Menurut Al-Qur’an
 Kiamat Sugra (kecil)
Adalah peristiwa datangnya kematian bagi semua makhluk termasuk
manusia yang bersifat lokal dan individu
 Kiamat Kubra (besar)
Adalah peristiwanya seluruh kehidupan makhluk dan hancur leburnya
alam semesta secara total dan serentak
2. Menurut ilmu pengetahuan
 Geologi
Menurut ilmu geologi, bumi ini terdiri dari semacam gas panas
(nebula).Didalam perut bumi,masih tersimpan gas-gas panas yang
karakternya berkembang dan mendesak keluar.Bumi tidak meletus akibat
desakan ini karena diimbangi oleh tekanan atmosfir dari luar.suatu saat
tekanan dari dalam itu akan lebih kuat sehingga terjadi gempa dan letusan
gunung. Namun, suatu saat tekanan gas dari dalam melemah dan habis
sama sekali karena gas yang ada lambat laun menjadi cair dan
beku.sementara itu, tekanan dari luar semakin kuat sehingga bumi akan
hancur dan isinya berhamburan.
 Astronomi
Ahli astronomi menjelaskan bahwa planet-planet beredar diangkasa
mengelilingi matahari.Peredaran ini berjalan rapi tanpa terjadi tabrakan
dan benturan karena adanya daya tarik-menarik tersebut tidak selamanya
utuh.Daya itu semakin lama semakin habis. Bisa kita bayangkan,
seandainya suatu saat nanti keseimbangan itu tidak ada lagi, bumi akan
meluncur dengan kekuatan yang mahadahsyat menubruk matahari.
Dengan demikian,hancurlah bumi ini.
 Fisika
Letak matahari diperkirakan 150*1000000 kilometer jauhnya dari
bumi.Sinar matahari akan sampai ke bumi dalam waktu 8 menit 20
detik.Para fisikawan telah menghitung energi matahari yang dipancarkan
sama dengan 5,7* 1000000000000000000000000000 kalori per menit dan
mampu menyala selama 50 miliar tahun.Dengan demikian, waktu menyala
bagi matahari juga terbatas dan pada suatu hari nanti, matahari tidak akan
bersinar lagi.

3. Periode Hari Akhir


1. Yaumul ba’ats
Periode pertama dari kehidupan akhirat adalah yaumul-ba’ats, yaitu hari
dibangkitkannya manusia dari alam kubur atau alam barzakh. Alam barzakh
adalah alam tempat manusia setelah meninggal dunia hingga sebelum
dibangkitkan. Di alam barzakh itu malaikat Munkar dan Nakir memeriksa
keimanan setiap manusia beserta amal perbuatannya. Orang yang beriman dan
beramal shaleh akan mendapatkan nikmat kubur, sedangkan orang yang ingkar
dan berdosa akan memperoleh siksa kubur. Dengan ditemani amal perbuatannya
itulah manusia tinggal di alam barzakh sambil menunggu hari kebangkitan.
Setelah dunia ini hancur dan semuanya mati, Allah mengutus malaikat Isrofil
untuk meniup sangkakala yang ke dua. Saat itulah alam dunia yang hancur
berubah menjadi alam akhirat, dan pada saat itu pulalah manusia dibangkitkan dari
alam kubur/barzakh dalam keadaan yang bermacam-macam, sesuai dengan amal
yang telah dilakukannya. Allah berfirman sebagai berikut:
Artinya,”Pada hari itu manusia ke luar dari kuburnya dalam keadaan bermacam-
macam, supaya diperlihatkan kepada mereka (balasan) pekerjaan mereka.” (Q.S.
Az-Zalzalah/99:6)

