Anda di halaman 1dari 2

HIJRAH KE HABASYAH

 Alasan hijrah ke habasyah

Pada tahun keempat dari kenabian kaum mukmin yang ada di mekkah mendapat
tekanan oleh orang-orang quraisy. Tekanan ini diarahkan oleh orang mukmin yang lemah. Hari
demi hari dan bulan tekanan ini semakain keras yang terjadi hingga pertengahan tahun kelima
kenabian. Mekkah terasa sempit bagi kamu mukmin yang mendapat tekanan itu dan mereka
mulai berpikir untuk menvari jalan keluar dari siksaan yang pedih ini. Kondisipun semakin
sempit dan menjepit. Turunlah surat Al-kahf yang menceritakan tiga kisah yaitu kisah pertama
tentang Ashhabul kahfi yang diberi petunjuk untuk hijrah dari pusat kekufuran dan pemusuhan,
kisah kedua tentang Khidhr dan Musa dan yang ketiga kisah tentang Dzul Qarnain yang
memberi pengertian kalau bumi ini milik Allah. Kemudian turunlah surat Az-Zamar yang
mengisyaratkan untuk hijrah dan menyatakan bahwa bumi Allah ini tidaklah sempit.

Rasulullah mengetahui bahwa Ashhamah An-Najasyi, raja yang berkuasa di Habasyah


adalah raja yang adil, tidak ada seorang pun yang teraniaya disisinya. Maka Rasulullah
memerintahkan agar kamu muslim hijrah ke Habasyah dan melarikan diri untuk
menyelamatkan agamanya.

 Proses terjadinya hijrah

Hijrah ke Habasyah ini terjadi pada tahun kelima dari kenabian dan dilakuakan
beberapa orang. Hijrah yang pertama kali ke Habasyah terdiri dari dua belas orang laki-laki
dan empat orang wanita. Hijrah ke Habasyah ini dipimpin oleh Utsman bin Affan dan ikut
juga putri dari rasulullah yang benama Sayyidah Ruqayyah.

Rombongan ini hijrah ke Habasyah dengan bejalan mengedap-endap di tengah malam,


mereka pergi menuju pinggir pantai agar tidak diketahui orang-orang Quraisy. Secara
kebetulan saat rombongan ini tiba di pelabuhan syaibah ada dua kapal yang datang yang
hendak ke Habasyah juga. Setelah itu orang-orang Quraisy mengetahui kepergian rombongan
ini dan mereka langsung mengejar menujuh ke pelabuhan syaibah tersebut tapi ketika orang
Quraisy ini tiba tidak mendapatkan orang mukmin karena rombongan itu sudah berangkat ke
Habasyah.
Pada bulan Ramadhan pada tahun yang sama Rasulullah keluar dari Masjidil Haram
dan saat itu para pemuka dan pembesar Quraisy sedang berkumpul disana. Rasulullah pun
membacakan surat An-Najm dan orang Quraisy pun mendengarkan surat itu dengan seksama.
Namun, ketika dilanturkan bacaan surat ini, gendang telinga mereka diketuk kalam ilahi yang
indah tersebut. Hati orang Quraisy ini seperti ternang mendengarkan surat ini dan ketika
Rasulullah melajutkan ayat terakhir: “Maka bersujudlah kepada Allah dan sembahlah (Dia).”
(An-Najm 62). Maka bersujudlah orang Quraisy tersebut dan tak seorangpun yang mampu
mengusai diri.

Cerita sujudnya orang Musyrik ini didengar para muhajirin di Habasyah, tetapi dengan
versi yang bebedah , jauh dari kebenaran yang terjadi. Cerita yang sampai ke mereka adalah
bahwah orang-orang Quraisy sudah masuk Islam. Oleh karena itu mereka pulang ke Mekkah
pada bulan Syawal pada tahun yang sama. Ketika mendekati Mekkah barulah mereka tahu
kejadian yang sebenarnya bahwa kabar itu salah. Dengan itu ada orang yang kemali ke
Habasyah dan ada juga yang tetap ke Mekkah. Mereka yang tetap ke Mekkah masuk dengan
cara sembunyi-sembunyi dan ada juga yang di bantu oleh kaum mereka sendiri. Setelah itu
siksaan dan penindasan semakin menjadi-jadi bagi orang mukmin tersebut.

Setelah melihat siksaan dan penindasan ini Rasulullah memerintahkan untuk hijrah ke
Habasyah untuk yang kedua kalinya. Tetapi hijrah yang kedua kalinya ini sangat berat karena
orang Quraisy meningkatkan kewaspadaannya. Namun Allah melapangkan jalan orang yang
hijrah sebelum orang Quraisy mengetahuinya. Hijrah untuk kedua kalinya ini di lakukan oleh
83 orang laki-laki dan 18 orang wanita.

 Tipu muslihat Quraisy dalam menghadapi orang-orang muslim yang hijrah ke Habasyah

Orang-orang musyrik sangat meradang jika orang-orang muhajirin memperoleh tempat


yang aman bagi diri dan agama mereka. Untuk itu orang-orang Quraisy memili

Anda mungkin juga menyukai