2. Yaumul mahsyar
Setelah dibangkitkan dari kubur, kemudian semua umat manusia digiring untuk
berkumpul pada suatu tempat yang amat luas yang bernama Padang Mahsyar guna
menerima catatan amalnya masing-masing. Hari dikumpulkannya manusia di
Padang Mahsyar guna menerima semua catatan amal perbuatannya itulah yang
disebut Yaumul Mahsyar. Diceritakan dalam Al-Qur’an bahwa sikap manusia
dalam menerima catatan amal perbuatannya itu berbeda-beda, tergantung amal
perbuatannya. Ada yang menerimanya dengan tangan kanan, ada yang dengan
tangan kiri, dan ada pula yang dengan punggungnya. Adapun dasar tentang
adanya yaumul mahsyar adalah firmzn Allah sebagai berikut:
Artinya,”Dan (Ingatlah) akan hari (yang ketika itu) kami perjalankan gunung-
gunung dan kamu akan dapat melihat bumi itu datar dan kami kumpulkan seluruh
manusia, dan tidak kami tinggalkan seorangpun dari mereka. (Q.S. al-
Kahfi/18:47)

3. Yaumul hisab dan Yaumul mizan


Setelah manusia menerima catatan amal perbuatannya di padang Mahsyar, lalu
diadakan pemeriksaan dan perhitungan amal baik dan buruknya yang disebut
yaumul hisab. Saat menjalani hisab, manusia hanya dapat pasrah dengan keadaan
masing-masing dan dengan penyesalan yang dalam. Mulut mereka ditutup rapat-
rapat sehingga tidak dapat berbicara dusta. Tangan–tangan mereka dibiarkan
berbicara tentang apa yang dilakukan di dunia dan kaki-kaki mereka memberikan
kesaksian atas semua perbuatan mereka di dunia, sehingga tiada satupun yang
dapat mengelak atau berdusta seperti di dunia. Allah berfirman sebagai berikut:
Artinya,”Pada hari Ini kami tutup mulut mereka; dan berkatalah kepada kami
tangan mereka dan memberi kesaksianlah kaki mereka terhadap apa yang dahulu
mereka usahakan.” ( Q.S.Yâsin: 65)
Setelah selesai pemeriksaan dan perhitungan, selanjutnya amal perbuatan itu
ditimbang untuk diketahui secara pasti keberadaan amal baik dan buruknya.
Penimbangan dilakukan seadil-adilnya, tanpa ditambah atau dikurangi sedikit
pun, karena nantinya sekecil apa pun kebaikan dan keburukan yang dilakukan
manusia akan mendapatkan balasan yang setimpal. Hari penimbangan amal
perbuatan manusia itu disebut yaumul mizan. Firman Allah SWT :

4. Yaumus Shirath
Setelah ditimbang amal perbuatannya, untuk menerima balasan yang sebenar-
benarnya atas amal perbuatannya, setiap manusia disaratkan berjalan melewati
Sirathal mustakim ( jembatan yang lurus yang menurut riwayat amat sangat kecil
dan tajamnya tujuh puluh kali lipat dari pisau cukur). Bagi orang yang banyak
beramal baik, maka akan dapat melewati jembatan atau ash sirath tersebut dengan
selamat, tetapi bagi orang yang banyak beramal buruk maka akan terjatuh dari
jembatan tersebut dan akhirnya dimasukkan ke dalam neraka selama-lamanya.

5. Yaumul Jaza’
Yaumul jaza’ adalah hari dimana manusia mulai menerima pembalasan yang
sebenar-benarnya dari semua amal perbuatannya di dunia, yakni masuk surga atau
neraka. Surga adalah suatu tempat yang disediakan sebagai pembalasan bagi
setiap orang yang beriman dan beramal sholeh, Ia akan mendapatkan tempat di
surga dan kenikmatan yang tak terhingga. Sedangkan Neraka adalah tempat yang
sengsara dan hina sehingga tak dapat digambarkan dengan pancaindera, dan itu
disediakan sebagai balasan orang yang tidak mau beriman kepada Allah SWT.

4. Hakikat Iman kepada Hari Akhir


Iman kepada hari akhir merupakan rukun iman yang kelima yang harus diyakini
oleh setiap umat Islam. Segala perbuatan yang dilakukan oleh setiap manusia,
baik maupun buruk akan dipertanggungjawabkan di akhirat kelak. Oleh sebab itu,
keimanan kepada Hari Akhir hendaknya dijadikan landasan utama untuk
menyadarkan diri agar selalu taat kepada ajaran Allah Swt. Hari akhir sudah
pastilah akan datang, namun waktu pastinya kita tidak akan bisa tahu karena
hanya allah swt lah yang tahu, maka dari itu beribadah dan berbuat kebaikan
mulai dari sekarang hingga seterusnya, karena hari akhir bisa datang kapan saja,
jangan sampai kita baru merasa menyesal saat semuanya telah terlambat. Banyak
ayat dan hadis yang memerintahkan kita agar meyakini datangnya Hari Akhir, di
antaranya adalah firman Allah Swt. pada Q.S. al-Ba qarah/2:4
berikut:

Artinya:
“dan mereka yang beriman kepada (al-Qur’an) yang diturunkan kepadamu
(Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan sebelum engkau, dan
mereka yakin akan adanya akhirat”.

Kemudian dalam percakapan Rasulullah dengan malaikat Jibril yang panjang


tentang iman, Islam, dan Ihsan,

beliau bersabda (ketika ditanya tentang iman):hadist tentang iman


Artinya: “Beliau menjawab: “Kamu beriman kepada Allah, malaikat-malaikatnya,
kitab-kitab-Nya, para Rasul-Nya, hari akhir, dan takdir baik dan buruk” (H.R.
Muslim).

Hakikat Beriman Kepada Hari Akhir – Dalam ayat di atas ditegaskan bahwa
meyakini adanya Hari Akhir merupakan salah satu ciri orang beriman. Sedangkan
dalam penggalan hadis di atas, Rasulullah saw menyebut Hari Akhir sebagai salah
satu perkara yang wajib diyakini, yang kemudian disebut rukun iman.
hakekat iman kepada hari akhir
Beriman kepada hari akhir adalah sebuah kewajiban bagi setiap muslim. Dalam
penggalan al quran dan hadist diatas beriman kepada hari akhir adalah wajib,
sama wajibnya dengan kita percaya akan adanya allah swt, malaikat, surga dan
neraka. Jika kita tidak percaya kepada hari akhir maka tidak sempurna lah iman
kita, karena beriman kepada hari akhir adalah salah satu dari rukun iman. Iman
memang bukan lah hal yang bisa dilihat dengan kepala mata sendiri apalagi di
dunia ini. tapi iman bukan hanya soal logika atau apa yang bisa kita lihat, iman
adanya dihati. Iman dan logika tentu tidak akan bisa bersamaan karena logika
manusia sangatlah terbatas sehingga kita takkan bisa memahami seluruh hal yang
ada di dunia ini. Pandangan kita pun terbatas, begitupun dengan telinga dan lain
sebagainya, kita tidak bisa melihat orang yang berada di benua lain, begitu juga
dengan telinga tidak bisa mendengar suara dari jarak yang sangat jauh sekali.
Hakikat beriman kepada hari akhir berarti percaya dengan penuh keyakinan
bahwa kehidupan yang kekal hanyalah di akhirat.

5. Hikmah Iman kepada Hari Akhir


Keyakinan kepada hari akhirat akan memberikan beberapa hikmah kepada orang yang
mengimaninya, sebagai berikut :

1. Tidak akan meniru pola hidup orang kafir (yang tidak beriman).
"Janganlah sekali-kali kamu terperdaya oleh kebebasan orang-orang kafir bergerak di
dalam negeri. Itu hanyalah kesenangan sementara, kemudian tempat tinggal mereka ialah
Jahanam; dan Jahanam itu adalah tempat yang seburuk-buruknya." (QS 3:196-197)

Allah SWT telah memperingatkan kita supaya tidak terpedaya dan ikut-ikutan gaya hidup
orang kafir, yang penuh dengan kebebasan (foya-foya, dugem, mabok, free sex, dll). Itu
adalah kesenangan sementara saja, selama hidup didunia. Tetapi akibatnya ditanggung
selama-lamanya didalam neraka jahanam. Naudzubillahi min dzaalik.

2. Selalu beramal sholeh dan meningkatkan ketakwaan.


Orang yang beriman dengan adanya hari akhir yakin dan mengharap akan bertemu dengan
Allah, oleh karena itu dia akan selalu berusaha beramal sholeh dan meningkatkan ketakwaan
kepada Allah. Sehingga ketika menemui-Nya dalam keadaan siap.

"... Dan kerjakanlah (amal yang baik) untuk dirimu, dan bertakwalah kepada Allah dan
ketahuilah bahwa kamu kelak akan menemui-Nya. Dan berilah kabar gembira orang-orang
yang beriman." (QS 2:223)
"... Barang siapa mengharap perjumpaan dengan Tuhannya maka hendaklah ia mengerjakan
amal yang saleh dan janganlah ia mempersekutukan seorang pun dalam beribadah kepada
Tuhannya". (QS 18:110)

3. Selalu berusaha berbuat baik dan benar.


Orang yang beriman kepada hari akhir akan selalu berbuat baik dan benar dalam hidupnya.

"Dan takutlah kamu kepada suatu hari di waktu seseorang tidak dapat menggantikan
seseorang lain sedikit pun dan tidak akan diterima suatu tebusan daripadanya dan tidak
akan memberi manfaat sesuatu syafaat kepadanya dan tidak (pula) mereka akan ditolong."
(QS 2:123)

Mengapa harus baik dan benar? Karena perbuatan baik belum tentu benar, tetapi perbuatan
benar sudah pasti baik. Misalnya, perbuatan menolong orang adalah baik, tetapi belum tentu
benar. Menolong orang dalam rangka apa? Apakah menolong dalam rangka kebaikan dan
takwa, atau dalam rangka dosa. Menolong orang berbuat dosa atau jahat adalah tidak benar
dan tidak dibenarkan dalam Islam.

"... Dan tolong-menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebaikan dan takwa, dan jangan
tolong-menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah kamu kepada
Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya." (QS 5:2)

Bukan hanya harus melakukan perbuatan baik dan benar, perkataan pun harus baik dan benar,
sebagaimana sabda Rasulullah saw:

"Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari akhir hendaklah ia berhata benar atau diam."
(HR Bukhari dan Muslim)

4. Mau berjihad dijalan Allah dengan jiwa dan harta.


Berjihad bagi orang yang beriman kepada hari akhir adalah sebuah kemestian, karena jihad
dengan jiwa dan harta merupakan jual beli seorang mukmin dengan Allah, serta merupakan
pembenaran atas keimanannya.

"Sesungguhnya Allah telah membeli dari orang-orang mukmin, diri dan harta mereka
dengan memberikan surga untuk mereka. Mereka berperang pada jalan Allah; lalu mereka
membunuh atau terbunuh. (Itu telah menjadi) janji yang benar dari Allah di dalam Taurat,
Injil dan Al Qur’an. Dan siapakah yang lebih menepati janjinya (selain) daripada Allah?
Maka bergembiralah dengan jual beli yang telah kamu lakukan itu, dan itulah kemenangan
yang besar." (QS 9:111)

"Sesungguhnya orang-orang yang beriman hanyalah orang-orang yang beriman kepada


Allah dan Rasul-Nya kemudian mereka tidak ragu-ragu dan mereka berjihad dengan harta
dan jiwa mereka pada jalan Allah, mereka itulah orang-orang yang benar." (QS 49:15)

5. Tidak bakhil (kikir) dalam berinfaq.


Ketika seseorang beriman kepada hari akhir, ia akan selalu berinfak dijalan Allah dengan
tidak kikir. Karena ia tahu akibat kikir terhadap hartanya itu dikemudian hari, serta ia tahu
pahala yang berlipat ganda yang diterimanya bila ia berinfak dijalan Allah SWT.

"Sekali-kali janganlah orang-orang yang bakhil dengan harta yang Allah berikan kepada
mereka dari karunia-Nya menyangka, bahwa kebakhilan itu baik bagi mereka. Sebenarnya
kebakhilan itu adalah buruk bagi mereka. Harta yang mereka bakhilkan itu akan
dikalungkan kelak di lehernya di hari kiamat. Dan kepunyaan Allah-lah segala warisan
(yang ada) di langit dan di bumi. Dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan." (QS
3:180)

"Kecelakaanlah bagi setiap pengumpat lagi pencela, yang mengumpulkan harta dan
menghitung-hitungnya, dia mengira bahwa hartanya itu dapat mengekalkannya, sekali-kali
tidak! Sesungguhnya dia benar-benar akan dilemparkan ke dalam Huthamah. Dan tahukah
kamu apa Huthamah itu? (yaitu) api (yang disediakan) Allah yang dinyalakan, yang
(membakar) sampai ke hati. Sesungguhnya api itu ditutup rapat atas mereka, (sedang
"mereka itu) diikat pada tiang-tiang yang panjang." (QS 104:1-9)

"Perumpamaan (nafkah yang dikeluarkan oleh) orang-orang yang menafkahkan hartanya di


jalan Allah adalah serupa dengan sebutir benih yang menumbuhkan tujuh bulir, pada tiap-
tiap bulir: seratus biji. Allah melipat gandakan (ganjaran) bagi siapa yang Dia kehendaki.
Dan Allah Maha Luas (karunia-Nya) lagi Maha Mengetahui. Orang-orang yang
menafkahkan hartanya di jalan Allah, kemudian mereka tidak mengiringi apa yang
dinafkahkannya itu dengan menyebut-nyebut pemberiannya dan dengan tidak menyakiti
(perasaan si penerima), mereka memperoleh pahala di sisi Tuhan mereka. Tidak ada
kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati." (QS 2:261-262)

6. Memiliki kesabaran dalam kebenaran dan ketika tertimpa musibah.


Ketika keimanan kepada hari akhir tertanam dalam hati, maka orang itu akan selalu sabar
dalam kebaikan dan dalam keadaan apapun. Meskipun musibah menimpa dirinya, ia akan
tetap sabar bahkan meningkatkan kesabarannya.

"Hai orang-orang yang beriman, bersabarlah kamu dan kuatkanlah kesabaranmu dan
tetaplah bersiap siaga (di perbatasan negerimu) dan bertakwalah kepada Allah supaya kamu
beruntung." (QS 3:200)

"Dan sungguh akan Kami berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan,
kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-
orang yang sabar, (yaitu) orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka mengucapkan,
"Innaa lillaahi wa innaa ilaihi raaji`uun." (QS 2:155-156)

Ia tahu bahwa dunia ini hanya sementara, semua akan mati. Penderitaan didunia hanyalah
sementara, segala sesuatu akan disempurnakan diakhirat nanti, sebagaimana firman Allah
SWT:

"Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Dan sesungguhnya pada hari kiamat sajalah
disempurnakan pahalamu. Barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan ke dalam
surga, maka sungguh ia telah beruntung. Kehidupan dunia itu tidak lain hanyalah
kesenangan yang memperdayakan." (QS 3:185)

Cara menerapkan hikmah beriman kepada hari akhir dapat Anda lakukan dengan cara :

1. Selalu berusaha menjadi lebih baik


Seorang yang beriman kepada hari akhir akan berusaha menjadi lebih baik dari hari yang
telah terlewati. Jika hari kemarin lebih baik daripada hari ini berarti termasuk orang-orang
yang merugi.
2. Tidak silau pada gemerlap dunia
Hanya orang-orang yang beriman dan menyadari bahwa dunia ini hanya sementara yang
tidak tertipu oleh gemerlapnya dunia. Kekayaan atau kemiskinan semua merupakan ujian dari
Allah SWT. Kaya atau miskin dapat mengantarkan seseorang pada kekufuran. Baik kaya
maupun miskin hendaknya tidak tertipu oleh gemerlapnya dunia yang tidak kekal.

3. Tidak iri atas nikmat orang lain


Allah memberikan nikmat yang berbeda-beda kepada manusia. Ada manusia yang di karuniai
nikmat berupa kekayaan, keturunan, kecerdasan, keberuntungan, dsb. Terhadap orang lain
kita tidak boleh iri. Iri dapat berupa sikap tidak rela pada orang lain mendapat nikmat dan
ingin agar nikmat tersebut beralih kepadanya.

4. Bersikap rendah hati


Bersikap rendah hati terhadap apapun yang dimiliki merupakan perilaku terpuji. Orang yang
rendah hati menyadari bahwa segala sesuatu yang dimiliki hanya titipan Allah SWT. Titipan
yang setiap saat dapat diambil oleh pemiliknya. Oleh karena itu, seseorang yang rendah hati
tidak pernah sombong dengan sesuatu yang dititipkan kepadanya. Ia merasa tidak patut
bersikap sombong dan bangga diri terhadap titipan Allah SWT.

5. Menghindari sifat cinta dunia yang berlebihan


Seseorang yang dikarunia harta akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat kelak. Oleh
karena itu, seseorang yang beriman dan dikaruniai harta berlebih akan mempergunakan
hartanya tersebut di jalan-Nya. Ia akan membelanjakan hartanya di jalan yang diridai Allah.
Misalnya, membantu fakir miskin, membantu pembanguna masjid, madrasah/ sekolah, rumah
sakit, dan kegiatan lain yang diridai Allah SWT.
6. Bersikap optimis dan lapang dada
Sikap optimis juga menjadi slaha satu sikap yang dimiliki oleh orang yang
beriman. Ia optimis bahwa segala sesuatu akan mendapat balasan. Selain itu, ia
juga optimis bahwa segala amal buruk akan mendapat balasan

6. Menerapkan perilaku mulia


Beberapa contoh perilaku yang mencerminkan iman kepada hari akhir, sebagai berikut :
a. Selalu berusaha menjadi lebih baik
Seorang yang beriman kepada hari akhir akan berusaha menjadi lebih baik dari hari
yang telah terlewati. Jika hari kemaren lebih baik daripada hari ini berarti termasuk orang-
orang yang merugi.
b. Tidak silau pada gemerlap dunia
Dunia dan isinya memnag banyak menawarkan banyak kenikmatan. Tetapi dengan
kenikmatan dunia orang-orang tidak menyadari bahwa gemerlapnya dunia merupakan tipuan
yang akan menyeret dan menenggelamkan kemegahan sesaat. Hanya orang-orang
yang beriman dan menyadari bahwa dunia ini hanya sementara yang tidak tertipu oleh
gemerlapnya dunia.
Kekayaan memang perlu disyukuri. Kekayaan atau kemiskinan semua merupakan ujian
dari Allah SWT. Jika si kaya menjadi orang yang bersyukur dan dapat mempergunakan
kekayaanya pada jalan Allah berarti ia termasuk orang-orang yang beruntung. Sebaliknya jika
si miskin yang bersyukur dengan kemiskinanya dan tetap menjalankan tujuan penciptaanya
sebagai manusia, ia termasuk orang yang beruntung. Kaya atau miskin dapat mengantarkan
seseorang pada kekufuran. Baik kaya maupun miskin hendaknya tidak tertipu oleh
gemerlapnya dunia yang tidak kekal.
c. Tidak iri atas nikmat orang lain.
Allah memberikan nikmat yang berbeda-beda kepada manusia. Ada manusia yang di
karuniai nikmat berupa kekayaan, keturunan, kecerdasan, keberuntungan, dsb. Terhadap orang
lain kita tidak boleh iri. Iri dapat berupa sikap tidak rela pada orang lain mendapat nikmat dan
ingin agar nikmat tersebut beralih kepadanya.
d. Bersikap rendah hati.
Bersikap rendah hati terhadap apapun yang dimiliki merupakan perilaku terpuji. Orang
yang rendah hati menyadari bahwa segala sesuatu yang dimiliki hanya titipan Allah SWT.
Titipan yang setiap saat dapat diambil oleh pemiliknya. Oleh karena itu, seseorang yang rendah
hati tidak pernah sombong dengan sesuatu yang dititipkan kepadanya. Ia merasa tidak patut
bersikap sombong dan bangga diri terhadap titipan Allah SWT.
e. Menghindari sifat cinta dunia yang berlebihan
Seseorang yang dikarunia harta akan dimintai pertanggung jawaban di akhirat kelak.
Oleh karena itu, seseorang yang beriman dan dikaruniai harta berlebih akan mempergunakan
hartanya tersebut di jalan-Nya. Ia akan membelanjakan hartanya di jalan yang diridai Allah.
Misalnya, membantu fakir miskin, membantu pembanguna masjid, madrasah/ sekolah, rumah
sakit, dan kegiatan lain yang diridai Allah SWT.
f. Bersikap optimis dan lapang dada
Sikap optimis juga menjadi salah satu sikap yang dimiliki oleh orang yang beriman. Ia
optimis bahwa segala sesuatu akan mendapat balasan. Selain itu, ia juga optimis bahwa segala
amal buruk akan mendapat balasan yang sesuai.
Contoh perilaku beriman kepada hari akhir dalam lingkungan sekolah:
1. Meminjami buku catatan pada teman yang saat dispen
2. Membayar amal
3. Membantu ibu membersihkan rumah
4. Meminjami uang teman saat membutuhkan
5. Membantu anak saat terjatuh
6. Menyingkirakan batu di jalan
7. Membuang samaph pada tempatnya
8. Membaca Al-Qur’an dan maknanya
9. Memberi sedekah pada orang-orang yang kurang mampu
10. Membantu ibu mencuci baju
11. Menyapu kelas
12. Shalat 5 waktu
13. Shalat tahaju di sepertiga malam
14. Shalat jama’ah dimasjid maupun dimushola
15. Berdzikir
16. Berkumpul dengan orang-orang shaleh
17. Berkunjung kerumah bapak atau ibu guru saat lebaran
18. Tidak mengejek teman
19. Tidak memukul teman
20. Tidak menggunjing teman
21. Tidak berbicara kotor
22. Tidak meminum-minuman keras
23. Tidak menyekutukan allah dan utusan-utusannya
24. Hormat kepada bapak/ibu guru
25. Hormat kepada orang tua
26. Membantu ibu mencuci piring
27. Tidak memukul teman
28. Membantu guru membersihkan tulisan dipapan tulis
29. Tidak bebuat zina
30. Shalat tepat waktu
31. Menjalankan ibadah puasa sesuai ketentuan
32. Tidak menggunakan narkoba
33. Memakan makanan yang baik dan halal
34. Memakai baju yang menutupi aurot
35. Memandikan orang yang meninggal
36. Mengkhafani orang yang meninggal
37. Menshalatkan orang yang meninggal
38. Menguburkan orang yang meninggal
39. Membayar hutang kepada orang lain
40. Tidak makan secara berlebihan
41. Tidak menjadi orang yang sombong
42. Tidak membeda-bedakan yang kaya dengan yang miskin
43. Tidak membeda-bedakan yang pintar dengan yang bodoh
44. Tidak memilih-milih dalam berteman
45. Tidak makan ditempat umum pada saat bulan ramadhan
46. Bertanggung jawab saat menghilangkan pensil teman
47. Saat kita makan ada teman yang dating, maka mengajaknya makan pula
48. Mengantarkan teman pulang tanpa memikirkan uang bensin
49. Menghadapi cobaan dari allah dengan lapang dada
50. Berdoa agar diselamatkan di akhirat.

Hari akhir merupakan hari perhitungan amal yag telah dilakukan selama hidup di dunia.
Selanjutnya, amal tersebut akan dibalas dengan balasan yang sesuai. Amal baik akan dibalas
dengan kebaikan dan amal burukpun juga akan dibalas dengan keburukan.
Tiupan nafiri oleh malaikat israfil atas perintah Allah SWT. Menandai manusia
kebangkitan manusia dari kubur. Manusia dibangkitkan dari kubur dan berbondong-bondong
menuju padang mahsyar. Di tempat ini manusia menunggu panggilan dari Allah untuk
mempertanggung jawakan semua perbuatan selama di dunia. Peristiwa yang akan terjadi ini
hendaknya membuat kita sadar sehingga selau berhati-hati dalam berbuat, berpikir beribu kali
ketika akan melakukan perbuatan maksiat.
Allah telah menyediakan surga bagi hamba-hamba yang beriman dan menjalakan amal
saleh. Selain itu, Allah juga menyediakan neraka bagi mereka yang senantiasa berbuat maksiat
dan melanggar perintahn-Nya. Agar dapat merasakan nikmat tinggal di surga, sesorang harus
menjalankan perintah Allah Swt. Dan menjauhi larangan-Nya.
Usaha maksimal harus kita lakukan agar dapat menjalankan perintah Allah SWT. Dan
menjauhi larangan-Nya. Agar dapat menjauhi larangan Allah Swt juga diperlukan dengan
usaha sekuat tenaga.Mari kita biasakan hal-hal berikut dalam kehidupan sehari-hari.
1. Beriman bahwa dunia ini akan hancur dan binasa
2. Memperbanyak amal saleh dan kebajikan lainya untuk bekal kehidupan akhirat
3. Senantiasa mendekatkan diri pada Allah SWT.
4. Menjauhi perbuatan maksiat dan larangan Allah SWT.
5. Bersikap rendah hati dan tidak silau atas nikmat orang lain.
Penutup

Kesimpulan :
a. Iman kepada Hari Akhir adalah meyakini dan mempercayai bahwasanya hari akhir pasti
akan tiba yang sesuai dengan keterangan-keterangan Allah melalui firman-firmanya dalam Al-
quran.
b. Tanda-tanda hari akhir:
- Matahari terbit dari arah barat
- Turunya Imam Mahdi
- Datangnya Dajjal
- Turunya Nabi Isa AS
c. Peristiwa sesuda hari akhir
- Adanya masyar dan hisab.
- Shirod (jembatan).
- Surga dan Neraka
d. Fungsi iman kepada HariAKhir
- Berlaku seimbang antara urusan dunia dan akhirat
- Harapan mempeoleh keadilan yang hakiki
- Mencegah orang berbuat maksiat
e. Balasan orang taqwa, sabar dan beramal sholeh adalah Surga, sedangkan balasan orang
yang berbuat dosa adalah Neraka.

Saran :
1. Hanya satu saran yaitu kita harus selalu ingat (beriman) kepada Allah karena kita tidak akan
tahu kapan akan terjadi kiamat, entah itu kiamat sugra (kematian) ataupun kiamat kubra
(kiamat)
2. Demi kesumpurnaan makalah ini, penulis sangat mengharapkan kritikan dan saran yang
bersifat menbangun kearah kebaikan demi kelancara dan kesempurnaan penulisan ini.
Daftar Pustaka
 Academia.com
 pustaka.abatasa.co.id

 www.yuksinau.id

 Dimyati,HA.Sholeh dan Feisal Ghozali.2018. Pendidikan Agama


Islam.Jakarta: Pusat Kurikulum dan Perbukuan, BaPlitbang,Kemendikbud

Anda mungkin juga menyukai